Anda di halaman 1dari 10

STRATEGI MENINGKATKAN EKONOMI KREATIF DI ERA PANDEMI COVID-19

THE STRATEGY IN INCREASING CREATIVE ECONOMY DURING THE COVID-19


PANDEMIC

Abstrak
Tujuan: Tujuan mengetahui strategi meningkatkan ekonomi kreatif selama pandemi COVID-19,
terutama mengenai e-commerce dan rantai pasok (supply chain)
Metodologi: Tinjauan pustaka, dengan menggunakan database Science Direct dan Google Scholar.
Kata kunci yang digunakan adalah COVID-19, e-commerce, ekonomi kreatif, meningkatkan, rantai
pasok (supply chain), strategi
Hasil: Efektivitas rantai pasok dapat ditingkatkan dengan cara menganalisis strength, weakness,
opportunity, and challenges (SWOT), sehingga kekuatan dan kesempatan dapat dioptimalkan.
E-commerce dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan kreativitas dan inovasi, serta bekerjasama
dengan pemerintah dan pelaku usaha lainnya.
Limitasi: Tulisan ini merupakan hasil penelusuran pustaka secara naratif. Di dalam makalah ini
hanya disitasi sebagian kecil penelitian yang dilakukan selama masa pandemi COVID-19 mengenai
rantai pasok (supply chain) dan e-commerce. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk strategi
peningkatan efektivitas rantai pasok dan e-commerce untuk segala jenis barang dan komoditi di masa
pandemi COVID-19 ini.
Kontribusi: Kontribusi penulisan ini adalah pada ekonomi kreatif, terutama untuk meningkatkan
efektivitas rantai pasok dan e-commerce.
Kata kunci: COVID-19, e-commerce, ekonomi kreatif, meningkatkan, rantai pasok (supply chain),
strategi.

Abstract
Purpose: This paper aims to know the strategy to increase creative economy during the COVID-19
pandemic, especially about e-commerce and supply chain
Methodology: Literature review, by using database Science Direct and Google Scholar. Keywords
used were COVID-19, e-commerce, creative economy, increase, supply chain, strategy
Results: The effectivity of supply chain can be increased by analyzing strength, weakness,
opportunity, and challenges (SWOT), in order to optimalize strength and opportunities.
E-commerce can be increased by enhancing creativity and innovation, and doing cooperation with
government and other entrepreneurs.
Limitations: This paper is a narrative literature review. There are only few studies about e-commerce
and supply chain during the COVID-19 pandemic in this paper. Further studies are needed for the
strategy in increasing the e-commerce and supply chain for each items and commodities during the
COVID-19 pandemic.
Contribution: The contribution of this paper is for the creative economy, in increasing the effectivity
of supply chain and e-commerce.
Keywords: COVID-19, e-commerce, creative economy, increase, supply chain, strategy

1. Pendahuluan
Sejalan dengan adanya globalisasi di bidang ekonomi dan teknologi, ada perkembangan pesat
dalam teknologi dunia bisnis. Di sisi lain, jaringan sosial telah menjadi lebih kompleks karena adanya
internet. Teknologi kecerdasan buatan juga dapat digunakan di dalam bisnis daring. Namun terkadang
sedikit sulit mengatur produk daring. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang tepat (Wu & Han,
2021).
Kondisi pandemi COVID-19 membuat industri bisnis daring makin menjamur. Namun adanya

2021 | Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNASIKOM)


kondisi COVID-19 yang tidak pasti ini kadang mempersulit pengelola rantai pasok (supply chain
managers). Preferensi maupun kegemaran konsumen ini berubah dengan sangat cepat. Oleh karena
itu, perlu dilakukan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dan kemampuan bersaing
industri kreatif supaya tercipta inovasi yang optimal. Strategi pengembangan ini sangat penting karena
bukan hanya menyediakan informasi, namun juga keresediaan uang, barang, inovasi, juga
berkembangnya pengetahuan, efisiensi, dan nilai (value). Analisis ini penting untuk mengetahui peta
kekuatan bisnis yang dimiliki. Analisis yang umum dipakai adalah analisis Strengths, Weaknesses,
Opportunities, and Threats (SWOT) yang menyatakan kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan
ancaman. Hal ini amat penting untuk menentukan strategi alternatif. Untuk strategi fokus, digunakan
metode Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM), yang merupakan matriks perencanaan
strategi dengan mempertimbangkan total nilai ketertarikan (total attractiveness scores) (Heryani et al.,
2020).
Analisis kekuatan dan kelemahan faktor internal dan eksternal juga merupakan hal yang sangat
penting. Faktor internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan disebut sebagai matriks Internal
Factor Evaluation (IFE). Faktor eksternal terdiri dari peluang dan ancaman. Faktor ini disebut sebagai
matriks External Factor Evaluation (EFE). Semua hal ini berperan penting pada pengembangan
industri kreatif demi terciptanya inovasi yang berbobot (Heryani et al., 2020).
Pemilihan strategi dan pengambilan keputusan memakai metode Quantitative Strategic
Planning Matrix (QSPM). Perhitungan QSPM diperoleh dari rata-rata faktor internal dan faktor
eksternal dengan perolehan Total Attractive Score. Total Attractive Score menggunakan nilai terbesar
di dalam penyusunan strategi sesuai faktor keberhasilan kunci faktor internal dan eksternal. Faktor-
faktor tersebut sudah diidentifikasi sebelumnya sebagai strategi prioritas utama. Selanjutnya
diidentifikasi prioritas kedua, dan seterusnya (Ibrahim et al., 2019; Zulkarnain et al., 2018). Analytical
hierarchy process (AHP) juga digunakan untuk menentukan strategi yang sesuai untuk rekomendasi
bagi usaha kecil dan menengah pada masa pandemi COVID-19 (Dewantoro & Saogo, 2021).
Heryani et al. melakukan analisis Lingkungan Internal bagi Usaha Kecil dan Menengah.
Kelompok yang diteliti adalah mitra dari peneliti. Kelompok tersebut adalah kelompok Galoeh
Bandjar dan Al Firdaus. Mereka memiliki usaha industri kreatif berupa kerajinan purun. Bentuk hasil
kerajinan antara lain tas, pelapis pot tanaman, tikar, sajadah untuk sholat, kreasi hiasan dinding, dan
lain sebagainya. Purun tidak lain adalah tumbuhan khas lahan rawa dari Kalimantan Selatan. Usaha
ini dikembangkan dengan bantuan sumber daya manusia dari daerah setempat, yaitu para wanita dan
ibu rumah tangga. Harapannya adalah dengan UKM tetap dapat berjalan di tengah kondisi pandemi
Covid 19. Pada kondisi pandemi COVID-19 ini, semua kegiatan UKM tetap dijalankan dengan tetap
menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat demi menurunkan risiko penularan virus COVID-
19 bagi pekerja, keluarga, dan masyarakat sekitarnya (Heryani et al., 2020).
Dengan adanya pandemi COVID-19, maka sektor bisnis akan mengalami penurunan. Kondisi
ini mengharuskan manajemen rantai pasok memiliki sistem integrasi yang khusus. Sistem integrasi
yang sesuai akan meningkatkan iklim penelitian. Selain sistem rantai pasok, yang tidak kalah
pentingnya adalah e-commerce (Heryani et al., 2020).
Adanya e-commerce ini makin dirasakan di kala perkembangan teknologi informasi yang
semakin meningkat. Kehidupan masyarakat semakin dipermudah dengan adanya teknologi informasi.
Hal ini juga dirasakan di dalam dunia perdagangan. Bisnis, industri, dan perdagangan akan sangat
terbantu dengan adanya kecanggihan teknologi informasi. Bahkan saat ini di Indonesia pertumbuhan
e-commerce mencapai lima kali lipat dalam empat tahun terakhir ini (Hendarsyah, 2019).
Era industri 4.0 maupun society 5.0 adalah era transformasi teknologi menjadi digital. Cara
hidup dan kebiasaan dalam berbelanja pun ikut berubah. Hal ini membawa kemajuan dan peningkatan
yang signifikan pada kemajuan e-commerce. Teknologi e-commerce tumbuh subur di era industri 4.0
dan society 5.0. prospek pertumbuhan e-commerce akan makin meningkat di masa depan
(Hendarsyah, 2019).
Adanya e-commerce ini mempermudah dalam menciptakan kegiatan usaha sehingga lapangan
kerja dapat diciptakan secara kreatif tidak tergantung pada pemerintah. Kemandirian ekonomi akan
lebih mudah dengan adanya e-commerce. Persaingan akan lebih sehat dalam bisnis e-commerce
(Asmah, 2019).
Tujuan tulisan ini adalah menjelaskan strategi meningkatkan ekonomi kreatif selama masa
pandemi COVID-19, terutama difokuskan pada rantai pasok (supply chain) dan bisnis online (e-

2021 | Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNASIKOM)


commerce). Cara untuk meningkatkan manajemen supply chain, analisis kekuatan dan kelemahan
industri kreatif, berserta cara untuk meningkatkan keunggulan kompetitif usaha industri kreatif juga
akan dibahas di bagian berikut ini.

2. Tinjauan pustaka
Penelitian sebelumnya oleh Heryani et al. pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2020
dengan melibatkan dua kelompok pengrajin di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, menunjukkan
hasil analisis bahwa yang terpenting adalah ketersediaan sumber daya potensial, kemudian berikutnya
adalah pemahaman akan perubahan pasar dengan cepat, membangun kemitraan, memiliki prinsip
efisiensi untuk meningkatkan daya saing, serta mempunyai produk terstandar dan berkelanjutan. Hal
yang tidak kalah penting adalah tanggap cepat terhadap permintaan pasar. Semua ini akan
meningkatkan strategi pengembangan inovasi ekonomi industri kreatif (Heryani et al., 2020).

Penelitian rantai pasok fillet ikan patin beku berupa studi kasus pada CV. Graha Pratama Fish
dengan lokasi di Desa Koto Mesjid Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar menunjukkan
bahwa sistem rantai pasok anara bulan Desember 2018 sampai dengan Januari 2019 sudah berjalan
dengan baik. Hal terpenting untuk efisiensi rantai pasok ikan patin adalah sensitivitas cash to cash
cycle time (Fauziah & Vaulina, 2020).

Penelitian yang dilakukan di Bandung pada suatu industri kreatif menunjukkan bahwa strategi
diferensiasi sangat diperlukan untuk bertahan di tengah persaingan pasar. Plagiarism cukup tinggi di
tengah industri kreatif. Oleh karena itu, berdasarkan analisis SWOT, strategi bisnis, dan fungsional,
maka ditemukan bahwa strategi diferensiasi dibarengi dengan kolaborasi bersama pemerintah dan
para pengusaha lainnya di bidang industri kreatif perlu terus dibina supaya tercapai peningkatan
produksi dan pemasaran yang efektif. Untuk mencegah plagiarisme, maka produk perlu dipatenkan
(Herawaty & Raharja, 2018).

Strategi penetrasi pasar menurut Budiono adalah pengembangan pasar serta pengembangan
produk. Strategi integratif juga berperanan penting. Strategi integratif ini dibagi ke dalam tiga arah,
yaitu integrasi ke depan, belakang, dan horizontal. Integrasi ke depan artinya mendapatkan pengaruh,
kendali, atau kepemilikan lebih luas atas distributor maupun perwakilan. Integrasi ke belakang berarti
berusaha mencari kepemilikan maupun kendali pemasok yang jauh lebih besar. Integrasi horizontal
berarti mencari kepemilikan maupun kendali yang lebih besar dari para pesaing yang ada di pasar
(Budiono, 2017).

Adanya teknologi baru berupa Virtual-Reality, Augmented-Reality, serta Mixed-Reality


memberikan momen dan pengalaman tersendiri bagi konsumen mengenai lingkungan baru di mana
objek fisik dan virtual terintegrasi dalam berbagai level yang berbeda. Perkembangan alat, teknologi,
dan koneksi internet membuat pengalaman konsumen menjadi pengalaman kombinasi yang disebut
dengan istilah pengalaman hybrid. Konsep gabungan dan integrasi antara teknologi (embodiment),
psikologis (presence atau keberadaan), serta tingkah laku (interaktivitas) ini diberi suatu istilah
taksonomi yang baru, yaitu EPI Cube. Hal yang baru ini pasti akan memberikan pengalaman
tersendiri yang amat menarik bagi konsumen (Flavián et al., 2019).

Hubungan mutualisme antara pembeli dan supplier sangat penting untuk meningkkatkan
kinerja. Kepercayaan adalah faktor utama dalam membina kesuksesan hubungan dalam transaksi jual
beli. Penelitian yang dilakukan oleh Rajput et al. menunjukkan bahwa perbaikan kinerja supplier
diperlukan untuk meningkatkan pengembangan industri. Hal penting lainnya adalah kemampuan
supplier untuk menangani kualitas, pengiriman, dan kontrol atas barang-barang produksi dan
dagangannya (Rajput et al., 2019).

Penerapan konsep keunggulan kompetitif bagi sektor usaha kecil maupun menengah dapat
meningkatkan kemampuan bersaing di tengah dunia globalisasi saat ini. Di luar sana banyak ada
pesaing yang siap menerkam setiap saat. Namun, jika ada daya tahan yang kuat dan mampu
berinovasi, maka perekonomian akan makin maju dan kreatif. Menciptakan keunggulan kompetitif
pada usaha kecil dan menengah merupakan faktor utama yang berperan di dalam meningkatkan

2021 | Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNASIKOM)


kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai tambah (Zultaqawa et al., 2020).

Kerjasama antara pemerintah, lembaga riset, dan akademisi sangat penting untuk menciptakan
keunggulan kompetitif yang sangat diperlukan oleh industri kreatif dewasa ini. Keunggulan
kompetitif ini adalah strategi perusahaan untuk dapat bersaing di tengah pergolakan pasar dengan cara
mengurangi biaya, meningkatkan peluang pasar, serta netralisasi ancaman persaingan yang dihadapi.
Dengan demikian, keunggulan kompetitif mempertimbangkan aspek kepemimpinan biaya, peluang,
dan menghindari ancaman persaingan. Jika ancaman dalam persaingan perdagangan meningkat, maka
dibutuhkan usaha ekstra untuk mengatasi persaingan. Usaha ekstra tersebut dinamakan keunggulan
kompetitif (Zultaqawa et al., 2020).

Bertambahnya perusahaan yang menawarkan barang dan jasa yang sejenis pada konsumen
menyebabkan persaingan semakin meningkat. Persaingan ini dapat memberikan kelebihan yaitu
meningkatkan keunggulan kompetitif dan kreativitas. Berbagai perusahaan akan berlomba dengan
memberikan harga yang lebih rendah dan pelayanan yang lebih baik. Alternatif lainnya adalah
memberikan harga sama namun kualitas lebih prima. Berdasarkan teori sumber daya (Resource-based
theory), di dalam bab mengenai menciptakan dan mempertahankan keuntungan kompetitif, ternyata
sumber keunggulan kompetitif adalah sumber daya asli, tidak bisa ditiru, dan tidak ada penggantinya.
Sumber daya di sini meliputi semua asset, kemampuan, proses organisasional, karakteristik
perusahaan, pengetahuan, informasi, dan lain-lain. Semua hal ini penting untuk mencapai strategi
efektif dalam mencapai keunggulan kompetitif (Zultaqawa et al., 2020).

Walaupun demikian, berdasarkan data di lapangan, masih sangat sedikit penelitian yang
membahas mengenai keunggulan kompetitif pada usaha kecil menengah. Berbagai penelitian lebih
difokuskan pada perusahaan berskala besar. Usaha kecil menengah sebetulnya memiliki keunikan
tersendiri yang dapat dijadikan panduan untuk memenangkan persaingan (Zultaqawa et al., 2020).

Keunggulan Kompetitif amat penting untuk dicermati karena adanya persaingan di dunia
globalisasi. Situasi demikian menimbulkan aksi dan reaksi antara berbagai perusahaan dan industri
semakin cepat terjadi. Perusahaan yang mampu dengan tepat dan cepat melakukan strategi
keunggulan kompetitif yang akan bertahan (Zultaqawa et al., 2020).

Teori bisnis sebenarnya merupakan hal yang dinamis. Peningkatan nilai harus terus diusahakan
jika industri ingin bertumbuh. Perusahaan dapat meningkatkan nilai tambah dengan cara bereaksi
pada peniru, menciptakan strategi pemasaran yang baru, dan memperhatikan faktor lingkungan
sekitarnya dengan lebih baik. Bisnis yang baik harus terus berubah sesuai perkembangan jaman, jadi
bisnis tidak boleh terus dalam keadaan statis. Ada beberapa tema model transformasi bisnis. Tema
tersebut antara lain ketersediaan teknologi yang baru, kecenderungan makroekonomi, perubahan
institusi, dan strategi pemasaran produk. Validitas suatu produk harus dites dengan baik sebelum
diluncurkan ke tengah-tengah konsumen. Produk yang baik akan meningkatkan nilai tambah (Costa &
Haftor, 2021).

3. Metode
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah tinjauan pustaka. Literature yang
digunakan dalam tinjauan pustaka ini dengan menggunakan database Science Direct dan Google
Scholar. Kata kunci yang digunakan adalah COVID-19, e-commerce, ekonomi kreatif, meningkatkan,
rantai pasok (supply chain), strategi. Setelah semua tulisan diskrining berdasarkan judul, abstrak, dan
keseluruhan isi, maka secara total didapatkan artikel sebanyak 16 buah artikel.

4. Hasil dan pembahasan


Manajemen Rantai Pasok
Manajemen rantai pasok adalah susatu sistem terintegrasi yang dapat mensinkronkan suatu
proses bisnis dimulai dari bahan mentah sampai ke supplier sehingga kegiatan distribusi ke konsumen
berjalan lancar. Dengan demikian, profit dan operasional berlangsung baik. Inti utama dari rantai
pasok (supply chain) adalah aliran produk, keuangan, dan informasi (Fauziah & Vaulina, 2020;
Heryani et al., 2020).

2021 | Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNASIKOM)


Kegiatan industri yang tetap berlangsung baik akan memberikan nilai tambah (value). Hal ini
penting untuk memastikan kinerja rantai pasok berlangsung baik. Strategi baru dan inovasi sangat
diperlukan supaya dapat bertahan di tengah persaingan bisnis (Heryani et al., 2020).

E-commerce

Adanya kondisi perekonomian yang lesu karena pandemi COVID-19 memerlukan strategi
inovatif supaya tetap dapat meningkatkan penjualan. Mall dan tempat perbelanjaan menjadi sepi
pengunjung. Beberapa perusahaan menerapkan sistem bekerja dari rumah (work from home) yang
sangat fleksibel supaya mengurangi waktu perjalanan pergi dan pulang dari kantor. Dengan demikian,
peran online shop dan e-commerce dapat ditingkatkan. Dengan demikian, akan ada sedikit perubahan
sistem transportasi barang menuju konsumen (Heryani et al., 2020).

Data yang ada di Direktorat Jenderal Perhubungan Darat pada tahun 2020 menunjukkan
peningkatan transaksi pada online shop (e-commerce) sebesar 12 juta. Saat pandemi COVID-19 ini
merupakan waktu yang tepat untuk kebangkitan online shop (e-commerce). Adanya online shop (e-
commerce) dapat meningkatkan perekonomian Indonesia maupun dunia secara umum (Heryani et al.,
2020).

Online shop (e-commerce) memberikan kemudahan bagi para konsumen dengan menyediakan
produk yang beraneka ragam. Produk perawatan kesehatan, makanan, kerajinan, barang elektronik,
buku, maupun layanan internet bisa dibeli melalui e-commerce (Heryani et al., 2020). Bahkan
pelanggan internet meningkat menjadi lebih dari 80 juta dibandingkan sebelum COVID-19 (Saragih
et al., 2020).

Market place yang ada di dalam layanan e-commerce lebih cepat dan atraktif dalam
menawarkan keunikan produk. Hal ini cukup praktis karena dilakukan tanpa kontak tatap muka.
Semua lewat daring dengan bantuan internet. Dengan demikian, terjadi perubahan logistik dan
distribusi dalam rantai suplai produk yang dibutuhkan. Mode transaksi memakai mode digital
(Saragih et al., 2020).

Kelancaran layanan logistik ini sangat penting. Hal ini berhubungan dengan pengiriman produk
dari produsen ke distributor, selanjutnya disalurkan ke pengecer, dan terakhir sampai di tangan
konsumen. Adanya teknologi informasi dan komunikasi sangat mempercepat distribusi dan
pengiriman produk (Saragih et al., 2020).

Struktur rantai pasok/suplai akan berubah sesuai dengan lokasi, proses maupun kapasitas
produksi, serta gudang yang dapat beradaptasi sebagai sistem khusus. Pengembangan Industri kreatif
melalui Usaha Mikro dan Kecil Menengah (UMKM) menggunakan teknologi informasi akan menjadi
strategi penting dalam meningkatkan peluang bisnis (Heryani et al., 2020).

Bandung dan Surabaya adalah dua kota terbesar yang memanfaatkan e-commerce di dalam
melaksanakan ekonomi kreatif. Akses internet membuat bisnis berjalan lebih lancar melalui e-
commerce. Adanya bisnis e-commerce ini dapat mengurangi monopoli dan persaingan yang tidak
sehat. Berbagai inovasi diperlukan untuk meningkatkan kinerja ekonomi kreatif. Pemerintah dapat
membantu dengan meningkatkan kualitas jaringan internet yang memiliki kecepatan tinggi bagi
seluruh daerah di Indonesia dari Sabang sampai Merauke sehingga tercipta pemerataan. Fasilitas
pelatohan dan sertifikasi kompetensi dapat disediakan oleh pemerintah untuk meningkatkan
kompetensi para pekerja dalam menghadapi globalisasi. Pendidikan kejuruan juga dapat disediakan
untuk meningkatkan kemampuan para lulusan sehingga siap kerja di lapangan saat lulus nanti
(Asmah, 2019).

Industri kreatif dan Ekonomi kreatif

Kegiatan industri kreatif akan mendorong keberhasilan ekonomi kreatif. Industri kreatif
merupakan industri yang menggunakan kreativitas, inovasi, serta keterampilan yang dipunyai
seseorang dalam usaha untuk menghasilkan gagasan, ide, ataupun produk. Industri kreatif melibatkan

2021 | Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNASIKOM)


proses produksi, distribusi, pertukaran, maupun konsumsi produk atau jasa. Sumber daya memiliki
peran terbesar di dalam industri kreatif. Peran penting dalam industri kreatif juga dipegang oleh
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, terampil, terlatih, memiliki pengetahuan, serta
mempunyai kreativitas dan inovasi (Heryani et al., 2020).

Industri kreatif berperan penting untuk regenerasi perkotaan, menciptakan lapangan kerja suatu
daerah, maupun peningkatan pengembangan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan industri kreatif
berhubungan dengan restrukturisasi ekonomi. Hal inilah yang menyebabkan basis ekonomi kota
bergeser dari manufaktur/pabrik ke industri berbasis jasa dan padat pengetahuan. Beberapa negara
berusaha keras demi meningkatkan daya saing di lingkungan internasional serta memperoleh
kesempatan menuju terciptanya ekonomi kreatif (Heryani et al., 2020).

Strategi peningkatan ekonomi kreatif akan memberikan pengaruh pada kinerja serta daya saing
industri kreatif. Hasil akhirnya akan tercipta inovasi demi kemajuan dan pengembangan pada kondisi
new normal berbasis teknologi informasi. Hal yang tak kalah pentingnya dari sisi sociopreneur adalah
penyebaran pengetahuan berpikir kritis dan membangun solidaritas, kebersamaan tim, serta terus
menerus berusaha mengevaluasi kekuatan dalam berjuang di dalam gelanggang persaingan global.
Semua ini krusial untuk efisiensi nilai bisnis (Heryani et al., 2020).

Ada tiga dimensi di dalam pembangunan berkelanjutan, yaitu pertumbuhan ekonomi,


kelestarian lingkungan, serta pembangunan sosial. Pengembangan industri kreatif sangat penting
dalam memberikan kontribusi positif pada penciptaan inovasi, iklim bisnis, dan pembentukan
kreativitas. Semua hal itu harus didukung oleh adanya sumber daya manusia yang berkualitas sebagai
modal dasar, teknologi, industri, sumber daya, lembaga keuangan, dan institusi. Dalam hal ini sangat
diperlukan peran pemerintah untuk pengembangan industri kreatif pada UMKM (Heryani et al.,
2020).

Sumber Daya Manusia (SDM) yang siap merupakan modal utama dan faktor kunci dalam
pengembangan industri kreatif. Hal ini sangat penting di tengah perjuangan untuk menghadapi
persaingan di era Industri 4.0. kualitas SDM dapat ditingkatkan melalui melalui pelatihan, pendidikan,
serta pendampingan. Semua ini diharapkan dapat mendukung terciptanya percepatan dan
pengembangan ekonomi kreatif yang berkesinambungan. Ekonomi kreatif di Indonesia mencakup 16
industri kreatif sebagai berikut (1) Arsitektur; (2) Desain komunikasi visual; (3) Desain interior; (4)
Desain produk; (5) Fotografi; (6) Film, animasi dan video; (7) Kerajinan; (8) Seni kuliner; (9) Mode;
(10) Musik; (11) Pengembangan aplikasi maupun game; (12) Periklanan; (13) Penerbitan; (14)
Televisi dan radio; (15) Seni rupa; dan (16) Seni pertunjukan. Ke-16 industri ekonomi kreatif tersebut
dinilai menggunakan perencanaan dan pengembangan untuk mendeskripsikan pentingnya kontribusi
ekonomi kreatif terhadap pembangunan berkelanjutan, terutama dalam upaya mendukung tujuan
pembangunan berkelanjutan (Lestariningsih et al., 2018).

Analisis faktor internal dalam industri ekonomi kreatif

Analisis faktor internal dalam industri ekonomi kreatif dibagi menjadi faktor kekuatan dan
kelemahan. Dalam penelitiannya, Heryani et al. menemukan analisis faktor internal berupa kekuatan
yaitu potensi alam yang mendukung tumbuhnya komoditas sebagai bahan baku dasar, ketersediaan
sumber daya sebagai bahan baku, adanya standarisasi produk, perlunya kemitraan berkelanjutan, serta
tenaga pekerja wanita yang selalu siap setelah selesai melakukan aktivitas rutin di rumah tangganya
masing-masing. Kelemahannya adalah banyak waktu terbuang di dalam proses produksi, belum
diketahuinya efektivitas waktu untuk suatu produk tertentu, dan kurangnya standarisasi secara
menyeluruh dan berkelanjutan (Heryani et al., 2020).

Analisis faktor ekternal dalam industri ekonomi kreatif

Analisis Lingkungan Eksternal meliputi peluang (opportunities) serta tantangan (threats).


Faktor eksternal yang dianalisis menggunakan matriks External Factor Evaluation (EFE). Hasil
penelitian Heryani et al. di kelompok usaha kecil dan menengah yang merupakan penghasil kerajinan

2021 | Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNASIKOM)


purun di Kalimantan Selatan menemukan bahwa nilai terbesar untuk pengembangan industri kreatif
diraih oleh inovasi. Inovasi yang ada akan dapat mengatasi segala tantangan yang ada di depan mata
dan memanfaatkan peluang semaksimal mungkin untuk kemajuan ekonomi dan industri kreatif.
Faktor-faktor yang termasuk di dalam peluang adalah berbagai kebijakan serta regulasi pada masa
pandemi COVID-19, dukungan dan sinergi dalam program kemitraan, market share untuk
menghadapi cepatnya perubahan pasar, adanya beberapa objek wisata di daerah usaha kecil
menengah, serta lokasi yang dekat dengan pusat kota. Namun di samping banyaknya peluang yang
terbentang di depan mata, masih ada berbagai tantangan dan gejolak yang harus dihadapi. Berbagai
tantangan tersebut adalah persaingan antara satu usaha kecil menengah dengan usaha lainnya,
peningkatan kualitas sumber daya manusia sehingga mampu membuat diversifikasi produk,
membangun jaringan agar kualitas penguasaan teknologi dan informasi semakin meningkat, dilakukan
standarisasi mutu, serta membangun kolaborasi untuk penguatan maupun pengembangan teknologi
informasi yang mumpuni dan siap menghadapi badai di era digital ini (Heryani et al., 2020).

Kemampuan penguasaan teknologi sangat menentukan pengembangan ide dan kreatifitas yang
dicapai oleh suatu industri. Sumber daya manusia yang mempunyai keahlian di dalam menggunakan
teknologi dengan baik akan menjadi pemenang di persaingan berbagai usaha industri. Teknologi
komunikasi dan informasi sangat penting untuk mendapatkan, menyebarluaskan, serta saling bertukar
informasi maupun ide kreasi di dalam rantai kreasi suatu industry kreatif. Di sisi lainnya, teknologi
komunikasi dan informasi amat krusial dalam proses transaksi maupun promosi dalam rantai
distribusi dan komersialisasi (Alexandri et al., 2019).

Suatu kegiatan inovasi memerlukan penambahan ide dan kreativitas. Nilai tambah yang
diperoleh itu bisa melalui sumber daya alam maupun lahan, jasa, atau produk lainnya. Hal ini akan
menjadi penunjang utama dalam kemajuan industri kreatif. Produk yang ramah lingkungan tetap
merupakan faktor penting yang tidak boleh dilupakan (Heryani et al., 2020).

Strategi yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan industri ekonomi kreatif adalah dengan
penetrasi pasar, kemudian pengembangan produk sehingga bisa mengembangkan pasar. Kondisi ini
dapat dicapai dengan memperluas market share. Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah
meningkatkan kegiatan pemasaran, promosi, maupun mengembangkan produk. Produk dapat
dikembangkan dengan cara memperbaiki kualitas produk sehingga lebih bermutu. Inovasi produk
dalam bentuk kemasan ekonomis supaya lebih murah dan mudah dibeli bagi konsumen, sampai
dengan mengembangkan variasi jenis produk yang baru supaya konsumen tidak bosan juga tidak
kalah pentingnya. Cara menang dari pesaing salah satunya dengan konsep berjualan yang unik
(Unique Selling Proposition/USP) (Heryani et al., 2020).

Sektor industri kreatif sangat mengandalkan pada inovasi sumber daya manusia (SDM) di
dalam proses produksinya. Hampir semua produk di dalam sektor industri sub kreasi sangat
bergantung pada selera masyarakat, pesanan para konsumen, maupun trend atau kecenderungan
terbaru yang digemari. Kreativitas, ide, dan usaha sumber daya manusia untuk berinovasi sangat
penting untuk meningkatkan daya saing produk yang bersangkutan. Menghasilkan inovasi harus
disertai dengan pola pikir yang senantiasa inovatif dan modern. Hal ini adalah demi mencapai
kreativitas. Kreativitas dapat menciptakan perkembangan dan kesuksesan bagi industri kreatif.
Promosi dapat dilakukan melalui media sosial seperti Instagram, Facebook, ataupun TikTok, maupun
website (Heryani et al., 2020).

Matriks Strength, Weakness, Opportunities, and Threats (SWOT) (Kekuatan, Kelemahan,


Peluang, dan Tantangan)

Hasil analisis yang diperoleh dari faktor internal dan faktor eksternal suatu industry dapat
dilanjutkan dengan penyusunan berbagai alternatif strategi. Strategi yang akan diambil mengacu pada
analisis Strength, Weakness, Opportunities, and Threats (SWOT/ Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan
Tantangan). Dengan melakukan analisis bagan SWOT akan didapatkan alternatif strategi, juga

2021 | Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNASIKOM)


penyesuaian dan pengkondisian antara kekuatan dan kelemahan terhadap adanya peluang dan
berbagai tantangan maupun ancaman yang harus dihadapi di dunia industri. Tahap penyesuaian ini
disebut juga dengan matching stage (Heryani et al., 2020).

Beberapa alternatif strategi yang perlu dilaksanakan oleh industri kreatif untuk mengatasi
kelemahan serta menghindari ancaman atau tantangan yang menghadang adalah sebagai berikut ini
(Heryani et al., 2020):

a. Meningkatkan ketersediaan berbagai sumber daya potensial


b. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas semua produk terstandar secara berkelanjutan
c. Mengembangkan prinsip efisiensi demi meningkatkan daya saing
d. Membangun kemitraan secara efektif dan meluas
e. Mengendalikan serta mengelola segala perubahan yang terjadi di pasar dengan tepat dan
cepat

Analisis Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM / Matriks Perencanaan Strategi


Kuantitatif)

Analisis yang dilakukan berikutnya untuk mengambil keputusan dalam menentukan prioritas
strategi pertama, kedua, ketiga, dan berikutnya yaitu melalui Quantitative Stategic Planing Matrix
(QSPM). Strategi pada Matriks QSP tersebut disusun melalui matriks IE dan analisis SWOT yang
sudah dilakukan sebelumnya. Dengan demikian, akan didapatkan strategi yang paling sesuai untuk
pengembangan industri kreatif demi mencapai inovasi yang mutakhir sehingga dapat bersaing di pasar
(Heryani et al., 2020).

Data analisis Quantitative Strategic Planing Matrix (QSPM) untuk menghasilkan strategi
pengembangan industri kreatif. Hasilnya menunjukkan bahwa prioritas utama adalah pentingnya
ketersediaan sumber daya potensial. Selanjutnya prioritas urutan kedua adalah pemahaman akan
perubahan pasar yang terjadi, meningkatkan kemitraan, membuat produk yang terstandar dan
berkelanjutan, dan meningkatkan prinsip efisiensi untuk daya saing. Pelanggan adalah target inovasi
dan USP. Produk bisa dibeli secara langsung maupun daring akan lebih memudahkan pelanggan
(Heryani et al., 2020).

Pelatihan dan pembinaan sangat penting untuk memperkuat branding. Pasar mengalami
perubahan situasi yang sangat cepat, sehingga penting untuk membuat branding yang mudah diingat
konsumen. Hal yang tidak boleh dilupakan lainnya adalah standarisasi produk, kemitraan, dan
efisiensi semua tahapan mulai dari input, proses, selanjutnya adalah output, dan yang terakhir adalah
outcome (Heryani et al., 2020)

Optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam menjadi lebih baik jika disertai ketrampilan,
pengetahuan, serta kreativitas. Hal ini akan meningkatkan nilai tambah dari sebelumnya. Misalnya
dari rotan dijadikan berbagai kerajinan yang lebih bernilai seni dan ekonomis tinggi dibandingkan
dengan rotan saja tanpa diolah. Keragaman sumber daya dapat digunakan untuk memproduksi hasil
industri kreatif (Heryani et al., 2020).

Yang sangat dibutuhkan dari sumber daya manusia adalah pengetahuan yang kreatif,
berkemampuan atau ahli, serta memiliki kekuatan. Kemitaan harus terbangun dengan prinsip win-win
solution. Dengan adanya kualitas sumber daya manusia yang baik, maka akan tercipta industri kreatif
yang dapat memajukan ekonomi bangsa Indonesia tercinta ini (Heryani et al., 2020).

Strategi pengembangan industri kreatif dapat dilakukan melalui kerjasama cendikiawan yang
terkait (seperti tokoh masyarakat, ahli di bidangnya masing-masing, kelompok studi, maupun para
peneliti), pelaku bisnis atau para pengusaha yang ada, dan pemerintah. Hal ini harus selalu
dikoordinasikan secara terus-menerus setiap saat tak kenal lelah supaya tujuan inovasi dan
mengembangkan industri kreatif cepat tercapai dengan maksimal. Komitmen keterlibatan ini meliputi
dukungan finansial dan non finansial. Dalam hal finansial, maka pembiayaan program pengembangan
untuk industri kreatif dapat dijalankan melalui APBN, CSR (corporate social responsibility), maupun

2021 | Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNASIKOM)


melalui alokasi dana penelitian atau riset. Pembiayaan non finansial dapat diimplementasikan melalui
pelaksanaan administrasi publik yang dilaksanakan secara lebih efisien dan cepat. Bentuk lain adalah
komitmen dari para pendidik untuk mengajar dengan lebih baik setiap saat. Pertemuan formal maupun
informal secara tatap muka maupun daring juga dapat diadakan untuk memberikan ruangan bagi
pertukaran informasi, keahlian, ketrampilan, pengetahuan, pengalaman, teknologi, pemahaman
tentang keadaan terkini pasar, dan lain sebagainya (Heryani et al., 2020).

Standarisasi kompetensi keahlian khusus perlu diterapkan supaya keahlian sumber data
manusia makin berkembang. Kreativitas perlu diasah dan ditingkatkan agar produk yang dihasilkan
makin digemari konsumen dan mampu bersaing di tengah kondisi persaingan yang semakin ramai di
kalangan industri kreatif. Implementasi serta optimalisasi teknologi dan informasi tidak boleh
dilupakan di tengah kondisi pasar yang sangat kompetitif (Heryani et al., 2020).

Untuk menghasilkan anak bangsa yang memiliki jiwa entrepreneurship dan memiliki daya juga
berwiraswasta, maka pendidikan formal harus memasukkan topik kewirausahaan di dalam
kurikulumnya. Dukungan masyarakat, instansi pemerintahan, dan para pengusaha yang telah lama
berkecimpung di dunia industri sangat diperlukan supaya tercipta generasi baru dengan jiwa
wirausaha yang kreatif. Memaksimalkan sistem kontrol kualitas, mengantarkan pesanan tepat waktu,
kontrol sistem logistik akan membuat pelanggan betah dan melakukan pembelian berulang (Heryani
et al., 2020).

Demi optimalisasi hasil analisis, maka yang penting dicermati adalah aktivitas transformasi dan
aktivitas transaksi. Kolaborasi dengan pengusaha lain sangat penting untuk menjaga keberlangsungan
usaha. Kerjasama dan senantiasa memperbaiki diri sangat penting untuk kreativitas dan inovasi
(Heryani et al., 2020).

5. Kesimpulan
Kesimpulan dari penulisan makalah ini adalah strategi meningkatkan ekonomi kreatif dapat
dilakukan dengan meningkatkan faktor peluang, tantangan, dan kekuatan, serta meminimalkan faktor
kelemahan. Hal ini bisa diperoleh melalui analisis SWOT. Selain itu dalam industri e-commerce,
untuk meningkatkan pembelian, diperlukan kelancaran manajemen rantai suplai/pasok (supply chain
management).

Limitasi dan studi lanjutan


Limitasi tulisan ini adalah tulisan ini merupakan hasil penelusuran pustaka secara naratif. Di
dalam makalah ini hanya disitasi sebagian kecil penelitian yang dilakukan selama masa pandemi
COVID-19 mengenai rantai pasok (supply chain) dan e-commerce.

Studi lanjutan disarankan untuk mencakup mengenai strategi peningkatan efektivitas rantai
pasok dan e-commerce untuk segala jenis barang dan komoditi di masa pandemi COVID-19 ini.

Ucapan terima kasih


Tidak ada.

REFERENSI

Alexandri, M. B., Zultaqawa, Z., & Aulia, M. D. (2019). Creative Industries: Strategy and Challenges
in the Craft Sub-sector. Review of Integrative Business & Economics Research, 8(4), 255–263.
Asmah. (2019). Optimalisasi ekonomi kreatif melalui penerapan e-commerce upaya mewujudkan
ekonomi kerakyatan pada revolusi industri 4.0. Jurisprudentie, 6(1), 26–39.
Budiono, G. L. (2017). Mapping a nd Selecting Company’s Competitive Strategy. European
Research Studies Journal, XX(4A), 696–706.
Costa, R., & Haftor, D. M. (2021). Value creation through the evolution of business model themes.
Journal of Business Research, 122, 353–361. https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2020.09.007
Dewantoro, A. D., & Saogo, A. (2021). Perumusan Strategi Rekomendasi UKM Pada Masa Pandemi
Covid-19 ( Studi kasus : UD Darmaji ). Performa: Media Ilmiah Teknik Industri, 20(1), 7–13.

2021 | Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNASIKOM)


Fauziah, & Vaulina, S. (2020). Kinerja Rantai Pasok Fillet Ikan Patin Beku Di Desa Koto Mesjid
Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar (Suatu Kasus Pada CV Graha Pratama Fish).
Jurnal Agribisnis Indonesia (Journal of Indonesian Agribusiness), 8(2), 115–130.
Flavián, C., Ibáñez-sánchez, S., & Orús, C. (2019). The impact of virtual , augmented and mixed
reality technologies on the customer experience. Journal of Business Research, 100(October
2018), 547–560. https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2018.10.050
Hendarsyah, D. (2019). E-commerce di era industri 4.0 dan society 5.0. IQTISHADUNA: Jurnal
Ilmiah Ekonomi Kita, 8(2), 171–184.
Herawaty, T., & Raharja, S. J. (2018). Creative Industry Development Strategy in Bandung ,
Indonesia. Review of Integrative Business & Economics Research, 7(2), 394–403.
Heryani, H., Legowo, A. C., & Nugroho, I. P. (2020). Strategi Pengembangan Industri Kreatif untuk
Inovasi. Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 30(3), 290–298.
Ibrahim, S., Nurrochmat, D. R., & Maulana, A. (2019). SMEs Development Strategy of Footwear
Business. Jurnal Organisasi Dan Manajemen, 15(2), 128–140.
https://doi.org/10.33830/jom.v15i2.712.2019
Lestariningsih, E., Maharani, K., & Lestari, T. K. (2018). Measuring creative economy in Indonesia:
Issues and challenges in data collection. Asia Pacific Sustainable Development Journal, 25(2),
99–114. https://doi.org/10.18356/16fa938f-en
Rajput, A., Gulzar, S., & Shafi, K. (2019). Impact of Supplier Development on Supplier Performance:
Mediating Role of Trust. Business & Economic Review, 11(2), 45–66.
Saragih, N. I., Hartati, V., & Fauzi, M. (2020). Tren , Tantangan , dan Perspektif dalam Sistem
Logistik pada Masa dan Pasca (New Normal) Pandemik Covid-19 di Indonesia. Jurnal
Rekayasa Sistem Industri, 9(2), 77–86. https://doi.org/10.26593/jrsi.v9i2.4009.77-86
Wu, H., & Han, L. (2021). A novel reasoning model for credit investigation system based on Fuzzy
Bayesian Network. Procedia Computer Science, 183, 281–287.
https://doi.org/10.1016/j.procs.2021.02.060
Zulkarnain, A., Wahyuningtias, D., & Putranto, T. S. (2018). Analysis of IFE , EFE and QSPM
matrix on business development strategy. IOP Conference Series: Earth and Environmental
Science, 126, 1–7. https://doi.org/10.1088/1755-1315/
Zultaqawa, Z., Alexandri, M. B., & Hardinata, C. (2020). Keunggulan kompetitif pada usaha kecil
dan menengah: sebuah studi pemetaan sistematis. AdBispreneur: Jurnal Pemikiran Dan
Penelitian Administrasi Bisnis Dan Kewirausahaan, 4(3), 217–228.
https://doi.org/10.24198/adbispreneur.v4i3.18646

2021 | Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNASIKOM)

Anda mungkin juga menyukai