Anda di halaman 1dari 88

PENGARUH E-BUSINESS STRATEGY DAN TECHNOLOGY

CAPABILITY DALAM KEUNGGULAN KOMPETITIF


UNTUK PENINGKATAN KINERJA UMKM
DI KOTA PALU

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh


Gelar Sarjana Akuntansi Pada Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tadulako

Oleh:

ANDI AZIZAH CAMA


C301 20 059

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS TADULAKO
KOTA PALU
2023

i
i
ABSTRAK

Andi Azizah Cama, C301 20 059. “Pengaruh E-Business Strategy dan


Technology Capability Dalam Keunggulan Kompetitif Untuk Peningkatan Kinerja
UMKM Di Kota Palu”. Dibimbing oleh Dr. E. Femilia Zahra, SE, M.Sc selaku
dosen pembimbing.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan memverifikasi teori terdahulu terkait
pengaruh e-business strategy dan technology capability dalam keunggulan
kompetitif untuk peningkatan kinerja UMKM di Kota Palu baik secara parsial
maupun melalui mediasi. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian asosiatif
dan penelitian inferensial dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data
penelitian ini menggunakan metode survey dengan kuesioner sebagai instrumen
pengumpulan data primer. Kuesioner penelitian disebarkan secara langsung
(offline) maupun online kepada pelaku UMKM di Kecamatan Palu Barat, Kota
Palu. Proses analisis data menggunakan metode analisis deskriptif untuk
memberikan deskriptif pada setiap variabel dan mengadopsi Partial Least Square
(PLS) dengan bantuan software SmartPLS versi 3 untuk menguji hipotesis. Hasil
pengujian secara parsial menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan
e-business strategy terhadap kinerja UMKM di Kota Palu, sedangkan terdapat
pengaruh signifikan e-business strategy terhadap keunggulan kompetitif UMKM
di Kota Palu, lalu terdapat pengaruh signifikan technology capability terhadap
keunggulan kompetitif maupun kinerja UMKM di Kota Palu. Sedangkan hasil
pengujian efek mediasi menunjukkan pengaruh e-business strategy terhadap
kinerja UMKM di Kota Palu melalui keunggulan kompetitif sebagai mediasi full
dan pengaruh technology capability terhadap kinerja UMKM di Kota Palu melalui
keunggulan kompetitif sebagai mediasi parsial.

Kata Kunci: E-Business Strategy, Keunggulan Kompetitif, Kinerja UMKM,


Technology Capability

iv
ABSTRACT

Andi Azizah Cama, C301 20 059. "The Influence of E-Business Strategy and
Technology Capability on Competitive Advantage in Improving MSMEs
Performance in Palu City". Supervised by Dr. E. Femilia Zahra, SE, M.Sc as the
supervisor.

This study aims to test and verify previous theories related to the influence of e-
business strategy and technology capability in competitive advantage to improve
the performance of MSMEs in Palu City both partially and through mediation.
This research is included in the type of associative research and inferential
research with a quantitative approach. This research data collection uses a
survey method with a questionnaire as the primary data collection instrument.
The research questionnaire was distributed directly (offline) and online to MSME
players in West Palu District, Palu City. The data analysis process uses
descriptive analysis methods to provide descriptive information on each variable
and adopts Partial Least Square (PLS) with the help of SmartPLS version 3
software to test the hypothesis. Partial test results show that there is no significant
influence of e-business strategy on the performance of MSMEs in Palu City, while
there is a significant influence of e-business strategy on the competitive advantage
of MSMEs in Palu City, then there is a significant influence of technology
capability on the competitive advantage and performance of MSMEs in Palu City.
While the results of testing the mediation effect show the effect of e-business
strategy on the performance of MSMEs in Palu City through competitive
advantage as full mediation and the effect of technology capability on the
performance of MSMEs in Palu City through competitive advantage as partial
mediation.

Keywords: E-Business Strategy, Competitive Advantage, MSME Performance,


Technology Capability

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah atau dikenal dengan UMKM

merupakan salah satu sektor usaha perekonomian nasional yang terus konsisten

berkembang. UMKM merupakan bagian dari usaha yang bersifat padat karya

maka tidak memerlukan standar tertentu seperti pendidikan, usia, keterampilan

kerja, dan penggunaan modal usaha relatif lebih sedikit (Ananda dan Susilowati,

2019). Sejak Maret 2020 sektor industri UMKM menjadi perhatian akibat

hadirnya pandemi Covid-19 di Indonesia. Keadaan yang tiba-tiba berubah tidak

hanya perilaku pengusahanya tetapi juga operasional bisnisnya berubah membuat

para pelaku usaha menemukan tantangan baru dalam menangani usahanya

(Silvatika, 2020). Menurut Simamora dan Wijaya (2022), karena UMKM yang

selalu dihadapkan dengan tantangan baru maka para pelaku harus selalu dapat

mengoptimalkan potensi yang ada.

Pertumbuhan UMKM dari tahun ke tahun menciptakan banyaknya ide

baru dan kreatifitas sehingga setiap pelaku usaha di Indonesia dituntut saling

bersaing demi mempertahankan usahanya. Dalam hal ini keunggulan kompetitif

dipercaya memiliki peran penting menjadi mediasi hubungan antara strategi dan

kinerja UMKM (Qun, 2015). Menurut Rohendy dan Santy (2019), keunggulan

kompetitif yang akan berdampak baik bagi usahanya jika berhasil menerapkan

teknologi informasi. Khotimah dan Fiati (2013) menjelaskan kegiatan usaha yang

memasuki pasar di dunia maya menggunakan teknologi internet disebut sebagai

1
electronic business (e-business) dan electronic commerce (e-commerce) adalah

cara inovatif sebagai media menciptakan keunggulan kompetitif. Hal tersebut juga

mendapat dukungan dari pemerintah terhadap sektor UMKM untuk terus bersaing

dengan memanfaatkan teknologi agar terus bergerak pada roda perekonomian

(Diana, dkk, 2021).

Tidak dapat dipungkiri bahwa UMKM membutuhkan technology

capability sebagai salah satu sumber utama untuk mencapai tujuan usaha agar

dapat terus bertahan pada proses dan rutinitas yang berlangsung dalam

operasional sehari-hari. Tsai (2004) menjelaskan bahwa kapabilitas teknologi

adalah kemampuan perusahaan dalam menjalankan fungsi teknis yang relevan,

termasuk kemampuan untuk mengembangkan produk baru, proses, dan

pengetahuan teknologi untuk mencapai tingkat efisiensi organisasi yang lebih

tinggi. Sebagai komponen penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional

technology capability disoroti dan diyakini dapat menciptakan keunggulan

kompetitif para pelaku usaha. Hal ini sependapat dengan teori Resource Based

View (RBV) menyatakan suatu kapabilitas yang unik akan menciptakan

keunggulan kompetitif. Kapabilitas unik yang dimaksud adalah kapabilitas yang

memiliki 4 sifat esensial yaitu bernilai, langka, sulit ditiru, dan sulit disubtitusi

(Barney, 1991). Technology capability dipercaya memiliki keempat sifat tersebut.

Masyarakat secara terbuka menyambut pertumbuhan pesat teknologi

informasi yang berdampak signifikan terhadap populasi di Indonesia, salah

satunya perluasan kesempatan kerja baru yang menjadi dorongan perkembangan

kewirausahawan dan kontinuitas jangka panjang UMKM. Faktanya disaat yang

2
sama Indonesia memiliki ekosistem digital yang berkembang dengan komponen-

komponen meliputi perdagangan online, layanan perjalanan, streaming media,

hingga layanan jasa keuangan. Menurut Karnadi (2022) dalam halaman

dataindonesia.id, bahwa Bank Dunia juga menyatakan adopsi teknologi dalam

bisnis di Indonesia merupakan paling tinggi di dunia. Seiring sejak adanya

pandemi Covid-19 tercatat sekitar 81% bisnis di Indonesia telah mengadopsi

teknologi untuk menjalankan operasionalnya.

Gambar 1.1 Jumlah pengguna internet di Indonesia

Pada gambar 1.1 menjelaskan bahwa tercatat sebanyak 212 juta pengguna

teknologi informasi berupa internet di Indonesia per Januari 2023. Setiap

tahunnya jumlah pengguna internet di Indonesia terus mengalami pertumbuhan,

dimana lonjakan pengguna terjadi pada tahun 2017 jumlahnya sebanyak 136 juta.

Oleh We Are Social memperkirakan sekitar 77% populasi dalam Indonesia telah

menggunakan internet. Menurut Rizaty, Monavia Ayu (2022) pada halaman

3
dataindonesia.id bahwa jumlah pengguna internet nasional sudah meningkat

sebesar 3,85% dibandingkan sejak tahun lalu.

Selain technology capability, komponen penting lainnya dalam melahirkan

keunggulan kompetitif pelaku UMKM juga melibatkan e-business strategy guna

merangsang minat konsumen ketika bertransaksi. Hasil dari perkembangan

teknologi lainnya yaitu e-business juga dipercaya dapat membantu pelaku UMKM

meningkatkan performa usahanya mencakup produksi, distribusi, marketing,

hingga pembaruan produk dan jasa milik mereka. Salah satu e-business strategy

yang banyak ditemui pada UMKM adalah pemasaran digital.

Berdasarkan hasil survey Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2021

mencatat pelaku usaha di Indonesia memanfaatkan teknologi internet untuk

kegiatan pemasaran digital melalui media sosial maupun marketplace dengan

presentase tertinggi yakni 63,52% (Humaira, 2022). Presentase pemanfaatan

internet oleh pelaku usaha di Indonesia dapat dilihat pada gambar 1.2 berikut.

Presentase Kegiatan Usaha Memanfaatkan Internet 2021

Sumber: BPS diolah databoks

Gambar 1.2 Presentase kegiatan usaha memanfaatkan internet

4
Melihat data di atas dapat dikatakan Indonesia telah menjadi salah satu

Negara yang antusias menggunakan platform media sosial paling aktif di dunia.

Ditunjukkan oleh gambar 1.3 walaupun pada tahun 2017-2021 kenaikan jumlah

pengguna media sosial pernah melambat hingga 6,3% tetapi mengalami

penigkatan kembali ditahun 2022 sebesar 12,35% (Ivan M, 2022). Pada Januari

2023, laporan We Are Social mencatat sebanyak 167 juta pengguna aktif media

sosial di Indonesia. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 12,57%

dibandingkan pada tahun 2022 dan menjadi penurunan pertama kali terjadi dalam

satu dekade terakhir di Indonesia (Widi, 2023).

Gambar 1.3 Jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia

Dengan adanya strategi e-business yang memnafaatkan internet dan media

sosial akan sangat membantu pertumbuhan perekonomian Indonesia khususnya

bagi para pelaku UMKM ketika menjalankan usahanya.

5
Selain pemasaran digital, strategi bisnis lainnya yang dapat diterapkan

adalah mengadopsi e-payment atau pembayaran elektronik. Tersedianya e-

payment sendiri memiliki perkembangan pesat dalam persaingan pasar. Merujuk

pada laporan East Ventures (EV) yang berjudul Digital Competitiveness Index

2023:Equitable Digital Nation, berbagai metode pembayaran elektronik sudah

cukup populer di Indonesia salah satunya yaitu e-wallet. Dimana e-wallet

memiliki presentase tertinggi sebagai salah satu alternatif transaksi keuangan

sebagaimana ditunjukkan pada gambar 1.4 berikut.

Metode Pembayaran Terpopuler Di Indonesia 2021

Gambar 1.4 Presentase e-payment terpopuler di Indonesia

Penelitian tentang e-business strategy dan technology capability terhadap

UMKM sudah cukup banyak dilakukan di Indonesia. Akan tetapi penelitian di

Kota Palu mengenai prediksi keunggulan kompetitif UMKM yang diciptakan

6
kapabilitas teknologi dan strategi e-business masih sangat terbatas. Oleh karena

itu, peneliti tertarik menjadikan topik tersebut sebagai sebuah penelitian yang

bertujuan untuk memverifikasi teori-teori peneliti terdahulu serta membangun

fakta mengenai e-business strategy dan technology capability memberi pengaruh

pada keunggulan kompetitif untuk peningkatan kinerja UMKM di Kota Palu.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan harapan baru bagi pelaku UMKM

untuk bertahan secara berkepanjangan dan mampu berkembang menjadi pusat

kekuatan ekonomi era digital yang sulit dihindari.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh E-business Strategy Dan Technology Capability

Dalam Keunggulan Kompetitif Untuk Peningkatan Kinerja UMKM Di Kota

Palu”.

7
1.2 Rumusan Masalah

Menyesuaikan latar belakang di atas, maka penjabaran masalah-masalah

dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1) Apakah e-business strategy memberi pengaruh dalam meningkatkan kinerja

pelaku UMKM di Kota Palu?

2) Apakah e-business strategy memberi pengaruh dalam membangun keunggulan

kompetitif UMKM di Kota Palu?

3) Apakah technology capability memberi pengaruh dalam meningkatkan kinerja

pelaku UMKM di Kota Palu?

4) Apakah technology capability memberi pengaruh dalam membangun

keunggulan kompetitif UMKM di Kota Palu?

5) Apakah keunggulan kompetitif dapat memediasi pengaruh e-business strategy

terhadap tingkat kinerja pelaku UMKM di Kota Palu?

6) Apakah keunggulan kompetitif dapat memediasi pengaruh technology

capability terhadap tingkat kinerja pelaku UMKM di Kota Palu?

1.3 Tujuan Penelitian

Menyesuaikan dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin

diperoleh dalam penelitian ini adalah untuk menguji dan memverifikasi masalah

yang telah dirumuskan dalam topik pengaruh e-business strategy dan technology

capability dalam keunggulan kompetitif untuk peningkatan kinerja UMKM di

Kota Palu.

8
1.4 Manfaat Penelitian

Selain tujuan penelitian yang hendak diperoleh, adapun manfaat dalam

penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pembaca baik dalam maupun luar

lingkup pendidikan, antara lain:

1) Bagi Peneliti

Dapat menjadi sarana untuk memperdalam pengetahuan dan

mengimplementasikan wawasan peneliti tentang hal-hal yang berkaitan dengan

pengaruh e-business strategy, technology capability dan keunggulan kompetitif

pelaku UMKM.

2) Bagi Pelaku UMKM

Menjadi bahan pertimbangan yang memberi informasi mengenai variabel

yang mempengaruhi keunggulan kompetitif dalam meningkatkan kinerja UMKM,

sehingga di masa depan pelaku UMKM dapat menentukan dengan tepat

pemanfaatan teknologi dan kebijakan strategi untuk usahanya.

3) Bagi Akademisi

Dapat menjadi acuan bagi pihak-pihak berkepentingan yang membutuhkan

dan pihak yang berminat untuk mengembangkan penelitian ini dalam taraf lebih

lanjut dengan permasalahan serupa.

1.5 Sistematika Penulisan

Penyajian proposal penelitian ini disusun mengacu pada sistematika yang

telah ditetapkan sehingga isi proposal tersaji secara runtut, mudah menemukan

9
informasi yang dibutuhkan, dan mudah dipahami. Penulisan sistematis dalam

proposal ini dibagi dalam beberapa bab yaitu sebagai berikut:

1) BAB I Pendahuluan: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

2) BAB II Tinjauan Pustaka: penelitian terdahulu, landasan teori, kerangka

pemikiran, dan hipotesis yang memuat pengetahuan tentang topik e-business

strategy dan technology capability dalam membangun keunggulan kompetitif

untuk peningkatan kinerja UMKM di Kota Palu.

3) BAB III Metode Penelitian: obyek penelitian, jenis penelitian, lokasi dan

waktu penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, populasi

dan sampel, operasionalisasi variabel, teknik pengujian instrumen, dan teknik

analisis data.

4) BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan: analisis deskriptif data, deskriptif

variabel, hasil uji outer model, hasil uji pengaruh langsung dan efek mediasi

(inner model), serta pembahasan secara rinci hasil penelitian.

5) BAB V Kesimpulan dan Saran: kesimpulan, saran, dan keterbatasan

penelitian.

10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Di bawah ini peneliti menyajikan tabel untuk melihat dengan jelas

perbedaan dan persamaan variabel, metode serta hasil dari penelitian terdahulu

sehingga mudah membandingkan.

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu


Nama Judul Metode Hasil
No. Variabel
Peneliti Penelitian Penelitian Penelitian
1. Teknologi Armiani, Strategi Penelitian Strategi bisnis
Digital Basuki, & bisnis (X), explanatory, secara
Memediasi Noorlailie kinerja purposive langsung
Dampak Suwarno UMKM sampling, berpengaruh
Strategi (2021) (Y), analisis positif terhadap
Bisnis teknologi koefisien kinerja
Terhadap digital (Z) jalur UMKM, lalu
Kinerja strategi bisnis
UMKM Di terhadap
Nusa kinerja UMKM
Tenggara dimediasi
Barat teknologi
digital
berpengaruh
signifikan

11
Lanjutan Tabel 2.1
Nama Judul Metode Hasil
No. Variabel
Peneliti Penelitian Penelitian Penelitian
2. Adopsi Nidia Technology Pendekatan Technology,
Media Ananda (X1), kuantitatif organization,
Sosial Mutiara, organization dengan dan
Terhadap Candra (X2), jenis environment
Kinerja Wijayangka, environment penelitian memiliki
UMKM Di dan Budi (X3), adopsi kausal dan pengaruh
Kota Rustandi media sosial deskriptif, signifikan
Bandung Kartawinata (Y), kinerja serta teknik terhadap
(2019) UMKM (Z) penentuan adopsi media
sampel sosial, lalu
dengan adopsi media
purposive sosial
sampling berpengaruh
signifikan
terhadap
kinerja
UMKM.
3. Pengaruh Nandan Teknologi Kuantitatif Teknologi
Teknologi Rohendi & informasi deskriptif informasi dan
Informasi Raeni Dwi (X1), e- dan e-commerce
dan E- Santy (2019) commerce verifikatif berpengaruh
commerce (X2), signifikan
Terhadap keunggulan terhadap
Keunggulan bersaing (Y) keunggulan
Bersaing bersaing
(Survey dengan arah
Terhadap
Sentra

12
Lanjutan Tabel 2.1
Nama Judul Metode Hasil
No. Variabel
Peneliti Penelitian Penelitian Penelitian
Produksi Kaos hubungan
Maurarajeun positif.
di Kampung
Wisata Sablon
Bandung)
Pengaruh Lani Diana Kapabilitas Analisis Kapabilitas
4.
Kapabilitas Wijaya & teknologi data partial teknologi
Teknologi Virgo informasi least berpengaruh
Informasi dan Simamora (X1), (PLS), signifikan
Kapabilitas (2022) kapabilitas purposive terhadap
Inovasi inovasi sampling keunggulan
Terhadap (X2), bersaing
Strategi dan keunggulan melalui
Dampaknya bersaing strategi,
Terhadap (Y), strategi sedangkan
Keunggulan (Z) kapabilitas
Bersaing inovasi tidak
UMKM berpengaruh
Kuliner signifikan
terhadap
keunggulan
bersaing
Pengaruh Rizki Aji E-payment
5. Analisis Secara parsial
Implementasi Subekti & (X1),
regresi dan simultan
E-Payment Reza kualitas
berganda, variabel e-
Dan Kualitas Widhar produk
analisis payment
Produk Pahlevi (X2),
deskriptif,

13
Lanjutan Tabel 2.1
Nama Judul Metode Hasil
No. Variabel
Peneliti Penelitian Penelitian Penelitian
Terhadap (2022) kinerja
asumsi gateway dan
Kinerja UMKM (Y)
klasik kualitas
UMKM
produk
(Studi Kasus
memiliki
Pada Usaha
pengaruh
Produk Hobi
signifikan
Alat
terhadap
Pancing)
kinerja
UMKM

6. Pengaruh Nur Keunggulan Analisis Keunggulan


Keunggulan Naninsih, bersaing (X), jalur (path bersaing
Bersaing Syamsul kinerja analysis), secara
Terhadap Alam, & pemasaran sampling langsung
Kinerja Dewi (Y), digital jenuh maupun tidak
Pemasaran Pratiwi marketing langsung
Melalui Indriasari (Z) melalui digital
Digital (2022) marketing
Marketing berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
kinerja
pemasaran

7. Pengaruh Padli (2022) Digital Analisis Digital


Digital marketing jalur (path marketing
Marketing (X), analysis) berpengaruh
Terhadap keunggulan positif dan

14
Keunggulan bersaing (Y), signifikan
Lanjutan Tabel 2.1
Nama Judul Metode Hasil
No. Variabel
Peneliti Penelitian Penelitian Penelitian

Usaha Mikro kinerja terhadap


Kecil dan UMKM (Z) keunggulan
Menengah bersaing dan
(UMKM) Di kinerja
Kota Ambon UMKM,
keunggulan
bersaing
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
kinerja UMKM
dan digital
marketing
berpengaruh
positif terhadap
kinerja UMKM
melalui
keunggulan
bersaing

2.2 Landasan Teori

2.2.1 E-business Strategy

15
Pada masa kini banyak proses bisnis yang aktivitas utamanya

memanfaatkan teknologi dan jaringan digital. Aktvitas tersebut dikenal sebagai

perdagangan elektronik (e-business). Menurut Ribbers (2006) e-business adalah

pelaksanaan transaksi bisnis otomatis melalui jaringan komunikasi elektronik

melalui internet atau jaringan pribadi end-to-end (ujung ke ujung). Istilah end-to-

end yang dimaksud melibatkan memadukan designer, pemasok, pembeli, mitra

dagang, penyedia suplai, dan pelanggan akhir dari seluruh proses perencanaan dan

pelaksanaan.

Ada beberapa bentuk interaksi para pelaku e-business yang dijelaskan oleh

Sandhusen (2008) yaitu sebagai berikut:

1) Business-to-Business (B2B) merupakan transaksi yang dilakukan antar

organisasi jenis usaha. Konsumen dalam transaksi ini bukan perorangan

melainkan sebuah kelompok yang menjalankan bisnis juga. Contohnya

produsen perusahaan bahan baku kulit sintetis untuk konsumen perusahaan

tas atau sepatu.

2) Business-to-Consumer (B2C) merupakan transaksi yang terjadi secara

langsung antara perusahaan produsen dengan konsumen perorangan. Jenis

transaksi ini paling umum dikenali. Contohnya toko distro, Carrefour,

Traveloka, dan sebagainya.

3) Consumer-to-Business (C2B) merupakan transaksi dimana konsumen

individu melakukan penawaran dan penjualan barang atau jasa kepada

perusahaan. Contohnya para freelance berbagai bidang seperti desain, tulisan,

dan lain-lain akan menawarkan keahliannya dalam sebuah platform yang

16
telah disediakan lalu nantinya perusahaan yang membutuhkan produk atau

jasa mereka akan memberikan upah.

4) Consumer-to-Consumer (C2C) merupakan interaksi yang aktivitas penjualan

oleh konsumen individu kepada konsumen individu lainnya. Contohnya

Bukalapak, Shopee, dan Tokopedia.

5) Business-to-Government (B2G) merupakan jenis yang hampir sama dengan

B2B tetapi bedanya konsumen pada proses transaksi ini adalah lembaga

pemerintah. Contohnya kontraktor pertahanan.

6) Government-to-Cosumer (G2C) merupakan interaksi dari pemerintah

memberi pelayanan kepada konsumen individu. Contohnya beasiswa,

pelayanan pajak, BPJS, dan sebagainya.

Adapun beberapa keuntungan yang dapat diperoleh pelaku usaha ketika

memutuskan transaksi usahanya beralih menjadi e-business (Zamzami dkk, 2018)

antara lain:

1) Memiliki jangkauan yang luas bahkan global (worldwide). Dengan semakin

luasnya jangkauan bisnis, maka calon konsumen dari Negara manapun di

dunia ini dapat mengetahui produk dari bisnis tersebut. Selain itu pelaku

usaha juga dapat menerima pelayanan dari pemasok dengan harga terbaik

walaupun berjarak cukup jauh dari lokasi pusat pengusaha.

2) Mempermudah bisnis untuk menerapkan metode JIT (Just-In-Time) dalam

manajemen persediaan. Metode JIT dipercaya dapat mempermudah

perusahaan dalam meminimalkan biaya penyetokan barang persediaan. Hal

ini dikarenakan transaksi pesanan oleh konsumen akan langsung diteruskan

17
oleh perusahaan kepada pemasok lalu pemasok akan mengirimkan barang

langsung kepada konsumen.

3) Meminimalkan biaya operasional meliputi biaya pemasaran, gaji karyawan,

sewa kantor, dan pemeliharaan persediaan. Penerapan e-business yang

memanfaatkan internet untuk memasarkan produknya dengan cepat, luas, dan

minim biaya. Pelaku usaha cukup menerima pesanan melalui situs yang

tersedia dimana dalam situs tersebut telah mencakup katalog produk yang

dijual, tata cara pemesanan hingga metode pembayaran, dan pemilihan jasa

pengiriman.

4) Pelayanan lebih efektif kepada konsumen. Hal ini disebabkan karena situs

yang tersedia juga dapat menampung pertanyaan, keluhan, dan saran dari

konsumen yang akan direspon cepat oleh perusahaan.

E-business telah diakui dunia sebagai konsep baru aktivitas dalam

menjalankan usaha. Banyak keuntungan yang diperoleh jika menggunakan

sumber internet saat berinteraksi dengan konsumen. Dalam praktiknya, e-business

sebenarnya lebih berkonsentrasi pada strategi yang melibatkan nilai aktivitas

bisnis dengan memanfaatkan teknologi digital (Makmur, 2019).

Dalam harapan memperoleh keuntungan dari menjalankan e-business

dibutuhkan perencanaan atau strategi sebagai penetapan tujuan jangka panjang

dari perusahaan. Menurut Chandler (1962) dalam salah satu karyanya berjudul

Strategy and Structure menjelaskan bahwa strategi sebagai penentuan tujuan dan

sasaran jangka panjang dasar dari suatu perusahaan, dan adopsi dari tindakan dan

alokasi sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan tujuan tersebut.

18
Sebagai kegiatan jual beli barang atau jasa memanfaatkan sumber daya internet

maka memerlukan adopsi strategi e-business untuk mengoptimalkan kegiatan

operasionalnya. Dimana strategi yang dimaksud adalah mengadopsi digital

marketing dan e-payment. Akan tetapi tetap perlu memperhatikan penerapan e-

business strategy oleh para pelaku usaha harus memastikan strategi yang diadopsi

mendukung dan sesuai dengan strategi bisnis mereka sebelumnya (Sudirman, dkk,

2015).

Menurut Hadi dan Zakiah (2021) strategi digital marketing dapat

membantu UMKM meningkatkan penjualan tanpa mengandalkan toko

konvensional. Mengembangkan pemasaran digital menjadi harapan bagi UMKM

agar bisa mempertahankan usahanya. Adapun media pemasaran berbasis digital

yang banyak digunakan di Indonesia adalah platform sosial media mencakup

Facebook, Instagram, Twitter, TikTok, dan lain sejenisnya. Media sosial adalah

media internet yang memungkinkan para penggunanya untuk mempresentasikan

sendiri atau berinteraksi, berkolaborasi, berkomunikasi, hingga menciptakan

ikatan sosial secara virtual (Narullah, 2015).

Penerapan lain dari e-business strategy juga dengan memaksimalkan e-

payment atau kegiatan pembayaran elektronik yang bersifat non-tunai. Sebagai

aktivitas pembayaran berbasis teknologi, proses penyimpanan uang akan disimpan

dan diterima dengan cepat serta akan mengahasilkan informasi berbentuk digital

(Santika, dkk, 2022). Menurut penelitian Agyekum, dkk (2021) bahwa penerapan

e-payment dapat mendukung harapan pelaku usaha dalam menciptakan keamanan,

ekspektasi kinerja, penerimaan teknologi, dan pengaruh sosial bagi semua

19
kalangan agar mengetahui cara menggunakan sistem e-payment. Sistem

pembayaran elektronik telah menawarkan berbagai metode pembayaran seperti

dengan e-wallet, kartu pembayaran tertentu, QR Code dan lain sejenisnya.

2.2.2 Technology Capability

Technology Capability atau kapabilitas teknologi melihat sejauh mana

kemajuan e-business sesuai antara infrastuktur teknologi, implementasi budaya

dan nilai, dan pelaksanaan praktik kerja dengan yang sudah ada sebelumnya di

perusahaan (Morteza dkk, 2011). Lall (1992) mengatakan sebuah proses yang

melahirkan pandangan teknis untuk memperoleh masukan eksternal bagi

perusahaan, akumulasi keahlian, dan mengonversi pengetahuan menjadi inovasi

adalah proses berkelanjutan dari kemajuan teknologi.

Kuncoro (2005) mendefinisikan kapabilitas sebagai perpaduan sumber

daya yang dimiliki perusahaan merupakan kapasitas untuk mencapai tujuan yang

ditetapkan. Lebih lanjut Nakata dkk (2008) mengungkapkan bahwa kapabilitas

teknologi digambarkan dalam hal kapasitas, kualitas, kecepatan penyimpanan,

pengolahan, dan fungsi komunikasinya.

Adapun menurut Madanmohan, dkk (2004) terdapat beberapa faktor yang

memengaruhi technology capability berupa faktor internal meliputi perencanaan

dan pengendalian, orientasi pasar, pelatihan, investasi dalam R&D, dan tenaga

kerja manual. Faktor eksternal meliputi dukungan pemerintah, lisensi teknologi

dari perusahaan lain, dan ketersediaan aliansi strategik untuk membeli teknologi

baru, serta mode transfer teknologi.

20
Di sisi lain, menurut Zhang dkk (2008) bahwa kapabilitas teknologi

merupakan kemampuan teknologi informasi sebagai kemampuan perusahaan

untuk memobilisasi dan menyebarkan sumber daya dalam kombinasi atau

keterlibatan dengan sumber daya dan kemampuan lainnya. Aral (2007) juga

mendefinisikan kapabilitas teknologi informasi sebagai kemampuan sumber daya

manusia memudahkan atau menghambat investasi teknologi, serta bagaimana

informasi terkait teknologi digunakan dalam komunikasi internal dengan rekan

kerja dan layanan internet perusahaan. Kapabilitas teknologi informasi didasarkan

pada seberapa baik manajemen dan sumber daya manusia memfasilitasi investasi

teknologi informasi, kemampuan komunikasi internal dan eksternal, dan

kemampuan perusahaan menggunakan internet (Saunders dan Brynjolfsson,

2016).

Lopez dan Alegre (2012) menyebutkan dimensi untuk mendirikan

kapabilitas teknologi informasi ialah IT Infrastructure yang mencakup hardware,

software, dan alat atau sumber daya berkontribusi terhadap perolehan,

pengolahan, penyimpanan, pengiriman, maupun penggunaan informasi.

Sedangkan Turulja dan Bajgoric (2016) juga mengungkapkan ada dua dimensi

lainnya untuk mendirikan kapabilitas teknologi informasi yang dijelaskan sebagai

berikut:

1) IT Knowledge adalah tingkat pemahaman tentang manfaat teknologi

informasi serta keterampilan teknologi informasi yang dimiliki karyawan.

21
2) IT Operation terkait tingkat implementasi teknologi informasi ketika

menjalankan kegiatan operasional bisnis atau perubahan kegiatan dalam

rangka meningkatkan penggunaan teknologi informasi.

Penerapan teknologi informasi merupakan keahlian perusahaan dalam

tingkat pengetahuan terhadap TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)

memberikan dukungan kredibel dan menyelaraskan dengan kebutuhan yang

dibutuhkan perusahaan (Bimata, M.I, 2021).

Menurut Zhu dan Nakata (2007) kapabilitas teknologi informasi diukur

dengan indikator seperti kemampuan adanya sistem komputer dan teknologi

lainnya yang terkait dalam suatu organisasi untuk menyimpan, mengolah, serta

menyampaikan informasi. Dahlia, dkk (2015) juga telah menguraikan 3 indikator

untuk mengukur teknologi informasi yaitu sebagai berikut:

1) Jumlah perangkat komputer atau laptop yang digunakan

2) Pemanfaatan bidang teknologi informasi

3) Penggunaan internet

Beberapa pendapat ahli seperti Pisano dan Schuen (1997), Afuah (2002),

dan Tsai (2004) menyatakan technology capability sebagai salah satu kunci

menghasilkan keunggulan kompetitif. Pendapat tersebut juga didukung oleh teori

Resource Based View (RBV) yang mempercayai kapabilitas teknologi akan

menjadi akar keunggulan kompetitif berkelanjutan perusahaan.

22
2.2.3 Keunggulan Kompetitif

Keunggulan kompetitif atau keunggulan bersaing merupakan salah satu

karakteristik yang diperoleh dari kemampuan sumber daya suatu usaha. Porter,

M.E (2004) menyatakan keunggulan kompetitif merupakan jantung kinerja

perusahaan dalam persaingan pasar. Namun ia juga menyatakan setelah adanya

perluasan dan kemakmuran yang besar menyebabkan cukup banyak perusahaan

kehilangan pandangan terhadap keunggulan kompetitif dalam upaya perjuangan

meningkatkan omzet bisnis dengan menambah varian produk.

Sampurno (2018) mendefinisikan keunggulan kompetitif sebagai aset,

kapabilitas, dan lainnya yang mengatur perusahaan untuk bersaing secara efektif

dalam industri. Selanjutnya Wahyudi (2018) mengutarakan keunggulan kompetitif

menguatkan perusahaan untuk memperoleh laba lebih tinggi dibandingkan rata-

rata keuntungan yang diperoleh pesaing dalam industri. Keunggulan kompetitif

dapat menjadi kemampuan perusahaan memberi nilai tambah yang mendatangkan

manfaat terhadap produk ciptaannya dan tentunya menjadi nilai lebih

dibandingkan produk pesaing (Santy dan Yustisia, 2016).

Dirgantoro (2001) menjabarkan beberapa faktor yang memengaruhi

keunggulan kompetitif diantaranya sebagai berikut:

1) Nilai harus ditekankan pada produk apa yang diinginkan konsumen, apakah

telah sesuai dengan yang mereka dapatkan.

2) Kemampuan mengenai kecepatan penyerahan produk atau kepekaan terhadap

konsumen.

23
3) Layak tidaknya harga yang ditetapkan perusahaan terhadap produknya di

mata konsumen.

4) Loyalitas konsumen atau kesetiaan konsumen yang akan mengabaikan

produk pengganti dari pesaing.

Raisinghani (2001) menerangkan untuk dapat meningkatkan keunggulan

kompetitif dari suatu organisasi perlu mengadopsi strategi e-business yang tepat

agar mampu memodifikasi proses bisnis organisasi tersebut. Strategi dipercaya

akan memaksimalkan keunggulan kompetitif serta meminimalkan hambatan

bersaing. Jika semakin tinggi tekanan yang didapatkan dari pesaing ketika

menjalani usaha, pelaku usaha seperti UMKM akan dituntut untuk mengadopsi

strategi bisnis yang memanfaatkan teknologi agar berhasil memperoleh

keuntungan kompetitif. Selain itu dalam teori RBV juga telah dijelaskan bahwa

perusahaan dapat menciptakan keunggulan kompetitif berasal dari sumber daya

yang dimilikinya. Dimana sumber daya yang dimaksud adalah technology

capability yang memiliki 4 karakteristik yakni bernilai, langka, sulit ditiru, dan

sulit disubtitusi (Barney, 1991).

Sehingga disimpulkan bahwa secara teoritis e-business strategy dan

technology capability memenuhi syarat untuk menciptakan keunggulan kompetitif

bagi pelaku usaha.

UMKM yang berhasil meraih keunggulan kompetitif harus terus konsisten

mempertahankannya, karena dengan adanya keunggulan maka semakin

bertambah kompetitor yang memerhatikan titik lemah dari suatu usaha. Untuk

24
menciptakan dan mempertahankan keunggulan kompetitif diperlukan atribut yang

sukar diketahui pesaing (Hooley, dkk, 2008) antara lain seperti:

a. Unique and valued products/Produk unik dan bernilai.

b. Clear, tight definition of market targets/Target pasar yang jelas dan ketat.

c. Enhanced customer linkages/Tingkat hubungan pelanggan.

d. Established brand and company credibility/Kredibilitas perusahaan dan merk

yang diciptakan.

2.2.4 Kinerja UMKM

Sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 07 Tahun

2021 bahwa UMKM adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri

dilakukan perorangan atau badan usaha. Berdasarkan peraturan tersebut, UMKM

dapat dikelompokkan dalam beberapa kriteria (Rahmana, 2008) sebagai berikut:

1) Livelihood Activities merupakan usaha kecil menengah yang umum dikenal

sebagai sektor informal dijadikan peluang kerja untuk mencari nafkah.

2) Micro Enterprise merupakan usaha kecil menengah bersifat pengrajin akan

tetapi belum memiliki jiwa kewirausahaan.

3) Small Dynamic Enterprise merupakan usaha kecil menengah yang sudah

memiliki jiwa kewirausahaan dan kapasitas untuk menerima pekerjaan

subkontrak serta ekspor.

4) Fast Moving Enterprise merupakan usaha kecil menengah telah berwirausaha

dan nantinya akan tumbuh menjadi Usaha Besar (UB).

25
Sebagai sebuah organisasi, UMKM dituntut harus memiliki kinerja yang

baik. Hal itu terjadi sebagai dampak dari tuntutan konsumen akan pelayanan yang

baik dan berkualitas tinggi terhadap kebutuhan mereka. Hasil kerja atau perilaku

aktual yang ditunjukkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam organisasi

maka akan menentukan kinerja usaha (Hariandja, 2008). Kinerja menurut

Sudiarta, dkk (2014) diartikan sebagai keberhasilan atau kegagalan dari aktivitas

manajemen saat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam akuntabilitas

publik. Sedangkan menurut Wibowo (2017) kinerja adalah output atau hasil kerja

baik dari segi kualitas maupun kuantitas disertai keterampilan dalam

menyelasaikan pekerjaannya yang dapat dipertanggungjawabkan.

Menurut pendapat Mutegi, dkk (2015) kinerja UMKM merupakan

tercapainya evaluasi kerja dari pembagian tugas kegiatan dan peran dalam suatu

periode perusahaan. Selanjutnya Aribawa (2016) menjelaskan hasil pekerjaan

yang dilakukan hingga diselesaikan oleh individu dalam perusahaan pada periode

tertentu, dikaitkan dengan ukuran nilai serta standar perusahaan tempat individu

bekerja, maka dipandang sebagai kinerja UMKM.

Dalam teori TAM (Technology Acceptance Model) menyatakan teknologi

sebagai upaya untuk dapat meningkatkan kinerja suatu organisasi. Menurut

Mulyana dan Wijaya (2018) menyatakan e-payment adalah suatu sistem

pembayaran yang memanfaatkan teknologi internet sebagai komunikasi. Lalu

menurut Cao, dkk (2018) bahwa adopsi media sosial yang dilakukan perusahaan

akan membantu perusahaan tersebut dalam meningkatkan konsumen, penjualan,

pendapatan, dan reputasi. Seperti penjelasan peneliti pada pembahasan

26
sebelumnya bahwa sistem e-payment dan platform media sosial sebagai media

digital marketing merupakan penerapan dari e-business strategy. Dimana strategi

dan kapabilitas akan membentuk keunggulan kompetitif yang memberi pengaruh

terhadap tingkat kinerja. Sehingga dapat disimpulkan e-business strategy dan

technology capability diyakini membantu menciptakan keunggulan kompetitif

untuk meningkatkan kinerja UMKM.

Dalam penelitian ini kinerja UMKM yang akan diukur terdapat dua

dimensi kinerja yaitu kinerja keuangan dan kinerja non keuangan (Utami, dkk,

2013). Kinerja keuangan meliputi pendapatan, profit dan peningkatan aset.

Sedangkan kinerja non keuangan meliputi kualitas produk, kepuasan pelanggan,

sumber daya manusia, reputasi, dan kontribusi sosial.

Pengukuran tingkat kinerja UMKM dalam penelitian ini dengan melihat

keunggulan kompetitif yang tercipta dari mengadopsi e-business strategy dan

technology capability.

2.3 Kerangka Pemikiran

Diperlukan suatu kerangka pemikiran yang bertujuan memberi kemudahan

pemahaman terhadap penelitian ini. Berdasarkan rumusan masalah yang telah

disusun, terdapat 4 variabel yang akan diuji yaitu variabel eksogen meliputi e-

business strategy dan technology capability, variabel endogen meliputi kinerja

UMKM, dan variabel mediasi meliputi keunggulan kompetitif. Berikut gambaran

kerangka pemikiran dalam penelitian ini.

27
Gambar 2.1 Kerangka pemikiran penelitian

Keterangan:

Pengaruh Langsung

Pengaruh Tidak Langsung

2.4 Hipotesis

2.4.1 Pengaruh E-business Strategy Terhadap Kinerja UMKM

Aktivitas e-business yang diadopsi pelaku UMKM memiliki ruang lingkup

yang luas. Selain dalam proses jual beli, strategi e-business juga banyak terlibat

dalam kegiatan pemasaran produk, pelayanan konsumen, hingga layanan

pembayaran. Dalam penelitian ini strategi e-business yang dimaksud adalah

penerapan e-payment dan pemasaran digital dalam seluruh kegiatan usaha

UMKM. Dengan adanya e-business yang lebih memanfaatkan teknologi internet

sebagai proses bisnis utama mereka maka pelaku UMKM dapat meningkatkan

kinerja usahanya dengan lebih efisien dan fleksibel.

28
Berdasarkan hasil penelitian Tarigan (2022) menyimpulkan bahwa strategi

e-business pemasaran digital berpengaruh positif terhadap kinerja UMKM. Selain

itu, hasil penelitian Subekti dan Pahlevi (2022) menyimpulkan secara parsial

bahwa strategi e-business pembayaran elektronik (e-payment) memiliki pengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja UMKM. Dari berbagai pendapat diatas

maka terbentuk hipotesis:

H1 = Terdapat pengaruh positif dan signifikan e-business strategy terhadap

kinerja UMKM di Kota Palu

2.4.2 Pengaruh E-business Strategy Terhadap Keunggulan Kompetitif

Semakin marak perkembangan praktik bisnis yang semula tradisional

meluas menjadi e-business menciptakan daya saing yang erat bagi setiap pelaku

UMKM. E-business sebenarnya berfokus pada strategi yang mengacu pada

serangkaian kegiatan bisnis menggunakan teknologi internet. Oleh karena itu,

ketepatan strategi e-business yang diadopsi sangat penting bagi pelaku UMKM

agar mampu mempertahankan keunggulan kompetitif untuk bersaing dengan

kompetitornya.

Dalam penelitian Padli (2022) disimpulkan bahwa strategi e-business

pemasaran digital memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan

kompetitif. Dari pendapat diatas maka terbentuk hipotesis:

H2 = Terdapat pengaruh positif dan signifikan e-business strategy dalam

membangun keunggulan kompetitif pelaku UMKM di Kota Palu

29
2.4.3 Pengaruh Technology Capability Terhadap Kinerja UMKM

Technology capability atau kapabilitas teknologi dapat menjadi fasilitas

bagi pelaku UMKM dalam mengukur kinerja usahanya. Dengan kapabilitas

teknologi maka akan semakin memudahkan pengumpulan berbagai data khusus

pelanggan seperti pola pembelian, tingkat kepuasan, serta kualitas produk dan

pelayanan.

Hasil penelitian Sidiq dan Astutik (2017) menyimpulkan adanya pengaruh

positif kapabilitas teknologi terhadap kinerja usaha. Berdasarkan pendapat

tersebut maka dibentuk hipotesis:

H3 = Terdapat pengaruh positif dan signifikan technology capability terhadap

kinerja UMKM di Kota Palu

2.4.4 Pengaruh Technology Capability Terhadap Keunggulan Kompetitif

Untuk meraih keunggulan kompetitif, dibutuhkan komponen penting

informasi dan komunikasi dalam bertransaksi bisnis yaitu berupa teknologi.

Penggunaan teknologi mengubah cara pelaku UMKM bersaing maupun bekerja.

Kapabilitas teknologi diharapkan dapat membantu meningkatkan dan memperkuat

keunggulan kompetitif pada era digital saat ini.

Penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dan Simamora (2022)

menyimpulkan bahwa kapabilitas teknologi memiliki pengaruh signifikan

terhadap keunggulan kompetitif. Adapun dalam penelitian Rohendi dan Santy

(2019), disimpulkan bahwa teknologi informasi berpengaruh secara signifikan

30
terhadap keunggulan kompetitif dengan arah hubungan positif. Dari pendapat

tersebut maka dapat terbentuk hipotesis:

H4 = Terdapat pengaruh positif dan signifikan technology capability dalam

membangun keunggulan kompetitif pelaku UMKM di Kota Palu

2.4.5 Pengaruh Keunggulan Kompetitif Memediasi E-Business Strategy

Terhadap Kinerja UMKM

Ketika pelaku UMKM mampu mendominasi pasar sebagai pemimpin

dibandingkan dengan kompetitor lainnya, dapat dipastikan ia memiliki

keunggulan kompetitif yang kuat. Dalam penelitian ini mengadopsi strategi e-

business berupa pemasaran digital dan e-payment diyakini mampu menciptakan

keunggulan kompetitif yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja UMKM

secara finansial.

Dalam penelitian Padli (2022) dapat disimpulkan bahwa strategi e-

business pemasaran digital memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM

melalui keunggulan kompetitif. Maka dari pendapat tersebut dibentuk hipotesis:

H5 = Terdapat keunggulan kompetitif memediasi e-business strategy terhadap

tingkat kinerja UMKM di Kota Palu

2.4.6 Pengaruh Keunggulan Kompetitif Memediasi Technology Capability

Terhadap Kinerja UMKM

Pada perkembangan digitalisasi saat ini, pemanfaatan kapabilitas teknologi

dalam menciptakan dan mempertahankan keunggulan kompetitif akan

31
meningkatkan kinerja suatu usaha. Technology capability sudah seharusnya

diterapkan dengan kreativitas yang tinggi untuk terus berinovasi dalam berbagai

bidang kegiatan operasional UMKM.

Berdasarkan penelitian Efendi (2021), terdapat kesimpulan bahwa adanya

pengaruh positif signifikan keunggulan kompetitif memediasi pengaruh teknologi

terhadap kinerja usaha. Dari hasil penelitian tersebut, maka dapat terbentuk

hipotesis:

H6 = Terdapat keunggulan kompetitif memediasi technology capability terhadap

tingkat kinerja UMKM di Kota Palu

32
BAB III
METODE

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan pokok persoalan berupa sifat, kualitas,

kuantitas, bisa juga berupa perilaku, kegiatan, pendapat, pandangan penilaian,

sikap pro-kontra, maupun keadaan batin, bisa pula berupa proses dan hasilnya,

dan sebagainya. Pokok persoalan yang dimaksud terdapat pada benda, orang, atau

lembaga (Kurniawan, 2014). Sebelumnya pernyataan tersebut telah dipertegas

oleh Dayan (1986), bahwa objek penelitian adalah topik atau pokok persoalan

yang menjadi sasaran penelitian agar mendapatkan data secara lebih terarah.

Dalam penelitian ini akan mencari tahu tentang e-business strategy dan

technology capability yang diadopsi dalam kegiatan UMKM di Kota Palu apakah

dapat mengukur keunggulan kompetitif guna meningkatkan kinerja para pelaku

UMKM. Sehingga peneliti menentukan e-business strategy, technology

capability, keunggulan kompetitif dan tingkat kinerja sebagai objek penelitian.

3.2 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk pada jenis penelitian asosiatif dan penelitian

inferensial dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Soesilo (2018) penelitian

inferensial merupakan jenis penelitian yang mengaitkan variabel satu dengan

variabel lainnya bertujuan untuk membuktikan atau menguji suatu hipotesis. Hal

tersebut sesuai dengan tujuan awal peneliti yang telah dirumuskan dalam

menyusun proposal penelitian ini. Sedangkan penelitian asosiatif menurut

33
Sugiyono (2016) memiliki tujuan untuk mengetahui maupun menjelaskan

hubungan sebab-akibat (kausalitas) antara variabel-variabel yang akan diteliti.

Dalam penelitian ini variabel eksogen yaitu e-business strategy dan technology

capability yang menjadi sebab timbulnya variabel endogen yaitu kinerja UMKM.

Variabel endogen tersebut menjadi akibat dari adanya variabel eksogen.

Berdasarkan jenis penelitian, maka metode yang digunakan adalah metode

statistika inferensial. Rinaldi, dkk (2020) menjelaskan statistika inferensial adalah

cara melakukan analisis data dengan mencermati dan menarik kesimpulan

terhadap data atau populasi berdasarkan sampel (sebagian data). Ruang lingkup

dalam metode statistika inferensial meliputi pengujian hipotesis, analisis korelasi,

analisis regresi linier sederhana, analisis varians, analisis kovarians, dan

sebagainya.

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.3.1 Lokasi Penelitian

Pilihan lokasi pada penelitian ini adalah Kota Palu pada kecamatan Palu

Barat. Lokasi tersebut dipilih karena berdasarkan perolehan data dari Dinas

Koperasi, UMKM dan Tenaga Kerja Kota Palu Tahun 2021, kecamatan Palu

Barat menjadi kecamatan dengan pelaku UMKM terbanyak yaitu 5.707.

3.3.2 Waktu Penelitian

Secara terencana pelaksanaan penelitian ini akan dimulai pada minggu

keempat bulan Juni 2023.

34
3.4 Jenis dan Sumber Data

3.4.1 Jenis Data

Berdasarkan sifat penelitian, data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data kuantitatif. Seperti penjelasan dari Sugiyono (2010) bahwa data

kuantitatif memuat informasi yang dinyatakan dalam bentuk angka dapat diukur

maupun dihitung secara langsung. Data kuantitatif menunjukkan kuantitas, bentuk

angka absolut, dan dapat ditentukan besarannya (Priadana dan Sunarsi, 2021).

Dalam penelitian ini, data kuantitatif akan berasal dari populasi dan

sampel yang menjadi subjek penelitian. Menggunakan instrumen berupa

kuesioner dan analisis data bersifat konkrit yang menghasilkan angka-angka yang

nantinya dapat diuji dengan menggunakan SmartPLS.

3.4.2 Sumber Data

Berdasarkan cara memperoleh data, dalam penelitian ini sumber data

dibagi dalam dua bentuk yaitu:

1) Data Primer

Data primer memiliki sifat spesifik yang menjadi basis utama dalam

penelitian ini dimana berbentuk kuesioner yang diedarkan dan akan diisi secara

langsung tanpa melalui perantara oleh responden atau sumber asli yaitu pelaku

UMKM di Kota Palu.

2) Data Sekunder

Untuk melengkapi kebutuhan data penelitian ini maka digunakan data

sekunder berupa daftar pelaku UMKM tahun 2021 di Kota Palu yang diperoleh

35
langsung dengan berkunjung pada Dinas Koperasi, UMKM, Dan Tenaga Kerja

Kota Palu beralamat di Jl. Bantilan No. 26. Selain itu, penelitian ini menggunakan

data sekunder berbentuk artikel, buku pedoman, jurnal-jurnal terdahulu, serta situs

web dengan akses internet yang memiliki informasi terkait variabel-variabel yang

diteliti. Data-data tersebut termasuk jenis data yang telah tersedia, siap diolah, dan

diperoleh dari pihak lain dengan kata lain bukan dari sumber asli subjek penelitian

atau didapatkan melalui media perantara.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Mengumpulkan data dan informasi dari populasi yang besar dengan

sampel relatif lebih kecil yang dibutuhkan penelitian ini maka menggunakan

metode survey. Sugiyono (2018) menjelaskan survey sebagai metode penelitian

kuantitatif yang bertujuan memperoleh data pada masa lampau maupun saat ini

terkait tentang karakteristik, pengetahuan, opini, hingga perilaku hubungan

variabel. Untuk melaksanakan survey maka disebarkan kuesioner yang berfungsi

sebagai instrumen pengumpulan data primer. Penyebaran kuesioner kepada pelaku

UMKM Kota Palu dilakukan secara langsung (offline) dan juga secara online.

3.6 Populasi dan Sampel

3.6.1 Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2010) populasi adalah wilayah generalisasi terdiri dari

objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu ditetapkan oleh peneliti

untuk diteliti dan digunakan sebagai dasar untuk penarikan kesimpulan. Adapun

36
populasi dalam penelitian ini berdasarkan perolehan data pada Dinas Koperasi,

UMKM Dan Tenaga Kerja Kota Palu sebanyak 5.707 UMKM yang ada di

Kecamatan Palu Barat.

3.6.2 Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2021).

Menentukan sampel bertujuan karena jumlah populasi yang cukup besar sehingga

tidak memungkinkan untuk dipelajari sebab adanya keterbatasan waktu, dana, dan

tenaga. Oleh karena itu, peneliti menggunakan metode purposive sampling yakni

menurut Sugiyono (2019) merupakan teknik pengambilan sampel dengan

pertimbangan-pertimbangan kriteria tertentu agar dapat menentukan jumlah

sampel penelitian yang memenuhi syarat. Untuk mendapatkan sampel yang

representatif atau benar-benar mewakili populasi, peniliti menyusun kriteria yang

harus terpenuhi yaitu:

1) Pelaku UMKM yang masih aktif di Kecamatan Palu Barat

2) Mengadopsi media sosial sebagai digital marketing

3) Mengadopsi sistem pembayaran elektronik (e-payment)

3.7 Operasionalisasi Variabel

3.7.1 Definisi Operasional

Penelitian ini terdapat 4 variabel yang terdiri dari 2 variabel eksogen

(bebas), 1 variabel endogen (terikat), dan 1 variabel mediasi. Di bawah ini akan

menjelaskan operasionalisasi dari masing-masing variabel sebagai berikut:

37
1) E-business Strategy (X1)

Penerapan e-business sangat penting pada era digital saat ini. Keuntungan

dari e-business dipercaya bisa memperluas pasar, menjangkau banyak konsumen,

menekan biaya modal serta lebih menghemat waktu. Demi memperoleh

keuntungan dari penerapan e-business maka pelaku UMKM diharuskan memiliki

strategi atau perencanaan. Dalam penelitian ini, strategi yang dimaksud adalah

mengadopsi kegiatan pemasaran menggunakan media sosial dan pembayaran

digital atau e-payment.

a. Digital Marketing atau pemasaran digital harus memperhatikan produk

dari segi kualitas, harga, maupun daya saing. Hadi dan Zakiah (2021)

menjelaskan dalam ketentuan pemasaran digital maka harus memiliki akun

media sosial lalu secara rutin menciptakan konten yang menarik dan

interaktif. Selain itu media sosial menjadi strategi yang efektif bagi

pengguna apalagi bisa lebih memanfaatkan fitur Facebook ads, Instagram

ads, Youtube ads, dan lain sebagainya.

b. E-payment atau pembayaran elektronik adalah metode pembayaran secara

daring terlepas dari lokasi dan waktu melalui jaringan elektronik salah

satunya yaitu internet (Budiarta, dkk, 2020). Dalam penelitian ini metode

e-payment dapat meliputi m-banking, QRIS, dan e-wallet (Dana, GoPay,

LinkAja, OVO, dan lain sebagainya). Penggunaa e-payment pada UMKM

sebagai alat strategi pendukung yang menggabungkan unsur pemasaran,

penjualan, dan layanan pelanggan (Kilay, dkk, 2022).

38
2) Technology Capability (X2)

Untuk mendukung e-business strategy maka sudah pasti diperlukan

komponen teknologi. Dalam penelitian ini yang menjadi indikator untuk

menciptakan kapabilitas teknologi yaitu didasarkan pada tingkat infrastruktur

teknologi (Yuniarto, 2013).

a. Technical infrastructure meliputi perangkat lunak, perangkat keras,

kemampuan internet, data, dan aplikasi utama yang terkait pada suatu

usaha.

b. Human infrastructure meliputi pengetahuan, kompetensi, keahlian atau

keterampilan, pengalaman, nilai dan norma yang dikuasai oleh sumber

daya manusia.

3) Keunggulan Kompetitif (Y1)

Barney (1991) berpendapat keunggulan kompetitif merupakan nilai yang

diterapkan pada suatu usaha yang diciptakan dengan sumber daya dengan

karakteristik yakni bernilai, langka, sulit ditiru, dan sulit didistribusi. Bernadi dan

Russel (2003) mengartikan keunggulan kompetitif sebagai kemampuan organisasi

dalam merumuskan strategi untuk meraih peluang yang menguntungkan. Pada

penelitian ini keunggulan kompetitif menjadi mediator atau perantara strategi e-

business dan kapabilitas teknologi untuk melihat pengaruhnya terhadap tingkat

kinerja yang dimiliki suatu UMKM. Adapun indikator yang dapat digunakan

untuk mengukur keunggulan kompetitif yaitu harus memiliki karakteristik seperti

yang diungkapkan Barney (1991) sebagai berikut:

39
a. Bernilai, suatu usaha dikatakan bernilai jika memiliki sumber daya yang

digunakan untuk implementasi strategi sehingga menghasilkan keefektifan

dan efisiensi usaha tersebut.

b. Langka, karena sumber daya digunakan untuk mengimplementasikan

strategi suatu usaha maka sumber daya yang dimiliki seharusnya tidak

dapat dimiliki oleh kompetitor agar mereka tidak mampu melakukan hal

yang sama.

c. Sulit ditiru, jika sumber daya yang dimiliki memenuhi dua karakteristik

diatas maka dapat dipastikan kompetitor kesulitan meniru keunggulan

yang dimiliki.

d. Sulit disubtitusi, artinya sulit digantikan atau tidak ada sumber daya yang

sepadan dapat menggantikan.

4) Kinerja UMKM (Y2)

Menurut Wibowo (2017) kinerja UMKM adalah output yang tercipta

dalam hal kualitas dan kuantitas pekerjaan yang dapat dipertanggungjawabkan

sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki. Kinerja yang baik

akan memberi dampak terhadap pertumbuhan ekonomi Negara. Utami, dkk

(2013) menyatakan terdapat dua dimensi kinerja yang dapat diukur yaitu kinerja

keuangan (pendapatan dan profit) dan kinerja non-keuangan (kualitas produk,

kepuasan pelanggan, dan sumber daya manusia).

Selanjutnya Schaupp dan Belanger (2014) juga mengelompokkan kinerja

UMKM menjadi 4 yaitu:

40
a. Dimensi penjualan, mengacu pada manfaat aktual terkait barang atau jasa

yang diperjualkan.

b. Dimensi pemasaran berfokus pada laba bersih dari penjualan.

c. Dimensi layanan konsumen mencakup manfaat interaksi terhadap

konsumen seperti peningkatan kepuasan, kenyamanan, dan komunikasi.

d. Dimensi operasional internal mengacu pada keuntungan operasional dari

penggunaan media sosial seperti peningkatan motivasi dan efektivitas

karyawan.

3.7.2 Pengukuran Variabel

Untuk melakukan pengukuran terhadap setiap variabel maka disusun alat

pengukuran yaitu kuesioner. Kuesioner akan berisi serangkaian pernyataan terkait

strategi e-business dan kapabilitas teknologi, keunggulan kompetitif serta kinerja

UMKM. Setiap jawaban dari responden terhadap pernyataan dalam kuesioner,

diberi skor menggunakan skala Likert 5 poin dengan keterangan sebagai berikut:

a. Sangat Setuju (SS) = 5 poin

b. Setuju (S) = 4 poin

c. Cukup Setuju (CS) = 3 poin

d. Tidak Setuju (TS) = 2 poin

e. Sangat Tidak Setuju (STS) = 1 poin

Diharapkan responden memilih salah satu pilihan yang cenderung pro atau

kontra dengan pernyataan yang akan diberikan nanti.

41
Selanjutnya untuk menganalisis skala likert yang digunakan dalam

mendeskripsikan data penelitian adalah ditentukan dengan nilai mean, dimana

kriterianya dijabarkan oleh Muhidin dan Abdurrahman (2007) dapat dilihat pada

tabel 3.1.

Tabel 3.1 Kriteria Pengukuran Skala Likert


Kategori Skala Keterangan
1,00 – 1,79 Sangat Tidak Baik / Sangat Rendah
1,80 – 2,59 Tidak Baik / Rendah
2,60 – 3,39 Cukup / Sedang
3,40 – 4,19 Baik / Tinggi
4,20 – 5,00 Sangat Baik / Sangat Tinggi
Sumber: Muhidin dan Abdurrahman (2007)

3.7.3 Matriks Operasional

Untuk kemudahan menjelaskan variabel yang dianalisis, maka disajikan

dalam bentuk matriks yang dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini.

Tabel 3.2 Matriks Operasional


Definisi Operasional Skala
Indikator Skor Item
Variabel Ukur

E-Business Strategy Kesuksesan strategy e-


(X1), adalah seluruh business dapat diukur
proses perencanaan dan dengan:
pelaksanaan transaksi 1) Kesadaran
1, 2, 3, 4,
bisnis otomatis melalui menerima Interval 1-5
5, 6
jaringan komunikasi perkembangan
elektronik internet atau teknologi
jaringan pribadi end-to- (Novriasari, 2012)
end (Ribbers, 2006). 2) Kemudahan dalam
mengelola aktivitas

42
Lanjutan Tabel 3.2
Definisi Operasional Skala
Indikator Skor Item
Variabel Ukur
promosi (Putra dan
Santoso, 2020)
3) Kemudahan,
kenyamanan, dan
manfaat e-payment
(Puspita, 2019)
4) Informativeness
(Nasdini, 2012)

Technology Capability Menciptakan


(X2), adalah sejauh kapabilitas teknologi
mana e-business sesuai didasarkan pada tingkat
dengan insfrastuktur infrastruktur (Yuniarto,
teknologi, budaya, nilai, 2013) yaitu:
dan praktik kerja yang 1) Technical
sudah ada sebelumnya infrastructure:
pada perusahaan software, hardware,
(Morteza, dkk, 2011). kemampuan
internet, data, dan
7, 8, 9, 10,
aplikasi utama pada Interval 1-5
11
suatu usaha.
2) Human
infrastructure:
pengetahuan,
kompetensi,
keahlian,
pengalaman, nilai
dan norma yang
dikuasai oleh
sumber daya
manusia.

43
Lanjutan Tabel 3.2
Definisi Operasional Skala
Indikator Skor Item
Variabel Ukur

Keunggulan Kompetitif Atribut yang harus


(Y1), merupakan nilai dimiliki keunggulan
yang diciptakan dengan kompetitif (Barney,
sumber daya yang 1991) yakni: 12, 13, 14,
dimiliki dengan 1) Bernilai Interval 1-5
15, 16, 17
karakteristik (Barney, 2) Langka
1991). 3) Sulit ditiru
4) Sulit didistribusi

Kinerja UMKM (Y2), Gopang, dkk (2017)


adalah output yang menawarkan indikator
tercipta dalam hal mengukur kinerja
kualitas dan kuantitas UMKM yaitu:
pekerjaan yang dapat 1) Modal kerja yang 18, 19, 20,
dipertanggungjawabkan cukup Interval 1-5
21, 22
sesuai dengan 2) Penjualan
kemampuan dan 3) Laba bersih
keterampilan yang 4) Produktivitas
dimiliki (Wibowo, 5) Pencapaian target
2017).

3.8 Teknik Analisis Data

1.1.1 Analisis Deskriptif

Menurut Arikunto (2006), analisis deskriptif merupakan metode untuk

mendeskripsikan secara objektif suatu keadaan yang menggunakan angka, mulai

dari pengumpulan data, penafsiran data tersebut, serta penampilan dan hasilnya.

Adapun pendapat Ghozali dan Ratmono (2017) dalam Rifkhan (2023) bahwa

analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan menganalisis data dengan cara

44
memberikan deskriptif pada data tersebut dilihat dari nilai mean. Untuk

memperoleh nilai mean akan dilakukan tabulasi distribusi frekuensi terhadap

setiap variabel penelitian. Sehingga analisis deskriptif penelitian ini dirancang

untuk mendeskripsikan informasi variabel penelitian.

1.1.2 Partial Least Square (PLS)

Penelitian ini mengadopsi Partial Least Square yang seluruh proses

analisisnya menggunakan software SmartPLS. Teknik PLS yang dikembangkan

oleh Wold (1960) mengemukakan sebagai salah satu alternatif yang bersifat

powerfull dan soft modelling karena tidak didasarkan banyak syarat atau asumsi

seperti uji normalitas dan multikolinearitas. Oleh karena itu, model PLS cocok

diterapkan untuk menangani banyak variabel laten sekaligus serta

mengkonfirmasi teori.

1.1.3 Uji Outer Model (Model Pengukuran)

Pada tahap outer model akan menganalisis secara spesifik pengukuran

hubungan antara variabel laten dengan indikator-indikatornya. Dengan kata lain,

tahap ini bertujuan untuk menguji keakuratan dan kepercayaan pada instrumen

yang digunakan dalam penelitian. Berikut pengujian yang ditawarkan oleh Hair,

dkk (2017) terhadap outer model yaitu:

1) Convergent Validity, merupakan sebuah pengujian untuk membuktikan setiap

indikator yang terdapat pada setiap variabel laten dalam instrumen penelitian

ini dapat dipahami oleh responden. Pengujian convergent validity dilihat pada

45
nilai Loading Factor yaitu dapat diterima jika ≥ 0,7 serta nilai AVE (Average

Variance Extracted) yaitu ≥ 0,5.

2) Discriminant Validity, merupakan pengujian yang bertujuan membuktikan

bahwa setiap indikator pada setiap variabel dalam instrumen penelitian tidak

dikacaukan oleh responden. Nilai discriminant validity ditentukan

menggunakan pendekatan Fornell-Larcker Criterion yaitu dimana nilai

korelasi setiap variabel harus lebih tinggi daripada nilai korelasi dengan

variabel lainnya. Selain itu, juga harus melihat pada nilai Cross Loading yaitu

membandingkan nilai korelasi indikator dengan variabelnya sendiri harus

lebih tinggi daripada nilai korelasi indikator dengan variabel lainnya.

3) Composite Reability dan Cronbach’s Alpha, merupakan pengujian untuk

mengukur reliabilitas sesungguhnya pada suatu indikator yang dimiliki setiap

variabel laten. Pengujian ini akan melihat seberapa besar instrumen penelitian

dapat dipercaya dan diandalkan yaitu dengan nilai ≥ 0,7.

1.1.4 Uji Inner Model (Model Struktural)

Tahap inner model memiliki tujuan untuk mengidentifikasi dan

menggambarkan hubungan antara variabel eksogen, endogen, dan variabel

mediasi. Hasil dari pengujian inner model akan digunakan sebagai jawaban dari

hipotesis yang telah disusun dalam penelitian ini. Adapun beberapa pengujian

yang akan dilakukan pada tahap ini antara lain:

1) R Square (R2), bertujuan menguji kekuatan prediksi apakah pengaruh variabel

eksogen dapat menjelaskan variasi terhadap variabel endogennya.

46
Berdasarkan pendapat Ghozali dan Latan (2015) kekuatan nilai R 2 dilihat dari

beberapa kriteria yaitu sebesar 0,75 (kuat), 0,50 (moderat), dan 0,25 (lemah).

2) Path Coefficients, untuk melihat pengaruh pada pengujian hipotesis penelitian

memperhatikan nilai positif atau negatif sekaligus signifikansi antar konstrak,

t-statistic, dan p-values. Untuk melakukan uji hipotesis tersebut maka

diterapkan teknik bootstrapping dengan tujuan meminimalkan masalah

ketidaknormalan data penelitian (Kurniati, 2020). Hasil analisa menggunakan

teknik bootstrapping dijelaskan oleh Hair, dkk (2017) bahwa nilai t-statistics

≥ t-tabel one tail yang telah ditentukan yaitu 1,65 serta nilai p-values

menggunakan level signifikansi 5% atau harus ≤ 0,05.

1.1.5 Uji Goodness of Fit (GoF) Model

Uji GoF merupakan pengujian kebaikan atau kecocokan model yang

digunakan dalam penelitian (Ghozali, 2016). Model GoF memiliki tujuan untuk

mengetahui performa gabungan seberapa besar tingkat kelayakan dan ketepatan

outer model dan inner model yang digunakan dalam penelitian ini mampu

menghasilkan estimasi nilai aktual. Untuk mengetahui tingkat kelayakan dan

ketepatan model tersebut dilihat pada nilai SRMR (Standardized Root Mean

square Residual) yaitu ≤ 0,08 akan tetapi nilai 0,08 – 0,10 juga masih dapat

diterima (Yamin, 2021).

47
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Deskriptif Data

4.1.1 Deskriptif Kuesioner

Penyebaran kuesioner penelitian dilakukan kepada para pelaku UMKM

Kota Palu yang aktif di area Palu Barat. Waktu pelaksanaan penyebaran kuesioner

selama kurang lebih 1 bulan yang dimulai dari 17 Juni – 25 Juli 2023. Kuesioner

disebarkan secara langsung kepada pelaku UMKM dan juga secara online dengan

menghubungi pelaku UMKM via WhatsApp dan Instagram.

Sampel dalam penelitian ini ditentukan menggunakan teknik non

probability sampling dengan metode purposive sampling. Jumlah kuesioner yang

disebarkan sebanyak 200 kuesioner. Dari jumlah tersebut, kuesioner yang

memenuhi syarat sebanyak 60 kuesioner. Hal tersebut disebabkan banyaknya

kuesioner yang tidak kembali dan beberapa kuesioner yang kembali namun tidak

dapat diolah karena responden tidak mengisi data dengan lengkap. Selain itu,

terdapat beberapa faktor lainnya yang menyebabkan sulitnya mengumpulkan

kuesioner antara lain faktor kesibukan, faktor usia, maupun faktor privasi/belum

terbuka terhadap kegiatan penelitian oleh para pelaku UMKM. Berikut

rangkuman sebaran kuesioner untuk memudahkan memahami hasil penelitian.

Tabel 4.1 Rincian Penyebaran Kuesioner


Kriteria Jumlah Presentase (%)
Penyebaran kuesioner secara langsung 70 35%
Penyebaran kuesioner secara online 130 65%
Kuesioner yang kembali 69 34,5%

48
Lanjutan Tabel 4.1
Kriteria Jumlah Presentase (%)
Kuesioner yang tidak kembali 131 65,5%
Kuesioner yang tidak dapat diolah 9 4,5%
Kuesioner yang memenuhi syarat 60 30%
Sumber: Data Primer, 2023

Pada tabel 4.1 diperoleh informasi bahwa jumlah keseluruhan kuesioner

yang disebar sebanyak 200 kuesioner dengan tingkat pengembalian 34,5% atau

hanya 69 kuesioner. Namun, adanya kuesioner yang cacat (tidak dapat diolah)

sebanyak 9 kuesioner (4,5%) sehingga kuesioner yang memenuhi syarat dan dapat

diolah hanya berjumlah 60 kuesioner (30%).

4.1.2 Deskriptif Responden

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan kuesioner penelitian akan

menggambarkan keadaan profil UMKM yang sedang dijalankan. Profil yang

dimaksud meliputi umur usaha, kategori usaha berdasarkan omzet, strategi e-

business yang diadopsi, jenis e-payment serta media sosial yang digunakan dalam

kegiatan operasionalnya. Untuk kemudahan memahami hasil penelitian terhadap

profil responden dapat dilihat pada beberapa tabel berikut.

Tabel 4.2 Karakteristik UMKM berdasarkan Umur Usaha


Umur Usaha Frekuensi Presentase (%)
< 1 tahun 6 10%
1 - 5 tahun 38 63%
6 - 10 tahun 13 22%
> 10 tahun 3 5%
Jumlah 60 100%
Sumber: Olah data primer, 2023

49
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa mayoritas responden dalam

penelitian ini memiliki usaha yang berumur 1-5 tahun dengan frekuensi 38

UMKM (63%), lalu secara berurutan diikuti oleh umur usaha 6-10 tahun (22%),

umur usaha kurang dari 1 tahun (10%), dan umur usaha lebih dari 10 tahun (5%).

Selanjutnya pada tabel 4.3 menunjukkan karakteristik UMKM berdasarkan

kategori usaha dimana dalam penelitian ini responden yang memiliki omzet

kurang dari Rp2.000.000.000 termasuk dalam kategori Usaha Mikro yang paling

mendominasi dengan frekuensi sebanyak 40 usaha (67%). Lalu diikuti kategori

Usaha Kecil yang memiliki omzet Rp2.000.000.000 – Rp15.000.000.000 dengan

presentase 20%, dan kategori Usaha Menengah yang memiliki omzet

Rp15.000.000.000 – Rp50.000.000.000 dengan presentase paling kecil yaitu 13%.

Tabel 4.3 Karakteristik UMKM berdasarkan Kategori Usaha


Kategori Frekuens Presentase
Omzet
Usaha i (%)
Usaha Mikro < Rp 2 Milyar 40 67%
Usaha Kecil Rp 2 Milyar - Rp 15 Milyar 12 20%
Usaha Rp 15 Milyar - Rp 50
8 13%
Menengah Milyar
Jumlah 60 100%
Sumber: Olah data primer, 2023

Adapun tabel 4.4 menunjukkan informasi terkait strategi e-business yang

diadopsi pelaku UMKM dalam kegiatan operasionalnya. Adapun tingkat

presentase tertinggi adalah yang mengadopsi e-payment dan digital marketing

sekaligus sebanyak 49 UMKM (82%), sedangkan UMKM yang hanya

mengadopsi digital marketing memiliki presentase sebesar 11% lalu diikuti oleh

UMKM yang hanya mengadopsi e-payment dengan presentase sebesar 7%.

50
Tabel. 4.4 Karakteristik UMKM berdasarkan Strategi E-Business
Strategi E-business Frekuensi Presentase (%)
Adopsi E-payment 4 7%
Adopsi Digital Marketing 7 11%
Mengadopsi keduanya 49 82%
Jumlah 60 100%
Sumber: Olah data primer, 2023

Dalam mengadopsi pemasaran digital serta pembayaran elektronik maka

perlu adanya dukungan teknologi digital. Dalam penelitian ini dari 60 UMKM

yang menjadi responden memilih beberapa aplikasi yang mendukung penerapan

strategi e-business dalam kegiatan operasionalnya. Pada tabel 4.5 aplikasi sosial

media serta metode pembayaran yang dipilih pelaku UMKM di Kota Palu.

Tabel 4.5 Daftar Media Sosial dan E-payment yang diminati UMKM

Media Frekuensi Presentase Metode Frekuensi Presentase


Sosial Peminat (%) E-payment Peminat (%)
Facebook 42 70 DANA 16 26.7
Instagram 43 71.7 GoPay 9 15.0
Tiktok 14 23.3 OVO 8 13.3
Kartu
Twitter - - 14 23.3
Kredit
Youtube - - QRIS 29 48.3
Lainnya 6 1.7 Lainnya 13 21.7
Sumber: Olah data primer, 2023

Tabel 4.5 telah menunjukkan media sosial yang paling populer digunakan

dalam pemasaran digital oleh UMKM di Kota Palu adalah Instagram dengan

frekuensi peminat 43 dari 60 responden. Selanjutnya dari 60 responden sebanyak

42 responden memilih Facebook, lalu 14 responden memilih TikTok, dan 6

responden memilih media sosial lainnya seperti WhatsApp.

51
Sedangkan metode e-payment yang cukup populer dengan frekuensi

peminat sebanyak 29 dari 60 responden adalah QRIS, lalu diikuti DANA

sebanyak 16 responden, kartu kredit sebanyak 14 responden, metode e-payment

lainnya (transfer bank, m-banking, shopeepay) sebanyak 13 responden. Sedangkan

metode yang kurang diminati adalah OVO dan GoPay masing-masing sebanyak 9

dan 8 responden.

4.2 Deskriptif Variabel Penelitian

Enam puluh jawaban responden UMKM terhadap setiap variabel dalam

penelitian ini diukur menggunakan skala likert dengan penilaian terendah adalah 1

poin dan penilaian tertinggi adalah 5 poin. Penilaian tersebut harus ditetapkan

dalam sebuah interval. Kriteria nilai interval dapat dilihat pada tabel 3.1

bersumber dari Muhidin dan Abdurrahman (2007) yang telah ditentukan

sebelumnya. Selanjutnya deskriptif data masing-masing variabel secara rinci

disajikan dalam tabel distribusi frekuensi.

4.2.1 E-Business Strategy (X1)

Item variabel e-business strategy dalam kuesioner penelitian ini terdiri atas

6 butir pernyataan yang mewakili 4 indikator yaitu kesadaran menerima

perkembangan teknologi, kemudahan dalam aktivitas promosi, kemudahan,

kenyamanan dan manfaat e-payment, serta informativeness. Untuk meninjau nilai

mean dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut.

52
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi E-Business Strategy
No Skor Frekuensi
Total % Total Skor n MEAN
Item SS (5) % skor S (4) % skor CS (3) % skor TS (2) % skor STS (1) % skor
1 8 13.33 40 36 60.00 144 15 25.00 45 0 0.00 0 1 1.67 1 60 100 230 60 3.83
2 22 36.67 110 30 50.00 120 7 11.67 21 1 1.67 2 0 0.00 0 60 100 253 60 4.22
3 34 56.67 170 23 38.33 92 2 3.33 6 1 1.67 2 0 0.00 0 60 100 270 60 4.50
4 31 51.67 155 25 41.67 100 3 5.00 9 1 1.67 2 0 0.00 0 60 100 266 60 4.43
5 19 31.67 95 31 51.67 124 9 15.00 27 1 1.67 2 0 0.00 0 60 100 248 60 4.13
6 14 23.33 70 38 63.33 152 7 11.67 21 1 1.67 2 0 0.00 0 60 100 245 60 4.08
Total Rata-Rata 4.20

Sumber: Olah data primer, 2023

Hasil tabulasi distribusi frekuensi untuk variabel X1 ditunjukkan pada

tabel 4.6 memiliki nilai mean tertinggi adalah 4,50 artinya kriteria sangat baik

pada item pernyataan nomor 3 yaitu “Saya memahami bahwa pemasaran digital

akan memperluas akses pasar”. Sedangkan nilai mean terendah adalah 3,83

dengan kriteria baik terletak pada item pernyataan nomor 1 yaitu “Saya

memahami bahwa e-business memiliki manfaat lebih unggul dibanding usaha

berbasis konvensional”. Total nilai rata-rata untuk variabel X1 yaitu 4,20 artinya

bahwa pelaku UMKM di Kecamatan Palu Barat sebagai responden memberikan

pandangan sangat baik terhadap e-business strategy. Sebagaimana total rata-rata

yang dihasilkan, intensitas UMKM sebesar 82% ditunjukkan tabel 4.4 yang

mengadopsi strategi berupa pemasaran digital dan pembayaran elektronik

sekaligus.

4.2.2 Technology Capability (X2)

Terdapat 5 butir pernyataan dalam kuesioner penelitian ini untuk

mengukur variabel technology capability. Lima pernyataan tersebut mewakili 2

indikator yaitu technical infrastructure dan human infrastructure. Untuk meninjau

nilai mean dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut.

53
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Technology Capability
No Skor Frekuensi
Total % Total Skor n MEAN
Item SS (5) % skor S (4) % skor CS (3) % skor TS (2) % skor STS (1) % skor
7 15 25.00 75 35 58.33 140 8 13.33 24 2 3.33 4 0 0 0 60 100 243 60 4.05
8 17 28.33 85 30 50.00 120 9 15.00 27 4 6.67 8 0 0 0 60 100 240 60 4.00
9 17 28.33 85 28 46.67 112 10 16.67 30 5 8.33 10 0 0 0 60 100 237 60 3.95
10 10 16.67 50 24 40.00 96 16 26.67 48 10 16.67 20 0 0 0 60 100 214 60 3.57
11 12 20.00 60 32 53.33 128 14 23.33 42 2 3.33 4 0 0 0 60 100 234 60 3.90
Total Rata-Rata 3.89

Sumber: Olah data primer, 2023

Berdasarkan hasil tabulasi distribusi frekuensi X2 pada tabel 4.7

menunjukkan bahwa item nomor 7 yaitu “Saya memahami pemanfaatan teknologi

dalam mengelola usaha merupakan hal yang mudah” memiliki nilai mean

tertinggi 4,05 dengan kriteria baik. Sedangkan nilai mean terendah 3,57 dengan

kriteria baik diperoleh item nomor 10 yaitu “Saya memiliki SDM yang ahli

mengaplikasikan teknologi dalam mengelola usaha kami”. Adapun total rata-rata

pada penilaian variabel X2 adalah 3,89 dengan kriteria baik. Artinya secara

keseluruhan bahwa pelaku UMKM di Kecamatan Palu Barat sebagai responden

memberikan pandangan yang baik terhadap technology capability. Sebagaimana

total rata-rata yang dihasilkan, intensitas teknologi digital berupa media sosial

Instagram sebesar 71,7% serta metode pembayaran elektronik berupa QRIS

sebesar 48,3% ditunjukkan tabel 4.5 menjadi teknologi yang paling populer

digunakan oleh pelaku UMKM di Kota Palu.

4.2.3 Keunggulan Kompetitif (Y1)

Terdapat 6 butir pernyataan dalam kuesioner penelitian ini untuk

mengukur variabel keunggulan kompetitif. Enam pernyataan tersebut mewakili 4

indikator yaitu bernilai, langka, sulit ditiru, dan sulit didistribusi. Untuk meninjau

nilai mean dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut.

54
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Keunggulan Kompetitif
No Skor Frekuensi
Total % Total Skor n MEAN
Item SS (5) % skor S (4) % skor CS (3) % skor TS (2) % skor STS (1) % skor
12 6 10.00 30 38 63.33 152 12 20.00 36 4 6.67 8 0 0.00 0 60 100 226 60 3.77
13 10 16.67 50 32 53.33 128 15 25.00 45 2 3.33 4 1 1.67 1 60 100 228 60 3.80
14 14 23.33 70 34 56.67 136 9 15.00 27 3 5.00 6 0 0.00 0 60 100 239 60 3.98
15 4 6.67 20 34 56.67 136 13 21.67 39 6 10.00 12 3 5.00 3 60 100 210 60 3.50
16 16 26.67 80 28 46.67 112 11 18.33 33 5 8.33 10 0 0.00 0 60 100 235 60 3.92
17 7 11.67 35 28 46.67 112 14 23.33 42 11 18.33 22 0 0.00 0 60 100 211 60 3.52
Total Rata-Rata 3.75

Sumber: Olah data primer, 2023

Berdasarkan hasil tabulasi distribusi frekuensi Y1 pada tabel 4.8

menunjukkan bahwa item nomor 14 yaitu “Produk usaha kami berkualitas tinggi

dengan tawaran harga relatif lebih rendah dibanding kompetitor” memiliki nilai

mean tertinggi 3,98 dengan kriteria baik. Sedangkan nilai mean terendah 3,50

dengan kriteria baik diperoleh item nomor 15 yaitu “Sumber daya usaha kami

sulit diduplikasi oleh kompetitor”. Adapun total rata-rata pada penilaian variabel

Y1 adalah 3,75 dengan kriteria baik. Artinya secara keseluruhan bahwa pelaku

UMKM di Kecamatan Palu Barat sebagai responden memberikan pandangan yang

baik terhadap keunggulan kompetitif.

4.2.4 Kinerja UMKM (Y2)

Terdapat 5 butir pernyataan dalam kuesioner penelitian ini untuk

mengukur variabel keunggulan kompetitif. Lima pernyataan tersebut mewakili 5

indikator yaitu modal kerja yang cukup, penjualan, laba bersih, produktivitas, dan

pencapaian target. Untuk meninjau nilai mean dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut.

55
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Kinerja UMKM
No Skor Frekuensi
Total % Total Skor n MEAN
Item SS (5) % skor S (4) % skor CS (3) % skor TS (2) % skor STS (1) % skor
18 14 23.33 70 28 46.67 112 15 25.00 45 3 5.00 6 0 0.00 0 60 100 233 60 3.88
19 12 20.00 60 24 40.00 96 20 33.33 60 4 6.67 8 0 0.00 0 60 100 224 60 3.73
20 8 13.33 40 27 45.00 108 20 33.33 60 5 8.33 10 0 0.00 0 60 100 218 60 3.63
21 16 26.67 80 25 41.67 100 13 21.67 39 6 10.00 12 0 0.00 0 60 100 231 60 3.85
22 12 20.00 60 20 33.33 80 19 31.67 57 8 13.33 16 1 1.67 1 60 100 214 60 3.57
Total Rata-Rata 3.73

Sumber: Olah data primer, 2023

Berdasarkan hasil tabulasi distribusi frekuensi Y2 pada tabel 4.9

menunjukkan bahwa item nomor 18 yaitu “Modal usaha yang dimiliki usaha kami

selalu mengalami peningkatan” memiliki nilai mean tertinggi 3,88 dengan kriteria

baik. Sedangkan nilai mean terendah 3,57 dengan kriteria baik diperoleh item

nomor 22 yaitu “Usaha kami selalu mampu mencapai target omzet penjualan yang

telah ditentukan”. Adapun total rata-rata pada penilaian variabel Y2 adalah 3,73

dengan kriteria baik. Artinya secara keseluruhan bahwa kinerja pelaku UMKM di

Kecamatan Palu Barat memiliki kriteria yang baik.

4.3 Uji Outer Model

Pengujian outer model sama dengan uji validitas dan reliabilitas terhadap

instrumen penelitian yang digunakan. Untuk menguji keakuratan dan kepercayaan

pada instrumen penelitian digunakan aplikasi SmartPSLS versi 3.

4.3.1 Convergent Validity

Hasil pengukuran validitas konvergen bertujuan untuk membuktikan setiap

item yang terdapat pada setiap variabel laten dalam instrumen penelitian ini dapat

dipahami oleh responden. Ada dua kriteria dalam pengujian convergent validity

yaitu loading factor dan AVE (Average Variance Extracted).

56
Loading factor atau outer loading adalah nilai yang dimiliki setiap

indikator suatu variabel laten. Jika nilai loading factor ≥ 0,7 maka dapat

dinyatakan indikator tersebut adalah valid.

Tabel 4.10 Nilai Loading Factor


X1 Keterangan
Item X2 (TC) Y1 (KK) Y2 (KU)
(ES)
ES1 0.751 Valid
ES2 0.834 Valid
ES3 0.793 Valid
ES4 0.841 Valid
ES5 0.761 Valid
ES6 0.825 Valid
KK12 0.786 Valid
KK13 0.839 Valid
KK14 0.729 Valid
KK15 0.751 Valid
KK16 0.679 Tidak Valid
KK17 0.694 Tidak Valid
KU18 0.768 Valid
KU19 0.882 Valid
KU20 0.876 Valid
KU21 0.900 Valid
KU22 0.885 Valid
TC7 0.699 Tidak Valid
TC8 0.835 Valid
TC9 0.842 Valid
TC10 0.782 Valid
TC11 0.849 Valid
Sumber: Output SmartPLS, 2023

Dari hasil analisis pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa terdapat 3

indikator yang memiliki nilai korelasi < 0,7 dengan variabel latennya sehingga

dinyatakan tidak valid. Ketiga item tersebut adalah KK16 dan KK17 milik

variabel keunggulan kompetitif (Y1) serta item TC7 milik variabel technology

capability (X2). Karena ketiga item tersebut tidak memenuhi syarat dalam

menggambarkan variabel latennya maka harus dilakukan outlier.

57
Gambar 4.1 Outer model sebelum outlier

Kegiatan outlier merupakan estimasi kembali dengan menghilangkan

item-item yang tidak memenuhi asumsi validitas loading factor yang ditentukan

dengan batas nilai ≥ 0,7. Sehingga berdasarkan hasil uji loading factor maka item

KK16 yang memiliki nilai 0,679 dan KK17 yang memiliki nilai 0,694, serta TC7

yang memiliki nilai 0,699 harus dihilangkan seperti pada gambar 4.2 berikut.

58
Gambar 4.2 Outer model setelah outlier

Berdasarkan hasil outlier, dalam penelitian ini e-business strategy terdiri

atas 6 indikator dan kinerja UMKM terdiri atas 5 indikator memiliki nilai loading

factor ≥ 0,7 artinya 11 indikator tersebut valid dan dapat dilakukan pengujian

lebih lanjut. Sedangkan technology capability hanya 4 dari 5 indikator yang

dinyatakan valid dan dapat dilakukan pengujian lebih lanjut. Begitupun pada

keunggulan kompetitif hanya 4 dari 6 indikator yang dinyatakan valid dan dapat

dilakukan pengujian lebih lanjut.

Selanjutnya melakukan pengujian convergent validity dengan pengukuran

nilai AVE (Average Variance Extracted) yaitu nilai yang dimiliki setiap variabel

laten. Suatu variabel dinyatakan memenuhi syarat validitas apabila setidaknya

59
memenuhi asumsi AVE sebesar ≥ 0,5. Berdasarkan tabel 4.11 dinyatakan bahwa

seluruh variabel dalam penelitian ini telah memenuhi aturan validitas.

Tabel 4.11 Nilai Average Variance Extracted


Average Variance Extracted (AVE) Keterangan
E-Business Strategy 0.643 Valid
Technology Capability 0.716 Valid
Keunggulan Kompetitif 0.653 Valid
Kinerja UMKM 0.746 Valid
Sumber: Output SmartPLS, 2023

4.3.2 Discriminant Validity

Validitas diskriminan mempunyai arti sebagai pengukuran yang bertujuan

membuktikan setiap indikator pada setiap variabel dalam instrumen penelitian

tidak dikacaukan oleh responden. Pengukuran ini dilakukan dengan

membandingkan nilai korelasi suatu konstruk yang harus lebih besar daripada

dengan nilai korelasi dengan konstruk lainnya. Terdapat dua pendekatan untuk

memenuhi pengukuran validitas diskriminan yaitu menggunakan pendekatan

fornell-larcker criterion dan cross loading.

Fornell-Larcker Criterion menunjukkan validitas apabila nilai akar

kuadrat AVE suatu variabel laten harus lebih tinggi dibandingkan dengan nilai

korelasi terhadap variabel yang berbeda seperti pada tabel 4.12 berikut.

Tabel 4.12 Nilai Fornell-Larcker Criterion


X1 (ES) X2 (TC) Y1 (KK) Y2 (KU)
X1 (ES) 0.802
X2 (TC) 0.622 0.846
Y1 (KK) 0.390 0.597 0.808
Y2 (KU) 0.486 0.697 0.688 0.864
Sumber: Output SmartPLS, 2023

60
Hasil pendekatan fornell-larcker criterion pada tabel 4.12 memperlihatkan

secara diagonal adalah nilai akar kuadrat AVE. Variabel e-business strategy

memiliki nilai 0,802, technology capability memiliki nilai 0,846, keunggulan

kompetitif memiliki nilai 0,808, dan nilai kinerja UMKM memiliki nilai 0,864

menunjukkan bahwa keempat nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan nilai

korelasi dengan variabel lainnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua

variabel laten dalam penelitian ini memiliki nilai validitas diskriminan yang baik.

Setelah fornell-larcker memperoleh hasil yang valid, langkah selanjutnya

melakukan pendekatan cross loading yaitu nilai korelasi indikator dengan

variabelnya sendiri harus lebih tinggi dibandingkan nilai korelasi indikator dengan

variabel berbeda seperti pada tabel 4.13 berikut.

Tabel 4.13 Nilai Cross Loading


X1 (ES) X2 (TC) Y1 (KK) Y2 (KU)
ES1 0.750 0.351 0.284 0.328
ES2 0.830 0.538 0.247 0.460
ES3 0.794 0.453 0.303 0.291
ES4 0.842 0.600 0.421 0.405
ES5 0.761 0.569 0.254 0.410
ES6 0.828 0.451 0.346 0.419
KK12 0.366 0.465 0.770 0.574
KK13 0.309 0.540 0.889 0.686
KK14 0.476 0.498 0.796 0.489
KK15 0.079 0.416 0.772 0.437
KU18 0.373 0.538 0.466 0.772
KU19 0.496 0.660 0.630 0.882
KU20 0.431 0.566 0.626 0.874
KU21 0.395 0.643 0.671 0.900
KU22 0.397 0.594 0.555 0.883
TC8 0.536 0.868 0.480 0.561
TC9 0.525 0.866 0.471 0.603
TC10 0.517 0.785 0.459 0.588
Lanjutan Tabel 4.13

61
X1 (ES) X2 (TC) Y1 (KK) Y2 (KU)
TC11 0.526 0.862 0.599 0.606
Sumber: Output SmartPLS, 2023

Nilai yang ter-highlight hijau pada tabel 4.13 menandakan bahwa nilai

tersebut adalah nilai indikator yang membentuk variabel latennya. Berdasarkan

pendekatan cross loading secara menyeluruh bahwa semua indikator diatas

memiliki nilai validitas diskriminan yang memadai.

4.3.3 Composite Reliability dan Cronbach’s Alpha

Selain aturan validitas, masih perlu dilakukan pengukuran reliabilitas

untuk melihat konsisten, kestabilan, dan keandalan sebuah instrumen penelitian

yang digunakan. Pengujian ini melihat pada nilai yang dihasilkan dari composite

reliability dan cronbach’s alpha yaitu apabila nilai ≥ 0,7 maka instrumen dapat

dikatakan reliabel.

Tabel 4.14 Nilai Composite Reliability dan Cronbach’s Alpha


Composite Cronbach’s
Keterangan
Reliability Alpha
E-Business Strategy 0.915 0.888 Reliabel
Technology Capability 0.910 0.867 Reliabel
Keunggulan Kompetitif 0.882 0.823 Reliabel
Kinerja UMKM 0.936 0.914 Reliabel
Sumber: Output SmartPLS, 2023

Hasil yang ditunjukkan pada tabel 4.14 bahwa semua variabel memiliki

nilai ≥ 0,7 artinya telah memenuhi aturan reliabilitas. Pengujian outer model ini

memiliki hasil yang membuktikan instrumen penelitian telah memenuhi syarat

validitas dan reliabilitas sehingga dapat dilakukan proses pengujian tahap

selanjutnya.

62
4.4 Uji Inner Model

Pengujian inner model atau model struktural menggunakan aplikasi

SmartPLS dengan tujuan membuktikan hubungan antara variabel eksogen,

endogen, dan variabel mediasi dalam penelitian ini.

4.4.1 R Square (R2)

Hasil uji R2 memberi arti sebagai pengukuran kekuatan prediksi oleh

variabel eksogen terhadap variabel endogen dalam penelitian ini. Dengan kata

lain, pengujian ini bertujuan melihat seberapa kuat variabel endogen dapat

dijelaskan oleh variabel eksogen yang nilainya berkisar antara 0 – 1 dan

diinterpretasikan sebagai kuat, moderat, serta lemah. Berikut tabel hasil pengujian

R square.

Tabel 4.15 Nilai R Square


R Square
Keunggulan Kompetitif 0.357
Kinerja UMKM 0.604
Sumber: Output SmartPLS, 2023

Berdasarkan tabel 4.15 hasil pengujian R square diketahui bahwa nilai

0,357 (lemah) memiliki arti variabel eksogen e-business strategy dan technology

capability mampu memprediksi atau menjelaskan keunggulan kompetitif hanya

sebesar 35,7%. Lalu sisanya sebesar 62,5% menandakan keunggulan kompetitif

dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini. Sedangkan nilai 0,604 (moderat)

memiliki arti bahwa e-business strategy dan technology capability mampu

63
memprediksi atau menjelaskan kinerja UMKM sebesar 60,4% dan sisanya sebesar

39,6% adalah pengaruh dari variabel lain diluar dari penelitian ini.

4.4.2 Pengujian Pengaruh Langsung

Hipotesis yang diajukan diuji menggunakan SmartPLS dengan melakukan

teknik bootstrapping agar meminimalkan masalah ketidaknormalan data sampel.

Output pengujian hipotesis untuk pengaruh langsung dapat dilihat pada hasil

analisa path coefficients.

Untuk mengetahui ditolak atau diterimanya suatu hipotesis maka yang

menjadi acuan adalah nilai p-values dengan level signifikansi (α) 5% artinya

harus ≤ 0,05 serta nilai t-statistics ≥ t-tabel one tail yang telah ditentukan yaitu

1,65.

Tabel 4.16 Hasil Path Coefficients


T Statistics (| P
Keterangan
O/STDEV|) Values
E-business strategy -> Kinerja Tidak
0.752 0.226
UMKM Siginifikan
E-business strategy ->
2.761 0.003 Siginifikan
Keunggulan kompetitif
Technology capability -> Kinerja
6.572 0.000 Signifikan
UMKM
Technology capability ->
3.594 0.000 Signifikan
Keunggulan kompetitif
Sumber: Output SmartPLS, 2023

Tabel 4.16 menunjukkan hasil pengujian 4 hipotesis pengaruh langsung

dalam penelitian ini, dimana 1 hipotesis ditolak dan 3 hipotesis diterima. Berikut

penjelasan secara rinci hasil uji hipotesis diatas:

1) Hipotesis pertama menyatakan terdapat pengaruh positif dan signifikan e-

business strategy terhadap kinerja pelaku UMKM di Kota Palu. Berdasarkan

64
tabel 4.16 bahwa nilai p-values lebih besar dari taraf signifikan yang telah

ditentukan yaitu 0,226 > 0,05. Begitu juga nilai t-statistic 0,752 < 1,65

ketentuan nilai t-tabel. Hal ini mengartikan bahwa hipotesis pertama ditolak

karena tidak terdapat pengaruh langsung e-business strategy terhadap kinerja

UMKM di Kota Palu.

2) Hipotesis kedua menyatakan terdapat pengaruh positif dan signifikan e-

business strategy dalam membangun keunggulan kompetitif pelaku UMKM di

Kota Palu. Berdasarkan tabel 4.16 bahwa nilai p-values lebih besar dari taraf

signifikan yang telah ditentukan yaitu 0,003 < 0,05. Begitu juga nilai t-statistic

2,761 > 1,65 ketentuan nilai t-tabel. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis

kedua diterima karena terdapat pengaruh langsung e-business strategy

terhadap keunggulan kompetitif pelaku UMKM di Kota Palu.

3) Hipotesis ketiga menyatakan terdapat pengaruh positif dan signifikan

technology capability terhadap kinerja pelaku UMKM di Kota Palu.

Berdasarkan tabel 4.16 bahwa nilai p-values lebih kecil dari taraf signifikan

yang telah ditentukan yaitu 0,000 < 0,05. Serta nilai t-statistic 6,572 > 1,65

ketentuan nilai t-tabel. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis ketiga diterima

karena terdapat pengaruh positif dan signifikan technology capability terhadap

kinerja UMKM di Kota Palu.

4) Hipotesis keempat menyatakan terdapat pengaruh positif dan signifikan

technology capability dalam membangun keunggulan kompetitif pelaku

UMKM di Kota Palu. Berdasarkan tabel 4.16 bahwa nilai p-values lebih kecil

dari taraf signifikan yang telah ditentukan yaitu 0,000 < 0,05. Serta nilai t-

65
statistic 3,594 > 1,65 ketentuan nilai t-tabel. Hal ini membuktikan bahwa

hipotesis keempat diterima karena terdapat pengaruh positif dan signifikan

technology capability terhadap keunggulan kompetitif pelaku UMKM di Kota

Palu.

4.4.3 Pengujian Efek Mediasi

Melibatkan variabel mediasi yaitu keunggulan kompetitif bertujuan

mendeteksi pengaruh tidak langsung variabel eksogen terhadap variabel endogen

yang dilihat pada hasil analisa specific indirect effects oleh SmartPLS. Untuk

mengetahui peran mediasi sebagai partial mediation (mediasi parsial) atau full

mediation (mediasi penuh) dilihat dari efek langsung maupun tidak langsung antar

variabel laten.

Menurut Baron dan Kenny (1986), apabila variabel eksogen dengan atau

tanpa mediasi memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel endogen maka

peran variabel mediasinya dikatakan mediasi parsial. Sedangkan jika tanpa

melibatkan mediasi, maka variabel eksogen terhadap variabel endogen tidak dapat

mempengaruhi secara signifikan maka peran variabel mediasinya dikatakan

mediasi full. Uji efek mediasi dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut.

66
Tabel 4.17 Hasil Indirect Effects
T Statistics
P
(|O/STDEV| Keterangan
Values
)
E-business strategy ->
Keunggulan kompetitif -> Kinerja 2.382 0.009 Siginifikan
UMKM
Technology capability ->
Keunggulan kompetitif -> Kinerja 4.668 0.000 Signifikan
UMKM
Sumber: Output SmartPLS, 2023

1) Hipotesis kelima menyatakan terdapat pengaruh signifikan keunggulan

kompetitif memediasi e-business strategy terhadap tingkat kinerja UMKM di

Kota Palu. Pada tabel 4.16 sebelumnya menunjukkan secara langsung variabel

eksogen e-business strategy terhadap variabel endogen kinerja UMKM tidak

terdapat pengaruh signifikan. Tetapi setelah melibatkan variabel mediasi, pada

tabel 4.17 menunjukkan pengaruh tidak langsung e-business strategy terhadap

kinerja UMKM melalui keunggulan kompetitif menjadi signifikan dengan nilai

p-values lebih kecil dari taraf signifikan yang telah ditentukan yaitu 0,009 >

0,05 serta nilai t-statistic 2,382 > 1,65 ketentuan nilai t-tabel. Hal ini

mengartikan bahwa e-business strategy tidak mampu memberi pengaruh

signifikan terhadap kinerja UMKM tanpa dimediasi keunggulan kompetitif.

Sehingga hipotesis kelima diterima terdapat pengaruh keunggulan kompetitif

dalam memediasi e-business strategy terhadap kinerja UMKM di Kota Palu

dengan catatan bahwa variabel mediasi berperan sebagai mediasi full.

2) Hipotesis keenam menyatakan terdapat pengaruh signifikan keunggulan

kompetitif memediasi technology capability terhadap tingkat kinerja UMKM di

Kota Palu. Pada tabel 4.16 sebelumnya menunjukkan secara langsung variabel

67
eksogen technology capability terhadap variabel endogen kinerja UMKM

terdapat pengaruh signifikan. Selanjutnya setelah melibatkan variabel mediasi,

pada tabel 4.17 menunjukkan pengaruh tidak langsung technology capability

terhadap kinerja UMKM melalui keunggulan kompetitif tetap signifikan

dengan nilai p-values lebih kecil dari taraf signifikan yang telah ditentukan

yaitu 0,000 > 0,05 serta nilai t-statistic 4,668 > 1,65 ketentuan nilai t-tabel. Hal

ini mengartikan bahwa technology capability mampu memberi pengaruh

signifikan terhadap kinerja UMKM dengan atau tanpa dimediasi keunggulan

kompetitif. Sehingga hipotesis keenam diterima bahwa terdapat pengaruh

keunggulan kompetitif dalam memediasi technology capability terhadap

kinerja UMKM di Kota Palu dengan catatan bahwa variabel mediasi berperan

sebagai mediasi parsial.

4.5 Uji Goodness of Fit (GoF) Model

Pengujian GoF bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan, ketepatan,

dan kecocokan outer model dan inner model yang digunakan dalam penelitian ini.

Tingkat kelayakan dan ketepatan tersebut dilihat pada nilai SRMR (Standardized

Root Mean square Residual) yaitu ≤ 0,08 atau 0,08 – 0,10 yang juga masih dapat

diterima seperti. Penelitian ini memiliki nilai 0,084 yang ditunjukkan tabel 4.18

menjelaskan bahwa model yang digunakan memiliki tingkat ketepatan yang layak

karena memenuhi asumsi batas nilai yang ditentukan.

Tabel 4.18 Nilai Standardized Root Mean square Residual

Saturated Model Estimated Model


SRMR 0.084 0.084

68
Sumber: Output SmartPLS, 2023

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian

4.6.1 Pengaruh E-Business Strategy Terhadap Kinerja UMKM Di Kota Palu

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa

penilaian yang dilakukan responden terhadap variabel eksogen e-business strategy

dengan total nilai mean 4,20 termasuk kriteria sangat baik. Item dengan penilaian

tertinggi adalah kode item ES3 yakni “Saya memahami bahwa pemasaran digital

akan memperluas akses pasar” dengan skor terbanyak pada penilaian poin 5

(sangat setuju) dimana 34 responden memilih jawaban tersebut. Sedangkan

berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan total nilai mean 3,73 hasil dari penilaian

responden terhadap variabel endogen kinerja UMKM termasuk kriteria baik. Item

dengan penilaian tertinggi adalah kode item KU18 yakni “Modal usaha yang

dimiliki usaha kami selalu mengalami peningkatan” dengan skor terbanyak pada

penilaian poin 4 (setuju) dimana 28 responden memilih jawaban tersebut.

Output pengujian hipotesis menggunakan SmartPLS memberikan hasil

bahwa ebusiness strategy tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat kinerja. Nilai

yang didapatkan dari hubungan kedua variabel tersebut dibuktikan pada tabel 4.16

yaitu p-values 0,226 lebih besar dari toleransi level signifikan 0,05 dan nilai t-

statistic 0,752 lebih kecil dari nilai t-tabel 1,65. Sehingga kesimpulan yang

diperoleh adalah H1 ditolak karena secara teoritis ebusiness strategy tidak

memberikan pengaruh signifikan terhadap kinerja pelaku UMKM di Kota Palu.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Tarigan (2022),

Subekti dan Pahlevi (2022), maupun Padli (2022) yang manyatakan adanya

69
pengaruh positif dan signifikan e-business strategy terhadap kinerja UMKM.

Akan tetapi hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Mizal dan

Wijayangka (2020), Sari, dkk (2023), Umniyah dan Mulyadi (2023) yang

menyatakan bahwa adopsi pemasaran digital maupun pembayaran elektronik

dalam e-business strategy tidak memberi pengaruh dalam tingkat kinerja UMKM.

Berdasarkan hasil penelitian Octaviani dan Putri (2021), terdapat faktor lain yang

mempengaruhi kinerja UMKM adalah usia usaha. Semakin lama usaha yang

dijalani, maka pelaku UMKM akan semakin banyak pengetahuan tentang strategi

e-business. Dalam penelitian ini terdapat 38 UMKM yang usia usahanya berkisar

antara 1-5 tahun. Sehingga menjadi faktor dalam kurangnya memahami manfaat

unggul e-business dibanding usaha konvensional.

4.6.2 Pengaruh E-Business Strategy Terhadap Keunggulan Kompetitif

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa

penilaian yang dilakukan responden terhadap variabel eksogen e-business strategy

dengan total nilai mean 4,20 termasuk kriteria sangat baik. Item dengan penilaian

tertinggi adalah kode item ES3 yakni “Saya memahami bahwa pemasaran digital

akan memperluas akses pasar” dengan skor terbanyak pada penilaian poin 5

(sangat setuju) dimana 34 responden memilih jawaban tersebut. Sedangkan

berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan total nilai mean 3,75 hasil dari penilaian

responden terhadap variabel mediasi keunggulan kompetitif termasuk kriteria

baik. Item dengan penilaian tertinggi adalah kode item KK14 yakni “Produk

usaha kami berkualitas tinggi dengan tawaran harga relatif lebih rendah dibanding

70
kompetitor” dengan skor terbanyak pada penilaian poin 4 (setuju) dimana 34

responden memilih jawaban tersebut.

Output pengujian hipotesis menggunakan SmartPLS memberikan hasil

bahwa e-business strategy tidak memiliki pengaruh terhadap keunggulan

kompetitif. Nilai yang didapatkan dari hubungan kedua variabel tersebut

dibuktikan pada tabel 4.16 yaitu p-values 0,003 lebih kecil dari toleransi level

signifikan 0,05 dan nilai t-statistic 2,761 lebih besar dari nilai t-tabel 1,65.

Sehingga kesimpulan yang diperoleh adalah H2 diterima karena memberikan

pengaruh positif dan signifikan dalam membangun keunggulan kompetitif

UMKM di Kota Palu.

Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Padli (2022), Naninsih,

dkk (2022) dan Saputro (2022) yang manyatakan adanya pengaruh positif dan

signifikan e-business strategy dalam mendorong keunggulan kompetitif UMKM.

Bharadwaj, dkk (1993) dalam Padli (2022) bahwa keunggulan kompetitif

merupakan hasil dari implementasi strategi yang memanfaatkan berbagai

sumberdaya yang dimiliki perusahaan. Raisinghani (2001) juga menyebutkan

keunggulan kompetitif suatu organisasi dapat ditingkatkan dengan mengadopsi

strategi e-business yang tepat agar mampu memodifikasi proses bisnisnya. Dalam

penelitian ini, terdapat tanggapan sangat baik dari responden bahwa produk yang

berkualitas dengan tawaran harga relatif rendah adalah salah satu atribut

keunggulan kompetitif. Dalam hal ini, UMKM Kota Palu mengadopsi pemasaran

digital untuk memasarkan produknya menjadi strategi penting guna meningkatkan

keunggulan kompetitif dibanding kompetitor.

71
4.6.3 Pengaruh Technology Capability Terhadap Kinerja UMKM Di Kota Palu

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa

penilaian yang dilakukan responden terhadap variabel eksogen technology

capability dengan total nilai mean 3,89 termasuk kriteria baik. Item dengan

penilaian tertinggi adalah kode item TC7 yakni “Saya memahami pemanfaatan

teknologi dalam mengelola usaha merupakan hal yang mudah” dengan skor

terbanyak pada penilaian poin 4 (setuju) dimana 35 responden memilih jawaban

tersebut. Sedangkan berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan total nilai mean 3,73

hasil dari penilaian responden terhadap variabel endogen kinerja UMKM

termasuk kriteria baik. Item dengan penilaian tertinggi adalah kode item KU18

yakni “Modal usaha yang dimiliki usaha kami selalu mengalami peningkatan”

dengan skor terbanyak pada penilaian poin 4 (setuju) dimana 28 responden

memilih jawaban tersebut.

Output pengujian hipotesis menggunakan SmartPLS memberikan hasil

bahwa technology capability memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja

UMKM di Kota Palu. Nilai yang didapatkan dari hubungan kedua variabel

tersebut dibuktikan pada tabel 4.16 yaitu p-values 0,000 lebih kecil dari toleransi

level signifikan 0,05 serta nilai t-statistic 6,572 lebih besar dari nilai t-tabel 1,65.

Sehingga kesimpulan yang diperoleh adalah H3 diterima yaitu technology

capability memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan

kinerja UMKM di Kota Palu.

Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Sidiq dan Astutik

(2017), juga hasil penelitian Armiani, dkk (2017). Menurut Turulja dan Bajgoric

72
(2016) bahwa kapabilitas teknologi dapat membantu meningkatkan kinerja usaha

dengan cara menurunkan biaya, meningkatkan pendapatan, atau melakukan

keduanya sekaligus. Responden penelitian ini memberi tanggapan yang baik

terhadap pemanfaatan teknologi dalam mengelola usaha merupakan hal yang

mudah. Sehingga secara konsep, semakin ahli pelaku UMKM mengaplikasikan

teknologi dan semakin lengkap atribut teknologi yang dimiliki maka semakin

meningkat pula kinerja UMKM di Kota Palu meliputi modal, laba, volume

penjualan, serta omzetnya.

4.6.4 Pengaruh Technology Capability Terhadap Keunggulan Kompetitif

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa

penilaian yang dilakukan responden terhadap variabel eksogen technology

capability dengan total nilai mean 3,89 termasuk kriteria baik. Item dengan

penilaian tertinggi adalah kode item TC7 yakni “Saya memahami pemanfaatan

teknologi dalam mengelola usaha merupakan hal yang mudah” dengan skor

terbanyak pada penilaian poin 4 (setuju) dimana 35 responden memilih jawaban

tersebut. Sedangkan berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan total nilai mean 3,75

hasil dari penilaian responden terhadap variabel mediasi keunggulan kompetitif

termasuk kriteria baik. Item dengan penilaian tertinggi adalah kode item KK14

yakni “Produk usaha kami berkualitas tinggi dengan tawaran harga relatif lebih

rendah dibanding kompetitor” dengan skor terbanyak pada penilaian poin 4

(setuju) dimana 34 responden memilih jawaban tersebut.

73
Output pengujian hipotesis menggunakan SmartPLS memberikan hasil

bahwa technology capability memiliki pengaruh signifikan terhadap keunggulan

kompetitif UMKM di Kota Palu. Nilai yang didapatkan dari hubungan kedua

variabel tersebut dibuktikan pada tabel 4.16 yaitu p-values 0,000 lebih kecil dari

toleransi level signifikan 0,05 serta nilai t-statistic 3,594 lebih besar dari nilai t-

tabel 1,65. Sehingga kesimpulan yang diperoleh adalah H4 diterima yaitu

technology capability memberikan pengaruh positif dan signifikan dalam

membangun keunggulan kompetitif UMKM di Kota Palu.

Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian oleh Rohendi dan Santy

(2019), serta hasil penelitian Wijaya dan Simamora (2022). Selain itu hasil

penelitian ini juga mendukung pendapat yang dikemukakan oleh Barney (1991)

dalam teori RBV (Resource Based View) bahwa keunggulan kompetitif dapat

tercipta oleh sumber daya yang memiliki karakteristik bernilai, langka, sulit ditiru,

dan sulit disubtitusi. Sehingga pelaku UMKM di Kota Palu perlu memiliki

kapabilitas teknologi sebagai sumber daya yang memenuhi 4 karakteristik

tersebut. Semakin baik kapabilitas teknologi maka semakin baik pula keunggulan

kompetitif pelaku UMKM di Kota Palu.

4.6.5 Pengaruh Keunggulan Kompetitif Memediasi E-Business Strategy

Terhadap Kinerja UMKM Di Kota Palu

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa

penilaian yang dilakukan responden terhadap variabel eksogen e-business strategy

dengan total nilai mean 4,20 termasuk kriteria sangat baik. Item dengan penilaian

74
tertinggi adalah kode item ES3 yakni “Saya memahami bahwa pemasaran digital

akan memperluas akses pasar” dengan skor terbanyak pada penilaian poin 5

(sangat setuju) dimana 34 responden memilih jawaban tersebut. Sedangkan

berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan total nilai mean 3,73 hasil dari penilaian

responden terhadap variabel endogen kinerja UMKM termasuk kriteria baik. Item

dengan penilaian tertinggi adalah kode item KU18 yakni “Modal usaha yang

dimiliki usaha kami selalu mengalami peningkatan” dengan skor terbanyak pada

penilaian poin 4 (setuju) dimana 28 responden memilih jawaban tersebut.

Selanjutnya berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan total nilai mean 3,75 hasil dari

penilaian responden terhadap variabel mediasi keunggulan kompetitif termasuk

kriteria baik. Item dengan penilaian tertinggi adalah kode item KK14 yakni

“Produk usaha kami berkualitas tinggi dengan tawaran harga relatif lebih rendah

dibanding kompetitor” dengan skor terbanyak pada penilaian poin 4 (setuju)

dimana 34 responden memilih jawaban tersebut.

Output pengujian hipotesis menggunakan SmartPLS memberikan hasil

bahwa ebusiness strategy memiliki pengaruh terhadap tingkat kinerja UMKM

melalui keunggulan kompetitif. Nilai yang didapatkan dari hubungan ketiga

variabel tersebut dibuktikan pada tabel 4.17 yaitu p-values 0,009 lebih kecil dari

toleransi level signifikan 0,05 dan nilai t-statistic 2,382 lebih besar dari nilai t-

tabel 1,65. Namun hasil pengujian H1 dinyatakan tidak ada pengaruh langsung

variabel e-business strategy terhadap kinerja UMKM sedangkan H2 terdapat

pengaruh signifikan e-business strategy terhadap keunggulan kompetitif.

Sehingga kesimpulan yang diperoleh adalah keunggulan kompetitif berperan

75
sebagai mediasi full mempengaruhi antara ebusiness strategy terhadap kinerja

pelaku UMKM di Kota Palu maka terbukti H5 dapat diterima.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Pramuki dan

Kusumawati (2021) serta Hudha, dkk (2022) yang menyatakan bahwa strategi e-

business tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja melalui keunggulan kompetitif.

Akan tetapi hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Padli (2022) yang

manyatakan adanya pengaruh tidak langsung secara positif dan signifikan e-

business strategy terhadap kinerja UMKM melalui keunggulan kompetitif.

Keunggulan kompetitif sebagai mediasi full dapat dimaknai memiliki

peran yang sangat dominan. Dalam meningkatkan kinerja UMKM di Kota Palu,

tidak cukup hanya dengan mengadopsi strategi e-business tetapi perlu melalui

keunggulan kompetitif. Indikator-indikator keunggulan kompetitif memiliki nilai

cukup baik dengan skor tertinggi 3,98 adalah indikator bernilai. Penting bagi

UMKM di Kota Palu untuk selalu menciptakan produk yang berkualitas tinggi

dengan harga relatif rendah atau terjangkau dibanding kompetitor sehingga dapat

membantu meningkatkan kinerja UMKM.

4.6.6 Pengaruh Keunggulan Kompetitif Memediasi Technology Capability

Terhadap Kinerja UMKM Di Kota Palu

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa

penilaian yang dilakukan responden terhadap variabel eksogen technology

capability dengan total nilai mean 3,89 termasuk kriteria baik. Item dengan

penilaian tertinggi adalah kode item TC7 yakni “Saya memahami pemanfaatan

76
teknologi dalam mengelola usaha merupakan hal yang mudah” dengan skor

terbanyak pada penilaian poin 4 (setuju) dimana 35 responden memilih jawaban

tersebut. Sedangkan berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan total nilai mean 3,73

hasil dari penilaian responden terhadap variabel endogen kinerja UMKM

termasuk kriteria baik. Item dengan penilaian tertinggi adalah kode item KU18

yakni “Modal usaha yang dimiliki usaha kami selalu mengalami peningkatan”

dengan skor terbanyak pada penilaian poin 4 (setuju) dimana 28 responden

memilih jawaban tersebut. Selanjutnya berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan total

nilai mean 3,75 hasil dari penilaian responden terhadap variabel mediasi

keunggulan kompetitif termasuk kriteria baik. Item dengan penilaian tertinggi

adalah kode item KK14 yakni “Produk usaha kami berkualitas tinggi dengan

tawaran harga relatif lebih rendah dibanding kompetitor” dengan skor terbanyak

pada penilaian poin 4 (setuju) dimana 34 responden memilih jawaban tersebut.

Output pengujian hipotesis menggunakan SmartPLS memberikan hasil

bahwa technology capability memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja

UMKM di Kota Palu melalui keunggulan kompetitif. Nilai yang didapatkan dari

hubungan ketiga variabel tersebut dibuktikan pada tabel 4.17 yaitu p-values 0,000

lebih kecil dari toleransi level signifikan 0,05 serta nilai t-statistic 4,668 lebih

besar dari nilai t-tabel 1,65. Pada hasil pengujian H3 dan H4 dinyatakan terdapat

pengaruh signifikan dengan arah hubungan positif variabel e-business strategy

terhadap kinerja UMKM maupun terhadap keunggulan kompetitif. Sehingga

kesimpulan yang diperoleh adalah keunggulan kompetitif berperan sebagai

77
mediasi parsial mempengaruhi antara technology capability terhadap kinerja

pelaku UMKM di Kota Palu maka terbukti H6 dapat diterima.

Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Effendi (2021) yang

menyatakan bahwa technology capability memiliki pengaruh terhadap kinerja

melalui keunggulan kompetitif. Dalam meningkatkan kinerja UMKM di Kota

Palu, kapabilitas teknologi memiliki hubungan yang cukup erat dengan

keunggulan kompetitif. Semakin sukses sumber daya teknologi yang dimiliki

maka dapat memberi nilai unggul dalam menghadapi kompetitor untuk

meningkatkan kinerja UMKM. Andry (2017) menyatakan bahwa telah diakui

secara umum teknologi dapat membantu sebuah organisasi dalam mencapai

keunggulan kompetitif lalu selanjutnya meningkatkan kinerja bisnis suatu usaha.

78
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.2 Kesimpulan

Tujuan penelitian ini adalah menguji dan memverifikasi masalah yang

telah dirumuskan dalam topik pengaruh e-business strategy dan technology

capability dalam keunggulan kompetitif untuk peningkatan kinerja UMKM di

Kota Palu. Pada bab sebelumnya, pembahasan dan hasil penelitian yang

menggunakan perhitungan SmartPLS versi 3 maka ditarik kesimpulan sebagai

berikut.

1) E-business strategy tidak terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap

peningkatan kinerja UMKM di Kota Palu.

2) E-business strategy terbukti memiliki pengaruh positif dan signifikan dalam

membangun keunggulan kompetitif pelaku UMKM di Kota Palu.

3) Technology capability terbukti memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap peningkatan kinerja UMKM di Kota Palu.

4) Technology capability terbukti memiliki pengaruh positif dan signifikan

dalam membangun keunggulan kompetitif pelaku UMKM di Kota Palu.

5) E-business strategy terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap

peningkatan kinerja UMKM di Kota Palu melalui keunggulan kompetitif

berperan sebagai mediasi full.

6) Technology capability terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap

peningkatan kinerja UMKM di Kota Palu melalui keunggulan kompetitif

berperan sebagai mediasi parsial.

79
1.3 Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian ini, maka dengan beberapa

pertimbangan saran yang dapat diberikan sebagai berikut.

1) Bagi akademisi yang ingin mengembangkan penelitian ini dalam taraf lebih

lanjut diharapkan dapat mengetahui indikator lain yang membentuk e-

business strategy, technology capability, kinerja UMKM, dan keunggulan

kompetitif. Serta diharapkan dapat mengetahui variabel lainnya yang bisa

menjelaskan atau mempengaruhi tingkat kinerja UMKM khususnya di Kota

Palu.

2) Bagi UMKM di Kota Palu diharapkan lebih memaksimalkan e-business

strategy yakni mengadopsi digital marketing menggunakan media sosial dan

mengadopsi metode e-payment dalam kegiatan operasionalnya. Selain itu,

diharapkan untuk selalu memperhatikan technology capability dalam

mempertahankan keunggulan kompetitif dan tingkat kinerja usahanya.

3) Bagi pemerintah Kota Palu diharapkan menciptakan program-program yang

dapat memberi kesempatan serta peluang terhadap pelaku UMKM untuk

memperluas pemahaman e-business strategy maupun meningkatkan

keterampilan technology capability.

1.4 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini hanya mengambil sampel pada UMKM yang berlokasi di

kecamatan Palu Barat, Kota Palu sehingga hasil penelitian tidak dapat

digeneralisasi di lokasi lain.

80
DAFTAR PUSTAKA

Armiani., Basuki., & Suwarno, N. 2021. Teknologi Digital Memediasi Dampak


Strategi Bisnis Terhadap Kinerja UMKM Di Nusa Tenggara Barat. Ekuitas:
Jurnal Ekonomi Dan Keuangan. Volume 3, Nomor 5.

Asisa, W., Aulia, P., Dalianti, N., & Handa, Y. R. 2022. Pengaruh Pemahaman
Literasi Keuangan dan Kemudahan Digital Payment Terhadap Kinerja
UMKM di Kota Makassar. Jurnal DinamikA. Volume 3, Nomor 1.

Bimata, M. I. 2021. Anteseden Adopsi E-Business Dan Dampaknya Bagi UMKM.


Universitas Islam Indonesia. [SKRIPSI]

Budiastuti, D., & Versia. 2011. Pengaruh Kapabilitas Terhadap Keunggulan


Kompetitif Dan Dampaknya Terhadap Kinerja Perusahaan pada PT Adi
Cipta, Makassar. Binus Business Review. Volume 2, Nomor 1.

Diana, Azzahra, R. V., & Nurbaiti. 2021. Analisis Proses Transformasi E-


Business Entrepreneurship Bagi Pelaku UMKM Dalam Membangun
Keunggulan Kompetitif (UMKM Kawasan Medan). EBMA: Ekonomi Bisnis
Manajemen dan Akuntansi. Volume 2, Nomor 2.

Efendi, M.N., Kurniawan, R., & Pratiwi, R. A. I. 2021. Pengaruh Teknologi


Informasi Dan Kreativitas Inovasi Terhadap Kinerja Bisnis Dengan
Keunggulan Bersaing Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Pada
UMKM Pancur Kec. Lingga Utara Kab. Lingga). SOJ: Student Online
Journal. Volume 2, Nomor 2.

Farida, I., Sunandar, & Aryanto. 2019. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh


Terhadap Kinerja UMKM di Kota Tegal. MONEX: Journal of Accounting
Research. Volume 8, Nomor 2.

Ferdiansyah, A., & Bukhari, E. 2021. Pengaruh Modal, Financial Knowledge,


Teknologi Dan Media Sosial Terhadap Kinerja Umkm Fashion Di Bekasi
Utara. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Manajemen (JIAM). Volume 17, Nomor
2.

Ghozali, Imam. 2014, Structural Equation Modeling, Metode Alternatif dengan


Partial Least Square (PLS). Edisi Keempat. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.

Hadi, D. F., Zakiah, K. 2021. Strategi Digital Marketing Bagi UMKM (Usaha
Mikro Kecil Dan Menengah) Untuk Bersaing Di Era Pandemi. Jurnal
Kompetitif. Volume 16, Nomor 1.

Handarkho, Y. D., Suryanto, T. R., Dewi, F. K. S., & Julianto, E. 2017.


Penerapan Strategi E-business Untuk Meningkatkan Keunggulan Kompetitif
dari Usaha Mikro Kecil Menengah di Indonesia (Studi kasus Trooper

81
Electronic Yogyakarta). Jurnal Buana Informatika. Volume 8, Nomor 4.

Hosmiyati & Ashar, K. 2019. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja


UMKM (Studi Kasus Industri Keris Di Desa Aeng Tongtong Kabupaten
Sumenep). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya. Volume 7,
Nomor 2.

Hudha, N., Rahadhini, M.D., & Sarwono, A.E. 2022. Keunggulan Bersaing
Sebagai Mediator Antara Digital Marketing Dan Kinerja Pemasaran (Survei
Pada UKM Tenun Lurik Di Desa Mlese, Cawas, Klaten). BALANCE:
Economic, Business, Management, and Accounting Journal. Volume 19,
Nomor 1.

Indrajit, R. E. 2002. Konsep Dan Strategi E-Business. Edisi Pertama. Jakarta:


Penerbit APTIKOM.

Khotimah, T., & Fiati, R. 2013. Peningkatan Keunggulan Kompetitif Pada Umkm
Gerabah Melalui Model E-Business. Simetris : Jurnal Teknik Mesin, Elektro
Dan Ilmu Komputer. Volume 3, Nomor 1.

Kilay, A. L., Simamora, B. H., & Putra, D. P. 2022. The Influence of E-Payment
and E-Commerce Services on Supply Chain Performance: Implications of
Open Innovation and Solutions for the Digitalization of Micro, Small, and
Medium Enterprises (MSMEs) in Indonesia. Journal of Open Innovation:
Technology, Market, and Complexity. Volume 8, Nomor 3.

Kurniawan, A. 2014. Metode Riset untuk Ekonomi & Bisnis Teori, Konsep, &
Praktik Penelitian Bisnis (Dilengkapi Perhitungan Pengelolaan Data dengan
IBM SPSS 22.0). Cetakan Pertama. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Kusuma, I. M. W. A., Sucandrawati, N. L. K. A. S., & Laksmi, N. P. A. D. L.


2022. Peningkatan Keunggulan Bersaing Melalui Kualitas Produk dan
Pemanfaatan Digital Marketing Pada UMKM Kuliner di Denpasar.
Nusantara Hasana Journal. Volume 2, Nomor 3

Mizal, O.M., & Wijayangka, C. (2020). Analisis Adopsi E-Commerce Oleh


UMKM Sektor Fashion Di Bandung Menggunakan Model Utaut. Jurnal
Ilmiah MEA (Manajemen Ekonomi dan Akuntansi). Volume 4, Nomor 3.

Mutiara, N. A., Wijayangka, C., & Kartawinata, B. R. 2021. Adopsi Media Sosial
Terhadap Kinerja UMKM Di Kota Bandung. Jurnal Ilmiah MEA
(Manajemen Ekonomi dan Akuntansi). Volume 5, Nomor 1.

Naninsih, N., Alam, S., & Indriasari, D. P. 2022. Pengaruh Keunggulan Bersaing
Terhadap Kinerja Pemasaran Melalui Digital Marketing. YUME: Journal of
Management. Volume 5, Nomor 2.

Nirwana, N. Q. S., & Biduri, S. (2021). Implementasi Digital Marketing Pada

82
UMKM Di Era Revolusi Industri 4.0 (Studi Pada UMKM Di Kabupaten
Sidoarjo). BALANCE: Economic, Business, Management, and Accounting
Journal. Volume 18, Nomor 1.
Noviyana, D., & Sitorus, R. R. 2023. Pengaruh Competitive Advantage dan
Digital Business Strategy terhadap Financial Performance dengan Digital
Marketing Sebagai Variabel Moderasi. Management Studies and
Entrepreneurship Journal. Volume 4, Nomor 2.

Padli. 2022. Pengaruh Digital Marketing Terhadap Keunggulan Bersaing Dan


Kinerja Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Di Kota Ambon.
Hipotesa: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial. Volume 16, Nomor 2.

Peraturan Pemerintah. 2021. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 2021


tentang Kemudahan, Pelindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah. Jakarta.

Rahayu, R., Riski, S., & Juita, V. 2020. Kapabilitas Teknologi Informasi, Kinerja
Perusahaan dan Nilai Perusahaan. Jurnal Riset Akuntansi Terpadu. Volume
13, Nomor 1.

Rifkhan. 2023. Pedoman Metodolodi Penelitian Data Panel Dan Kuesioner.


Cetakan Pertama. Indramayu: Penerbit Adab

Rohendi, N. 2019. Pengaruh Teknologi Informasi Dan E-commerce Terhadap


Keunggulan Bersaing (Survey Pada Sentra Produksi Kaos Muararajeun di
Kampung Wisata Sablon Bandung). Universitas Komputer Indonesia.
[SKRIPSI]

Santika, A., Aliyani, R., & Mintarsih, R. 2022. Persepsi Dan Intensi Pelaku
UMKM Terhadap Penggunaan Qris Sebagai Sistem Pembayaran Digital Di
Kota Tasikmalaya. Transekonomika : Akuntansi, Bisnis Dan Keuangan.
Volume 2, Nomor 4.

Saori, S., Nurmala, R., & Komariah, K. 2020. Tinjauan Literatur Keunggulan
Kompetitif Pada Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMKM). Business
Preneur: Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis. Volume 2, Nomor 2.

Sarwono, J. 2011. Mengenal Path Analysis: Sejarah, Pengertian Dan Aplikasi.


Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis.Volume 11, Nomor 2.

Sidiq, A., & Astutik, E. P. 2017. Analisis Kapabilitas Teknologi Informasi


Terhadap Kinerja Bisnis UKM Dengan Orientasi Pelanggan Sebagai
Variabel Intervening (Studi pada UKM Sektor Manufaktur di Wilayah Solo
Raya). Media Ekonomi Dan Manajemen. Volume 32, Nomor 1.

Soelaiman, L., & Utami, A. R. 2021. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Adopsi


Media Sosial Instagram Dan Dampaknya Terhadap Kinerja UMKM. Jurnal
Muara Ilmu Ekonomi Dan Bisnis. Volume 5, Nomor 1.

83
Subekti, R. A., & Pahlevi, R. W. 2022. Pengaruh Implementasi E-Payment dan
Kualitas Produk terhadap Kinerja Umkm (Studi Kasus pada Usaha Produk
Hobi Alat Pancing). Jurnal Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi.
Volume 1, Nomor 6.

Tyoso, J. S. P., & Haryanti, C. S. 2020. Perlukah Mempertahankan Keunggulan


Kompetitif oleh UMKM? (Studi Kasus UMKM Semarang). Jurnal
Maksipreneur: Manajemen, Koperasi, Dan Entrepreneurship. Volume 9,
Nomor 2.

Waruwu, S., Mendrofa, Y., & Gulo, S. 2022. Pengaruh Digital Marketing
Terhadap Peningkatan Volume Penjualan. Jurnal Akuntansi, Manajemen
Dan Ekonomi (JAMANE). Volume 1, Nomor 2.

Wijaya, L. D., & Simamora, V. 2022. Pengaruh Kapabilitas Teknologi Informasi


dan Kapabilitas Inovasi Terhadap Strategi Dan Dampaknya Terhadap
Keunggulan Bersaing UMKM Kuliner. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis.
Volume 7, Nomor 1.

84

Anda mungkin juga menyukai