Anda di halaman 1dari 8

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Prosiding Konferensi Internasional Tahunan ke-11 tentang Teknik Industri dan Manajemen Operasi
Singapura, 7-11 Maret 2021

Critical Success Factor


Kerjasama E-Commerce di Indonesia
Prawira Adi Putra, Rahmat Nurcahyo & Farizal
Jurusan Teknik Industri
Universitas Indonesia
Salemba, Jakarta, Indonesia
prawira.adi91@ui.ac.id ;rahmat@eng.ui.ac.id ;farizal@eng.ui.ac.id

Abstrak
Perkembangan e-commerce di Indonesia terus menjadi pusat perhatian Asia Tenggara, dengan potensinya baik dalam model B2B maupun
B2C. Dengan prediksi pertumbuhan hingga US$300 miliar pada tahun 2020, banyak e-commerce bertujuan untuk menciptakan nilai baru
dalam produk/layanan baru. Maraknya startup e-commerce meluncurkan kemitraan atau program kolaborasi untuk meningkatkan peluang e-
commerce untuk semakin berkembang. Beberapa e-commerce telah meluncurkan program kolaborasi mereka dengan hasil yang signifikan
dalam pertumbuhan yang berkualitas. Pengambilan keputusan dalam kolaborasi e-commerce cenderung intuitif, terpusat, dan tidak
menggunakan alat manajemen strategis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor penentu keberhasilan (CSF) sebagai
pertimbangan utama dalam membuat keputusan kolaboratif antara perusahaan e-commerce dengan mengembangkan kuesioner dengan
karyawan dan pengambil keputusan menggunakan framework TOE dalam kolaborasi e-commerce. Objek penelitian ini adalah perusahaan
B2B dan B2C yang melakukan kerjasama kemitraan dalam 1 tahun terakhir. Sementara penelitian terbatas pada pemeringkatan CSFs, perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode lain untuk analisis yang lebih komprehensif.

Kata kunci
Faktor Kesuksesan Penting, E-commerce, Kemitraan, Kolaborasi.

1. Perkenalan
Perusahaan startup, atau startup, biasanya adalah perusahaan yang mengejar pertumbuhan
perusahaan yang cepat dengan menerapkan sifat “mengganggu” tetapi “menyelesaikan masalah” ide
di pasar dan industri yang ada (Nurcahyo. et al., 2018; Tech in Asia, 2018). Startup yang mendominasi
di Indonesia berasal dari industri financial technology (fintech) & e-commerce (Cohive, 2018). E-
commerce berperan sebagai penyedia fasilitas dalam proses transaksi digital baik untuk penjual
maupun pembeli online, hal ini membawa banyak manfaat seperti personalisasi, peningkatan variasi
dan informasi produk, dan interaktivitas (Dachyar, et al., 2019). E-commerce cenderung mencakup
kegiatan komersial, berkolaborasi dengan mitra bisnis dan klien (Qwords, 2018). Perkembangan e-
commerce di Indonesia terus menjadi pusat perhatian Asia Tenggara.

Persaingan e-commerce di Indonesia saat ini didominasi oleh 6 perusahaan startup Unicorn
(memiliki valuasi bisnis lebih dari $1 miliar), 3 di antaranya merupakan startup di e-commerce
business-to-consumer (B2C), dan 1 di fintech. terintegrasi dengan e-commerce lainnya (DailySocial,
2020). Pada 2019, Indonesia setidaknya sudah memiliki 27 startup dengan valuasi di atas $100 juta
(Startup Centaur), dengan enam perusahaan bergerak di bidang e-commerce (Daily Social, 2020).
Selain B2C, salah satu segmen e-commerce dapat berkembang pesat: business-to-business (B2B).
Jumlah transaksi B2B, berpotensi tumbuh hampir tiga kali lipat dari B2C (Katadata, 2019). Di Indonesia
istilah B2B sudah familiar namun belum populer karena diketahui oleh sekitar 65% pengguna
smartphone. Menurut Laporan McKinsey & Co,
Kolaborasi atau kemitraan dengan mitra startup saat ini cenderung intuitif dan terpusat. Dalam pengambilan keputusan,
perusahaan startup seringkali tidak menggunakan strategic management tools karena startup mengambil jalur yang lebih
fleksibel dan adaptif dalam pengambilan keputusan dengan pengambilan keputusan terpusat (Nurcahyo et al., 2018). CSF adalah
salah satu alat strategis yang melibatkan perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Berdasarkan latar belakang yang
dijelaskan dan pencarian literatur tambahan, penulis menemukan beberapa celah penelitian sebagai bagian dari saran penelitian
lebih lanjut di startup. Pertama, dalam jurnal Chen & Wang, (2012) dan Kim, et al. (2018), faktor penentu keberhasilan (CSF) dapat
digunakan di berbagai jenis bisnis. Namun, penggunaannya di perusahaan rintisan e-commerce masih sebatas tahap

© IEOM Masyarakat Internasional 676


Prosiding Konferensi Internasional Tahunan ke-11 tentang Teknik Industri dan Manajemen Operasi
Singapura, 7-11 Maret 2021

dalam membuat desain bisnis. Penting juga untuk mempelajari karakteristik startup e-commerce setelah memasuki pasar dan
faktor keberhasilan mereka dalam menjalankan operasi yang lebih berkelanjutan (Bang, et al., 2009). Berdasarkan riwayat
penelitian sebelumnya, penulis menyimpulkan bahwa kolaborasi merupakan faktor penting yang perlu dikaji lebih lanjut, karena
dapat membawa e-commerce menciptakan produk inovatif untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang dapat menembus
segmen pasar baru.

1.1 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor kritis sebagai pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan
kolaboratif antara kolaborasi perusahaan e-commerce untuk menciptakan produk/layanan terbaru yang berkelanjutan bagi pengguna/
pelanggan. Rumusan masalah yang ditentukan dalam penelitian ini adalah:
1. Apa faktor kritis dalam kolaborasi antar startup e-commerce?
2. Apa tingkat prioritas dari setiap faktor untuk startup e-commerce?

2. Tinjauan Pustaka
2.1 CSS
Critical Success Factor (CSF) muncul dalam literatur pada tahun 1980, yang dapat digambarkan
sebagai “segala sesuatu yang harus dilakukan jika perusahaan ingin sukses”, harus dalam jumlah kecil,
dapat diukur dan dikendalikan (Selim, 2007). CSF perlu diperhatikan oleh organisasi untuk menjamin
kelangsungan bisnis (Sebora, 2008).CSF biasanya dibagi menjadi tiga klasifikasi: strategis, manajerial, dan
operasional.Strategi merupakan rencana yang dirumuskan, sedangkan organisasi merupakan aspek yang
menekankan pengukuran kualitatif. Pendekatan CSF diterima secara luas di berbagai bidang studi, namun
belum ada aturan baku untuk mengidentifikasi CSF yang telah dikembangkan. selalu terpusat dan intuitif
(El-Abidi, 2018).
Dalam e-commerce, CSF digunakan untuk mengidentifikasi faktor keberhasilan e-commerce dan hambatan dalam
mengembangkan bisnis ecommerce. Al-Qirim (2007), mengidentifikasi faktor yang paling mempengaruhi adopsi e-commerce
pada UKM di Selandia Baru, yaitu faktor kewirausahaan yang diukur dalam inovasi kepemimpinan dan keterlibatan
kepemimpinan dalam mengembangkan UKM dalam e-commerce. Sebuah studi oleh Sung (2003), mengenai keberhasilan e-
commerce di Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat, menyebutkan bahwa ada lima faktor penentu keberhasilan e-
commerce (1) orientasi pelanggan, (2) kemudahan penggunaan aplikasi, (3) variasi produk atau layanan, (4) pengiriman produk
dan layanan, dan (5) aspek kecepatan layanan untuk negara-negara Asia dan aspek keamanan layanan untuk Amerika Serikat.
Nir Kshestri (2005) menjelaskan faktor kendala dalam perkembangan e-commerce. Faktor penghambat e-commerce terkait
perkembangan produk/jasa e-commerce adalah (1) hambatan ekonomi berupa ketidakmampuan infrastruktur teknologi
informasi untuk memberikan layanan ke tingkat konsumen. Dengan demikian, tingkat adopsi e-niaga dangkal. (2) Hambatan lain
adalah aspek sosial politik di tingkat dunia usaha yang berkepentingan dalam mengembangkan hubungan antar pelaku usaha
untuk mengembangkan e-commerce.

2.2 Kerjasama E-Commerce di Indonesia


Globalisasi startup telah meningkat, dengan penciptaan nilai baru sebagai mesin pertumbuhan; oleh karena
itu, desain merupakan faktor penting dalam startup (Kim, et al., 2018). Untuk menciptakan nilai ini, startup perlu
mempertimbangkan untuk bekerja sama dalam aspek teknologi untuk mengatasi kendala proses produksi;
Namun, kendala ini dapat diatasi dengan bekerja sama dengan konsultan layanan teknis luar atau penyedia
layanan serupa. Karena startup didirikan dengan modal yang terbatas sehingga memiliki fasilitas yang terbatas
di dalam perusahaan, pimpinan startup perlu mempertimbangkan penggunaan dananya untuk
mengembangkan teknologi dengan kerjasama pihak ketiga (Akbar, 2015). Menghadapi pesaing yang besar,
startup perlu melakukan diversifikasi sebagai layanan digital baru yang optimal atau unik dapat diciptakan untuk
menumbuhkan loyalitas pelanggan.
Dukungan mitra merupakan salah satu faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap sebuah startup. Dengan fase perkembangan
yang cepat, pengalaman bisnis yang minim, dan sumber daya yang sedikit dalam memulai bisnis, startup (termasuk e-commerce) membutuhkan
partner untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis. Oleh karena itu, tidak jarang startup e-commerce meluncurkan kemitraan atau program
kolaborasi yang akan meningkatkan peluang startup untuk menemukan target pasar dan dukungan finansial yang tepat (Nalintippayawong, et al.,
2018).
Selama 2018-2019, beberapa e-commerce terkemuka dan berkembang di Indonesia menginisiasi kolaborasi untuk menciptakan
produk baru yang menciptakan pertumbuhan bisnis yang berdampak. Dengan beberapa contoh seperti Bukalapak-Happyfresh dengan
peningkatan transaksi hingga 3,5 kali lipat, Fabelio-Cashlez dengan peningkatan pengguna cash-on-delivery hingga 23%, Ralali-
Futuready yang melindungi lebih dari 160.000 pengguna, dan Lazada-Chilibeli dengan jumlah yang terus bertambah. lebih dari 1500

© IEOM Masyarakat Internasional 677


Prosiding Konferensi Internasional Tahunan ke-11 tentang Teknik Industri dan Manajemen Operasi
Singapura, 7-11 Maret 2021

pesanan hanya dalam tiga bulan. Selain itu, banyak e-commerce yang melakukan kerjasama dengan layanan pembayaran
(fintech) dan layanan pengiriman (kurir) (Tech in Asia, 2018; KataData, 2019).

2.3 Kerangka CSF


Sebagai langkah pertama, tujuan evaluasi telah ditentukan berdasarkan tinjauan literatur pada bagian
2, di mana penulis mengidentifikasi CSF. CSF akan diklasifikasikan dalam beberapa kategori, dengan level framework yang dibagi
menjadi empat level sebagai berikut:
1. Tingkatan pertama adalah tujuan dan sasaran akhir.
2. Level kedua adalah pembuatan framework CSF.
3. Level ketiga menunjukkan CSF spesifik dalam setiap kategori (Chen & Wang, 2010;Husain&
Subramoniam, 2014).
Untuk membuat konstruksi CSF, kerangka TOE dipilih untuk penelitian ini. Kerangka TOE dapat digunakan
untuk mempelajari difusi berbagai inovasi sistem informasi/teknologi informasi, termasuk tugas teknis dan
inovasi yang terintegrasi ke dalam bisnis inti (Sila & Dobni, 2012). Ini menguntungkan dibandingkan model
adopsi lainnya dalam mempelajari penciptaan nilai dari teknologi, dan bebas dari batasan industri dan ukuran
perusahaan. Kerangka TOE telah diuji secara luas dalam studi adopsi teknologi informasi atau sistem informasi
dan telah melaporkan dukungan empiris yang konsisten (Al-Hujran, et al., 2018).

2.4 Pemrosesan Data


Penelitian ini menggunakan beberapa metode analisis yang akan diuraikan sebagai berikut:
1. Analisis skor rata-rata.
Analisis ini berguna untuk mendapatkan nilai rata-rata rating responden terhadap suatu atribut, seperti indikator
keberhasilan implementasi dan skala kepentingan CSF. Dalam penelitian ini analisis skor rata-rata dilakukan dengan
Geometric Mean. Rata-rata geometris adalah nilai rata-rata dengan menggunakan ukuran pemusatan yang hanya dapat
dilakukan untuk data yang memiliki nilai positif (X1, X2, X3…). Rata-rata geometrik digunakan untuk mengukur jarak antar
objek dengan fitur genus heterogen sehingga fungsi jarak metrik ditemukan secara efektif dan dapat mengoptimalkan
solusi dalam bentuk tertutup untuk setiap jarak metrik. Metode ini dapat memberikan pendekatan rata-rata yang lebih
baik karena dapat menghilangkan penyimpangan yang terjadi pada data yang diperoleh dari penilaian responden
dalam kuesioner. Rata-rata pengukuran atau geomean adalah rata-rata yang diperoleh dengan mengalikan semua data
dalam satu kelompok sampel kemudian akar pangkat dua dengan jumlah titik data sampel. Secara matematis rata-rata
pengukuran geometrik dirumuskan sebagai berikut:
=  �(  1)   (  2)    … … (    )

dengan:

G = mean geometris n
= sampel
XSaya= sayathSampel
2. Korelasi Spearman
Korelasi Spearman digunakan untuk menentukan kesesuaian antara dua variabel. Korelasi ini digunakan
untuk mengetahui kesesuaian antara persepsi pentingnya CSF menurut responden perusahaan dan
responden dari mitra e-commerce.

3. Metode
Riset dilakukan untuk menentukan peringkat CSF yang bekerja sama dengan e-commerce untuk menciptakan produk atau layanan baru bagi
pelanggan dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh e-commerce sebelum memutuskan pihak yang akan berkolaborasi.
Dalam penelitian ini, langkah-langkah metodologinya adalah sebagai berikut:
1. Tinjauan Pustaka dan Desain Hierarki.
Pada tahap ini, penulis akan mengidentifikasi CSF mana yang dipertimbangkan oleh beberapa perusahaan untuk mengambil keputusan
terkait kemitraan dengan perusahaan lain. Dengan menggunakan kerangka TOE, keluaran dari CSF yang teridentifikasi akan ditampilkan
dalam kriteria tabel ringkasan CSF.
2. Menyusun Kuesioner untuk Responden.
Setelah CSF ditentukan dalam literatur, kuesioner disusun berdasarkan hipotesis dan mengacu pada
tujuan penelitian. Kuesioner akan dilakukan baik untuk e-commerce maupun pihak mitra, dengan
kriteria tambahan seperti:

© IEOM Masyarakat Internasional 678


Prosiding Konferensi Internasional Tahunan ke-11 tentang Teknik Industri dan Manajemen Operasi
Singapura, 7-11 Maret 2021

• Kedua bisnis tersebut saat ini sedang menjalin kerja sama dengan perusahaan lain atau kemitraan yang
sebelumnya dilakukan dalam satu tahun terakhir.
• Kolaborasi menciptakan fitur produk baru atau layanan baru sebagai output.
3. Kesimpulan
Hasil CSF akan dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan yang menjawab tujuan penelitian.

4. Hasil dan Pembahasan.


Hierarki pertama dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai CSF kolaborasi e-commerce di perusahaan
Indonesia. Dalam penelitian ini, kerangka TOE sebagai konstruksi hirarki kedua dibagi menjadi 12 faktor kritis seperti
yang dijelaskan pada Tabel 1.
Tabel 1 CSF berdasarkan tinjauan pustaka

Faktor Definisi Referensi


Teknologi Secara umum, kesiapan untuk menggunakan teknologi baru menggunakan empat ciri AlGhamdi, et al., 2013
Kesiapan kepribadian: optimisme, inovasi, ketidaknyamanan, dan ketidakamanan, termasuk integrasi Kim, et al., 2018
(T1) infrastruktur TI, operasi layanan pelanggan bersama, dan mekanisme pembayaran online. Sila & Dobni, 2012
Faktor tersebut juga menggambarkan pengenalan dan kemauan untuk menerima Vize, dkk., 2013
perkembangan teknologi baru berdasarkan tren pelanggan.
Kecepatan dan • Kecepatan mengacu pada menjalankan bisnis dalam "Waktu Internet" Damanpur, 2001
Fleksibilitas sambil merancang model bisnis teknis, sistem interaksi, dan integrasi TI.
(T2)
• Fleksibilitas mengacu pada kebutuhan untuk mengembangkan solusi khusus dan meningkatkan
persaingan global.
Data & Sistem Keamanan data mengacu pada masalah keamanan yang terkait dengan transaksi MacGregor & Kartiwi, 2010
Keamanan yang dilakukan melalui Internet. E-commerce perlu memastikan perlindungan e- Masudin & Saputro, 2016 Sila
(T3) commerce dan data tentang pelanggan e-commerce dan transaksi terjaga dengan & Dobni, 2012
aman.
Jaringan & • Keandalan jaringan adalah kemampuan perusahaan untuk berhasil Huang, 2006
Kemitraan mentransfer aplikasi bisnis penting ke dan dari mitra rantai pasokannya Janita & Chong, 2013
(T4) melalui Internet dan mitra. Sila & Dobni, 2012
• Pemilihan kemitraan merupakan langkah penting dalam menciptakan aliansi
yang sukses karena memungkinkan jangkauan distribusi yang lebih baik dan
memfasilitasi konvergensi sumber daya strategis, kemampuan, dan
kompetensi.
Pemilik-Manajer Sikap positif dari manajemen puncak hingga tingkat manajerial terhadap Dubelaar, dkk., 2005
Komitmen perubahan menciptakan lingkungan organisasi yang mudah menerima inovasi. Janita & Chong, 2013
(O1) Sangat penting selama tahap implementasi ketika koordinasi lintas unit Sila & Dobni, 2012
organisasi dan penyelesaian konflik diperlukan.
Manfaat untuk Tingkat penerimaan kemungkinan manfaat yang dapat diberikan oleh teknologi e- Al Qirim, 2007
Organisasi commerce untuk organisasi (seperti peningkatan efisiensi, pertumbuhan pasar, dan Janita & Chong, 2013
(O2) kualitas layanan pelanggan yang lebih baik). Perusahaan mengalokasikan sumber daya Kumar, dkk, 2018
seperti sumber daya manajerial, keuangan, dan teknologi. Rahayu & Day, 2015
Pengetahuan & Kemampuan organisasi untuk mengadopsi e-commerce, keahlian dalam TIK, dan Janita & Chong, 2013
Keahlian dalam menembus pasar dengan teknologi budaya organisasi. Faktor-faktor tersebut juga Kumar, dkk, 2018
Bisnis Digital menggambarkan kemampuan tim TI dalam menghadapi ketidakpastian dan risiko Rahayu & Day, 2015
(O3) dalam adopsi teknologi.
Saluran Kemampuan pengiriman, umpan balik informasi dan promosi di pasar sasaran, dan Chen & Wang, 2010
Distribusi efisiensi pola distribusi yang responsif. Ini juga menyangkut semua kontrol biaya dalam
(O4) distribusi/saluran dan kemampuan untuk menjadi tuan rumah daya dan
mengalokasikan keuntungan jaringan pipa.
Strategi untuk Solusi pendapatan optimal yang dipertimbangkan untuk strategi bisnis terbaik Chen & Wang, 2010
Pembagian keuntungan (biaya partisi) dan pembagian pendapatan disusun berdasarkan jumlah Damanpour, 2001
(O5) pelanggan, layanan yang digunakan, dan berapa banyak aset pusat data yang Pramudita, dkk., 2019
dialokasikan.

© IEOM Masyarakat Internasional 679


Prosiding Konferensi Internasional Tahunan ke-11 tentang Teknik Industri dan Manajemen Operasi
Singapura, 7-11 Maret 2021

Pelanggan & Tempat kepercayaan pelanggan pada transaksi dan layanan purna jual startup, yang AlGhamdi, et al., 2013
Kepercayaan Mitra memengaruhi peluang pasar. Kepercayaan mitra percaya bahwa mitra akan bertindak McKnight, et al., 2017
(E1) untuk mencapai hasil positif dan tindakan yang menghindari konsekuensi merugikan Nalintippayawong, et al., 2018
yang dapat menghasilkan keuntungan jangka panjang, dan organisasi melanjutkan Sila & Dobni, 2012
rekam jejak dengan hasil yang sangat baik.

Pelanggan Kepuasan pelanggan dari layanan bisnis, yang secara positif mempengaruhi Nalintippayawong, dkk, 2018
Kepuasan pendapat pelanggan terhadap perusahaan dan mengarah pada loyalitas. Faktor Pramudita, dkk, 2019
(E2) juga menggambarkan kualitas dan nilai produk yang diakui pelanggan, yang
memengaruhi peluang pasar e-commerce.
Skalabilitas Skala dan ruang lingkup ekonomi yang disediakan oleh Internet yang Sila & Dobni, 2012 Masudin &
(E3) mengintegrasikan produk dengan banyak entitas seperti pelanggan, pemasok, Saputro, 2016
pengecer, dll. Dan kemampuan kolaborasi untuk menemukan segmen pasar baru. Nalintippayawong, dkk, 2018

Gambar 1 Hirarki CSF berdasarkan TOE Framework.

Setelah CSF ditentukan dalam struktur hirarki, kuesioner akan dikembangkan untuk mendapatkan topik yang
lebih detail dari faktor-faktor penentu. Cakupan kuesioner terbatas pada karyawan yang terlibat dalam kolaborasi e-
commerce dari semua level manajemen. Kuesioner akan disampaikan dengan menggunakan skala Likert dari 1 sampai
5. “Faktor kritis terendah” akan diwakili dengan 1, sedangkan “paling penting” diwakili dengan 5. Analisis kuesioner
menentukan persepsi masing-masing pihak dalam penerapan CSF di e-commerce kolaborasi. Hasil kuesioner dirata-
ratakan secara keseluruhan dan diberi peringkat dari rata-rata terbesar hingga terkecil. Rata-rata, dengan
menggunakan Geomean, dilanjutkan pada Tabel 2.

Tabel 2 Resume Skor Faktor dan Peringkat

Perdagangan elektronik Mitra


Faktor Celah
Skor Pangkat Skor Pangkat

T1 4.01 8 4.00 4 4
T2 3.91 11 3.87 8 3
T3 4.09 3 3.66 11 8
T4 4.04 7 3.83 10 3
O1 4.05 6 4.35 1 5
O2 4.07 5 4.26 2 3
O3 4.14 2 3.89 6 4
O4 3.95 9 3.87 7 2
O5 4.31 1 4.15 3 2
E1 4.09 4 3.83 9 5
E2 3.93 10 3.92 5 5
E3 3.88 12 3.62 12 0

© IEOM Masyarakat Internasional 680


Prosiding Konferensi Internasional Tahunan ke-11 tentang Teknik Industri dan Manajemen Operasi
Singapura, 7-11 Maret 2021

Untuk mengukur reliabilitas instrumen dalam e-commerce, Cronbach's Alpha dihitung berdasarkan nilai rata-
rata (geomean) para pihak. Cronbach Alpha adalah 0,63 untuk e-niaga dan 0,95 untuk mitra. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini cukup reliabel karena koefisien alpha > 0,50.

Tabel tersebut menunjukkan bahwa faktor terpenting dari pihak e-commerce adalah strategi bagi hasil
(O5), diikuti oleh pengetahuan dan keahlian dalam bisnis digital (O3), serta keamanan data dan sistem (T3).
Sebagai perbandingan, faktor terpenting dari pihak mitra adalah komitmen pemilik-manajemen (O1), diikuti
manfaat bagi organisasi (O2) dan strategi bagi hasil (O5).
Namun uji korelasi spearman, menghasilkan korelasi yang lemah antara persepsi faktor kritis dari e-commerce
dengan persepsi faktor kritis dari mitra, dengan hanya 0,28 (korelasi kuat jika > 0,5). Hasil ini menunjukkan bahwa
ketika satu variabel meningkat atau menurun, ada kemungkinan hubungan yang lebih rendah dengan variabel kedua.
Oleh karena itu, studi tentang faktor penentu keberhasilan kolaborasi e-commerce memiliki perspektif yang berbeda
dari kedua belah pihak.
Hasil pemeringkatan faktor dilakukan untuk kedua belah pihak: e-commerce dan mitra, dan telah dibandingkan satu sama lain.
Penulis menemukan adanya gap peringkat antara masing-masing pihak dari 0 (gap terkecil) sampai 8 (gap terbesar) dari data tersebut.
Kesenjangan terkecil adalah faktor skalabilitas (E3), dimana faktor ini merupakan peringkat terendah dari kedua belah pihak. Namun,
karena faktor skalabilitas menempati peringkat terendah dari kedua belah pihak, skalabilitas bukanlah faktor penting.
Beberapa faktor memiliki kesenjangan peringkat yang signifikan; ada dua faktor dengan kesenjangan yang lebih kecil, yang
dapat didefinisikan sebagai kesenjangan yang lebih penting: Strategi bagi hasil (O5) dan distribusi saluran (O4). Peringkat O5 jauh lebih
tinggi dari kedua faktor dibandingkan O4, yang menunjukkan O5 menjadi faktor penting yang lebih tinggi. Faktor O5, dapat dianggap
sebagai faktor yang paling penting untuk kolaborasi e-commerce, diikuti oleh O4.
Rata-rata selisihnya adalah 3,67; Hal ini menjadi threshold dari gap yang semakin kecil yang mengindikasikan bahwa faktor lebih
penting dan menjadi prioritas dibandingkan faktor lainnya. Faktor lain yang menunjukkan kesenjangan yang lebih kecil < 3,67 adalah
manfaat untuk organisasi (O2), jaringan dan kemitraan (T4), serta kecepatan dan fleksibilitas (T2).
Faktor yang memiliki gap sebesar 4 atau 5 dianggap sebagai faktor sedang. Kesiapan teknologi (T1) dan pengetahuan dan
keahlian dalam bisnis digital (O3), sebagai faktor yang lebih moderat, sedangkan komitmen pemilik-manajer (O1), mitra pelanggan dan
kepercayaan (E1), kepuasan pelanggan (E2) menempati peringkat sebagai faktor yang kurang moderat. Kesenjangan tertinggi sebesar 8
dapat dianggap sebagai faktor yang paling tidak penting: keamanan data dan sistem (T3). Faktor T3 dapat dipertimbangkan di masa
depan, atau bergantung pada pihak, untuk diabaikan seperti halnya faktor skalabilitas. Dari rangking CSF kedua belah pihak dapat
disimpulkan pada Tabel 3:

Tabel 3 Peringkat Pengelompokan CSF

Faktor Pangkat

O5, O4 Faktor yang sangat penting


O2, T4, T2 Faktor penting
T1, O3, O1, E1, E2 Faktor moderat
T3 Faktor yang paling tidak penting

E3 Tidak penting (dapat diabaikan)

Faktor yang diremehkan oleh e-commerce adalah kepuasan pelanggan (E2), kecepatan dan fleksibilitas (T2), dan skalabilitas (E3).
Namun, karena peringkat kecepatan dan fleksibilitas memiliki peringkat kepentingan yang jauh lebih tinggi, hal itu dapat diabaikan
sebagai faktor yang lebih rendah. Faktor skalabilitas yang diremehkan menunjukkan bahwa e-commerce tidak menempatkan ukuran
mitra dan kemampuan mitra untuk menemukan segmen baru sebagai faktor penting. E-commerce menerima mitra lokal dengan ukuran
skala layanan yang lebih kecil. Untuk kepuasan pelanggan dari mitra, e-commerce kurang menganggap ini sebagai faktor kolaborasi
meskipun kepuasan pelanggan juga menggambarkan kualitas layanan mitra.
Faktor yang diremehkan oleh mitra adalah jaringan dan kemitraan (T4), keamanan data dan sistem (T3), dan
skalabilitas (E3). Karena kita dapat mengabaikan faktor skalabilitas, maka jaringan dan kemitraan tidak penting bagi
pihak mitra. Saat memutuskan untuk berkolaborasi dengan e-niaga, Mitra tidak menjaga jaringan yang dimiliki e-niaga
saat ini atau mempertimbangkan sekutu e-niaga yang memiliki sumber daya dan kompetensi strategis. Bagi mitra,
keamanan data dan sistem adalah faktor yang paling tidak penting karena keamanan data disediakan untuk
menyediakan sistem data yang lebih aman untuk e-commerce yang dimiliki mitra sebagai keahliannya.

© IEOM Masyarakat Internasional 681


Prosiding Konferensi Internasional Tahunan ke-11 tentang Teknik Industri dan Manajemen Operasi
Singapura, 7-11 Maret 2021

5. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peringkat vital CSF untuk kerjasama e-commerce dengan mitra. Untuk
mencapai tujuan tersebut, penulis melakukan riset baik e-commerce maupun pihak partner. Riset juga mengabaikan model
bisnis seperti B2B, B2C, atau C2C.
Para penulis percaya bahwa penelitian yang disajikan dapat bermanfaat bagi organisasi e-commerce. E-commerce
dapat mempertimbangkan dua faktor penting (strategi bagi hasil dan distribusi saluran) untuk pengambilan keputusan
di masa depan. Dengan mengamati kerangka TOE, kerangka lingkungan memiliki kepentingan sedang hingga nol
menurut hasilnya. Hasil ini menjelaskan bahwa untuk e-commerce dan mitra, teknologi dan organisasi merupakan
kerangka kerja yang jauh lebih penting untuk dipertimbangkan sebelum melakukan kolaborasi.
Penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor melalui kajian pustaka. Sebaliknya, penelitian di masa depan dapat mengamati
faktor-faktor lain dari manajemen e-commerce yang lebih berpengalaman dan mitra, pakar, dan pemilik bisnis e-commerce.

Pembahasan lebih lanjut untuk penelitian ini adalah menemukan metode kualitatif untuk faktor-faktor yang mempengaruhi kolaborasi e-
commerce. Dengan demikian, menciptakan hasil yang lengkap untuk pengambilan keputusan untuk e-commerce. Keterbatasan penelitian ini
adalah penulis hanya menghitung setiap faktor menggunakan geomean dan rank dari gap antara dua pihak. Penulis menyarankan untuk
menggunakan metode lain, seperti Analytical Hierarchy Process (AHP), untuk menganalisis secara mendalam faktor-faktor pengambilan keputusan
dalam kolaborasi e-niaga dan mendapatkan lebih banyak wawasan tentang faktor-faktor lain apa yang harus dipertimbangkan untuk kolaborasi e-
niaga selain menerapkan kerangka kerja TOE atau bukan.

Referensi
AlGhamdi, R., Nguyen, A., & Jones, V. Sebuah studi faktor berpengaruh dalam adopsi dan difusi B2C e-
perdagangan.pracetak arXiv arXiv:1302.0272. 2013.
Al-Hujran, O., Al-Lozi, EM, Al-Debei, MM, & Maqableh, M.. Tantangan adopsi cloud computing dari
Perspektif kerangka kerja TOE.Jurnal Internasional Penelitian E-Bisnis (IJEBR),14(3), 77-94. 2018. Al-
Qirim, N. Adopsi teknologi komunikasi dan aplikasi eCommerce pada usaha kecil di New
Selandia.Riset dan Aplikasi Electronic Commerce,6(4), 462-473. 2007.
Bang, J., Park, S., & Shin, J. Studi eksplorasi tentang faktor keberhasilan yang dirasakan bagi pengusaha muda di
tahap awal startup.Jurnal Asia-Pasifik tentang Penjelajahan Bisnis dan Kewirausahaan,9(5), 247-254. 2014 Chen, MK, &
Wang, SC Faktor-faktor penting keberhasilan industri layanan informasi dalam mengembangkan internasional
pasar: Menggunakan pendekatan proses hierarki analitik (AHP).Sistem Pakar dengan Aplikasi,37(1), 694-704.
2010.
Dachyar, M., Esperanca, FM, & Nurcahyo, R. Peningkatan Loyalitas Pelanggan Fashion Merek Lokal Indonesia
Berdasarkan Segmentasi Customer Lifetime Value (CLV). Di dalamSeri Konferensi IOP: Ilmu dan Teknik
Material(Vol. 598, No.1, hal. 012116). Penerbitan TIO. 2019
Damanpour, F., & Damanpour, JA E-business evolusi e-commerce: perspektif dan strategi.keuangan manajerial.
2001
El-Abidi, KMA, Ofori, G., Zakaria, SAS, Mannan, MA, & Abas, NF Mengidentifikasi dan Mengevaluasi Kritis
Faktor Keberhasilan Implementasi Sistem Bangunan Terindustrialisasi: Kajian Malaysia.Jurnal Arab untuk
Sains dan Teknik,44(10), 8761-8777. 2019.
Huang, L. Membangun model aliansi strategis e-commerce B2B di bawah lingkungan yang tidak pasti untuk perjalanan Taiwan
agensi.Manajemen Pariwisata,27(6), 1308-1320. 2016
Hussain, MN, & Subramoniam, S. Peringkat faktor penentu keberhasilan sistem informasi manajemen kesehatan
menggunakan AHP. Di dalamSimposium Internasional Proses Hierarki Analitik(hlm. 1-16). 2014
Janita, I., & Chong, WK Hambatan adopsi e-bisnis B2B di UKM Indonesia: Sebuah Analisis Literatur.Proses
Ilmu Komputer,17, 571-578. 2013
Muda. A, Paskah. M, & Pacfico. O. Identifikasi dan Evaluasi Critical Success Factor untuk Konstruksi
Proyek.Procedia Konferensi Internasional tentang Teknik Industri dan Manajemen Operasi, 426- 429.
2018.
Kim, B., Kim, H., & Jeon, Y. Faktor kesuksesan penting dari bisnis startup desain. Keberlanjutan, 10(9), 2981. 2018. Kshetri, N.
Hambatan untuk e-commerce dan model bisnis yang kompetitif di negara berkembang: Sebuah studi kasus.Elektronik
penelitian dan aplikasi perdagangan,6(4), 443-452. 2007.
MacGregor, RC, & Kartiwi, M. Persepsi hambatan adopsi e-commerce di UKM di negara maju dan
negara berkembang: perbandingan antara Australia dan Indonesia.Jurnal Perdagangan Elektronik dalam
Organisasi (JECO),8(1), 61-82. 2010.

© IEOM Masyarakat Internasional 682


Prosiding Konferensi Internasional Tahunan ke-11 tentang Teknik Industri dan Manajemen Operasi
Singapura, 7-11 Maret 2021

Masudin, I., & Saputro, TE Evaluasi website B2C berdasarkan usability factor dengan menggunakan fuzzy AHP &
TOPSIS fuzzy hierarkis. Di dalamSeri Konferensi IOP: Ilmu dan Teknik Material(Vol. 114, No.1, hal. 012091).
IOP Publishing Ltd. 2016.
McKnight, DH, Lankton, NK, Nicolaou, A., & Price, J. Membedakan efek kualitas informasi B2B,
kualitas sistem, dan kualitas hasil layanan pada kepercayaan dan ketidakpercayaan.Jurnal Sistem Informasi
Strategis,26(2), 118-141. 2017
Nalintippayawong, S., Waiyawatpattarakul, N., & Chotipant, S. Meneliti Critical Success Factor Startup di
Thailand Menggunakan Model Persamaan Struktural. Di dalam2018 Konferensi Internasional ke-10 tentang Teknologi
Informasi dan Teknik Listrik (ICITEE)(hlm. 388-393). IEEE. 2018
Nurcahyo, R., Akbar, MI, & Gabriel, DS Karakteristik Perusahaan Startup dan Strateginya: Analisis Indonesia
perusahaan startup fashion.Jurnal Internasional Teknik & Teknologi,7(2.34), 44-47. 2018. Pramudita,
DR, Nurcahyo, R., & Dachyar, M. Penentu Strategi Inovasi Telekomunikasi Indonesia
Industri. Di dalamSeri Konferensi IOP: Ilmu dan Teknik Material(Vol. 598, No.1, hal. 012086).
Penerbitan TIO. 2019
Rahayu, R., & Day, J. Faktor penentu adopsi e-commerce oleh UKM di negara berkembang: bukti dari
Indonesia.Procedia-ilmu sosial dan perilaku,195, 142-150. 2015.
Sila, I., & Dobni, D. Pola penggunaan e-commerce B2B pada UKM.Manajemen Industri & Sistem Data,112(8),
1255-1271. 2012
Vize, R., Coughlan, J., Kennedy, A., & Ellis-Chadwick, F. Kesiapan teknologi dalam konteks ritel online B2B: An
pemeriksaan anteseden dan hasil.Manajemen Pemasaran Industri,42(6), 909-918. 2013.

Biografi

Prawira Adi Putraadalah mahasiswa magister di Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Meraih gelar Sarjana Teknik dari Universitas Indonesia, saat ini penulis bekerja di Codebrick Indonesia, B2B e-
commerce, sebagai Product Operations Manager. Penelitian dan pekerjaannya terkait dengan akuisisi pengguna,
klien meluncurkan manajemen operasional, hubungan, dan kemitraan.

Rahmat Nurcahyoadalah Guru Besar di bidang Teknik Industri. Universitas Indonesia. Beliau meraih gelar Bachelor
of Engineering di bidang Teknik Mesin dari Universitas Indonesia, gelar Master of Engineering Science di bidang
Manajemen Industri dari University of New South Wales, Australia, dan gelar Doktor di bidang Manajemen Strategis
dari Universitas Indonesia. Minat penelitiannya dalam manajemen kualitas total, sistem produksi, sistem ramping,
dan manajemen pemeliharaan. Minat penelitiannya meliputi sistem manajemen dan manajemen bisnis.

Farizaladalah dosen senior Sistem Manajemen di Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas
Indonesia. Beliau memperoleh gelar Sarjana Teknik dari Universitas Indonesia, gelar Master dari Oklahoma
State University dan gelar Doktor dari University of Toledo. Minat penelitiannya dalam optimasi desain
keandalan, energi terbarukan, manajemen rantai pasokan, dan tekno-ekonomi.

© IEOM Masyarakat Internasional 683

Anda mungkin juga menyukai