Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Manajemen, Ekonomi, Keuangan dan Akuntansi (MEKA)

Vol 3, No 1, Mei 2022, pp. 448-455


p-ISSN 2686-1372, e-ISSN 2686-4363
http://ejurnal.poltekkutaraja.ac.id/index.php/meka

Analisis Rantai Pasok Dan ERP


PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Pada Masa Covid-19
1
Nico Hadi,2Titan Martinus, 3Alex Huangs, 4Kelfi Yanti, 5Amelia, 6Erika, 7Tiara Annisah,
8
Intania Syafrina,9Fendy Cuandra, ,10Immanuel Zai
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10Program Studi Ekonomi, Universitas Internasional Batam,Kota Batam, Indonesia

Email : 12041238.nico@uib.edu, 22041279.titan@uib.edu, 32041159.alex@uib.edu, 42041278.erika@uib.edu,


5
2041253.kelfi@uib.edu, 62041074.tiara@uib.edu, 72041173.amelia@uib.edu, 82041051.intania@uib.edu,
9fendy.cuandra@uib.ac.id, 10immanuel.zai@uib.ac.id

(Penulis: Nico Hadi)

Abstrak–Kondisi sekarang menjadi kondisi memprihatinkan pada sektor ekonomi dikarenakan pandemi
covid-19. Dampak tersebut membuat seluruh masyarakat tidak dapat melakukan aktivitas jual beli dengan
normal serta semua aktivitas juga terhambat. Terjadinya pandemi ini membuat perusahaan yang bergerak
dalam bidang ritel, kosmetik, restoran maupun yang lainnya mengalami penurunan serta kerugian.
Sehingga peneliti melakukan Analisis Rantai Pasok terhadap PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk untuk
mengetahui dampak yang ditimbulkan dari pandemi covid-19 tersebut berserta cara bagaimana perusahaan
Sumber Alfaria Trijaya Tbk dapat bertahan dalam pandemi ini.

Kata Kunci : Alfamart, Perencanaan Sumber Daya Perusahaan, Rantai Pasok, Covid-19

Abstract–The current condition is a worrying condition in the economic sector due to the covid-19
pandemi. This impact makes the entire community unable to carry out normal buying and selling activities
and all activities are also hampered. The occurrence of a pandemic in companies engaged in retail,
cosmetics, restaurants and others experienced a decline and losses, so the researchers conducted a supply
chain Analysis of PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk to find out the impact of the covid-19 pandemi and how
the Sumber Alfaria Trijaya company Tbk can survive this pandemi.

Keywords: Alfamart, Enterprise Resources Planning, Covid-19, supply chain

1. PENDAHULUAN
Masuknya covid-19 pada tahun 2019 di Indonesia, memberikan suatu goncangan bagi Negara dan
juga masyarakat dimana pemerintah perlu mengambil kebijakan dengan untuk penekanan mencegah
penyebaran covid-19, banyak pekerja yang dirumahkan dan bahkan kehilangan pekerjaan. Tidak hanya itu,
perekonomian di Indonesia juga mengalami penurunan dan memberikan sebuah dampak nyata pada
pengusaha dan bahkan keberadaan UMKM menjadi lebih terancam. Banyak perusahaan pada saat itu
mengalami kekurangan modal, turunnya permintaan dan penjualan yang memberikan dampak pada rantai
pasok yang disebabkan oleh kebijakan lockdown dimana diberhentikan aktivitas ekonomi secara tiba-tiba.
Namun, terdapat perusahaan yang mengambil tanggapan dengan hadirnya pandemi covid-19 memberikan
sebuah tantangan baru dibanding menjadikan sebuah ancaman dalam menjalankan usahanya yaitu PT.
Sumber Alfaria Tbk.
PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di sektor pedagang eceran
dimana usahanya berbentuk minimarket serta jasa waralaba. PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk ini telah
berdiri pada tahun 1989, yang telah melekat pada masyarakat dengan menyediakan barang-barang
kebutuhan pokok sehari-hari terhadap masyarakat dengan harga yang murah dan terjangkau, lain dari itu
PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk juga merupakan salah satu perusahaan yang menunjukan kepedulian
terhadap masyarakat marginal dengan melalui pelaksanaan tanggung jawab sosial atau disebut dengan
Corporate Social Responsibility (CSR) yang memberikan dukungan pada sosial dan juga lingkungan. Salah
satu keunggulan itu serba ada, seperti kebutuhan pokok hingga ke bayar tagihan jika terdapat kartu
pelanggannya dengan menggunakan kartu tersebut maka terdapat banyak diskon maupun lainnya selain
itu tentunya memiliki banyak cabang di Indonesia sehingga mudah untuk ditemukan oleh pelanggan dari
berbagai daerah tertentu.
Dan saat ini Alfamart menjadi salah satu perusahaan yang sukses menjalankan bisnis retail dimana
retail Alfamart ini melayani lebih dari 4,5 juta pelanggan setiap harinya pada 14.300 gerai, 26% diantaranya
dalam bentuk waralaba. Alfamart mendapat dukungan dari 32 pusat distribusi tersebar di seluruh Indonesia.
Alfamart juga menyediakan lapangan pekerjaan kurang lebih 121.953 di seluruh Indonesia. Dalam
perusahaan diperlukan berbagai macam aspek maupun susunan strategi guna untuk mempertahankan laju

Nico Hadi | Page 463


Jurnal Manajemen, Ekonomi, Keuangan dan Akuntansi (MEKA)
Vol 3, No 1, Mei 2022, pp. 448-455
p-ISSN 2686-1372, e-ISSN 2686-4363
http://ejurnal.poltekkutaraja.ac.id/index.php/meka

pertumbuhan ekonomi pada perusahaan, dimana salah satu aspek yang cukup penting dalam mengelola
perusahaan agar terus berkembang. Salah satu aspek yaitu dengan cara untuk mengelola supply chain serta
diperlukan perencanaan sumber daya perusahaan pada manajemen rantai pasok. Dan terdapat suatu proses
bisnis dalam kegiatan yang diharapkan untuk memenuhi suatu tujuan yang dilaksanakan pada proses bisnis
untuk menyediakan barang dan jasa untuk konsumen.
Supply chain merupakan sebuah sistem perusahaan yang terkoordinasi terdiri atas organisasi,
informasi, aktivitas, dan sumber daya lainnya dengan tujuan untuk memindahkan suatu produk atau jasa
dalam bentuk fisik maupun virtual dari suatu pemasok hingga ke pelanggan. Oleh karena itu, perusahaan
sangat memerlukan sebuah perencanaan integrasi pada dalam proses bisnis supply chain agar
pelaksanaannya dapat berjalan lancar dan juga memberikan efektifitas serta efisiensi bagi suatu perusahaan
yang dapat digunakan yaitu dengan penerapan sistem Enterprise resources planning.(Chopra,2001).

Gambar 1. Proses Bisnis Alfamart

Pada gambar diatas terdapat langkah-langkah yang diambil oleh Alfamart dalam melakukan proses
bisnis yang melakukan proses rantai pasok barang dari pemasok hingga sampai ke tangan pembeli yang
berawal dari Alfamart melakukan pemesanan barang dari pemasok yang akan didagangkan, kemudian
pemasok mengirimkan produk ke gudang Alfamart, sebelum dilakukan distribusi, gudang Alfamart
melakukan proses pengecekan barang atau produk dan gudang untuk mengatur proses distribusi produk ke
Toko-toko, kemudian melakukan display produk dan penjualan produk dengan demikian konsumen dapat
melakukan pembelian ataupun pembelanjaan di toko.

1.2 Permasalahan

Pandemi covid-19 menjadi sebuah permasalahan skala Internasional dimana memberikan dampak buruk
bagi setiap orang baik secara individu, kelompok, dan tidak terkecuali perusahaan sekalipun. Dampak yang
dapat dirasakan oleh kalangan pebisnis seperti banyak perusahaan dan organisasi gulung tikar serta
mengalami kerugian yang cukup banyak, akan tetapi ada juga rintisan usaha baru yang meroket akibat
pandemi ini, pada aspek lain juga mengalami dampak negatif yang dimana membuat perekonomian negara,
perusahaan, nilai mata uang serta pola perbelanjaan. Maka dari itu semua permasalahan dibutuhkannya
strategi yang kompeten dan tersusun dalam rantai pasok dalam perusahaan. Pada penelitian ini peneliti
ingin melihat permasalahan dampak yang ditimbulkan pandemi covid-19 pada rantai pasok PT. Sumber
Alfaria Trijaya Tbk dan cara cara menangani permasalahan pada PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk.

1.3 Tujuan Penelitian

Pada tahap penelitian ini terdapat tujuan penelitian yang dilakukan terhadap PT Sumber Alfaria Trijaya
Tbk, yaitu:
a. Menganalisis dampak yang ditimbulkan pandemi covid-19 pada rantai pasok PT. Sumber
Alfaria Trijaya Tbk.
b. Menganalisa penanganan permasalahan pada PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk pada masa
pandemi covid-19.
c. Menganalisis penerapan Enterprise Resource Planning (ERP) pada PT. Sumber Alfaria
Trijaya Tbk.
d. Menganalisis dan membandingkan permasalahan Revenue Cycle pada gerai Alfamart dan
Alfamidi di PT. Alfaria Trijaya Tbk.

Nico Hadi | Page 464


Jurnal Manajemen, Ekonomi, Keuangan dan Akuntansi (MEKA)
Vol 3, No 1, Mei 2022, pp. 448-455
p-ISSN 2686-1372, e-ISSN 2686-4363
http://ejurnal.poltekkutaraja.ac.id/index.php/meka

2. KERANGKA TEORI
2.1 Enterprise Resource Planning (ERP)

Perencanaan Sumber Daya Perusahaan atau pada istilah bahasa inggris yang lebih sering digunakan dalam
kehidupan sehari hari dengan sebutan ERP (Enterprise Resource Planning) adalah sebuah teknologi sistem
informasi yang digunakan pada perusahaan jasa dan khususnya manufaktur yang berfungsi untuk
mengintegrasi dan membuat pengotomatisan pada proses bisnis yang berfungsi untuk mempermudah
pengoperasian perusahaan, produksi dan juga distribusi.
ERP adalah sebuah teknologi yang diciptakan pada sistem informasi dengan tujuan untuk
mengintegrasi yang digunakan pada perusahaan serta manufaktur sehingga memberikan kemudahan bagi
perusahaan untuk meningkatkan kinerja mereka. Dapat dikatakan, ERP adalah sistem yang pada
perencanaan dan juga sebagai sistem informasi (Indrajit dan Permono, 2005).
ERP memperkuat sebuah organisasi dikarenakan terdapat suatu sistem yang mengotomatisasi serta
mengintegrasi sistem sistem pada bisnis utama. Menurut Haviz Irfani, (2015), Enterprise Resource
Planning (ERP) dapat mendukung proses bisnis yang didalamnya adalah sistem yang mempersiapkan
informasi yang terintegrasi secara real time dan pada bagian fungsional perusahaan.
Proses bisnis yang dapat membantu, mengatur dan juga mengintegrasi menjadi sebuah kesatuan
dengan menggunakan sistem ERP yaitu dapat pada pengoperasian seperti bagian pemasaran dan penjualan,
pengaturan rantai pasok, sumber daya manusia, akuntansi dan keuangan (Widiyanti, S. 2013).
Pengertian ERP mempunyai banyak variasi, tergantung cara orang menggunakannya dan dari sudut
pandang pengguna juga. Dari pandangan seorang manajer perusahaan besar, ERP diartikan sebagai
penekanan yang artinya suatu pendekatan software atau perangkat lunak yang dapat mendukung
pengambilan keputusan perencanaan dan pengendalian bisnis.. Adapun beberapa fitur utama pada sistem
ERP menurut Maulana, A., & Paryogo, T. R. (2001), yaitu:

a. Akuntansi Finansial
Akuntansi mempunyai peran penting dalam perusahaan, karena akuntansi digunakan untuk
menghitung semua jumlah waktu yang digunakan para akuntan dalam tugas secara manual.
Dengan adanya ERP semua pekerjaan akuntansi dapat dilakukan dengan otomatis dan mudah,
seperti: mengirimkan invoice kepada klien terhadap saldo hutang mereka, menghitung keluar
masuk anggaran biaya perusahaan tiap tahun, dan memberikan hasil data tentang jumlah
hutang perusahaan atau hutang lainya secara otomatis sebelum memberikan tagihannya.
b. Sumber Daya Manusia
SDM atau sumber daya manusia adalah salah satu fitur ERP yang ada pada perusahaan, yang
dimana SDM ini dapat membantu HRD dalam mengelola kehadiran karyawan, hari libur
karyawan, dan tugas karyawan lainya. Maka dari itu perusahaan yang mempunyai sistem ERP
untuk perhitungan hari libur carry forward di setiap akhir tahun, maka perusahaan dapat
dengan mudah menghitung jumlah hari libur yang masih tersisa yang akan diprediksi di tahun
kedepan dengan mudah.
c. Manufaktur
Manufaktur dalam sistem ERP dapat membantu perusahaan untuk mempermudah proses
distribusi produk, proses produksi, dan mengatur stok persediaan barang atau dapat disebut
dengan production planning. Cara kerja ERP dalam manufaktur perusahaan adalah dengan
memberikan informasi mengenai produksi barang perusahaan dengan realtime di bagian
produksi perusahaan dapat dengan mudah mengawasi keluar masuk barang dan anggaran
keluar masuk barang.
d. Customer Relationship Management (CRM)
Customer Relationship Management atau singkatan dari CRM adalah salah satu fitur utama
ERP yang dimana CRM digunakan untuk memperkuat hubungan antara pelanggan dengan
perusahaan dalam sistem pelayanan. Dengan sistem ERP dalam perusahaan CRM dapat
memberikan informasi tentang riwayat pelanggan yang mempunyai hubungan khusus dengan
perusahaan, sehingga perusahaan dapat memberikan jenis produk yang pelanggan atau
konsumen inginkan. Karena pelanggan adalah kunci keberhasilan sebuah perusahaan.
e. Supply Chain Management (SCM)
Pada perusahaan manufaktur dan perusahaan lainnya modul pada supply chain
management yang terdiri dari beberapa fitur yaitu: Manajemen Inventaris, adalah fitur yang
dapat membantu perusahaan dalam mengatur inventaris manajemen dengan otomatis,
memprediksikan kapan barang yang di gudang persediaan mulai habis, dan melakukan
pemesanan produk atau persediaan barang secara otomatis. Proses pada manajemen inventaris
terkait dengan pemantauan dan juga pengecekan pada barang yang tersedia yang disimpan

Nico Hadi | Page 465


Jurnal Manajemen, Ekonomi, Keuangan dan Akuntansi (MEKA)
Vol 3, No 1, Mei 2022, pp. 448-455
p-ISSN 2686-1372, e-ISSN 2686-4363
http://ejurnal.poltekkutaraja.ac.id/index.php/meka

pada perusahaan. Fitur Manajemen pemesanan adalah fitur ini terkait dengan pada saat dalam
perusahaan ingin melakukan pemesanan terdapat sebuah pengaturan yang terkait dengan
kapasitas yang sesuai dengan pasar sehingga biaya yang dikeluarkan tidak melebihi permintaan
dari pelanggan. Fitur lainnya pada manajemen rantai pasok ini juga terdapat seperti pada
pengiriman, penerimaan dan pengembalian barang yang sudah terintegrasi. Modul ini akan
memberikan visibilitas untuk perusahaan dalam manajemen rantai pasok.

2.2 Supply Chain Management (SCM)

Supply chain management merupakan sebuah kumpulan pendekatan dimana bertujuan untuk
mengkoordinasi supplier agar barang barang yang dikategorikan sebagai kebutuhan sehari hari dapat
disalurkan dan didistribusikan yang dimana jumlah, lokasi serta waktu yang tepat yang bertujuan untuk
meminimalisir pekerjaan kinerja sebuah sistem (Setiawan, 2013).
Supply chain management merupakan rangkaian alur yang disusun secara terstruktur dimana
terdapat entitas yang berkooperasi untuk mendapat suatu bahan baku tertentu hingga diolah menjadi sebuah
produk, yang dimana disimpan pada tempat penyimpanan dalam kurun waktu tertentu sebelum dikirim
kepada penjual dan retail (Hayati, 2014).
Menurut Widyarto (2012), Supply chain Management dapat dikatakan sebagai sebuah jaringan yang
didalamnya terdapat perusahaan yang saling memberikan kontribusi dari yang menciptakan sebuah produk
hingga mengantarkan produk tersebut sampai kepada konsumen, juga terdapat beberapa aspek yang terlibat
dalam proses supply chain management yaitu supplier, Manufacture, Distributor, retail serta pelanggan.
Manajemen rantai pasok, agar memberikan keterlibatan pada perencanaan, pembelian, persediaan,
produksi serta pelanggan. Keterlibatan ini akan mengacu pada proses bisnis dalam manajemen rantai pasok.
Perencanaan ketika adanya pelanggan yang memberikan pemesanan, maka perusahaan perlu memenuhi
kebutuhan dan permintaan dari pelanggan dengan memberikan atau memproduksi permintaan tersebut,
oleh karena itu diperlukan sebuah perencanaan pada produksi maupun pengiriman yang dipesan oleh
pelanggan. Pelanggan dapat dikatakan sebagai rantai pertama dari rantai pasok ini, dikarenakan pelanggan
yang akan melakukan pemesanan pada perusahaan. Jika tidak ada pelanggan maupun pasar, maka
perusahaan juga tidak dapat beroperasi dengan sempurna. Selanjutnya adanya pembelian, tahap ini
dilakukan setelah perencanaan sudah diciptakan dengan matang, maka untuk produksi barang atau produk
diperlukan pembelian untuk bahan baku dan juga pendukung dari produksi. Persediaan atau inventory, yang
dilanjut dari pada pembelian barang pada saat barang yang sudah sampai kepada pemesan atau diterima,
maka barang tersebut tentu akan disimpan didalam gudang sebagai stok yang akan memenuhi kebutuhan
pada produksi. Proses produksi, dilakukan ketika semua barang bahan mentah dan pendukung lainnya
sudah terpenuhi maka selanjutnya akan dilakukan pembuatan produk yang kelak akan diberikan kepada
pelanggan. Pengantaran produk jadi kepada pelanggan tentunya dibutuhkan sebuah transportasi untuk
mendukung proses pengiriman kepada penerima.
Menurut Sariyun Naja Anwar, B. Sc (2011), supply chain terbagi menjadi beberapa bagian dimana
memiliki kepentingan yang sama, yaitu:

Gambar 1. Proses Tahapan supply chain

Pada Gambar 1 diatas terdapat peran penting dalam supply chain Management perusahaan yang
dimana terdapat proses awal hingga akhir dimana pemberian dalam bentuk jasa maupun produk sampai ke
tangan customers. Adapun penjelasan kenapa diperlukannya proses supply chain dalam suatu perusahaan,
sebagai berikut:

a. Supplier
Peran supplier dalam rantai pasok adalah sebagai penyedia barang atau jasa kepada pihak
manufaktur suatu kelompok maupun perusahaan, dimana barang atau jasa masih melalui
tahap pengembangan suatu produk.
b. Manufacturers

Nico Hadi | Page 466


Jurnal Manajemen, Ekonomi, Keuangan dan Akuntansi (MEKA)
Vol 3, No 1, Mei 2022, pp. 448-455
p-ISSN 2686-1372, e-ISSN 2686-4363
http://ejurnal.poltekkutaraja.ac.id/index.php/meka

Perorangan atau kelompok yang melakukan aktivitas memproduksi barang ataupun jasa dan
akan dijadikan produk hasil jadi yang akan dipasarkan serta didistribusikan. pada manufaktur
juga para manager supply chain management juga melakukan penyusunan jadwal untuk
melakukan proses pengecekan, serta pengemasan
c. Distribution
Dalam proses distribusi merupakan suatu proses penyaluran barang maupun jasa yang
melibatkan aktivitas transportasi, dimana memiliki tujuan mengantarkan suatu produk dari
tempat Inventory hingga ke Retail Outlet.
d. Retail Outlet
Pada bagian Retail Outlet merupakan tempat yang berfungsi untuk menyalurkan produk yang
berasal dari supplier untuk dipasarkan kepada calon pembeli.
e. Customers

Suatu aktivitas individu maupun kelompok yang dimana konsumen melakukan pemesanan,
pembelian, dan pemakaian dari produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

2.3 Cycle Inventory

Cycle Inventory adalah suatu sistem yang mengelola barang atau produk yang dipesan oleh konsumen yang
dapat berupa ukuran besar maupun ukuran kecil. siklus persediaan di Cycle inventory biasanya
berhubungan dengan barang yang langsung dijual atau digunakan dalam produksi. Cycle inventory di
perusahaan manufaktur mengacu pada semua barang produksi seperti: barang masuk dan barang keluar di
persediaan. Cycle inventory tidak hanya bergantung pada produk akhir yang diproduksi lalu dijual, tetapi
juga melibatkan persediaan bahan baku yang biasa digunakan untuk memproduksi barang di gudang atau
di bagian lantai pabrik perusahaan. proses Cycle inventory pada masa kini biasa menggunakan software
yang didalamnya terdapat manajemen inventory dan juga manajemen aset.
SDLC atau kepanjangan dari System Development Life Cycle adalah suatu sistem yang digunakan
untuk mengembangkan produk perusahaan. Terdapat tahap-tahap untuk mengembangkan SDLC seperti
prototype. Prototype adalah proses yang digunakan perusahaan untuk melakukan percobaan kepada versi
awal dari sistem. prototype diterapkan oleh perusahaan untuk dapat dikembangkan dengan cepat dan
dengan biaya rendah, karena prototype dapat disebut juga sebagai RAD atau Rapid Application Design.
Tujuan dari RAD adalah untuk mempermudah perusahaan untuk menyediakan pengembangan yang jauh
lebih cepat dan mendapatkan hasil dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan hasil yang dicapai
dengan siklus tradisional. pembuatan prototype di perusahaan adalah alat yang sangat efisien bagi
keperluan pengguna.

3. METODOLOGI

3.1 Jenis Penelitian

Jenis Pengumpulan data yang akan digunakan dalam analisis ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif tidak berfokus pada nilai dan memiliki sifat deskriptif analisis yang tidak menggunakan metode
statistik melainkan mengedepankan kedalaman data fenomena lisan dan tulisan. Dalam penelitian kualitatif,
kerangka teori dimanfaatkan sebagai patokan dan penelitian berfokus pada fakta di lapangan.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian yang digunakan berupa data sekunder yang merupakan data sebelumnya yang telah diolah
informasinya. Sumber data sekunder diperoleh atau dikumpulkan melalui penelitian dari berbagai jurnal,
publikasi, buku referensi, dan sumber lainnya yang mendukung.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode yang peneliti gunakan dalam analisis penelitian yaitu dengan menggunakan metode observasi dan
metode kualitatif. Metode studi pustaka diperoleh dengan melakukan tinjauan dari sumber literatur resmi
seperti referensi jurnal, website resmi, dan skripsi, dengan adanya sumber literatur yang didapatkan oleh
peneliti sehingga dapat mengumpulkan data-data yang dibutuhkan untuk melakukan Analisis rantai pasok
pada masa covid-19.

Nico Hadi | Page 467


Jurnal Manajemen, Ekonomi, Keuangan dan Akuntansi (MEKA)
Vol 3, No 1, Mei 2022, pp. 448-455
p-ISSN 2686-1372, e-ISSN 2686-4363
http://ejurnal.poltekkutaraja.ac.id/index.php/meka

4. HASIL

4.1 Analisis Pengendalian dalam Persediaan Barang di Alfamart

Pada perusahaan Alfamart, mereka menggunakan sebuah sistem yang berfungsi untuk mengintegrasi terkait
pengontrolan persediaan yang memudahkan Alfamart dalam melakukan pemesanan dari supplier, maupun
distribusi dan memberikan kemudahan pada menghitung barang yang masuk, keluar dan juga tersisa.
Sistem yang memantau dan kontrol persedian dan juga Alfamart menciptakan aplikasi yang disebut dengan
Alfamikro.
Alfamart memiliki software khusus yaitu untuk point of sales dan stock opname. Stock Opname
berfungsi untuk melakukan pemeriksaan fisik secara berkala. Pada sistem pengendalian persediaan
Alfamart menggunakan pengaturan internal, pengaturan persediaan tersebut ialah suatu proses penerimaan
dan pengeluaran barang. Persediaan barang dagang Alfamart pada saat barang diterima dan pemeriksaan
fisik barang (stock opname) dilakukan secara rutin atau sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh
perusahaan, alat pemeriksaan persediaan barang dagang disebut personal Digital Assistant (PDA) yang
terhubung langsung pada komputer utama, seluruh kegiatan transaksi maupun pengeluaran barang dagang
melalui kasir di scan dengan scanner sehingga semua transaksi akan tercatat dalam laporan penjualan harian
yang secara otomatis tercatat pada sistem operasi komputer yang ada di toko, sehingga dapat meminimalisir
terjadi kecurangan dan dapat mempercepat jalannya kegiatan.
Selain dari sistem pengendalian persediaan, Alfamart juga memiliki aktivitas pengendalian. Dimana
pada persediaan tersebut dilakukan dengan melakukan pengiriman dari Distribution Center (DC) yang
dikirim menggunakan truk angkutan khusus barang yang bekerja sama dengan Alfamart, ketika barang
yang dikirim dari Distribution Center (DC) diterima di toko karyawan yang bertugas akan mengadakan
pemeriksaaan jumlah kontainer sesuai dengan data yang ada pada faktur penerimaan barang, melakukan
pengecekan fisik barang dagang, dan apabila terdapat barang dagang yang ditemukan rusak atau kesalahan
antara jumlah fisik barang dagang yang ada pada faktur, maka penjabat toko akan segera melakukan
pengembalian ke Distribution Center (DC) sedangkan barang yang telah dilakukan pemeriksaaan
dimasukkan ke dalam data komputer sebagai data persediaan barang dagang toko akan memajang dan
menyusun barang-barang pada rak-rak yang telah disewakan. Pajangan dan penyusunan didasarkan dengan
barang yang mempunyai masa expire atau kadaluarsa.
Pada sistem pengendalian persediaan, Alfamart telah menerapkan Point of Sales (POS) agar
meningkatkan kinerja operasional Alfamart dengan menggunakan Software akuntansi First Expired First
Out (FEFO). Dalam metode tersebut merupakan suatu sistem akuntansi dimana memiliki tujuan menjaga
barang dagang yang berada di toko dapat bertahan lebih lama serta dapat berjalan dengan lancar, sehingga
pelanggan yang melakukan pembelian dapat menikmati barang dagang yang memiliki kualitas yang baik.

4.2 Analisis supply chain di Alfamart

Dalam menganalisa supply chain yang dilakukan pada retail Alfamart guna untuk mendukung kerja
operasionalnya, yakni retail Alfamart atau PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk melakukan kerja sama dengan
banyak mitra yang dimana PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk tidak hanya pemasok, namun mitra juga
melakukan support atas ketersediaan barang dagangan, serta beberapa mitra lainnya yang bekerja sama
memberi dukungan kepada kegiatan operasional utama seperti: Layanan transportasi barang dagangan,
penyedia tenaga kerja, keamanan, dan jasa kebersihan.
Kerja sama yang dilakukan oleh PT Sumber Jaya Alfaria Trijaya Tbk juga memperhatikan standar
yang disepakati kedua belah pihak secara saksama diantaranya untuk pemasok, ada 700-800 pemasok yang
bekerja sama dengan Alfamart, dengan total pembelanjaan mencapai sekitar RP 58.742.781 dari seluruh
pemasok, lebih dari 50% pemasok utama Alfamart adalah pemasok berkelanjutan. Alfamart melakukan
serangkaian perancangan proses bisnis agar dapat berjalan secara efektif demi menyediakan kebutuhan
pokok bagi masyarakat dengan harga terjangkau serta murah serta memilih lokasi yang strategis.
Tepat pada 26 Juli tahun 2021, pemerintah Indonesia menerapkan Pemberlakukan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Dimana mengakibatkan penjualan di gerai alfamart menurun
hingga 40% dan hal ini disebabkan oleh terbatasnya pergerakkan distribusi produk terhadap gerai alfamart
dan menurunnya tingkat konsumsi masyarakat pada saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
ini, serta alfamart membatasi jumlah pelanggan yang datang untuk berbelanja di gerai Alfamart. Dengan
adanya Pembatasan ini perusahaan Alfamart mengalami beberapa gangguan yang terjadi yaitu gangguan
transportasi dan distribusi produk, menurunnya kualitas produk di setiap gerai dikarenakan menurunnya
tingkat konsumsi masyarakat, dan ketidakstabilan harga produk yang disebabkan oleh pandemi covid-19.

Akan tetapi pada pertengahan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat ini,
Alfamart memberikan bantuan serta solusi terhadap masyarakat yang terdampak pada masa pademi covid-

Nico Hadi | Page 468


Jurnal Manajemen, Ekonomi, Keuangan dan Akuntansi (MEKA)
Vol 3, No 1, Mei 2022, pp. 448-455
p-ISSN 2686-1372, e-ISSN 2686-4363
http://ejurnal.poltekkutaraja.ac.id/index.php/meka

19 ini dengan menawarkan layanan jasa berupa Alfagift dengan menawarkan produk primer yang
memudahkan setiap masyarakat untuk berbelanja secara instan dengan memesan layanan jasa Alfagift dan
akan diantarkan ke lokasi yang diinginkan. Pada layanan yang ditawarkan oleh Alfagift terdapat keuntungan
berupa potongan harga, diskon, serta paket penjualan yang murah kepada pelanggan Alfamart. Ketika
layananan Alfagift memberlakukan promo-promo tersebut kepada masyarakat, hal tersebut merupakan
salah satu cara Alfamart menghadapi pandemi covid-19 dengan melakukan penyesuaian pada pola
pembelanjaan masyarakat dan memberikan kemudahan pada rantai pasokan Alfamart dalam
mendistribusikan produk kepada pelanggan.

4.3 Analisis Revenue Cycle

Dalam menganalisa life cycle yang telah dilakukan oleh Alfamart berupa memasukan pesanan penjualan,
mengirim pesanan, penagih utang, dan piutang usaha, menerima pembayaran. Pada sistem Alfamart
memiliki praktik revenue cycle yang bagus, akan tetapi tidak seperti alfamidi yang berada pada satu
bendera dengan alfamart dibawah naungan PT. Alfaria Trijaya Tbk, alfamidi memiliki beberapa kelemahan
di dalam aktivitas revenue cycle seperti perbedaan harga di kasir dengan yang berada di rak, barang hilang,
rendahnya stok pada rak, antrian, dan perangkapan tugas.
Dampak yang diakibatkan oleh revenue cycle di alfamidi yang pertama perbedaan harga di kasir
adalah hilangnya kepercayaan pembeli untuk berbelanja di Alfamidi serta menurunkan brand image, kedua
barang hilang adalah adanya kerugian secara finansial pada Alfamidi karena harus menanggung jumlah
barang yang hilang, ketiga rendahnya stok adalah terjadi hilangnya potensi penjualan dikarenakan memiliki
barang yang terbatas, keempat adalah antrian dimana pekerjaan personil lain menjadi terhambat, meningkat
resiko terjadinya masalah seperti kehilangan uang di kasir, dan kelima adalah meningkatnya resiko
terjadinya masalah seperti kehilangan uang di kasir dikarenakan hampir seluruh personil memiliki akses
mengoperasikan kasir.
Pada permasalahan yang telah dihadapi oleh Alfamidi mengenai revenue cycle dari hasil analisis,
peneliti merekomendasi untuk menerapkan beberapa cara dengan tujuan membantu operasional perusahaan
dapat berjalan dengan baik, seperti melakukan pengecekan harga secara berkala pada setiap produk yang
datang dengan harga yang tertera pada sistem di kasir, serta melakukan update data atau mensinkronkan
harga dengan perusahaan pusat. Melakukan pengecekan terhadap produk yang baru masuk atau produk
yang keluar, hal ini bertujuan untuk memberikan keamanan kepada gerai agar tidak mengalami kerugian
yang besar akan kehilangan barang atau kekurangan barang dikarenakan tidak dilakukan pengecekan
terhadap produk yang masuk dan keluar. Berikutnya dalam membantu operasional perusahaan dapat
berjalan dengan baik dibutuhkan sistem minimum stok pada inventory agar produk dalam gerai alfamidi
selalu terisi penuh dan kebutuhan pelanggan terpenuhi, serta rekomendasi terakhir yaitu dalam sistem
antrian pembayaran kasir yang sering kita jumpai pada gerai alfamart maupun alfamidi yang menggunakan
salah satu kasir dari beberapa mesin kasir pada gerai tersebut. Hasil dari analisis beberapa gerai alfamart
dan alfamidi yang memiliki 2 mesin kasir dan hanya menggunakan salah satu mesin kasir tersebut.

5. KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan terhadap pengaruh dampak dari pandemi terhadap PT.
Sumber Alfaria Trijaya Tbk dapat diambil bahwa, mereka telah melakukan penerapan operasional yang
telah dilakukan oleh Alfamart berupa point of sales (POS) dan stock opname. Dapat diketahui bahwa sistem
ERP yang digunakan oleh Alfamart secara khusus memiliki keunggulan, pada sistem tersebut dapat
meminimalisir serta memudahkan pengelolaan yang telah dilakukan. Tidak hanya itu Alfamart juga
menerapkan sistem akuntansi dimana menggunakan First Expired First Out (FEFO) dengan tujuan barang
dagang persediaan dapat memiliki kualitas yang lebih baik dan dapat tahan lama.
Pada supply chain Alfamart terkena dampak saat masa pandemi, dimana Alfamart mengalami
penurunan sebesar 40% yang diakibatkan dari perubahan pola pembelanjaan dan proses transportasi. Dalam
supply chain transportasi termasuk salah satu bagian penting ketika melakukan operasional, dampak yang
akan terjadi pada operasional ketika transportasi mengalami kendala dapat mengakibatkan kinerja
perusahaan Alfamart tidak dapat bekerja secara normal, tidak dapat melakukan penjualan, dan penurunan
omset penjualan. Solusi yang dilakukan Alfamart adalah menyesuaikan kondisi permasalahan yang sedang
dihadapi dengan melakukan pengembangan Fiture Online yaitu Alfagift, dengan tujuan memberikan
kemudahan bagi masyarakat yang ingin berbelanja.

Selain Solusi yang diberikan oleh Alfamart dalam menghadapi tantangan pola pembelian pelanggan
dengan mengembangkan fiture online Alfagift, Alfamart juga melakukan penambahan stok persediaan
sehingga saran peneliti terhadap Alfamart dapat meningkatkan stok persediaan yang dibutuhkan oleh
masyarakat, serta Alfamart dapat lebih meningkatkan penerapan sistem ERP agar Alfamart yang akan

Nico Hadi | Page 469


Jurnal Manajemen, Ekonomi, Keuangan dan Akuntansi (MEKA)
Vol 3, No 1, Mei 2022, pp. 448-455
p-ISSN 2686-1372, e-ISSN 2686-4363
http://ejurnal.poltekkutaraja.ac.id/index.php/meka

memberikan kemudahan untuk mereka dalam menjalankan proses bisnis. Alfamart dapat lebih
meningkatkan manajemen rantai pasok mereka dengan melakukan strategi strategi dengan melakukan
perencanaan berdasarkan permintaan pasar, menciptakan relasi dengan supplier, terus lakukan
perkembangan dan mereview setiap hasil kerja agar dapat terus meningkat.

DAFTAR PUSTAKA
Alfamart, T. (2019). Tahun Alfamart untuk Indonesia untuk Indonesia. Laporan Keberlanjutan.
Haviz Irfani, M. (2015). Erp (Enterprise Resource Planning) Dan Aspek-Aspek Penting Dalam Penerapannya.
Eksplora Informatika, 4(2), 105–114.
Hayati, E. N. (2014). Supply chain Management (SCM) Dan Logistic Management. Jurnal Dinamika Teknik, 8(1), 25–
34.
IDX.co.id. (2020a). [ 1000000 ] General information Informasi umum General information. Laporan Keuangan Tahun
2019, 4–8.
https://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/ListedCompanies/Corporate_Actions/New_Info_JSX/Jenis_Infor
masi/01_Laporan_Keuangan/02_Soft_Copy_Laporan_Keuangan//Laporan Keuangan Tahun
2020/Audit/HMSP/FinancialStatement-2020-Tahunan-HMSP.pdf
IDX.co.id. (2020b). [ 1000000 ] General information Informasi umum General information. Laporan Keuangan Tahun
2020, 4–8.
https://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/ListedCompanies/Corporate_Actions/New_Info_JSX/Jenis_Infor
masi/01_Laporan_Keuangan/02_Soft_Copy_Laporan_Keuangan//Laporan Keuangan Tahun
2020/Audit/HMSP/FinancialStatement-2020-Tahunan-HMSP.pdf
Sariyun Naja Anwar, B.Sc, M. M. (2011). Manajemen Rantai Pasokan (supply chain Management). Majalah Ilmiah
Gema Maritim, 13(1), 20–28. https://doi.org/10.37612/gema-maritim.v13i1.19
Setiawan, T. (2013). Analisis Pengaruh Supply chain Management Terhadap Loyalitas Konsumen. Jurnal of
International & Management System, 6(1), 33–46.
Widyarto, A. (2012). Peran supply chain Management Dalam Sistem Produksi Dan Operasi Perusahaan. Peran supply
chain Management Dalam ... BENEFIT Jurnal Manajemen Dan Bisnis, 16(2), 91–98.

Nico Hadi | Page 470

Anda mungkin juga menyukai