Anda di halaman 1dari 14

PERKEMBANGAN EKONOMI KREATIF BERBASIS DIGITAL

DALAM MENUNJANG PARIWISATA SYARIAH DI ACEH

Oleh

KHAIRIAH, SE

ABSTRAK
Perekonomian nasional Indonesia telah mengalami perlambatan dan pertumbuhan sebagai
dampak dari krisis ekonomi global, sehingga mengakibatkan pertumbuhan ekonomi nasional
pada tahun ini hanya 5.2%. Ekonomi kreatif menjadi salah satu solusi untuk mengatasi
penurunan perekonomian Indonesia. Tahun 2014 PDB sektor ekonomi kreatif sebesar Rp 784,82
trilyun dan meningkat menjadi Rp 852,24 trilyun pada tahun 2015 atau naik sebesar 4.38%.
Ekonomi kreatif berkontibusi 7.38% terhadap perekonomian nasional. Pemerintah telah
menunjukkan keseriusan dalam membangun ekonomi kreatif di Indonesia. Hal ini ditunjukkan
dengan perubahan nomenklatur kementerian dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata
menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Aceh merupakan sebuah provinsi yang
menjalankan syariat Islam, dan termasuk salah satu destinasi wisata di Indonesia yang
mempunyai banyak objek wisata menarik untuk dikunjungi. Masih banyak kendala dalam
perkembangan ekonomi kreatif di Aceh, yaitu keterampilan pengrajin lokal belum diberdayakan
secara khusus oleh pemerintah untuk menunjang pariwisata syariah berbasis industri kreatif.
Ekonomi kreatif memiliki potensi yang sangat besar dalam menunjang pariwisata apabila
ditangani secara serius yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Aceh. Kurangnya
koordinasi antara pemerintah daerah dengan pelaku usaha dan pelaku pariwisata menjadi salah
satu kendala tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan ekonomi kreatif
berbasis digital di Aceh, apakah ekonomi kreatif berbasis digital dapat menunjang pariwisata
syariah di Aceh, dan menghasilkan strategi yang tepat untuk mengembangkan ekonomi kreatif
berbasis digital dalam menunjang pariwisata syariah di Aceh. Pengumpulan data dan informasi
dilakukan melalui observasi dan wawancara mendalam dengan dinas terkait dan pelaku usaha.
Berdasarkan hasil penelitian ini, ekonomi kreatif secara umum mengalami perkembangan yang
bagus dalam empat sub sektor, yaitu sektor fashion, kriya, kuliner, dan film, namun penggunaan
media digital oleh pelaku usaha masih kurang. Ekonomi kreatif berbasis digital sangat
dibutuhkan dalam menunjang pariwisata. Untuk meningkatkan penggunaan media digital dalam
pengembangan ekonomi kreatif tersebut, kolaborasi dan strategi yang tepat sangat berperan
penting sehingga dapat menunjang pariwisata syariah di Aceh.

Kata kunci: ekonomi kreatif, digital, pariwisata syariah.


BAB I Pariwisata menjadi Kementerian Pariwisata
PENDAHULUAN dan Ekonomi Kreatif, begitu banyak sasaran
dan asa yang ingin dicapai melalui program
A. Pendahuluan kementerian ini. Pariwisata menjadi satu
Pertumbuhan ekonomi Indonesia industri andalan utama dalam mendatangkan
pada tahun ini diperkirakan 5,2%, hal ini devisa di berbagai negara. Untuk
disebabkan pengaruh ekonomi global yang mendukung perkembangan pariwisata harus
mengalami penurunan dan berdampak pada ditunjang oleh perkembangan ekonomi
perekonomian Indonesia. Namun demikian kreatif berbasis lokal dan juga
ekonomi kreatif menjadi salah satu solusi memanfaatkan teknologi informasi dan
untuk mengatasi perlambatan perekonomian digital.
di Indonesia, yang sebagian besar pelaku Aceh adalah sebuah provinsi yang
ekonomi kreatif adalah UMKM ternyata menjalankan syariat Islam dalam kehidupan
secara perlahan dapat membangunkan sehari-hari, dan juga merupakan destinasi
kembali kehidupan ekonomi Indonesia yang wisata yang mempunyai banyak objek
mengalami penurunan akibat krisis ekonomi wisata menarik untuk dikunjungi. Dalam
global. Pemerintah telah mencanangkan perkembangannya pariwisata sebagai
kontribusi sektor ekonomi kreatif terhadap industri tanpa asap terus mengalami
PDB nasional amat nyata yaitu sekitar 6,3% perkembangan yang pesat dari yang bersifat
(tahun 2007), dan pada tahun 2011 naik konvensional (massal, hiburan, dan hanya
menjadi sekitar 8,9%. Tahun 2014 PDB sightseeing) menjadi mengarah pada
sektor ekonomi kreatif sebesar Rp 784.82 pemenuhan gaya hidup (lifestyle). Beberapa
trilyun dan meningkat menjadi Rp 852.24 hal yang menjadi kendala dalam
trilyun pada tahun 2015 atau naik sebesar pengembangan ekonomi kreatif di Aceh,
4,38% yang berkontribusi sebesar 7,38% yaitu keterampilan yang dimiliki pengrajin
terhadap perekonomian nasional. lokal belum diberdayakan secara khusus
Pemerintah telah amat sadar dan oleh pemerintah untuk menunjang
memposisikan ekonomi kreatif sebagai salah pariwisata berbasis industri kreatif di Aceh.
satu pilar ekonomi nasional, ini dibuktikan Disamping itu faktor keamanan dan
dengan perubahan nomenklatur kementerian infrastruktur pendukung lainnya belum
dari Kementerian Kebudayaan dan memadai dan bahkan dapat tergolong

1
sederhana dibandingkan dengan tempat- informasi. Di saat kita masih terkagum
tempat wisata yang ada di Bali dan Lombok. dengan kedasyatan gelombang ekonomi
Sedangkan perkembangan ekonomi kreatif berbasis teknologi informasi, di waktu yang
berbasis digital masih banyak mengalami bersamaan, secara tidak sadar telah hadir
kendala dalam pelaksanaannya di Aceh, ditengah masyarakat kita, apa yang oleh
yaitu belum tersedia peraturan yang jelas, Richard Florida disebut sebagai Creative
rendahnya penguasaan IPTEK, latar Society (kelas masyarakat kreatif), yaitu
belakang pendidikan dan pengalaman, serta kelompok masyarakat yang mengandalkan
peran dan dukungan pemerintah yang masih kreativitas individu sebagai mata
kurang. pencahariannya, sehingga muncul istilah
Berdasarkan latar belakang ekonomi kreatif.
permasalahan di atas, penulis tertarik untuk Ekonomi kreatif adalah sebuah
membahas lebih lanjut mengenai ekonomi konsep di era baru yang mengintensifkan
kreatif yang dituangkan dalam karya tulis informasi dan kreativitas dengan
ilmiah dengan judul “Perkembangan mengandalkan ide dan pengetahuan dari
Ekonomi Kreatif Berbasis Digital dalam sumber daya manusia sebagai faktor
Menunjang Pariwisata Syariah di Aceh”. produksi yang utama. Konsep ini biasanya
Adapun rumusan masalah dalam penelitian akan diwujudkan dan didukung dengan
ini adalah bagaimanakah perkembangan keberadaan industri kreatif. “Era kreatif
ekonomi kreatif berbasis digital di Aceh? ditandai dengan berkembangnya industri
Apakah ekonomi kreatif berbasis digital kreatif yang menggunakan ide dan
dapat menunjang pariwisata syariah di keterampilan individu sebagai modal utama.
Aceh? Bagaimanakah strategi yang tepat Jadi industri kreatif tidak lagi sepenuhnya
untuk mengembangkan ekonomi kreatif mengandalkan modal besar dan mesin
berbasis digital dalam menunjang pariwisata produksi. Menurut John Howkins, dalam
syariah di Aceh? bukunya The Creative Economy, orang-
orang yang memiliki ide akan lebih kuat
B. Ekonomi Kreatif
dibandingkan orang-orang yang bekerja
Struktur perekonomian di belahan
dengan mesin produksi, atau bahkan pemilik
dunia manapun mengalami perubahan dari
mesin itu sendiri”, (Amelia, 2016).
perekonomian berbasis pertanian, berbasis
Kementerian Perdagangan Indonesia
industri, kemudian berbasis teknologi
2
menyatakan bahwa, “ekonomi kreatif adalah riset dan pengembangan (R&D), kuliner”.
industri yang berasal dari pemanfaatan Presiden Susilo Bambang
kreatifitas, keterampilan serta bakat individu Yudhoyono pada tahun 2007
untuk menciptakan kesejahteraan serta berpidato“…we now must look at the
lapangan pekerjaan dengan menghasilkan creative and culture industry as the way to
dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya our economic future”. Menyimak
cipta individu tersebut”. Dalam acuan pernyataan amanat Presiden SBY tersebut,
perencanaan pengembangan Ekonomi mencerminkan betapa pemerintah telah amat
Kreatif Indonesia 2009-2015, ekonomi sadar dan memposisikan industri kreatif
kreatif didefinisikan sebagai “Era baru nasional sebagai salah satu pilar ekonomi
ekonomi setelah ekonomi nasional. Keseriusan pemerintah dalam
pertanian, ekonomi industri, dan ekonomi meningkatkan perkembangan ekonomi
informasi, yang mengintensifkan informasi kreatif ditandai dengan perubahan
dan kreativitas dengan mengandalkan ide nomenklatur kementerian dari Kementerian
dan pengetahuan dari sumber daya manusia Kebudayaan dan Pariwisata menjadi
sebagai faktor produksi utama dalam Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
kegiatan ekonominya. “Klasifikasi ekonomi Kreatif, serta dibentuknya Badan Ekonomi
kreatif Menurut Departemen Perdagangan Kreatif melalui Peraturan Presiden Republik
Republik Industri dalam buku Indonesia Nomor 6 Tahun 2015 Tentang
Pengembangan Industri Kreatif Menuju Visi Badan Ekonomi Kreatif. Harapannya adalah
Ekonomi Kreatif 2025, industri kreatif dapat industri kreatif tidak hanya berkembang di
dikelompokkan menjadi 15 sub sektor, dan kota-kota besar saja seperti saat ini, tetapi
dalam perkembangannya ditambah satu sub juga mampu menyokong perekonomian di
sektor yaitu periklanan (advertising), tingkat daerah kabupaten/kota di seluruh
arsitektur, pasar barang seni, kerajinan wilayah Indonesia khususnya di Aceh.
(craft), desain, fesyen (fashion),video, film Ekonomi kreatif di Aceh belum
dan fotografi, permainan interaktif tersedia data secara khusus, namun ekonomi
(interactive games), musik, seni pertunjukan kreatif sudah berkembang cukup baik dalam
(showbiz), penerbitan dan percetakan, empat sub sektor yaitu, fashion, kriya,
layanan komputer dan piranti lunak kuliner, dan film. Di sektor fashion yang
(software), televisi & radio (broadcasting), dihasilkan meliputi pakaian, selendang,

3
jilbab, kain sarung, tas, dompet, dan minyak sehingga pilihan dari wisatawan yang datang
wangi. Dalam bidang kriya atau kerajinan ke Aceh untuk berbelanja sangat terbatas.
antara lain rencong dan souvenir lainnya. Apabila produk kreatif yang dihasilkan
Di sektor kuliner berupa makanan khas banyak jenis dan ragamnya tentu para
Aceh yaitu kue Bhoi, kopi Gayo, wisatawan akan “menghabiskan” belanja
keumamah, dan bumbu masak kering/instan. wisata mereka lebih banyak lagi di Aceh,
Dalam bidang film, Aceh juga sudah yang otomatis akan meningkatkan
menghasilkan karya yang telah mendapatkan perekonomian dan pendapatan daerah.
penghargaan di tingkat nasional. Salah satu Dalam segi kualitas produk yang dihasilkan
judul film yang telah mendapat penghargaan sudah baik dan sudah mampu mengikuti
dari Eagle Award Documentary Competion perkembangan pasar, namun dalam
tahun 2011 adalah Garamku Tidak Asin segmentasi pasar ada konsumen yang
Lagi karya Azhari dan Jamaluddin Phonna, menginginkan produk dengan kualitas
menjadi film Rekomendasi Juri Terbaik terbaik sehingga konsumen belum merasa
EADC 2011. puas dengan produk yang ada di pasar.
Peluang ekonomi kreatif untuk
berkembang di Aceh sangat besar. Bagian C. Ekonomi Kreatif Berbasis Digital
pasar dari produk ekonomi kreatif lebih Ekonomi digital adalah sektor
ditujukan untuk konsumsi para wisatawan ekonomi meliputi barang-barang dan jasa-
yang dijadikan sebagai oleh-oleh ataupun jasa yang saat pengembangan, produksi,
cenderamata. Berdasarkan hasil penelitian, penjualan atau suplainya tergantung pada
permintaan pasar terhadap produk kreatif teknologi digital. Sebuah perkembangan
cukup banyak dan beragam, namun sering ekonomi digital tidak lepas dari
jumlah produk tidak mencukupi dari segi karakteristiknya yakni adanya penciptaan
kuantitas maupun kualitas. Dari segi kuatitas nilai, produk berupa efisiensi saluran
kurang beragamnya jenis produk juga distribusi, dan struktur berupa terjadinya
menjadi satu indikasi bahwa produk layanan personal dan sesuai keinginan.
ekonomi kreatif mempunyai peluang besar Pemerintah Indonesia di era Presiden
untuk berkembang. Hal ini dapat kita lihat di Joko Widodo memiliki sebuah visi besar
tempat-tempat penjualan souvenir masih dalam sektor ekonomi digital. Presiden
terbatas hanya beberapa jenis produk saja, menargetkan Indonesia untuk menjadi

4
kekuatan ekonomi digital terbesar di menggeliat. Hal ini ditandai dengan tumbuh
ASEAN pada 2020, dengan perkiraan nilai pesatnya berbagai perusahaan rintisan (start-
e-commerce mencapai 130 juta US Dollar up) yang berbasis aplikasi. Data dari situs
pada tahun 2020. Meskipun visi ini terkesan starupranking.com mencatat bahwa saat ini
ambisius, namun pemerintah memiliki dasar terdapat 1463 start-up di Indonesia. Angka
yang kuat dalam mencanangkan target ini. ini menempatkan Indonesia sebagai negara
Salah satu alasan yang kuat adalah melihat dengan jumlah start-up terbesar ketiga di
fakta bahwa perilaku masyarakat Indonesia dunia, di bawah Amerika dan India.
sangat berorientasi digital. Data dari Ekonomi digital memang memiliki
Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia dampak yang signifikan terhadap
(APJII) serta We Are Social menyebutkan pembangunan di Indonesia. Laporan dari
bahwa pengguna internet Indonesia berada Oxford Economics (2016) menyebutkan
di kisaran 52% dan sebagian besar bahwa keberadaan Teknologi Informasi dan
diantaranya mengakses internet secara Komunikasi (TIK) memberikan kontribusi
mobile selama 4 jam per hari. Lebih jauh, 7,2% terhadap PDB Indonesia. Walaupun
saat ini terdapat 370 juta kartu SIM aktif di angka ini masih jauh dibandingkan dengan
Indonesia, jauh lebih besar dari jumlah sektor lain, namun sektor TIK mengalami
penduduk Indonesia yang sudah hampir pertumbuhan sekitar 10 persen yang
mencapai 270 juta jiwa. merupakan pertumbuhan terbesar
Perilaku digital masyarakat dibandingkan sektor lain. Tren pertumbuhan
Indonesia menunjukkan tren yang terus start-up ini dipelopori oleh para generasi
meningkat, walaupun faktanya infrastruktur muda yang memiliki semangat
telekomunikasi di Indonesia belum sociopreneurship, yakni bagaimana mereka
terbangun secara merata. Pembangunan dapat menyelesaikan masalah yang ada di
infrastruktur yang masif hanya terlihat di masyarakat serta memberikan dampak yang
kawasan Jawa dan Sumatera, sedangkan di signifikan lewat media teknologi. Salah satu
kawasan timur Indonesia infrastruktur contohnya adalah bagaimana Nadiem
telekomunikasi yang ada masih jauh dari Makarim mendirikan Go-Jek untuk
memadai. Terlepas dari pembangunan memudahkan masyarakat dalam
infrastruktur yang belum merata, industri mendapatkan moda transportasi ojek yang
ekonomi digital bisa dibilang sangat cepat dan dapat diandalkan. Contoh lain ada

5
William Tanuwijaya, CEO Tokopedia yang sarungnya dan memasarkan lewat media
mempunyai visi untuk mempermudah online seperti instagram, twitter, dan
siapapun agar dapat memulai bisnis mereka facebook. Produk Ija Kroeng telah
sendiri melalui media internet. dipasarkan sampai ke luar negeri.
Perkembangan ekonomi kreatif Minyeuk Pret merupakan contoh lain
berbasis digital di Aceh masih terasa lambat. dari ekonomi kreatif berbasis digital dalam
Para pelaku usaha (UMKM) masih banyak bentuk usaha minyak wangi, Minyek Pret
yang belum memanfaatkan teknologi digital Aceh menggunakan media online dalam
dalam mengembangkan usahanya, baik pada proses pemasaranya. Bahan baku untuk
saat perancangan maupun pemasaran. produk Minyek Pret berasal dari ekstrak
Namun demikian terdapat beberapa pelaku minyak Nilam terbaik dari Aceh Selatan
ekonomi kreatif yang sudah menggunakan memiliki keunikan pada aromanya, yaitu
teknologi digital dalam merancang produk wangi Seulanga, Kupi dan Meulu. Menurut
mereka juga dalam pemasarannya. Sebagai Daudy Sukma CEO dari Minyek Pret,
contoh adalah Hijrah Saputra, ST sebagai mereka telah memiliki 110 reseller dan
owner dari Piyoh Design, yang mendirikan telah menjual produknya ke 11 negara di
usaha bisnis merchandise yang dunia.
memproduksi baju kaos dan souvenir -
souvenir unik yang dapat dijadikan oleh- D. Pariwisata Syariah
oleh atau buah tangan khas Aceh oleh Wisata syariah di beberapa negara
wisatawan baik dalam maupun luar negeri. ada yang menggunakan istilah seperti
Selain memasarkan melalui media online Islamic tourism, halal tourism, halal travel,
Piyoh juga telah mempunyai dua outlet yaitu ataupun as moslem friendly destination.
di Banda Aceh dan Sabang. Selain Piyoh Menurut pasal 1 Peraturan Menteri
Design ada Ija Kroeng yaitu kain sarung Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia
khas Aceh yang telah menggunakan No. 2 Tahun 2014 tentang pedoman
teknologi digital dalam proses perancangan penyelenggaraan usaha hotel syariah, yang
maupun pemasaran produknya. Menurut dimaksud syariah adalah prinsip-prinsip
Khairul pemilik dari rumah produksi Ija hukum Islam sebagaimana diatur fatwa
Kroeng, telah menggunakan teknologi dan/atau telah disetujui oleh Majelis Ulama
digital untuk merancang corak dari kain Indonesia.

6
Wisata syariah merupakan kegiatan lifestyle (travel, hospitalitas, rekreasi, dan
yang didukung oleh berbagai fasilitas serta perawatan kesehatan). Sektor ekonomi Islam
layanan yang disediakan masyarakat, yang telah mengalami pertumbuhan yang
pengusaha, pemerintah, dan pemerintah signifikan dalam produk lifestyle di sektor
daerah yang memenuhi ketentuan syariah pariwisata adalah pariwisata syariah. Tren
(Kemenpar, 2012). Pariwisata syariah wisata syariah sebagai salah satu pemenuhan
dimanfaatkan oleh banyak orang karena gaya hidup saat ini telah menjadi kekuatan
karakteristik produk dan jasanya yang pariwisata dunia yang mulai berkembang
bersifat universal. Pariwisata syariah dapat pesat.
berarti berwisata ke destinasi maupun Label wisata syariah di Indonesia
atraksi pariwisata yang memiliki nilai-nilai sendiri kurang mendapat persetujuan dari
Islami yang di dalamnya terdapat produk Menteri Pariwisata, Arief Yahya (2015)
makanan halal, minuman non-alkohol, hotel karena dinilai terkesan eksklusif dan
halal, ketersediaan sarana ibadah yang pelarangan berbasis agama tertentu.
bersih, aman, dan nyaman, serta fasilitas- Berdasarkan hasil berbagai kajian dan
fasilitas lainnya. Berdasarkan pengertian diskusi terjadi perubahan nama dari Moslem
tersebut, konsep syariah yang tidak Friendly destination pada tahun 2015
bertentangan dengan nilai-nilai dan etika menjadi Halal Tourism Destination di tahun
syariah berhubungan dengan konsep halal 2016 dan kemudian pada tahun 2017
dan haram di dalam Islam. Halal diartikan berubah menjadi Family Friendly
dibenarkan, sedangkan haram diartikan Destination.
dilarang.
Dahulu produk halal yang E. Kendala dan Strategi
dibayangkan hanya produk makanan, Pengembangan Ekonomi Kreatif
minuman, obat-obatan dan kosmetika yang Berbasis Digital di Aceh
tidak mengandung alkohol atau bahan kimia Industri kreatif di Aceh memiliki
yang mengandung unsur babi, darah dan bebagai kendala sebagai berikut: 1)
bangkai. Namun sekarang telah terjadi kurangnya pengembangan sumber daya
evolusi dalam industri halal hingga ke manusia; 2) kurang kreatifitas dan inovasi;
produk keuangan (seperti perbankan, 3) kurang pemanfaatan teknologi; 4) kurang
asuransi, dan lain-lain) hingga ke produk pendidikan dan pengalaman; 5) terbatasnya

7
pemasaran; 6) kebijakan pemerintah kurang penggelolaannya harus
mendukung memperhatikan Something to do,
Berdasarkan hasil tersebut, maka something to see, dan something to
strategi pengembangan yang sebaiknya buy, seperti tabel dibawah ini :
diterapkan adalah strategi yang mendukung Tabel 2.1 Jenis pengembangan industri
pengembangan potensi industri kreatif, kreatif dalam menunjang pariwisata
seperti : syariah di Aceh:
1. Meningkatkan pengembangan
sumber daya manusia. Pengembangan Industri Kreatif
Something Something to Something to buy
Pengembangan SDM dapat to do see (berkaitan dengan
(Berkaitan (berkaitan souvenir )
dilakukan melalui pendidikan dan dengan dengan
atraksi) aktifitas)
pelatihan, seminar, melakukan Tradisi  Kuliner  Kuliner
literasi digital, studi banding, dan perayaan Pembuatan Membeli oleh-oleh
Maulid kuah kuliner khas Aceh
hal–hal yang lain yang dapat Nabi belangong, seperti Kupi Aceh,
Muhammad kuah plik ‘u, kuah belangong, kuah
meningkatkan inovasi, ide yang SAW keukarah, plik ‘u, sie reuboh
(Idang peunajoh tho,  Kerajinan
kreatif dari sumber daya manusia meulapeh). keumamah, Membeli berbagai
sie reuboh. jenis anyaman tikar
dalam menciptakan dan menggelola Meugang  Kerajinan  Souvenir
industri kreatif dan destinasi wisata Pembuatan Membeli souvenir
Atraksi anyaman tikar Rencong, kupiah
yang kreatif. Tari Saman  Souvenir Teuku Umar, kipas
Pembuatan Aceh,
2. Mengembangkan jiwa wirausaha. Pacuan Rencong,
kuda. kupiah Teuku
Kesadaran bahwa jiwa wirausaha Umar, kipas
bukan hanya bakat bawaan sejak Aceh
Sumber : Nurchayati, 2016
lahir, namun kewirausahaan dapat
dipelajari dan ditumbuhkembangkan
4. Menerapkan strategi pemasaran yang
melalui pendidikan dan pelatihan.
berorientasi pada kepuasan konsumen
3. Mendekatkan industri kreatif dengan
dan menyesuaikan dengan perkembangan
obyek wisata yang banyak di
teknologi digital dan perubahan perilaku
kunjungi wisatawan. Menyediakan
konsumen.
industri kreatif ditempat wisata yang
5. Adanya kolaborasi dan sinergitas antara
sudah dikenal, merupakan langkah
pelaku utama dalam hal ini adalah
terpenting. Dimana dalam
cendikiawan, ulama, pemerintah, pelaku

8
usaha kreatif, dan pelaku wisata di Aceh, “The Light of Aceh” tahun 2017 mengingat
dengan adanya kolaborasi diharapkan Aceh telah mendapatkan predikat “The
akan terciptanya hubungan antara industri World’s Best Halal Cultural Destinaton” di
kreatif yang dapat mendorong pariwisata ajang World Halal Tourism Award 2016
syariah. lalu.
Ekonomi kreatif dan sektor wisata
F. Ekonomi Kreatif dan merupakan dua hal yang saling berpengaruh
Pengembangan Pariwisata Syariah dan dapat saling bersinergi jika dikelola
di Aceh dengan baik. Dimana konsep kegiatan
Data PDB tahun 2003 menunjukkan wisata dapat didefinisikan dengan tiga
50% dari belanja konsumen di Negara G7 faktor, yaitu harus ada something to see,
adalah belanja untuk produk-produk hasil something to do, dan something to buy a)
industri kreatif. Jumlah kunjungan Something to see, terkait dengan atraksi di
wisatawan ke Aceh terus mengalami daerah tujuan wisata, b) something to do,
peningkatan. Pada tahun 2015, kunjungan terkait dengan aktivitas wisatawan di daerah
wisatawan ke Aceh berjumlah 1,7 juta wisata, c) something to buy, terkait dengan
orang, 60 ribu di antaranya turis souvenir khas yang dibeli di daerah wisata
mancanegara. Sedangkan pada tahun 2016, sebagai memorabilia pribadi wisatawan.
kunjungan ke Aceh meningkat menjadi 2. Dalam tiga komponen tersebut, ekonomi
154.249 orang dengan jumlah wisatawan kreatif dapat masuk melalui something to
mancanegara 76.452 orang (Dispudpar buy dengan menciptakan produk-produk
Aceh). Upaya meningkatkan kunjungan inovatif khas daerah. (Nurchayati, 2016).
wistawan ke Aceh terus dilakukan oleh Aceh merupakan sebuah provinsi
pemerintah daerah, dengan melakukan yang menjalankan syariat Islam, dan
promosi dan pencitraan baik melalui media termasuk salah satu destinasi wisata di
maupun mengadakan even-even bertaraf Indonesia yang mempunyai objek wisata
internasional seperti menyelenggarakan menarik untuk dikunjungi. Pariwisata
Halal Food Festival, Sabang Sail 2017, syariah di Aceh dapat dikembangkan dengan
Internasional Food, dan Pemerintah Aceh mengoptimalkan industri kreatif, karena
melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata pariwisata sendiri memerlukan proses-
Aceh secara resmi merilis sejumlah event proses kreatif berbasis lokal dalam

9
memaksimalkan pengembangannya. Upaya mengedepankan sisi kompetitif melalui
ekonomi kreatif dalam mendukung kegiatan lapangan dan eksperimen. SMA
pariwisata syariah di Aceh juga diwujudkan Negeri 12 Banda Aceh mempunyai Program
dalam transportasi online Ho-Jak yang Pengembangan Wirausaha Muda yang telah
didirikan oleh anak-anak muda Aceh. berjalan selama dua tahun, memiliki visi
Transportasi online Ho-jak bertujuan untuk mencetak lulusan yang memiliki ilmu
mengantar wisatawan mengunjungi tempat- dan keahlian yang dapat diaplikasikan
tempat wisata di Aceh. Adanya transportasi setelah mereka selesai pendidikan tingkat
online Ho-jak tersebut memudahkan para SMA. Kegiatan yang telah dilakukan antara
wisatawan berkunjung ke tempat-tempat lain memberikan training pengembangan
wisata yang terletak di kawasan terdalam ekonomi kreatif berbasis digital kepada para
Aceh. peserta didik sesuai dengan bakat dan
Ekonomi kreatif dan pengembangan keinginan mereka. Sekolah berkolaborasi
pariwisata syariah tidak berjalan dengan dengan wirausaha muda yang bergabung
mulus, karena terdapat kendala dalam dalam komunitas Yuk Bisnis Aceh (Yubi
pelaksanaannya. Kendala utama adalah Aceh) dan mereka telah sukses di bidangnya
kurangnya perhatian pemerintah dalam masing-masing.
mengupayakan terlaksananya
Strategi pengembangan ekonomi
pengembangan pariwisata syariah berbasis
kreatif akan berhasil jika ada keinginan dan
ekonomi kreatif di daerah yang memiliki
keseriusan dari semua pihak yang terkait.
destinasi pariwisata cantik, seperti pulau
Dalam mewujudkan keinginan tersebut
Weh (Sabang). Saat ini kita sudah
dapat dimulai dengan menghidupkan empat
ketinggalan jauh dari Malaysia, Thailand,
ON yang dipopulerkan oleh Jamil Azzaini
Korea Selatan, dan Jepang yang sudah
seorang trainer dan inspirator terkenal di
terlebih dulu menerapkan konsep wisata
Indonesia. ON yang pertama adalah visi-ON,
berbasis syariah.
yaitu semua pihak yang terlibat dalam
Pengembangan ekonomi kreatif
industri kreatif dan pariwisata harus
seharusnya dimulai sejak dini, melalui
mempunyai visi yang jelas ke depan, apa
pendidikan dan pelatihan yang
yang diinginkan harus dibuat suatu master
mengembangkan kreatifitas dan
plan yang mungkin untuk dicapai. ON yang
menumbuhkan jiwa wirausaha,
kedua adalah acti-ON, setiap visi ataupun

10
tujuan yang ingin dicapai harus diwujudkan penelitian ini adalah pelaku usaha ekonomi
dengan action atau tindakan nyata yang kreatif yang terdpat di Kecamatan Ulee
dilakukan dengan keseriusan dan sungguh- Kareng, Banda Raya, Baiturrahman, dan
sungguh. ON yang ketiga adalah passi-ON, kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh.
yaitu cinta atau gairah terhadap pekerjaan 3. Tehnik Pengumpulan Data
yang dilakukan sehingga aktifitas dapat Dalam penelitian ini penulis
dilakukan dengan sepenuh hati yang dapat menelaah karya tulis, buku-buku, maupun
menghasilkan sesuatu yang maksimal. ON dokumen-dokumen yang berkaitan dengan
yang keempat yaitu collaborati-ON, tema penelitian. Untuk selanjutnya dijadikan
melakukan kerjasama dengan semua pihak sebagai acuan dan alat utama bagi praktek
antara pelaku usaha, pelaku pariwisata serta penelitian lapangan. Adapun teknik
pemerintah sehingga menghasilkan sinergi pengumpulan data dalam penelitian ini
yang dapat mewujudkan keinganan kita meliputi:
untuk mengembangankan ekonomi kreatif a. Wawancara
berbasis digital dalam menunjang pariwisata Wawancara adalah pengumpulan
syariah di Aceh. data melalui proses tanya jawab lisan yang
berlangsung satu arah, artinya pertanyaan
datang dari pihak yang mewawancarai dan
G. Metodologi Penelitian jawaban diberikan oleh pihak yang
1. Waktu dan Lokasi Penelitian diwawancarai Fathoni (2006:105). Dalam
hal ini data diperoleh dari wawancara kepala
Penelitian ini dilaksanakan di Kota
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, dan
Banda Aceh pada tanggal 10 - 20 Oktober
Direktur PLUT KUMK dan beberapa pelaku
2017. Lokasi penelitian ini adalah
usaha ekonomi kreatif yang ada di Kota Banda
Kecamatan Kota Banda Aceh.
Aceh.

2. Populasi dan Sampel Penelitian b. Observasi


Populasi adalah keseluruhan dari Observasi merupakan pengamatan
objek yang akan di teliti dalam suatu dan pencatatan secara sistematik terhadap
penelitian. Dalam hal ini, yang akan menjadi suatu gejala yang tampak pada obyek
populasi adalah ekonomi kreatif yang yang penelitian. Dalam hal ini observasi
ada di Kota Banda Aceh. Sampel dalam dilakukan dengan menggunakan teknik

11
observasi secara langsung dan mengamati inovasi serta minimnya pemanfaatan
proses ekonomi kreatif di Kota Banda Aceh. teknologi. Pelaku usaha kreatif dan pelaku
c. Metode Dokumentasi pariwisata, serta pemerintah kurang
Metode dokumentasi yaitu mencari berkolaborasi dalam menunjang peningkatan
data mengenai hal-hal yang berupa catatan, pariwisata syariah di Aceh. Jenis produk
dan foto, rekaman, dan video sederhana kreatif ataupun souvenir yang masih minim
mengenai ekonomi kreatif di Kota Banda atau belum banyak variasi yang dapat
Aceh. dijadikan pilihan oleh-oleh bagi wisatawan.

Strategi pengembangan yang


H. Kesimpulan
sebaiknya diterapkan adalah yang
Provinsi Aceh memiliki potensi besar
mendukung pengembangan potensi industri
untuk mengembangkan industri kreatif
kreatif dan pariwisata syariah. Fokus pada
karena pangsa pasar produk kreatif sebagian
pengembangan pengetahuan kreatif dari
besar ditujukan untuk wisatawan, dan
sumber daya manusia, pemanfaatan
jumlah kunjungan wisatawan terus
teknologi digital, baik melalui pelatihan,
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun,
seminar, studi banding, dan hal-hal yang
baik wisatawan lokal maupun wisatawan
berkaitan dengan peningkatan kreatifitas dan
mancanegara. Perkembangan industri kreatif
menumbuhkan jiwa wirausaha, serta
berbasis digital dalam menunjang pariwisata
kreatifitas dalam pengemasan industri
syariah di Aceh masih belum seperti yang
kreatif dan destinasi pariwisata syariah
diharapkan. Beberapa penyebabnya adalah
dalam bentuk 3 hal yaitu something to do,
kualitas dan pengembangan sumber daya
something to see, dan something to buy.
manusia yang masih belum maksimal,
belum berkembangnya jiwa wirausaha dari
pengrajin lokal, kurang kreatifitas dan

12
DAFTAR PUSTAKA Maulidin, Fauzan. Setelah Go-jek Tiba di
Aceh. Pikiran Merdeka. Edisi 182.
Adi, Bambang Wasito. Menjawab 11-17 September 2017.
Tantangan Industri Kreatif di Nazamuddin, Pembangunan Industri Kreatif
Bidang Penerbitan dan Percetakan dalam Mendukung Pariwisata Aceh.
dalam Rangka Meningkatkan Minat ResearchGate. Agustus 2016.
Baca Masyarakat. IPB International Nurchayati, dan andalan Tri Ratnawati.
Convention Center, Bogor: Februari Strategi Pengembangan Industri
2013. Kreatif sebagai Penggerak Destinasi
Agahari, Wirawan. Indonesia The Digital Pariwisata di Kabupaten Semarang.
Energy of Asia. Mei 2017. UNTAG Semarang. 2016.
Andriani, Dini, dkk. Kajian Pengembangan Purnomo, Rochmat Aldy. Ekonomi Kreatif
Wisata Syariah. Asisten Deputi “Pilar Pembangunan Indonesia”.
Litbang Kebijakan Kepariwisataan. Nulisbuku.com. 2016.
Kementerian Pariwisata. 2015. Rahmadhani. Menuju Industri Pariwisata
Asj’ari Fachrudy, dkk. Peran Industri Aceh Berbasis Bencana. Dinas
Kreatif dalam Menjaga Ketahanan Kebudayaan dan Pariwisata Aceh.
Ekonomi Nasional dan Persaingan Yogyakarta: 2014.
Ekonomi Global. FEB Unikama Sari, Annisa Ratna. Ekonomi Kreatif:
Malang: Mei 2017. Konsep, Peluang, dan Cara
Aulia, Bustanul. Potensi Pariwisata Syariah Memulai. Makalah-ppm-kelompok
di Aceh. Harian Serambi Indonesia. 2014.
Tanggal 11 Maret 2017.
Azzaini, Jamil. ON. Bandung: Mizania,
2013.

Anda mungkin juga menyukai