Anda di halaman 1dari 16

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Republik Indonesia

BINCANG PEMBANGUNAN SERI VII


MEWUJUDKAN PERCEPATAN PENGHAPUSAN
KEMISKINAN EKSTREM TAHUN 2024

Oleh:

Dr. TEGUH SETYABUDI, M.Pd


DIRJEN BINA BANGDA KEMENDAGRI

Jakarta, 21 September 2022


LANDASAN HUKUM DAN DEFINISI KEMISKINAN EKSTREM
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah;

2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang


Penanganan Fakir Miskin;

3. Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2015 • Secara internasional, kemiskinan esktrem adalah masyarakat yang
tentang Perubahan Peraturan Presiden Nomor memiliki pendapatan kurang dari
15 Tahun 2010 tentang Percepatan U$ 1,9 PPP (purchasing power parities). Purchasing Power Parities
(PPP) adalah indeks harga internasional yang diukur dengan sejumlah
Penanggulangan Kemiskinan; uang yang dibutuhkan untuk membeli sekeranjang barang yang sama di
setiap negara yang dilakukan pembanding dengan menggunakan US $.
4. Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022 tentang • Contoh konsep Purchasing Power Parities (PPP), jika harga satu buah
Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem; pisang di USA adalah US $ 1.00, sedangkan di Indonesia adalah Rp 500,
maka Purchasing Power Parities (PPP) tersebut adalah US $ 0,002/Rupiah.
Dalam laporan Poverty & Equity Brief East Asia & Pacific (2019) bahwa
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 pada tahun 2017 nilai US $ 1,9 PPP = Rp10.195,6 per kapita
Tahun 2020 tentang Tata Kerja dan per hari. Pada tahun 2021, nilai US $ 1,9 PPP = Rp 11.941 per kapita per
Penyelarasan Kerja serta Pembinaan hari.
Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia Tim • Setidaknya, ada 3 (tiga) hal yang bisa dipahami sebagai penyebab
kemiskinan ekstrem, yaitu 1) kondisi sosial-budaya; 2) keterbatasan
Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
sumber daya; dan
Provinsi dan Tim Koordinasi Penanggulangan 3) keterisolasian, rendahnya pendidikan, kesehatan, dan keterbatasan
Kemiskinan Kabupaten/Kota; akses terhadap lapangan kerja. (Sumber: Bank Dunia)

2
-
1,000,000
1,200,000
1,400,000
1,600,000
1,800,000
2,000,000

200,000
400,000
600,000
800,000
Papbar 134,498 13.6
Papua 445,240 13.1
NTT 525,456 9.5
Sumut 524,990 9.01
Maluku 146,251 8.2
Babel 17,513 6.9
Aceh 373,398 6.9
Gorontalo 79,403 6.7
DIY 241,922 6.2

Sumber: BPS, diolah Oktober 2021


Kepri 57,902 6.12
Sulteng 176,010 5.7
Bengkulu 113,875 5.7
Sumsel 473,715 5.5
Sultra 142,613 5.3

Jumlah Penduduk Miskin Esktrem NTB 243,884 4.7


Jateng 4.4 1,521,729
Jatim 4.4 1,740,429
Lampung 342,950 4
Sulbar 53,886 3.9
Jabar 3.6 1,771,243
Sulsel 307,942 3.5
Kaltim 105,971 2.9
NASIONAL: 4% (10.785.346 JIWA)

Jambi 102,464 2.8


Banten 344,867 2.7
Sulut 68,704 2.7
Sumbar 128,863 2.3
Persentase Terhadap Jumlah Penduduk

Kalbar 110,288 2.2


Malut 27,360 2.2
Riau 145,798 2.1
Kaltara 12,427 1.8
Kalteng 41,639 1.6
JUMLAH DAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN EKSTREM MARET 2021

Bali 66,956 1.5


Kalsel 62,815 1.5
DKI Jakarta 132,345 1.3
2
7

-8
-3
12
17

3
INSTRUKSI BAPAK PRESIDEN NOMOR 4 TAHUN 2022
TENTANG PERCEPATAN PENGHAPUSAN KEMISKINAN EKSTREM
INSTRUKSI UMUM KEPADA 28 MENTERI DAN KEPALA LEMBAGA SERTA GUBERNUR
DAN BUPATI/WALI KOTA
1. Mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan tugas, fungsi, dan
kewenangan masing-masing untuk melakukan percepatan penghapusan
kemiskinan ekstrem dengan memastikan ketepatan sasaran dan integrasi
program antar kementerian/lembaga dengan melibatkan peran serta
masyarakat yang difokuskan pada lokasi prioritas percepatan penghapusan
kemiskinan ekstrem

2. Melaksanakan percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem secara tepat


sasaran melalui strategi kebijakan yang meliputi:
a. Pengurangan beban pengeluaran masyarakat;
b. Peningkatan pendapatan masyarakat; dan
c. Penurunan jumlah kantong-kantong kemiskinan.

INSTRUKSI KHUSUS KEPADA MENDAGRI

. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi terhadap kebijakan Gubernur dan Bupati/Wali Kota terkait percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem.

. Memfasilitasi pemerintah daerah dalam penyusunan program dan kegiatan pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RPKD) serta pengalokasian anggaran pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dalam rangka percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem, termasuk pemutakhiran data penerima dengan Nomor Induk
Kependudukan, nama, dan alamat melalui sinkronisasi data kependudukan dengan data penerima bantuan kemiskinan ekstrem.

. Memfasilitasi pemberian hak akses data kependudukan untuk melakukan verifikasi dan validasi berbasis Nomor Induk Kependudukan, nama dan alamat.

. Memfasilitasi penerbitan Nomor Induk Kependudukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota.

. Memberikan penghargaan bagi daerah yang berhasil dalam percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem.

4
3 (TIGA) PILAR PENGHAPUSAN KEMISKINAN EKSTREM

PILAR PERTAMA PILAR KEDUA PILAR KETIGA

Konvergensi program, anggaran dan Pemantauan dan evaluasi dengan


Komitmen pemerintah dalam sasaran dengan agenda: agenda penetapan indikator
bentuk akomodasi penghapusan A. Pensasaran masyarakat yang capaian kemiskinan ekstrem,
kemiskinan ekstrem dalam berhak mendapatkan bantuan penyusunan mekanisme
RPJMN Tahun 2020-2024 menggunakan data P3KE, pemantauan, dan evaluasi berkala
mengintegrasikan dan capaian penghapusan kemiskinan
menterpadukan program kegiatan ekstrem
Kementerian/Lembaga,
Pemerintah Provinsi, dan
Kabupaten/Kota, mendorong
pelibatan sektor swasta serta
edukasi kepada masyarakat
B. Tingkat daerah meningkatkan
komitmen upaya penurunan
kemiskinan ekstrem, inovasi
program kegiatan dalam upaya
penguatan pemberdayaan
ekonomi berbasis keunggulan
daerah, penguatan kapasitas
pemda yang menangani
kemiskinan ekstrem dan
penguatan kemitraan dengan
sektor swasta

Sumber: Ditjen Bina Bangda Kemendagri, Februari 2021 5


KERANGKA KEBIJAKAN
PERCEPATAN PENGHAPUSAN KEMISKINAN EKSTREM

Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Lingkungan Makro yang Mendukung

Menurunkan Beban Pengeluaran Meningkatkan Pendapatan


• Bantuan sosial dan subsidi • Pemberdayaan U MK M
• Jaminan sosial (Jamsos) • Pengembangan ekonomi lokal
• Akses pekerjaan
• Jaring pengaman COVID-19
• Respon kebijakan COVID-19
• Mengkonsolidasikan dan menyederhanakan program • Mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif
• Meningkatkan cakupan dan manfaat • Menciptakan nilai tambah dan pendapatan
• Menyempurnakan ketepatan sasaran
• Menjaga kesejahteraan selama COVID-19
• Mempertahankan U M K selama COVID-19

Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Data Terpadu Kegiatan Usaha (DTKU) – Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM).
Bantuan Subsidi Upah (BSU). Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani (RDKK)

Meminimalkan Wilayah Kantong Kemiskinan


• Meningkatkan akses terhadap layanan dasar • Meningkatkan konektifitas antar
wilayah
• Mendorong konvergensi anggaran • Mendorong konsolidasi program • Meningkatkan peran daerah dan pemangku
kepentingan

Data Terpadu Wilayah Prioritas (Geographical Targeting )


6
TAHAPAN PERCEPATAN
PENGHAPUSAN KEMISKINAN EKSTREM
Implementasi Implementasi Tahap 2 Implementasi Tahap 3
Tahap 1 Target
• Penguatan pelaksanaan program pengurangan beban
Additional • Pemberdayaan Masyarakat
Program • Peningkatan kinerja pensasaran melalui perbaikan data, termasuk pengembangan Social Registry
Cash Transfer

Penghapusan
35 kabupaten prioritas 514 kabupaten/kota
212 kabupaten/kota kemiskinan
prioritas dengan perluasan
dalam 7 provinsi prioritas perluasan nasional secara bertahap ekstrem (0%)

Tingkat Kemiskinan: 10,19%. • Kemiskinan Tingkat Kemiskinan: 9,2 – 9,7%. • Kemiskinan Tingkat Kemiskinan: 8,5 - 9%. • Kemiskinan Tingkat Kemiskinan: 6 - 7%. • Kemiskinan
ekstrem: 3,8%. ekstrem: 3-3,5%. ekstrem: 2,5-3%. ekstrem: 0-1%.

Oktober – Desember 2021 2022 2023 - 2024 2024


Model Konvergensi Evaluasi Model
Adopsi Model Konvergensi
Penanggulangan Konvergensi untuk
Nasional
Kemiskinan Ekstrem Wilayah Perluasan

PROGRAM JANGKA MENENGAH


PROGRAM JANGKA PENDEK Diutamakan pada konvergensi program pemberdayaan dan perlindungan sosial (bansos/jamsos),
Pemberian additional cash transfer selama 3 bulan khususnya memastikan pemberian bansos pada kelompok miskin ekstrem serta
yang difokuskan pada 35 wilayah prioritas.
pengembangan social registry.

Memastikan layanan dasar termasuk Kesehatan, gizi, listrik, sanitasi, dll


Sumber: Kemenko Perekonomian, 2021

7
TINDAK LANJUT DAERAH DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN
MELALUI TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN (TKPK)
Keaktifan TKPK Provinsi dan Kabupaten/Kota menjadi kunci penting dalam
penanggulangan kemiskinan dan percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem mulai dari
data, program kegiatan, dan anggaran
PROGRAM
DATA KEGIATAN ANGGARAN

Penggunaan basis data yang sama atau Memastikan sinergitas pendanaan


setidaknya bersinergi dengan data dari yang bersumber dari APBN, APBD
OPD lain membantu program kegiatan TKPK melakukan konvergensi Provinsi, APBD Kabupaten/Kota
mampu mensasar masyarakat yang program dan kegiatan lintas (lintas OPD) dan Dana Desa dalam
membutuhkan bantuan dari pemerintah OPD melalui forum forum gotong royong penghapusan
maupun swasta. Pihak swasta sebagai koordinasi. Konvergensi kemiskinan dan percepatan
program bertujuan untuk penghapusan kemiskinan ekstrem
bagian dari TKPK dapat menggunakan
memastikan program kegiatan di daerah. Apabila ditemukan
data dari pemerintah dalam masyarakat yang belum menerima
saling bersinergi dan tidak
menyalurkan bantuan. Pemenuhan NIK bantuan dari pemerintah, dana CSR
tumpang tindih.
menjadi penting sebagai basis data dari perusahaan dapat membantu
pemberian bantuan menambal hal tersebut

8
ARAHAN MENDAGRI YANG PERLU DITINDAKLANJUTI
OLEH PEMERINTAH DAERAH
1. Melanjutkan kebijakan pemberian bantuan sosial dengan fokus kepada
penduduk miskin ekstrem.
2. Pelaksanaan program pemberdayaan untuk meningkatkan pendapatan
dan sekaligus upaya kemandirian masyarakat miskin ekstrem.
3. Pelaksanaan program sanitasi, akses jalanan lingkungan serta
perumahan dan pemukiman untuk mendukung kehidupan masyarakat
miskin ekstrem yang lebih layak.
4. Penguatan kelembagaan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
(TKPK) Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai Lembaga koordinasi
konvergensi program dan kegiatan penghapusan kemiskinan ekstrem di
daerah. Wakil Gubernur selaku Ketua TKPK mengadakan rapat
koordinasi secara rutin kepada semua anggota TKPK.
5. Memastikan program dan kegiatan percepatan penghapusan kemiskinan
ekstrem tertuang dalam dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) dan dianggarkan melalui APBD.
6. Memastikan masyarakat miskin ekstrem memiliki NIK dan mendapatkan
bantuan sosial reguler seperti Program Sembako dan Program Keluarga
Harapan (PKH).

9
UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN KEMENDAGRI
DALAM RANGKA MENDUKUNG PERCEPATAN PENGHAPUSAN KEMISKINAN EKSTREM

INSTRUKSI 1:
Melakukan koordinasi dan sinkronisasi terhadap kebijakan Gubernur dan Bupati/Wali Kota terkait percepatan penghapusan
kemiskinan ekstrem

Pada tanggal 11 Juli 2022 Kemendagri


1. telah menerbitkan Radiogram Nomor 2.
460/5236/Bangda kepada seluruh
Gubernur dan Bupati/Wali Kota yang
mendorong optimalisasi peran Tim
Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan (TKPK) Provinsi dan
Kabupaten/Kota sekaligus
menyampaikan Inpres Nomor 4 Tahun Pada tanggal 7-8 Juni 2022, telah dilakukan bimbingan teknis
2022 tentang Percepatan Penghapusan kepada pemerintah provinsi dalam rangka fasilitasi
Kemiskinan Ekstrem dan Kepmenko penyusunan Rencana Aksi Penanggulangan Kemiskinan
Nomor 25 Tahun 2022 Tentang Daerah. Bimtek membantu pemerintah daerah dalam
Kabupaten/Kota Prioritas Percepatan penyusunan Rencana Penanggulangan Kemiskinan Daerah
Penghapusan Kemiskinan Ekstrem
(RPKD) yang memuat percepatan penghapusan kemiskinan
Tahun 2022 – 2024 (ditetapkan 16 Juni
ekstrem. Selain bimtek, Kemendagri bersama-sama Tim Nasional
2022). Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TN2PK) juga aktif
melakukan dukungan kepada pemerintah daerah yang meminta
secara langsung fasilitasi penyusunan RPKD.

3. Kedepan, Kemendagri akan terus melakukan penguatan peran TKPK yang salah-satunya bertujuan untuk
sinkronisasi kebijakan Gubernur dan Bupati/Wali Kota dalam percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem.

10
Lanjutan…

INSTRUKSI 2:
Memfasilitasi pemerintah daerah dalam penyusunan program dan kegiatan pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RPKD)
serta pengalokasian anggaran pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dalam rangka percepatan penghapusan
kemiskinan ekstrem, termasuk pemutakhiran data penerima dengan Nomor Induk Kependudukan, nama, dan alamat melalui
sinkronisasi data kependudukan dengan data penerima bantuan kemiskinan ekstrem

1.

Pada awal tahun 2022, Kemendagri memfasilitasi penyusunan


arah dan kebijakan terkait RKPD TA 2023 melalui forum
termasuk pengarusutamaan kemiskinan ekstrem.

2.

Pada bulan Juni, Kemendagri memfasilitasi forum rancangan


akhir RKPD TA 2023 kepada seluruh provinsi dan
kabupaten/kota utk memprioritaskan program kemiskinan
ekstrem. Hasil forum ini akan ditindaklanjuti melalui Surat resmi
kepada pemerintah daerah.

11
Lanjutan…

INSTRUKSI 3:
Memfasilitasi pemberian hak akses data kependudukan untuk melakukan verifikasi dan validasi berbasis Nomor Induk Kependudukan, nama dan alamat

Pada tahun 2022, Kemendagri melalui Direktorat Jenderal Pencatatan Sipil dan
Kependudukan (Dukcapil) telah bekerjasama dengan BKKBN dalam
melakukan verifikasi dan validasi (verval) Pendataan Keluarga (PK)
BKKBN dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK). Data ini menjadi data
sasaran program percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem tahun 2022.
Kemendagri siap memfasilitasi pemberian hak akses data kependudukan untuk
dilakukan verval data sasaran kemiskinan ekstrem di tahun 2023 dan 2024.

INSTRUKSI 4:
Memfasilitasi penerbitan Nomor Induk Kependudukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota.

Kemendagri melalui Direktorat Jenderal Pencatatan Sipil dan


Kependudukan (Dukcapil), telah memastikan Dinas Kependudukan dan
Pencatataan Sipil Kabupaten/Kota siap memfasilitasi penerbitan NIK
bagi masyarakat miskin ekstrem yang belum memiliki NIK.
Kepemilikan NIK mejadi penting sebagai syarat wajib dalam pemberian
bantuan kepada masyarakat miskin ekstrem agat tepat sasaran.

INSTRUKSI 5: Memberikan penghargaan bagi daerah yang berhasil dalam percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem

Kemendagri bersama-sama Kementerian/Lembaga terkait seperti Kemenko PMK dan Kemenko Bidang Perekonomian akan
Menyusun instrumen keberhasilan pemerintah daerah dalam percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem yang
menjadi dasar dalam pemberian penghargaan bagi daerah yang berhasil dalam percepatan penghapusan kemiskinan
12
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Republik Indonesia

TERIMA KASIH
www.kemendagri.go.id Kemendagri_RI kemendagri kemendagri
SEBARAN PENDUDUK MISKIN EKSTREM BERDASARKAN PK BKKBN PER PROVINSI (1)
No. Provinsi Keluarga Individu
Jumlah Desil 1 Desil 2 Desil 3 Desil 4 Jumlah Desil 1 Desil 2 Desil 3 Desil 4
  Total (33) 26,515,305 6,289,167 6,747,408 6,762,006 6,716,724 104,720,060 28,703,339 27,060,790 25,340,133 23,615,798
1 ACEH 566,671 149,775 156,283 138,057 122,556 2,411,224 759,380 659,961 539,573 452,310
2 SUMATERA UTARA 1,461,691 278,157 380,911 420,223 382,400 6,526,269 1,545,863 1,793,977 1,754,610 1,431,819
3 SUMATERA BARAT
510,102 79,272 117,649 151,312 161,869 2,228,800 418,068 542,023 640,809 627,900
4 RIAU 529,186 96,960 128,920 147,685 155,621 2,302,681 499,778 581,756 614,375 606,772
5 JAMBI 356,625 66,698 93,827 97,071 99,029 1,448,099 315,834 394,161 377,633 360,471
6 SUMATERA SELATAN
861,675 226,887 213,055 212,951 208,782 3,567,436 1,081,747 893,470 829,208 763,011
7 BENGKULU
238,109 60,420 52,696 64,494 60,499 937,259 269,181 212,989 243,323 211,766
8 LAMPUNG 1,027,287 231,940 267,948 266,427 260,972 4,038,436 1,055,085 1,082,097 993,724 907,530
9 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 153,157 17,245 31,625 50,633 53,654 612,209 79,660 133,204 200,379 198,966
10 KEPULAUAN RIAU
165,216 31,022 44,025 46,371 43,798 716,465 152,680 195,738 194,203 173,844
11 JAWA BARAT 4,539,458 1,090,992 1,133,383 1,146,059 1,169,024 17,800,617 4,911,573 4,486,433 4,263,677 4,138,934

14
SEBARAN PENDUDUK MISKIN EKSTREM BERDASARKAN PK BKKBN PER PROVINSI (2)
No. Provinsi Keluarga Individu
Jumlah Desil 1 Desil 2 Desil 3 Desil 4 Jumlah Desil 1 Desil 2 Desil 3 Desil 4
  Total (33) 26,515,305 6,289,167 6,747,408 6,762,006 6,716,724 104,720,060 28,703,339 27,060,790 25,340,133 23,615,798
12 JAWA TENGAH 4,359,907 1,140,249 1,108,862 1,069,923 1,040,873 16,437,773 4,879,725 4,202,659 3,828,187 3,527,202
13 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 491,218 144,186 121,123 118,106 107,803 1,697,523 551,000 419,014 387,919 339,590
14 JAWA TIMUR
5,245,791 1,277,699 1,394,428 1,276,049 1,297,615 18,419,590 5,101,493 4,929,665 4,267,429 4,121,003
15 BANTEN 999,402 187,892 246,546 267,181 297,783 4,109,807 904,876 1,047,405 1,055,280 1,102,246
16 BALI 364,752 49,488 95,142 107,248 112,874 1,458,774 226,711 395,373 419,554 417,136
17 NUSA TENGGARA BARAT
594,861 192,252 153,454 132,248 116,907 2,255,647 820,839 578,838 465,135 390,835
18 NUSA TENGGARA TIMUR
506,726 167,027 128,105 111,398 100,196 2,498,472 968,502 627,860 495,031 407,079
19 KALIMANTAN BARAT 449,045 80,121 113,270 124,312 131,342 1,883,595 393,903 497,133 499,961 492,598
20 KALIMANTAN TENGAH 193,617 30,709 48,766 55,923 58,219 771,896 148,199 203,717 213,939 206,041
21 KALIMANTAN SELATAN
350,889 47,823 78,807 107,254 117,005 1,375,101 225,904 327,419 410,134 411,644
22 KALIMANTAN TIMUR 284,215 46,516 68,481 82,131 87,087 1,229,111 238,464 308,612 341,402 340,633

15
SEBARAN PENDUDUK MISKIN EKSTREM BERDASARKAN PK BKKBN PER PROVINSI (3)
No. Provinsi Keluarga Individu
Jumlah Desil 1 Desil 2 Desil 3 Desil 4 Jumlah Desil 1 Desil 2 Desil 3 Desil 4
  Total (33) 26,515,305 6,289,167 6,747,408 6,762,006 6,716,724 104,720,060 28,703,339 27,060,790 25,340,133 23,615,798
23 KALIMANTAN UTARA 46,129 9,607 13,551 11,616 11,355 212,092 53,309 63,785 49,326 45,672
24 SULAWESI UTARA 218,251 46,372 55,846 56,233 59,800 886,438 228,021 232,387 213,982 212,048
25 SULAWESI TENGAH
333,869 76,789 76,707 95,239 85,134 1,403,926 393,977 332,624 373,401 303,924
26 SULAWESI SELATAN 724,541 185,223 179,100 182,729 177,489 3,225,310 984,692 807,317 751,226 682,075
27 SULAWESI TENGGARA 241,068 66,647 60,421 60,625 53,375 1,116,738 369,578 283,300 257,881 205,979
28 GORONTALO
114,683 36,452 28,874 26,185 23,172 476,119 174,498 118,331 99,302 83,988
29 SULAWESI BARAT
136,162 34,532 34,446 35,841 31,343 617,323 191,040 159,843 147,921 118,519
30 MALUKU 148,876 45,635 43,542 32,549 27,150 710,197 267,169 204,984 134,807 103,237
31 MALUKU UTARA 92,913 15,492 25,202 27,464 24,755 428,412 87,534 123,543 119,870 97,465
32 PAPUA
175,899 64,387 45,165 34,690 31,657 754,075 321,756 188,049 132,619 111,651
33 PAPUA BARAT 33,314 14,701 7,248 5,779 5,586 162,646 83,300 33,123 24,313 21,910

16

Anda mungkin juga menyukai