Republik Indonesia
Oleh:
3. Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2015 • Secara internasional, kemiskinan esktrem adalah masyarakat yang
tentang Perubahan Peraturan Presiden Nomor memiliki pendapatan kurang dari
15 Tahun 2010 tentang Percepatan U$ 1,9 PPP (purchasing power parities). Purchasing Power Parities
(PPP) adalah indeks harga internasional yang diukur dengan sejumlah
Penanggulangan Kemiskinan; uang yang dibutuhkan untuk membeli sekeranjang barang yang sama di
setiap negara yang dilakukan pembanding dengan menggunakan US $.
4. Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022 tentang • Contoh konsep Purchasing Power Parities (PPP), jika harga satu buah
Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem; pisang di USA adalah US $ 1.00, sedangkan di Indonesia adalah Rp 500,
maka Purchasing Power Parities (PPP) tersebut adalah US $ 0,002/Rupiah.
Dalam laporan Poverty & Equity Brief East Asia & Pacific (2019) bahwa
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 pada tahun 2017 nilai US $ 1,9 PPP = Rp10.195,6 per kapita
Tahun 2020 tentang Tata Kerja dan per hari. Pada tahun 2021, nilai US $ 1,9 PPP = Rp 11.941 per kapita per
Penyelarasan Kerja serta Pembinaan hari.
Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia Tim • Setidaknya, ada 3 (tiga) hal yang bisa dipahami sebagai penyebab
kemiskinan ekstrem, yaitu 1) kondisi sosial-budaya; 2) keterbatasan
Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
sumber daya; dan
Provinsi dan Tim Koordinasi Penanggulangan 3) keterisolasian, rendahnya pendidikan, kesehatan, dan keterbatasan
Kemiskinan Kabupaten/Kota; akses terhadap lapangan kerja. (Sumber: Bank Dunia)
2
-
1,000,000
1,200,000
1,400,000
1,600,000
1,800,000
2,000,000
200,000
400,000
600,000
800,000
Papbar 134,498 13.6
Papua 445,240 13.1
NTT 525,456 9.5
Sumut 524,990 9.01
Maluku 146,251 8.2
Babel 17,513 6.9
Aceh 373,398 6.9
Gorontalo 79,403 6.7
DIY 241,922 6.2
-8
-3
12
17
3
INSTRUKSI BAPAK PRESIDEN NOMOR 4 TAHUN 2022
TENTANG PERCEPATAN PENGHAPUSAN KEMISKINAN EKSTREM
INSTRUKSI UMUM KEPADA 28 MENTERI DAN KEPALA LEMBAGA SERTA GUBERNUR
DAN BUPATI/WALI KOTA
1. Mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan tugas, fungsi, dan
kewenangan masing-masing untuk melakukan percepatan penghapusan
kemiskinan ekstrem dengan memastikan ketepatan sasaran dan integrasi
program antar kementerian/lembaga dengan melibatkan peran serta
masyarakat yang difokuskan pada lokasi prioritas percepatan penghapusan
kemiskinan ekstrem
. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi terhadap kebijakan Gubernur dan Bupati/Wali Kota terkait percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem.
. Memfasilitasi pemerintah daerah dalam penyusunan program dan kegiatan pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RPKD) serta pengalokasian anggaran pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dalam rangka percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem, termasuk pemutakhiran data penerima dengan Nomor Induk
Kependudukan, nama, dan alamat melalui sinkronisasi data kependudukan dengan data penerima bantuan kemiskinan ekstrem.
. Memfasilitasi pemberian hak akses data kependudukan untuk melakukan verifikasi dan validasi berbasis Nomor Induk Kependudukan, nama dan alamat.
. Memfasilitasi penerbitan Nomor Induk Kependudukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota.
. Memberikan penghargaan bagi daerah yang berhasil dalam percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem.
4
3 (TIGA) PILAR PENGHAPUSAN KEMISKINAN EKSTREM
Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Data Terpadu Kegiatan Usaha (DTKU) – Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM).
Bantuan Subsidi Upah (BSU). Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani (RDKK)
Penghapusan
35 kabupaten prioritas 514 kabupaten/kota
212 kabupaten/kota kemiskinan
prioritas dengan perluasan
dalam 7 provinsi prioritas perluasan nasional secara bertahap ekstrem (0%)
Tingkat Kemiskinan: 10,19%. • Kemiskinan Tingkat Kemiskinan: 9,2 – 9,7%. • Kemiskinan Tingkat Kemiskinan: 8,5 - 9%. • Kemiskinan Tingkat Kemiskinan: 6 - 7%. • Kemiskinan
ekstrem: 3,8%. ekstrem: 3-3,5%. ekstrem: 2,5-3%. ekstrem: 0-1%.
7
TINDAK LANJUT DAERAH DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN
MELALUI TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN (TKPK)
Keaktifan TKPK Provinsi dan Kabupaten/Kota menjadi kunci penting dalam
penanggulangan kemiskinan dan percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem mulai dari
data, program kegiatan, dan anggaran
PROGRAM
DATA KEGIATAN ANGGARAN
8
ARAHAN MENDAGRI YANG PERLU DITINDAKLANJUTI
OLEH PEMERINTAH DAERAH
1. Melanjutkan kebijakan pemberian bantuan sosial dengan fokus kepada
penduduk miskin ekstrem.
2. Pelaksanaan program pemberdayaan untuk meningkatkan pendapatan
dan sekaligus upaya kemandirian masyarakat miskin ekstrem.
3. Pelaksanaan program sanitasi, akses jalanan lingkungan serta
perumahan dan pemukiman untuk mendukung kehidupan masyarakat
miskin ekstrem yang lebih layak.
4. Penguatan kelembagaan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
(TKPK) Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai Lembaga koordinasi
konvergensi program dan kegiatan penghapusan kemiskinan ekstrem di
daerah. Wakil Gubernur selaku Ketua TKPK mengadakan rapat
koordinasi secara rutin kepada semua anggota TKPK.
5. Memastikan program dan kegiatan percepatan penghapusan kemiskinan
ekstrem tertuang dalam dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) dan dianggarkan melalui APBD.
6. Memastikan masyarakat miskin ekstrem memiliki NIK dan mendapatkan
bantuan sosial reguler seperti Program Sembako dan Program Keluarga
Harapan (PKH).
9
UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN KEMENDAGRI
DALAM RANGKA MENDUKUNG PERCEPATAN PENGHAPUSAN KEMISKINAN EKSTREM
INSTRUKSI 1:
Melakukan koordinasi dan sinkronisasi terhadap kebijakan Gubernur dan Bupati/Wali Kota terkait percepatan penghapusan
kemiskinan ekstrem
3. Kedepan, Kemendagri akan terus melakukan penguatan peran TKPK yang salah-satunya bertujuan untuk
sinkronisasi kebijakan Gubernur dan Bupati/Wali Kota dalam percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem.
10
Lanjutan…
INSTRUKSI 2:
Memfasilitasi pemerintah daerah dalam penyusunan program dan kegiatan pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RPKD)
serta pengalokasian anggaran pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dalam rangka percepatan penghapusan
kemiskinan ekstrem, termasuk pemutakhiran data penerima dengan Nomor Induk Kependudukan, nama, dan alamat melalui
sinkronisasi data kependudukan dengan data penerima bantuan kemiskinan ekstrem
1.
2.
11
Lanjutan…
INSTRUKSI 3:
Memfasilitasi pemberian hak akses data kependudukan untuk melakukan verifikasi dan validasi berbasis Nomor Induk Kependudukan, nama dan alamat
Pada tahun 2022, Kemendagri melalui Direktorat Jenderal Pencatatan Sipil dan
Kependudukan (Dukcapil) telah bekerjasama dengan BKKBN dalam
melakukan verifikasi dan validasi (verval) Pendataan Keluarga (PK)
BKKBN dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK). Data ini menjadi data
sasaran program percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem tahun 2022.
Kemendagri siap memfasilitasi pemberian hak akses data kependudukan untuk
dilakukan verval data sasaran kemiskinan ekstrem di tahun 2023 dan 2024.
INSTRUKSI 4:
Memfasilitasi penerbitan Nomor Induk Kependudukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota.
INSTRUKSI 5: Memberikan penghargaan bagi daerah yang berhasil dalam percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem
Kemendagri bersama-sama Kementerian/Lembaga terkait seperti Kemenko PMK dan Kemenko Bidang Perekonomian akan
Menyusun instrumen keberhasilan pemerintah daerah dalam percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem yang
menjadi dasar dalam pemberian penghargaan bagi daerah yang berhasil dalam percepatan penghapusan kemiskinan
12
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Republik Indonesia
TERIMA KASIH
www.kemendagri.go.id Kemendagri_RI kemendagri kemendagri
SEBARAN PENDUDUK MISKIN EKSTREM BERDASARKAN PK BKKBN PER PROVINSI (1)
No. Provinsi Keluarga Individu
Jumlah Desil 1 Desil 2 Desil 3 Desil 4 Jumlah Desil 1 Desil 2 Desil 3 Desil 4
Total (33) 26,515,305 6,289,167 6,747,408 6,762,006 6,716,724 104,720,060 28,703,339 27,060,790 25,340,133 23,615,798
1 ACEH 566,671 149,775 156,283 138,057 122,556 2,411,224 759,380 659,961 539,573 452,310
2 SUMATERA UTARA 1,461,691 278,157 380,911 420,223 382,400 6,526,269 1,545,863 1,793,977 1,754,610 1,431,819
3 SUMATERA BARAT
510,102 79,272 117,649 151,312 161,869 2,228,800 418,068 542,023 640,809 627,900
4 RIAU 529,186 96,960 128,920 147,685 155,621 2,302,681 499,778 581,756 614,375 606,772
5 JAMBI 356,625 66,698 93,827 97,071 99,029 1,448,099 315,834 394,161 377,633 360,471
6 SUMATERA SELATAN
861,675 226,887 213,055 212,951 208,782 3,567,436 1,081,747 893,470 829,208 763,011
7 BENGKULU
238,109 60,420 52,696 64,494 60,499 937,259 269,181 212,989 243,323 211,766
8 LAMPUNG 1,027,287 231,940 267,948 266,427 260,972 4,038,436 1,055,085 1,082,097 993,724 907,530
9 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 153,157 17,245 31,625 50,633 53,654 612,209 79,660 133,204 200,379 198,966
10 KEPULAUAN RIAU
165,216 31,022 44,025 46,371 43,798 716,465 152,680 195,738 194,203 173,844
11 JAWA BARAT 4,539,458 1,090,992 1,133,383 1,146,059 1,169,024 17,800,617 4,911,573 4,486,433 4,263,677 4,138,934
14
SEBARAN PENDUDUK MISKIN EKSTREM BERDASARKAN PK BKKBN PER PROVINSI (2)
No. Provinsi Keluarga Individu
Jumlah Desil 1 Desil 2 Desil 3 Desil 4 Jumlah Desil 1 Desil 2 Desil 3 Desil 4
Total (33) 26,515,305 6,289,167 6,747,408 6,762,006 6,716,724 104,720,060 28,703,339 27,060,790 25,340,133 23,615,798
12 JAWA TENGAH 4,359,907 1,140,249 1,108,862 1,069,923 1,040,873 16,437,773 4,879,725 4,202,659 3,828,187 3,527,202
13 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 491,218 144,186 121,123 118,106 107,803 1,697,523 551,000 419,014 387,919 339,590
14 JAWA TIMUR
5,245,791 1,277,699 1,394,428 1,276,049 1,297,615 18,419,590 5,101,493 4,929,665 4,267,429 4,121,003
15 BANTEN 999,402 187,892 246,546 267,181 297,783 4,109,807 904,876 1,047,405 1,055,280 1,102,246
16 BALI 364,752 49,488 95,142 107,248 112,874 1,458,774 226,711 395,373 419,554 417,136
17 NUSA TENGGARA BARAT
594,861 192,252 153,454 132,248 116,907 2,255,647 820,839 578,838 465,135 390,835
18 NUSA TENGGARA TIMUR
506,726 167,027 128,105 111,398 100,196 2,498,472 968,502 627,860 495,031 407,079
19 KALIMANTAN BARAT 449,045 80,121 113,270 124,312 131,342 1,883,595 393,903 497,133 499,961 492,598
20 KALIMANTAN TENGAH 193,617 30,709 48,766 55,923 58,219 771,896 148,199 203,717 213,939 206,041
21 KALIMANTAN SELATAN
350,889 47,823 78,807 107,254 117,005 1,375,101 225,904 327,419 410,134 411,644
22 KALIMANTAN TIMUR 284,215 46,516 68,481 82,131 87,087 1,229,111 238,464 308,612 341,402 340,633
15
SEBARAN PENDUDUK MISKIN EKSTREM BERDASARKAN PK BKKBN PER PROVINSI (3)
No. Provinsi Keluarga Individu
Jumlah Desil 1 Desil 2 Desil 3 Desil 4 Jumlah Desil 1 Desil 2 Desil 3 Desil 4
Total (33) 26,515,305 6,289,167 6,747,408 6,762,006 6,716,724 104,720,060 28,703,339 27,060,790 25,340,133 23,615,798
23 KALIMANTAN UTARA 46,129 9,607 13,551 11,616 11,355 212,092 53,309 63,785 49,326 45,672
24 SULAWESI UTARA 218,251 46,372 55,846 56,233 59,800 886,438 228,021 232,387 213,982 212,048
25 SULAWESI TENGAH
333,869 76,789 76,707 95,239 85,134 1,403,926 393,977 332,624 373,401 303,924
26 SULAWESI SELATAN 724,541 185,223 179,100 182,729 177,489 3,225,310 984,692 807,317 751,226 682,075
27 SULAWESI TENGGARA 241,068 66,647 60,421 60,625 53,375 1,116,738 369,578 283,300 257,881 205,979
28 GORONTALO
114,683 36,452 28,874 26,185 23,172 476,119 174,498 118,331 99,302 83,988
29 SULAWESI BARAT
136,162 34,532 34,446 35,841 31,343 617,323 191,040 159,843 147,921 118,519
30 MALUKU 148,876 45,635 43,542 32,549 27,150 710,197 267,169 204,984 134,807 103,237
31 MALUKU UTARA 92,913 15,492 25,202 27,464 24,755 428,412 87,534 123,543 119,870 97,465
32 PAPUA
175,899 64,387 45,165 34,690 31,657 754,075 321,756 188,049 132,619 111,651
33 PAPUA BARAT 33,314 14,701 7,248 5,779 5,586 162,646 83,300 33,123 24,313 21,910
16