Anda di halaman 1dari 36

SERTIFIKASI ASESOR PENELITI

 UNDANG-UNDANG No 5  PERATURAN MENPAN RB NO 34


TAHUN 2014 TENTANG TAHUN 2018 TENTANG JABATAN
APARATUR SIPIL NEGARA FUNGSIONAL (JF) PENELITI ->
PERMENPANRB NO 20 TAHUN
 PERATURAN PEMERINTAH 2019
NO 11 TAHUN 2017  PERATURAN LIPI NO 14 TAHUN
TENTANG MANAJEMEN PNS 2018 TENTANG PETUNJUK
 PERATURAN MENPAN RB TEKNIS JF PENELITI 
PERATURAN LIPI NO 20 TAHUN
NO 13 TAHUN 19 TENTANG
2019
PENGUSULAN, PENETAPAN
DAN PEMBINAAN JABATAN  PERATURAN BKN NO 9 TAHUN
FUNGSIONAL PNS 2019 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN JF PENELITI
 PERATURAN LIPI NO 13 TAHUN
2019 TENTANG PEDOMAN
PENGHITUNGAN KEBUTUHAN JF
PENELITI
PENINGKATAN SYARAT JABATAN:
PENDIDIKAN

PENELITI S1 PASCA SARJANA S2


PENELITI AKTIF PENDIDIKAN S1
KANDIDAT/CPNS PENDIDIKAN S1 PENELITI AKTIF
8 Th PENDIDIKAN S1/S2

NAIK
PANGKAT
NAIK JABATAN
PENELITI
PENELITI AHLI
AHLI UTAMA
PENELITI
AHLI MADYA PENELITI AKTIF
PENELITI PENDIDIKAN S1
AHLI MUDA WAJIB S2
PERTAMA
S2 S3
PENILAIAN KINERJA JF PENELITI

ANGKA KREDIT
UJI
KOMPETENSI

Potofolio/
HKM
PP No 30/2019 PermenPANRB No 13/2019
Surat Kepala LIPI No 12426/K/KP/X/2019 tanggal 14
Oktober 2019 tentang Perhitungan Formasi dan
Pemutakhiran Data di Epeneliti
 Proses pengusulan dan penilaian Angka Kredit
Tahunan wajib dilakukan melalui aplikasi e-Peneliti
versi 1.0. Penilaian dilakukan oleh pimpinan unit
kerja yang dapat dibantu oleh Tim Penilai Peneliti
Unit (TP2U) pada setiap akhir bulan Desember pada
tahun berjalan dan paling lama akhir bulan Januari
tahun berikutnya.

Pemutakhiran Data Peneliti (1 Des 2019)


1. Kualifikasi pendidikan terakhir;
2. Riwayat pelatihan pengembangan kompetensi
teknis/fungsional yang telah diikuti;
3. Riwayat hasil kerja penelitian yang telah diperoleh;
4. Kegiatan pembimbingan dan/atau pengalaman
manajerial, baik struktural maupun non struktural;
5. Penghargaan ilmiah yang pernah diperoleh
PERANGKAT PENILAIAN KINERJA JF PENELITI

 Tim Penilai Kinerja JF Peneliti yang selanjutnya disebut Tim Penilai


adalah tim yang dibentuk dan ditetapkan oleh Pejabat yang
Berwenang dan bertugas mengevaluasi keselarasan hasil kerja
dengan tugas yang disusun dalam SKP serta menilai kinerja Peneliti.
 Majelis Asesor Peneliti adalah majelis yang dibentuk oleh Pejabat
yang Berwenang untuk menetapkan hasil uji kompetensi.
 Tim Asesor Peneliti adalah tim yang dibentuk oleh Majelis Asesor
Peneliti untuk menilai kinerja jabatan fungsional Peneliti melalui uji
kompetensi.
PENILAIAN KINERJA JF PENELITI
ORGANISASI PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN/ATAU CATATAN:
PENGKAJIAN  Penilaian kinerja Jabatan Fungsional
Peneliti ditetapkan berdasarkan
K/L RENSTRA
pencapaian Angka Kredit setiap
tahun.
Es 1 PROGRAM  Angka Kredit yang dinilai dan
Es 2/unit kerja KEGIATAN ditetapkan adalah yang sesuai
dengan butir kegiatan dalam
Peraturan Lembaga dan dimuat
PENETAPAN KINERJA
dalam SKP.
SASARAN KINERJA  Pencapaian Angka Kredit
PEGAWAI (SKP)
Kumulatif digunakan sebagai salah
FORMASI satu syarat untuk kenaikan pangkat
dan/atau kenaikan jabatan.
AK TAHUNAN Peneliti Ahli Utama
 HKM wajib dipenuhi dalam setiap
HASIL KERJA periode dalam satu jenjang, @4
AK TAHUNAN MINIMAL (HKM)
UJI Peneliti Ahli Madya tahun.
AK TAHUNAN KOMPETENSI  HKM kenaikan jenjang sesuai dengan
AK KUMULATIF Peneliti Ahli Muda
HKM pada jenjang yang dituju.
AK TAHUNAN
Peneliti Ahli Pertama
MAJELIS ASESOR, TIM ASESOR, DAN TP2U
Pimpinan Unit Kerja Pejabat yang Berwenang
Penetapan
Majelis Asesor Instansi Majelis Asesor Pusat

Pertama Muda Madya Utama


Angka Kredit Tahunan

Kenaikan Kenaikan Kenaikan Kenaikan


Pangkat Pangkat Pangkat Portofolio
Pangkat

Kenaikan Jenjang Jabatan 1. Portofolio,


2. Presentasi,
3. Wawancara

Angka Kredit Kumulatif Persyaratan Angka Kredit

TP2U Tim Asesor Penilaian


TUJUAN SERTIFIKASI ASESOR

Memberikan pengakuan serta bukti tertulis


bahwa asesor yang namanya tertera pada
sertifikat telah memenuhi seluruh persyaratan
yang telah ditetapkan. Sertifikat ini sebagai dasar
kewenangan bagi asesor untuk melaksanakan
proses uji kompetensi.
PERSYARATAN TIM ASESOR

1. Memiliki keahlian serta kemampuan untuk menilai kinerja


Peneliti.
2. Mempunyai kemampuan ilmiah untuk menilai secara
obyektif kegiatan Penelitian, Pengembangan, dan/atau
Pengkajian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
3. Mempunyai integritas ilmiah yang baik
4. Dapat secara aktif melakukan penilaian kinerja, dan
5. Telah memiliki sertifikat sebagai asesor
KRITERIA KELULUSAN ASESOR

1. Mengikuti keseluruhan rangkaian pelatihan dan uji


kompetensi/sertifikasi Asesor
2. Nilai hasil ujian lebih dari 2.5 dari skala 5
3. Mampu melakukan praktek penilaian uji kompetensi
melalui E-peneliti
UJI KOMPETENSI
 Uji Kompetensi diselenggarakan oleh:
 Instansi Pembina JFP untuk jenjang Peneliti Ahli Utama dan
Peneliti Ahli Madya,
 Instansi Pusat atau Instansi Daerah untuk Peneliti Ahli Muda dan
Peneliti Ahli Pertama.
 Persyaratan melaksanakan presentasi dan wawancara, dikecualikan
bagi Peneliti yang naik pangkat golongan dalam satu jenjang 
Hanya uji portofolio
 Seorang peneliti yang dinyatakan tidak lulus Uji Kompetensi dapat
diusulkan kembali untuk mengikuti Uji Kompetensi.
CONTRIBUTORSHIP vs
AUTHORSHIP
Fig. 4 Informational advantages of author order and contribution statements.

Henry Sauermann, and Carolin Haeussler Sci Adv


2017;3:e1700404
Copyright © 2017 The Authors, some rights reserved; exclusive licensee American Association
for the Advancement of Science. No claim to original U.S. Government Works. Distributed
under a Creative Commons Attribution NonCommercial License 4.0 (CC BY-NC).
AK KEGIATAN KOLABORASI

BUKTI KONTRIBUSI:
KONTRIBUTOR UTAMA 60% DIBAGI SELURUH
KONTRIBUTOR  Tercantum jelas dalam dokumen butir
kegiatan terkait/kelaziman komunitas ilmiah
atau
 Surat pernyataan yang menyatakan 1
(satu) atau lebih kontributor sebagai
kontributor utama, dan selebihnya
KONTRIBUTOR DIBAGI SELURUH (bila ada) sebagai kontributor
40% MINIMAL 5 % anggota.
ANGGOTA KONTRIBUTOR
DARI TOTAL
AK * Surat pernyataan wajib ditandatangani
oleh 50%+1 (lima puluh persen ditambah
satu) orang dari anggota kontributor, atau
oleh juru bicara resmi kolaborasi yang resmi
SEMUA KONTRIBUTOR DIBAGI SELURUH ditunjuk oleh instansi yang berwenang.
100% * Dalam hal tidak ada surat pernyataan,
UTAMA/ANGGOTA KONTRIBUTOR
seluruh kontributor dianggap sebagai
kontributor anggota.
• status kontributor untuk kegiatan kolaborasi dinilai
berdasarkan peran kontribusi Peneliti (contributorship)
dalam suatu butir kegiatan;
• untuk publikasi ilmiah, status kontributor bukan berdasarkan
urutan penulisnya (authorship) dan corresponding author
tidak dapat dijadikan bukti sebagai kontributor utama; dan
• dalam hal jumlah kontributor (utama/anggota) tidak tertulis,
maka seluruh anggota dianggap memiliki status kontributor
anggota.
THE MAIN CONTRIBUTOR
(bila hanya sendiri dari sejumlah
authors)
KONTRIBUTOR UTAMA
CONTRIBUTED EQUALLY
(bila lebih dari satu author
berkontribusi sama besar)

KONTRIBUTOR ANGGOTA SUPPORTING CONTRIBUTOR


Contribution statement
VISIBILITY SIAPA Yang Harus
bertanggung jawab, dirujuk

VISIBILITY SIAPA SAJA yang


SETARA dalam kegiatan
Dilakukan perhitungan jumlah kontribusi di
setiap phase proses, 50% terlibat (dari 5 Dilakukan perhitungan jumlah kontribusi di
phase) : setiap phase proportional 50% terlibat
ZL: 5; WFY: 1; YMS: 4; FXW: 2; ZJL: 1 (dari 5 phase) :
DZL: 2; LMG: 4; XH: 4; KSB: 2
SURAT PERNYATAAN

• Yang bertanda tangan dibawah ini kami menyatakan bahwa


publikasi ilmiah bersama dengan judul : Yulianto, K. Ismadi, G.K
Sasmita & J. Simultan. 2015. Pengembangan satwa untuk tujuan
sumber protein. J. Pertanian & Peternakan VII: 123-145.,
kedudukan Y, KI dan GKS adalah sebagai kontributor utama.
• Demikian Surat Pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya.
Bogor, 13 Juli 2019
Yang menyatakan (dalam surat masing-masing atau disatukan)

• Yulianto, K. Ismadi, G.K Sasmita & J. Simultan


ETIKA PENELITI
• UU no.5/2014 tentang ASN,yang diturunkan dalam PP No.11/2017 tentang
Manajemen PNS
• paragraf 15
• pasal 101 (1) mewajibkan setiap Jabatan Fungsional memiliki satu organisasi profesi.
• Pasal 101 (2) Setiap pejabat fungsional wajib menjadi anggota organisasi profesi JF
• Tugas pokok dari setiap organisasi profesi (Pasal 101 (5)):
• a) menyusun kode etik dan kode perilaku profesi;
• (b). memberikan advokasi; dan
• (c). memeriksa dan memberikan rekomendasi atas pelanggaran kode etik dan kode
perilaku profesi.
Keputusan Kepala LIPI No 171/M/2018 tentang KODE ETIKA
Himpunan Peneliti Indonesia sebagai PENELITI
Organisasi Profesi
KODE PERILAKU
PENELITI

KASUS
PELANGGARAN
ETIKA
JABATAN
FUNGSIONAL
PENELITI
WAJIB
MENJADI
#PP 11/2017 ANGGOTA

Anda mungkin juga menyukai