A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
1. Gambaran Umum
Pencabutan status pandemi global pada Mei 2023 menjadi momentum kembalinya
angka kunjungan wisatawan internasional kembali pada level sebelum pandemi.
Tingginya minat berwisata yang tinggi diikuti dengan perubahan karakter wisatawan
yang menginginkan peningkatan kualitas, keamanan, dan nilai tambah dari sebuah
perjalanan wisata. Destinasi di seluruh dunia dengan gencar melakukan promosi global
untuk menunjukkan daya tarik berbeda yang mereka miliki, hal ini juga perlu dilakukan
oleh Wonderful Indonesia untuk mempertahankan market share dan eksistensinya di
pasar.
Sebagai low hanging fruit dan destinasi yang mature, tentu saja Bali adalah destinasi
penting untuk mendorong kembali jumlah kunjungan wisman ke Indonesia. Tahun ini
selain melanjutkan proses recovery kepariwisataan Bali, Kemenparekraf juga mulai
menjajaki strategi yang berorientasi pariwisata masa depan.
Bali Add-on Destination adalah upaya untuk menggabungkan Bali dengan satu
destinasi baru, yaitu Lombok, Labuan Bajo, dan Yogyakarta, sejalan dengan upaya
mempromosikan 5 Destinasi Super Prioritas. Pemilihan destinasi Add-on tersebut
berdasarkan proximity, serta 3A (accessibility, attraction amenities).
Tujuan dari program Bali Add-on Destination adalah; 1) Menyebarkan wisman Australia
agar tidak terhenti di Bali; 2) Meningkatkan length of stay di destinasi add-on; 3)
Meningkatkan spending per arrival.
Sesuai dengan market insight dari industri pariwisata, pelaksanaan misi penjualan
sebaiknya dilaksanakan dua kali dalam setahun, yaitu di Semester I dan II.
Pelaksanaan direncanakan akan dilakukan dengan skema kolaboraksi berbagai pihak
meliputi pemerintah daerah, asosiasi, dan para pelaku usaha pariwisata di Indonesia.
Selain untuk menghubungkan kembali, menjalin, dan mempererat jejaring dengan
counterparts di Australia dan New Zealand, program atau kegiatan ini dirancang
sedemikian rupa sehingga pertemuan antara pelaku usaha pariwisata di kedua negara
dapat saling memperbarui informasi terkait destinasi, produk wisata, regulasi, dan
informasi lainnya. Tujuan utama kegiatan ini tentu untuk menarik kembali wisatawan
mancanegara asal Australia dan New Zealand untuk kembali mengunjungi Indonesia
di masa depan, tidak hanya Bali, namun destinasi-destinasi utama lainnya. Secara
umum, rangkaian kegiatan ini meliputi speed dating (one-on-one meeting) dengan
contracting manager wholesalers di Australia dan New Zealand, table top meeting,
individual sales call, dan penyebarluasan informasi kepariwisataan Indonesia terkini.
A. Penerima Manfaat
1. Metode Pelaksanaan
2. Waktu Pelaksanaan
C. Pelaksanaan
Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan Misi penjualan Pasar Australia - Oceania adalah
sebagai berikut:
A. Persiapan
Ruang lingkup persiapan adalah sebagai berikut:
a. Melakukan Rapat persiapan dengan pelaku industri dan Dinas Pariwisata
Daerah;
b. Melakukan Rapat persiapan dengan unit teknis terkait di
Kemenparekraf/Baparekraf;
c. Berkoordinasi dengan unit teknis terkait perihal kontribusi aktivasi promosi;
d. Melaksanakan proses pengadaan barang dan jasa;
e. Berkoordinasi dengan penyedia terkait konsep dan aktivitas promosi;
f. Berkoordinasi dengan Direktorat Komunikasi Pemasaran untuk materi
publikasi, dan bahan promosi pariwisata lainnya;
g. Berkoordinasi dengan komite industri dan industri Australia Oceania untuk
proses distribusi undangan;
h. Berkoordinasi dengan perwakilan industri untuk rangkaian acara;
i. Mempersiapkan dokumen administrasi Misi penjualan Pasar Australia -
Oceania.
B. Pelaksanaan
a. PR-ing Handling
v. Cocktail reception
Jamuan makan malam diawali dengan cocktail dan canapes reception
selama 2 jam untuk 100 pax di masing-masing kota pelaksanaan
Misi Penjualan di Pasar Australia dan Oceania.
vi. MC
1 (satu) orang MC sebagai pengatur jalannya acara di masing-masing
kota pelaksanaan Misi Penjualan di Australia dan Oceania. Diutamakan
native, memiliki kemampuan public speaking yang baik.
1 (satu) set buku panduan digital terdiri dari informasi perjalanan, kegiatan,
dan informasi penting lainnya untuk masing-masing penyelenggaraan Misi
Penjualan di Australia dan Oceania. Dibuat secara lengkap, menarik dan
compact dalam bentuk digital dan disampaikan kepada delegasi sebelum
keberangkatan.
j. Laporan Kegiatan
1 (satu) set Laporan kegiatan meliputi laporan pelaksanaan, laporan
pertanggungjawaban keuangan, dan foto dokumentasi dan video highlight
kegiatan dengan durasi 3-4 menit.
Dalam kurun waktu selambatnya 7 hari setelah kegiatan berakhir, pelaksana kegiatan
harus menyampaikan laporan pelaksanaan dan laporan keuangan yang memuat
seluruh kegiatan yang dikerjakan disertai foto dokumentasi dalam bentuk buku laporan,
dilengkapi dengan link foto dan video dokumentasi kegiatan.
Matrik Waktu Pelaksanaan kegiatan Misi penjualan Pasar Australia - Oceania sebagai
berikut:
Matrik Waktu Pelaksanaan Misi penjualan Pasar Australia - Oceania (Semester I 2024)
2024
No URAIAN
Januari Februari Maret April Mei Juni
Kegiatan I
1. Persiapan
2. Proses PBJ
3. Pelaksanaan
4. Pelaporan
Matrik Waktu Pelaksanaan Misi penjualan Pasar Australia - Oceania (Semester II 2024)
No URAIAN 2024
Juni Juli Agustus Sept Okt Nov
Kegiatan II
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
3. Pelaporan
Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Hendro Kuswoyo
NIP. 198803032015031003