Anda di halaman 1dari 13

WEBINAR NASIONAL

Efektivitas Kebijakan
Pengembangan Pariwisata
Daerah
di Provinsi Gorontalo

Oleh: M. Syahrullah M.I Polontalo

Kamis, 16 Februari 2023


KONTEKS PENELITIAN

TREND PERSAINGAN

KONFLIK
KEPENTINGAN

LANDASAN HUKUM

Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang


1 Kepariwisataan

PERDA Provinsi Gorontalo Nomor 2 Tahun 2019


2 Tentang Rencana Induk Pembangunan Pariwisata
Daerah Provinsi Gorontalo
KERANGKA KONSEPTUAL
PENELITIAN
INPUT PROSES OUTPUT

•Undang undang No. 10 Tahun Efektivitas Kebijakan Kebijakan Pengembangan


Pengembangan Pariwisata Pariwisata Daerah yang
2009 Tentang Kepariwisataan
•Peraturan Daerah Nomor 2 Daerah Efektif
•Tepat Kebijakan
Tahun 2014 tentang Rencana
•Tepat Pelaksanaan
Induk Pembangunan Pariwisata
•Tepat Target
Daerah Provinsi Gorontalo
•Tepat Lingkungan
•Peraturan Daerah Nomor 2 OUTCOME IMPACT
•Tepat Proses
Tahun 2019 tentang Rencana
Induk Pembangunan Pariwisata Nugroho (2012) 1. Sinergitas aktor
Terwujudnya
Daerah Tahun 2019-2025 yang terlibat dalam
Pengembangan
pengembangan
Pariwisata Daerah
pariwisata
yang Efektif dan 2 .Kebijakan
Terpadu
Pengembangan
Faktor-faktor yang Menentukan Pariwisata Daerah
Efektivitas Kebijakan Pengembangan yang Efektif
Pariwisata Daerah
•Faktor Internal
•Komunikasi BENEFIT
•Kompetensi SDM
•Faktor Eksternal 1 Peningkatan jumlah
•Kepemimpinan & Pengambilan Keputusan wisatawan di daerah
•Konflik Kepentingan 2 Peningkatan PAD di
(Mangkunegara, 2010) sektor pariwisata
3 Peningkatan
kesejahteraan
masyarakat

(Sumber: Diolah Peneliti, 2022)


JUMLAH KUNJUNGAN WISATA DI
GORONTALO,
TAHUN 2019-2022
Capaian Sasaran Meningkatnya Wisatawan Nusantara dan Mancanegara

Indikator Capaia Capaia Capaia Target


Interpretasi
Sasaran n n n RPJMD
Pembangunan 2018 2019 2020 2022
Wisatawan > sudah tercapai/On
Mancanegar 7.937 The Track
a (Orang)
8.532 9.955 1.226 > = Perlu Kerja Keras
< Sulit Tercapai
Wisatawan
Nusantara 962.568 1.003.730 431.468 759.023 >
(Kunjungan
) PERMASALAHAN :

Rata-Rata 1. Rendahnya penyediaan destinasi yang


Lama Tinggal
1,72 1,68 hari 1,55 hari 4 hari < menawarkan produk yang beragam
hari
dan jasa wisata yang handal.

2. Masih rendahnya jaminan kemudahan


akses, kenyamanan, kebersihan dan
keamanan
3. Masihkurangnya ketersediaan
sumber daya manusia
pariwisata
(SDM)
yang berkualitas,
4. Masih rendahnya investasi di usaha
wisata
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo dan Objek Wisata
Penelitian Lombongo sejak bulan februari s.d juli 2022
Pendekatan, Metode, Metode Penelitian kualitatif. Pendekatan Studi Grounded Theory
dan Prosedur
Penelitian
Kehadiran Peneliti Peneliti bertindak sebagai instrument dimana sebagai wisatawan
sekaligus sebagai pengumpul data pada informan.
Teknik dan Prosedur 1. Pemilihan partisipan penelitian (selection of research
Pengumpulan Data participants).
2. Pengumpulan data (data collection).
3. Analisis data (data analysis).
4. Peran dari kerangka pemikiran (the conceptual framework).

Teknik Analisis Data Teknik analisis Model Miles and Huberman. Aktivitas dalam
analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion
drawing/verification.

Pengecekan 1. Triangulasi
Keabsahan Data 2. Menggunakan bahan referensi
3. Melakukan Diseminasi Penelitian (FGD)
PIRAMIDA STATE OF THE ART:
INOVASI
Media Massa Swasta

tah

Perg ggi
erin

Tin
uru
Pem
TRIPLE

an
HELIX

Masyarakat

Promosi Inovasi Komersialisasi

Ada kebaruan dan nilai tambah dalam sesuatu yang dikembangkan


sehingga memberi manfaat ekonomi
dan/atau sosial
PENGEMBANGAN NOVELTY PENELITIAN

 Kasus pengelolaan pariwisata Provinsi Gorontalo


memperlihatkan bahwa proses pengembangan
pariwisata saat ini masih menjadi dominasi
pemerintah. Kritik bahwa pembangunan hanya
menjadi kepentingan pihak tertentu, menyadarkan
pemerintah perlunya collaborative governance yang
transparan, dan melibatkan aktor lainnya.

 Terkait dengan pengembangan pariwisata ke depan,


maka perlu dilakukan kolaborasi, antara pemerintah
dengan masyarakat, investor, akademisi dan media
massa. Agar kebijakan publik berjalan efektif, maka
selain tepat kebijakan, tepat pelaksanaan, tepat
target, tepat lingkungan dan tepat proses harus
ditambahkan satu tepat lagi yakni tepat kolaborasi
karena Partnership kolaborasi merupakan usaha yang
baik sebab mereka menghasilkan outcome yang
diharapkan lebih baik bagi kebijakan.
Proses Tepat Kolaborasi
John, Wenna. 2008. Collaborative governance : A
New Era of Public Policy in Australia?. Australia:
ANU E Press
Ansel and Gash. 2007. Collaborative Governance
in Theory and Practice, Journal of Publict
Administration Research and Theory. Volume 543-
571

Budhi, Made Kembar Sri dkk. 2022. The Recovery Of The Tourism Industry In
Bali Province Through The Penta-Helix Collaboration Strategy In The New
Normal Era. GeoJournal of Tourism and Goesites, Year XV, Vol.4, No.1, 2022
(167-174).
Novianti, Khusnul Rofida. 2021. Maximizing Bali Village Tourism Potential
Using Penta-Helix Model. International Journal of Social and Business,
Vol.5, No.1, Tahun 2021 (86-92)
Hakim, Muhammad Alfan. 2022. Strategi Pentahelix Pada Perencanaan
Pariwisata di Desa Hegarmukti, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Destinesia Jurnal Hospitaliti & Pariwisata, Vol.4, No.1, September 2022 (33-
41).
Purnomo, Eko Priyo dkk. 2021. Penta-Helix Approach As A Strategy To
Recovery Tourism In Bali Due to Covid-19 Pandemic. ICICM 2021, August 12- Sumber: Diolah Peneliti, 2022
14, 2021, Tokyo, Japan.
Enam Tepat Efektivitas
Kebijakan

Tepat kolaborasi menempati tahap


kelima, hal ini dengan alasan bahwa
sebelum tahapan tepat proses yang
merangkum tahapan efektivitas kebijakan
secara keseluruhan, maka perlu untuk
memastikan tahapan tepat kolaborasi
telah tercapai, karena berdasarkan data
empiris, lemahnya kolaborasi dari peran
aktor pelaksana kebijakan menjadikan
seluruh proses kebijakan tidak dapat
berjalan dengan efektif.
Sumber: Diolah Peneliti, 2022
SARAN

REVISI
DIGITALISASI
LEMBAGA INDEPENDEN
KERJASAMA
KOMPETENSI SDM
KESEPAKATAN
TERIMA
KASIH
Tak ada ilmu yang didapat
tanpa adab yang mendahului...

Anda mungkin juga menyukai