Anda di halaman 1dari 56

BAHAN KEBIJAKAN

PEMBANGUNAN DAERAH
2021 TAHUN 2023

Disampaikan oleh:
Kepala Bappeda
Outline

01 Penyusunan RKPD
Tahun 2023

Evaluasi Kinerja
02
04

03 Arah Kebijakan
Tahun 2023

04
Penyusunan RKPD
01 Tahun 2023
Penyusunan RKPD DIY Tahun 2023

Memperhatikan....

02 03

01
04

RPJP DIY 2005- Sinkronisasi Evaluasi Capaian


Prioritas Gubernur
01 2025 02 RPJMN 2020-2024
Penyelarasan dengan 03 RPJMD 2017-2022
Memperhatikan
04 Memperhatikan
Menuju
arah kebijakan capaian sasaran arahan Gubernur
pencapaian visi
nasional, terutama dan program terkait
Jogja 2025
target kewilayahan RPJMD kebijakan/agenda
untuk DIY prioritas
02 Evaluasi Kinerja
DUKUNGAN CAPAIAN RPJPD 2005-2025

• Dikuatkan melalui BUDAYA MARITIM


KATA KUNCI : Peradaban Baru; • Papat Mulia  menjadi Panca Mulia; dimaksudkan
Bermartabat, Berbudaya, Mandiri, & untuk mewujudkan manusia yang bermartabat dan
wilayah terkemuka di ASIA TENGGARA
Sejahtera

RENAISANS (2012 – 2017) ABAD SAMUDERA HINDIA (2017-2022)


“Among Tani Dagang Layar”

VISI RPJPD
Mewujudkan DIY sebagai pusat pendidikan, budaya,
dan daerah tujuan wisata terkemuka di Asia
Tenggara dalam Lingkungan Masyarakat yang maju
mandiri dan sejahtera
Pendidikan (Skor Programme for International Student Assessment (PISA))

7
Kebudayaan
10 Besar Indeks Pembangunan Kebudayaan
Indeks Pembangunan
53.74
Kebudayaan
Nasional

DKI Jakarta 54.67

Sulawesi Utara 56.02

DIMENSI Ekonomi Budaya Jawa Timur 56.66

PENGUKURAN
Pendidikan Riau 57.47

Ketahanan
Kepulauan Riau 58.83
SosBud
Warisan Budaya Nusa Tenggara Barat 59.92

Bengkulu 59.95
Ekspresi Budaya
Jawa Tengah 60.05
Budaya Literasi
Gender Bali 65.39

D.I. Yogyakarta
8
73.79

0 10 20 30 40 50 60 70 80
Destinasi Pariwisata Teratas di Dunia Berdasarkan Pencarian

16
Berdasarkan jumlah penyebutan pada lima Daerah Tujuan Wisata Populer di
14 website di halaman pertama mesin pencarian, Indonesia Berdasarkan Pencarian
negara tujuan utama wisata dunia:
12
1. Amerika Serikat
10 2. Italia
Indonesia 3. Prancis
8
4. Thailand
6
5. Inggris
4 6. Australia
2
7. Indonesia
0

USA Italy France Thailand UK Australia


Indonesia Spain Turkey Greece India Peru
U.A.E. Cambodia Czech Republic Egypt Hong Kong Japan
New Zealand South Africa Argentina Bora Bora Canada China
Hungary Jordan Korea Maldives Morocco Netherland
Russia Singapore Switzerland Vietnam Antarctica Barbados DIY belum masuk sebagai daerah
Bhutan Brazil Chile Colombia Congo Costa Rica
Croatia Cuba Denmark Fiji Iceland Ireland tujuan wisata populer
Malaysia Mauritius Myanmar Nepal Portugal Scotland
Seychelles tanzania

Sumber:
BPPSD DIY, 2021
Peningkatan Kemuliaan Martabat Manusia Jogja
Dalam Visi-Misi-Tujuan-Indikator Tujuan

MISI 1 : Meningkatkan Kualitas TUJUAN 1 :


Hidup, Kehidupan Dan Meningkatnya kualitas hidup,
Penghidupan Masyarakat Yang kehidupan dan penghidupan
masyarakat dengan tatanan sosial
Berkeadilan Dan Berkeadaban
yang menjamin kebhinekaan serta
Visi Gubernur DIY RPJMD mampu menjaga dan
mengembangkan budaya Yogyakarta
DIY 2017-2022
“Terwujudnya Angka Inclusive Growth Index (IGI ) dari
Peningkatan Kemuliaan (5,59) (2016) menjadi 6,2 (2022)

Martabat Manusia Jogja”


TUJUAN 2 :
MISI 2 : Mewujudkan Tata Kelola Terwujudnya reformasi Tata Kelola
Pemerintahan yang Demokratis Pemerintahan yang baik (good
governance)
Indeks Reformasi Birokrasi dengan nilai
73,07 (BB) dalam kategori baik (2016)
menjadi Sangat Baik dengan nilai 76 (A)
(2022).
Inclusive Growth Index (IGI), 2020

Inclusive Growth Index


(IGI) Tahun 2020 D.I.
Yogyakarta tercatat
sebesar 6,1. Angka ini
tercatat di atas rata-rata
nasional sebesar 5,52.

Secara nasional, D.I.


Yogyakarta berada pada
posisi ketiga di bawah DKI
Jakarta (7,18) dan
Kepulauan Riau (6,16).

Target akhir RPJMD


(2022) : 6,2

Sumber : Kementerian PPN/Bappenas


Indeks Reformasi Birokrasi DIY, 2020

2020
Indeks Reformasi Birokrasi DIY Tahun 81,08 (A)
2020 sebesar 81,08, merupakan nilai
tertinggi nasional. 2019
Capaian nilai RB tersebut telah 80,02 (A)
melampaui target RB di RPJMD yaitu
sebesar 76 (A) pada tahun 2022.
2018
Target akhir RPJMD (2022) : 76 (A) 78,29 (BB)
2017
76,73 (BB)
Capaian Kinerja Sasaran Pemda Capaian 2021: 29%
Capaian 2020: 57,1% sasaran sasaran tidak tercapai
tidak tercapai

LKPJ Gub 2018: 28% sasaran


Analisa Jogjakendali: 15%
sd. 2018 tidak tercapai Capaian 2019:
tujuan dan sasaran sd 2017
tdk tercapai 21% sasaran
tidak tercapai

Analisa Jogjakendali: 23%


tujuan dan sasaran sd.
2014 tidak tercapai

Review RPJMD 2009-2013:


28,19% tujuan dan sasaran Proyeksi
sd. 2011/2012 tidak tercapai Ketidaktercapaian
2021:
1. IPM
Evaluasi RENSTRADA 2004- 2. Indeks Gini
2008: 27,12% tujuan dan 3. Pertumbuhan
sasaran tidak tercapai Ekonomi
4. IKLH

2004
2004 2005 2006 2007 2008
2008 2009 2010 2011 2012
2012 2013 2014
2014 2015 2017
2016 2017
2018 2018 2019 2020 2021
2019 2020 2021
Arah Kebijakan
03 Tahun 2023
Arah Kebijakan
dalam RPJPD
PENEKANAN TAHAP IV (2020-2025)
Penekanan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah DIY Tahun 2005-2025 tahapan Tahun
IV (2020-2025) adalah :
“penguatan upaya pencapaian keunggulan daerah melalui sarana-sarana pendukung
lanjut, penguatan orientasi kompetisi pada pembangunan SDM unggul, serta ekspansi
perekonomian dan industri berbasis keunggulan daerah yang didukung dengan
ketersediaan energi.”
Fokus pelaksanaan pembangunan tersebut, diinisiasi melalui ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN yang meliputi :
1. Mewujudkan pendidikan berkualitas, berdaya saing, dan akuntabel yang didukung oleh sumber daya pendidikan
yang handal;
2. Mewujudkan budaya adiluhung yang didukung dengan konsep, pengetahuan budaya, pelestarian dan
pengembangan hasil budaya, serta nilai-nilai budaya secara berkesinambungan;
3. Mewujudkan kepariwisataan yang kreatif dan inovatif;
4. Mewujudkan sosiokultural dan sosioekonomi yang inovatif, berbasis pada kearifan budaya lokal, ilmu
pengetahuan dan teknologi bagi kemajuan, kemandirian, dan kesejahteraan rakyat.
Kondisi yang Diharapkan...
 Pendidikan : pusat unggulan pendidikan di Asia Tenggara, knowledge society,
penghasil SDM berkualitas, standar pendidikan internasional, riset unggulan, Gerakan
peduli pendidikan, pendidikan kebencanaan, sehat dan berpendidikan
 Budaya adiluhung : masyarakat DIY yang menjunjung tinggi nilai luhur kemanusiaan
dan budaya, pelestarian kawasan budaya dan benda cagar budaya
 Pariwisata inovatif dan kreatif : MICE, kebijakan pariwisata menyeluruh dan terpadu,
peran serta masyarakat dan komunitas, paket wisata terpadu antar obyek dan wilayah
 Sosiokultural dan sosioekonomi : tanggap masalah sosial, pola hidup sehat, tenaga
kerja berkualitas, transmigrasi, keterwakilan perempuan, struktur ruang dan
infrastruktur yang mantap, budaya berkerajinan, petani yang berdayasaing,
kelembagaan yang dialogis
Arah Kebijakan
Pemerintah Pusat
untuk DIY Tahun 2023
Kebijakan Penyusunan Dokumen Perencanaan 2023-2026

Waktu Penetapan
Minggu I Maret 2022
ARAHAN PUSAT ISU STRATEGIS PROVINSI DIY 2023*
Masih Kurangnya infrastruktur layanan dasar
tingginya
angka Kurangnya kualitas layanan kesehatan bagi masyarakat miskin
kemiskinan
di perdesaan Masih rendahnya pemerataan penanganan terhadap PMKS

Kurangnya Kurangnya konektivitas antarwilayah


akses
layanan
Belum meratanya akses koneksi internet
infrastruktur
ekonomi
Kurangnya infrastruktur pengelolaan sampah

Kurangnya kompetensi dalam penggunaan teknologi


Masih
rendahnya
Tingginya ketergantungan UMKM terhadap sektor pariwisata
produktivitas
UMKM
Kendala pemasaran dan pembiayaan
*) Keterangan: Berdasarkan kajian internal
Direktorat Regional I Kementerian PPN/Bappenas,
bersifat sementara
KEBIJAKAN DANA KEISTIMEWAAN DIY TA 2023
Memperkuat proses perencanaan penyusunan program dan kegiatan Dana
Keistimewaan:
1. Sinergi rencana program dan kegiatan Dana Keistimewaan dengan Prioritas
Nasional;
2. Program dan kegiatan Dana Keistimewaan fokus untuk peningkatan
perekonomian dan kesejahteraan masyarakat dengan pencapaian output yang
terukur setiap tahun;
3. Meningkatkan pemerataan pembangunan antar wilayah di Provinsi DI
Yogyakarta;
4. Perencanaan program dan Kegiatan Dana Keistimewaan mengacu kepada
Rencana Induk yang memuat target dan progress masing-masing
program/kegiatan.
Sumber: DJPK Kemenkeu RI
Arahan
Gubernur pada
Kick Off Meeting
ARAH PEMBANGUNAN 2022-2027

RENAISANS (2012 – 2017)


“Among Tani Dagang Layar”

PEMANFAATAN REFORMASI
TEKNOLOGI TERBATAS
INFORMASI KALURAHAN

ABAD SAMUDERA HINDIA (2017-2022) 2022-2027


FOKUS PADA WILAYAH
SELATAN
• Budaya sebagai mainstreaming dalam pembangunan
di DIY

• Digitalisasi yang bermakna berarti pemanfaatan


instrumen teknologi untuk membangun kemartabatan
manusia

• Kolaborasi lintas sektor/silang manajemen

 Mewujudkan Birokrasi yang Cepat (Agile) dan Tepat


Melayani
DAFTAR PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN
KEPUTUSAN GUBERNUR NOMOR 353/KEP/2021 TENTANG PROGRAM
PRIORITAS PEMBANGUNAN
Program Pembangunan Infrastruktur Program Penataan/Pengembangan Kawasan Program Strategis Lainnya
Prioritas Prioritas Yang Diprioritaskan
1. Pembangunan Jalan Temon- 1. Penataan Kawasan Karaton 1. Pengembangan
Borobudur 2. Penataan Kawasan Sumbu Filosofi Jogjakarta Smart
2. Pembangunan Jalan Prambanan - 3. Penataan Kawasan Puro Pakualaman Province
Gading 4. Pengembangan Kawasan Perkotaan 2. Pengembangan
Yogyakarta Jogjakarta Agro Park
3. Pembangunan dan Pengembangan
5. Pengembangan Kawasan Pantai Samas – (JAP)
TPA Regional Piyungan
Parangtritis
4. a. Pembangunan SPAM Regional 6. Pengembangan Kawasan Pantai Selatan DIY
Kamijoro 7. Pengembangan Kawasan Perbukitan
b. Pembangunan SPAM Regional Menoreh
Kartamantul 8. Pengembangan Kawasan Aerotropolis di
c. Pembangunan SPAM Regional dari Kulon Progo
Bendungan Bener 9. Pengembangan Kawasan Stasiun Tugu
5. Penyelesaian Pembangunan 10. Penataan dan Pengembangan Kawasan
Pelabuhan Tanjung Adikarto Strategis Nasional Merapi
BAPPEDA DIY

26
LAMPIRAN
ARAH KEBIJAKAN BIDANG
PEMERINTAHAN DAN ADMINISTRASI
UMUM
ARAH KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAN ADMINISTRASI UMUM
TAHUN 2023
Isu Strategis Kondisi yang Diharapkan Kebijakan 2023
Penyelenggaraan kerja sama, Akselerasi pencapaian visi Pembangunan Evaluasi secara menyeluruh dan
baik kerja sama Jangka Panjang DIY (sebagaimana RPJPD DIY reorientasi semua kerjasama guna
penyelenggaraan urusan 2005-2025). mendukung akselerasi pencapaian visi
maupun kerja sama daerah
Terdapat penekanan indikatif sasaran pada pembangunan jangka panjang DIY;
belum berjalan secara optimal.
periode ke-4 RPJPD DIY (2021-2025), yakni: Pemantapan kapasitas jaringan
• penguatan upaya pencapaian keunggulan kerjasama untuk akselerasi pencapaian
daerah melalui sarana-sarana pendukung visi pembangunan jangka panjang DIY
lanjut, penguatan orientasi kompetisi pada melalui dukungan adopsi dan
pembangunan SDM unggul, serta ekspansi pemanfaatan teknologi informasi.
perekonomian dan industri berbasis
keunggulan daerah yang didukung
dengan ketersediaan energi;
• Mewujudkan pendidikan berkualitas,
berdaya saing, dan akuntabel yang
didukung oleh sumberdaya pendidikan
yang handal.
Isu Strategis Kondisi yang Diharapkan Kebijakan 2023
Tata kelola data yang • Terwujudnya satu data • Peningkatan kinerja Forum Satu Data
berkualitas (valid, pembangunan di DIY Pembangunan DIY sebagaimana mandat
terintegrasi, terbarahui • Kepemilikan data kependudukan Perpres 39/2019 tentang Satu Data
secara kontinyu, memiliki bagi seluruh warga, tanpa kecuali. Indonesia dan Pergub 3/2020 tentang Satu
inter-operabilitas, mudah Data Pembangunan.
diakses) sebagai dasar • Data Kependudukan yang
berkualitas sebagai dasar • Pendataan penduduk rentan adminduk
pengambilan kebijakan dan secara berkelanjutan dan memfasilitasi
perencanaan pembangunan penentuan kelompok sasaran dan
sekaligus pemenuhan hak-hak mereka agar memiliki dokumen
perlu ditingkatkan. kependudukan dan tercatat di database
dasar warga.
kependudukan.
• Pendayagunaan database kependudukan
sebagai sumber verifikasi dan validasi untuk
penyelenggaraan program bantuan sosial
bagi penduduk miskin, serta pemenuhan
hak-hak dasar warga.

Pemenuhan hak-hak dasar Akselerasi pemenuhan hak-hak dasar Peningkatan koordinasi perencanaan,
warga sebagaimana mandat warga sebagaimana mandat dalam pelaksanaan, monitoring/pengendalian, dan
dalam SPM (Standar SPM (terkait penyelenggaraan urusan evaluasi pelaksanaan SPM; termasuk koordinasi
Pelayanan Minimal) belum wajib layanan dasar) di DIY. dan sinerginya bersama Kabupaten dan Kota
cukup terintegrasi. serta partisipasi unsur non-Pemerintah (CSR,
potensi LAZ, filantropi, dll).
Isu Strategis Kondisi yang Diharapkan Kebijakan 2023
Pembangunan wilayah perbatasan a) meningkatkan Pelayanan Dasar di Wilayah Aktivasi Tim Pembangunan Wilayah Perbatasan
sangat diperlukan guna meningkatkan Perbatasan; (mandat Pasal 13 ayat (2) Perda 3/2020)
pemberian pelayanan dasar serta b) meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Koordinasi dan selaraskan penyusunan rencana
peningkatan kesejahteraan masyarakat Wilayah Perbatasan melalui koordinasi, dan program kerja Pembangunan Wilayah
di wilayah perbatasan. fasilitasi, pembinaan, dan penyelarasan Perbatasan, termasuk penataan administrasi
pembangunan; batas daerah;
c) meningkatkan keadilan penyelenggaraan Koordinasikan penyusunan program prioritas
pembangunan bagi masyarakat di Wilayah dalam rangka pelaksanaan Pembangunan
Perbatasan; Wilayah Perbatasan;
d) meningkatkan tertib administrasi perbatasan, Koordinasikan mobilisasi sumber dana, sarana,
mengembangkan sistem informasi dan daya dalam rangka pelaksanaan
manajemen perbatasan, serta pembuatan Pembangunan Wilayah Perbatasan.
dan pemeliharaan penanda perbatasan; dan
e) meningkatkan kuantitas dan kualitas kerja
sama daerah dalam pengelolaan dan
pembangunan di Wilayah Perbatasan.
(Pasal 3, Perda 3/2020 tentang Pembangunan
Wilayah Perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta)

Pelayanan Publik masih kerap diwarnai Pelayanan Publik yang berkualitas masih perlu • Akselerasi pemenuhan standar layanan
dengan aneka komplain dari warga. ditingkatkan. sebagaimana mandat UU 25/2009 tentang
Misalnya, berdasar rilis dari Lembaga Pelayanan Publik.
Ombudsman DIY, selama periode 2018- • Integrasikan kanal aduan pelayanan publik
2021 LO DIY menangani sejumlah 390 dan percepat mekanisme complain handling
aduan dan 732 konsultasi. system.
(sumber:
https://ombudsman.jogjaprov.go.id/press-release- • Manfaatkan teknologi informasi, termasuk
kinerja-lembaga-ombudsman-diy-tahun-2020/) big data mining sebagai akselerasi pelayanan
publik yang responsif dan humanis.
Isu Strategis Kondisi yang Diharapkan Kebijakan 2023
Reformasi Birokrasi masih perlu lebih Ultimate goal dari Reformasi Birokrasi • Fokuskan reformasi birokrasi pada upaya menuju
dimantapkan adalah pelayanan publik yang prima dan birokrasi kelas dunia; antara lain penyederhanaan
kesejahteraan masyarakat. Hal ini birokrasi, penyederhanaan kebijakan/regulasi,
termaktub dalam phrase visi transformasi SDM aparatur serta transformasi
pembangunan jangka panjang DIY digital dalam tata kelola pemerintahan dan
(RPJPD DIY 2020-2025). Lingkungan pelayanan publik.
masyarakat yang maju, mandiri dan • Buka dan perluas partisipasi serta kolaborasi
sejahtera yang ditandai dengan: penyelenggaraan kepemerintahan (governance)
a. Terselenggarakannya pemerintahan dari unsur pentaheliks lainnya (masyarakat, dunia
yang profesional, demokratis, usaha, akademisi, dan media massa).
transparan, akuntabel, dan • Tingkatkan kualitas pelaksanaan
berlandaskan supremasi hukum. program/kegiatan/subkegiatan, antara lain
b. Terciptanya kelembagaan sosial, dengan kolaborasi lintas sektor dan inovasi
politik, hukum dan ekonomi yang pelaksanaan, guna mendukung capaian outcome.
mantap.

Reformasi Birokrasi secara terbatas pada Kalurahan sebagai avant garde • Peningkatan Kapasitas SDM Aparatur
Pemerintah Kalurahan pembangunan dan pelayanan warga. Pemerintahan Kalurahan secara sistematis dan
terpadu.
• Percepatan transformasi digital dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Kalurahan
sebagai salah satu quick wins Reformasi Birokrasi
Kalurahan.
• Integrasi/interkoneksi berbagai aplikasi yang ada
di Kalurahan dan/atau yang menyasar ke
Kalurahan.
• Pelatihan speechwriting bagi aparat desa
Isu Strategis Kondisi yang Diharapkan Kebijakan 2023
Pemanfaatan Teknologi Informasi Teknologi informasi dan komunikasi • Perlu membangun pemerintahan
dalam Kepemerintahan (Governance) merupakan sarana yang sangat penting berbasis data yang terintegrasi dan
dan Pelayanan Publik. dalam penyelenggaraan pemerintahan kolaboratif.
daerah yang transparan, akuntabel, • Akselerasi integrasi data, komunikasi
efektif, efisien, dan partisipatif guna data, integrasi infrastruktur, dan
memberikan pelayanan publik yang integrasi aplikasi.
cepat, tepat, dan terjangkau masyarakat.
Penyelenggaraan pemerintahan dan • Akselerasi adopsi dan pemanfaatan TIK
pemberdayaan masyarakat perlu dalam proses internal kepemerintahan
memanfaatkan teknologi informasi guna seperti manajemen dokumen
mendukung peningkatan kualitas elektronik, administrasi keuangan, dan
pelayanan kepada Masyarakat. administrasi kepegawaian.
(Perda 3/2019 tentang Pengelolaan dan • Peningkatan kapasitas SDM dalam
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan pengelolaan TIK untuk mendukung
Komunikasi) ketugasan sehari-hari.
ARAH KEBIJAKAN BIDANG
PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN
ARAH KEBIJAKAN BIDANG BIDANG PEREKONOMIAN DAN
PEMBANGUNAN TAHUN 2023
Kondisi Yang Kondisi Existing Kebijakan 2023
Diharapkan
Pariwisata : Daerah Tujuan Wisata  Length of stay (los) masih rendah a. Pengembangan kepariwisataan yang berkelanjutan (sustainable
Terkemuka di  Masih rendahnya spending tourism) yang berorientasi pada pariwisata berkualitas (quality
Asia Tenggara yang ditandai dengan: money wisatawan tourism), inklusif, dan berbasis nilai tambah (value-added principles).
a. Munculnya berbagai inovasi  Citra Pariwisata DIY menurun b. Peningkatan daya saing destinasi dengan meningkatkan standar
penciptaan berbagai jenis  Keinginan untuk berwisata kualitas daya tarik wisata, aksesibilitas dan amenitas yang befokus
produk wisata menurun - Propensity to Travel, pada kawasan pariwisata prioritas dan wilayah bagian selatan DIY.
b. Tersedianya fasilitas pendukung yang diakibatkan oleh Pandemi c. Pengembangan kepariwisataan berbasis masyarakat yang kreatif,
Obyek dan Daya Tarik Wisata COVID-19. inovatif, dan resiliens dengan mendorong pengembangan desa/
(ODTW) yang handal  Wisatawan Domestik kampung wisata kreatif dan desa wisata agro.
c. Meningkatnya kualitas paket mendominasi kunjungan Wisata d. Pengembangan sinergi pariwisata dan ekonomi kreatif dalam
wisata yang variatif baik yang di DIY bentuk pemaketan wisata yang kreatif, penyelenggaraan event dan
dikelola secara sinergis dan  Sejumlah usaha di sektor festival berkelas dunia serta produk ikutan pariwisata (souvenir,
terintegrasi antara pemerintah pariwisata tutup permanen dan oleh-oleh, dll) yang berkualitas.
dan atau oleh pelaku wisata sementara e. Pengembangan ekosistem digital pariwisata dengan mendorong
d. Meningkatnya kunjungan  Pengelolaan dan pengembangan transformasi digital usaha dan jasa pariwisata.
wisatawan baik nusantara produk ekraf belum terintegrasi f. Pengembangan SDM kepariwisataan DIY yang berwawasan
maupun mancanegara dengan pengembangan sustainability, kreatif, dan berdaya saing.
e. Meningkatnya kesejahteraan pariwisata g. Pengembangan pemasaran pariwisata yang tepat sasaran, kreatif,
masyarakat lokal sekitar potensi mengoptimalkan teknologi digital dan sinergis dengan pemangku
ODTW kepentingan pariwisata.
h. Peningkatan daya saing industri pariwisata dengan mendorong
kredibilitas bisnis, kemitraan dan tanggung jawab lingkungan.
i. Peningkatan peran swasta dan kemitraan Pentahelix dalam rangka
pengembangan kepariwisataan DIY yang kreatif, inovatif dan
berdaya saing termasuk di dalamnya pengembangan yang terpadu
dalam bidang Trade, Tourism, and Investment (TTI).
Kondisi Yang Diharapkan Kondisi Existing Kebijakan 2023

 Ketahanan Ekonomi untuk • Kesenjangan wilayah a. Pengembangan investasi di wilayah selatan


Pertumbuhan Berkualitas dan • Kesenjangan dengan mempersiapkan/ memperbanyak
Berkeadilan pendapatan IPRO (Investment Project Ready to Over) dan
 Pengembangan Wilayah untuk land banking untuk investasi
Mengurangi Kesenjangan (koridor b. Pengembangan perikanan tangkap di wilayah
pemerataan di wilayah selatan) selatan melalui Pembangunan lanjutan PPI
Gesing, Pengembangan dan penataan sarana
penangkapan ikan di PPP Sadeng dan
penyelesaian penggabungan aset di PPP
Tanjung Adikarto
c. Pengembangan Desa Maritim
d. Perluasan kesempatan kerja sektor informal
untuk pemenuhan lapangan pekerjaan bagi
angkatan kerja DIY
e. Penyelenggaraan pelatihan kerja kejuruan
unggulan dan dapat mendukung ekonomi
kreatif (fashion, food & beverage dan teknologi
digital).
f. Meningkatkan jumlah angkatan kerja yang
tersertifikasi
g. Integrasi Koperasi dan UMKM dalam rantai
pasok (hulu-hilir)
Kondisi Yang Kondisi Existing Kebijakan 2023
Diharapkan
Pencapaian indikator kinerja  Pertumbuhan Ekonomi pada a. Mendorong terwujudnya Kawasan Industri dan Kawasan Peruntukan Industri yang
utama Gubernur : triwulan 3 tahun 2021 termanfaatkan secara optimal oleh pelaku usaha industri
a. Pertumbuhan Ekonomi sebesar 2,3% b. Memperbanyak IPRO (Investment Project Ready to Over)
b. Indeks Kualitas  Indeks Kualitas Lingkungan c. Percepatan pembentukan regulasi mengenai pengawasan penyelenggaraan perizinan
Lingkungan Hidup (IKLH) Hidup (IKLH) sebesar 61,60 dan penanaman modal
c. Indeks Williamson  Indeks Williamson sampai d. Mendorong tumbuhnya IKM baru melalui pemberian Insentif, peningkatan kapasitas,
dengan triwulan 3 tahun serta pendampingan
2021 sebesar 0,4498 e. Pengembangan Koperasi dan UMKM melalui Koperasi modern
f. Pengembangan Wirausaha Baru melalui Inkubator Bisnis
g. Peningkatan jumlah angkatan kerja yang tersertifikasi
h. Peningkatan kesejahteraan pekerja/buruh melalui harmonisasi hubungan industrial
i. Pengembangan daya saing produk dan Pengembangan jaringan pemasaran
j. Evaluasi Regulasi Perlindungan dan Konversi Lahan Pertanian
k. Optimalisasi akses Pembiayaan, Pemasaran Produk Pertanian dan Agro wisata
l. Optimalisasi keamanan pangan dan kehilangan hasil pertanian
m. Optimalisasi ketersediaan pangan berkelanjutan dan ramah lingkungan
n. Pemenuhan kebutuhan bahan baku industri
o. Mendorong penerapan SNI untuk meningkatkan daya saing produk melalui sosialisasi
dan fasilitasi
p. Fasilitasi HKI bagi pelaku industri
q. Membangun brand image melalui promosi serta mendorong mitra-mitra pemerintahan
untuk memanfaatkan lisensi Co-Branding
r. Peningkatan pemasaran produk DIY melalui fasilitasi promosi, penguatan kapasitas
pelaku usaha perdagangan, dan Pengembangan Free Trade Agreement (FTA) Center DIY
s. Kebijakan stabilisasi untuk menjaga keterjangkauan harga dan ketersediaan pasokan
yang didukung pula dengan kelancaran distribusi
t. Fasilitasi ekspor bagi pelaku usaha
u. Menginisiasi/memprioritaskan kerjasama luar negeri sebagai salah satu cara untuk
mengembangkan ekonomi daerah
Kondisi Yang Kondisi Existing Kebijakan 2023
Diharapkan
 Pemanfaatan IT  Jogja Smart Province a. Transformasi Digital Koperasi dan UMKM
diberbagai sektor  Transformasi Digital melalui Sibakul Jogja melalui Sistem
Koperasi dan UMKM informasi data tunggal
melalui Sibakul Jogja b. Pengembangan Investasi berbasis Ilmu
Pengetahuan (berbasis IT)/ Knowledge
base Economy.
c. Pengembangan sistem/aplikasi (market
place tenaga kerja)
d. Mengenalkan teknologi digital menuju
industry 4.0 pada IKM
e. Penerapan Teknologi budidaya Pertanian
Ramah Lingkungan dan Pengembangan
Potensi Lokal Spesifik
f. Pengembangan SDM yang adaptif
terhadap kemajuan teknologi dan
informasi
Kondisi Yang Kondisi Existing Kebijakan 2023
Diharapkan
Perekonomian Berkelanjutan  Alih fungsi lahan a. Perubahan penggunaan lahan yang berkelanjutan dan
(Ekonomi Hijau) pertanian produktif meningkatkan daya dukung pertanian berkelanjutan
Arah kebijakan yang cukup tinggi b. Perlindungan dan pengendalian konversi lahan pertanian
Pembangunan sector  Menurunnya daya c. Peningkatan aktivitas pariwisata berkelanjutan
strategis DIY diharapkan dukung lahan d. Penyediaan regulasi yang mendukung implementasi
mampu menekankan pada pertanian pariwisata berkelanjutan
pembangunan yang e. Peningkatan kualitas dan inovasi produk dan jasa
berkelanjutan dengan pariwisata berkelanjutan
memperhitungkan f. Pengembangan teknologi industri yang ramah lingkungan
dampaknya terhadap g. Insentif pengembangan bagi perusahaan industri hijau
perubahan kualitas h. Peningkatan kinerja berbagai aspek utama dalam
lingkungan untuk pengelolaan sampah berkelanjutan, peningkatan kinerja
menciptakan pertumbuhan pengelolaan lingkungan hidup, dan peningkatan kinerja
ekonomi hijau. pengelolaan SDA
i. Peningkatan kontribusi nilai tambah industri hijau yang
berkelanjutan terhadap total PDRB sektor industri, dan
meningkatkan pengendalian kualitas lingkungan hidup
j. Merencanakan transportasi massal berkelanjutan dan
ramah lingkungan, beradaptasi dengan isu perubahan
iklim, dan dukungan kebijakan dan perencanaan terhadap
rencana strategis transportasi massal yang berkelanjutan.
k. Pengembangan konservasi terintegrasi lintas sector
l. Mendorong terwujudnya green economy dan green
industry
ARAH KEBIJAKAN BIDANG PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MASYARAKAT
ARAH KEBIJAKAN BIDANG PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA
MASYARAKAT TAHUN 2023
Kondisi Yang Diharapkan Kondisi Existing Kebijakan 2023
Pendidikan: Pusat unggulan 1. Ketimpangan antar wilayah 1. Pemerataan kualitas, akses
Pendidikan di Asia Tenggara, kabupaten/kota di DIY, pendidikan, sarana prasarana,
knowledge society, penghasil terkait Angka Harapan redistribusi guru, dan
SDM berkualitas, standar Lama Sekolah dan Angka penegakkan aturan zonasi
pendidikan internasional, riset Rata-rata Lama Sekolah terutama di daerah-daerah
unggulan, gerakan peduli 2. Belum meratanya kualitas, pinggiran/perbatasan.
pendidikan, pendidikan akses pendidikan, sarana 2. Tata kelola pendidikan dan
kebencanaan, sehat dan prasarana, redistribusi guru relevansi minat bakat, fasilitas
berpendidikan. di daerah-daerah pendidikan, serapan dunia
pinggiran/perbatasan kerja.
3. Belum maksimalnya tata 3. Pembangunan karakter melalui
kelola pendidikan, relevansi pendekatan pembangunan
minat bakat, fasilitas kebudayaan dan keagamaan.
pendidikan, serapan dunia 4. Peningkatan budaya literasi
kerja dengan melaksanakan
Transformasi Perpustakaan
Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS).
Kondisi Yang Kondisi Existing Kebijakan 2023
Diharapkan
Pendidikan: Pusat unggulan 1. Prevalensi kekerasan perempuan 1. Perlindungan perempuan dan anak dari tindak
Pendidikan di Asia Tenggara, dan anak tidak tercapai (IKP OPD) kekerasan
knowledge society, penghasil 2. Keterwakilan perempuan di 2. Penguatan kapasitas kelembagaan pengarusutamaan
SDM berkualitas, standar parlemen dan Badan gender untuk menjamin implementasi
pendidikan internasional, riset
Permusyawaratan Kalurahan, masih pengarusutamaan gender sampai ke level kalurahan
unggulan, gerakan peduli
pendidikan, pendidikan rendah dibawah 20% meskipun 3. Penguatan kapasitas organisasi dan forum layanan
kebencanaan, sehat dan telah ada kebijakan affirmasi pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
berpendidikan. 3. Jumlah Kab/Kota Layak Anak tidak untuk mendukung peningkatan partisipasi
tercapai (IKP Pemda) perempuan dalam politik, ekonomi, pendidikan dan
4. Perlunya pengendalian tingkat sosial budaya
kelahiran penduduk 4. Peningkatan Partisipasi perempuan dalam politik,
5. Perlunya revitalisasi Ketahanan ekonomi, pendidikan dan sosial budaya.
Keluarga. 5. Pengendalian penduduk DIY menuju pertumbuham
6. Partisipasi laki-laki ber-KB masih seimbang
rendah. 6. Pemaduan dan sinkronisasi pembangunan
7. Perubahan komposisi penduduk. kependudukan
8. Tingginya jumlah pasangan usia 7. Penerapan Sistem kewaspadaan dini kependudukan
subur yang tidak ber-kb (kelompok (Early Warning Demographic System)
unmet need) 8. Pendewasaan usia perkawinan
9. Penguatan pemanfaatan data dan informasi
kependudukan
10. Peningkatan partisipasi perempuan dalam proses
demokrasi
Kondisi Yang Diharapkan Kondisi Existing Kebijakan 2023

Koridor Pemerataan Kesenjangan Wilayah Pemerataan pembangunan di


pembangunan di wilayah Kesenjangan antar wilayah bidang pendidikan, kesehatan, dan
selatan kabupaten/kota di DIY, terutama ekonomi yang berpotensi
Bantul, Gunungkidul dan berkembang.
Kulonprogo dengan capaian
indikator bidang pendidikan,
kesehatan, dan ekonomi masih
di bawah rata-rata angka
provinsi..
Kondisi Yang Kondisi Existing Kebijakan 2023
Diharapkan
Pencapaian Indikator Kesenjangan IPM 1. Intervensi untuk meningkatkan Angka
Kinerja Utama : IPM Kesenjangan IPM di DIY dipengaruhi oleh kondisi Harapan Lama Sekolah dan Angka Rata-rata
pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan ekonomi yang Lama Sekolah di Kab. Gunungkidul dan
masih timpang. Kulonprogo:
1. Komponen Pendidikan. Disparitas yang cukup tinggi 2. Peningkatan kemudahan akses penduduk
antar kabupaten/kota di DIY terkait Angka Harapan kedua kabupaten tersebut dalam
Lama Sekolah dan Angka Rata-rata Lama Sekolah melanjutkan sekolah paska lulus SMA/SMK,
a. Harapan Lama Sekolah dengan upaya yang dapat mendorong
Angka Harapan Lama Sekolah (AHLS) di Sleman dan pendirian Perguruan tinggi. Keberadaan
Kota Yogyakarta berada di atas AHLS DIY sedangkan perguruan tinggi diharapkan juga mampu
AHLS Kulonprogo, Bantul dan Gunungkidul berada di mendorong semangat masyarakat untuk
bawah AHLS DIY. Pada tahun 2020 AHLS tertinggi belajar dan mengembangkan diri serta
yaitu di Yogyakarta sebesar 17,43 dan terendah di mendorong perekonomian penduduk sekitar
Gunung Kidul sebesar 14,26. dengan munculnya berbagai kesempatan
a. Rata-rata Lama Sekolah usaha.
Capaian rata-rata lama sekolah tahun 2020 tertinggi
adalah Kota Yogyakarta sebesar 11,46 tahun
sedangkan capaian terendah adalah Kabupaten
Gunungkidul sebesar 7,21 tahun, dengan kata lain
terdapat ketimpangan yang mencolok antara Kota
Yogyakarta yang rata-rata penduduknya
menyelesaikan jenjang pendidikan menengah dengan
Kabupaten Gunungkidul yang rata-rata penduduknya
menyelesaikan pendidikan hanya di tingkat dasar
Kondisi Yang Kondisi Existing Kebijakan 2023
Diharapkan
Pencapaian Indikator Kinerja 1. Komponen Kesehatan. Capaian Angka Harapan Peningkatan Usia Harapan Hidup melalui pendekatan
Utama : IPM Hidup tertinggi dari tahun ke tahun adalah di keluarga sehat:
Kabupaten Kulonprogo, dan terendah dicapai 1. Penguatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
kabupaten Bantul. Di samping itu, DIY masih berada (GERMAS) sehingga Perilaku Hidup Bersih dan
dalam tingkat Keluarga Tidak Sehat (hanya 0,29 atau Sehat (PHBS) menjadi membudaya di masyarakat.
29% yang masuk kriteria keluarga sehat 2. Penguatan pelayanan kesehatan secara kuantitas
maupun kualitas dengan pembinaan maupun
pemenuhan standar.
3. Perlindungan terhadap krisis kesehatan dalam
kondisi bencana atau kejadian luar biasa. (Kesiapan
faskes dalam pre-hospital emergency management
yang ditunjukan dari ketersediaan prosedur sistem
operasi, SDM kesehatan yang kompeten, dan
sarana prasarana pendukung).
2. Komponen Ekonomi
Berdasarkan kajian dari BPS, Kabupaten Sleman Percepatan pemerataan pembangunan ekonomi dengan
dan Kota Yogyakarta meskipun memiliki rata-rata prioritas sektor atau kegiatan ekonomi yang berpotensi
pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata provinsi, berkembang. Wilayah Gunungkidul dan Kulonprogo
namun pengurangan kemiskinan di bawah rata- sebagai fokus perhatian di mana tingkat kemiskinan di
rata provinsi. Sedangkan wilayah Kulonprogo rata- atas rata-rata provinsi.
rata pertumbuhan ekonomi di bawah rata-rata
provinsi dan tingkat pengurangan kemiskinannya
juga di bawah rata-rata provinsi. Pada Maret 2021,
persentase penduduk miskin tertinggi berada di
wilayah Kulonprogo yaitu sebesar 18,01 persen dan
terendah di Kota Yogyakarta sebesar 7,27 persen.
Kondisi Yang Kondisi Existing Kebijakan 2023
Diharapkan
Pencapaian Indikator Kinerja Tingkat Kemiskinan Terkait Masalah Sosial
Utama: Kemiskinan 1. Kemiskinan 1. Peningkatan kesejahteraan sosial melalui
Pada tahun 2019 tingkat kemiskinan di DIY mencapai 11,70%, jaring pengaman sosial (Bansos) kaitanya
angka ini lebih tinggi dari tingkat kemiskinan nasional yang berada dengan pemenuhan kebutuhan dasar bagi
pada angka 9,41%. Pada tahun 2021 tingkat kemiskinan di DIY masyarakat miskin terdampak Pandemi Covid
mengalami kenaikan menjadi 12,80% atau naik sebesar 1,10%. 19, dan UEP PKH Graduasi maupun
2. Perlindungan Anak pengembangan Kelompok Usaha Bersama
Berdasarkan Pemutakhiran Data PMKS Dinas Sosial DIY tahun 2019, (KUBE) yang dilakukan melalui sistem
anak berhadapan dengan hukum sebanyak 55 anak, anak balita Bantuan Keuangan Khusus (BKK).
terlantar 620 anak, anak dengan kedisabilitasan 2.075 anak, anak 2. Pemenuhan kebutuhan dasar bagi anak
jalanan 72 anak, anak korban tindak kekerasan 13 anak, anak yang penyandang disabilitas (pengasramaan SLB,
memerlikan perlindungan khusus 10 anak dan anak terlantar dan bantuan sosial) melalui Lembaga
sebesar 9.607 anak. Kesejahteraan Sosial (LKS).
3. Disabilitas 3. Perbaikan skema rehabilitasi vokasional yang
Data penyandang disabilitas pada Pemutakhiran Data Dinas Sosial lebih banyak mengarahkan penyandang
DIY tahun 2019 mencapai 27.129 orang, jumlah ini sangat besar disabilitas untuk dapat berwirausaha secara
mengingat pelayanan yang bisa dilakukan oleh Pemerintah Daerah mandiri.
DIY melalui Dinas Sosial DIY terbatas pada pelayanan dalam panti. 4. Integrasi sumber daya untuk penanganan
4. Penanggulangan Bencana korban bencana melalui bantuan sosial
Penanggulangan bencana yang dilakukan oleh Dinas Sosial (logistik) dan melakukan pendampingan
meliputi usaha mitigasi penanggulangan bencana, bimbingan, sosial terhadap korban bencana.
supervisi, konsultasi di daerah rawan bencana, dan bantuan sosial 5. Pemberian jaminan hidup untuk memenuhi
korban bencana serta bantuan kepada orang terlantar dan jenasah kebutuhan dasar dan menjamin
terlantar. kelangsungan hidup lanjut usia. Pelayanan
5. Kelanjutusiaan kesejahteraan sosial lanjut usia terlantar
Pemutakhiran Data Dinas Sosial DIY tahun 2019 menunjukkan ada dilaksanakan melalui sistem dalam panti,
sejumlah 37.442 orang lanjut usia terlantar (LUT) di seluruh wilayah home care/ day care.
DIY.
Kondisi Yang Kondisi Existing Kebijakan 2023
Diharapkan
Pemanfaatan IT di berbagai Pemanfaatan IT di Sektor Kesehatan 1. Optimasi pemanfaatan sumberdaya TI untuk layanan
sektor 1. Penerapan Kartu Indonesia Sehat (berupa smart card) untuk kesehatan;
pelayanan kesehatan belum merata 2. Peningkatan aksesibilitas dan kesinambungan layanan
2. Integrasi data dengan Aplikasi Peduli Lindungi dalam rangka kesehatan bagi semua penduduk
pencegahan Pandemi Covid-19 belum optimal 3. Peningkatan sinergi berbagai inisiatif teknologi
3. Penerapan aplikasi mobile JKN unutk meningkatkan informasi dan komunikasi untuk membangun sistem
efektivitas, efisiensi dan mutu layanan kesehatan masih perlu kesehatan
ditingkatkan 4. Integrasi berbagai sistem layanan kesehatan secara
4. Infrastruktur Jaringan VPN, datacenter yang terhubung antar seamlessly sehingga memungkinkan pertukaran data,
kab/kota, RSU/Puskesmas sampai tingkat Kecamatan belum informasi dan pengetahuan
terintegrasi 5. Penelitian, pengembangan dan penguatan kapasitas
SDM dilakukan oleh berbagai pemangku kepentingan,
utamanya pusat-pusat pendidikan dan penelitian
kesehatan
Pemanfaatan IT di Sektor Pendidikan
1. Pemberian kuota belajar oleh Kementerian Pendidikan untuk 1. Penyediaan regulasi tentang pembelajaran jarak jauh di
pembelajaran secara daring di masa pandemi untuk e- masa pandemi menggunakan sarana Teknologi Informasi;
Learning perlu pengawalan; 2. Peningkatan kompetensi guru melalui tes diagnostik
2. Perpustakaan Digital yang sudah terhubung antar perguruan online dan peningkatan kualifikasi pendidikan serta
tinggi, sekolah, perpustakaan di DIY belum optimal; program sertifikasi online;
3. Pembelajaran berbasis computer (CBT) untuk ujian online 3. Peningkatan penguasaan, pengembangan dan
belum maksimal; pemanfaatan IPTEK, termasuk meningkatkan daya saing
4. Diperlukan presensi online untuk memantau aktifitas produk IT lokal.
pendidikan, kepegawaian, pekerjaan. 4. Penguatan program penelitian inovatif yang bernilai guna
5. Perlu peningkatan ketersediaan [peralatan laboratorium TIK dan berhasil guna khususnya bidang TIK untuk dapat
yang sudah berbasis multimedia; menghadapi persaingan global;
6. Penerimaan siswa/mahasiswa baru (PSB) dengan system 5. Pembangunan jaringan pembelajaran secara internasional
online sudah berjalan namun membutuhkan pengawasann dengan sekolah online ke luar negeri, journal dan
dan pengawalan; penelitian ilmiah internasional;
Kondisi Yang Kondisi Existing Kebijakan 2023
Diharapkan
Pemanfaatan IT di Pemanfaatan IT di Sektor Kebudayaan 1. Peningkatan digitalisasi dokumen
berbagai sektor 1. Perpustakaan, museum dan cagar budaya yang warisan budaya untuk menjaga
sangat banyak dan beragam yang memiliki nilai- kekayaan budaya dan memelihara
nilai kebudayaan tinggi masih tradisional dan keberagamannya dengan proses alih
belum tersentuh teknologi informasi; media dan digitalisasi.
2. Warisan budaya berupa seni, bahasa, adat istiadat, 2. Peninkatan kunjungan ke perpustakaan
sejarah dan peradaban, dapat ditransformasi dan museum tradisional, terutama ke
secara digital mencakup teks linear, data dasar, laanan secara online dan digital untuk
gambar-gambar baik yang diam dan bergerak, menumbuhkan penghargaan yang lebih
audio visual dan grafika, dalam kemasan piranti luas terhadap nilai dan kepentingannya
lunak baik online maupun offline; budaya

Pemanfaatan IT di Sektor Ekonomi Kreatif Peningkatan literasi digital pelaku


1. Terjadi peningkatan persaingan dalam pemasaran ekonomi kreatif melalui pendampingan
digital antar pelaku ekonomi kreatif pemasaran digital (digital marketing),
2. Pemasaran secara digital cenderung menguasai pemanfaatan media sosial untuk bisnis, e-
pasar dibandigkan pemasaran secara offline. commerce melalui marketplace atau media
pemasaran online lainnya yang sesuai
dengan karakteristik produk dan segmen
pasar hasil produksi pelaku ekonomi
kreatif di DIY
Kondisi Yang Kondisi Existing Kebijakan 2023
Diharapkan
Reformasi birokrasi Manajemen SDM Kalurahan:
kelurahan 1. Belum optimalnya peran serta 1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia pengelola
masyarakat dalam menurunkan BUM Desa, peningkatan tata kelola BUM Desa yang
angka kemiskinan di DIY yang disinkronkan dengan peningkatan skala bisnis BUM
saat ini sebesar 12,8%, lebih Desa melalui pengembangan model pengelolaan
tinggi dari angka rata-rata produk unggulan desa berbasis market place serta
nasional yakni 10,14% (rilis BPS penguatan kerja sama BUM Desa.
per Maret 2021). 2. Penguatan kapasitas dan peran posyandu dan Lembaga
2. Masih rendahnya kapasitas PKK di tingkat kalurahan.
lembaga masyarakat di tingkat 3. Inisiasi kelembagaan tingkat kalurahan sebagai wadah
kalurahan dalam perencanaan, kolaborasi antara pemuda perkotaan dan pedesaan
pelaksanaan, untuk menjembatani kebutuhan dan skill kelompok
pertanggungjawaban maupun kreatif, sekaligus berfungsi sebagai pusat pendidikan
pengawasan pembangunan di dan pelatihan ekonomi kreatif.
wilayah masing-masing.
Kondisi Yang Diharapkan Kondisi Existing Kebijakan 2023

1. Harmoni kehidupan beragama, 1. Masih ada kasus kekerasan 1. Moderasi dan deradikalisasi dalam
baik intern dan antar pemeluk berbasis-agama (religioun based bangunan jejaring kerja yang sinergis
agama, maupun antara violence) akibat ekstremisme dan dengan satuan tugas terorisme,
pemeluk agama dengan radikalisme beragama yang dapat institusi keagamaan, pendidikan dan
Pemerintah. mengarah pada konflik horizontal masyarakat sipil dalam rangka
2. Kehidupan beragama dalam atau terorisme. pencegahan, perlindungan, dan
pluralitas religi, etnis dan kultur 2. Kebutuhan atas kehadiran penyiapan kesiapsiagaan dalam
di masyarakat Yogyakarta yang Pemerintah secara berkeadilan rangka menetralisir paham-paham
dapat memulihkan citra dalam kehidupan beragama, radikal melalui pendekatan
Yogyakarta sebagai Provinsi pemenuhan kebutuhan sarana interdisipliner, seperti hukum,
Toleransi. ibadah dan penyelenggaraan psikologi, agama, dan sosial-budaya
3. Masyarakat Yogyakarta festival beragama. bagi mereka yang dipengaruhi atau
termasuk pegawai ASN bekerja 3. Etos dan moral kerja pegawai ASN terekspose paham radikal dan/atau
dan berkehidupan dengan dan masyarakat perlu terus prokekerasan.
tenang, tentaram, sejah tera ditingkatkan di era penuh 2. Peningkatan secara kuantitatif dan
lahir dan batin. tantangan. kualitatif fasilitasi kehidupan beragama
3. Peningkatn pembinaan mental spititual
bagi masyarakat dan pegawai ASN
Jumlah Indikator Sasaran Pemda: 14 indikator
Proyeksi Capaian Indikator Kinerja Jumlah tercapai : 10 indikator Ketercapaian
Jumlah tidak tercapai: 4 indikator Sasaran: 71%
Sasaran Pemda
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target RPJMD Target Sesuai RKPD Proyeksi Tercapai / tidak
2017-2022 P dan Perubahan PK Realisasi s.d tercapai
2021 Akhir 2021 berdasar target
RKPD P dan
Perubahan PK

1 Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia Indeks 81,4 80,93 80,22 Tidak Tercapai
Derajat Kualitas SDM (IPM)
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 70,22 70,22 74,73 Tercapai

2 Meningkatnya Indeks Gini Indeks 0,3705 0,4335-0,4188 0,441 Tidak Tercapai


derajat ekonomi Persentase angka kemiskinan Persen 8,07 12,86-10,84 12,8 Tercapai
masyarakat

3 Terpelihara dan Persentase Peningkatan Jumlah persen 11,99 11,99 11,99 Tercapai
Berkembangnya Budaya
Kebudayaan Benda dan Tak Benda yang
diapresiasi
4 Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi persen 5,31 4,08-6,86 2,3 Tidak Tercapai
aktivitas IKLH (Indeks Kualitas Lingkungan Angka 64,18 64,18 61,6 Tidak Tercapai
perekonomian yang Hidup) Indeks
berkelanjutan
Kesesuaian Pemanfaatan Ruang persen 81 79,5 81,02 Tercapai

Capaian Penataan Ruang Pada Satuan persen 49,03 49,03 50,83 Tercapai
Ruang Strategis Keistimewaan
Proyeksi Capaian Indikator Kinerja Sasaran Pemda
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target RPJMD Target Sesuai RKPD Proyeksi Tercapai / tidak
2017-2022 P dan Perubahan PK Realisasi s.d tercapai
2021 Akhir 2021

5 Menurunnya Indeks Wiliamson Indeks 0,4506 0,464-0,455 0,4498 Tercapai


Kesenjangan
Ekonomi Antar
Wilayah
6 Meningkatnya Opini BPK ((WTP=1; WDP=2; WTP WTP WTP WTP Tercapai
kapasitas tata kelola Disclaimer=3))
pemerintahan Nilai akuntabilitas Nilai A A AA Tercapai
pemerintah (AKIP) (1=AA; AKIP
2=A; 3=B; 4=CC; 5=C; 6=D)
7 Meningkatnya Persentase Capaian Sasaran persen 82,61 82,61 82,61 Tercapai
Kapasitas Urusan Keistimewaan
Pengelolaan
Keistimewaan
8 Meningkatnya Bidang tanah kasultanan, Bidang 17.619 15.188 16.379 Tercapai
Fasilitasi Pengelolaan kadipaten dan tanah desa
dan Pemanfaatan yang terfasilitasi untuk
Tanah Kasultanan, dikelola serta dimanfaatkan
Kadipaten dan Tanah
Desa
Proyeksi Capaian Indikator Kinerja Program Jumlah Indikator Program Pemda: 32 indikator
Jumlah tercapai: 18 indikator Ketercapaian Program
Pemda Jumlah tidak tercapai: 14 indikator Pemda: 56%

No Program Indikator Satuan Target Proyeksi Realisasi Tercapai / tidak


s.d Akhir 2021 tercapai
1 Program Peningkatan Persentase sekolah menengah dan khusus Persen 12,59 14,32 Tercapai
Aksesibilitas dan Kualitas yang memenuhi Standar Nasional
Pendidikan Pendidikan (SNP)
Harapan Lama Sekolah tahun 15,97 15,64 Tidak Tercapai
Peningkatan Jumlah Pemuda Kader Aktif Orang 215 257 Tercapai

Presentase Sekolah yang Melakukan persen 8,22 48,83 Tercapai


Pendidikan Berbasis Budaya dengan
Kategori Maju
2 Program Peningkatan Usia Angka Harapan Hidup tahun 75,41 74,99 Tidak Tercapai
Harapan Hidup
3 Program Pembangunan Jumlah Kabupaten/Kota Layak Anak Kab/Kota 5 2 Tidak Tercapai
Sosial Masyarakat Berkategori Nindya ke Atas
Persentase Perempuan Pengambil persen 21,62 28,84 Tercapai
Keputusan di Lembaga Eksekutif, Legislatif,
dan Yudikatif
Total Fertility Rate Angka 2,1 1,8 Tercapai
Peningkatan Jumlah Desa/Kelurahan cepat Desa/Kelur 54 54 Tercapai
berkembang ahan
Angka Kejahatan per 100.000 Penduduk persen 8,39 11,05 Tidak Tercapai
(Crime Rate)
Proyeksi Capaian Indikator Kinerja Program Pemda
No Program Indikator Satuan Target Proyeksi Realisasi Tercapai / tidak
s.d Akhir 2021 tercapai

4 Program Jumlah Penduduk Miskin Angka 309.021 506.450 Tidak Tercapai


Penanggulangan
Kemiskinan Persentase Peningkatan persen 0,4 0,37 Tidak Tercapai
Penumbuhan Wirausaha Baru

Pengeluaran Per Kapita Masyarakat Angka 14.333 14.111 Tidak Tercapai


(dalam ribu rupiah)
5 Program Pelestarian Persentase Peningkatan Budaya persen 14,18 14,18 Tercapai
Budaya Benda dan Tak Benda yang dilestarikan
Benda Persentase Peningkatan Budaya Tak persen 16,82 16,82 Tercapai
Benda yang dilestarikan
6 Program Kontribusi Sektor Pertanian, Industri persen 45 39,28 Tidak Tercapai
Pengembangan sektor Pengolahan, Penyediaan Akomodasi
Dominan (Pertanian, dan Makan Minum Serta Perdaga
Industri Pengolahan; Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)persen 2,24 4,28 Tidak Tercapai
Jasa)
Jumlah Desa Mandiri Budaya desa 15 15 Tercapai
(Desa/Kampung Wisata,
Desa/Kelurahan Budaya, Desa
Preneur, Desa Prima)
Proyeksi Capaian Indikator Kinerja Program Pemda
No Program Indikator Satuan Target Proyeksi Realisasi Tercapai / tidak
s.d Akhir 2021 tercapai

7 Program Tata Kelola Indeks Kualitas Air Angka 40,8 36,63 Tidak Tercapai
Lingkungan Hidup dan Indeks
Penanggulangan Indeks Kualitas Udara Angka 89,07 89,14 Tercapai
Bencana Indeks
Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL) Angka 63,05 58,3 Tidak Tercapai
Indeks
Indeks Resiko Bencana Angka 135 124,41 Tidak Tercapai
Indeks
8 Program Peningkatan Persentase Dukungan Program persen 77,2 78,66 Tercapai
Keterpaduan Program Pemda Terhadap Keterwujudan
Pemanfaatan Ruang Struktur dan Pola Ruang
9 Program Persentase Peningkatan PDRB Pada persen 40,25 41,04 Tercapai
Pengembangan Pusat Kabupaten yang Belum Maju (GK, KP,
Pertumbuhan Bantul)
Persentase Penyediaan Sarana dan persen 78 80,9 Tercapai
Prasarana Layanan Transportasi Pada
Sistem Jaringan Jalan Provinsi
Proyeksi Capaian Indikator Kinerja Program Pemda
No Program Indikator Satuan Target Proyeksi Realisasi Tercapai / tidak
s.d Akhir 2021 tercapai

10 Program Sinergitas Tata Kemampuan Keuangan Daerah ((1) Nilai 2 2 Tercapai


Kelola Pemerintah Tinggi; (2) Sedang; (3) Rendah)
Daerah Optimalisasi Aset-Aset Pemda DIY Rupiah 9.237.590.000 8.856.750.000 Tidak Tercapai

Nilai Eksternal Pelayanan Publik persen 8,75 8,95 Tercapai

Nilai internal integritas organisasi persen 4,5 4 Tidak Tercapai

Nilai eksternal persepsi korupsi persen 5,9 6,5 Tercapai

11 Program Pengelolaan Terwujudnya penetapan Kepala Daerah persen N/A N/A


Kelembagaan dan Tata sesuai UU Keistimewaan
Cara Pengisian Kepala Terwujudnya pelaksanaan Urusan persen 75 75 Tercapai
Daerah Kelembagaan Sesuai dengan Perdais
Kelembagaan
12 Program Fasilitasi Presentase Tertib Administrasi Tanah persen 73,16 76,58 Tercapai
Pengelolaan dan Kasultanan, Kadipaten dan Tanah Desa
Pemanfaatan Tanah
Kasultanan, Kadipaten
dan Tanah Desa

Anda mungkin juga menyukai