LEMBAR VERIFIKASI
Lismaryani Bertin
NIP.
i
LEMBAR PENGESAHAN
Ditetapkan di : Bandung
Pada Tanggal : Juli 2022
Mengetahui,
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan ke khadirat Allah SWT, atas segala
rahmat dan hidayah-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan Dokumen
Kurikulum Operasional SMK Aqua Vitae Kota Bandung. Penyusunan Kurikulum ini
dilaksanakan atas kerja sama antara Komite sekolah dengan industri dan tim pengembang
kurikulum SMK Aqua Vitae Kota bandung di bawah bimbingan Pengawas Pembina SMK
Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII Provinsi Jawa Barat.
Penyusunan dokumen Kurikulum Operasional SMK Aqua Vitae Kota bandung
merujuk pada Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor
262/M/2022 tentang Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran.
Penyusunan Dokumen Kurikulum Operasional SMK Aqua Vitae Kota bndung Bandung
dilaksanakan sepenuhnya oleh pihak sekolah, orang tua, dan industri. Namun kurikulum ini
masih belum sempurna dan harus terus disempurnakan sesuai dengan tuntutan serta
perkembangan dunia kerja.
Besar harapan kami kurikulum ini dapat menjadi pedoman dan digunakan, khususnya
oleh para guru di lingkungan SMK Aqua Vitae Kota bandung, dalam melaksanakan
pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Selain itu bermanfaat dan digunakan oleh stakeholder
lainnya yang memiliki kepentingan bersama untuk memaksimalkan dan memajukan
pendidikan.
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................i
KATA PENGANTAR .................................................................................ii
DAFTAR ISI ................................................................................................iii
BAB I KARAKTERISTIK .........................................................................
A. Karakteristik SMK AQUA VITAE............................................... 1
B. Karakteristik Program Keahlian ................................................... 7
BAB II VISI, MISI, TUJUAN ....................................................................
A. Visi ............................................................................................... 13
B. Misi ............................................................................................... 13
C. Tujuan Satuan Pendidikan ............................................................ 14
D. Tujuan Program Keahlian ............................................................ 15
BAB III PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN ...........................
A. Peraturan Akademik...................................................................... 16
B. Intrakurikuler................................................................................. 19
C. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila .................................... 22
D. Ekstra Kurikuler ...........................................................................23
E. Kalender Pendidikan .................................................................... 25
F.Jadwal Tatap Muka Intrakurikuler dan Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila .................................................................26
G.Pola Pembelajaran ..........................................................................27
BAB IV RENCANA PEMBELAJARAN ..................................................
A. Perencanaan Lingkup Satuan pendidikan .....................................29
B. Perencanaan Lingkup Kelas .......................................................... 33
BAB V PENDAMPINGAN, EVALUASI DAN
PENGEMBANGAN PROFESIONAL .........................................
A. Pendampingan ............................................................................... 45
B. Evaluasi ......................................................................................... 48
C. Pengembangan Profesional ...........................................................50
BAB VI. LAMPIRAN ..................................................................................57
3
BAB I
KARAKTERISTIK
SMK Aqua Vitae merupakan salah satu SMK yang berada dibawah naungan
kantor cabang dinas wilayah VII Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
1. Identitas Sekolah
1 Nama Sekolah : SMKS AQUA VITAE
2 NPSN : 20219305
3 Jenjang Pendidikan : SMK
4 Status Sekolah : Swasta
5 Alamat Sekolah : Jl. Cibaduyut Raya Gang Kopsi No. 60
RT / RW : 3 / 1
Kode Pos : 40239
Kelurahan : Cibaduyut Kidul
Kecamatan : Kec. Bojong Loa Kidul
Kabupaten/Kota : Kota Bandung
Provinsi : Prov. Jawa Barat
Negara : Indonesia
6 Posisi Geografis : -6,9586 Lintang
107,5929 Bujur
3. Data Pelengkap
7 SK Pendirian Sekolah : MK. 07/03/1980 No. JHA. 5/2/1993
8 Tanggal SK Pendirian : 1993-11-08
9 Status Kepemilikan : Yayasan
10 SK Izin Operasional : 1184 102/Kep/OT/95
11 Tgl SK Izin Operasional : 1995-12-11
12 Kebutuhan Khusus Dilayani :
13 Nomor Rekening : 0053234615100
14 Nama Bank : BPD JABAR BANTEN...
BPD JABAR BANTEN CABANG
15 Cabang KCP/Unit :
TAMANSARI...
16 Rekening Atas Nama : SMKAQUAVITAE...
17 MBS : Tidak
18 Memungut Iuran : Ya (Bulanan)
19 Nominal/siswa : 1,300,000
20 Nama Wajib Pajak : SMK AQUA VITAE
21 NPWP : 033358342422000
3. Kontak Sekolah
20 Nomor Telepon : 70808361
21 Nomor Fax :
22 Email : smkaquavitae@yahoo.co.id
23 Website : http://www.yudhistira.ac.id
4. Data Periodik
24 Waktu Penyelenggaraan : Double Shift/6 hari
25 Bersedia Menerima Bos? : Ya
26 Sertifikasi ISO : Proses Sertifikasi
27 Sumber Listrik : PLN
28 Daya Listrik (watt) : 3500
29 Akses Internet : 10 Mb
30 Akses Internet Alternatif : Tidak Ada
5. Sanitasi
Sustainable Development Goals
(SDG)
31 Sumber air : Ledeng/PAM
32 Sumber air minum : Disediakan oleh sekolah
33 Kecukupan air bersih : Cukup sepanjang waktu
Sekolah menyediakan jamban
yang dilengkapi dengan
34 fasilitas pendukung untuk : Tidak
digunakan oleh siswa
berkebutuhan khusus
35 Tipe jamban : Leher angsa (toilet duduk/jongkok)
Sekolah menyediakan
36 : Tidak ada
pembalut cadangan
Jumlah hari dalam seminggu
37 siswa mengikuti kegiatan cuci : Tidak pernah
tangan berkelompok
38 Jumlah tempat cuci tangan : 0
Jumlah tempat cuci tangan
39 : 0
rusak
Apakah sabun dan air
40 mengalir pada tempat cuci : Tidak
tangan
Sekolah memiiki saluran
Ada saluran pembuangan air limbah ke
41 pembuangan air limbah dari :
selokan/kali/sungai
jamban
Sekolah pernah menguras
tangki septik dalam 3 hingga 5
42 : Tidak/Tidak tahu
tahun terakhir dengan
truk/motor sedot tinja
Stratifikasi UKS :
Sekolah memiliki selokan
43 untuk menghindari genangan : Tidak
air
Sekolah menyediakan tempat
sampah di setiap ruang kelas
44 : Tidak
(Sesuai permendikbud tentang
standar sarpras)
Sekolah menyediakan tempat
45 sampah tertutup di setiap unit : Tidak
jamban perempuan
Sekolah menyediakan cermin
46 di setiap unit jamban : Tidak
perempuan
Sekolah memiliki tempat
47 pembuangan sampah : Tidak
sementara (TPS) yang tertutup
Sampah dari tempat
pembuangan sampah
48 : Tidak
sementara diangkut secara
rutin
Ada perencanaan dan
penganggaran untuk kegiatan
49 : Tidak
pemeliharaan dan perawatan
sanitasi sekolah
Ada kegiatan rutin untuk
melibatkan siswa untuk
50 : Tidak
memelihara dan merawat
fasilitas sanitasi di sekolah
:
Ada, dengan pemerintah daerah
Ada kemitraan dengan pihak
51 Ada, dengan perusahaan swasta
luar untuk sanitasi sekolah
Ada, dengan puskesmas
Ada, dengan lembaga non-pemerintah
Jumlah jamban dapat Jamban Jamban
52 :
digunakan Jamban laki-laki perempuan bersama
0 0 0
Jumlah jamban tidak dapat Jamban Jamban
53 :
digunakan Jamban laki-laki perempuan bersama
0 0 0
Sekolah memiliki kegiatan dan media komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
tentang sanitasi sekolah
Kegiatan dan Media Komunikasi, Informasi dan
Edukasi (KIE)
Variabel
Ruang Ruang
Guru Kelas Toilet Selasar UKS Kantin
53 Cuci tangan pakai sabun
54 Kebersihan dan kesehatan
Pemeliharaan dan perawatan
55 toilet
56 Keamanan pangan
57 Ayo minum air
2. Kekuatan Internal
SMK Aqua Vitae merupakan sekolah yang memiliki kekuatan berdasarkan faktor
internal:
a. Memiliki pemimpin yang Bijaksana dan tegas yang tentunya akan membawa perubahan ke
arah lebih baik untuk SMK Aqua Vitae Kota Bandung, baik perubahan terhadap
perkembangan kurikulum dalam meningkatkan kualitas anak didik atau siswa,
peningkatan terhadap kualitas tenaga pendidik, dan peningkatan terhadap
kesejahteraan tenaga pendidik
b. Memiliki pendidik dan tenaga kependidikan yang kompeten sesuai bidangnya.
c. Memiliki peserta didik yang potensial sesuai dengan program keahlian.
d. Jumlah SDM sebanyak 28 orang merupakan kekuatan yang baik untuk
memaksimalkan pelayanan.
e. Memiliki alumni yang kompeten di bidang keahliannya.
f. Mendapat sumber dana dari pemerintah berupa BOPD dan BOS.
g. Mendapat sumber dana lain dari berbagai sumber yang diperbolehkan.
h. Memiliki sarana dan prasarana yang memadai.
i. Memiliki ruang praktek sesuai kompetensi keahlian yang memadai.
j. Memiliki sarana dan prasarana layanan bisnis sesuai program keahlian.
k. Lokasi SMK Aqua Vitae Bandung berdekatan dengan perkantoran, sekolah dan pusat
perniagaan.
l. Menjadi sekolah rujukan bagi sekolah sejenis di sekitar wilayah Bandung.
m. Tingginya kepercayaan dari masyarakat yang ditunjukkan dengan peningkatan minat
siswa pendaftar di Wilayah kota dan Kabupaten Bandung.
n. Kemitraan dengan dunia kerja dan perguruan tinggi negeri dan swasta yang intensif
dalam kegiatan-kegiatan link and match.
3. Lingkungan Sosial Budaya
SMK Aqua Vitae Kota Bandung telah menjadi bagian masyarakat di Kelurahan
Cibaduyut, Kecamatan Bojongloa Kidul dan lebih luas lagi di lingkungan Kota Bandung
dan Provinsi Jawa Barat. Sekolah memiliki peran yang mendukung masayarakat sekitar
melalui Peningkatan SDM (Sumber Daya Manusia) dengan melalui pendidikas sesuai
dengan program keahlian sehingga menambah keterampilan kepada masyarakat sekitar.
Selain pelatihan, sekolah juga berpartisipasi dalam kegiatan bakti sosial membantu
masyarakat sekitar, misalnya masyarakat yang terdampak bencana.
4. Guru
Jumlah guru secara keseluruhan seperti terlihat pada tabel di bawah ini.
1. PABP Islam 1 0 1
2. PABP Kristen 0 0 0
3. PABP Katolik 0 0 0
4. PABP ……….. 0 0 0
5. Pendidikan Pancasila 0 1 1
6. Bahasa Indonesia 1 2 2
7. Sejarah 1 1 1
8. Pendidikan Jasmani Olahraga dan 0 1 1
Kesehatan
9. Seni (T, T, M, R) 0 1 1
10. Bahasa Daerah (Sunda) 1 1 1
11. Bahasa Asing 1 2 3
12. Matematika 0 1 1
13. Bahasa Inggris 1 0 1
14. Informatika 0 2 2
Jumlah Guru Jumlah Guru Total Jumlah
No Mata Pelajaran
Yayasan Honorer Guru
Kualifikasi dan kompetensi guru seperti pada tabel tersebut meliputi perolehan
sertifikat profesi, sertifikat kompetensi teknis, sertifikat magang di dunia kerja, dan
sertifikat sebagai asesor.
a. Sertifikat profesi merupakan bukti formal yang diberikan kepada guru sebagai tenaga
profesional dalam hal profesional, sosial, kepribadian, dan pedagogik.
b. Sertifikat kompetensi teknis merupakan bukti formal yang diberikan kepada guru
kejuruan sebagai pengakuan kemampuan dan pengetahuan untuk melakukan suatu
pekerjaan spesifik. Dalam hal ini pekerjaan spesifik yang dimaksud adalah pekerjaan
yang sesuai dengan konsentrasi keahlian yang diampu.
c. Sertifikat industry/magang merupakan bukti formal yang diberikan kepada guru
sebagai pengakuan telah melaksanakan program pemagangan di industry.
d. Sertifikat asesor merupakan bukti formal yang diberikan kepada guru sebagai
pengakuan kemampuan untuk melakukan pengujian sesuai dengan standar lembaga
sertifikasi profesi.
5. Tenaga Kependidikan
Jumlah tenaga kependidikan secara keseluruhan berdasarkan spesifikasi pendidikan,
ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Pendidikan
No Status Jumlah
SD SMP SMA D1 D2 D3 S1 S2 S3
PNS/
1 ASN 6 6
P3K/GTY
2 Honor 22 22
Jumlah 28
6. Peserta Didik
Peserta didik pada SMK Aqua vitae merupakan peserta didik yang sangat
bervariasi baik karakteristik, minat, bakat, gaya belajar, budaya, ekonomi orangtua, latar
belakang pendidikan orang tua, dan lain sebagainya.
a. Input: Peserta didik berasal dari Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) melalui jalur
afirmasi, terdiri dari Keluarga Ekonomi Tidak Mampu (KETM) sebanyak 90%; Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK)/disabilitas/Cerdas Istimewa Bakat Istimewa (CIBI)
sebanyak 0%; kondisi tertentu sebanyak 0%. Melalui jalur prioritas terdekat sebanyak
0%. Melalui jalur perpindahan tugas orang tua/ anak guru sebanyak 0%. Melalui jalur
prestasi rapor terdiri dari persiapan kelas industry sebanyak 0%; dan rapor umum
sebnayak 0 %. Melalui jalur kejuaraan sebanyak 0 %. Dan 10% siswa umum yang
mampu dengan orang tua yang kerja sebagai buruh pabrik dan wiraswasta.
b. Minat: Peserta didik pada program keahlian yang sesuai dengan pilihannya pada
umumnya sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki, sehingga mereka dapat lebih
berprestasi. Peserta didik pada program keahlian yang tidak sesuai dengan minatnya,
perlu mendapatkan pendampingan lanjutan. Berdasarkan pendataan minat, sebanyak
80% peserta didik ingin bekerja. Sisanya berminat untuk melanjutkan dan
berwirausaha. Sedangkan berdasarkan penelurusan lulusan oleh guru Bimbingan dan
Konseling bekerja sama dengan Bursa Kerja Khusus (BKK) diperoleh data sebanyak
20% bekerja. Sisanya, melanjutkan dan berwirausaha.
c. Gaya belajar: Hasil penelusuran bimbingan dan konseling diperoleh data bahwa
terdapat 80% siswa yang memiliki gaya belajar visual, 10% siswa yang memiliki gaya
belajar auditori, dan 10% siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik.
d. Budaya: Peserta didik mayoritas berasal dari sekitar budaya daerah Sunda atau Jawa
Barat, namun ada pula peserta didik yang berasal dari daerah lainnya di luar Jawa
Barat atau Sunda.
e. Ekonomi orang tua: Peserta didik pada SMK Aqua Vitae mayoritas dari kelompok
ekonomi menengah ke bawah. Sebagian kecil ada juga yang berasal dari kelompok
ekonomi menengah ke atas.
f. Latar belakang pendidikan orangtua. Latar belakang Pendidikan orang tua peserta
didik pada SMK Aqua Vitae kebanyakan lulusan SMA atau yang sederajat, namun
ada juga yang memiliki latar belakang pendidikan S1 atau atau di atasnya.
g. Kompetensi awal. Kompetensi awal yang dimiliki oleh peserta didik di SMK Aqua
vitae berada pada rentang rata-rata. Peserta didik mayoritas merupakan peserta didik
yang termasuk ke dalam peserta didik yang normal,.
Berikut adalah data peserta didik SMK aquvitae berdasarkan program keahlian,
tingkat, dan jenis kelamin.
1. Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan Total
11 60 71
Berikut adalah data jumlah rombongan belajar (rombel) SMK ….. berdasarkan
program keahlian, tingkat, dan jenis kelamin.
Tingkat Jumlah Siswa
No Nama Rombel Wali Kelas
Kelas L P Total
1 X DKV 10 2 3 5 ABDUL AZIS
2 X MPLB 10 0 11 11 Sri Mustikawati
3 X TJKT 10 5 2 7 Yuliati
4 XI AKL 11 0 7 7 Hesti Retna Sari
5 XI DKV 11 2 1 3 Diana Nurmaidah
6 XI MPLB 11 0 5 5 Eet Rostiana
7 XI TJKT 11 2 0 2 Ganjar Rachman
8 XII AK 12 0 16 16 Pipit Rahayu
9 XII AP 12 0 13 13 Elsa
10 XII MM 12 0 1 1 Dede Nengsih
11 XII TKJ 12 0 1 1 Nenah Siti Maesaroh
Kecamatan Kec. Bojong Loa Kidul, Kabupaten Kota Bandung, Provinsi Prov. Jawa Barat
Tanggal Unduh: 2023-12-15 11:10:20
SMK Aqua Vitae Kota Bandung merupakan sekolah yang memiliki empat Bidang
Keahlian yaitu Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, yaitu:
1. Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen
a. Program Keahlian Manajemen Perkantoran Dan Layanan Bisnis Program
b. Keahlian Akuntansi Keuangan Lembaga
c. Teknik Komputer jaringan dan Telekomunikasi
d. Desain Komunikasi Visual
Pembelajaran di SMK Aqua Vitae Kota. Bandung memiliki tujuan untuk membekali
peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
berkebinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, kreatif, berbudaya kerja,
cerdas, terampil, berkarakter kuat serta berjiwa wirausaha, menguasai perkembangan teknologi
dan informasi, menjadi tenaga kerja yang handal serta mampu bersaing di tingkat regional
maupun global, serta memiliki kompetensi yang sesuai dengan program keahlian dan
konsentrasi masing-masing.
Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen terdiri dari :
1. Program Keahlian Manajemen Perkantoran Dan Layanan Bisnis
Program Keahlian Manajemen Perkantoran Dan Layanan Bisnis akan
menghasilkan siswa yang memiliki kemampuan dibidangnya. Program Keahlian
Manajemen Perkantoran Dan Layanan Bisnis memiliki disiplin ilmu yang bergerak di
bidang industri Perkantoran, seperti : Menjadi sekretaris , Staff Administrasi, dst
Program Manajemen Perkantoran Dan Layanan Bisnis memiliki satu konsentrasi
keahlian, yaitu konsentrasi keahlian tentang manajemen administrasi perkantoran
Program Keahlian Manajemen Perkantoran Dan Layanan Bisnis memiliki tenaga
Pengajar yang memadai baik dari segi kuantitas maupun kualitas dengan latar pendidikan
yang sesuai/linier, serta 100%.
Program Keahlian Manajemen Perkantoran Dan Layanan Bisnis memiliki
laboratorium praktek yang telah sesuai dengan standar Industri, laboratorium berbasis
Komputer
Program keahlian Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisnis merupakan salah satu
program keahlian yang sudah ada sejak SMKS Aqua Vitae Bandung berdiri. Manajemen
Perkantoran dan Layanan Bisnis adalah sebuah program keahlian yang mempelajari dasar-
Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisnis siswa akan mempelajari kearsipan, korespondensi
serta humas dan keprotokolan. Program keahlian Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisnis
pada tahun pelajaran 2022/2023 memiliki konsentrasi yaitu Manajemen Perkantoran Bisnis
dengan dilengkapi sarana prasarana labolatorium kearsipan, labolatorium mengetik dan ruang
pendidik dengan kualifkasi minimal S1/D4 dengan bidang keahlian Pendidikan Manajemen
Perkantoran. Guru Produktif Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisnis berjumlah 8 orang
memiliki pendidikan sesuai dengan yang disyaratkan juga pernah mengikuti berbagai program
pelatihan dan magang industri. Sarana praktik dan belajar dirancang dengan standar industri
seperti sehingga para lulusan SMKS Aqua Vitae Bandung diharapkan menjadi insan
unit-unit kompetensi yang tercantum dalam Skema Sertifikasi KKNI Level II Kompetensi
Perkantoran dan Layanan Bisnis juga melibatkan industri.. Kemungkinan jabatan yang dapat
a. Klaster Kompetensi Mengelola Dokumen Kantor, Skema KKNI Level II pada kompetensi
keahlian Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran dapat dicapai melalui pendekatan
klaster dengan kemasan di bawah ini dan harus dicapai dalam 3 (tiga) tahun:
c. Klaster Kompetensi Menyusun Agenda Kerja & Agenda Perjalanan Dinas Pimpinan,
Skema KKNI Level II pada kompetensi keahlian Otomatisasi dan Tata Kelola
Perkantoran dapat dicapai melalui pendekatan klaster dengan kemasan di bawah ini
dan harus dicapai dalam 3 (tiga) tahun. Kemasan yang digunakan tenaga operasional
pemasaran produk dan jasa adalah sebagai berikut:
keahlian unggulan SMKS Aqua Vitae Bandung. Akuntansi dan Keuangan Lembaga adalah
sebuah program keahlian yang mempelajari dasar-dasar kemampuan dan keilmuan menjadi
seorang akuntan. Di Program Akuntansi dan Keuangan Lembaga siswa akan mempelajari dasar
akuntansi, MYOB, spreadsheet maupun etika profesi. Program keahlian Akuntansi dan
Keuangan Lembaga pada tahun pelajaran 2022/2023 memiliki konsentrasi Akuntansi dan
Keuangan Lembaga dengan dilengkapi sarana prasarana labolatorium MYOB dan spreadsheet,
kualifkasi minimal S1/D4 dengan bidang keahlian Pendidikan Akuntansi. Guru Produktif
Akuntansi dan Keuangan Lembaga berjumlah 7 orang memiliki pendidikan sesuai dengan yang
disyaratkan juga pernah mengikuti berbagai program pelatihan dan magang industri. Sarana
praktik dan belajar dirancang dengan standar industri seperti sehingga para lulusan SMKS
Aqua Vitae Bandung diharapkan menjadi insan profesional dalam bidang Akuntansi dan
Keuangan Lembaga.
kompetensi yang tercantum dalam Skema Sertifikasi KKNI Level II Kompetensi Keahlian
Akuntansi dan Keuangan Lembaga. Penyusunan kurikulum Akuntansi dan Keuangan Lembaga
juga melibatkan industri. SMKS Aqua Vitae Bandung melibatkan Koperasi Sumber Bahagia
dalam penyusunan kurikulum operasional ini. Jadi kurikulum yang dirancang juga selalu
berpedoman atas saran, masukan, dan kebutuhaan industri akuntansi keuangan. Kemungkinan
a. Penyusunan Laporan Keuangan berbasis SAK ETAP, Skema KKNI Level II pada
kompetensi keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga dapat dicapai melalui
pendekatan klaster dengan kemasan di bawah ini dan harus dicapai dalam 3 (tiga) tahun.
KOMPETENSI FUNGSIONAL
2. Skema KKNI Level II pada kompetensi keahlian Teknik Jaringan dan computer
dapat dicapai melalui pendekatan klaster dan harus dicapai dalam 3 (tiga) tahun.
Klaster yang digunakan adalah sebagai berikut:
No
KODE UNIT JUDUL UNIT
7.
e. pencapaian Kompetensi
Skema KKNI Level II pada kompetensi keahlian Teknik Jaringan dan Komputer dapat
dicapai melalui pendekatan klaster dan harus dicapai dalam 3 (tiga ) tahun. Klaster
yang digunakan adalah sebagai berikut :
\
07 M.74100.008.02 Menetapkan Konsep Desain
08 M.74100.009.02 Mengoperasikan Perangkat Lunak Desain
09 M.74100.010.01 Menciptakan Karya Desain
h. Melaksanakan Fotografi
Jadi Desain Komunikasi Visual bisa dikatakan sebagai seni menyampaikan pesan (
arts of commmunication ) dengan menggunakan bahasa rupa ( visual language ) yang
disampaikan melalui media berupa desain yang bertujuan menginformasikan,
mempengaruhi hingga merubah perilaku target audience sesuai dengan tujuan yang
ingin diwujudkan. Sedang Bahasa rupa yang dipakai berbentuk grafis, tanda, simbol,
ilustrasi gambar/foto, tipografi/huruf dan sebagainya.
Serasa Kurang lengkap jika kita tidak mengulas sedikit tentang sejarah DKV, Sejak
jaman pra-sejarah manusia telah mengenal dan mempraktekkan komunikasi visual.
Bentuk komunikasi visual pada jaman ini antara lain adalah piktogram yang digunakan
untuk menceritakan kejadian sehari-hari pada Jaman Gua (Cave Age), bentuk lain
adalah hieroglyphics yang digunakan oleh bangsa Mesir. Kemudian seiring dengan
kemajuan jaman dan keahlian manusia, bentuk-bentuk ini beralih ke tulisan, contohnya
prasasti, buku, dan lain-lain. Dengan perkembangan kreatifitas manusia, bentuk tulisan
ini berkembang lagi menjadi bentuk-bentuk yang lebih menarik dan komunikatif,
contohnya seni panggung dan drama; seperti sendratari Ramayana, seni pewayangan
yang masih menjadi alat komunikasi yang sangat efektif hingga sekarang.
Sebagai suatu profesi, Desain Komunikasi Visual baru berkembang sekitar tahun 1950-
an. Sebelum itu, jika seseorang hendak menyampaikan atau mempromosikan sesuatu
secara visual, maka ia harus menggunakan jasa dari bermacam-macam “seniman
spesialis”. Spesialis-spesialis ini antara lain adalah visualizers (seniman visualisasi);
typographers (penata huruf), yang merencanakan dan mengerjakan teks secara detil dan
memberi instruksi kepada percetakan; illustrators, yang memproduksi diagram dan
sketsa dan lain-lain.
Desain Komunikasi Visual baru populer di Indonesia pada tahun 1980-an yang
dikenalkan oleh desainer grafis asal Belanda bernama Gert Dumbar. Karena
menurutnya desain grafis tidak hanya mengurusi cetak-mencetak saja. Namun juga
mengurusi moving image, audio visual, display dan pameran. Sehingga istilah desain
grafis tidaklah cukup menampung perkembangan yang kian luas. Maka dimunculkan
istilah desain komunikasi visual seperti yang kita kenal sekarang ini.
Adapun Fungsi Desain Komunikasi Visual yaitu yang pertama sebagai sarana
identifikasi
Fungsi dasar yang utama dari desain komunikasi visual adalah sebagai sarana
identifikasi. Identitas seseorang dapat mengatakan tentang siapa orang itu, atau dari
mana asalnya. Demikian juga dengan suatu benda atau produk, jika mempunyai
identitas akan dapat mencerminkan kualitas produk itu dan mudah dikenali, baik oleh
produsennya maupun konsumennya. Kita akan lebih mudah membeli minyak goreng
dengan menyebutkan merek X ukuran Y liter daripada hanya mengatakan membeli
minyak goreng saja. Atau kita akan membeli minyak goreng merek X karena logonya
berkesan bening, bersih, dan “sehat”.
Dan yang terakhir adalah sebagai sebagai sarana presentasi dan promosi
Tujuan dari desain komunikasi visual sebagai sarana presentasi dan promosi adalah
untuk menyampaikan pesan, mendapatkan perhatian (atensi) dari mata (secara visual)
dan membuat pesan tersebut dapat diingat; contohnya poster. Penggunaan gambar dan
kata-kata yang diperlukan sangat sedikit, mempunyai satu makna dan mengesankan.
Umumnya, untuk mencapai tujuan ini, maka gambar dan kata-kata yang digunakan
bersifat persuasif dan menarik, karena tujuan akhirnya adalah menjual suatu produk
atau jasa.
Jika Anda ingin menjadi Desainer Komunikasi Visual yang baik, anda harus
memperhatikan 3 hal dalam Desain Komunikasi Visual yaitu
A. Peraturan Akademik
Kurikulum Operasional SMK Aqua Vitae Bandung memuat peraturan akademik tentang
persyaratan dan pemilihan konsentrasi, asesmen, kriteria kenaikan kelas, dan kriteria
kelulusan.
1. Sistem pembelajaran
Sistem pembelajaran dilakukan dengan sistem blok. Pengaturan jadwal melalui sistem
blok dengan berpusat pada blok mata pelajaran kejuruan.
Kelas X menggunakan sistem blok Tahap Berkembang yaitu proses pembelajaran
yang dilakukan dengan pebagian hari untuk mata pelajaran kejuruan, dan pembagian
jadwal untuk pelaksanaan profile pancasila
Secara umum prosedur pengujian melalui uji kompetensi oleh industri atau asosiasi
profesi :
a. Penentuan materi uji oleh tim guru dari program keahlian.
b. pengajuan materi uji ke industri.
c. Penentuan peserta uji kompetensi.
d. Pelaksanaan pengujian oleh industri di industri.
e. Penentuan hasil pengujian oleh industri.
f. Pembuatan sertifikat industri.
g. Penyerahan sertifikat dari industri.
d. Syarat Kelulusan
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. Memiliki presentasi kehadiran (Luring dan daring) minimal sebesar 90% dikelas
akhir;
c. Mengikuti Ujian Sekolah yang diselenggarakan oleh Satuan Pendidikan;
d. Mengikuti UKK; dan
e. Dinyatakan lulus melalui rapat dewan guru dengan mempertimbangkan aspek
sikap peserta didik.
B. Intrakurikuler
1. Struktur kurikulum Program Keahlian
7. Bahasa Daerah 72 - 72
(Bahasa Sunda)
Jumlah Kelompok Mata Pelajaran
Umum (A): 450 126 576
Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing- masing.
** Proporsi JP antara aspek Ilmu Pengetahuan Alam dan aspek Ilmu
Pengetahuan Sosial disesuaikan dengan kebutuhan Program Keahlian.
STRUKTUR KURIKULUM SMKS AQUA VITAE KOTA BANDUNG
7. Bahasa Daerah 72 - 72
(Bahasa Sunda)
Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing- masing.
** Proporsi JP antara aspek Ilmu Pengetahuan Alam dan aspek Ilmu
Pengetahuan Sosial disesuaikan dengan kebutuhan Program Keahlian.
STRUKTUR KURIKULUM SMKS AQUA VITAE KOTA BANDUNG
Alokasi
Alokasi Projek Total JP
Mata Pelajaran Intrakurikuler Penguatan Per
Per Tahun Profil Pelajar Tahun
Pancasila
Per Tahun
A. KELOMPOK MATA PELAJARAN UMUM:
1. Pendidikan Agama Islam dan 90 18 108
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Kristen dan 90 18 108
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Katolik dan 90 18 108
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Buddha dan 90 18 108
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Hindu dan 90 18 108
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Khonghucu 90 18 108
dan Budi Pekerti*
2. Pendidikan Pancasila 54 18 72
7. Bahasa Daerah 72 - 72
(Bahasa Sunda)
Jumlah Kelompok Mata Pelajaran
Umum (A): 450 126 576
B. KELOMPOK MATA PELAJARAN KEJURUAN:
1. Matematika 108 36 144
2. Bahasa Inggris 108 36 144
Secara umum struktur kurikulum SMK untuk kelas X pada Kurikulum Merdeka ini terlihat
pada tabel 3.1 di bawah ini:
Alokasi waktu
Alokasi Waktu
Projek Penguatan Total JP per
Mata Pelajaran Intrakurikuler per
Profil Pelajar tahun
tahun
Pancasila
A. Kelompok Mata Pelajaran Umum
Pendidikan Agama Islam dan
1. 90 18 108
Budi Pekerti
2 Pendidikan Pancasila 54 18 72
3 Bahasa Indonesia 108 36 144
Pendidikan Jasmani dan
4 90 18 108
Olahraga
5 Sejarah 54 18 72
6 Seni 54 18 72
7 Muatan Lokal 72 - 72
Jumlah Kelompok Mata Pelajaran
450 126 576
Kejuruan (A)
B. Kelompok Mata Pelajaran Kejuruan
1 Matematika 108 36 144
2 Bahasa Inggris 108 36 144
3 Informatika 108 36 144
Projek Ilmu Pengetahuan Alam
4 162 54 216
dan Sosial
Dasar – dasar Program
5 432 - 432
Keahlian
Jumlah Kelompok Mata Pelajaran
918 162 1080
Kejuruan (B)
Jumlah A + B 1368 288 1656
Secara umum struktur kurikulum SMK untuk kelas 11 pada Kurikulum Merdeka ini terlihat
pada tabel 3.2 di bawah ini :
Alokasi waktu
Alokasi Waktu
Projek Penguatan Total JP per
Mata Pelajaran Intrakurikuler per
Profil Pelajar tahun
tahun
Pancasila
A. Kelompok Mata Pelajaran Umum
Pendidikan Agama Islam dan
1. 90 18 108
Budi Pekerti
2 Pendidikan Pancasila 54 18 72
3 Bahasa Indonesia 90 18 72
Pendidikan Jasmani dan
4 90 18 108
Olahraga
5 Sejarah 54 18 72
6 Muatan Lokal 72 - 72
Jumlah Kelompok Mata Pelajaran
342 90 432
Kejuruan (A)
B. Kelompok Mata Pelajaran Kejuruan
1 Matematika 90 18 108
2 Bahasa Inggris 108 36 144
3 Muatan Keahlian 648 - 648
Projek Kreatif dan
4 180 180
Kewirausahaan
5 Mata Pelajaran Pilihan 144 - 144
Jumlah Kelompok Mata Pelajaran
1170 54 1224
Kejuruan (B)
Jumlah A + B 1512 144 1656
Secara umum struktur kurikulum SMK untuk kelas 12 pada Kurikulum Merdeka ini terlihat
pada tabel 3.3 di bawah ini :
Tabel 3.3. Struktur Kurikulum SMK Kelas 12 Program 3 Tahun
Alokasi waktu
Alokasi Waktu
Projek Penguatan Total JP per
Mata Pelajaran Intrakurikuler per
Profil Pelajar tahun
tahun
Pancasila
A. Kelompok Mata Pelajaran Umum
Pendidikan Agama Islam dan
1. 36 18 54
Budi Pekerti
2 Pendidikan Pancasila 36 - 36
3 Bahasa Indonesia 36 18 54
4 Muatan Lokal 36 - 36
Jumlah Kelompok Mata Pelajaran
108 36 144
Kejuruan (A)
B. Kelompok Mata Pelajaran Kejuruan
1 Matematika 54 - 54
2 Bahasa Inggris 72 - 72
3 Muatan Keahlian 396 - 396
Projek Kreatif dan
4 90 - 90
Kewirausahaan
5 Praktik Kerja Lapangan 792 - 792
6 Mata Pelajaran Pilihan 108 - 108
Jumlah Kelompok Mata Pelajaran
1170 54 1224
Kejuruan (B)
Jumlah A + B 1512 144 1656
Beberapa perubahan yang terjadi pada Struktur Kurikulum SMK diuraikan sebagai berikut :
1. Pemilihan Konsentrasi pada Satu Program Keahlian
Penentuan konsentrasi dilakukan atas dasar kebutuhan tenaga kerja pada dunia kerja yang
dijadikan sasaran lulusan konsentrasi Pada satu program keahlian dapat diselenggarakan satu
konsentrasi atau lebih dari satu konsentrasi. Konsentrasi yang berbeda pada satu program
keahlian diselenggarakan dalam rombongan belajar yang berbeda. Konsentrasi dapat
dilakukan melalui penambahan jam belajar pada mata pelajaran tertentu yang sesuai dengan
konsentrasi yang dipilih. Konsentrasi khusus berdasarkan permintaan dunia kerja dapat
diselenggarakan melalui penambahan jam dan materi pada mata pelajaran kejuruan maupun
mata peajaran pilihan.
2. Perubahan Penataan Mata Pelajaran
a. Mata pelajaran dikelompokkan menjadi 2 yaitu mata pelajaran umum dan kejuruan,
disesuaikan dengan materi yang mendukung pembelajaran bidang kejuruan.
c. Seni merupakan perubahan dari mata pelajaran yang sebelumnya bernama Seni Budaya
d. Matematika Kejuruan merupakan materi matematika yang berisi materi yang mengacu
dan sesuai dengan penerapan lingkup kejuruan.
e. Bahasa Inggris Kejuruan merupakan materi bahasa Inggris pyang berisi materi yang
mengacu dan sesuai dengan penerapan lingkup kejuruan.
f. Informatika merupakan perubahan dari mata pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital
a. Muatan Kejuruan pada kelas 10 memiliki alokasi waktu 12 jam per minggu atau 432 jam
per tahun
b. Jumlah jam per mata pelajaran dapat ditentukan oleh sekolah sesuai dengan kebutuhan
konsentrasi keahian yang dipiih sekolah berdasarkan kesepakatan dengan dunia kerja
mitra SMK
a. Alokasi waktu untuk mata pelajaran kejuruan adalah 18 jam per minggu pada kelas 11
atau 648 jam per tahun
b. Alokasi waktu untuk mata pelajaran kejuruan adalah 11 jam per minggu pada kelas 12
atau 396 jam per tahun
c. Muatan kejuruan pada kelas 11 dan 12 berisi mata pelajaran pada program keahlian yang
dikembangkan oleh setiap sekolah dan menjadi konsentrasi sesuai dengan tuntutan dunia
kerja yang menjadi mitra SMK
d. Jumlah jam per mata pelajaran dapat ditentukan oleh sekolah sesuai dengan kebutuhan
konsentrasi keahlian yang dipilih sekolah berdasarkan kesepakatan dengan dunia kerja
mitra SMK
e. Mata pelajaran kejuruan kelas 11 dan 12 dapat dilaksanakan dengan sistem blok.
Mata pelajaran pilihan merupakan mata pelajaran yang dipilih leh siswa berdasarkan minat
untuk pengembangan diri, baik untuk melanjutkan Pendidikan, berwirausaha, maupun
bekerja pada bidangnya Mata pelajaran pilihan data berupa : (1) penambahan jam mata
pelajaran pada program keahlian dan konsentrasi yang dipilih atau (2) mata pelajaran di
luar program keahlian atau konsentrasi yang dipilih. Penyelenggaraan mata pelajaran
pilihan dilakukan dengan mempertimbangan sumber daya yang tersedia di sekolah, seperti
ketersediaan guru, sarana belajar, termasuk sarana praktik, ruangan, waktu, dam sumber
daya lainnya yang dimiliki sekolah
D. Ekstrakurikuler
Pembinaan minat dan bakat adalah kegiatan pendidikan diluar jam pelajaran biasa yang
dilakukan di sekolah/luar sekolah untuk membantu pengembangan siswa sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh
pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah
secara berkala dan terprogram.
Kurikulum Operasional SMK Aqua Vitae Kota Bandung tidak hanya merancang
kegiatan intra kurikuler dan kokurikuler saja, namun juga secara rinci memuat rancangan
kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan dan dibina sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler
ditambah untuk memperkuat pendidikan karakter dan membentuk profil pelajar pancasila bagi
peserta didik. Ekstrakurikuler dilaksanakan diluar jam pelajaran dan setiap peserta didik hanya
boleh mengikuti maksimal 2 kegiatan. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan ekstrakurikuler tidak
menggganggu kegiatan intrakurikuler.
Tujuan kegiatan ekstrakurikuler pada dasarnya untuk mengembangkan potensi, bakat,
minat, kemampuan, kepribadian, kerja sama, dan kemandirian peserta didik secara optimal
dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional. Kegiatan ekstrakurikuler
dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok terdiri atas :
1) Kegiatan ekstra kurikuler wajib
2) Kegiatan ekstrakurikuler pilihan
Ekstra kurikuler wajib di SMK Aqua Vitae adalah pramuka, sedangkan Ekstra
Kurikuler pilihan sebagai berikut :
No Seksi Bidang Nama Pelatih/pembina Waktu/
Ekstrakurikuler moda
Esa
KALENDER PENDIDIKAN
SMK AQUA VITAE KOTA BANDUNG
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
JULI AGUSTUS
Inggu Senin Selasa 2023
Rabu Kamis Jumat Sabtu inggu Senin Selasa 2023
Rabu Kamis Jumat Sabtu
1 2 3 4 5
M
6 7 8 9 10 11 12
16 17 18 19 20 21 22 13 14 15 16 17 18 19
23 24 25 26 27 28 29 20 21 22 23 24 25 26
30 31 27 28 29 30 31
SEPTEMBER OKTOBER
Minggu Senin Selasa2023
Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa2023
Rabu Kamis Jumat Sabtu
1 2 1 2 3 4 5 6 7
M
3 4 5 6 7 8 9 8 9 10 11 12 13 14
10 11 12 13 14 15 16 15 16 17 18 19 20 21
17 18 19 20 21 22 23 22 23 24 25 26 27 28
24 25 26 27 28 29 30 29 30 31
NOVEMBER DESEMBER
Minggu Senin Selasa2023
Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa2023
Rabu Kamis Jumat Sabtu
1 2 3 4 1 2
M
5 6 7 8 9 10 11 3 4 5 6 7 8 9
12 13 14 15 16 17 18 10 11 12 13 14 15 16
19 20 21 22 23 24 25 17 18 19 20 21 22 23
26 27 28 29 30 24 25 26 27 28 29 30
31
SEMESTER 2
FEBRUA JANUARI
ingg Senin SelasRIRabu
2024Kami Juma Sabt Senin Selasa 2024
Rabu Kamis Jumat Sabtu
u a s 1 t 2 u3 inggu 1 2 3 4 5 6
4 5 6 7 8 9 10 7 8 9 10 11 12 13
11 12 13 14 15 16 17 14 15 16 17 18 19 20
18 19 20 21 22 23 24 21 22 23 24 25 26 27
25 26 27 28 29 28 29 30 31
Kepala Sekolah
Jum’at, 3 November
38
2023
Jum'at, 22 Desember
55 Pembagian Rapot Semester Ganjil Tahun 2023-2024
2023
K
25 Juni – 15 Juli 2023
Tanggal Penerimaan Peserta Didik Baru e
15 Juli 2023 Rapat Tahun Ajaran Baru g
29 Juli 2023 In house Training
17 Juli 2023 Hari pertama masuk sekolah i
17 - 20 Juli 2023 Pengenalan Lingkungan Sekolah a
19 Juli 2023 Libur Tahun Baru Islam 1445 H t
21 - 22 Juli 2023 Masa Orientasi Pendidikan Kepramukaan
14 Agustus 2023 a
Pertemuan Pramuka Pendidikan Khusus
17 Agustus 2023 Libur hari Proklamasi Kemerdekaan n RI
19 Agustus – 24 Kegitan P5
28 - 31 Agustus 2023 Pelaksanaan Asessmen Nasional SMA/SMK/SMALB dan
Agustus2023
2 - 3 September 2023 yang Sederajat
Pelaksanaan Asessmen Nasional Paket C
18 - 21 September 2023 Pelaksanaan Asessmen Nasional SMP/SMPLB dan yang
23 - 24 September 2023 Sederajat
Pelaksanaan Asessmen Nasional Paket B / PKPPS Wustha
25 - 30 September 2023 dan yang sederajat
Prakiraan penilaian tengah semester 1
2 Oktober – 7 Oktober 2023 Maulid Nabi & Kegitan P5
27 September 2023 Libur Maulid Nabi Muhammad SAW.
2 - 6 oktober 2023 *) Prakiraan jeda tengah semester 1
23 - 26 Oktober 2023 Pelaksanaan Asesmen Nasional SD/SDLB dan yang sederajat
28 - 29 Oktober 2023 Tahap I
Pelaksanaan Asesmen Nasional Paket A/PKPPS Ula dan
30 Oktober - 2 November yang sederajat
Pelaksanaan Tahap INasional SD/SDLB dan yang sederajat
Asesmen
42023
- 5 November 2023 Tahap II
Pelaksanaan Asesmen Nasional Paket A/PKPPS ULA dan
25 November 2023 yang sederajat
Porseni Tahap II Khusus
Guru Pendidikan
3 Desember 2023 Hari Disabilitas Internasional
4 - 16 Desember 2023 Prakiraan penilaian sumatif akhir semester
22 Desember 2023 Tanggal penetapan rapor semester 1
22/23 Desember 2023 Pembagian rapor semester 1
25 Desember 2023 Libur hari Natal
26 Desember 2023 Cuti bersama Hari Natal
27 Des 2023 - 7 Jan 2024 Libur semester 1
SEMESTER II (2)
Tanggal Kegiatan
Tanggal Kegiatan
23 Mei 2024 Prakiraan libur hari raya Waisyak
1 Juni 2024 Libur hari lahir Pancasila
10 - 22 Juni 2024 Prakiraan sumatif akhir tahun/sumatif akhir fase
17 Juni 2024 Prakiraan hari raya Idul Adha
28 Juni 2024 Tanggal penetapan rapor semester 2 *)
28/29 Juni 2024 Pembagian rapor semester 2
1 Juli - 13 Juli 2024 Libur akhir tahun pelajaran
7 Juli 2024 Tahun Baru Islam
Mei - Juli 2024 Masa PPDB TP 2024/2025
G. Pola Pembelajaran
Kelas X
No Kegiatan Waktu
Fokus 6 dimensi
Peminatan Pemetaan
Pemetaan Penetapan Penyusunan Pembekalan
peserta penempatan Penetapan
kompetensi lokasi dan program PKL PKL bagi Pelaksanaan
didik Peserta pembimbing
Peserta jangka peserta peserta PKL
mengenai Didik sesuai PKL;
Didik waktu PKL didik didik
tempat PKL kompetensi
PKL di SMK Aqua Vitae dilaksanakan pada semester lima selama masing masing enam
bulan. Sehubungan dengan meluasnya variasi dunia kerja saat ini, maka proses penempatan
peserta didik dalam kegiatan PKL juga perlu mempertimbangkan peminatan tempat PKL
berdasarkan minat peserta didik. Sekolah juga perlu menjalin kerja sama dengan dunia kerja
lainnya lagi, selain dari kerja sama yang sudah terjalin saat ini. Perluasan kerja sama tersebut
bisa dipetakan sebagai berikut.
1. Program Keahlian Manajemen Perkantoran Dan Layanan Bisnis :
2. Program Keahlian Akuntansi Keuangan Lembaga:
3. Program Keahlian Teknik Jaringan Komputer dan
4. Program Keahlian Akuntansi Desain Komunikasi Visual
Berikut ini kami sampaikan rencana pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang akan
dilaksanakan oleh SMK Aqua Vitae Kota Bandung.
NO KEGIATAN URAIAN KEGIATAN OUTPUT
1 PERENCANAAN a. Peminatan peserta didik mengenai Data persiapan
tempat PKL PKL
b. pemetaan kompetensi Peserta Didik
berdasarkan :
- Kompetensi yang dimiliki peserta didik
- Jarak tempat PKL dengan rumah
- Hasil peminatan
c. penetapan lokasi PKL;
d. penetapan jangka waktu PKL;
e. pemetaan penempatan Peserta Didik
sesuai kompetensi;
f. Penyusunan program PKL peserta
didik
g. penetapan pembimbing PKL; dan
h. pembekalan Peserta Didik.
2 PELAKSANAAN a. penempatan Peserta Didik di dunia kerja Peserta didik
sesuai kompetensi;
b. praktik kerja; dan melaksanakan
c. mentoring oleh pembimbing PKL dari kegiatan PKL
dunia kerja..
PENILAIAN Penilaian sebagaimana dimaksud untuk Lembar
mengukur tingkat capaian kompetensi penilaian PKL
Peserta Didik yang meliputi aspek:
a. sikap;
b. pengetahuan; dan
c. keterampilan
MONITORING a. monitoring terhadap pelaksanaan PKL Lembar hasil
DAN EVALUASI dilakukan oleh managemen sekolah, monitoring
guru pembimbing
b. evaluasi terhadap perencanaan dan hasil
pelaksanaan PKL oleh bidang kerja
humas, kurikulum dan program keahlian
SERTIFIKASI 1. Peserta Didik yang telah Sertifikat yang
menyelesaikan PKL memperoleh diperoleh
sertifikat keikutsertaan PKL. peserta didik
2. Sertifikat keikutsertaan PKL yang telah
sebagaimana dimaksud menyelesaikan
ditandatangani oleh pimpinan dunia PKL
kerja.
3. Selain sertifikat keikutsertaan PKL,
Peserta Didik dapat diberi sertifikat
kompetensi oleh lembaga sertifikasi
yang terakreditasi sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan.
Program/Konsentrasi Keahlian
Manajemen Perkantoran Dan
Layanan Bisnis
Jumlah Peserta
No Nama Dunia Kerja Nama Pembimbing
Did0ik
1 PT enseval 8 CiCA noorakaien, S.PD
2 PT inews TV 6 GAndani, S.KOM., MM
3 TVRI Bandung 6 Dino AGus saputra, S.KOM
4 Ichannel Bandung 6 Agil Syahriel, S.kom
5 PT inti 22 Sopian Mahmudin, S,Kom
6 MQTV bandung 8 Dino Agus SAputra,S.KOM
7 PT Pos Dan giro 8 YUlianti, S.PD
8 BEC bandung 8 Eet, S.Pd
1. Rencana Penguatan Budaya Industri
Dengan kuantitas dan kualitas GTK yg dimiliki oleh SMK Aqua Vitae Bandung dan
populasi siswa serta dukungan Dunia Kerja maka SMK Aqua Vitae menyelenggarakan
pembelajaran berbasis projek di mana guru mendampingi siswa melaksanakan produksi sesuai
kompetensi keahlian masing masing
Adapun peningkatan kompetensi siswa sesuai perkembangan Dunia Kerja dilakukan
dengan melaksanakan projek riil dan pembelajaran guru tamu. Berikut ini adalah rencana
penguatan budaya industri yang akan dilakukan SMK Aqua Vitae Kota Bandung.
A. Pendampingan
Pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional di SMK AQUA VITAE
dilakukan secara internal untuk memastikan pembelajaran berjalan sesuai rencana untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan. Proses ini dikelola oleh kepala sekolah dan/atau guru yang
dianggap sudah mampu untuk melakukan peran ini. Evaluasi, pendampingan dan
pengembangan profesional dilakukan secara bertahap dan mandiri agar terjadi peningkatan
kualitas secara berkelanjutan di satuan pendidikan, sesuai dengan kemampuan satuan
pendidikan.
Pendampingan dan pengembangan professional ditekankan pada prinsip reflektif dan
pengembangan diri bagi guru, pengembangan strategi pembelajaran berdeferensiasi, dan
melaksanakan serta menggunakan alat penilaian yang jelas dan terukur. Proses pendampingan
dirancang sesuai kebutuhan dan dilakukan oleh kepala Sekolah dan/atau guru yang menguasai
tentang hal tersebut berdasarkan hasil pengamatan atau evaluasi.
Pendampingan pengembangan diri bagi guru dilaksanakan melalui beberapa kegiatan,
diantaranya :
1. IHT ( In House Training )
Kegiatan IHT dilakukan 2 kali dalam satu tahun di setiap awal semester dalan tahun pelajaran.
IHT merupakan moment untuk mengupgrade pengetahuan dan keilmuan guru-guru. Muatan
IHT dapat berupa kemajuan teknologi, kebutuhan dunia industri, perubahan kurikulum dan
lain sebgainya
2. Supervisi Akademis
Supervisi akademik adalah suatu proses pengawasan yang dilakukan oleh seseorang (biasanya
kepala sekolah) kepada guru, yang bertujuan untuk menguatkan dan meningkatkan kualitas
kegiatan belajar mengajar di sekolah. Supervisi akademis diharapkan dapat berkontribusi untuk
meningkatkan kualitas proses belajar sehingga berdampak pada kopetensi peserta didik.
Melalui kegiatan supervisi akademik, kepala sekolah memastikan bahwa guru
melaksanakan tugas mengajar mereka dengan baik dan siswa menerima layanan pembelajaran
yang terbaik. Melalui supervisi akademik, guru diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran, dan kepala sekolah juga dapat membuat program pengembangan
profesionalisme guru.
Dalam pelaksanaan supervisi akademik, kepala sekolah berlaku adil terhadap semua
guru tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, status sosial ekonomi, dan
yang berkebutuhan khusus dalam mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan
pembelajaran.
Pengembangan profesionalsime guru dalam konteks supervisi akademik tidak hanya
fokus pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, tetapi juga pada
pembaharuan komitmen (commitment), kemauan (willingness), dan motivasi (motivation)
guru. Peningkatkan pada kemampuan dan motivasi kerja guru tentu akan berdampak pada
peningkatan kualitas pembelajaran.
Minimal terdapat 3 (tiga) tujuan supervisi akademik dalam peningkatan kualitas
pembelajaran, yaitu sebagai berikut.
a. Supervisi akademik dilaksanakan untuk membantu guru meningkatkan kemampuan
profesionalnya, yang mencakup pengetahuan akademik, pengelolaan kelas,
keterampilan proses pembelajaran, dan dapat menggunakan semua kemampuannya
ini untuk memberikan pengalaman belajar yang berkualitas bagi peserta didik.
b. Supervisi akademik dilakukan untuk memeriksa atau memastikan proses
pembelajaran di sekolah berjalan sesuai ketentuan dan tujuan yang ditetapkan.
Kegiatan pengawasan ini dapat dilakukan melalui kunjungan ke kelas-kelas di saat
guru sedang mengajar, percakapan pribadi dengan guru, teman sejawatnya, maupun
dengan peserta didik.
c. Supervisi akademik dilakukan untuk mendorong guru meningkatkan kompetensinya,
melaksanakan tugas mengajarnya dengan lebih baik dengan menerapkan pengetahuan
dan keterampilannya, dan memiliki perhatian yang sungguh-sungguh (commitment)
terhadap tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru.
Supervisi akademik berkaitan erat dengan pembelajaran berkualitas, karena proses
pembelajaran yang berkualitas memerlukan guru yang profesional, dan guru profesional dapat
dibentuk melalui supervisi akademik yang efektif. Guru sebagai pelaku utama dalam proses
pembelajaran dapat ditingkatkan profesionalitasnya melalui supervisi akademik sehingga
tercapai tujuan pembelajaran.
Melalui supervisi akademik, refleksi praktis untuk asesmen unjuk kerja guru dapat
dilaksanakan, kesulitan dan permasalahan dalam proses pembelajaran dapat diidentifikasi,
informasi mengenai kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dapat
diketahui, dan program tindak lanjut untuk pengembangan profesionalitas guru dapat disusun.
Dengan demikian, supervisi akademik adalah bagian dari proses pengembangan keberlanjutan
profesionalitas guru agar semakin mampu menyediakan layanan belajar yang berkualitas bagi
peserta didik.
3. Supervisi Klinis
Supervisi klinis adalah supervisi akademik yang menggunakan model pendekatan
berbasis permintaan/kebutuhan guru. Supervisi klinis berlangsung dalam bentuk hubungan
tatap muka antara kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala sekolah/pengawas dan guru.
Fokus pengamatan pada saat supervisi klinis adalah hal yang menjadi permasalahan bagi guru
yang disupervisi, dan pengamatan dilakukan secara teliti dan mendetail. Hubungan antara
kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala sekola/pengawas sebagai supervisor dan guru
sebagai hubungan kolegial, bukan atasan bawahan, karena supervisi klinis dilakukan secara
bersama antara kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala sekolah/pengawas dan guru.
kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala sekolah/pengawas melakukan supervisi klinis
atas dasar permintaan guru yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan proses
pembelajaran, karena itu kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala sekola/pengawas
dalam melaksanakan supervisi didasarkan pada semangat tolong menolong. Langkah-langkah
yang dilakukan dalam supervisi klinis meliputi langkah awal, observasi, dan umpan balik.
a. Tahap Pertemuan Awal
Pertemuan awal, bertujuan agar kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala
sekola/pengawas dan guru bersama-sama mengembangkan kerangka kerja observasi
kelas yang akan dilaksanakan. Guru yang akan disupervisi menyiapkan Capaian
Pembelajaran (CP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), dan Modul
ajar/perencanaan pembelajaran, kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala
sekola/pengawas sebagai supervisor mempelajari dan memahami tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Langkah selanjutnya menetapkan waktu dan
tempat pelaksanaan supervisi, proses pelaksanaan pembelajaran, dan menentukan
aspek-aspek yang akan diobservasi dan cara mengobservasinya. Hasil akhir
pertemuan awal ini berupa kesepakatan kerja antara supervisor dan guru.
b. Tahap Observasi Pembelajaran
Tahap kedua dalam proses supervisi klinis adalah mengamati proses pembelajaran
secara sistematis dan objektif, dimana supervisor mengamati guru mengajar
sebagaimana digariskan dalam ATP. Aspek-aspek yang akan diobservasi harus
sesuai dengan hasil diskusi antara supervisor dan guru pada pertemuan awal.
c. Tahap Umpan Balik
Pertemuan pemberian umpan balik dilakukan segera setelah melaksanakan observasi
proses pembelajaran, dengan ketentuan bahwa hasil observasi sudah dianalisis
terlebih dahulu. Tujuan utama pertemuan balikan ini adalah bersama-sama
membahas hasil pengamatan proses belajar-mengajar yang dilakukan oleh sekolah.
Inti pembicaraan dalam pertemuan balikan ini difokuskan pada identifikasi dan
analisis persamaan dan perbedaan antara perilaku guru dan peserta didik yang
diharapkan dengan perilaku aktual guru dan peserta didik, serta membuat keputusan
tentang apa dan bagaimana langkah yang seharusnya diambil untuk menindaklanjuti
perbedaan tersebut.
B. Evaluasi
SMK Aqua Vitae melaksanakan evaluasi pada 2 (dua) aspek, yaitu Evaluasi
Pembelajaran dan Evaluasi Kurikulum.
1. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran dimaksudkan untuk mendapatkan data dan informasi yang
diperlukan dalam menentukan sejauh mana dan bagaimana pembelajaran yang telah
berjalan agar dapat membuat asesmen (judgement) dan perbaikan yang dibutuhkan untuk
memaksimalkan hasil pembelajaran peserta didik.
(1) meningkatkan hasil belajar, keterlibatan, dan kepuasan belajar peserta didik; (2)
menunjukkan kekuatan dari program belajar sebagai implementasi kurikulum operasional;
(5) mengukur ketercapaian visi dan misi lewat program yang diajarkan di sekolah; dan
(6) sarana pemberian umpan balik pada kompetensi mengajar guru, yang selaras dengan
tujuan dan kebutuhan belajar peserta didik.
(3) sumber materi ajar, perlengkapan visual maupun auditori, kesesuaian dengan tahapan
perkembangan anak;
(5) persepsi dunia kerja dalam melihat perkembangan penguasaan kompetensi; dan
(6) persepsi orang tua peserta didik dalam melihat perkembangan peserta didik.
Beberapa cara yang ditempuh dalam melakukan evaluasi pembelajaran antara lain sebagai
berikut:
b. Reflektif: Melihat kembali pencapaian dan kekurangan dari berbagai aspek, jujur,
dan berdasarkan bukti.
Kegiatan evaluasi pembelajaran di SMK Aqua Vitae melibatkan berbagai pihak, agar
hasilnya objektif dan mendalam. Untuk memperoleh data SMK Aqua Vitae melakukan
survey kepada peserta didik, orang tua peserta didik, dan dunia industri. Angket bagi
peserta didik dan orang tua peserta didik disebarkan pada setiap akhir semester, sedangkan
angket kepada dunia industri disebarkan pada akhir periode PKL sisiwa.
Data yang diperoleh melalui angket digunakan untuk refleksi dan pemberian umpan balik.
Selain itu guru diwajibkan untuk melakukan refleksi mandiri terhadap kriteria kesuksesan
yang telah ditetapkan (Realisasi Tujuan Pembelajaran (CP), Alur Tujuan Pembelajaran
(ATP), Profil Pelajar Pancasila).
2. Evaluasi Kurikulum
Kurikulum operasional SMK Aqua Vitae Kota Bandung dievaluasi secara periodik, untuk
mendapatkan perbaikan sesegera mungkin. Setelah melakukan asesmen formatif, secara
individual maupun tim, guru dan atau instruktur industri mereview proses belajar dan
tercapainya tujuan dan melakukan perbaikan maupun penyesuaian terhadap proses belajar
untuk setiap unit pembelajaran. Setiap akhir semester, guru dan atau instruktur industri dan
tim melihat kontinum pencapaian, serta setiap akhir tahun pembelajaran, guru dan atau
instruktur industri dan tim melakukan evaluasi terhadap pencapaian satu tahun, dan
bagaimana hal tersebut berkontribusi dengan tujuan sekolah, serta visi dan misi sekolah.
C. Pengembangan Profesional
Peningkatan profesional guru di SMK Aqua Vitae dilaksanakan dengan berbagai program,
antara lain sebagai berikut.
2. Magang Industri
3. Sertifikasi teknis
Guru-guru kejuruan di SMK Aqua Vitae. mengikuti pelatihan dan sertifikasi teknis sesuai
konsentrasi keahlian. Sertifikat teknis diperbarui sesuai masa berlaku sertifikat.
Guru-guru kejuruan yang telah memiliki sertifikat teknis diprogramkan untuk mengikuti
pelatihan asesor dan memperoleh sertifikat asesor uji kpmpetensi. Sertifikat asesor
diperbarui sesuai masa berlaku sertifikat
6. Kunjungan Industri
SMK Aqua Vitae secara berkala memberi kesempatan kepada PTK untuk studi di industri
dan dunia usaha terkait sebagai penambahan wawasan, khususnya untuk melihat tren masa
kini dan yang akan datang, profesi dan jabatan yang ada di industri, manajemen bisnis,
pemasaran produk, kemitraan/kolaborasi dalam berbisnis, kewirausahaan, penerapan
teknologi 4.0, serta isu-isu penting lainnya yang berkaitan dengan industri pariwisata serta
seni dan ekonomi kreatif.
7. Kewirausahaan
Untuk mendorong Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW) 50.000 wirausahawan pelajar serta
difokuskan ke Visi Misi SMK Aqua Vitae dimana pelajar menjadi
entreupreuneurship/technopreuneurship maka sekolah memberi kesempatan pada guru
untuk mengembangkan kemampuan dalam bidang kewirausahaan, melalui peningkatan
usaha mandiri yang telah dilakukan secara individu atau mendorong guru untuk menjadi
pengusaha pemula bekerja sama dengan dunia kerja.
Tujuan utama dari program ini adalah agar guru memberikan keteladanan dan menjadi
sosok inspiratif bagi peserta didik, dan diharapkan guru dapat membimbing peserta didik
secara optimaldalam berwirausaha. Jika guru telah memiliki kemampuan nyata dalam
berwirausaha niscaya tidak akan lagi dianggap hanya memiliki kemampuan teoritis
semata.
9. Studi lanjut
SMK Aqua Vitae memberikan kesempatan kepada PTK untuk melanjutkan studi ke
jenjang yang lebih tinggi. Studi lanjut sampai saat ini dilakukan secara individu, sekolah
hanya memberikan regulasi untuk memermudah proses studinya. Sekolah juga berupaya
untuk mencarikan peluang-peluang beasiswa dari pemerintah, lembaga-lembaga swasta,
dan dunia kerja.
LAMPIRAN
PROGRAM TAHUNAN
KELAS :...............................................
JUMLAH JAM
SEM. ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN PELAJARAN KET.
II
……………., ..............................
Mengetahui,
..................................................... …………...................................
NIP. .............................................. NIP ........................................
CONTOH ADMINISTRASI PEMBELAJARAN:
- capaian pembelajaran,
- alur tujuan pembelajaran, dan
- modul ajar
CAPAIAN PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
Rasional
Pendidikan Agama Islam (PAI) secara bertahap dan holistik diarahkan untuk
menyiapkan peserta didik agar mantap secara spiritual, berakhlak mulia, dan memiliki
pemahaman akan dasar-dasar agama Islam serta cara penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pendidikan agama
Islam secara umum harus mengarahkan peserta didik kepada (1) Kecenderungan
kepada kebaikan (al-ḥanifiyyah), (2) Sikap memperkenankan (al-samḥah), (3) akhlak
mulia (makārim al-akhlāq), dan (4) Kasih sayang untuk alam semesta (rahmat li al-
ālamĩn). Dengan PAI, dasar-dasar tersebut kemudian diterapkan oleh peserta didik
dalam beriman dan bertakwa kepada Allah Swt, menjaga diri, peduli atas kemanusiaan
dan lingkungan alam. Deskripsi dari penerapan ini akan tampak dalam beberapa
elemen PAI terutama dalam akhlak pribadi dan sosial, akidah, syari’at dan sejarah
peradaban Islam.
PAI bisa menjadi pedoman bagi peserta didik dalam menjaga diri dan
menerapkan akhlak mulia setiap hari. Berbagai persoalan di masyarakat seperti krisis
akhlak, radikalisme dan krisis lingkungan hidup dan lain-lain mempunyai jawaban
dalam tradisi agama Islam. Dengan mempelajari dan menghayati PAI, peserta didik
mampu menghindari segala perubahan negatif yang terjadi di dunia sehingga tidak
mengganggu perkembangan dirinya baik dalam hubungannya dengan Tuhan, diri
sendiri, sesama warga negara, sesama manusia, maupun alam semesta.
Melalui muatan materi yang disajikannya dalam 5 (lima) elemen keilmuan PAI
antara lain Al-Quran-hadis, akidah, akhlak, fiqih, dan sejarah peradaban Islam,
pelajaran agama Islam dapat berkontribusi dan menguatkan terbentuknya profil
pelajar pancasila sebagai pelajar sepanjang hayat (min al-mahdi ila al-lahdi) yang
beriman dan bertakwa, serta berakhlak mulia, menyadari dirinya bagian dari
penduduk dunia dengan berkepribadian dan punya kompetensi global, mandiri,
kreatif, kritis, dan bergotong royong.
Elemen Deskripsi
Al-Qur’an Hadis Pendidikan Agama Islam (PAI) menekankan
kemampuan baca dan tulis Al-Qur’an dan hadis
dengan baik dan benar. Ia juga mengantar peserta
didik dalam memahami makna secara tekstual dan
kontekstual serta mengamalkan kandungannya
dalam kehidupan sehari-hari. PAI juga
menekankan cinta dan penghargaan tinggi kepada
Al-Qur’an dan hadis Nabi sebagai pedoman hidup
utama seorang muslim.
1. Mengenal serta mengimani Allah yang berkarya menciptakan alam semesta dan
manusia;
2. Mengimani keselamatan yang kekal dalam karya penyelamatan Yesus Kristus;
3. Mensyukuri Allah yang berkarya dalam Roh Kudus sebagai penolong dan
pembaru hidup manusia;
4. Mewujudkan imannya dalam perbuatan hidup setiap hari dalam interaksi
dengan sesama dan memelihara lingkungan hidup;
5. Mampu memahami hak dan kewajibannya sebagai warga gereja dan warga
negara serta cinta tanah air;
6. Membangun manusia Indonesia yang mampu menghayati imannya secara
bertanggung jawab dan berakhlak mulia serta menerapkan prinsip moderasi
beragama dalam masyarakat majemuk;
7. Membentuk siswa menjadi anak-anak dan remaja Kristen yang memiliki
kedewasaan berpikir, berkata-kata dan bertindak sehingga menampakkan
karakter kristiani;
8. Membentuk sikap keterbukaan dalam mewujudkan kerukunan intern dan antara
umat beragama, serta umat beragama dengan pemerintah;
9. Memiliki kesadaran dalam mengembangkan kreativitas dalam berpikir dan
bertindak berdasarkan Firman Allah; dan
10. Mewujudkan peran nyata di tengah keluarga, sekolah, gereja dan masyarakat
Indonesia yang majemuk.
1. Allah Berkarya;
2. Manusia dan Nilai-nilai Kristiani;
3. Gereja dan Masyarakat Majemuk; dan
4. Alam dan Lingkungan Hidup.
Secara holistik capaian pembelajaran dan lingkup materi mengacu pada empat
elemen tersebut di atas dan selalu diintegrasikan dengan Alkitab. Elemen-elemen
tersebut mengikat capaian pembelajaran dan materi dalam satu kesatuan yang utuh
pada semua jenjang. Pada elemen Allah Berkarya siswa belajar tentang Tuhan
Allah yang diimaninya, Allah Pencipta, Pemelihara, Penyelamat, dan Pembaru.
Pada Elemen Manusia dan Nilai-nilai Kristiani siswa belajar tentang hakikat
manusia sebagai ciptaan Allah yang terbatas. Dalam keterbatasannya, manusia
diberi hak dan tanggung jawab oleh Allah sebagai insan yang telah diselamatkan.
Pada elemen Gereja dan Masyarakat Majemuk siswa belajar tentang hidup
bergereja dan bermasyarakat yang memiliki hak dan kewajiban yang harus
dipenuhi sebagai warga gereja dan warga negara, tanggung jawab terhadap Tuhan
dan terhadap bangsa dan negara. Pada elemen Alam dan Lingkungan Hidup, siswa
belajar membangun harmonisasi dengan alam, bahwa manusia memiliki tanggung
jawab dalam menjaga, memelihara serta melestarikan alam ciptaan Allah.
Implementasi berbagai elemen dan sub elemen di atas, proses penalarannya
bersumber dari Kitab Suci. Siswa belajar membaca dan merenungkan Kitab Suci
yang berisi pengajaran iman Kristen sebagai acuan dalam kehidupan.
Rasional
Pancasila merupakan nilai luhur dan filsafat hidup bangsa Indonesia yang kemudian
ditetapkan sebagai dasar dan ideologi negara. Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
musyawarah-mufakat, dan keadilan adalah nilai-nilai yang harus
ditumbuhkembangkan dan diinternalisasikan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai itu kemudian ditetapkan sebagai norma dasar
atau grundnorm Indonesia dan diberi nama Pancasila, hingga menjadi landasan yuridis
bagi pengembangan seluruh aturan negara Republik Indonesia.
Sebagai filsafat hidup bangsa, nilai-nilai Pancasila semestinya mewujud dalam setiap
sikap dan perbuatan segenap warga negara Indonesia. Keterwujudan dalam sikap dan
perbuatan tersebut akan dapat mengantarkan seluruh bangsa pada kehidupan yang adil
makmur sebagaimana cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia. Gambaran ideal cita-
cita bangsa tersebut masih jauh dari terwujud walaupun negara Indonesia telah
menempuh perjalanan lebih dari tiga perempat abad. Masih banyak tantangan yang
harus diatasi baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Setiap warga negara dalam konteks berbangsa dan bernegara perlu diarahkan menjadi
warga negara yang baik dan terdidik (smart and good citizen)., sehingga dapat
memahami negara dan bangsa Indonesia, memiliki kepribadian Indonesia, memiliki
rasa kebangsaan Indonesia, dan mencintai tanah air. Dengan demikian, warga negara
Indonesia dapat melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warga negara, juga turut
aktif membentengi masyarakat, bangsa dan negara Indonesia dari berbagai ancaman
dan hambatan yang akan merusak ketahanan bangsa dalam kerangka mewujudkan
kesejahteraan masyarakat Indonesia seperti yang tertuang dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Tujuan tersebut diterjemahkan secara lebih operasional dalam ruang lingkup lembaga
pendidikan menjadi Profil Pelajar Pancasila, dengan mengontekstualisasi tantangan
abad ke-21 dan visi Indonesia 2045. Profil Pelajar Pancasila dirumuskan dalam satu
pernyataan yang komprehensif, yaitu: “Pelajar Indonesia merupakan pelajar
sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai nilai-nilai
Pancasila.” Pernyataan ini memuat tiga kata kunci: pelajar sepanjang hayat (lifelong
learner), kompetensi global (global competencies), dan pengamalan nilai-nilai
Pancasila. Hal ini menunjukkan adanya paduan antara penguatan identitas khas
bangsa Indonesia, yaitu Pancasila, dengan kebutuhan pengembangan sumber daya
manusia yang sesuai dengan konteks abad ke-21.
Dengan merujuk kepada keenam dimensi Profil Pelajar Pancasila tersebut, Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) mengemban amanah untuk
menumbuhkembangkan nilai-nilai Pancasila setiap anak bangsa Indonesia. Oleh
karena itu, proses pembelajaran PPKn harus integratif, menyenangkan, dan efektif.
Abad ke-21 menuntut kecakapan dengan penguatan pendidikan karakter, literasi, dan
pembelajaran berbasis keterampilan/kecakapan abad ke-21 yang domain karakteristik
pembelajarannya mengarah pada High Order Thinking Skill (HOTS), 4C (Creativity
and Innovation, Critical Thinking and Problem Solving, Collaboration,
Communication). Tujuannya agar peserta didik antusias untuk memupuk nilai-nilai
luhur Pancasila yang ada di dalam dirinya sendiri.
Mata pelajaran PPKn mempunyai kedudukan strategis dalam upaya mewariskan nilai-
nilai Pancasila kepada setiap warga negara sehingga dapat menumbuhkembangkan
sikap perbuatan dan keterampilannya dalam upaya mencapai Indonesia gemilang pada
2045 mendatang.
1. memiliki akhlak mulia dengan didasari keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Hal ini ditunjukkan melalui sikap mencintai sesama manusia dan
lingkungannya serta menghargai kebinekaan untuk mewujudkan keadilan sosial;
2. memahami makna dan nilai-nilai Pancasila, serta proses perumusannya sebagai
dasar negara, pandangan hidup bangsa dan ideologi negara melalui kajian secara
kritis terhadap nilai dan kearifan luhur bangsa Indonesia sebagai pedoman dan
perspektif dalam berinteraksi dengan masyarakat global, serta mempraktikkan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah, rumah,
masyarakat sekitar, dan dalam konteks yang lebih luas;
3. menganalisis secara kritis konstitusi dan norma yang berlaku, serta menyelaraskan
hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
di tengah-tengah masyarakat global;
4. memahami jati dirinya sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang berbineka, serta
mampu bersikap adil dan tidak membeda-bedakan jenis kelamin dan SARA, serta
memiliki sikap toleransi, penghargaan dan cinta damai sebagai bagian dari jati diri
bangsa yang perlu dilestarikan; dan
5. menganalisis secara cerdas karakteristik bangsa Indonesia, sejarah kemerdekaan
Indonesia, dan kearifan lokal masyarakat sekitar, dengan kesadaran untuk menjaga
lingkungan sekitarnya dan mempertahankan keutuhan wilayah NKRI serta
berperan aktif dalam kancah global.
Peserta didik juga mengidentifikasi beberapa contoh kasus wilayah yang diperebutkan
berdasarkan fakta dan regulasi; menemukan beberapa praktik baik dan sikap menjaga
keutuhan NKRI yang telah dilakukan oleh orang/kelompok sebelumnya; dan
memahami konsep sistem pertahanan dan keamanan nasional; serta mengidentifikasi
peran Indonesia sebagai negara kesatuan dalam pergaulan antarbangsa dan negara di
dunia. Peserta didik juga dapat menelaah penerapan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa; mengidentifikasi perbedaan cara pandang
para pendiri bangsa tentang rumusan dan isi Pancasila; dan mengidentifikasi peluang
dan tantangan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan global; serta
menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan kesehariannya sesuai dengan
perkembangan dan konteks peserta didik.
Peserta didik juga mengkaji kasus-kasus pelanggaran terhadap norma dan aturan
dengan berdasarkan ketentuan normatif dalam konstitusi dapat mencari solusi dan
inovasi untuk memecahkan kasus tersebut; mengevaluasi pelaksanaan kesepakatan
bersama di sekolah; serta menghubungkannya dengan konstitusi dan norma sebagai
kesepakatan bersama, sehingga muncul kesadaran untuk mematuhi konstitusi dan
norma; mengklasifikasi dan mensimulasikan musyawarah para pendiri bangsa
berdasarkan ide-ide yang lebih kompleks tentang rumusan Pancasila dan UUD 1945;
serta menganalisis secara kritis hubungan satu regulasi dengan regulasi turunannya.
Peserta didik juga mengkaji secara kritis kasus wilayah yang sering diperebutkan,
secara kreatif dan inovatif terlibat mempromosikan perlunya menjaga keutuhan
wilayah Indonesia sebagai satu kesatuan; mengampanyekan praktik baik dan sikap
menjaga keutuhan NKRI dan kerukunan bangsa di lingkungan lokal dan regional;
mengidentifikasi tantangan yang dihadapi Indonesia sebagai negara kesatuan; serta
menganalisis peran Indonesia sebagai negara kesatuan dalam pergaulan antarbangsa
dan negara di dunia. Peserta didik juga dapat menganalisis secara kritis penerapan nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; menganalisis perdebatan
para pendiri bangsa tentang rumusan dan isi Pancasila; mempresentasikan peluang dan
tantangan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan global; serta menerapkan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan kesehariannya sesuai dengan perkembangan dan
konteks peserta didik.
Negara Kesatuan Peserta didik dapat mengkaji secara kritis kasus wilayah
Republik Indonesia yang sering diperebutkan; kreatif dan inovatif terlibat
mempromosikan perlunya menjaga keutuhan wilayah
Indonesia sebagai satu kesatuan. Peserta didik dapat
mendemonstrasikan praktik baik dan sikap menjaga
keutuhan NKRI dan kerukunan bangsa di lingkungan lokal
dan regional; mengidentifikasi tantangan yang dihadapi
Indonesia sebagai negara kesatuan, serta menganalisis
peran Indonesia sebagai negara kesatuan dalam pergaulan
antarbangsa dan negara di dunia.
Capaian Pembelajaran Bahasa Indonesia
Rasional
Model utama yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah pedagogi
genre. Model ini memiliki empat tahapan, yaitu: penjelasan untuk membangun konteks
(explaining, building the context), pemodelan (modelling), pembimbingan (joint
construction), dan pemandirian (independent construction). Di samping pedagogi
genre, pembelajaran bahasa Indonesia dapat dikembangkan dengan model-model lain
sesuai dengan pencapaian pembelajaran tertentu.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia menjadi modal dasar untuk belajar dan bekerja karena
berfokus pada kemampuan literasi (berbahasa dan berpikir). Kemampuan literasi
menjadi indikator kemajuan dan perkembangan anak-anak Indonesia. Mata pelajaran
Bahasa Indonesia membina dan mengembangkan kepercayaan diri peserta didik
sebagai komunikator, pemikir kritis-kreatif-imajinatif dan warga negara Indonesia yang
menguasai literasi digital dan informasional. Pembelajaran Bahasa Indonesia membina
dan mengembangkan pengetahuan dan kemampuan literasi dalam semua peristiwa
komunikasi yang mendukung keberhasilan dalam pendidikan dan dunia kerja.
Elemen Menulis
Peserta didik mampu menulis gagasan, pikiran, pandangan, pengetahuan metakognisi
untuk berbagai tujuan secara logis, kritis, dan kreatif. Peserta didik mampu menulis
karya sastra dalam berbagai genre. Peserta didik mampu menulis teks refleksi diri.
Peserta didik mampu menulis hasil penelitian, teks fungsional dunia kerja, dan
pengembangan studi lanjut. Peserta didik mampu memodifikasi/mendekonstruksikan
karya sastra untuk tujuan ekonomi kreatif. Peserta didik mampu menerbitkan tulisan
hasil karyanya di media cetak maupun digital.
Rasional
Tujuan mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan untuk jenjang
pendidikan dasar dan menengah adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan kesadaran arti penting aktivitas jasmani untuk mencapai
pertumbuhan dan perkembangan individu, serta gaya hidup aktif sepanjang hayat.
2. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
meningkatkan dan memelihara kebugaran jasmani, kesejahteraan diri, serta pola
perilaku hidup sehat.
3. Mengembangkan pola gerak dasar (fundamental movement pattern) dan
keterampilan gerak (motor skills) yang dilandasi dengan penerapan konsep,
prinsip, strategi, dan taktik secara umum.
4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai
kepercayaan diri, sportif, jujur, disiplin, tanggung jawab, kerja sama,
pengendalian diri, kepemimpinan, dan demokratis dalam melakukan aktivitas
jasmani.
5. Menciptakan suasana rekreatif yang berisi keriangan, interaksi sosial, tantangan,
dan ekspresi diri.
6. Mengembangkan Profil Pelajar Pancasila yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan yang Maha Esa, kreatif, gotong royong, berkebinekaan global, bernalar
kritis, dan mandiri melalui aktivitas jasmani.
Karakteristik Mata Pelajaran PJOK
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan sebagai sebuah bidang kajian memiliki
karakteristik:
1. Melibatkan peserta didik dalam pengalaman langsung, riil, dan otentik untuk
meningkatkan kreativitas, penalaran kritis, kolaborasi, dan keterampilan
berkomunikasi, serta berfikir ke tingkat yang lebih tinggi melalui aktivitas
jasmani.
2. Di dalam proses pembelajarannya mempertimbangkan karakteristik peserta
didik, tugas gerak (movement task), dan dukungan lingkungan yang berprinsip
developmentally appropriate practices (DAP).
3. Penyelenggaraan pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan membentuk
individu yang terliterasi secara jasmani dan menerapkan dalam kehidupan
sepanjang hayatnya.
4. Penyelenggaraan pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan di sekolah
didasari nilai-nilai luhur bangsa untuk membentuk Profil Pelajar Pancasila.
5. Mengandung elemen-elemen keterampilan gerak, pengetahuan gerak,
pemanfaatan gerak, serta pengembangan karakter dan internalisasi nilai-nilai
gerak. Adapun elemen-elemen tersebut dideskripsikan sebagaimana dalam tabel
berikut.
1) Aktivitas Pengembangan Pola Gerak Dasar (Fundamental Movement
Pattern)
2) Aktivitas Pengembangan Keterampilan Gerak (Motor Skills) berupa
Aktivitas Pilihan Permainan dan Olahraga, Aktivitas Senam, Aktivitas
Gerak Berirama, serta Aktivitas Permainan dan Olahraga Air (kondisional)
Elemen-elemen mata pelajaran PJOK serta deskripsinya
No Elemen Deskripsi
1. Keterampilan Gerak Elemen ini berupa kekhasan pembelajaran
PJOK yang merupakan proses pendidikan
tentang dan melalui aktivitas jasmani, terdiri
dari sub elemen:
No Elemen Deskripsi
2. Pengetahuan Gerak Elemen ini berupa penerapan pengetahuan
(konsep, prinsip, prosedur, taktik, dan strategi)
sebagai landasan dalam melakukan
keterampilan gerak, kinerja, dan budaya hidup
aktif pada setiap sub elemen:
1) Aktivitas Pengembangan Pola Gerak Dasar
(Fundamental Movement Pattern)
2) Aktivitas Pengembangan Keterampilan
Gerak (Motor Skills) berupa Aktivitas
Pilihan Permainan dan Olahraga, Aktivitas
Senam, Aktivitas Gerak Berirama, serta
Aktivitas Permainan dan Olahraga Air
(kondisional)
3. Pemanfaatan Gerak Elemen ini berupa pemanfaatan gerak di dalam
kehidupan sehari-hari yang terdiri dari sub
elemen:
1) Aktivitas Pemeliharaan dan Peningkatan
Kebugaran Jasmani Terkait Kesehatan dan
Keterampilan
2) Pola Perilaku Hidup Sehat
4. Pengembangan Karakter dan Elemen ini berupa pengembangan karakter dan
Internalisasi Nilai-nilai Gerak internalisasi nilai-nilai gerak secara gradual
yang dirancang melalui berbagai aktivitas
jasmani, terdiri dari sub elemen:
1) Tanggung Jawab Personal dan Sosial
2) Nilai-nilai Keriangan, Tantangan, Ekspresi
Diri, dan Interaksi Sosial
Pada akhir fase F, peserta didik dapat menunjukkan kemampuan merancang dan
mempraktikkan berbagai aktivitas penerapan keterampilan gerak dilandasi dengan
pengetahuan yang benar, merancang dan mempraktikkan program latihan
pengembangan kebugaran jasmani terkait kesehatan (physicsl fittness related health)
dan kebugaran jasmani terkait keterampilan (physicsl fittness related skills) dan
pengukurannya, pola perilaku hidup sehat, serta menunjukkan perilaku mengambil
peran sebagai pemimpin kelompok yang lebih besar dengan tetap menjunjung tinggi
moral dan etika, selain itu peserta didik juga dapat memengaruhi kelompoknya dalam
menerapkan nilai-nilai aktivitas jasmani.
Rasional
Indonesia adalah anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa. Indonesia adalah negeri lautan
dengan taburan pulau-pulau di atasnya. Perpaduan lautan dan daratan dengan berbagai
ragam potensi yang ada di dalamnya menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara
Kepulauan (archipelago) terbesar di dunia. Secara fisik Kepulauan Indonesia memiliki
1.904.569 km² luas wilayah, 18.108 jumlah pulau, 81.000 km² garis pantai, dan 2,7
juta luas perairan atau 70% dari luas wilayah Indonesia yang membentang dari 6⁰ 08’
LU - 11⁰ 15’ LS dan 94⁰ 45’ BT – 141⁰ 05’ BT. Sedangkan secara kebudayaan,
Indonesia adalah negara majemuk yang terdiri dari 1.331 suku bangsa, 652 bahasa
daerah, 6 agama, dan 187 kelompok penghayat kepercayaan.
Indonesia diapit oleh Benua Asia dan Australia serta Samudera Hindia dan Pasifik,
sehingga secara geografis Indonesia menempati lokasi strategis dalam jalur lalu lintas
masyarakat dunia. Sudah sejak lama Indonesia menjadi tempat persinggahan berbagai
bangsa, dengan turut membawa ragam budaya dari tanah asalnya, dan berinteraksi
dengan ragam budaya asli Indonesia. Proses ini yang melahirkan berbagai bentuk
budaya baru yang bercampur dalam balutan kearifan lokal, kemudian membentuk
model Indonesia dengan karakteristik Indonesia dan citarasa Indonesia. Selain itu
posisi Indonesia sebagai pusat persemaian dan penyerbukan silang budaya ikut
melahirkan kultur masyarakat yang inklusif, plural, serta mampu mengembangkan
berbagai corak kebudayaan yang lebih banyak dibandingkan dengan kawasan dunia
manapun.
Berbagai peristiwa penting yang terjadi di Indonesia mulai dari dari jalur rempah dan
asal usul nenek moyang bangsa Indonesia, masa Kerajaan Hindu-Buddha, masa
Kerajaan Islam, masa penjajahan Bangsa Eropa, masa Pergerakan Kebangsaan
Indonesia, masa Pendudukan Jepang, masa Proklamasi Kemerdekaan, masa usaha
mempertahankan kemerdekaan, masa pemerintahan Demokrasi Liberal dan
Demokrasi Terpimpin, masa Pemerintahan Orde Baru, sampai masa Pemerintahan
Reformasi adalah sebuah perjalanan panjang melintasi ruang dan waktu, dimana
banyak terkandung pelajaran di dalamnya.
Perjalanan sejarah Indonesia juga dipengaruhi oleh berbagai peristiwa yang terjadi di
dunia. Revolusi Besar Dunia, Perang Dunia I, Perang Dunia II, Perang Dingin, dan
Peristiwa Kontemporer Dunia sampai Abad-21 adalah diantara peristiwa dunia yang
berpengaruh secara langsung atau tidak langsung dengan Indonesia. Transformasi
pengetahuan atas masa lalu untuk dikontekstualisasikan dalam kehidupan kekinian,
dan sebagai bahan proyeksi untuk masa depan, sebagai upaya memperkuat jati diri
manusia dalam dimensi lokal, nasional, dan global hanya mungkin dilakukan melalui
mata pelajaran Sejarah.
Peran guru sejarah dibutuhkan untuk membangun jembatan antara masa lalu, masa
kini, dan masa depan dengan merangsang kebatinan serta nalar peserta didik melalui
keterampilan imajinatif, kreatif, kritis, dan reflektif yang bersandar pada sumber-
sumber autentik. Dari sini kita semakin menjadi yakin bahwa belajar sejarah
sesungguhnya adalah belajar berpikir. Selain itu belajar sejarah jangan sampai hanya
sebatas lambang pemujaan masa lalu, dimana generasi muda hanya bisa terpesona
atau menjadi penikmat dari masa lalu yang gemilang, tanpa pernah berpikir untuk
merencanakan bangunan masa depan mereka sendiri.
Dari sisi substansi, mata pelajaran sejarah berisikan berbagai peristiwa penting yang
terjadi di Indonesia dalam lingkup lokal dan nasional, mulai dari jalur rempah dan asal
usul nenek moyang bangsa Indonesia, masa Kerajaan Hindu-Buddha, masa Kerajaan
Islam, masa penjajahan Bangsa Eropa, masa Pergerakan Kebangsaan Indonesia, masa
Pendudukan Jepang, masa Proklamasi Kemerdekaan, masa usaha mempertahankan
kemerdekaan, masa pemerintahan demokrasi liberal dan terpimpin, masa
pemerintahan orde baru, sampai masa pemerintahan reformasi. Mata pelajaran Sejarah
juga mencakup berbagai peristiwa global yang memiliki keterkaitan langsung maupun
tidak langsung dengan Indonesia seperti Revolusi Besar Dunia, Perang Dunia I dan
II, Perang Dingin, dan Peristiwa Kontemporer Dunia sampai abad-21.
Secara pendekatan, mata pelajaran sejarah bisa dikaji dengan menggunakan berbagai
pendekatan khas sejarah seperti diakronis (kronologi) maupun sinkronis. Mata
pelajaran sejarah juga memberikan pengalaman belajar saintifik yang diperoleh
melalui tahapan mencari sumber (heuristik), kritik dan seleksi sumber (verifikasi),
analisa dan sintesa sumber (interpretasi), sampai mengambil kesimpulan dan refleksi
yang dituliskan secara historiografi.
Elemen Deskripsi
Pemahaman konsep Keterampilan Konsep Sejarah (Historical Conceptual
Skills)
• Fokus
• Pertanyaan kunci
• Materi penting
Pemahan konsep esensial Kelas X antara lain:
• Manusia; Ruang; Waktu; Diakronis (Kronologi);
Sinkronis; Penelitian Sejarah.
• Jalur rempah; Nenek Moyang; Kebhinekaan;
Globalisasi.
Keterampilan Proses 1. Mengamati: Peserta didik melakukan kegiatan yang
Sejarah Kelas X dilaksanakan secara sengaja dan terencana dengan
maksud untuk mendapat informasi dari hasil
pengamatan. Pengamatan bisa dilakukan langsung
atau menggunakan instrumen lain.
2. Menanya: Peserta didik menyusun pertanyaan
tentang hal-hal yang ingin diketahuinya dan masalah
apa yang ditemukan. Pada tahap ini ia juga
menghubungkan pengetahuan yang dimiliki dengan
pengetahuan baru yang akan dipelajari sehingga bisa
menjelaskan permasalahan yang sedang diselidiki
dengan rumus 5W 1H (apa, siapa, kapan, di mana,
mengapa, dan bagaimana), dan memperkirakan apa
yang akan terjadi berdasarkan jawaban atas
pertanyaan.
3. Mengumpulkan Informasi: Peserta didik
penyusunan langkah-langkah untuk mengumpulkan
informasi melalui studi pustaka, studi dokumen,
wawancara, observasi, kuesioner, dan teknik
pengumpulan informasi lainnya.
4. Mengorganisasikan Informasi: Peserta didik
memilih, mengolah dan menganalisis informasi yang
diperoleh. Proses analisis informasi dilakukan dengan
cara verifikasi, interpretasi, dan triangulasi informasi.
5. Menarik Kesimpulan: Peserta didik menjawab,
mengukur dan mendeskripsikan serta menjelaskan
permasalahan yang ada dengan memenuhi prosedur
dan tahapan yang ditetapkan.
6. Mengomunikasikan: Peserta didik mengungkapkan
seluruh hasil tahapan di atas secara lisan dan tulisan
dalam bentuk media digital dan non-digital. Peserta
didik lalu mengomunikasikan hasil temuannya
dengan mempublikasikan hasil laporan dalam bentuk
presentasi digital dan/atau non digital.
7. Merefleksikan dan Merencanakan Proyek
Lanjutan Secara Kolaboratif: Peserta didik mampu
mengevaluasi pengalaman belajar yang telah dilalui
dan diharapkan dapat merencanakan project lanjutan
dengan melibatkan lintas mata pelajaran secara
kolaboratif.
Keterampilan Proses Keterampilan Berpikir Sejarah (Historical Thinking
Sejarah Kelas XI dan XII Skills): Peserta didik mampu berpikir diakronis
(kronologi); berpikir dinkronik; berpikir kausalitas;
berpikir interpretasi; berpikir kritis; berpikir kontekstual;
berpikir imajinatif; berpikir multiperspektif; berpikir
reflektif.
Kesadaran Sejarah (Historical Consciousness):
Peserta didik mampu memahami fakta sejarah;
Menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan;
Memaknai nilai-nilai.
Penelitian Sejarah (Historical Research): Peserta didik
mampu menentukan topik; mengumpulkan sumber
(heuristik); mengritik dan menyeleksi sumber
(verifikasi); menganalisa dan mensintesa sumber
(interpretasi); menuliskan sejarah (historiografi).
Keterampilan Praktis Sejarah (Historical Practice
Skills): Peserta didik mampu membaca buku-buku dan
dokumen-dokumen sejarah, baik sumber primer maupun
sekunder; menuliskan cerita sejarah; menuturkan cerita
sejarah; Mengolah informasi sejarah non digital atau
digital dalam berbagai bentuk aplikasi sejarah, rekaman
suara, film dokumenter, foto, maket, vlog, infografis,
komik, poster, dan lain-lain.
Peserta didik juga dapat memahami konsep dasar jalur rempah dan asal usul nenek
moyang; Menganalisa manusia dalam jalur rempah dan asal usul nenek moyang;
Menganalisa jalur rempah dan asal usul nenek moyang dalam ruang lingkup lokal,
nasional, dan global; Menganalisa jalur rempah dan asal usul nenek moyang dalam
dimensi masa lalu, masa kini, dan masa depan; Menganalisa jalur rempah dan asal usul
nenek moyang dari pola perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan
keberulangan;Menganalisa jalur rempah dan asal usul nenek moyang secara diakronik
(kronologi) maupun sinkronik.
Peserta didik mampu memahami konsep dasar kerajaan Islam; menganalisa manusia
dalam kerajaan Islam; menganalisa kerajaan Islam dalam ruang lingkup lokal, nasional,
dan global; menganalisa kerajaan Islam dalam dimensi masa lalu, masa kini, dan masa
depan; menganalisa kerajaan Islam dari pola perkembangan, perubahan, keberlanjutan,
dan keberulangan; menganalisa kerajaan Islam secara diakronik (kronologi) maupun
sinkronik.
Elemen Keterampilan Proses Sejarah (IPS)
Pada akhir fase ini, peserta didik mampu mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengorganisasikan informasi, menarik kesimpulan, mengomunikasikan,
merefleksikan dan merencanakan proyek lanjutan secara kolaboratif tentang pengantar
dasar ilmu sejarah, jalur rempah dan asal usul nenek moyang bangsa Indonesia,
kerajaan Hindu-Buddha, dan kerajaan Islam meliputi:
• Penjelasan peristiwa sejarah secara diakronis (kronologi) yang menitikberatkan
pada proses dan sinkronis yang menitikberatkan pada struktur; Penjelasan peristiwa
sejarah berdasarkan hubungan kausalitas; Mengaitkan peristiwa sejarah dengan
kehidupan sehari-hari; dan menempatkan peristiwa sejarah pada konteks zamannya.
• Penjelasan peristiwa sejarah dalam perspektif masa lalu, masa kini, dan masa depan;
Penjelasan peristiwa sejarah dari pola perkembangan, perubahan, keberlanjutan,
dan keberulangan; Memaknai nilai-nilai atau hikmah dari peristiwa sejarah.
• Penjelasan peristiwa sejarah dalam ruang lingkup lokal, nasional, dan global;
Mengaitkan hubungan antara peristiwa sejarah lokal, nasional, bahkan global.
• Melakukan penelitian sejarah lokal dimulai dari lingkungan terdekat (sejarah
keluarga, sejarah sekolah, sejarah jalur rempah, sejarah kerajaan di daerah, dan lain-
lain); mengumpulkan sumber-sumber primer maupun sekunder melalui sarana
lingkungan sekitar, perpustakaan, dan internet; melakukan seleksi dan kritik
terhadap sumber-sumber primer maupun sekunder; melakukan penafsiran untuk
mendeskripsikan makna di balik sumber-sumber primer dan sekunder; dan
menuliskan hasil penelitian dalam bentuk historiografi.
• Mengolah informasi sejarah secara non digital maupun digital dalam berbagai
bentuk aplikasi sejarah, rekaman suara, film dokumenter, foto, maket, vlog,
timeline, story board, infografis, videografis, komik, poster, dan lain-lain.
Fase F (Umumnya Kelas XI-XII)
Pada Fase F, peserta didik di Kelas XI dan XII mampu mengembangkan konsep-
konsep dasar sejarah untuk mengkaji peristiwa sejarah dalam lintasan lokal, nasional,
dan global. Melalui literasi, diskusi, dan penyelidikan (penelitian) berbasis proyek
kolaboratif peserta didik mampu menjelaskan berbagai peristiwa sejarah yang terjadi
di Indonesia dan dunia meliputi Kolonialisme dan Perlawanan Bangsa Indonesia,
Pergerakan Kebangsaan Indonesia, Pendudukan Jepang di Indonesia, Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia, Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan, Pemerintahan
Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin, Pemerintahan Orde Baru,
Pemerintahan Reformasi, serta Revolusi Besar Dunia, Perang Dunia I dan II, Perang
Dingin, dan Peristiwa Kontemporer Dunia sampai abad-21.
Peserta didik di Kelas XI mampu menggunakan sumber primer dan sekunder untuk
melakukan penelitian sejarah nasional dan sejarah lokal secara diakronis atau
sinkronis kemudian mengomunikasikannya dalam bentuk lisan, tulisan, dan/atau
media lain. Selain itu mereka juga mampu menggunakan keterampilan sejarah untuk
menganalisis dan mengevaluasi peristiwa sejarah.
Peserta didik di Kelas XII mampu menggunakan sumber sekunder dan sumber primer
untuk melakukan penelitian sejarah nasional, sejarah dunia, dan/atau sejarah tematis
secara sinkronis atau diakronis kemudian mengomunikasikannya dalam bentuk lisan,
tulisan, dan/atau media lain. Selain itu mereka juga mampu menggunakan
keterampilan sejarah untuk menganalisis peristiwa sejarah dari berbagai perspektif
dan mengaktualisasikan minat bakatnya dalam bidang sejarah melalui studi lanjutan
atau kegiatan kesejarahan diluar sekolah.
RASIONAL
Pembelajaran seni rupa mengajak peserta didik Indonesia dapat berpikir terbuka,
apresiatif, empatik, serta menghargai perbedaan dan keberagaman. Selain itu, peserta
didik Indonesia juga memperoleh pengalaman estetik sebagai hasil proses perenungan
dari dalam maupun luar diri mereka yang dituangkan dalam karya seni rupa. Karya
yang mencerminkan emosi dan hasil pemikiran mereka yang berdampak pada diri,
lingkungan maupun masyarakat.
Pembelajaran seni rupa memperlihatkan seni rupa sebagai kekuatan adidaya yang
dapat membentuk sejarah, budaya dan peradaban sebuah bangsa maupun seluruh
dunia. Peserta didik Indonesia harus menghargai dan melestarikan budaya, terutama
budaya Indonesia. Karena melalui budaya peserta didik Indonesia akan tumbuh dan
berkembang menjadi manusia yang dapat melihat, merasakan dan mengalami sebuah
keindahan sehingga dengan kesejahteraan jiwanya itu, peserta didik dapat
memberikan kemampuan terbaik yang dimiliki dirinya pada lingkungan dan
masyarakat.
Pembelajaran seni rupa bertujuan menjadi wahana yang menyenangkan bagi peserta
didik untuk mengalami bagaimana kreativitas dapat membantu meningkatkan kualitas
hidupnya. Diharapkan melalui pengalaman belajar yang menyenangkan, relevan dan
dekat secara emosional dengan kehidupan peserta didik sehari-hari, Pendidikan Seni
Rupa bertujuan menghasilkan peserta didik yang antusias untuk terus belajar (life long
learner), kreatif, mampu berani mengekspresikan diri, gigih berusaha, reflektif,
bernalar kritis, berkontribusi aktif bagi lingkungannya dan selalu membuat keputusan
dengan tanggung jawab.
Peserta didik Indonesia yang berkualitas juga mampu percaya diri bekerja efektif dan
efisien secara mandiri maupun bekerjasama dengan orang lain tanpa memandang latar
belakang sosial ekonomi, perbedaan suku, agama, ras dan antargolongan. Kesadaran
atas perbedaan sebagai sebuah kewajaran dalam hidup dan memandangnya sebagai
potensi kekuatan merupakan kualitas lainnya yang diharapkan terbentuk dalam diri
peserta didik Indonesia. Kemampuan mengapresiasi, peka terhadap keindahan yang
ada di sekitar diri, lingkungan dan masyarakat yang beragam secara global maupun
dunia. Pembelajaran seni rupa juga dapat mempertajam kemampuan peserta didik
Indonesia dalam melihat, mengenal, merasakan, memahami dan mengalami nilai-nilai
estetik guna menyampaikan maupun merespon sebuah gagasan atau situasi, melihat
dan menciptakan sebuah peluang dan mendayagunakan sumber daya yang dimiliki
untuk menyelesaikan sebuah permasalahan. Oleh karena itu, tujuan dari pembelajaran
seni rupa memiliki peran yang sangat penting sebagai pembentuk peserta didik
Indonesia sesuai profil pelajar Pancasila (Education through Art).
Peserta didik wajib mengetahui berbagai prosedur dasar sederhana dalam berkarya.
Sehingga nilai etika selalu beriringan dengan artistik dan estetika. Meskipun
demikian, peserta didik tetap diberikan kebebasan dalam mengeksplorasi dan
bereksperimen sehingga menemukan cara mereka sendiri dalam mengembangkan
gagasannya.
Kemandirian yang terbentuk perlu diikuti dengan kemampuan peserta didik untuk
bekerjasama, gotong royong, dan berkolaborasi baik antar keilmuan maupun
dengan bidang ilmu lainnya atau antar diri, lingkungan maupun dengan
masyarakat.
Mengalami (Experiencing)
Landasan pembelajaran seni rupa mengarahkan peserta didik untuk mendapatkan
pengalaman secara langsung dengan; mengenali, merasakan, dan memahami objek
seni rupa. Selanjutnya, peserta didik dapat merespon aneka sumber gaya seni rupa,
era dan budaya.
Menciptakan (Making/creating)
Landasan pembelajaran seni rupa memotivasi peserta didik dalam menciptakan
sebuah karya seni rupa melalui pemilihan dan penggunaan bahan, alat maupun
teknik yang sesuai dengan konteks, kebutuhan, ketersediaan, kemampuan dan
pengalaman peserta didik itu sendiri.
Merefleksikan (Reflecting)
Landasan pembelajaran seni rupa melatih peserta didik dapat merefleksikan
perkembangan diri dengan kemampuan efektivitas gagasan, pesan dan medium
dari karyanya.
Kemampuan dalam melihat, mengamati dan membuat hubungan estetika antara
karya dengan dirinya, lingkungan maupun masyarakat menjadi tolok ukur dalam
kegiatan refleksi dimana peserta didik dapat menyampaikan pesan atau gagasannya
dalam sebuah karya. Peserta didik mampu menjelaskan, memberi komentar dan
umpan balik secara kritis atas karya pribadi maupun karya orang lain dengan
mempresentasikannya secara runut, terperinci dan menggunakan kosa kata yang
tepat.
Berdampak (Impacting)
Setiap proses dalam pembelajaran seni rupa memberikan dampak pada diri,
lingkungan dan masyarakat. Peserta didik diharapkan dapat memilih, menganalisis
dan menghasilkan karya seni rupa yang memiliki dampak luas, tidak hanya pada
dirinya, tetapi pada lingkungan dan masyarakat.
Capaian Pembelajaran setiap fase merujuk pada periodisasi perkembangan seni rupa
menurut Viktor Lowenfeld dan Lambert Brittain (1982):
Seni Rupa merupakan wahana untuk melatih berpikir kreatif, terlepas dari
kemampuan dan minat peserta didik. Di akhir fase E, peserta didik diharapkan
memiliki nalar kritis, menghasilkan atau mengembangkan gagasan dalam proses
kreatif dalam merespon lingkungannya secara mandiri dan/atau berkelompok. Dalam
proses kreatif tersebut, peserta didik telah memahami ruang, proporsi, gesture dan
menentukan bahan, alat, teknik, teknologi dan prosedur yang sesuai dengan tujuan
karyanya. Selain itu, peserta didik juga dapat menyampaikan pesan dan gagasan
secara lisan dan/atau tertulis tentang karya seni rupa berdasarkan pada pengamatan
dan pengalamannya, secara efektif, runut, terperinci dan menggunakan kosa kata seni
rupa yang tepat.
Elemen Mengalami
Pada akhir fase E, peserta didik mampu mengamati, mengenal, merekam dan
menuangkan pengalaman dan pengamatannya terhadap lingkungan, perasaan, empati
atau penilaiannya secara visual dengan menggunakan proporsi, gestur, ruang yang rinci.
Karya peserta didik mencerminkan penguasaan terhadap bahan, alat, teknik, teknologi
dan prosedur yang dipilihnya (sesuai minat dan kemampuannya).
Elemen Menciptakan
Pada akhir fase E, peserta didik mampu menciptakan karya seni yang menunjukkan
pilihan keterampilan,medium dan pengetahuan elemen seni rupa atau prinsip desain
tertentu yang sesuai dengan tujuan karyanya, dalam konteks ekspresi pribadi atau sesuai
topik tertentu.
Elemen Merefleksikan
Pada akhir fase E, peserta didik mampu secara kritis mengevaluasi dan menganalisa
efektivitas pesan dan penggunaan medium sebuah karya, pribadi maupun orang lain serta
menggunakan informasi tersebut untuk merencanakan langkah pembelajaran
selanjutnya.
Elemen Berpikir dan Bekerja Artistik
Pada akhir fase E, peserta didik mampu berkarya dan mengapresiasi berdasarkan
perasaan, empati dan penilaian pada karya seni secara ekspresif, produktif, inventif dan
inovatif. Peserta didik mampu menggunakan kreativitasnya, mengajukan pertanyaan
yang bermakna dan mengembangkan gagasan dan menggunakan berbagai sudut pandang
untuk mendapatkan gagasan, menciptakan peluang, menjawab tantangan dan
menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik juga mampu bekerja
secara mandiri, bergotong royong maupun berkolaborasi dengan bidang keilmuan lain
atau masyarakat di lingkungan sekitar.
Elemen Berdampak
Pada akhir fase E, peserta didik mampu membuat karya sendiri atas dasar perasaan,
minat, nalar dan sesuai akar budaya pada masyarakatnya.
Di akhir fase F, peserta didik diharapkan memiliki nalar kritis, menghasilkan atau
mengembangkan gagasan dalam proses kreatif dalam merespon keterkaitan diri dan
lingkungannya secara mandiri dan/atau berkelompok. Dalam proses kreatif tersebut,
peserta didik sudah dapat menentukan bahan, alat, teknik, teknologi dan prosedur
yang sesuai dengan tujuan karyanya. Peserta didik juga diharapkan sudah dapat
bekerja secara produktif, inventif atau inovatif baik secara mandiri maupun
berkelompok. Selain itu, peserta didik juga dapat menyampaikan pesan dan gagasan
secara lisan dan/atau tertulis tentang karya seni rupa berdasarkan pada pengamatan
dan pengalamannya, secara efektif, runut, terperinci dan menggunakan kosa kata seni
rupa yang tepat.
Elemen Mengalami
Pada akhir fase F, peserta didik mampu mengamati, mengenal, merekam dan
menuangkan pengalaman dan pengamatannya terhadap keterlibatan seni rupa dalam
kehidupan sehari -hari secara visual dengan menggunakan proporsi, gestur, ruang yang
rinci. Karya peserta didik mencerminkan penguasaan terhadap bahan, alat, teknik,
teknologi dan prosedur yang dipilihnya (sesuai minat, kemampuan dan ketersediaan di
daerahnya).
Elemen Menciptakan
Pada akhir fase F, peserta didik mampu menciptakan karya seni yang menunjukkan
penguasaan atas pilihan keterampilan, medium, pengetahuan elemen seni rupa atau
prinsip desain tertentu yang sesuai dengan tujuan karyanya, dalam konteks ekspresi
pribadi atau sesuai topik tertentu.
Elemen Merefleksikan
Pada akhir fase F, peserta didik mampu secara kritis dan mendalam mengevaluasi dan
menganalisa efektivitas dampak karya pribadi maupun orang lain serta menggunakan
informasi tersebut untuk merencanakan langkah pembelajaran selanjutnya.
Elemen Berpikir dan Bekerja Artistik
Pada akhir fase F, peserta didik mampu berkarya dan mengapresiasi berdasarkan
perasaan, empati dan penilaian pada karya seni secara ekspresif, produktif, inventif dan
inovatif.
Peserta didik mampu menggunakan kreativitasnya, mengajukan pertanyaan yang
bermakna dan mengembangkan gagasan dan menggunakan berbagai sudut pandang
untuk mendapatkan gagasan, menciptakan peluang, menjawab tantangan dan
menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik juga mampu bekerja
secara mandiri, bergotong royong maupun berkolaborasi dengan bidang keilmuan lain
atau masyarakat di lingkungan sekitar.
Elemen Berdampak
Pada akhir fase F, peserta didik mampu membuat karya sendiri dengan mendeskripsikan
konsep atas dasar perasaan, minat, nalar dan sesuai akar budaya dan perkembangannya
yang ada di masyarakatnya.
Capaian pembelajaran mata pelajaran kejuruan dapat dijabarkan sebagai berikut :
Rasional
Matematika merupakan ilmu atau pengetahuan tentang belajar atau berpikir logis yang
sangat dibutuhkan manusia untuk hidup yang mendasari perkembangan teknologi
modern. Matematika mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan
memajukan daya pikir manusia. Matematika dipandang sebagai materi pembelajaran
yang harus dipahami sekaligus sebagai alat konseptual untuk mengonstruksi dan
merekonstruksi materi tersebut, mengasah, dan melatih kecakapan berpikir yang
dibutuhkan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan. Belajar matematika dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berpikir logis, analitis, sistematis,
kritis, dan kreatif. Kompetensi tersebut diperlukan agar pebelajar memiliki
kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan
hidup pada keadaan yang selalu berubah, penuh dengan ketidakpastian, dan bersifat
kompetitif.
Mata Pelajaran Matematika membekali peserta didik tentang cara berpikir, bernalar,
dan berlogika melalui aktivitas mental tertentu yang membentuk alur berpikir
berkesinambungan dan berujung pada pembentukan alur pemahaman terhadap materi
pembelajaran matematika berupa fakta, konsep, prinsip, operasi, relasi, masalah, dan
solusi matematis tertentu yang bersifat formal-universal. Proses mental tersebut dapat
memperkuat disposisi peserta didik untuk merasakan makna dan manfaat matematika
dan belajar matematika serta nilai-nilai moral dalam belajar Mata Pelajaran
Matematika, meliputi kebebasan, kemahiran, penaksiran, keakuratan, kesistematisan,
kerasionalan, kesabaran, kemandirian, kedisiplinan, ketekunan, ketangguhan,
kepercayaan diri, keterbukaan pikiran, dan kreativitas. Dengan demikian relevansinya
dengan profil pelajar Pancasila, Mata Pelajaran Matematika ditujukan untuk
mengembangkan kemandirian, kemampuan bernalar kritis, dan kreativitas peserta
didik. Adapun materi pembelajaran pada Mata Pelajaran Matematika di setiap jenjang
pendidikan dikemas melalui bidang kajian Bilangan, Aljabar, Pengukuran, Geometri,
Analisis Data dan Peluang.
Mata Pelajaran Matematika bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat:
Pada akhir fase F, peserta didik dapat menentukan fungsi Invers, komposisi fungsi
dan transformasi fungsi untuk memodelkan situasi dunia nyata berdasarkan fungsi
yang sesuai (linier, kuadrat, eksponensial). peserta didik menerapkan teorema
tentang lingkaran, dan menentukan panjang busur dan luas juring lingkaran.
Peserta didik juga dapat mengevaluasi berbagai laporan berbasis statistik.
Bilangan -
Aljabar dan Fungsi Di akhir fase F, peserta didik dapat menentukan
fungsi Invers, komposisi fungsi dan transformasi
fungsi untuk memodelkan situasi dunia nyata
berdasarkan fungsi yang sesuai (linier, kuadrat,
eksponensial).
Pengukuran -
Geometri Di akhir fase F, peserta didik menerapkan teorema
tentang lingkaran, dan menentukan panjang busur
dan luas juring lingkaran.
Analisis Data dan Peluang Di akhir fase F, peserta didik dapat merumuskan
pertanyaan, mengumpulkan informasi,
menyajikan, menganalisis, hingga menarik
kesimpulan dari suatu data dengan membuat
rangkuman statistik deskriptif. mengevaluasi
proses acak yang mendasari percobaan statistik,.
Mereka menggunakan peluang bebas dan bersyarat
untuk menafsirkan data.
Fungsi .
Kalkulus -
Pada akhir fase F, peserta didik menggunakan teks lisan, tulisan dan visual dalam
bahasa Inggris untuk berkomunikasi sesuai dengan situasi, tujuan, dan
pemirsa/pembacanya. Berbagai jenis teks seperti naratif, eksposisi, diskusi, teks
sastra, teks asli maupun multi teks menjadi rujukan utama dalam mempelajari
bahasa inggris di fase ini. Peserta didik menggunakan kemampuan bahasa Inggris
untuk mengeksplorasi teks naratif, eksposisi, dan diskusi dalam berbagai macam
topik termasuk isu sosial dan konteks budaya. Pada fase ini, bukan hanya
kemampuan berbahasa peserta didik yang semakin berkembang tapi juga
kemampuan berpikir kritis, kreatif, komunikatif, kolaboratif, dan percaya diri demi
terwujudnya profil pembelajar Pancasila.
Elemen Menyimak/Listening
Pada akhir fase ini, peserta didik diharapkan mencapai kemampuan yang ditargetkan
dalam mata pelajaran Bahasa Inggris wajib dan mampu memahami gagasan utama dari
teks dengaran yang kompleks baik tentang topik konkrit terkait kejadian-kejadian di
lingkungan sekitar, maupun abstrak terkait isu mutakhir atau topik terkait mata
pelajaran lain dalam teks naratif, eksposisi dan diskusi.
At the completion of Phase F, students are expected to achieve the targeted competence
in the compulsory English subject and to comprehend main ideas of complex listened
texts, on both concrete and abstract topics (on events in their surrounding and current
issue), including those specialised ones relevant to other subjects in the curriculum in
Narrative, Exposition and Discussion texts.
Elemen Membaca/Reading
Pada akhir fase ini, peserta didik diharapkan mencapai kemampuan yang ditargetkan
dalam mata pelajaran Bahasa Inggris wajib dan mampu memahami gagasan utama dari
teks tulis, baik dalam bentuk cetak maupun dalam visual, baik teks tunggal maupun
ganda, yang kompleks baik topik konkrit terkait kejadian-kejadian di lingkungan
sekitar, maupun abstrak terkait isu mutakhir atau topik terkait mata pelajaran lain dalam
teks naratif, eksposisi, dan diskusi.
At the completion of Phase F, students are expected to achieve the targeted competence
in the compulsory English subject, and can comprehend main ideas of complex written
texts, both in print and on screen, single or multiple, both on concrete and abstract
topics (on events in their surrounding and current issue), including the discussion on
specialised ones relevant to other subjects in the curriculum in three text types:
Narrative, Exposition and Discussion.
Elemen Menulis/Writing
Pada akhir fase ini, peserta didik diharapkan mencapai kemampuan yang ditargetkan
dalam mata pelajaran Bahasa Inggris wajib dan mampu memproduksi teks dengan
struktur organisasi yang jelas dan detail dalam jenis teks naratif, eksposisi dan diskusi
tentang berbagai topik dan menjelaskan pendapat atau pandangan terkait isu dalam
topik tertentu dengan menjelaskan manfaat dan kelemahan atau argumen yang
mendukung dan menentang tentang berbagai pilihan atau pendapat.
At the completion of Phase F students are expected to achieve the targeted competence
in the compulsory English subject, and can produce texts with a clear and detailed
structure of organisation on different topics, and express ideas or opinions on a certain
issues or topics by explaining the strengths and weaknesses or arguments for and
against of different choices or opinions.
Elemen Berbicara/Speaking
Pada akhir fase ini, peserta didik mencapai kemampuan yang ditargetkan dalam mata
pelajaran Bahasa Inggris wajib dan mampu berinteraksi dengan lancar dan spontan
secara teratur dengan penutur asli Bahasa Inggris, serta cukup mungkin tanpa ada
hambatan bagi kedua belah pihak yang berkomunikasi atau berinteraksi dalam jenis
teks naratif, eksposisi, dan diskusi.
At the end of this phase, students are expected to achieve the targeted competence in
the compulsory English subject and can interact fluently and spontaneously, and can
interact regularly with English native speakers and quite possibly without hindrances
for both sides of interactants or can interact in these text types, that is Narrative,
Exposition and Discussion.
CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN INFORMATIKA
Rasional
Informatika adalah sebuah disiplin ilmu yang mencari pemahaman dan
mengeksplorasi dunia di sekitar kita, baik natural maupun artifisial yang secara
khusus tidak hanya berkaitan dengan studi, pengembangan, dan implementasi dari
sistem komputer, serta pemahaman terhadap prinsip-prinsip dasar pengembangan.
Dengan belajar Informatika peserta didik dapat menciptakan, merancang, dan
mengembangkan produk berupa artefak komputasional (computational artefact)
dalam bentuk perangkat keras, perangkat lunak (algoritma, program, atau aplikasi),
atau satu sistem berupa kombinasi perangkat keras dan lunak dengan menggunakan
teknologi dan perkakas (tools) yang sesuai. Informatika mencakup prinsip
keilmuan perangkat keras, data, informasi, dan sistem komputasi yang mendasari
proses pengembangan tersebut. Oleh karena itu, informatika mencakup sains,
rekayasa, dan teknologi yang berakar pada logika dan matematika. Istilah
Informatika dalam bahasa Indonesia merupakan padanan kata yang diadaptasi dari
Computer Science atau Computing dalam bahasa Inggris. Peserta didik
mempelajari mata pelajaran Informatika tidak hanya untuk menjadi pengguna
komputer, tetapi juga untuk menyadari perannya sebagai problem solver yang
menguasai konsep inti (core concept), terampil dalam praktik (core practices)
menggunakan dan mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK),
serta berpandangan terbuka pada aspek lintas bidang.
Tujuan
Mata pelajaran Informatika bertujuan untuk mengantarkan peserta didik menjadi
“computationally literate creators” yang menguasai konsep dan praktik
informatika, yaitu:
1. berpikir komputasional, dalam menciptakan solusi untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan secara sistematis, kritis, analitis, dan kreatif;
2. memahami ilmu pengetahuan yang mendasari informatika, yaitu sistem
komputer, jaringan komputer dan internet, analisis data, algoritma
pemrograman serta menyadari dampak informatika terhadap kehidupan
bermasyarakat;
3. terampil berkarya dalam menghasilkan artefak komputasional sederhana,
dengan memanfaatkan teknologi dan menerapkan proses rekayasa, serta
mengintegrasikan pengetahuan bidang-bidang lain yang membentuk solusi
sistemik;
4. terampil dalam mengakses, mengelola, menginterpretasi, mengintegrasikan,
mengevaluasi informasi, serta menciptakan informasi baru dari himpunan data
dan informasi yang dikelolanya, dengan memanfaatkan TIK yang sesuai; dan
5. menunjukkan karakter baik sebagai anggota masyarakat digital, sehingga
mampu berkomunikasi, berkolaborasi, berkreasi dan menggunakan perangkat
teknologi informasi disertai kepedulian terhadap dampaknya dalam kehidupan
bermasyarakat.
Karakteristik
Mata pelajaran Informatika mengintegrasikan kemampuan berpikir komputasional,
keterampilan menerapkan pengetahuan informatika, serta pemanfaatan teknologi
(khususnya TIK) secara tepat dan bijak sebagai objek kajian dan alat bantu untuk
menghasilkan solusi efisien dan optimal dari persoalan yang dihadapi masyarakat
dengan menerapkan rekayasa dan prinsip keilmuan informatika. Elemen mata
pelajaran Informatika saling terkait satu sama lain membentuk keseluruhan mata
pelajaran Informatika sebagaimana diilustrasikan pada gambar bangunan
informatika di bawah ini.
Keterangan:
TIK : Teknologi Informasi dan
Komunikasi
SK : Sistem Komputer
JKI : Jaringan Komputer dan Internet
AD : Analisis Data
AP : Algoritma dan Pemrograman
DSI : Dampak Sosial Informatika
Fase F
Pada akhir fase F, peserta didik: a) mampu mengkaji berbagai strategi algoritmik
yang menghasilkan lebih dari satu solusi persoalan, menganalisis setiap solusi,
serta menentukan solusi yang paling efisien dan optimal untuk dikembangkan
menjadi program komputer, mengkritisi kasus-kasus terkini terkait informatika di
masyarakat, merancang dan mengimplementasi struktur data abstrak yang lebih
kompleks menggunakan beberapa library standar termasuk library untuk
kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dan pengolahan data bervolume besar,
mengembangkan, melakukan pemeliharaan, dan penyempurnaan kode sumber
program dengan tetap memperhatikan kualitasnya serta menuliskan dokumentasi
dan menjelaskan aspek statik dan dinamik dari program komputer, menerjemahkan
sebuah program dalam satu bahasa yang sudah dikenalnya ke bahasa lain
berdasarkan kaidah translasi yang diberikan, memahami jaringan komputer dari
sisi teknis, termasuk cyber security, dan tata kelola untuk mengontrol akses data ke
sistem, mampu melakukan konfigurasi dan setting komputer ke jaringan komputer
dan internet untuk menjamin keamanan dirinya dan b) mampu bergotong royong
dengan menggunakan berbagai perkakas TIK untuk merancang,
mengimplementasi, menguji, memperbaiki, menghasilkan prototipe perangkat
lunak yang berinteraksi dengan single board computer/controller atau kit
elektronika untuk edukasi yang bisa diprogram atau mengembangkan program
untuk mengolah data bervolume besar serta mampu mengkomunikasikan produk
dan proses pengembangan perangkat lunak yang dilakukan dengan menggunakan
perangkat lunak aplikasi
Elemen Capaian Pembelajaran
BK Pada akhir fase F, peserta didik mampu menganalisis beberapa strategi
algoritmik secara kritis dalam menghasilkan banyak alternatif solusi untuk
satu persoalan dengan memberikan justifikasi efisiensi, kelebihan, dan
keterbatasan dari semua alternatif solusi, kemudian memilih dan
menerapkan solusi terbaik, paling efisien, dan optimal dengan merancang
struktur data yang lebih kompleks dan abstrak.
TIK Capaian pembelajaran terintegrasi dalam PLB.
SK Capaian pembelajaran terintegrasi dalam PLB.
JKI Pada akhir fase F, peserta didik memahami konsep lanjutan jaringan
komputer dan internet, meliputi topologi jaringan yang menghubungkan
beberapa komputer, memahami aspek teknis berbagai jaringan komputer,
lapisan informasi dalam suatu sistem jaringan komputer (OSI Layer),
komponen jaringan komputer dan mekanisme pertukaran data, konsep
cyber security, tata kelola kontrol akses data, serta faktor-faktor dan
konfigurasi keamanan jaringan.
AD Capaian pembelajaran terintegrasi dalam PLB.
AP Pada akhir fase F, peserta didik mampu bergotong-royong dalam
mengembangkan program modular yang berukuran besar menggunakan
bahasa pemrograman yang ditentukan, mampu memahami struktur
program ( aspek statik) dan eksekusi (aspek dinamik) suatu program
sumber (source code) serta memelihara dan menyempurnakannya, mampu
mengenal algoritma standar dan strategi efisiensinya, mampu merancang
dan mengimplementasikan struktur data abstrak yang kompleks seperti
beberapa library standar termasuk library untuk kecerdasan buatan
(Artificial Intelligence) dan pengolahan data bervolume besar, serta mampu
menerjemahkan sebuah program dalam satu bahasa yang sudah dikenalnya
ke bahasa lain berdasarkan kaidah translasi yang diberikan.
DSI Pada akhir fase F, peserta didik mampu mengkaji secara kritis kasus-kasus
sosial terkini terkait produk TIK dan sistem komputasi, menganalisis kasus,
memberikan berbagai argumentasi dan rasionalnya.
PLB Pada akhir fase F, peserta didik mampu bergotong royong dalam tim
inklusif untuk mengerjakan proyek pengembangan sistem komputasi mulai
dari menganalisis, mengidentifikasi persoalan, merancang,
mengimplementasi, menguji, dan menyempurnakan sistem komputasi yang
merupakan solusi dari persoalan tersebut, serta mengkomunikasikan secara
lisan dan tertulis produk, proses pengembangan solusi serta manfaat dari
solusi tersebut.
CAPAIAN PEMBELAJARAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
A. Rasional
Ilmu adalah terjemahan dari science (sains). Kata Sains diambil dari bahasa latin
yaitu “Scientia“, secara etimologi (bahasa) kata sains memiliki arti
“Pengetahuan”, dalam hal ini pengetahuan yang diperoleh melalui pembelajaran
dan pembuktian atau pengetahuan yang melingkupi suatu kebenaran umum dari
hukum-hukum alam yang terjadi, didapatkan dan dibuktikan melalui metode
ilmiah.
Ilmu (pengetahuan ilmiah/keilmuan) adalah pengetahuan yang tersusun secara
sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran, dapat ditelaah dengan
kritis oleh setiap orang yang ingin mengetahuinya (Soerjono Soekanto, 1990).
Mata pelajaran Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial berfungsi untuk
membekali peserta didik agar mampu menyelesaikan permasalahan di
kehidupan nyata pada abad 21 ini yang berkaitan dengan fenomena alam dan
sosial di sekitarnya secara ilmiah dengan menerapkan konsep sains. Atau
dengan kata lain, setelah mempelajari mata pelajaran Projek Ilmu Pengetahuan
Alam dan Sosial, peserta didik dapat memperoleh kecakapan untuk mengambil
keputusan yang tepat secara ilmiah agar dapat hidup lebih nyaman, lebih sehat,
dan lebih baik.
Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial meliputi integrasi antara social
sciences dan natural sciences menjadi kunci keberhasilan dalam proses
pembelajaran. Bagaimana segala aspek kehidupan bersosial dalam kebhinekaan,
keberagaman agama, dan saling bergotong royong mencakup dalam social
sciences. Interaksi antara manusia dengan alam, serta melihat berbagai
fenomena yang terjadi dengan alam, mampu dijelaskan secara logis dan ilmiah
dengan natural science. Sehingga kita mampu memanfaatkan kekayaan sumber
daya alam dengan arif dan bijaksana.
B. Tujuan
Mata pelajaran Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial bertujuan untuk
membekali peserta didik dengan dasar-dasar pengetahuan, keterampilan, dan
sikap (hard skills dan soft skills):
1. Menerapkan pola pikir, perilaku, dan membangun karakter peserta didik
untuk peduli dan bertanggung jawab terhadap dirinya, masyarakat, dan alam
semesta, serta permasalahan yang dihadapi.
2. Mampu menelaah manfaat potensial dan risiko dari penggunaan Ilmu
Pengetahuan Alam dan Sosial.
3. Mampu membuat keputusan yang lebih berdasar dengan menggunakan Ilmu
Pengetahuan Alam dan Sosial serta teknologi.
4. Mampu menemukan solusi dari masalah yang dihadapi melalui sains baik
masalah individu maupun masyarakat.
C. Karakteristik
Mata pelajaran Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial memiliki objek kajian
berupa benda konkret yang terdapat di alam dan dikembangkan berdasarkan
pengalaman empirik, yaitu pengalaman nyata yang dirasakan oleh setiap orang
dan memiliki langkah-langkah sistematis serta menggunakan cara berpikir yang
logis.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial dikemas dalam bentuk projek
(project-based learning) yang mengintegrasikan beberapa elemen
konten/materi. Tiap projek dilaksanakan untuk mencapai elemen kompetensi
Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial yang terdiri dari tiga elemen literasi saintifik
dan dikontekskan dengan karakteristik masing-masing Bidang Keahlian. Dalam
satu tema, dapat memuat beberapa projek sesuai dengan lingkup atau keluasan
suatu materi.
Berdasarkan elemen konten materi, mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan
Sosial terdiri dari makhluk hidup dan lingkungannya; zat dan perubahannya;
energi dan perubahannya; bumi dan antariksa; keruangan dan konektivitas antar
ruang dan waktu; interaksi, komunikasi, sosialisasi, institusi sosial dan dinamika
sosial; serta perilaku ekonomi dan kesejahteraan. Pembelajaran yang
dilaksanakan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial berbasis
projek.
Pada model PjBL peserta didik tidak hanya memahami konten, tetapi juga
menumbuhkan keterampilan pada peserta didik bagaimana berperan di
masyarakat. Keterampilan yang ditumbuhkan dalam PjBL diantaranya
keterampilan komunikasi dan presentasi, keterampilan manajemen organisasi
dan waktu, keterampilan penelitian dan penyelidikan, keterampilan penilaian
diri dan refleksi, partisipasi kelompok dan kepemimpinan, dan pemikiran kritis.
Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial terdiri dari tiga elemen kompetensi
yang mengacu pada kompetensi literasi saintifik, yaitu menjelaskan fenomena
secara ilmiah, mendesain dan mengevaluasi penyelidikan ilmiah,
menerjemahkan data dan bukti-bukti secara ilmiah. Ketiga elemen tersebut
disampaikan dalam bentuk projek. Dalam satu tahun peserta didik diharapkan
mempelajari ketujuh aspek dan melakukan projek terkait aspek tersebut. Dalam
satu projek dapat terdiri dari satu aspek atau gabungan dari beberapa aspek.
Masing-masing aspek mempunyai lingkup yang berbeda disesuaikan dengan
rumpun bidang keahliannya (Rumpun Teknologi; Rumpun Kesehatan dan
Pekerjaan Sosial, Agribisnis dan Agriteknologi, serta Kemaritiman; dan
Rumpun Bisnis dan Manajemen, Pariwisata, serta Seni dan Ekonomi Kreatif).
Rumpun bidang keahlian dibagi menjadi tiga. Berikut adalah deskripsi aspek
IPAS berdasarkan rumpun bidang keahlian.
1. Rumpun Teknologi
D. Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase E, peserta didik diharapkan dapat memahami dan membuat teks
informasi, mendeskripsikan kejadian dan fenomena, melaporkan percobaan,
menyajikan dan mengevaluasi data, memberikan penjelasan, dan menyajikan
opini atau klaim sesuai dengan lingkup bidang keahliannya. Mereka juga dapat
memahami serta membuat teks multimedia seperti bagan, grafik, diagram,
gambar, peta, animasi, dan media visual. Peserta didik menggunakan struktur
bahasa untuk menghubungkan informasi dan ide, memberikan deskripsi dan
penjelasan, merumuskan hipotesis, dan mengkonstruksi argumen yang
didasarkan pada bukti-bukti sehingga dapat mengekspresikan posisinya.
Peserta didik memahami ketujuh aspek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial yang
terdiri dari makhluk hidup dan lingkungannya; zat dan perubahannya; energi
dan perubahannya; bumi dan antariksa; keruangan dan konektivitas antar ruang
dan waktu; interaksi, komunikasi, sosialisasi, institusi sosial dan dinamika
sosial; serta perilaku ekonomi dan kesejahteraan sesuai dengan karakteristik
bidang keahliannya.
A. Rasional
Dasar-dasar Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisnis adalah mata pelajaran
yang berisi kompetensi-kompetensi yang mendasari penguasaan keahlian
pekerjaan kantor dan layanan bisnis.
C. Karakteristik
Mata pelajaran Dasar-dasar Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisnis
memiliki kompetensi pengetahuan dasar manajemen perkantoran dan layanan
bisnis, mulai dari penerapan budaya kerja sesuai standar kerja perkantoran,
pengelolaan dokumen berbasis digital, profil entrepreneurship, peluang usaha
dalam bidang perkantoran dan layanan bisnis, pengelolaan sistem informasi dan
pelaksanaan komunikasi, serta pemberian layanan bisnis sesuai standar yang
ditentukan. Untuk menumbuhkan passion (renjana) dan vision (visi), imajinasi
dan kreativitas serta meningkatkan kompetensi peserta didik, proses
pembelajaran dapat dilakukan melalui:
1. Pembelajaran di dalam kelas;
2. Pembelajaran di tempat kerja;
3. Kegiatan berbasis projek;
4. Kunjungan industri;
5. Interaksi dengan alumni, guru tamu dari praktisi kantor/layanan bisnis;
6. Pencarian informasi melalui media digital.
Tahap internalisasi wawasan serta soft skills ini membutuhkan porsi dominan
(sekitar 75%) dari waktu yang tersedia di kelas X, sebelum mempelajari aspek
hard skills yang lebih spesifik.
Melalui penguatan soft skills diharapkan peserta didik memiliki passion dan
vision yang kuat sebagai modal memasuki dunia kerja pada jenis pekerjaan,
antara lain: staf administrasi, resepsionis, asisten arsiparis, layanan pelanggan,
asisten sekretaris, dan sebagai tenaga operator junior di bidang
komputer/otomatisasi perkantoran.
B. Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase E (kelas X), peserta didik akan mendapatkan gambaran
mengenai program keahlian manajemen perkantoran dan layanan bisnis yang
dipilihnya, sehingga mampu menumbuhkan passion dan vision untuk
merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar. Selain itu pada akhir fase E
pada aspek soft skills peserta didik akan mampu menerapkan budaya kerja
sesuai tuntutan pekerjaan, memahami konsep diri yang positif sesuai standar K3
dan 5R, mengembangkan kemampuan berfikir kritis dalam memecahkan
masalah dan mencari solusi, konsisten dalam menerapkan budaya kerja dalam
layanan bisnis. Sedangkan pada aspek hard skills peserta didik mampu
memahami elemen - elemen kompetensi pada mata pelajaran Dasar-dasar
Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisnis sebagai berikut: