Anda di halaman 1dari 65

1.

Permasalahan Sumber Daya Air


Permasalahan Sumber Daya Air

1. Ketersediaan air yang tidak merata: Meskipun Indonesia memiliki sumber daya air yang
melimpah, distribusi air tidak merata di berbagai wilayah. Beberapa daerah mengalami
kekurangan air, terutama selama musim kemarau, sementara daerah lain mengalami kelebihan air
pada musim hujan. Hal ini bisa menyebabkan kelangkaan air dan banjir.
2. Pencemaran air: Pencemaran air merupakan permasalahan serius di Indonesia, yang disebabkan
oleh pembuangan limbah industri, pertanian, dan rumah tangga ke sungai dan badan air lainnya.
Pencemaran air dapat mengurangi kualitas air, merusak ekosistem, dan membahayakan
kesehatan masyarakat yang bergantung pada air tersebut.
3. Pengelolaan air yang tidak efisien: Pengelolaan sumber daya air yang tidak efisien dan terpadu,
seperti penggunaan air yang berlebihan, eksploitasi sumber air tanah, dan kegagalan dalam
menjaga infrastruktur air, dapat mengakibatkan penurunan kualitas dan ketersediaan air.
Permasalahan Sumber Daya Air (2)

4. Deforestasi dan erosi: Deforestasi dan alih fungsi lahan, terutama di daerah aliran sungai (DAS), dapat meningkatkan
erosi dan sedimentasi di sungai, mengurangi kapasitas sungai untuk menampung air, dan mempengaruhi kualitas air serta
habitat flora dan fauna.

5. Dampak perubahan iklim: Perubahan iklim mempengaruhi siklus hidrologi dan pola curah hujan, yang bisa menyebabkan
perubahan dalam ketersediaan air dan meningkatkan risiko bencana seperti banjir dan kekeringan. Perubahan iklim juga
bisa mempengaruhi ekosistem air, seperti lahan basah dan hutan mangrove, yang berperan penting dalam menjaga
keseimbangan lingkungan dan melindungi wilayah pesisir.

6. Konflik penggunaan air: Konflik penggunaan air sering terjadi antara berbagai pemangku kepentingan, seperti antara
sektor pertanian, industri, dan rumah tangga. Konflik ini bisa disebabkan oleh persaingan atas akses dan alokasi sumber
daya air yang terbatas, serta dampak negatif dari kegiatan satu sektor terhadap sektor lain.

7. Keterbatasan infrastruktur air dan sanitasi: Infrastruktur air dan sanitasi yang tidak memadai, terutama di daerah
pedesaan dan perkotaan yang padat penduduk, dapat mengakibatkan kualitas air yang buruk dan akses yang terbatas
kepada air bersih dan layanan sanitasi. Hal ini bisa mempengaruhi kesehatan masyarakat dan kualitas hidup.
Perubahan Iklim
• Kenaikan dalam rata-rata: Kenaikan dalam rata-rata parameter iklim menunjukkan
peningkatan yang signifikan dalam nilai parameter tersebut seiring waktu. Misalnya,
kenaikan suhu rata-rata global mengindikasikan pemanasan global yang sedang
terjadi. Peningkatan suhu rata-rata ini dapat terlihat sebagai tren yang
menunjukkan kenaikan nilai suhu yang persisten dari tahun ke tahun.

• Kenaikan dalam varians: Kenaikan dalam varians parameter iklim menggambarkan


peningkatan fluktuasi atau variasi data seiring waktu. Hal ini dapat terlihat dalam
perubahan yang lebih ekstrem dalam cuaca atau peristiwa iklim yang sering terjadi.
Sebagai contoh, peningkatan variabilitas curah hujan dapat menghasilkan
perubahan yang lebih tajam antara musim kering dan musim hujan, dengan periode
kekeringan yang lebih panjang dan periode hujan yang lebih intens.

• Kenaikan dalam rata-rata dan varians: Kombinasi kenaikan dalam rata-rata dan
varians parameter iklim mengindikasikan adanya perubahan yang signifikan dalam
distribusi data. Misalnya, kenaikan suhu rata-rata yang disertai dengan peningkatan
variabilitas dapat menghasilkan peningkatan frekuensi gelombang panas ekstrem
dan suhu maksimum yang lebih tinggi secara keseluruhan.

IPCC, 2021
Dampak Perubahan Iklim

IPCC, 2021
IPCC, 2021
IPCC, 2022
Tahap
Pembuatan
Strategi

The cycle for developing and adjusting a IWRM plan, and type of questions asked
in this process (WMO, Global water partnership, 2007).
IWRM
• Integrated Water Resources
Management (IWRM) adalah suatu
pendekatan sistematis dan terpadu
dalam pengelolaan sumber daya air
yang bertujuan untuk mencapai
penggunaan yang efisien,
berkelanjutan, dan adil dari sumber
daya air.
• IWRM mengakui bahwa air adalah
sumber daya yang terbatas dan
penting untuk berbagai aspek
kehidupan, seperti kebutuhan rumah
tangga, pertanian, industri, dan
ekosistem.
Integrated Water Resources Management (IWRM)
1. Pendekatan partisipatif: IWRM mendorong partisipasi aktif dari semua pemangku kepentingan, termasuk
pemerintah, sektor swasta, masyarakat lokal, dan kelompok-kelompok masyarakat sipil dalam perencanaan,
pengambilan keputusan, dan implementasi kebijakan pengelolaan sumber daya air. Pendekatan partisipatif
ini membantu memastikan bahwa kebutuhan dan prioritas berbagai pemangku kepentingan diakomodasi
dan konflik antara pengguna air dapat diatasi secara efektif.
2. Pengelolaan air berbasis DAS (Daerah Aliran Sungai): IWRM mengakui pentingnya mengelola sumber daya
air dalam konteks DAS, yang mencakup sungai, danau, waduk, dan sumber air tanah yang saling terkait.
Pendekatan berbasis DAS ini memungkinkan pengelolaan yang lebih holistik dan terintegrasi, dengan
mempertimbangkan interaksi antara berbagai komponen dalam siklus hidrologi dan dampak aktivitas
manusia pada kualitas dan ketersediaan air.
3. Pengelolaan permintaan air: Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pendekatan demand management
merupakan bagian penting dari IWRM. Ini melibatkan pengurangan konsumsi air yang tidak efisien,
penggunaan teknologi yang efisien, serta insentif dan kebijakan yang mendorong penggunaan air yang
berkelanjutan.
Integrated Water Resources Management (IWRM)

4. Keseimbangan antara kebutuhan manusia dan lingkungan: IWRM menekankan pentingnya mencapai
keseimbangan antara kebutuhan manusia akan air dan kebutuhan lingkungan. Hal ini melibatkan
pengelolaan sumber daya air yang mempertimbangkan kepentingan ekosistem, seperti keanekaragaman
hayati, fungsi lahan basah, dan proses hidrologi alami.
5. Pendekatan adaptif dan fleksibel: IWRM mengakui bahwa kondisi dan kebutuhan dalam pengelolaan
sumber daya air akan berubah seiring waktu. Oleh karena itu, pendekatan adaptif dan fleksibel diperlukan
untuk merespon perubahan iklim, pertumbuhan penduduk, perkembangan teknologi, dan dinamika sosial-
ekonomi.
6. Kebijakan dan regulasi yang mendukung: Implementasi IWRM memerlukan kebijakan dan regulasi yang
mendukung, seperti pengelolaan hak air, sistem tarif air yang adil, dan pengawasan serta penegakan hukum
terkait pencemaran air dan penggunaan sumber daya air yang tidak berkelanjutan. Kebijakan dan regulasi
ini harus mencerminkan prinsip-prinsip IWRM dan dirancang untuk mencapai tujuan pengelolaan sumber
daya air yang efisien, berkelanjutan, dan adil.
Integrated Water Resources Management (IWRM)

7. Pengembangan kapasitas dan peningkatan pengetahuan: IWRM membutuhkan pengembangan kapasitas dan
peningkatan pengetahuan di antara pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan sumber daya air. Hal
ini mencakup pelatihan dan pendidikan, penelitian dan pengembangan, serta pertukaran informasi dan
pengalaman antara berbagai sektor dan organisasi. Pengembangan kapasitas ini memungkinkan implementasi
kebijakan dan teknologi yang efektif, serta pengambilan keputusan yang didasarkan pada informasi dan data yang
akurat.
8. Kerjasama antar sektor dan antar wilayah: Mengingat bahwa sumber daya air sering melintasi batas sektor dan
wilayah, IWRM mendorong kerjasama antara berbagai sektor (seperti pertanian, industri, dan sektor domestik) dan
antara wilayah yang berbagi sumber daya air yang sama. Kerjasama ini bisa melibatkan perencanaan terintegrasi,
pengelolaan bersama sumber daya air, dan penyelesaian konflik yang timbul karena penggunaan air yang saling
tumpang tindih atau bersaing.
9. Pendanaan berkelanjutan: Pendanaan yang memadai dan berkelanjutan merupakan komponen penting dalam
implementasi IWRM. Hal ini melibatkan pengalokasian sumber daya keuangan yang memadai oleh pemerintah,
sektor swasta, dan masyarakat internasional, serta pengembangan mekanisme pembiayaan inovatif yang dapat
membantu mendukung investasi dalam infrastruktur air, pengelolaan sumber daya air, dan konservasi ekosistem.
Demand Management

• Pendekatan demand management dalam


pengelolaan sumber daya air merupakan
suatu strategi yang bertujuan untuk
mengelola permintaan air dan mengurangi
konsumsi air yang tidak efisien, tidak hanya
fokus pada peningkatan pasokan air.
• Pendekatan ini menganggap bahwa sumber
daya air terbatas dan perlu dikelola secara
berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat saat ini dan masa depan.
Adaptive Management
Pengembangan kapasitas dan peningkatan pengetahuan
2. Penerapan Strategi Pengelolaan Sumber Daya Air
di Indonesia
Pengelolaan SDA KemenPUPR

• Indonesia melalui Kementerian PUPR telah menerapkan Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Terpadu atau Integrated Water Resources Management (IWRM). Dengan semakin
berkembangnya teknologi informasi, pengelolaan SDA dapat memanfaatkan penerapan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) sehingga menghasilkan kualitas pengelolaan yang lebih tinggi,
yang dikenal sebagai Pengelolaan Cerdas Sumber Daya Air atau Smart Water Management
(SWM).
• SWM adalah optimasi penggunaan TIK yang memungkinkan kita menyediakan data real-time
otomatik kondisi sumber daya air dan lingkungan, serta prakiraan kondisi cuaca dan iklim untuk
digunakan dalam menyelesaikan tantangan-tantangan terkait pengelolaan sumber daya air yang
telah dilakukan berdasarkan Pengelolaan SDA Terpadu.
• SWM dapat digunakan mulai dari tahapan perencanaan hingga operasional, mulai dari
penggunaan sehari-hari hingga pengaturan dan menunjang pengambilan kebijakan pada berbagai
tingkatan pengelolaan, lintas kelompok pengguna sumber daya air dan lintas wilayah.
Strategi Pengelolaan SDA KemenPUPR

• Strategi pertama yakni penyusunan program-program kegiatan yang


tersistem (sistemik), dengan baik dan fokus, mulai dari Survey,
Investigation, Design, Land Acquisition, Construction, Operation and
Maintenance (SIDLACOM), dan juga memastikan agar semua infrastruktur
yang dibangun bisa berfungsi dengan baik dan memberikan outcome yang
diharapkan.
• Pengendalian tidak hanya ditekankan di bagian badan sungai, namun juga
harus menyangkut pengendalian air limpasan dan laju erosi di Daerah
Aliran Sungai, pengendalian debit di masing-masing anak sungai dan sungai
utama, serta pengendalian di bagian hilir sungai, hingga muara.
Strategi Pengelolaan SDA KemenPUPR

• Strategi kedua, pengambilan keputusan yang cepat dan berani


mengambil resiko.
• Strategi ketiga adalah pelaksanaan yang didukung oleh Team Work
yang solid.
• Strategi keempat adalah pengawasan yang detail dan konsisten.
• Strategi kelima adalah memastikan dan menjamin infrastruktur yang
dibangun di Indonesia didesain, dibangun, dioperasikan dan
dipelihara sesuai standar-standar yang berlaku.
Strategi Pengelolaan Pencemaran Sungai

Sumber: KLHK, 2021


Status Mutu Air KLHK
https://ppkl.menlhk.go.id/onlimo-2022/
Contoh Sungai Tercemar Sedang (2 Mei 2023)
SISTEM PEMANTAUAN KUALITAS AIR OTOMATIS, KONTINYU & ONLINE (ONLIMO) KLHK

KOMPONEN ONLIMO:
1. Sensor untuk mengukur secara otomatis, kontinyu dan online
parameter kualitas air yaitu: BOD, COD, DO (RDO), pH,
Temperature, TDS, TSS, Nitrat, Turbidity, Ammonium, tinggi muka
air dengan parameter wajib kualitas air sesuai dengan kebutuhan
pada setiap stasiun
2. Data logger dan Telemetry Sistem
3. Sumber energi/kelistrikan
4. CCTV yang terkoneksi dengan Pusat Data ONLIMO di KLHK Jakarta
5. Display Monitor untuk menampilkan informasi data pemantauan
6. Sistem pengambilan sample air berupa sistem celup langsung dan
bisa juga menggunakan pemompaan
7. Bangunan pelindung
8. Pusat Data

Bengawan Solo Sumber: KLHK, 2021


WanganAji-Serayu Kelapa dua - Ciliwung
Sumber: KLHK, 2021
Contoh Pengelolaan Sumber Daya Air
Status Mutu Air KLHK
Data Pengendalian https://ppkl.menlhk.go.id/onlimo-2022/

Pengawasan dan Pengendalian secara Terus-menerus dikordinasikan oleh Lembaga yang “dedicated”
hanya menjamin pencapaian target pengendalian sungai.
Contoh : Pengendalian Pencemaran DAS Citarum Jawa Barat

Sumber: Satgas Pengendalian Pencemaran DAS Citarum Jawa Barat, 2019


Contoh : Pengendalian Pencemaran DAS Citarum Jawa Barat

Sumber: Satgas Pengendalian Pencemaran DAS Citarum Jawa Barat, 2019


Contoh : Pengendalian Pencemaran DAS Citarum Jawa Barat

Sumber: Satgas Pengendalian Pencemaran DAS Citarum Jawa Barat, 2019


Contoh : Pengendalian Pencemaran DAS Citarum Jawa Barat

Sumber: Satgas Pengendalian Pencemaran DAS Citarum Jawa Barat, 2019


Sumber: Satgas Pengendalian Pencemaran DAS Citarum Jawa Barat, 2019
Sumber: Satgas Pengendalian Pencemaran DAS Citarum Jawa Barat, 2019
3. Pemanfaatan Pemodelan dan
Internet of Things (IoT)
PENGEMBANGAN LEBIH LANJUT : SISTEM TERINTEGRASI (INTERNET OF THINGS)

• Pemerintah atau
swasta dapat
mengembangkan
sistem
terintegrasi,
dengan
melibatkan IoT
dan pemodelan.
Ket: SOS, SPS, WNS adalah
nama server online
Sumber: Simon Jirka, 2009
PENGEMBANGAN LEBIH LANJUT : SISTEM TERINTEGRASI (INTERNET OF THINGS)

• Pemerintah atau
swasta dapat
mengembangkan
sistem
terintegrasi,
dengan
melibatkan IoT
dan pemodelan.
Ket: SOS, SPS, WNS adalah
nama server online
Sumber: Simon Jirka, 2009
4. Model apa yang bisa digunakan?
Model Hidrologi dan Pencemaran Air

Sumber: Brewer, 2017


Sumber: Brewer, 2017
Sumber: Brewer, 2017
Sumber: Brewer, 2017
5. Model apa yang bisa segera digunakan?
HEC-RAS
HEC-RAS (Hydrologic Engineering Centers River Analysis System)

• HEC-RAS digunakan untuk memodelkan aliran sungai, memperkirakan banjir, dan


mengevaluasi dampak infrastruktur sungai seperti jembatan dan bendungan.

(Oikonomou, 2013)
Fungsi Pemodelan HEC-RAS

• Pemodelan Aliran Sungai:


memodelkan geometri aliran
sungai, termasuk saluran
sungai, tumpuan jembatan,
dan bendungan.
Lokasi Kajian

Peta Topografi

HECRAS
memodelan
geometri aliran
(Adnan, 2014) sungai
Fungsi Pemodelan HEC-RAS

• Perhitungan Hidrologi: perhitungan


debit aliran, hujan banjir, perhitungan
intensitas-curah hujan untuk
memperkirakan besaran banjir dan
dampaknya pada sistem sungai.

• Analisis Hidrolis: perhitungan


pergerakan aliran air, kecepatan aliran,
tinggi permukaan air, dan distribusi
tekanan.
Hasil analisis hidrologi dan hidrolis sungai

(Adnan, 2014)
Fungsi Pemodelan HEC-RAS

• Pemodelan Hidrograf Banjir: pemodelan


dan analisis hidrograf banjir, yang digunakan
untuk memperkirakan curah hujan yang
diubah menjadi debit aliran yang merujuk
pada waktu. Ini membantu dalam
merencanakan langkah-langkah
pengendalian banjir dan pengelolaan risiko
banjir.

• Evaluasi Dampak Infrastruktur:


mengevaluasi dampak infrastruktur sungai
seperti jembatan, bendungan, dan saluran
terhadap aliran air. Ini membantu dalam Peta banjir
merancang dan memperbaiki struktur sungai
(Adnan, 2014)
serta memperkirakan potensi kerusakan
akibat banjir.
MODFLOW
MODFLOW (Modular Ground-Water Flow Model)

• Modflow adalah perangkat lunak


simulasi hidrogeologi yang
digunakan untuk memodelkan
aliran air tanah di akuifer dan
sistem akuifer yang terkait.
• Modflow digunakan untuk
memahami dan memprediksi
perilaku akuifer.
Modflow untuk Simulasi Air Tanah

• Modflow digunakan untuk


memodelkan aliran air dalam
akuifer secara tiga dimensi.
• Hasil Modflow : arah aliran air, pola
aliran, dan tingkat aliran dalam
sistem akuifer.
• Modflow dapat digunakan untuk Lokasi Kajian Grid
memprediksi pengaruh
pengambilan air terhadap akuifer.
• Dengan memasukkan data debit
pompa, pengguna dapat
mengevaluasi efek dari Modflow
pengambilan air terhadap tingkat menghasilkan
air tanah, kecepatan aliran, dan analisis variasi
potensi penurunan permukaan air Spasio-temporal
tanah. dari head hidrolis
(m)
(Behera, 2022)
Modflow untuk Pemodelan Interaksi Akuifer dan Danau

• Pemodelan Interaksi Akuifer-Danau:


Modflow dapat memodelkan interaksi
antara akuifer dan danau untuk memahami Danau
aliran air yang terjadi antara akuifer dan Lokasi Kajian
danau serta dampaknya terhadap kualitas
dan kuantitas air.

Hasil analisis Modflow: variasi Spasio-


temporal interaksi air tanah dan danau

Sistem
Grid

(El-Zehairy, 2018)
Modflow untuk Pemodelan Lindi dari TPA

• Modflow dapat digunakan


untuk memodelkan
transport air tanah, yaitu
pergerakan dan
penyebaran bahan terlarut
dalam akuifer.
• Modflow digunakan untuk Lokasi Kajian (TPA) Sistem Grid
memahami pergerakan
pencemaran,
pengembangan zona
pengaruh sumur, dan
dampak pencemaran
terhadap sumber air. Hasil
Pemodelan
(Tizro, 2018)
Pemodelan WASP dengan HEC-RAS
WASP

• WASP adalah program pemodelan kompartemen dinamis untuk


sistem perairan, termasuk danau dan sungai.
• WASP memungkinkan pengguna untuk menyelidiki sistem 1, 2, dan 3
dimensi, dan berbagai jenis polutan.
• Proses adveksi, dispersi, pembebanan massa difusi dan pertukaran
batas yang bervariasi disajikan dalam model.
• WASP juga dapat dihubungkan dengan model lain, seperti model
hidrodinamik dan transport sedimen yang dapat memberikan aliran,
kecepatan kedalaman, suhu, salinitas dan fluks sedimen.
Contoh Aplikasi WASP

• Menghitung eutrofikasi di teluk, estuari, sungai


• Beban fosfor di danau
• Polusi PCB di danau
• Polusi volatil organik di estuary
• Polusi logam berat dan merkuri di sungai
Sistem Grid WASP

Proses adveksi dan dispersi


Sistem Grid WASP
File Input WASP
Contoh File Output WASP
Variabel dan Proses

• WASP7 (Phyto is phytoplankton as carbon,


NO3 is nitrate, NH4 is ammonium, PO4 is
orthophosphorus,
• CBOD is carbonaceous biochemical oxygen
demand,
• DO is dissolved oxygen ON is organic
nitrogen, OP is organic phosphorous, DOM is
dissolved organic matter,
• SS is inorganic suspended solids);
Pemodelan Sedimen Sungai dengan HEC-RAS dan WASP

• HEC-RAS dan WASP dapat


digunakan untuk analisis
sedimentasi sungai.
• WASP berperan untuk
memodelkan transport
sedimen dalam perairan
dan pergerakan partikel
sedimen.
• HEC-RAS berperan untuk
memodelkan geometri
sungai, aliran air, dan
dampaknya terhadap
sedimentasi. Lokasi Kajian (Shabani, 2020)
Pemodelan Sedimen Sungai dengan HEC-RAS dan WASP

• Data masukan:
karakteristik sedimen,
termasuk ukuran butir
sedimen, kecepatan
sedimentasi, dan laju
erosi.
• Proses: perhitungan aliran
air, transport sedimen, dan
pola penumpukan.
• Data keluaran: volume
penumpukan sedimen,
distribusi sedimen, dan
laju sedimentasi. Peta sedimentasi hasil simulasi model (Shabani, 2020)
Pemodelan Sedimen Sungai dengan HEC-RAS dan WASP

Peta distribusi Arsenic hasil


simulasi model

(Shabani, 2020)
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai