Anda di halaman 1dari 5

1.

Manajemen pariwisata adalah disiplin yang berfokus pada pengelolaan dan


pengembangan destinasi wisata dengan tujuan untuk menciptakan pengalaman berharga
bagi para wisatawan sambil memastikan keberlanjutan lingkungan dan budaya. Dalam
artikel ini, kami akan membahas konsep dasar dan aspek penting dari manajemen
pariwisata.
Manajemen pariwisata melibatkan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian berbagai aspek destinasi wisata. Tujuannya adalah untuk menciptakan
lingkungan yang mendukung pengalaman wisata yang positif, sekaligus menjaga
kelestarian sumber daya alam dan budaya setempat. Manajemen pariwisata juga berusaha
meningkatkan pendapatan daerah, mempromosikan kesadaran budaya, dan memperkaya
pengetahuan wisatawan.
Konsep-konsep Penting dalam Manajemen Pariwisata

1. Perencanaan Destinasi Wisata: Perencanaan adalah langkah awal dalam


pengembangan pariwisata yang berkelanjutan. Ini melibatkan analisis potensi
pariwisata, penetapan tujuan, identifikasi segmen pasar, dan pengembangan
rencana strategis untuk mencapai sasaran jangka panjang.
2. Pengembangan Infrastruktur: Infrastruktur yang baik adalah kunci untuk menarik
wisatawan dan memberikan pengalaman yang nyaman. Ini mencakup akomodasi,
transportasi, jaringan komunikasi, dan fasilitas umum lainnya.

3. Pemasaran dan Promosi: Upaya pemasaran yang efektif adalah penting untuk
menarik perhatian calon wisatawan. Promosi dapat meliputi kampanye iklan,
media sosial, partisipasi dalam pameran pariwisata, dan kerjasama dengan agen
perjalanan.

4. Pengalaman Wisata yang Unik: Destinasi wisata harus menawarkan pengalaman


yang unik dan berbeda dari yang lain. Ini dapat mencakup kegiatan budaya,
petualangan alam, kuliner lokal, dan festival.

5. Keberlanjutan Lingkungan dan Budaya: Keberlanjutan adalah aspek kunci dalam


manajemen pariwisata modern. Upaya harus dilakukan untuk menjaga
keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan alam
serta kearifan lokal.

6. Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia: Sumber daya manusia yang
terlatih dan berpengetahuan adalah kunci untuk memberikan pelayanan
berkualitas kepada wisatawan. Pelatihan dan pengembangan karyawan dalam
industri pariwisata sangat penting.

7. Pengukuran Kinerja: Mengukur kinerja destinasi wisata adalah langkah penting


dalam mengevaluasi efektivitas strategi dan keberhasilan dalam mencapai tujuan
pariwisata.

KESIMPILAN
Manajemen pariwisata merupakan pendekatan yang komprehensif untuk mengelola dan
mengembangkan destinasi wisata. Tujuannya adalah untuk menciptakan pengalaman berharga
bagi wisatawan sambil memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan budaya. Dengan
perencanaan yang baik, pemasaran yang efektif, dan perhatian terhadap tantangan yang ada,
manajemen pariwisata dapat membantu mewujudkan potensi pariwisata sebagai alat untuk
pembangunan ekonomi dan promosi budaya global.

2. Pengelolaan pariwisata yang baik, perlu memperhatikan hal berikut seperti: inovasi
berkelanjutan, memahami wisatawan, memberikan layanan berkualitas, serta penerapan
strategi organisasi yang tepat. berbagai fenomena, mulai dari munculnya berbagai objek
wisata baru, serta menurunya jumlah kunjungan wisatawan yang memicu munculnya
persaingan ketat, perlu dilakukan sebuah analisa untuk mengetahui keunggulan sebuah
organisasi (pengelolaan). Salah satu analisa yang dapat digunakan adalah 7 Pilar Kriteria
Baldrige.
Konsep tersebut dapat digunakan sebagai sebuah alat dalam mengkaji pengelolaan
organisasi yang unggul dan berkelanjutan. Kriteria Baldrige merupakan sebuah cakupan
yang lebih luas dalam mengarahkan organisasi untuk membentuk budaya organisasi yang
efektif dan berkinerja ekselen. Kriteria ini di pahami dari lahirnya konsep High Quality
Measurement System, dan selanjutnya dikenal sebagai Malcolm Baldrige Criteria for
Performance Excellent.
Keunggulan dari konsep ini adalah, Kriteria Baldrige mengarahkan organisasi pada
proses secara menyeluruh dan membentuk suatu kerangka kerja yang utuh, selaras dan
terintegrasi melalui pendekatan dan penerapan yang efektif. Kelebihan lain dari Kriteria
Baldrige adalah bahwa konsep ini juga diadaptasi oleh banyak organisasi dan perusahaan
besar di dunia seperti: Boeing, Caterpillar, Motorola Commeria, serta organisasi
pengelola sektor pariwisata.

Contoh objekk

Manajemen pariwisata berbasis komunitas masyarakat pada Obyek Wisata Dante


Pine Kabupaten Enrekang adalah sebuah langkah inovatif didalam menuntaskan persoalan
perluasan tenaga kerja. Untuk menetukan bagaimana manajemen pariwisata berbasis
masyarakat pada obyek Wisata Dante Pine Kabupaten Enrekang digunakan empat indikator
untuk menilai hal tersebut, yakni : (1) Perencanaan (2) Pengorganisasian (3) Penggerakkan
(4) Pengawasan serta faktor yang menjadi pendukung : (1) Potensi alam dan (2) Peran
masyarakat, faktor penghambat : (1) Tanggung jawab dalam pengawasan dan (2) Penataan
dan pengembangan sarana pendukung.
1. Perencanaan dalam hal kegiatan pengelolaan kawasan wisata dijadikan sebagai sebuah
landasan untuk melakukan segala aktivitas yang berkaitan agar tercapainya tujuan hingga
membuat strategi untuk mencapai tujuan.

2. Pengorganisasian ialah merupakan fungsi dalam kegiatan manajemen sebuah kawasan


pariwisata sebagai sebuah proses dari kegiatan itu sendiri, penyusunan struktur organisasi
sesuai dengan tujuan dan sumberdaya yang ada untuk mencapai tujuan.

3. Penggerakan didalam sebuah kegiatan pengelolaan kawasan objek wisata dilakukan berupa
aktivitas untuk mengatur segala kegiatan dan tugas untuk mencapai tujuan dari kegiatan
pengelolaan yang dimaksudkan.

4. Pengawasan dalam kegiatan pengelolaan kawasan wisata adalah suatu proses dalam
menetapkan ukuran aktivitas kinerja dalam berkegiatan dan pengambilan tindakan yang dapat
mendukung pencapaian hasil yang diharapkan.

5. Potensi alam yang dimiliki oleh Kabupaten Enrekang berupa dataran tinggi perbukitan dan
pegunungan merupakan suatu hal yang dapat dikembangkan oleh masyarakat untuk menjadi
sebuah kawasan destinasi wisata yang menarik untk dikunjungi bagi wisatawan.

6. Peran masyarakat dalam mengembangkan kawasan yang dinilai berpotensi khususnya


kawasan Dante Pine untuk dijadikan sebagai destinasi wisata yang menjanjikan merupakan
hal yang positif untuk perkembangan daerah Kabupaten Enrekang.

7. Tanggung jawab dalam pengawasan merupakan aspek yang penting dalam sebuah kegiatan
pengelolaa kawasan objek wisata agar dapat berkembang namun pada objek wisata Dante
Pine pengawasan yang dimaksudkan belum sepenuhnya berjalan dengan baik.

8. Penataan dan Pengembangan sarana pendukung yang ada pada pengelolaan kawasan objek
wisata Dante Pine tentunya dibutuhkan untuk keberlagsungan dari kawasan tersebut agar
dapat tetap bersaing dan menarik wisatawan untuk berkunjung sehingga hal tersebut tentunya
menjadi hal yang harus sesegera mungkin lakukan pengembangan yang lebih baik.

3. Kebijakan manajerial di berbagai Negara pun cukup beragam. Sebagian besar faktor yang
mempengaruhinya tak lain adalah latar belakang kondisi sosial politik masa lalu Negara
yang bersangkutan. Di samping itu tentu saja, karakteristik warganya yang spesifik juga
mempengaruhi. Hingga saat ini, bangsa Indonesia yang merupakan salah satu bangsa
yang besar diantara Negara-Negara yang ada di belahan dunia ini, belum memiliki suatu
bentuk atau format yang pas mengenai gaya (Style) manajemennya, bila dibandingkan
dengan Jepang, China atau Amerika dan Negara-Negara Eropa, yang tampaknya sudah
menemukan bentuk gaya manajemen yang dijalankannya selama ini. Hal tersebut bukan
berarti bahwa pengelolaan administrasi Negara dan bisnis selama ini di Indonesia tidak
memakai konsep manajemen. Para pimpinan Administrasi Negara dan pimpinan
perusahaan kebanyakan masih mengadopsi bentuk manajemen Amerika, Jepang, China
serta bentuk lainnya, atau bahkan ada yang memadukan berbagai bentuk gaya manajemen
tersebut dalam menjalankan organisasinya. Sehingga dengan demikian, gaya manajemen
yang asli dan khas Indonesia belum kelihatan.
Manajemen Iternasional mengandung makna proses aplikasi konsep-konsep dan
teknikteknik manajemen dalam suatu lingkungan multinasional dan adaptasi praktek-
praktek manajemen terhadap lingkungan ekonomi, politik, dan budaya yang berbeda.
Dimensi manajemen Iternasional dalam bisnis terutama terjadi akibat globalisasi yang
telah menjadi tantangan besar bagi pemerintah, lembaga dan organisasi. Hal ini akan
membantu menjelaskan mengapa bidang manajemen Iternasional (IM) menjadi sangat
penting dalam tatanan kehidupan setiap Negara di dunia. Kita menyadari bahwa isu yang
berkaitan dengan bisnis Iternasional semakin penting dan merupakan realita yang harus
dicermati.
Ciri kebudayaan manusia Indonesia lainnya yang sangat banyak berpengaruh dalam
kehidupan berorganisasi adalah bermusyawarah menuju mufakat dengan Bhinneka
Tunggal Ika dan memutuskan segala sesuatu atas dasar konsensus diantara seluruh
kelompok organik, sekurang-kurangnya diantara kelompok seangkatan pengalaman).
Namun demikian, dewasa ini masyarakat Indonesia sudah tidak lagi berada pada tatanan
masyarakat tradisional seluruhnya, disebabkan dengan terbuka lebarnya arus informasi
yang berakibat dengan menggejalanya sikap mendunia (globalisasi), di mana semuanya
itu berpengaruh terhadap perilaku kehidupan masyarakat yang merupakan campuran
antara nilai-nilai tradisional dan modern. Proses manajemen itu sendiri diarahkan kepada
usaha-usaha anggota organisasi untuk meningkatkan produktivitasnya melalui
pemanfaatan secara efektif dan efisien sumber daya yang tersedia. Produktivitas adalah
perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input).
Keluaran bisa terdiri barang atau jasa. Sedangkan masukan terdiri dari sumber daya
manusia (human resorces), dan modal (capital), peralatanperalatan (materials), dan
sumber daya lainnya. Efisiensi adalah kemampuan untuk meminimalkan penggunaan
sumber daya (masukan), sedangkan efektivitas adalah kemampuan untuk menentukan
tujuan yang memadai. Unsur-unsur manajemen, pada umumnya terdiri dari 6 (enam)
yang dikenal dengan the six M’S, yaitu Men, Money, Materials, Machines, Methods and
Markets. Diantara seluruh unsur tersebut, men (manusia) adalah unsur yang paling
penting di dalam proses manajemen, sebab manajemen itu ada karena adanya dua orang
atau lebih yang bekerja sama dalam mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Hal
ini berarti manusia merumuskan tujuan, manusia yang menyusun organisasi sebagai
wadah pencapaian tujuan, manusia pula yang bekerja untuk mencapai tujuan dan
sekaligus manusia pula yang mengendalikan serta menikmati hasil-hasil yang dicapai.
Sedangkan sebagai contoh negara luar yaitu china Selama berabad-abad China
terkenal sebagai sebuah peradaban terkemuka dengan didominasi oleh dua ajaran agama
yaitu Daoist (Taoist) dan Buddhist. Peradaban tersebut melampaui seluruh dunia dalam
bidang seni dan ilmu pengetahuan, tetapi pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, Negara
itu dilanda kerusuhan sipil, kelaparan besar, kekalahan militer, dan pendudukan asing.
Setelah Perang Dunia II, Komunis di bawah MAO Zedong mendirikan sebuah sistem
sosialis otokratis sambil memastikan kedaulatan China, memberlakukan kontrol yang
ketat terhadap kehidupan sehari-hari dan biaya hidup puluhan juta orang. Setelah tahun
1978, penerus MAO’s Deng Xiaoping dan pemimpin lain berfokus pada pembangunan
ekonomi yang berorientasi pasar dan pada tahun 2000 output telah naik empat kali lipat.
Untuk sebagian besar populasi, standar hidup telah meningkat secara dramatis dan ruang
bagi pilihan pribadi telah berkembang, namun kontrol politik tetap ketat.
China sejak awal 1990-an telah meningkatkan jangkauan global dan partisipasi
dalam organisasi Iternasional. Perekonomian China sejak akhir 1970-an telah berubah
dari sistem tertutup, pusat merencanakan ekonomi yang lebih berorientasi pasar yang
memainkan peran utama dalam ekonomi global dan pada tahun 2010 China menjadi
eksportir terbesar di dunia. Reformasi dimulai secara bertahap keluar dari pertanian
kolektif, dan diperluas menjadi liberalisasi yang berorientasi harga, desentralisasi fiskal,
peningkatan otonomi untuk perusahaan Negara, penciptaan sistem diversifikasi
perbankan, pengembangan pasar saham, pertumbuhan yang cepat dari sektor swasta, dan
pembukaan untuk perdagangan luar negeri dan investasi. China secara umum telah
menerapkan reformasi dalam mode gradualis. Dalam beberapa tahun terakhir, China telah
memperbarui dukungannya untuk BUMN di sektor yang dianggap penting untuk
“keamanan ekonomi,” dengan kata lain mendorong ekonomi nasional yang berdaya saing
global.
Demikian juga sistem mata uangnya China berusaha menjaga mata uang terkait erat
dengan dolar AS selama bertahun-tahun, pada bulan Juli 2005 China melakukan revaluasi
mata uangnya sebesar 2,1% terhadap dolar AS dan pindah ke sistem nilai tukar. Dari
pertengahan tahun 2005 hingga akhir 2008 apresiasi kumulatif terhadap dolar AS lebih
dari 20%, namun nilai tukar tetap hampir dipatok terhadap dolar dari terjadinya krisis
keuangan global sampai Juni 2010, ketika Beijing mengizinkan pembukaan apresiasi
kembali secara bertahap.

Anda mungkin juga menyukai