Oleh :
Kelompok 8
I Putu Rama Pramana Semitha 1607512088
Koming Syun Mastra J.S. 1607512111
Putu Sri Diana Wedari 1607512121
I Komang Agusrai Nugraha 1607512125
Pendukung pariwisata lainnya seperti hotel dan villa yang mewah, restoran, bar,
spa yang memiliki standar internasional. Para pelaku pariwisata di Negeri Khayal
pun terus berusaha untuk mengejar keinginan – keinginan para wisatawan yang tidak
terbatas tersebut dengan membangun dan menyediakan semua fasilitas tersebut demi
memberikan kemudahan dan kenyamananbagi para wisatawan. Tetapi dalam
mewujudkan akomodasi serta fasilitas- fasilitas yang mewah tersebut para pelaku
pariwisata termasuk para investor akhir merubah beberapa perencanaan yang telah
dibuat. Terutama dalam hal alih fungsi lahan di negeri tersebut dimana banyaknya
lahan pertanian, jalur hijau bahkan kawasan yang semestinya menjadi kawaan
konservasi dirubah menjadi kawasan villa dan hotel mewah, juga banyak pemukiman
tradisional dirubah menjadi fasilitas- fasilitas pendukung pariwisata lainnya. Dalih
dari para pihak berwenang karena telah memutuskan hal tersebut adalah agar dapat
memenuhi kebutuhan pariwisata sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah
dan penerimaan devisa di Negeri Khayal. Perubahan dalam perencanaan tersebut
akan mempengaruhi pengembangan pariwisata di Negeri Khayal dan akan
mengakibatkan dampak yang negatif bagi negeri itu sendiri. Karena dalam
pengembangan pariwisata di suatu destinasi tidak akan berhasil tanpa perencanan
yang matang. Seperti yang diungkapkan Yoeti (2008;47) bahwa: “Pelaku pariwisata
harus menyadari akan pentingnya perencanaan dalam pengembangan pariwisata
sebagai suatu industri agar sesuai dengan apa yang telah dirumuskan dan berhasil
mencapai sasaran yang dikehendaki, baik itu ditinjau dari segi ekonomi, sosial,
budaya, juga lingkungan hidup”. Sehingga dapat dilihat bahwa fenomena yang
terjadi di Negeri Khayal sudah melenceng jauh dari perencanaan pariwisata yang
awalnya telah dibuat, sehingga akan menyebabkan beberapa kerugian. Tulisan ini
akan membahas bagaimana menyikapi fenomena perencanaan pariwisata di “Negeri
Khayal” sebagai sebuah destinasi baru dimana arah kebijakan pengembangannya
hanya semata-mata mengejar pertumbuhan ekonomi. Dengan memaparkan mengenai
pentingnya perencanaan dalam pengembangan pariwisata di suatu destinasi,
pentingnya 5 pilar dalam pengembangan sebuah destinasi pariwisata, proses
perencanaan, dan prinsip – prinsip perencanaan.
2. Tujuan
Inskeep (1991) & Gunn (1994), mengemukakan bahwa suatu kawasan wisata yang baik
dan berhasil bila secara optimal didasarkan kepada empat aspek, yaitu:
Memuat visi, misi, tujuan, kebijakan, strategi, rencana, strategi dan program
pembangunan kepariwisataan daerah.
- target pasar
- sistem keterkaitan
- target pasar
- fasilitas pendukung
- akses internal
Gunn, Clare A. Tourism Planning. 4th Ed. New York: Routledge. 2002
Hall, Michael C. & Page, Stephen J. The Geography of Tourism and Recreation:
Environment, Place and Space. 3rd Ed. New York: Routledge. 2006
Paturusi, Samsul A. (2001). Perencanaan Tata Ruang Kawasan Pariwisata, Materi kuliah
Perencanaan Kawasan Pariwisata Program Magister (S2) Kajian Pariwisata, Program
Pasca Sarjana Universitas Udayana Denpasar.