Anda di halaman 1dari 70

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pengelolaan dan pengembangan sektor objek wisata merupakan salah satu


usaha untuk meningkatkan perekonomian, sosial, dan lingkungan dalam suatu
negara. Berbagai potensi objek wisata yang dikembangakan adalah potensi wisata
alam yang sebagian besar dimiliki oleh negara-negara berkembang termasuk
Indonesia, hal tersebut dapat dikembangkan sebagai aktivitas perekonomian yang
dapat menghasilkan devisa negara dengan cepat (quick yielding). Jika objek
wisata dipandang sebagai industri maka dari itu bahan bakunya juga tidak akan
pernah habis, tidak seperti bahan baku wisata yang lain. Pengelolaan dan
pengembangan kawasan objek wisata di suatu daerah dapat dijadikan sebagai
katalisator pembangunan sektor lain yang masih relevan dengan kepariwisataan,
seperti: kamar untuk menginap (hotel), kuliner, perjalanan wisata (travel agent),
dan industri kerajinan, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja yang pada
akhirnya akan dapat meningkatkan perekonomian rakyat.

Dalam pengembangan dan pengelolaan objek wisata di wilayah Kabupaten


sigi, salah satu yang dikembangkan adalah objek wisata Kolam air Panas.
merupakan tempat yang baik untuk kesehatan dan bisa menyembuhkan berbagai
macam penyakit terletak di wilayah Kabupaten Sigi. Di tempat wisata yang
terletak di lereng bukit itu, pengelola menyediakan tempat mandi yang telah
dipisahkan untuk pria dan wanita. Pada umumnya pengunjung yang tidak hanya
berasal dari Kabupaten Sigi itu membawa perlengkapan mandi sendiri karena
pengelola tempat wisata tidak menyediakannya. Kabupaten Sigi merupakan salah
satu kabupaten termuda di indonesia yang terletak di provinsi sulawesi tengah dan
baru terbentuk pada tahun 2008, Kabupaten Sigi merupakan Kabupaten
pemekaran dari Kabupaten induk, yaitu Kabupaten Donggala. Sebagai kabupaten
pemekaran yang baru dibentuk, Kabupaten Sigi dalam pelaksanaan kegiatan

1
2

pemerintahan berupaya menjalankan setiap peraturan – peraturan yang telah


ditetapkan oleh pemerintah pusat.

Selain aturan di atas disahkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014


tentang otonomi daerah secara langsung telah mempengaruhi berbagai keputusan
di tingkat pemerintah daerah di Indonesia, dimana pada setiap keputusan yang
diambil menuntut adanya langkah-langkah kreatif dan mengharuskan adanya
terobosan-terobosan baru dalam upaya memajukan perekonomian daerahnya
masing-masing. Salah satu sektor yang yang dapat dikembangkn di suatu daerah
adalah sektor objek wisata, dimana banyak potensi-potensi yang belum
dimanfaatkan secara maksimal.

Strategi pengelolaan kawasan objek wisata khususnya objek wisata adalah


pemanfaatan ruang secara optimal untuk kegiatan kepariwisataan. Keseimbangan
antara pembangunan ekonomi, pelestarian lingkungan, dan sektor usaha
masyarakat diharapkan mampu meningkatkan perekonomian daerah, baik secara
mikro maupun secara makro, dengan meningkatkan pendapatan asli daerah
Kabupaten Sigi tanpa harus merusak kelestarian lingkungan.

Upaya dari pihak pemerintah untuk menata dan mengelolah kawasan agar
menjadi objek wisata yang lebih baik, yaitu dengan menyediakan fasilitas-fasilitas
yang dibutuhkan oleh wisatawan, misalnya penyediaan lapangan parkir untuk bus-
bus wisata dan penataan kios-kios sepanjang koridor. Pada perkembangan
sekarang kondisi objek wisata sudah tidak mampu lagi menampung kebutuhan
wisatawan, karena saat ini objek wisata Kabupaten Sigi terkesan berkembang
tanpa kendali dan bahkan dapat dikatakan kotor dan berantakan.

Penataan dan pengembangan kawasan objek wisata diharapkan mampu


meningkatkan kualitas objek wisata dengan memberikan nilai tambah yang
memperhatikan kualitas lingkungan, sehingga mampu menarik lebih banyak
wisatawan.
3

Berdasarkan hal-hal diatas yang menjadi motivasi peneliti untuk menulis secara

ilmiah dengan judul “ Manajemen Objek Wisata Di Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kabupaten Sigi ”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka masalah pokok yang

akan diteliti adalah, Bagaimana Manajemen Objek Wisata Di Dinas Kebudayaan

Dan Pariwisata Kabupaten Sigi ?

1.3. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1.3.1.Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini di untuk mengetahui Manajemen Objek Wisata Di Dinas

Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Sigi ?

1.3.2.Kegunaan Penelitian

a. Secara Teoritis :

Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi Dinas Kebudayaan

Dan Pariwisata Kabupaten Sigi, untuk menentukan kebijakan serta

perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang

baik bagi Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Sigi.

Kepentingan ilmu pengetahuan dapat dijadikan referensi dalam

rangka mengkaji fungsi manajemen perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan di Dinas

Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Sigi.

b. Secara Praktis :
4

Dapat digunakan sebagai data dasar dalam penelitian yang

berkaitan dengan standar manajemen perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan di Dinas

Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Sigi.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori


2.1.1. Pengertian Manajemen
Secara terminology, bahwa istilah manajemen hingga kini tidak ada yang
standar istilah yang dipakai. Istilah mabajemen diberi banyak arti yang berbeda
oleh para ahli sesuai dengan titik berat focus yang dianalisis. Hal ini dapat dilihat
sebagai berikut:
Manajemen yang dikemukakan George R. Terry (1997) Management is a
distrinet process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling,
performed to determine and accomplish stated objectives by the use of human
beings and other resources. (manajemen merupakan sebuah proses yang khas,
yang terdiri dari tindakan-tindakan: perencanaan, pengorganisasian,
menggerakkan dan pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta
mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatn sumber daya
manusia serta sumber-sumber lain).
Menurut P. Siagian (1984:5) manejemen dapat didefinisikan sebagai
kemampuan dan ketrampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka
pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain.
Handoko (2003:10) manajemen dapat didefinisikan sebagai bekerja
dengan orang-orang untuk menentukan, menginterprestasikan dan mencapai
tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencenaan
(planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau
kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading) dan pengawasan
(controlling).
Menurut Hasibuan (1989: 3) manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Sedangkan Handoko T. Hani (1999: 4) manajemen ialah 1) Proses dari
memimpin, membimbing dan memberikan fasilitas dari usaha orang-orang yang

5
6

terorganisir formal guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan; 2) Proses


perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan.

Sedangkan menurut Stoner manajemen adalah proses perencanaan,


pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota-anggota
organisasi yang telah ditetapkan.
Luther Gulick memberikan definisi manajemen sebagai suatu cabang ilmu
pengetahuan yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan
bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan membuat system
kerja sama ini lebih baik bermanfaat bagi manusia (Handoko, 1999:9).

Pada definisi diatas, manajemen dititikberatkan pada usaha memanfaatkan


orang lain dalam pencapaian tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka orang-
orang didalam organisasi harus jelas wewenang, tanggung jawab dan tugas
pekerjaannya.

Sedangkan pengertian manajemen yang dikemukan oleh Makharita


bahwa:

Management is the utilization of available or potentials resouerces in


achieving a give ends (Manajemen adalah pemanfaatan sumber-sumber yang
tersedia atau yang berpotensial didalam pencapaian tujuan (Handayaningrat,
1993:10).

Definisi manajemen tersebut lebih menitiberatkan pada usaha


menggunakan/memanfaatkan sumber yang tersedia atau berpotensi dalam
pencapaian tujuan. Adapun sumber-sumber tersebut adalah orang, uang, material,
peralatan (mesin), metode, waktu dan prasarana lainnya.

bahwa manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, dan


pengawasan sumber daya manusia dan sumber- bahwa manajemen merupakan
proses perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan sumber daya manusia dan
7

sumber-sumber yang lain untuk mencapai tujuan ataupun secara efektif dan
efisien.
Dalam pengertian ini majanemen dikatakan baik apabila suatu
organisasi/lembaga itu memiliki tujuan dan sasaran yang jelas dan diketahui oleh
semua yang terlibat dalam kegiatan organisasi itu. Setelah itu disusunlah langkah-
langkah untuk mencapai tujuan dengan memanfaatkan segala sumber daya
(manusia, dana, sarana, kesempatan, sumber alam dan lain-lain) secara optimal,
efisien dan efektif. Kegiatan dan elemen-elemennya perlu ditata agar tidak
tumpang tindih sehingga diperlukan kepemimpinan dan pengawasan dalam
pelaksanaannya.
Pengertian manajemen secara umum adalah proses kegiatan perencanaan
(Planning), pengaturan (Organizing), Pelaksanaan (Actuating), Pengawasan
(Controlling) dan suatu rencana usaha kegiatan dalam mewujudkan sasaran yang
akan dicapai (GR. Terry 1997).
Dalam arti yang sederhana dapat dikatakan bahwa manajemen berlaku
pada setiap usaha menangani, mengarahkan, atau mengontrol suatu pekerjaan
melalui kerjasama manusia dalam satu kelompok atau lembaga.
Sedangkan menurut pendapat Stoner, manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisaian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para
anggota-anggota organisasi dan penggunaan sumberdaya-sumberdaya organisasi
agar mencapai tujuan organisai yang telah ditetapkan
Sedangkan pengertian manajemen yang dikemukan oleh Makharita bahwa
: Management is the utilization of available or potentials resources in achieving a
give ands (Manajemen adalah pemanfaatan sumber-sumber yang tersedia atau
yang berpotensial di dalam pencapaian tujuan.

2.1.2. Prinsip-Prinsip Manajemen


Henry Fayol (1994:34) mengemukakan ada 14 prinsip-prinsip
manajemen, antara lain :
a. Pembagian Kerja, semakin seorang menjadi spesialis, semakin
efisiensi mereka dapat mengerjakan tugasnya
8

b. Wewenang, manager harus memberikan perintah sehingga tugas


selesai. Walaupun wewenang formal memebenarkan mereka member
perintah, manager tidak selalu memaksa kepatuhan kecuali mereka
juga mempunyai wewenang pribadi (seperti pengalaman yang
relevan)
c. Disiplin, anggota dari organisasi perlu menghormati peraturan dan
persetujuan yang mengatur organisasi. Bagi Fayol disiplin berasal dari
kepemimpinan yang baik pada semua tingkat dari organisasi,
persetujuan yang adil, (seperti memberkali untuk menghargai prestasi
superior), dan penerapan sanksi yang bijaksana bagi pelanggan.
d. Kesatuan Perintah, setiap pekerja harus menerima instruksi hanya
dari satu orang. Fayol percaya bahwa kalau seseorang karyawan
menjadi bawahan dari beberapa orang manager, akan terjadi konflik
dalam instruksi dan kekacauan dari wewenang.
e. Kesatuan Dalam Pengarahan, operasi dalam organisasi yang
mempunyai obyektif sama harus diarahkan hanya oleh seorang
manager menggunakan satu rencana. Misalnya departemen personalia
dalam sebuah perusahaan tidak boleh mempunyai dua orang direktur,
masing-masing dengan kebijakan pmerekrut yang berbeda.
f. Kepentingan Individual Dibawah Kepentingan Umum, dalam keadaan
apapun kepentingan pribadi karyawan tidak boleh didahulukan dari
kepentingan perusahaan
g. Balas Jasa, kompensasi untuk pekerjaan yang dilakukan harus adil
bagi karyawan dan majikan
h. Sentralisasi, bahwa manager harus mempertahankan tanggung jawab
akhir, tapi pada saat yang sama harus memberikan wewenang yang
cukup kepada bawahan untuk mengerjakan tugasnya dengan baik.
Masalahnya adalah menemukan seberapa jauh sentralisasi dalam
setiap kasus
i. Rantai Scalar/Garis Wewenang/Hirarki, garis wewewnang dalam
sebuah organisasi (sekarang seringkali digambarkan dengan rapi
9

berupa kotak-kotak dan garis dari bagan organisasi) berjalan menurut


peringkat dari manajemen puncak ke tingkat paling bawah dari
perusahaan.
j. Susunan, material dan orang harus berbeda ditempat yang tepat pada
waktu yang tepat, orang terutama harus pada pekerjaan atau posisi
yang paling cocok baginya.
k. Keadilan, manager harus bersahabat dan adil dengan bawahan
l. Stabilitas Staf Organisasi, banyaknya karyawan yang keluar
mengungkapkan fungsi efisiensi dari sebuah organisasi
m. Inisiatif, bawahan harus diberi kebebasan untuk memikirkan dan
melaksanakan rencana organisasi
n. Semangat Korps, mempromosikan semangat tim akan memberikan
rasa kesatuan pada organisasi.

Dari 14 prinsip manajemen yang menurut Fayol “paling harus diterapkan”,


karena sebelum Fayol para pakar pendapat bahwa manager itu dilahirkan bukan
dibentuk, tapi Fayol mengajarkan bahwa manajemen adalah suatu ketrampilan
seperti yang lain, sesuatu yang dapat diajarkan kalau prinsip dasarnya dipahami.

2.1.3. Asas-Asas Dalam manajemen


Ada empat asa manajemen yang harus diterapkan sehingga setiap
komponen system dapat berfungsi secara baik, pendekatan Perencanaan
(Planning), Pengaturan (Organizing), Pelaksanaan (Actuating), dan Monitoring
atau Kontrol (Monitoring/Controlling

2.1.4. Fungsi-Fungsi Manajemen

Dalam proses pelaksanaannya, manajemen mempunyai tugas-tugas khusus

yang harus dilaksanakan. Tugas-tuga khusus itulah yang biasa disebut fungsi-

fungsi manajemen. Berkaitan dengan fungsi-fungsi manajemen ini, berikut ini

akan dipaparkan beberapa pendapat para ahli manajemen.


10

A. George R. Terry (1997) (Disingkat POAC)

1. Planning (Perencanaan)

2. Organizing (Pengorganisasian)

3. Actuating ( Penggerakan)

4. Controling ( Pengendalian)

B. Henri Fayol

1. Forecasting and Planning (Forkasting dan perencanaan)

2. Organizing (Pengorganisasian)

3. Commanding (Perintah)

4. Coordinating (Koordinasi)

5. Controlling (Pengawasan)

Fungsi manajemen menurut George.R. Terry (1997) :

1. Perencanaan (palnning) yaitu sebagai dasar pemikiran dari tujuan dan

penyusunan langkah-langkah yang akan dipakai untuk mencapai tujuan.

Merencanakan berarti mempersiapkan segala kebutuhan, memperhitungkan

matang-matang apa saja yang menjadi kendala, dan merumuskan bentuk

pelaksanaan kegiatan yang bermaksud untuk mencapai tujuan.

2. Pengorganisasian (organization) yaitu sebagai cara untuk mengumpulkan

orang-orang dan menempatkan mereka menurut kemampuan dan keahliannya

dalam pekerjaan yang sudah direncanakan.

3. Penggerakan (actuating) yaitu untuk menggerakan organisasi agar berjalan

sesuai dengan pembagian kerja masing-masing serta menggerakan seluruh


11

sumber daya yang ada dalam organisasi agar pekerjaan atau kegiatan yang

dilakukan bisa berjalan sesuai rencana dan bias mencapai tujuan.

4. Pengawasan (controlling) yaitu untuk mengawasi apakah gerakan dari

organisasi ini sudah sesuai dengan rencana atau belum. Serta mengawasi

penggunaan sumberdaya dalam organisasi agar bias terpakai secara efektif

dan efisien tanpa ada yang melenceng dari rencana.

Hakikat dari fungsi manajemen dari George R. Terry adalah apa yang

direncanakan, itu yang akan dicapai. Maka itu fungsi perencanaan harus dilakukan

sebaik mungkin agar dalam proses pelaksanaannya bias berjalan dengan baik serta

segala kekurangan bias diatasi. Sebelum kita melakukan perencanaan, ada baiknya

rumuskan dulu tujuan yang akan dicapai.

Pada hakekatnya manajemen berfungsi untuk melaksanakan kegiatan-

kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas

kebijakan umum yang telah dirumuskan. Terdapat dua klasifikasi utama dalam

fungsi manajemen yaitu fungsi organik dan fungsi pelengkap. Fungsi organik

adalah semua fungsi yang mutlak harus dijalankan dalam sebuah manajemen.

Ketidak mampuan dalam menjalankan fungsi ini akan mengakibatkan matinya

organisasi. Sedangkan fungsi pelengkap adalah semua fungsi yang walaupun tidak

mutlak dilaksanakan dalam organisasi namun pelaksanaannya akan meningkat

efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan, serta memperlancar usaha pencapaian

tujuan dengan efisien, ekonomis, dan efektif (Siagian, 2003:5).


12

Namun yang lebih dikenal dan biasa digunakan oleh organisasi adalah

fungsi manajemen yang dikemukanan oleh George Tery, fungsi manajemen terdiri

atas (Ibid,20):

1. Perencanaan (Planning)

2. Pengorganisasian (Organizing)

3. Penggerakan pelaksanaan (Actuating) dan

4. Pengawasan (Controling).

Dari pendapat mengenai fungsi manajemen diatas, secara keseluruhan

menempatkan perencanaan (Planning) pada urutan paling atas, dengan

demikian para ahli menempatkan perencanaan hal penting dalam fungsi

manajemen.

Sedangkan menurut Henry Fayol:

Fungsi Manajemen menurut Henry Fayol menyebutkan yaitu merancang,

mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini,

lima fungsi tersebut telah diringkas menjadi 4 Fungsi Manajemen menurut Henry

Fayol yaitu :

a. Planning atau Perencanaan

Merupakan pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi dan penetuan

strategi kebijaksanaan proyek program prosedur metode system anggaran dan

standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.


13

b. Organizing atau Pengorganisasian

1) Penentuan sumberdaya-sumberdaya dan kegiatan-kegiatan yang

dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi

2) Perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja

yang dapat membawa hal-hal tersebut kea rah tujuan

3) Penugasan tanggung jawab tertentu

4) Pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk

melaksanakan tugasnya.

c. Leading atau Fungsi Pengawasan

Adalah bagaimana membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan

apa yang diinginkan dan harus mereka lakukan

d. Controlling atau Pengawasan

Adalah penemuan dan penerapan cara dan alat untuk menjamin bahwa

rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Perencanaan (Planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan

dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan

organisasi secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu.

Melalui perencanaan sebuah organisasi, tak terkecuali organisasi pendidikan,

setiap orang mempunyai tanggung jawab dan wewenang serta hak dan kewajiban

sesuai dengan kedudukan dan fungsinya masing-masing. Manager mengevaluasi

berbagai rencana alternative sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat

apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan

organisasi.
14

Ini dilakukan dengan mengkaji kekuatan dan kelemahan organisasi, menentukan

kesempatan dan ancaman, menentukan strategi, kebijakan, taktik dan program.

Itulah kenapa perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi

manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.

Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai

dengan yang sangat rumit, banyak diulas para praktisi maupun akademisi.

Misalnya yang sederhana saja merumuskan bahwa perencanaan adalah penentuan

serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan.

Tindakan yang terakhir merumuskan perencanaan merupakan penetapan

jawaban terhadap permasalahan-permasalahan antara lain :

1) Tindakan apa yang harus dikerjakan

2) Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan

3) Dimanakah tindakan itu harus dikerjakan

4) Kapankah tindakan itu harus dikerjakan

5) Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu

6) Bagaimana caranya melaksanakan tindakan itu. (Henry Fayol).

Fungsi manajemen lain menurut James A.F. Stoner merumuskan fungsi-

fungsi manajemen sebagai Planning, Organizing, Leading, dan Controlling.:

a. Planning = mengemukakan bahwa perencanaan adalah merupakan pekerjaan

setiap pemimpin, sebelum dapat mengoganisasian, memimpin atau

mengendalikan mereka harus membuat rencana yang memberikan maksud

dan arahan kepada organisasi dengan memutuskan apa yang harus dilakukan
15

kapan dan bagaimana itu harus dilakukan dan siapa yang harus

melakukannya.

b. Organizing = mengkoordinasikan sumberdaya manusia dan sumberdaya

bahan yang dimiliki organisasi.

c. Leading = memimpin (to lead) menunjukan bagaimana para manajer

mengarahkan dan mempengaruhi bawahannya, menggunakan orang lain

untuk melaksanakan tugas tertentu, dengan menciptakan suasana tepat,

mereka membantu bawahnnya bekerja sebaik mungkin.

Luther Gullick mengatakan bahwa fungsi-fungsi utama manajemen

adalah Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian) Staffing

(pengadaan tenaga kerja), Directing (pemberian bimbingan), Coordinating

(pengkoordinasian), Repoting (pelaporan), dan Controlling (pengawasan).

Rangkaian fungsi dari Gullick dikenal dengan akronim POSDCRC.

Gullick sependapat dengan Fayol berkaitan dengan fungsi planning,

organizing dan controlling. Selanjutnya Gullick mengusulkan fungsi staffing

(pengadaan tenaga kerja) yang merupakan tindak lanjut dari fungsi planning dan

organizing. Kemudian fungsi staffing, planning dan organizing merupakan bahan

baku organisasi yang perlu digerakkan dalam rangka pencapaian tujuan. Oleh

sebab itu dibutuhkan fungsi directing (pemberian bimbingan), dan coordinating

(pengkoordinasian) (Siagian, 1993).

Koontz & O’Donnel mengatakan bahwa fungsi-fungsi manajemen adalah

sebuah proses yang terdiri dari fungsi planning (perencanaan), organizing

(pengorganisasian), staffing (pengadaan tenaga kerja), directing (pemberian


16

bimbingan), dan controlling (pengawasan). Dalam menggerakan bawahan,

Koontz dan Donnel cenderung mengambil fungsi directing sebagai fungsi yang

paling penting (Siagian, 2003:85).

Dari rangkaian fungsi-fungsi tersebut, directing memiliki fungsi yang

penting. Directing merupakan konsep yang lebih santun/lunak dari commanding.

Sesuai dengan kondisi dengan kondisi warga amerika yang saat itu telah memiliki

pemahaman tentang ilmu administrasi dan manajemen (Siagian, 2003:84).

2.1.5. Analisis Fungsi Manajemen


Menentukan fungsi organik manajemen seperti berusaha menentukan kaki
mana yang paling penting pada sebuah kursi. Padahal sebuah kursi dapat
berfungsi dengan baik semua kakinya dalam kondisi baik. Maka seperti itulah
fungsi manajemen. Jika salah satu dari fungsi manajemen lemah, proses
manajemen pun tidak dapat berfungsi dengan baik.
Para ahli manajemen tidak semuanya sepakat mengenai istilah yang harus
diberikan pada fungsi manajemen. Namun terdapat fungsi-fungsi yang banyak
disebutkan oleh para ahli yaitu planning (perencanaan), organizing
(pengorganisasian) dan controlling (pengawasan). Dengan demikian dapat
dikatakan ketiga fungsi tersebut merupakan fungsi organik dalam manajemen.
Ketidaksepakatan para ahli sebenarnya bukan merupakan perbedaan yang
fundamenta, hanya perbedaan yang bersifat situasional dan terminologis
(Siagian,2003:14). Beberapa ahli menyatakan dengan motinating sebagian
directing, sedang yang lain menggunakan leading, influencing, atau actuating
(Terry & Roe, 2005:14). Beberapa ahli menyatakan motivating lebih condong
pada perasaan yang terdorong dari hati manusia.

2.1.6. Alur Pikir


Berdasar pada berbagai teori yang telah diuraikan diatas, perlu dibuatkan
alur pemikiran sebagai gambaran mengenai sisi yang akan dilihat peneliti dalam
17

melakukan penelitian tentang Fungsi Manajemen Objek Wisata Di Dinas


Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Sigi. Alur pikir ini sangat penting agar
ada batas yang jelas terhadap penelitian yang akan dilakukan, baik dari sisi
transparansi maupun dari sisi akuntabilitas. Adapun alur pikir yang tersebut kami
gambarkan sebagai berikut :

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata


Kabupaten Sigi

Fungsi-Fungsi Manajemen

Teori Henry Fayol (2001)

- Perencanaan (Planning)
- Pengorganisasian (Organizing)
- Pergerakaan (Leading)
- Pengawasan (Controling)

Terwujudnya Manajemen

Obyek Wisata yang baik


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Dasar dan Tipe Penelitian

3.1.1 Dasar Penelitian

Penelitian ini menggunakan hasil Kualitatif karena penelitian yang


dilakukan pada populasi besar maupun populasi kecil, tetapi data yang dipelajari
adalah data dan sampel yang diambil dan populasi tersebut, sehingga ditemukan
kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antara variabel
sosiologis maupun psikologis serta gambaran umum mengenai Manajemen Objek
Wisata Di Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Sigi. Penelitian
pengamatan berskala besar yang dilakukan pada kelompok-kelompok manusia,
menurut Maslow sebagaimana dikutip Suhartono (2002: 53), yang dimaksud
dengan pengamatan disini tidak hanya sebatas pada pengamatan dengan
penglihatan, akan tetapi pengertiannya adalah bahwa data yang dikumpulkan tidak
sengaja ditimbulkan oleh peneliti seperti yang dimaksud dalam eksperimen, data
yang dikumpulkan adalah data yang ada dan terdapat dalam kehidupan yang
berjalan secara wajar.

3.1.2. Tipe Penelitian


Tipe penelitian ini ialah deskriptif yaitu tipe penelitian yang berupaya
untuk menggambarkan secara umum tentang Manajemen Objek Wisata Di Dinas
Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Sigi.
Pendekatan ini dipilih karena dalam tulisan ini ingin menggambarkan
realitas yang ada secara utuh dan obyektif, tanpa mengadakan isolasi terhadap
obyek pengamatan. Realitas yang digambarkan dalam penelitian ini adalah Fungsi
Manajemen Objek Wisata Di Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Sigi.

18
19

3.2. Definisi Konsep


Sebagaimana teori yang telah dikemukan oleh Henry Fayol (2001) teori ini
dipilih karena sesuai dengan fokus kajian dalam penelitian tentang manajemen,
adapun definisi konsepnya sebagai berikut:
1. Perencanaan (planning) yaitu sebagai dasar pemikiran dari tujuan dan
penyusunan langkah-langkah yang akan dipakai untuk mencapai tujuan.
Merencanakan berarti mempersiapkan segala kebutuhan, memperhitungkan
matang-matang apa saja yang menjadi kendala, dan merumuskan bentuk
pelaksanaan kegiatan yang bermaksud untuk mencapai tujuan.
2. Pengorganisasian (organization) yaitu sebagai cara untuk mengumpulkan
orang-orang dan menempatkan mereka menurut kemampuan dan keahliannya
dalam pekerjaan yang sudah direncanakan.
3. Penggerakan (actuating) yaitu untuk menggerakan organisasi agar berjalan
sesuai dengan pembagian kerja masing-masing serta menggerakan seluruh
sumber daya yang ada dalam organisasi agar pekerjaan atau kegiatan yang
dilakukan bisa berjalan sesuai rencana dan bias mencapai tujuan.
4. Pengawasan (controlling) yaitu untuk mengawasi apakah gerakan dari
organisasi ini sudah sesuai dengan rencana atau belum. Serta mengawasi
penggunaan sumberdaya dalam organisasi agar bias terpakai secara efektif
dan efisien tanpa ada yang melenceng dari rencana.

3.3. Jenis Dan Teknik Pengumpulan Data


3.3.1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini secara umum
diklasifikasikan atas dua jenis yaitu :
1. Data sekunder
Merupakan literatur atau data, yang berasal dari laporan-laporan
berkala, atau informasi yang berasal dari referensi-referensi yang berkaitan
dengan obyek penelitian
20

2. Data Primer/informan
Merupakan data yang diperoleh atau ditemukan langsung dari hasil
penelitian dengan tujuan untuk memperoleh data sesuai kebutuhan
penelitian.
Teknik penentuan informan pada penelitian ini menggunakan
purposive dengan cara menentukan informan berdasarkan keperluan peneliti
dan dipilih dengan sengaja berdasarkan pertimbangan tertentu.
Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi
dari hasil penelitiannya. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif tidak
dikenal adanya populasi dan sampel. Subjek penelitian menjadi informan
yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses
penelitian.
Informan adalah orang yang benar-benar mengetahui suatu persoalan
atau permasalahan tertentu yang darinya dapat diperoleh informasi yang jelas,
akurat, dan terpercaya baik berupa pernyataan, keterangan atau data-data
yang dapat membantu dalam memenuhi persoalan/permasalahan yang diteliti.
Dalam Penelitian ini yang menjadi indforman adalah :

1. Kepala Dinas : 1 orang


2. Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata : 1 orang
3. Bidang Pemasaran Pariwisata : 1 orang
4. Masyarakat : 2 orang
Jumlah : 5 orang

Berdasarkan penjelasan diatas maka jumlah informan dalam penelitian


ini sebanyak 5 orang.
21

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:


1. Observasi (pengamatan) yaitu teknik pengumpulan data yang
digunakan peneliti melalui pengamatan penelitian berkenaan dengan
perilaku manasia, proses kerja, sehingga menghasilkan data yang
akurat dan lebih rinci lagi mengenai subjek penelitian.
2. Wawancara (Interview), yaitu pengumpulan data dengan cara
melakukan wawancara langsung dilapangan sesuai dengan objek
yang diteliti.
3. Dokumentasi, yaitu bermaksud untuk mengumpulkan informasi
berupa gambar dan rekaman denga tujuan tertentu.

3.4. Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian dilakukan karena pengetahuan, pemahaman dan
kemampuan manusia yang terbatas akan suatu hal serta besarnya rasa ingin tahu
manusia yang menyebabkan timbulnya pertanyaan-pertanyaan dan ketidak puasan
akan apa yang telah dimilki dan diketahui oleh manusia. Oleh sebab itu,
muncullah penelitian-penelitian terbaru akan suatu hal disetiap tahun, bulan atau
bahkan minggunya.
Menurut Ibnu Hadjar (1996:160), berpendapat bahwa instrument
penelitian merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi
secara obyektif.

3.5. Tehnik Analisis Data

Menurut Miles dan Huberman, (2007:16-19), prosedur analisis data dalam


penelitian kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yang berlangsung secara
bersamaan yakni : reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
22

Reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi


dilakukakn saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk
yang sejajar untuk membangun wawasan umum. Komponen reduksi data dan
sajian data dilakukan secara bersamaan dengan proses pengumpulan data setelah
terkumpul maka tiga komponen analisis (reduksi data, sajian data, dan
kesimpulan/verifikasi) berinteraksi.
Adapun model analisis data interaktif adalah sebagai berikut :

Model Interaktif dalam Analisa Data

Pengumpulan Data Penyajian Data

Reduksi Data

Kesimpulan-Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dan melakukan verifikasi, yaitu makna-makna yang


muncul dalam data harus diuji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya
yakni merupakan validitasnya.

3.6. Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan kantor Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata
Kabupaten Sigi.

Dengan pertimbangan memudahkan penulis dalam mengumpulkan data-


data yang diperlukan dan pada akhirnya waktu,tenaga dapat dimanfaatkan
seefisien mungkin.

3.7. Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan selama tiga bulan terhitung setelah seminar
proposal.
BAB IV

DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Kantor Dinas Kebudayaan Dan Parawisata


Kabupaten Sigi.

Kabupaten Sigi adalah Daerah otonomi baru hasil pemekaran dari

Kabupaten Donggala sesuai dengan Undang-Undang No. 27 Tahun 2008

tanggal 21 Juli 2008 memiliki luas keseluruhan ± 5.196,02 Km² dengan

jumlah penduduk sebanyak ± 219.779 jiwa. Kabupaten Sigi terbagi

menjadi 15 Kecamatan dan 156 Desa yaitu Kecamatan Sigi Biromaru,

Kecamatan Palolo, Kecamatan Gumbasa, Kecamatan Kulawi, Kecamatan

Kulawi Selatan, Kecamatan Pipikoro, Kecamatan Dolo, Kecamatan Dolo

Selatan, Kecamatan Dolo Barat, Kecamatan Tanambulava, Kecamatan

Marawola, Kecamatan Marawola Barat, Kecamatan Lindu, Kecamatan

Kinovaro dan Kecamatan Nokilalaki

Kabupaten Sigi merupakan salah satu kabupaten di Provinsi

Sulawesi Tengah yang memiliki potensi kebudayaan dan pariwisata

tersebut. Komposisi penduduk Kabupaten Sigi terdiri dari masyarakat asli

dan pendatang. Masyarakat aslinya adalah etnis kaili yang terdiri dari sub

etnis yang terbagi berdasarkan ciri bahasa yang digunakan sehari-hari

yaitu etnis ledo, etnis edo, etnis da’a, etnis inde, etnis ija, etnis ado, etnis

tado, etnis moma, etnis uma. Sementara masyarakat pendatang yang

bermukim di wilayah Sigi dan telah menjadi warga Kabupaten Sigi berasal

dari Jawa Tengah, Jawa timur, Bali, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara.

23
24

Belanda dan Portugis pada masa penjajahan serta Bangsa Arab dan

Pakistan pada masa penyebaran agama Islam telah mewariskan juga

keturunan mereka yang sampai pada saat ini masih bermukim di wilayah

Sigi. Ini semua tentu menjadi aset keragaman budaya yang merupakan

modal dasar bagi pengembangan kebudayaan dan pariwisata.

Disamping potensi budaya yang beragam, Sigi juga memiliki

potensi dan daya tarik wisata alam yang sangat menjanjikan untuk

dikembangkan. Potensi tersebut antara lain air terjun Wera di desa

Balumpewa dan air terjun Mantikole di Kec. Dolo Barat, Permandian Air

panas di desa Bora kec Biromaru dan desa Pulu kec. Dolo Selatan. Danau

Lindu yang terletak pada daerah pedalaman Kecamatan Lindu di kaki

gunung Nokilalaki. Potensi agrowisata dan wisata paralayang yang

terletak di Kecamatan Palolo, Pipikoro dan Kecamatan Dolo barat juga

dimiliki Kabupaten Sigi serta wisata ziarah dan wisata sejarah purbakala

berupa lumpang-lumpang batu dari zaman megalith yang tersebar di Kec.

Dolo Barat, Kec. Gumbasa, Kec. Kulawi selatan.

4.1.1. Demografi Dinas Parawisata Dan Kebudayaan Kabupaten


Sigi.

Secara geografis Dinas Perhubungan Kabupaten Sigi terletak

disebelah tenggara Kota Palu dengan jarak tempuh kurang lebih 9

(Sembilan) kilometer dari Kota Palu sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi

Tengah. Kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Sigi berada pada

ketinggian sekitar 500 meter diatas permukaan laut, dengan luas areal

(wilayah) yang umumnya terdiri dari dataran rendah (lembah) luas


25

keseluruhan adalah 5.196.02 kilometer persegi atau sekitar 7,64 persen

dari total luas wilayah Sulawesi Tengah.

Kabupaten Sigi merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten

Donggala yang terletak pada koordinat 0º-52’-2º 03º Lintang Selatan dan

119º 38’-120º 21’ Bujur Timur.

Wilayah Kabupaten Sigi yang merupakan dataran rendah (lembah),

maka dalam pergantian musim selalu tidak menentu, akan tetapi secara

umum iklim di wilayah ini terdiri dari 2 (dua) musim yaitu, musim kering

yang biasa terjadi pada bulan Agustus, September dan Oktober.

Selebihnya adalah musimnya tidak menentu dan sering kali juga terjadi

musim kemarau panjang tetapi terkadang pula terjadi musim hujan.

Dinas Parawisata Dan Kebudayaan Kabupaten Sigi yang terbentuk

berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2010 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Sigi (Lembaran Daerah

Kabupaten Sigi Tahun 2010 Nomor 8) yang pernah menjabat Kepala

Dinas Parawisata Dan Kebudayaan Kabupaten Sigi sampai sekarang

adalah:

1. Drs. M. Muchlis, MM : Tahun 2011 sampai Tahun 2013

2. Dr. Dewi Cahya Wati Abdullah, MM : Tahun 2013 sampai sekarang

4.1.2. Keadaan Geografis Dinas Parawisata Dan Kebudayaan


Kabupaten Sigi.

Kabupaten Sigi beribukota di Bora, sekitar 16 kilometer dari Kota

Palu. Secara umum, wilayah Kabupaten Sigi dapat ditempuh melalui jalur
26

darat. Berdasarkan ketinggian ibukota kecamatan yang diukur

menggunakan GPS pada titik-titik kantor camat, ketinggian wilayah

Kabupaten Sigi berkisar 32-1.350 m, dimana titik terendah di kantor camat

dolo (Kota Pulu) dan tertinggi di kantor camat marawola barat (Dombu).

Jumlah penduduk Kabupaten Sigi pada tahun 2016 mencapai

220.061 jiwa yang tersebar di 15 kecamatan terdiri dari 113.359 jiwa

penduduk laki-laki dan 106.702 jiwa penduduk perempuan. Dilingkungan

pemerintah daerah Kabupaten Sigi terdapat sekitar 5.399 orang PNS yang

terdiri dari 2.485 laki-laki dan 2.914 perempuan. Dilihat dari golongan

kepangkatan, lebih dari separuh PNS tersebut berada pada jenjang

golongan III, sementara itu menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan

rata-rata pendidikan PNS di Kabupaten Sigi adalah S1.

4.1.3. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategi dan KebijakanDinas

Parawisata Dan Kebudayaan Kabupaten Sigi.

A. Visi

Berdasarkan latar belakang dan landasan pemikiran yang telah

dikemukakan pada bagian awal, telah jelas terlihat bahwa pengembangan

kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Sigi merupakan salah satu

penjabaran dari tujuan pembangunan Kabupaten Sigi sesuai dengan

Rancana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD). Berbagai

dasar pemikiran dan akan menjadi acuan di dalam pembangunan

Kebudayaan dan Pariwisata daerah pada masa mendatang yang penuh

dengan harapan dan tantangan yang harus dipedomani oleh insan


27

Kebudayaan dan Kepariwisataan untuk lebih berperan dalam

melaksanakan pembangunan daerah Kabupaten Sigi yang terencana dan

berkesinambungan.

Dengan demikian, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebagai

Instansi teknis yang bertanggung jawab dalam pembangunan dibidang

kebudayaan dan kepariwisataan Kabupaten Sigi. Merumuskan visi sebagai

berikut:

“MEWUJUDKAN KETAHANAN BUDAYA DAN PARIWISATA


YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN”

Dengan rumusan visi tersebut diharapkan masyrakat Sigi dapat

hidup dengan aman dan nyaman mandiri, kreatif, serta arif dalam

menanggapi perubahan-perubahan global sesuai dengan falsafah yang

dianut oleh masyarakatnya yaitu “MARESO MASAGENA”

B. Misi

Untuk mendukung keberhasilan visi tersebut, dengan berpedoman

pada tugas dan fungsi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang berperan

sebagai regulator dan fasilitator dalam pembangunan kebudayaan dan

pariwisata daerah kabupaten Sigi secara transparan dan akuntabel dengan

mengutamakan kepentingan masyarakat, maka MISI Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Kabupaten Sigi Tahun 2010-2015 dapat dirumuskan

sebagai berikut:
28

1. Mengembangkan kualitas produk wisata sesuai dengan kondisi yang


diharapkan dalam sapta pesona dan tetap memperhatikan kelestarian
tradisi beserta lingkungan alamnya;
2. Pengembangan manajemen dan kualitas SDM aparatur dan mitra
usaha bidang kebudayaan dan pariwisata;
3. Peningkatan keterpaduan kebijakan dibidang Kebudayaan dan
Pariwisata;
4. Pengembangan sistem informasi dibidang Kebudayaan dan
Pariwisata;
5. Peningkatan kehandalan pariwisata dan seni budaya yang bertumpu
pada alam, sejarah dan nilai budaya dalam menunjang perekonomian
sebagai wahana pemberdayaan ekonomi rakyat;
6. Peningkatan pembinaan dan penguatan kelembagaan dibidang
Kebudayaan dan Pariwisata;
C. Tujuan

Tujuan dan Sasaran yang akan dicapai dari pembangunan

Kebudayaan dan Kepariwisataan di Kabupaten Sigi yang didasarkan pada

Visi dan Misi sebagaimana tersebut diatas adalah:

Misi Pertama

Tujuan:

Mengembangkan kualitas produk wisata sesuai dengan kondisi

yang diharapkan dalam sapta pesona dan tetap memperhatikan kelestarian

tradisi beserta lingkungan alamnya.

Sasaran:

Pembinaan Kelompok Pelaku Usaha pariwisata.


29

Misi Kedua

Tujuan:

Pengembangan manajemen dan kualitas SDM aparatur dan mitra

usaha bidang kebudayaan dan pariwisata.Mewujudkan pelayanan prima

oleh aparatur Dinas Kebudayaan dan Pariwisata serta mitra usaha jasa

pariwisata, dalam rangka meningkatkan citra budaya dan pesona wisata

sehingga dapat dikenal baik dalam negeri maupun manca Negara.

Sasaran:

Aparatur Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

Misi Ketiga

Tujuan:

Peningkatan keterpaduan kebijakan dibidang Kebudayaan dan Pariwisata.

Sasaran:

Tergalinya potensi kebudayaan, pariwisata serta sejarah dan purbakala.

Misi Keempat

Tujuan:

Pengembangan sistem informasi dibidang Kebudayaan dan Pariwisata.

Sasaran:
30

Terwujudnya informasi kebudayaan dan pemasaran pariwisata

yang tepat guna pengembangan kebudayaan dan peningkatan kunjungan

wisatawan.

Misi Kelima

Tujuan:

Mewujudkan peningkatan sistem pembinaan pelaku budaya dan

pariwisata untuk mendorong kreatifitas sebagai wujud partisipasi bagi

pembangun.

Sasaran:

Peningkatan kehandalan pariwisata dan seni budaya yang

bertumpu pada alam, sejarah dan nilai budaya dalam menunjang

perekonomian sebagai wahana pemberdayaan ekonomi rakyat.

Misi Keenam

Tujuan:

Peningkatan pembinaan dan penguatan kelembagaan dibidang

Kebudayaan dan Pariwisata.Mewujudkan peningkatan sistem pembinaan

pelaku budaya dan pariwisata untuk mendorong kreatifitas sebagai wujud

partisipasi bagi pembangun.


31

D. Sasaran

1. Terwujudnya masyarakat yang berbudaya, beradat, bermartabat, maju


dan sejahtera dengan tetap menjaga jati diri sebagai wujud ketahanan
budaya
2. Tergalinya potensi kebudayaan, pariwisata serta sejarah dan purbakala
3. Terwujudnya pelayanan prima oleh aparatur Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata serta mitra usaha jasa pariwisata, dalam rangka
meningkatkan citra budaya dan pesona wisata sehingga dapat dikenal
baik dalam negeri maupun manca Negara.
4. Terwujudnya penyediaan sarana dan prasarana dasar promosi
kebudayaan dan pariwisata guna menunjang peningkatan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) tanpa merusak lingkungan.
5. Terwujudnya informasi kebudayaan dan pemasaran pariwisata yang
tepat guna pengembangan kebudayaan dan peningkatan kunjungan
wisatawan.
6. Mewujudkan peningkatan sistem pembinaan pelaku budaya dan
pariwisata untuk mendorong kreatifitas sebagai wujud partisipasi bagi
pembangunan
E. Strategi
Membangun Kebudayaan dan kepariwisataan tidak dapat

dilakukan secara parsial, tetapi harus integrated dengan membedayakan

semua elemen pelaku pembangunan yaitu rakyat, pemerintah dan semua

dunia usaha. Dengan demikian akan tercipta sebuah keutuhan dan

kemampuan untuk mewujudkan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

daerah yang berbasis pada pemberdayaan ekonomi kerakyatan,

pemanfaatan keunggulan daya saing potensi yang dimiliki.


32

Ada beberapa langkah-langkah strategis yang telah dirumuskan

untuk mewujudkan visi/misi pembangunan kebudayan dan pariwisata di

Kabupaten Sigi yaitu:

1. Meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap budaya daerah dan


terus melakukan upaya pelestarian, pembinaan dan pengembangannya
untuk kepentingan pariwisata.
2. Pemberdayaan dan Penguatan kelembagaan masyarakat dibidang
kebudayaan dan pariwisata.
3. Pelayanan prima dan standarisasi mitra usaha jasa Pariwisata.
4. Meningkatkan kualitas produk budaya dan pariwisata daerah serta
promosi didalam dan diluar negeri.
5. Meningkatkan pengetahuan bidang kebudayaan dan kepariwisataan
guna perluasan kesempatan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat,
pengembangan usaha industry pariwisata dan mendukung
pertumbuhan ekonomi daerah.
6. Meningkatkan pemanfaatan teknologi komunikasi dan hubungan
sosial kemasyarakatan guna mendukung terpeliharanya kondisi
keamanan Kabupaten Sigi sebagai bagian dari wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
F. Kebijakan
Adapun arah kebijakan pembangunan kebudayaan dan

kepariwisataan Kabupaten Sigi yaitu:

1. Pentas dan event budaya sebagai ajang seleksi dan pembinaan


budaya daerah sekaligus promosi daerah dibidang kebudayaan dan
pariwisata.
2. Pembentukan dan pemberdayaan kelembagaan adat dan desa wisata.
33

3. Meningkatkan ketahanan budaya dan citra pariwisata melalui


kualitas produk, termasuk kualitas pelayanan agar mampu bersaing
dipasar global.
4. Menyusun Rencana Induk Pengembangan Kebudayaan Daerah
(RIPKEDA) dan Rencana Induk dan Pengembangan Pariwisata
Daerah (RIPPDA) dan Rencana Tata Ruang Kawasan Budaya dan
Pariwisata ditindaklanjuti dengan Rencana Detail Tata Ruang
Kawasan Budaya dan Pariwisata andalan.
5. Pembinaan masyarakat disekitar objek wisata dan terus
meningkatkan upaya pengelolaan objek wisata dan situs kepurbakalaan
agar lebih menarik dan mempunyai daya saing yang tinggi.
4.1.4. Sarana Dan Prasarana Dinas Parawisata Dan Kebudayaan

Kabupaten Sigi.

Sejak terbentuknya Kabupaten Sigi, pengelolaan asset yang telah

diserahkan dari pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah maupun dari

Kabupaten Donggala, baik yang berupa potensi wisata maupun berupa

sarana dan prasarana wisata, hampir seluruhnya dilimpahkan ke

Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi, yang dalam hal ini adalah Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Sigi. Oleh karena itu,Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Kab. Sigi sangat bertanggung jawab guna

pemanfaatan,penggunaan serta pengembangannya.Hal tersebut diatas, juga

termasuk dengan sarana dan prasarana wisata yang telah dibangun oleh

pemerintah kabupaten Sigi. Secara terinci terkait dengan sarana dan

prasarana sektor Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sigi dapat dilihat

pada Tabel berikut:


34

Tabel 4.1.
Kondisi Sarana dan Prasarana Dinas Parawisata Dan Kebudayaan
Kabupaten Sigi

No Nama/Jenis Jumlah Tahun Asal Usul Ket

Barang Pengadaan

1 Meja Eselon II 2 Unit 2009 Perlum Baik

2 Meja Eselon III 6 Unit 2009 Perlum Baik

3 Kursi Eselon III 6 Unit 2009 Perlum Baik

4 Kursi Lipat 4 Unit 2009 Perlum Baik

5 Kursi Putar 4 Unit 2009 Perlum Baik

6 F. Kabinet 17 Unit 2009 Perlum Baik

7 Print Laserjet 1 Unit 2011 Pembelian Baik

8 Print 1 Unit 2009 Pinjam Dishubkominfo

Pakai

9 Print 1 Unit 2011 Pembelian Baik

10 Computer 1 Unit 2009 Pinjam Dishubkominfo

Pakai

11 Computer 2 Unit 2011 Pembelian Baik

12 Lactop 1 Unit 2011 Pembelian Baik

13 Brankas 1 Unit 2010 Pembelian Baik

14 Dispenser 1 Unit 2011 Pembelian Baik


35

15 Motor Dinas 4 Unit 2009 Pinjam Dishubkominfo

Pakai

16 Kursi Plastik 500 Unit 2009 Pembelian Baik

17 Mesin Ketik 1 Unit 2009 Pinjam Dishubkominfo

Pakai

18 Meja Setengah 7 Unit 2009 Perlum Baik

Biro

19 Mobil Dinas 3 Unit 2009 Pembelian Baik

20 Camera 1 Unit 2009 Pinjam Dishubkominfo

Pakai

Sumber: Data Sekunder Dinas Parawisata Dan Kebudayaan Kabupaten Sigi


Tahun 2016
Jika dilihat tabel diatas keadaan sarana dan prasarana yang tersedia

dikantor Dinas Parawisata Dan Kebudayaan Kabupaten Sigi, jumlah dan

jenisnya sudah cukup mendukung Aparatur Sipil Negara dalam

meningkatkan kinerja yang baik.

4.1.5. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Parawisata Dan

Kebudayaan Kabupaten Sigi.

1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah suatu alur kerja yang terdapat dalam

organisasi yang menunjukkan tentang kedudukan antara pimpinan dan

bawahan yang bersama-sama melaksanakan tugas atau pekerjaan yang

menjadi tujuan organisasi. Disamping itu, struktur organisasi dapat pula

dikatakan sebagai suatu sistem pembagian kerja secara teratur untuk


36

mencapai efesiensi, efektivitas dari pelaksanaan tugas, sehingga dengan

adanya pembagian kerja yang transparan dapat menghindari pelaksanaan

tugas yang tumpang tindih.

Struktur organisasi merupakan suatu atribut yang menjadi

kebutuhan bagi setiap organisasi maupun untuk memperlancar jalannya

pekerjaan pegawai yang lebih prima. Dengan kata lain organisasi selalu

membutuhkan struktur organisasi sebab dalam mengoperasikan program

diperlukan suatu alur yang bersifat sistematis sehingga dalam

pelaksanaannya dapat berjalan efektif sesuai dengan yang dikehendaki

oleh organisasi.

Gambar 4.1
STRUKTUR ORGANISASI DINAS PARAWISATA DAN KEBUDAYAAN
KABUPATEN SIGI
37

4.1.6. Tata Kerja

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sigi Nomor 8 Tahun

2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten

Sigi (Lembaran Daerah Kabupaten Sigi Tahun 2010 Nomor 8), Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten sigi adalah unsur pelaksana

Pemerintah Daerah dibidang Kebudayaan dan Pariwisata, dipimpin oleh

seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab

kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah serta mempunyai tugas

melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang

Kebudayaan dan Pariwisata.

Dalam melaksanakan tugasnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kabupaten Sigi memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut:

1. Perumusan kebijakan teknis dibidang Kebudayaan dan Pariwisata.

2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah

dibidang Kebudayaan dan Pariwisata

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Kebudayaan dan

Pariwisata

4. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

A. Kepala Dinas

Kepala Dinas Kebudayan dan Pariwisata Kabupaten Sigi dibantu

oleh 5 orang pejabat eselon III yang terdiri atas Sekretaris Dinas, Kepala

Bidang Nilai Budaya, Seni dan Film, Kepala Bidang Sejarah dan
38

Purbakala, Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata,dan Kepala

Bidang Pemasaran Pariwisata,yang masing-masing pejabat eselon III

dimaksud membawahi :

1. Sekretariat, terdiri dari;

a. Sub Bagian Program dan Pelaporan

b. Sub Bagian Keuangan dan Aset

c. Sub Bagian kepegawaian dan Umum

2. Bidang Nilai Budaya Seni dan Film, terdiri dari;

a. Seksi Lingkungan Sosial Budaya

b. Seksi Tradisi dan Kepercayaan

c. Seksi Pembinaan Kesenian dan Perfilman

3. Bidang Sejarah dan Purbakala, terdiri dari;

a. Seksi Sejarah

b. Seksi Peninggalan Purbakala

c. Seksi Permuseum.

4. Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata, terdiri dari;

a. Seksi Sarana Usaha Pariwisata

b. Seksi Produk Wisata

c. Seksi Pengembangan Destinasi Pariwisata

5. Bidang Pemasaran Pariwisata, terdiri dari;

a. Seksi Pengembangan Promosi Pariwisata

b. Seksi Eksibisi dan Publikasi Pariwisata

c. Seksi Layanan Wisata dan Sarana Promosi


39

Adapun secara terinci, masing-masing pejabat stuktural tersebut

diatas melaksanakan tugas dan fungsinya sbb :

1. Sekretariat, terdiri dari ;

a) Sekretariat adalah unsur pembantu Kepala Dinas yang dipimpin oleh

sekretaris yang berada dibawah dan tanggung jawab kepada Kepala

Dinas.

b) Dalam melaksanakan tugas sekretaris menyelenggarakan fungsi:

- Penyiapan bahan dan koordinasi penyusunan program dan

anggaran dinas;

- Pengelolaan urusan administrasi keuangan dan aset yang menjadi

tanggungjawab Dinas;

- Pelaksanaan Urusan Kepegawaian, surat menyurat dan rumah

tangga serta urusan administrasi umum dinas;

- Koordinasi penyimpanan bahan dan data, evaluasi serta

penyusunan laporan dinas;

1. Sub Bagian Program dan Pelaporan

a) Mengelola adminstrasi Sub Bagian Program;

b) Mengumpulkan bahan data usulan rencana program dan bahan/data

penyusunan laporan;

c) Menyiapkan bahan pembinaan dan petunjuk teknis penyusunan rencana

program dan penyusunan laporan;

d) Melakukan pembinaan dan memberikan petunjuk teknis mengenai

penyusunan rencana program dan laporan;


40

e) Menyiapkan bahan dan koordinasi penyusunan rencana program dan

laporan Dinas;

f) Menyiapkan bahan koordinasi usul rencana program kerja tahunan

Dinas;

g) Menyiapkan bahan koordirrasi pengembangan kerjasama, peneliti dan

pengembangan sumber daya kebudayaan dan pariwisata daerah skala

kabupaten;

h) Melaksanakan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana

dan bidang kebudayaan dan pariwisata daerah skala Kabupaten;

i) Menyiapkan bahan dan data serta menyusun laporan pelaksanaan tugas.

2. Sub Bagian Keuangan dan Aset

a) Mengelola administrasi Sub Bagian Keuangan dan asset;

b) Menghimpun bahan dan mengumpulkan data usul rencana;

c) Menghimpun bahan pembinaan dan mengumpulkan data asset;

d) Menyiapkan bahan pembinaan dan memberikan petunjuk dan asset;

e) Melakukan pembinaan dan memberikan petunjuk teknis asset;

f) Melakukan pembinaan pembendaharaan, pembukuan dan akuntansi

serta verifikasi dan adrninstrasi pengelolaan keuangan dan asset;

g) Mengelola tata usaha keuangan dan aseet serta penyiapan pembayaran

gaji pegawai;

h) Menyiapkan bahan koordinasi pengelolaan keuangan dan asset;

i) Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiaian pengeiolaan

keuangan dan asset Dinas; dan


41

j) Menyiapkan bahan dan data serta menyusun laporan pelaksanaan tugas

Sub Keuangan dan Aset dan Dinas.

3. Sub Bagian kepegawaian dan Umum

a) Mengelola administrasi dan menyusun rencana kerja Sub Bagian

Kepegawaian dan Umum;

b) Menghimpun peraturan perundang-undangan, pedoman, petunjuk teknis

dan petunjuk pelaksanaan pengelolaan urusan kepegawaian, surat

menyurat dan rumah tangga;

c) Mengumpulkan data dan menyiapakan bahan usul kenaikan pengkat,

kenaikan gaji berkala, pembuatan kartu pegawai (KARPEG), asuransi

Kesehatan (ASKES), TASPEN,Kartu Suami/lstri(Karsu/Karsi);

d) Menyusun Daftar urusan kepegawaian (DUK) serta mengelola sistem

informasi manajemen kepegawaian;

e) Menyiapakan bahan dan mengelola surat masuk dan keluar;

f) Mengelola arsip dan dokumentasi serta menata ruang rapat pertemuan;

g) Menyelenggarakan urusan rumah tangga, kebersihan dan keamanan

dilingkungan kantor;

h) Mengatur penerimaan tamu dan menyiapkan Pelaksanaan upacara,

rapat-rapat pertemuan;

i) Menyiapakan bahan koordinasi pengelolaan urusan kepegawaian dan

umum; dan

j) Menyiapkan bahan dan data serta menyusun laporan pelaksanaan tugas

Sub Bagian Kepegawaian dan umum serta Dinas.


42

4. Bidang Nilai Budaya Seni dan Film, terdiri dari;

a) Bidang bertugas melaksanakan Kebijakan nasional, merumuskan

kebijakan propinsi dan memberikan bimbingan teknis serta;

b) Melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan pemerintahan di bidang

nilai budaya seni dan film, serta melakukan tugas lain yang diberikan

oleh pimpinan.

Dalam melaksanakan tugas Bidang Nilai Budaya Seni dan Film

memiliki fungsi:

a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang nilai budaya seni dan

film;

b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang nilai budaya, senidan

fitm;

c) Penyiapan bahan pembinaan / bimbingan tehnis ditugas di bidang nilai

budaya, seni dan film;

d) Penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan Penyelesaian tugas di bidang

nilai budaya, seni dan film.

5. Seksi Lingkungan Sosial Budaya;

a) Mengelola administrasi dan menyusun program kerja Seksi

Lingkungan budaya;

b) Menyiapkan bahan dan melakukan pembinaan pelaksanaan kegiatan

penyusunan rencana lnduk pengembangan kebudayaan skala

kabupaten;
43

c) Menyiapkan bahan dan melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan di

bidang pengembangan nilai budaya dengan unit kerja terkait;

d) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan propinsi dan memberi

bimbingan teknis penyelenggaraan kegiatan perlindungan bidang

kebudayaan berdasarkan kebijakan nasional dan propinsi;

e) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan pelaksanaan dan memberi

bimbingan tehnis penetapan kebijakan nasional dan propinsi mengenai

kriteria sistem pemberian penghargaan / anugrah bagi insani lembaga

yang berjasa di bidang kebudayaan;

f) Menyiapkan bahan rumusan dan pemberian bimbingan teknis

penyelenggaraan;

g) Kebijakan nasional, propinsi dan penetapan kebijakan kabupaten

mengenai kerjasama luar negeri di bidang kebudayaan skala

kabupaten;

h) Menyiapkan bahan pelaksanaan, pemberian bimbingan teknis

penyelenggaraan kebijakan nasional, propinsi tentang norma dan

standar serta pedoman penanaman nilai-nilai budaya bangsa;

i) Menyiapkan bahan dan data, menyusun dan menyampaikan laporan

pelaksanaan seksi lingkungan budaya.

6. Seksi Tradisi dan Kepercayaan;

a) Mengelola administrasi dan menyusun program Seksi Tradisi

Kepercayaan;
44

b) Menyiapkan bahan dan melakukan pembinaan pelaksanaan

penanaman nilai-nilai tradisi, pembinaan karakter dan pekerti bangsa,

pembinaan lembaga kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan

lembaga adat;

c) Menyiapkan bahan kebijakan kabupaten dan kegiatan pengembangan

jaringan informasi kebudayaan dengan berbagai pihak terkait,

lembaga adat dan masyrakat;

d) Menyiapkan bahan perumusan dan pemberian bimbingan teknisi

penyelenggaraan kebijakan nasional, propinsi dan penetapan

kebijakan kabupaten dalam bidang advokasi;

e) Menyusun bahan dan melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan

teknis penanaman nilai tradisi, pembinaan karakter, pada skala

kabupaten;

f) Menyusun bahan dan melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan

teknis advokasi lembaga kepercayaan dan lembaga adat, pada skala

kabupaten, dan

g) Menyiapkan bahan dan data, menyusun dan menyampaikan laporan

pelaksanaan tugas seksi tradisi dan kepercayaan.

7. Seksi Pembinaan Kesenian dan Perfilman

a) Mengelola administrasi dan menyusun prograrn Kerja Seksi Pembinaan

Kesenian dan Perfilman;


45

b) Menyiapkan bahan dan melakukan pembinaan Koordinasi pelaksanaan

kegiatan;

c) Kesenian dan perfilman dengan unit kerja terkait;

d) Menyiapkan bahan pelaksanaan kebijakan nasional dan penetapan

kebijakan propinsi mengenai standarisasi pemberian izin pengiriman

dan penerimaan delegasi asing di bidang kesenian, izin usaha terhadap

pernbuatan film, oleh tim asing serta kebijakan operasional ditingkat

Kabupaten;

e) Menyiapkan bahan pelaksanaan kebijakan nasional dan penetapan

kebijakan propinsi dibidang usaha perfilman yang meliputi produksi,

penggedaran, penayangan film, standarisasi profesi dan teknologi

perfilman, serta kerjasama luar negri dan penapisan serta pengawasan

peredaran film dan rekaman video (VCD/DVD) skala kabupaten;

f) Menyiapkan bahan pelaksanaan kebijakan nasional dan penetapan

kebijakan propinsi mengenai kegiatan standarisasi dibidang

peningkatan produksi dan apresiasi film serta peningkatan apresiasi seni

tradisional dan non tradisional tingkat kabupaten;

g) Menyiapkan bahan pengajuan usul rekomendasi pembebasan fiskal

untuk kegiatan revitalisasi dan kajian seni pada tingkat Kabupaten;

h) Menyiapkan bahan koordinasi sinkronosasi kebijakan operasional

kegiatan peningkatan. Apresiasi seni tradisional dan modern di

kabupaten;
46

i) Menyiapkan bahan dan fasililasi kegiatan festival, secara pergelaran

pekan film/kesenian dan lomba secara berjenjang, dan bahan koordinasi

pelaksanaan pengawasan pembuatan film oleh tim asing yang berskala

kabupaten; dan

j) Menyiapkan bahan dan data, menyusun dan menyampaikan laporan

pelaksanaan tugas seksi Pembinaan Kesenian dan Perfilman.

8. Bidang Sejarah dan Purbakala, terdiri dari;

Bidang Sejarah dan Purbakala dipimpin oleh seorang Kepala Bidang

berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas, bertugas

merumuskan dan melaksanakan kebijakan, memberikan bimbingan teknis

serta melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan pemerintah di bidang

urusan sejarah dan purbakala, permuseuman skala kabupaten serta

melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

Dalam melaksanakan tugas Kepala Bidang Sejarah Purbakala

mempunyai fungsi:

a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang sejarah dan

kepurbakalaan;

b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan dibidang sejarah dan

kepurbakalaan;

c) Penyiapan bahan pembinaan/ bimbingan tehnis dibidang sejarah dan

kepurbakalaan;

d) Penyiapan bahan evaiuasi dan pelaporan penyelenggaraan tugas di

dibidang sejarah dan kepurbakalaan.


47

9. Seksi Sejarah

a) Mengelola administrasi dan menyusun program kerja Sejarah;

b) Menyiapkan bahan dan melakukan pembinaan pelaksanaan kegiatan

penulisan sejarah lokal dan sejarah kebudayaan daerah skala kabupaten

dengan koordinasi unit kerja terkait;

c) Menyiapkan bahan dan melakukan koordinasi pelaksanaan pedoman

nasional, propinsi dan penetapan kebijakan kabupaten dibidang

pemahaman sejarah berwawasan kebangsaan, sejarah wilayah, sejarah

lokal dan sejarah kebudayaan daerah;

d) Menyiapkan bahan dan melakukan koordinasi pelaksanaan pedoman

nasional, propinsi dan penetapan kebijakan kabupaten dalam pemberian

penghargaan tokoh yang berjasah terhadap pengembangan sejarah;

e) Menyiapkan bahan dan melakukan koordinasi penerapan pedoman

peningkatan pemahaman sejarah dan wawasan kebangsaan dan

penanaman nilai-nilai sejarah dan kepahlawanan skala kabupaten;

f) Menyiapkan bahan dan melakukan koordinasi pelaksanaan pedoman

nasional, propinsi dan penetapan kebijakan kabupaten serta kemitraan

pemetaan sejarah, lawatan sejarah, diklat dan seminar bidang sejarah

skala kabupaten; dan;

g) Menyiapkan bahan laporan pelaksanaan tugas seksi Peninggalan

Purbakala.
48

10. Seksi Peninggalan Purbakala

a) Mengelola administrasi dan menyusun program kerja seksi

peninggalan purbakala;

b) Menyiapkan bahan dan perumusan kebijakan pelaksanaan mengenal

hasil ratifikasi konvensi “internasional cultural deversity, protection

on cultural landscape, protection and natural heritage" yang berskala

kabupaten;

c) Menyiapkan -bahan perumusan kebijakan kabupaten dalam penerapan

pedoman penelitian arkologi didaerah berkoordinasi dengan unit kerja

terkait;

d) Menyiapkan bahan kebijakan nasional dalam perumusan kebijakan

propinsi dalam penerapan pedoman dan pelaksanaan rencangan induk

penelitian arkeologi nasional oleh kabupaten berkoordinasi dengan

balai arkeologi;

e) Menyiapkan bahan pelaksanaan kebijakan perijinan membawa CB

keluar kabupaten, penanganan registrasi, pengusulan penetapan,

perlindungan, pemeliharaan dan pemanfaatan CB/ situs warisan

budaya dunia skala kabupaten;

f) Menyiapakan bahan pengusulan CB / situs dan kawasan propinsi CB /

situs nasional kepada pusat dan penepatan CB skala kabupaten

11. Seksi Permuseum

a) Mengelola administrasi dan menyusun program kerja Seksi

Permuseuman;
49

b) Menyiapkan bahan kebijakan dan melakukan pembinaan pelaksanaan

kegiatan perizinan survei dan dan pengangkatan BCB/situs skala

kabupaten sesuai dengan kebijakan nasional dan propinsi;

c) Menyiapkan bahan dan melakukan koordinasi dengan unit kerja

terkait dalam pelaksanaan kegiatan registrasi dan penyelenggaraan

akreditasi museum;

d) Menyiapakan bahan dan melakukan koordinasi dengan unit kerja

terkait dalam bidang penambahan dan penyelamatan koleksi museum

di kabupaten;

e) Menyiapkan bahan kebijakan penarapan pedoman, monitoring dan

pengendalian pendirian museum yang dimiliki kabupaten

f) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan penanganan perlindungan,

pemeliharaan dan pemanfaatan CB yang berskala kabupaten; dan

g) Menyiapkan bahan dan data, menyusun dan menyampaikan laporan

pelaksanaan tugas Seksi Permesiuman.

12. Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata, terdiri dari;

Bidang pengembangan Destinasi Pariwisata dikepalai oleh seorang

Kepala Bidang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas,

mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan, memberikan

bimbingan tehnis serta melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan

pemerintah dibidang pengembangan pariwisata daerah serta melaksanakan

tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.


50

Dalam melaksanakan tugas kepala bidang Pengembangan Destinasi

Pariwisata mempunyai fungsi:

a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan pemerintah Kabupaten

dibidang pengembangan pariwisata (destinasi pariwisata);

b) Pelaksanaan kebijakan dibidang produk pariwisata, sarana usaha

pariwisata dan pengembangan destinasi pariwisata berdasarkan

peraturan perundang -undangan yang berlaku;

c) Penyiapkan bahan perumusan standar, norma, kriteria dan prosedur

dibidang usaha sarana pariwisata, produk pariwisata dan

pengembangan destinasi pariwisata;

d) Pemberian bimbingan tehnis dan evaluasi di bidang produk pariwisata

dan pengembangan Destinasi pariwisata;

13. Seksi Sarana Usaha Pariwisata

a) Mengelola administrasi dan penyusunan program kerja Seksi Sarana

Usaha Pariwisata;

b) Menyiapkan bahan dan melakukan pembinaan pelaksanaan kebijakan

nasional dan penetapan kebijakan propinsi dalam pembinaan dan

penyelenggaraan usaha pariwisata skala kabupaten;

c) Menyiapkan bahan dan melakukan koordinasi pelaksanaan kebijakan

nasional dan penetapan kebijakan propinsi dalam pembinaan dan

penyelenggaraan cluster usaha pariwisata skala kabupaten;

d) Menyiapkan bahan kebijakan dan koordinasi pembinaan sarana

penujang usaha pariwisata skala kabupaten;


51

e) Menyiapkan bahan rumusan SPM dan SOP dan pelaksanaan pelayanan

teknis pemberian ijin usaha pariwisata;

f) Menyiapkan bahan rumusan SPM dan SOP pelaksanaan dan

pemberian bimbingan tehnis usaha pariwisata skala kabupaten;

g) Menyiapakan bahan dan hasil pemantauan dan evaluasi tehnis

pariwisata skala kabupaten; pengembangan usaha;

h) Menyiapkan bahan pembinaan dan fasilitasi, pelaksanaan koordinasi

dengan instansi terkait dalam rangka pengembangan usaha pariwisata,

dan menyiapkan bahan data, menyusun dan menyampaikan laporan

pelaksanaan tugas seksi Sarana Usaha Pariwisata.

14. Seksi Produk Wisata

a) Mengelola adrninistrasi dan menyusun program kerja Seksi produk

pariwisata;

b) Menyiapkan bahan dan melakukan pembinaan pelaksanaan

pengembagan produk pariwisata skala kabupaten bekerjasama dengan

unit kerja terkait;

c) Menyiapkan bahan dan melakukan koordinasi kegiatan pengembangan

produk-produk masyarakat dibidang pariwisata bekerjasama dengan

unit kerja terkait;

d) Menyiapkan bahan dan data serta perumusan kebijakan pengembangan

produk masyarakat yang berciri khas lokal sebagai daya tarik

pariwisata;
52

e) Menyiapkan bahan koordinasi pengembangan destinasi pariwisata

skala kabupaten;

f) Menyiapkan bahan koordinasi pengengembangan produk-produk

pendukung pariwisata bersama instansi terkait;

g) Menyiapkan bahan dan data serta pembinaan produk barang dan jasa

yang berbasis lokal dan spesifikasi/unik;

h) Menyiapkan bahan, melaksanakan pemantauan evaluasi produk

kepariwisataan daerah; dan

i) Menyajikan bahan dan data, menyusun dan menyampaikan laporan

pelaksanaan tugas seksi produk Pariwisata;

15. Seksi Pengembangan Destinasi Pariwisata

a) Mengelola administrasi dan destinasi dan menyusun program kerja

seksi pengembangan destinasi pariwisata;

b) Menyiapkan bahan dan melakukan pembinaan pelaksanaan kegiatan

kebijakan nasional dan penetapan kebijakan propinsi dan petunjuk

pelaksanaan serta penerapan standarisasi pariwisata daerah skala

kabupaten;

c) Menyiapkan bahan dan melakukan koordinasi pelaksanaan kebijakan

nasioanal, dan penetapan pelaksanaan kebijakan propinsi dan

penerapan pedoman dan standar prosedur serta klasifikasi

pengembangan kawasan destinasi pariwisata skala kabupaten;

d) Menyiapkan bahan koordinasi peningkatan pemberdayaan masyarakat

sadar wisata;
53

e) Menyiapkan bahan penyusunan rencangan peraturan tentang Rencana

Induk Pengembangan Pariwisata DAerah (RIPPDA) berdasarkan

kebijakan nasional dan propinsi berkoordinasi dengan unit kerja

lainnya;

f) Menyiapkan bahan dan perumusan rancangan Rencana lnduk

Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata daerah

berdasarkan kebijakan nasional;

g) Menyiapkan bahan dan data pelaksaaan fasilitas kerjasama

pengembangan destinasi pariwisata skala kabupaten;

h) Menyiapkan bahan koordinasi dalam rangka pengembangan

pembinaan Desa Wisata dan Wisata religius; dan

i) Menyiapkan bahan, menyusun dan menyampaikan laporan

pelaksanaan tugas seksi pengembangan Destinasi Pariwisata.

16. Bidang Pemasaran Pariwisata, terdiri dari;

Bidang pemasaran Pariwisata dikepalai oleh seorang kepala Bidang

berada dibawah dan tanggung jawab kepada kepala Dinas, mempunyai tugas

menyusun bahan rumusan dan melaksanakan kebijakan nasional, propinsi dan

merumuskan kebijakan kabupaten, memberikan bimbingan teknis serta

melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan pemerintahan dibidang

pemasaran pariwisata, serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh

pimpinan.

Dalam melaksanakan tugas Bidang pemasaran Pariwisata mempunyai

fungsi:
54

a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan dibidang pemasaran pariwisata

kabupaten;

b) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang pemasaran

pariwisata daerah Kabupaten;

c) Penyiapan bahan pembinaan/ bimbingan teknis dibidang pemasaran

pariwisata skala Kabupaten;

d) Penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan tugas

dibidang pemasaran pariwisata daerah;

17. Seksi Pengembangan Promosi Pariwisata

a) Mengelola administrasi dan menyusun program kerja seksi

pengembangan pasar:

b) Menyiapkan bahan dan melakukan pembinaan teknis pelaksanaan

kegiatan penyusunan petunjuk dan pedoman kerjasama pemasaran

pariwisata;

c) Menyiapkan bahan dan melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan

pembentukan penwakilan kantor promosi pariwisata dalam negeri

dengan unit kerja terkait;

d) Menyiapkan bahan dan data dalam rangka penetapan dan pelaksanaan

pedoman perencanaan pemasaran skala Kabupaten;

e) Menyiapkan bahan dan melakukan pembinaan teknis dan pelaksanaan

pedoman partisipasi dan penyelenggaraan pameran/event budaya dan

pariwisata skala Kabupaten;


55

f) Menyiapkan bahan, melakukan pembinaan teknis dan pengadaan

sarana pemasaran pariwisata skala Kabupaten;

g) Menyiapkan bahan koordinasi dan fasilitas pelaksanaan partisipasi

pemasaran Pariwisata skala kabupaten;

h) Menyiapkan bahan kebijakan pembinaan dan fasilitas kelembagaan

pemasaran pariwisata daerah;

i) Menyiapkan bahan dan data, menyusun dan menyampaikan laporan

pelaksanaan tugas seksi pengembangan Pasar.

18. Seksi Eksibisi dan Publikasi Pariwisata

a) Mengelola administrasi dan menyusun prograrn kerja Seksi Eksibisi

dan Publikasi;

b) Menyiapkan bahan dan melakukan pembinaan pelaksanaan kegiatan

peserta/penyelenggaraan pameran/event, road show bekerjasama

dengan pemerintah:

c) Menyiapkan bahan dan melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan

even promosi diluar negeri dengan koordinasi pemerintah diluar negeri

dengan unit kerja terkait;

d) Penerapan branding pariwisata nasional dan penetapan kebijakan

propinsi dalam bidang branding pariwisata skala kabupaten;

e) Penetapan kebijakan propinsi dalam bidang tagline pariwisata skala

kabupaten;

f) Menyiapkan bahan kebijakan dan pedoman penyelenggaraan pameran

dan eksibisi dan publikasi potensi pariwisata didaerah kabupaten;


56

g) Menyiapkan bahan koordinasi penyelenggaraan pameran dan eksibisi

dan publikasi potensi pariwisata di kabupaten;

h) Memberikan pelayanan teknis administrasi kepada semua unsur dalam

rangka penyelenggaraan eksibisi dan publikasi kepariwisataan daerah

skala kabupaten;

i) Menyiapkan bahan dan data, menyusun dan menyampaikan laporan

pelaksanaan tugas seksi.

19. Seksi Layanan Wisata dan Sarana Promosi

a) Menyiapkan bahan dan melakukan pembinaan pelaksanaan kegiatan

penetapan dan pelaksanaan pedoman dan penyelenggaraan widya

wisata skala kabupaten;

b) Menyiapkan bahan dan melakukan koardinasi pelaksanaan widya

wisata skala kabupaten serta dan menerima peserta grup widya wisata;

c) Menyiapkan bahan pembinaan dan pembentukan perwakilan

kantorpromosi pariwisata di dalam negeri skala kabupaten;

d) Menyiapkan bahan dan data pelaksanaan kegiatan penyediaan

informasi ke pusat pelayanan informasi pariwisata nasional, propinsi

dan pembentukan pelayanan informasi pariwisata skala kabupaten;

e) Menyiapkan bahan dan data serta melakukan koordinasi pembinaan

dan kemitraan;

f) Organisasi kelembagaan dibidang pelayanan informasi pariwisata

skala kabupaten;
57

g) Menyiapkan bahan dan data serta bahan pengembangan sarana

promosi pariwisata skala kabupaten; pengembangan sistem informasi

pemasaran pariwisata skala kabupaten; dan

h) Menyiapkan bahan dan data, menyusun dan menyampaikan laporan

pelaksanaan tugas layanan wisata dan sarana promosi.

4.1.7. Jumlah Personil Berdasarkan Eselon Dinas Kebudayaan dan

Parawista Kabupaten Sigi.

Untuk melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsinya sebagai

lembaga/instansi tekhnis yang bertanggung jawab dalam pengelolaan dan

pengembangan kebudayaan dan pariwisata,Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kabupaten Sigi didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 30 orang yang

terdiri dari: Pejabat eselon II/b sebanyak 1 orang, Pejabat eselon III/a

sebanyak 1 orang, Pejabat eselon III/b sebanyak 4 orang, Pejabat eselon IV/a

sebanyak 15 orang, dan staf organik sebanyak 9 orang. Secara terinci dapat

dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 4.2

Jumlah Personil Berdasarkan Eselon Dinas Kebudayaan dan Parawista

Kabupaten Sigi

No Pegawai Jumlah Keterangan

1 Eselon II/b 1 Orang Kepala Dinas

2 Esekon III/a 1 Orang Sek. Dinas

3 Eselon III/b 4 Orang Kepala Bidang


58

4 Eselon IV/a 3 Orang Kepala Sub Bagian

5 Eselon IV/b 12 Orang Kepala Seksi

6 Non Eselon 21 Orang Staf

Jumlah 42 Orang
BAB V

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

5.1 Manajemen Objek Wisata Di Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata


Kabupaten Sigi.

Manajemen suatu proses membedakan atas perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dengan memanfaatkan baik ilmu

maupun seni demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Fokus

kajian penelitian ini adalah untuk mengetahui Manajemen Objek Wisata Di Dinas

Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Sigi, dalam melihat kinerja diperlukan

beberapa fungsi manajemen yang dijadikan acuan sebagai penilaian, dalam hal ini

ada beberapa fungsi yang digunakan dalam penilaian ini sebagaimana yang

dikemukan oleh Hendry Fayol yaitu: perencanaan, pengorganisasian, dan

pengawasan.

Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Sigi harus menerapkan

perencanaan yang baik sebagai dasar pemikiran dari tujuan dan penyusunan

langkah-langkah yang akan dipakai untuk dapat mencapai tujuan. Merencanakan

berarti mempersiapkan segala kebutuhan, memperhitungkan matang-matang apa

saja yang menjadi kendala, dan merumuskan bentuk pelaksanaan kegiatan yang

bermaksud untuk mencapai tujuan.

Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Sigi harus tepat

menerapkan pengorganisasian yang baik sebagai cara untuk mengumpulkan

59
60

orang-orang dan menempatkan mereka menurut kemampuan dan keahliannya

dalam pekerjaan yang sudah direncanakan.

Untuk menggerakan organisasi Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata

Kabupaten Sigi, agar berjalan sesuai dengan pembagian kerja masing-masing

serta menggerakan seluruh sumber daya yang ada dalam organisasi agar pekerjaan

atau kegiatan yang dilakukan bisa berjalan sesuai rencana dan bisa mencapai

tujuan.

Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Sigi untuk mengawasi

apakah gerakan dari organisasi itu sudah sesuai dengan rencana atau belum. Serta

mengawasi penggunaan sumber daya manusia (aparatur) dalam organisasi agar

bisa tercapai secara efektif dan efisien tanpa ada yang melenceng dari rencana.

A. Perencanaan (Planning)

Sehubungan dengan hal tersebut, untuk mengetahui

bagaimanamenerapkan perencanaan yang baik sebagai dasar pemikiran dari

tujuan dan penyusunan langkah-langkah yang akan dipakai untuk dapat mencapai

tujuan. Merencanakan berarti mempersiapkan segala kebutuhan,

memperhitungkan matang-matang apa saja yang menjadi kendala, dan

merumuskan bentuk pelaksanaan kegiatan yang bermaksud untuk mencapai

tujuan.

Pertanyaan kunci dalam pembahasan ini adalah Dinas Kebudayaan Dan

Pariwisata Kabupaten Sigi. Pertanyaan tersebut hanya dapat dijawab dengan

menelusuri sumber informan yang relevan dari responden dan informan

penelitian.
61

Sebagaimana disampaikan bapak Dr. Dewi Cahyawati, MM (56 tahun)

selaku Kepala Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata, yang mengatakan bahwa:

“Sebagai pimpinan saya menilai perencanaan program-program kerja


sudah dapat dilaksanakan aparatur bagian pariwisata dengan baik.”
(Wawancara Senin 4 Januari 2017, pukul 10.00 Wita).

Penjelasan diatas menunjukkan bahwa perencanaan program-program


yang dilakukan Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Sigi, sudah sesuai
aturan yang ditetapkan dan dapat dilaksanakan petugas perparkiran dengan baik.
Hal senada juga penulis tanyakan kepada salah satu aparatur yang berkaitan
dengan perencanaan, yaitu Bapak Usman Supardi (53 tahun) selaku Bidang
Destinasi Pengembangan Pariwisata yang mengatakan bahwa:

“Penilaian saya selama ini, pegawai hampir keseluruhan khususnya bagian


perparkiran dalam hal perencanaan kegiatan yang ditetapkan dilapangan
dapat dilaksanakan dengan baik.”(Wawancara Selasa, 5 Januari 2017,
pukul 09.30 Wita).

Dari hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa aparatur khusunya


manajemen pariwisata dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik
sesuai perencanaan program kerja yang telah ditetapkan. Berikut ini penulis
wawancara dengan informan yaitu, Muthahara Bakri, S. S (38 tahun) Selaku
Pemasaran Pariwisata, mengatakan bahwa:

“Saya menurut saya dilihat dari aspek perencanaan saya melihat aparatur
khususnya bagian pariwisata dilapangan mematuhi tugas dan fungsinya
dengan baik dan dapat berjalan dengan baik perencanaan yang telah
ditetapkan, dapat terelealisasi.”(Wawancara Rabu, 6 Januari 2017, pukul
10.00 Wita).

Melihat ungkapan diatas menunjukkan bahwa kinerja aparatur bagian


manajemen pariwisata sudah berjalan dengan baik. Aparatur telah memahami
perencanaan yang berhubungan dengan perparkiran yang telah ditetapkan, sumber
daya (aparatur) sangat berpengaruh atas tercapainya tujuan organisasi. Kemudian
penulis wawancara langsung dengan salah informan, yaitu Katrina Jaya
Werangalu (36 tahun) selaku Masyarakat, mengatakan bahwa:

“Pendapat saya dilihat dari aspek perencanaan sudah berjalan dengan baik,
apa yang sudah direncanakan telah dilaksanakan dilapangan tepat sasaran,
aparatur bagian perparkiran sangat memahami tugas dan fungsinya
dilapanagan kelancaran tugas-tugasnya.”(Wawancara Kamis, 7 Januari
2017, pukul 09.30 Wita).
62

Ungkapan dari ke 4 (empat) informan diatas sangat sesuai dengan


pengamatan penulis, dimana pegawai hampir semua dapat melaksanakan tugas
dan fungsinya dengan baik. Perencanaan yang telah ditetapkan dapat berjalan
dengan baik dan semua kendala-kendala yang ada dilapangan dapat diatasi dengan
baik. Tentunya semuua ini tidak lepas dari kesiapan sumber daya manusia itu
sendiri. Selanjutnya ungkapan yang hampir sama juga diutarakan Ibu Mega (28
tahun) yang juga selaku Masyarakat, mengatakan bahwa :

“Sebagai masyarakat perpakiran saya melihat teman-teman dilapangan


sudah bekerja dengan baik, apa yang sudah direncanakan dapat
dilaksanakan dengan baik, saya berharap tetap dipertahankan dan bahkan
ditingkatkan lagi kemampuan kinerjanya dalam melaksanakan tugas-tugas
yang sudah direncanakan demi menjaga citra baik ini di masyarakat”
(Wawancara Jumat, 8 Januari 2017, pukul 09.00 Wita).

Ungkapan dari ke 5 (lima) informan diatas dapat disimpulkan bahwa


tingkat kemapuan aparatur dalam melaksanakan tanggung jawabnya dalam hal
perencanaan dari waktu ke waktu sudah menunjukkan hasil yang maksimal.
Tingkat kesiapan aparatur melaksanakan perencanaan tugas-tugas dilapangan
telah ditunjukkan dengan kinerja yang maksimal.

B. Pengorganisasian (Organizing)

Untuk menggerakan organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kabupaten Sigi agar berjalan sesuai dengan pembagian kerja masing-masing serta

menggerakan seluruh sumber daya yang ada dalam organisasi agar pekerjaan atau

kegiatan yang dilakukan bisa berjalan sesuai rencana dan bisa mencapai tujuan.

Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana pelaksanaan pengorganisasia yang

dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sigi, berikut ini petikan

hasil wawancara penulis dengan informan Dr. Dewi Cahyawati Abdullah, MM

(56 tahun) selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, yang mengatakan

bahwa :

“Pengamatan saya selama ini aparatur bagian manajemen pariwisata


dalam menjalankan tugas dan fungsinya berjalan dengan baik, hal ini tidak
lepas dari peran pemimpin yang menempatkan pegawai pada bidang kerja
63

yang sesuai kemampuannya.”(Wawancara Senin, 11 Januari 2017, pukul


09.00 Wita).

Ungkapan informan diatas menunjukan bahwa aparatur bagian pariwisata


dapat melaksnakan tugas dan fungsinya dengan baik. Tentu tidak lepas dari peran
pemimpin yang dapat menempatkan sumber daya yang ada sesuai kemampuan
dibidangnya masing-masing. Penempatan sumber daya yang sesuai bidangnya
akan mempengaruhi hasil kerja individu aparatur dalam mencapai hasil yang
maksimal. bapak Usman Supardi, S.Pd (53 tahun) selaku Bidang Pengembangan
Destinasi Pariwisata juga mengatakan, bahwa:

“Menurut pendapat saya manajemen pariwisata dapat melaksanakan


tugasnya dengan baik, penempatan aparatur yang sesuai dengan
kemampuan dibidangnya tentu sangat berpengaruh atas tanggung jawab
pekerjaan yang diberikan.Saya pikir tanggung jawab aparatur menjalankan
tugasnya sudah baik dan tetap dipertahankan.”(Wawancara Selasa, 12
Januari 2017, pukul 10.30 Wita).

Selanjutnya masih pertanyaan yang sama mengenai bagaimana fungsi


pengorganisasian kepada aparatur yang bertugas dibagian pariwisata, hasil
wawancara penulis dengan yaitu Bapak Muthahara Bakri (38 tahun) selaku
Bidang Pemasaran pariwisata, mengatakan bahwa:

“saya menilai pegawai manajemen telah melaksankan tugas dan fungsinya


dengan baik, pengaturan pariwisata dan retribusi di wilayah kerja berjalan
sudah sesuai dengan aturan yang ditetapkan. Harapan saya Manajemen
Objek Wisata baik ini tetap dipertahankan” (Wawancara Rabu, 20 Januari
2017, pukul 09.30 Wita).

Ungkapan diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja aparatur bagian


pariwisata dapat melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai pembagian tugas yang
telah ditetapkan. Penempatan pegawai yang sesuai kemampuannya sangat
berpengaruh atas pencapaian tujuan organisasi. Senada dengan ungkapan diatas
juga disampaikan informan penulis yaitu Katrina Jaya Werangalu ( 36 tahun )
selaku Masyarakat, ia mengatakan bahwa:

“Pegawai dibagian pariwisata menunjukkan hasil kinerja yang maksimal,


penempatan yang sesuai bidangnya tentu sangat berpengaruh berhasil dan
tidaknya tujuan yang diharapkan. Saya melihat penempatan aparatur
dibagian perparkiran sudah sesuai kemampuannya.”(Wawancara Kamis,
21 Januari 2017, pukul 10.00 Wita).

Tanggapan yang diutarakan oleh informan diatas sudah nampak jelas


bahwa tingkat kemapuan aparatur dalam menjalankan tugas dan fungsinya sudah
64

sesuai penempatan yang diberikan atasan. Penempatan yang sesuai bidangnya dan
kemampuan aparatur sangat berpengaruh berhasil atau tidak tujuan yang
diharapkan oranisasai. Berikut penulis wawancara langsung dengan informan
masih mengenai fungsi pengorganisasian yaitu ibu Mega (30 tahun) yang juga
Masyarakat, mengatakan bahwa:

“Saya melihat aparatur lapangan bagian pariwisata telah menunjukkan


kinerja yang baik, permasalahan yang ada dilapangan dapat diatasi dengan
baik. Pengaturan objek wisata sudah dijalankan sesuai petunjuk yang
diberikan pengawas wilayah. Semua ini tentu tidak lepas dari peran
pemimpin yang menempatkan petugas lapangan sesuai keahlian dan
kemampuannya.”(Wawancara Jumat, 22 Januari 2017, pukul 09.30 Wita).

Dari ke 5 (lima) tanggapan informan diatas dapat disimpulkan dalam


indikator Pengorganisasian dapat disimpulkan bahwa semua aparatur telah
menjalankan tugas dan fungsinya sesuai aturan yang ditetapkan. Penempatan
sumber daya manusia yang sesuai dengan kemampuannya adalah faktor penting
pencapaian tujuan organisasi.

C. Koordinasi (Coordinating)

Koordinasi atau pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi


manajemen untuk melakukan berbagai pekerjaan/kegiatan agar tidak terjadi
kekacauan, percekcokan, kekosongan pekerjaan/kegiatan dengan jalan
menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga
terdapat kerjasama yang terarah dalam upaya mencapai tujuan organisasi.

Sehubungan dengan penjelasan diatas berikut ini penulis wawancara


langsung mengenai pertanyaan mengenai koordinasi apakah sudah berjalan
dengan baik, berikut ini hasil wawancara penulis dengan Dr. Dewi Cahyawati
Abdullah, MM (56 tahun) selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan pariwisata,
beliau mengatakan, bahwa:

“Pantauan saya selama memangku jabatan Kepala Dinas, ada dibeberapa


wilayah koordinasi antara pengawas wilayah dan petugas Pariwisata
belum berjalan dengan baik. Laporan yang saya terima bahwa kurangnya
koordinasi dari pengawas wilayah sehingga beberapa petugas tidak
melakukan tugas sesuai yang sudah diatur.” (Wawancara Senin, 2 Januari
2017, pukul 10.30 Wita).

Senada dengan ungkapan informan diatas juga senada disampaikan oleh


bapak Usman Supardi, S. Pd (53 tahun) selaku Bidang Pengembangan Destinasi
Pariwisata, ia mengatakan bahwa:
65

“Saya mengamati ada wilayah tertentu antara pengawas wilayah dan


petugas parker kurang koordinasi yang baik sehingga terjadi kesalahan
dalam menjalankan tugas yang tidak sesuai aturan yang telah ditetapkan,
pentingnya koordinasi yang baik antara pengawas lapangan dan petugas
Pariwisata akan mempengaruhi hasil kerja dilapangan, harapan saya
kedepannya perlu ditingkatkan koordinasi terus menerus ke petugas parkir
agar pelaksanaan tugas dapat dipahami dan dikerjakan sesuai aturan yang
ada.” (Wawancara Selasa, 3 Januari 2017, pukul 10.00 Wita).

Tanggapan informan diatas dapat disimpulkan bahwa kurangnya


koordinasi antara pengawas wilayah dan petugas pariwisata sehingga hasil kerja
tidak sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Pentingnya koordinasi yang baik
antara pengawas wilayah dan petugas pariwisata mempengaruhi keberhasilan
program kerja yang telah ditetapkan. Senada dengan informan diatas juga
diungkapkan bapak MuthahHara Bakri, S. S (38 tahun) selaku Bidang Pemasaran
Pariwisata, mengatakan bahwa:

“Memang kami akui ada wilayah tertentu beberapa petugas pariwisata


tidak sesuai yang dikerjakan, mungkin saja kurangnya koordinasi yang
baik dengan pengawas yang ada di wilayah itu, saya pikir petugas
lapangan juga harus bertanya kepada pengawas wilayah kalau ada hal-hal
yang belum dipahami yang ada hubungannya dengan tugas lapangan, juga
sebaliknya pengawas wilayah juga harus selalu berkoordinasi yang baik
kepada petugas lapangan” (Wawancara Rabu, 4 Januari 2017, pukul 09.30
Wita).

Senada dengan ungkapan infoman diatas juga disampaikan bapak Katrina


Jaya Werangalu (36 tahun) selaku Masyarakat, mengatakan bahwa:

“Menurut saya pentingnya koordinasi yang baik antara pengawas wilayah


dan petugas lapangan, agar petugas lapangan tidak menyalahi aturan yang
sudah ditetapkan.Koordinasi yang terus menerus dilakukan dengan tujuan
mendapatkan persamaan dan keselarasan dalam menjalankan tugas tentu
menjadi tujuan utama semua instansi termasuk instansi ini.” (Wawancara
Senin, 9 Januari 2017, pukul 09.00 Wita).

Senada dengan ungkapan informan diatas juga sama dengan yang


diungkapkan ibu Mega (30 tahun) juga selaku Masyarakat, mengatakan bahwa:

“Pentingnya koordinasi yang baik antara pengawas wilayah dan petugas


Pariwisata, agar tugas dan fungsi masing-masing dapat berjalan dengan
baik. Kurangnya koordinasi yang baik akan berdampak pada kegagalan
tujuan program kerja yang telah ditetapkan” (Wawancara Selasa, 10
Januari 2017, pukul 09.30 Wita).
66

Dari ke 5 (lima) tanggapan informan diatas dapat disimpulkan bahwa


indikator Koordinasidi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten sigi belum
maksimal dilaksanakan, terutama koordinasi pengawas wilayah terhadap petugas
pariwisata sehingga pelaksanaan kegiatan operasional dilapangan tidak dapat
berjalan dengan baik.

D. Pengawasan (Controlling)

Dalam hal ini didefinisikan sebagai pengendalian. Pengendalian adalah


suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar kinerja pegwaia dengan sasaran
perencanaan, mendesain sistem umpan balik informasi, membandingkan kinerja
aktual dengan standar yang telah ditetapkan, menetukan apakah terdapat
penyimpangan dan mengukur signifikansi penyimpangan tersebut serta
mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua
sumber daya manusia (aparatur) yang sedang digunakan sedapat mungkin secara
lebih efisien dan efektif guna mencapai tujuan organisasi.

Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana pelaksanaan pengawasan yang

dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sigi, berikut ini petikan

hasil wawancara penulis dengan informan Dr. Dewi Cahyawati Abdullah, MM,

(56 tahun) selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, yang mengatakan

bahwa :

“Pengamatan saya selama ini pegawai pengawasan yang dilakukan


pengawas wilayah belum sepenuhnya maksimal, masih terdapat
penyimpangan, saya mengharapkan pengawas wilayah agar lebih ketat
mengawasi dan mengontrol petugas Pariwisata agar tidak terjadi
penyimpangan kedepannya.”(Wawancara Rabu, 11 Januari 2017, pukul
09.30 Wita).

Ungkapan informan diatas menunjukan bahwa pegawai bagian


pengawasan belum optimal menjalankan tugasnya sebagai pengawas wilayah,
dengan tidak terkontrolnya. Hal ini berdampak buruk jika tidak diatasi sebaik
mungkin. Hal yang sama juga diungkapkan bapak Usman Supardi, S. Pd (53
tahun) selaku Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata juga mengatakan,
bahwa:

“Saya akui memang masih terdapat penyimpangan dilapangan, dimana


ternyata tidak sesuai dengan jumlah pemasukan yang diterima, kurangnya
pengawasan yang baik mengakibatkan terjadinya penyimpangan tanggung
67

jawab petugas objek wisata. Harapan saya kedepannya pengawas wilayah


lebih meningkatkat pengawasan agar tidak terdapat lagi penyimpangan
yang sama.”(Wawancara Kamis, 12 Januari 2017, pukul 09.30 Wita).

Apa yang diungkapkan informan diatas juga disampaikan informan


penulis yaitu bapak Muthahhara Bakri, S.S (38 tahun) selaku Bidang Pemasaran
Pariwisata, juga mengatakan bahwa:

“Pantauan saya selama ini memang ada beberapa wilayah yang


pengawasannya belum maksimal, sehingga memberikan peluang kepada
petugas objek wisata melakukan penyimpangan. Saya harapkan teman-
teman kerja khusunya bagian pengawasan wilayah kerja dapat melakukan
fungsinya dengan baik agar kesempatan menyalahgunakan.”(Wawancara
Jumat, 13 Januari 2017, pukul 09.00 Wita).

Ungkapan informan diatas menunjukan bahwa peran pengawas wilayah


sangat penting dalam mengontrol kegiatan dilapangan dapat berjalan baik.Peran s
dan fungsi pengawas wilayah sangat menentukan keberhasilan Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kabupaten Sigi kedepannya. Hal yang sama juga diungkapkan
bapak Katrina Jaya Werangalu (36 tahun) selaku Masyarakat, juga mengatakan
bahwa:

“ya memang masih petugas pariwisata menyalagunakan


tanggungjawabnya, saya pikir tidak sepenuhnya kesalahan ada pada
petugas objek wisata karena kurangnya pengawasan yang ketat dari
petugas yang bertanggungjawab sehingga terjadi penyimpangan tersebut
saya berharap petugas pengawas wilayah menyadari pentingnya
pengawasan dilapangan agar kesalahan yang dilakukan dapat dihindari
”(Wawancara Senin, 16 Januari 2017, pukul 10.00 Wita).

Pendapat ke empat informan diatas dapat disimpulkan bahwa lemahnya


pengawasan petugas wilayah sehingga penyimpangan dan penyalahgunaan tugas
dapat terjadi. Peran dan fungsi pengawas wilayah sangat menentukan keberhasilan
Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Sigi kedepannya. Jika hal ini
dibiarkan berkelanjutan maka akan berdampak buruk terhadap pecitraan instansi
ini dimata masyarakat. Hal yang sama juga diungkapkan ibu Mega (30 tahun)
yang juga selaku Masyarakat, juga mengatakan bahwa:

“Jika dinilai dari pengawasan masih belum maksimal, salah satu penyebab
menurut saya mungkin saja petugas pengawas wilayah mengabaikan tugas
pokoknya pada jam kerja dilokasi, sering meninggalkan wilayahnya
dengan urusan pribadi, sehingga dapat terjadi penyimpangan jika petugas
perparkiran melihat tidak ada pengawasan.”(Wawancara Selasa, 17 Januari
2017, pukul 09.30 Wita
68

BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Manajemen Objek Wisata Di

Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Sigi maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

Manajemen Objek Wisata dalam penyelenggaraan pemerintah di

Dinas Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi belum dapat dikatakan

maksimal.

Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa Manajemen Objek

Wisata Di Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Sigi dari aspek

Perencanaan, Pengorganisasian, Pergerakaan secara umum dapat

dikatakan sudah berjalan baik, namun dari segi aspek Pengawasan

terdapat kekurangan yang perlu dibenahi kedepannya oleh Manajemen

Kantor Dinas Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi.

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka penulis

memberikan saran pada Kepala Dinas Kebudayaan Dan Parawisata

Kabupaten Sigi adalah sebagai berikut:


69

1. Manajemen Objek Wisata Dinas Kebudayaan Dan Parawisata

Kabupaten Sigi terhadap tugasnya dinilai sudah cukup tinggi. Saran

penulis kepala Dinas Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi

harus lebih meningkatkan pengawasan yang diantaranya memberikan

tanggung jawab yang sesuai dengan pekerjaan, memberikan status, dan

kenyamanan kondisi kerja dan terus-menerus memberikan dorongan

motivasi.

2. Penulis menyarankan kepada semua aparatur sipil Negara di Dinas

Kebudayaan Dan Parawisata Kabupaten Sigi, bahwa dalam melakukan

tugas dan fungsi sebagai abdi Negara harus sesuai dengan aturan yang

telah disepakati, prinsip administrasi yang benar terutama dalam

melayanimasyarakat.
73

Anda mungkin juga menyukai