Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN DAN PRAKTIK MANAJEMEN DALAM

PERBANKAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur
Mata kuliah: Manajemen Perbankan Syariah
Dosen Pengampu: Cecep Sudrajat, S. Pt, M. M.

Disusun oleh:

Deananda Nurkamila
Dena Permana

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


INSTITUT AGAMA ISLAM LATIFAH MUBAROKIYAH
SURYALAYA TASIKMALAYA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa memberi
kita nikmat iman dan sehat. Berkat rida-Nya, kami akhirnya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul Manajemen Dan Praktik Manajemen Dalam
Perbankan. Selawat serta salam tak lupa kami ucapkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW yang telah memperjuangkan umat manusia ke jalan yang benar
dan menjadi pelajaran bagi kita semua.

Terimakasih sedalam-dalamnya kami sampaikan kepada setiap pihak yang


telah memberikan arahan, bimbingan, dukungan, serta saran-saran, sehingga
penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi penulis maupun para
pembaca. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
penyusunan makalah yang lebih sempurna ke depannya.

Tasikmalaya, 6 Maret 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah manajemen banyak diadopsi oleh pihak dalam berbagai bidang
kehidupan, orang dengan mudah menganggap bahwa manajemen merupakan
suatu konsep yang sangat sederhana. Saat ini sangat mudah bagi setiap orang
merangkai kata manajemen dengan permasalahan yang harus di pecahkan. Ilmu
Manajemen timbul pada sekitar awal abad ke 20 di benua Eropa barat dan
Amerika. Di mana di negara-negara tersebut sedang dilanda revolusi yang dikenal
dengan nama revolusi industri. Yaitu perubahan-perubahan dalam pengelolaan
produksi yang efektif dan efisien. Hal ini dikarenakan masyarakat sudah semakin
maju dan kebutuhan manusia sudah semakin banyak dan beragam.
Manajemen syariah merupakan terobosan baru dalam perekonomian islam
dimana sesuai dengan kepribadian dan karakteristik bangsa Indonesia, sehingga
menuntut kemampuan yang harus dimiliki oleh manajer maupun anggota untuk
memahami betul aturan-aturan bekerja dalam agama islam dalam rangka
mencapai tujuan secara optimal serta dapat mengaplikasikan manajemen syariah
dengan baik di era globalisasi ini.
Diera globlasasi ini, Lembaga keuangan memiliki peranan yang sangat
penting dalam perekonomian suatu negara. Lembaga keuangan ini merupakan
semua perusahaan atau institusi keuangan yang kegiatan utamanya adalah
meminjamkan sejumlah uang yang disimpankan lembaga tersebut.
Lembaga bank ini harus memiliki beberapa konsep dasar yang menyertai
lalu lintas pelayanan manajemen pemasaran bank. Pemasaran bukan berarti hanya
terpaku pada kegiatan promosi dan penjualan saja. Jasa perbankan pada umumnya
memiliki tujuan yang sangat penting bagi kehidupan. Yaitu sebagai penyedia
mekanisme dan alat pembayaran yang efesien bagi nasabah dan menyediakan
uang tunai, tabungan, dan kartu kredit. Tanpa adanya penyediaan alat pembayaran
yang efesien ini, maka barang hanya dapat diperdagangkan dengan cara barter
yang memakan waktu. Selain itu, pencapaian pada tingkat kepuasan nasabah
dikaitkan dengan berbagai cara ataupun strategi yang dijalankan oleh pihak
lembaga keuangan perbankan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen?
2. Apa pengertian tqm, six sigma dan manajemen islam?
3. Bagaimana prinsip mendasar manajemen perbankan islam?
4.
5.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep manajemen.
2. Untuk mengenal tqm, six sigma dan manajemen islam.
3. Untuk mengetahui prinsip mendasar manajeman perbankan islam.
4.
5.
6.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen
Manajemen adalah sebuah proses untuk mengatur sesuatu yang dilakukan
oleh sekelompok orang atau organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut
dengan cara bekerja sama memanfaatkan sumber daya yang dimiliki.
Secara etimologi, kata manajemen diambil dari bahasa prancis kuno, yakni
“management” yang artinya adalah seni dalam mengatur dan melaksanakan.
Manajemen dapat juga didefenisikan sebagai upaya perencanaan,
pengkoordinasian, pengoraganisasian, dan pengontrolan sumber daya untuk
mencapai sasaran secara efisien dan efektif. Efektif dalam hal ini adalah untuk
mencapai tujuan sesuai perencanaan dan efisiensi untuk melaksanakan pekerjaan
dengan benar dan terorganisir.
Menurut George R. Terry, manajemen adalah sebuah proses yang khas yang
terdiri dari beberapa tindakan, perencanaan, pengorganisasian, menggerakan, dan
pengawasan..
Mary Parker Follet, manajemen adalah sebuah seni dalam menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain. Dengan kata lain, seorang manajer bertugas
mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan sebuah perusahaan.
Menurut Henry Fayol, manajemen adalah suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasiaan, dan pengawasan/kontrol terhadap sumber
daya yang ada agar mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Menurut Lawrence A. Appley, manajemen adalah sebuah keahlian yang
dimiliki seseorang atau organisasi untuk menggerakkan orang lain agar mau
melakukan sesuatu..1
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah
serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan,
mengembangkan segala upaya dalam mengatur dan mendayagunakan
mengendalikan dan sumber daya manusia, sarana dan prasarana untuk mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

1
Burhanudin Gesi, Rahmat Laan, Fauziyah Lamaya, Manajemen Dan Eksekutif, Jurnal
Manajemen Vol 3 No 2 (2019). h. 53-54
Menurut Terry dalam Nawawi (2011:54), ada empat fungsi manajemen
yang banyak dikenal masyarakat yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi
pengorganisasian (organizing), fungsi pengarahan (actuating), dan fungsi
pengendalian (controlling). Dibawah ini akan dijelaskan arti atau pengertian
masing-masing fungsi manajemen POAC (planning, organizing, actuating,
controlling):
a. Fungsi Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat
strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas
kerja organisasi.
b. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian merupakan pengumpulan kegiatan yang diperlukan,
yaitu menetapkan susunan organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi dari setiap
unit yang ada dalam organisasi, serta menetapkan kedudukan dan sifat
hubungan antara masing-masing unit tersebut.
c. Fungsi Pengarahan (Actuating)
Pengarahan yaitu usaha menggerakkan anggota-anggota organisasi atau
perusahaan sedemikian rupa sehingga mereka berkeinginan danberusaha
untuk mencapai sasaran dan tujuan perusahaan secara maksimal.
d. Fungsi Pengendalian (Controlling)
Pengendalian dapat diartikan sebagai proses penentuan apa yang dicapai,
pengukuran, dan koreksi terhadap aktivitas pelaksanaan dan bilamana perlu
mengambil tindakan korektif sehingga pelaksanaan dapat berjalan menurut
rencana.2
Tujuan Manajemen menurut Siswanto adalah sesuatu ingin yang
direalisasikan, yang menggambarkan cakupan tertentu dan menyarankan
pengarahan kepada seorang manajer.

2
Semuel Batlajery, Penerapan Fungsi-Fungsi Manajemen Pada Aparatur Pemerintah
Kampung Tambat Kabupaten Merauke, Jurnal Ilmu Ekonomi & Sosial, Vol.7, NO. 2 (2016). h.
140-141
Menurut Hasibuan manajemen terdiri dari enam unsur (6M) yaitu men,
money, method, materials, machines, dan market. Berikut penjelasannya: 3
a. Man (Manusia)
Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan.
Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses
untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada
dasarnya manusia adalah makhluk kerja.
b. Money (Uang)
Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang
merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan
dapat diukur dengan jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh
karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan
karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan
berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai
gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil
yang akan dicapai dari suatu organisasi.
c. Materials (Bahan-bahan)
Materi terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi.
Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang
ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi sebagai
salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidak dapat dipisahkan, tanpa
materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
d. Machines (Mesin)
Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin
akan membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar
serta menciptakan efesiensi kerja.
e. Methods (Metode)
Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata cara
kerja yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah metode dapat
dinyatakan sebagai penetapan pelaksanaan kerja suatu tugas dengan
memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-
3
Bagas Panglipur Akal Nowo, Pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan
pada pt. Rina mitra raharja Cabang cirendeu. Universitas Pamulang, Tangerang Selatan (2018)
fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha.
Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya
tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan
memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap
manusia itu sendiri.
f. Market (Pasar)
Memasarkan produk barang sudah tentu sangat penting, sebab bila barang
yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti.
Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh karena itu, penguasaan
pasar dalam arti menyebar hasil produksi merupakan faktor penentu didalam
perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus
sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.
B. TQM Six Sigma dan Manajemen Islam
1. TQM
TQM atau Total Quality Management merupakan pendekatan melakukan
bisnis atau usaha dengan cara memperbaiki secara terus-menerus kualitas
produk atau jasa maupun proses produksinya. Singkatnya, TQM adalah
pendekatan dengan mengutamakan kualitas atau mutu produk sebagai langkah
untuk meningkatkan tingkat kepuasan pelanggan.
Dasar pemikiran perlunya TQM sangatlah sederhana, yakni bahwa cara
terbaik agar dapat bersaing unggul dalam persaingan global adalah dengan
menghasilkan kualitas yang terbaik. Ada beberapa karakteristik yang dimiliki
oleh pendekatan TQM ini, yaitu fokus pada pelanggan, obsesi pada kualitas,
pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, teamwork, perbaikan sistem
secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, kebebasan yang
terkendali, kesatuan tujuan, adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.4

2. Six Sigma

4
Sri Rahmi, Total Quality Manajement Dalam Memajukan Pendidikan Islam.
INTELEKTUALITA - Volume 3, Nomor 1
Six Sigma adalah alat manajemen yang sangat terfokus terhadap
pengendalian kualitas dengan mendalami sistem produksi perusahaan secara
keseluruhan untuk menghilangkan cacat produksi.
Dalam perspektif statistik, sigma menunjuakan adanya penyimpangan
dalam suatu data. Six Sigma adalah cara untuk mengukur produksi suatu
perusahaan dengan jumlah cacat sama dengan nol. Six Sigma merupakan
penilaian yang menandakan “terbaik di kelasnya”, dengan hanya 3.4 cacat per
juta unit.
Dalam pendekatan Six Sigma ada beberapa tingkatan dengan hubungan
yang logaritmis, mulai dari satu sigma hingga enam sigma, dimana semakin
tinggi sigma akan semakin baik kualitas produknya. Misal, ketika adanya
kesalahan pengetikan, tiga sigma melakukan kesalahan pengetikan hingga 7,6
kata di setiap halaman, tapi empat sigma melakukan kesalahan pengetikan
hanya satu kata di setiap bab, sedangkan enam-sigma melakukan kesalahan
pengetikan sebanyak satu kata di setiap buku.
Six Sigma dalam perspektif metodologi adalah pendekatan masalah
dengan proses penyelesaian menggunakan fase DMAIC:
a. Define : Menentukan masalah
b. Measure : Mengukur tingkat kecacatan
c. Analyze : Menganalisis faktor-faktor penyebab kecacatan
d. Improve : Meningkatkan proses dan menghilangkan kecacatan
e. Control : Megontrol kinerja dan menjamin cacat tidak akan muncul5
Secara singkat, perbedaan antara TQM dan Six Sigma adalah bahwa TQM
hanya memberikan petunjuk secara umum, dalam kata lain TQM hanya
memberikan petunjuk filosofis untuk meningkatkan kualitas, tetapi sukar untuk
membuktikan keberhasilan pencapaian peningkatan kualitas.

Sedangkan Six Sigma memiliki tingkatan-tingkatan dengan angka yang


bisa menunjukkan berada di tingkat mana kualitas produksi saat ini, atau bisa
juga menjadi target bagi suatu perusahaan mengenai kualitas produk mereka.

5
Ibrahim , Djauhar Arifin, Anita Khairunnisa, Analisis Pengendalian Kualitas
Menggunakan Metode Six Sigma Dengan Tahapan DMAIC Untuk Mengurangi Jumlah Cacat
Pada Produk Vibrating Roller Compactor Di PT. Sakai Indonesia (2020). h. 20
Six Sigma lebih menekankan pada penggunaan alat untuk mencapai hasil yang
terukur.
3. Manajemen Islam
Dalam bukunya Didin Hafidhuddin dijelaskan bahwa manajemen syariah
adalah prilaku yang terkait dengan nilai-nilai keimanan dan ketauhidan,
struktur organisasi yang sesuai serta sistem yang baik yang bersumber dari Al
Qur’an dan sunnah Rosul. 6
Dapat disimpulkan bahwa manajemen dalam islam adalah aktivitas
menertibkan, mengatur dan berpikir yang mengandung nilai-nilai keimanan
dan ketauhidan, penataan suatu organisasi yang baik serta sistem yang sesuai
dengan Al Qur’an dan sunnah Rosul.
Mochtar Effendy, dalam Sobry Sutikno menjelaskan ada enam karakter
manajemen syariah, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Manajemen berdasarkan akhlak yang luhur
Akhlak mulia merupakan nilai fundamental dalam ajaran Islam, bahkan
kehadiran Islam yang dibawa Rasulullah adalah menyempurnakan akhlak
manusia. Untuk itu, para pemimpin atau manajer harus mengamalkan
akhlak mulia (jujur, adil, sabar, rendah hati, amanah serta saling
menghormati) dan penyelenggaraan manajemen dalam organisasi tentu saja
harus berpedoman kepada perilaku akhlakul karimah
b. Manajemen terbuka
Seorang manajer muslim yang menjalankan manajemen syariah adalah
orang yang memiliki sifat jujur dan terbuka setiap saat untuk diperiksa apa
yang dikerjakan untuk organisasi dalam rangka kebaikan anggota.
c. Manajemen yang demokratis
Dengan musyawarah, setiap karyawan akan merasa bertanggung jawab
dan memiliki komitmen dalam menjalankan keputusan bersama.
d. Manajemen berdasarkan ilmiah
Dalam Islam setiap pekerjaan harus dikerjakan dengan dasar
pengetahuan atau kebenaran. Oleh karena itu, aktivitas manajemen yang

6
Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik, Jakarta : Gema
Insani Press, hlm. 5.
dijalankan oleh pemimpin atau manajer haruslah mengamalkan prinsip
pengetahuan, tidak dengan asal-asalan.
e. Manajemen berdasarkan tolong menolong
Prinsip tolong-menolong atau kerjasama merupakan sunnatullah dan
hal ini sejalan dengan fitrah penciptaan manusia. Bahwa manusia
diciptakan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga
ada yang menjadi pemimpin dan ada yang menjadi anggota.
f. Manajemen berdasarkan perdamaian
Dalam ajaran islam seorang manajer harus mengamalkan dan
menciptakan suasana perdamaian dan keharmonisan, karena dengan
suasana seperti itu, berbagai usaha kegiatan akan dapat dijalankan dalam
mencapai tujuan yang diinginkan yaitu mencapai kebahagiaan hidup dunia
menuju kebahagiaan akhirat7
C. Prinsip Dasar Manajemen Syariah
Aktivitas dalam lembaga keuangan syariah perlu dirancang dan dijalankan
dengan manajemen yang baik yang mengandung nilai-nilai islami. Dalam
mengelola lembaga keuangan syariah yang baik diperlukan aplikasi konsep Good
Corporate Governance (GCG). Terdapat lima prinsip GCG yang dapat dijadikan
pedoman bagi para pelaku bisnis yaitu Transparency, Accountability,
Responsibility, Independency dan Fairness yang biasanya diakronimkan menjadi
TARIF.
a. Transparency (keterbukaan informasi)
Secara sederhana bisa diartikan sebagai keterbukaan informasi. Dalam
mewujudkan prinsip ini, lembaga keuangan dituntut untuk menyediakan
informasi yang cukup, akurat, tepat waktu kepada segenap stakeholders-nya.

b. Accountability (akuntabilitas)
Yang dimaksud dengan akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur,
sistem dan pertanggung jawaban elemen lembaga keuangan. Apabila prinsip
ini diterapkan secara efektif, maka akan ada kejelasan akanmfungsi, hak,
7
Nurul Khamidah, Analisis Sistem Manajemen Syariah Pada Bank Syariah Mandiri KC
Banyumas Semarang, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang (2017). h. 19-20.
kewajiban dan wewenang serta tanggungmjawab antara manajer dan
karyawan.
c. Responsibility (pertanggungjawaban)
Bentuk pertanggung jawaban lembaga keuangan adalah kepatuhan
lembaga keuangan terhadap peraturan yang berlaku, diantaranya: masalah
pajak, hubungan kelembagaan, kesehatan dan keselamatan kerja,
perlindungan lingkungan hidup, memelihara lingkungan bisnis yang kondusif
bersama masyarakat dan sebagainya. Dengan menerapkan prinsip ini,
diharapkan akan menyadarkan lembaga keuangan bahwa dalam kegiatan
operasionalnya, lembaga keuangan juga mempunyai peran untuk bertanggung
jawab kepada stakeholdernya.
d. Independency (kemandirian)
Intinya, prinsip ini mensyaratkan agar perusahaan dikelola secara
professional tanpa ada benturan kepentingan dan tanpa tekanan atau
intervensi dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
e. Fairness (kesetaraan dan kewajaran)
Prinsip ini menuntut adanya perlakuan yang adil dalam memenuhi hak
stakeholder sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Diharapkan
fairness dapat menjadi faktor pendorong yang dapat memonitor dan
memberikan jaminan pelakunya yang adil diantara beragam kepentingan
dalam perusahaan.
Menurut T. Hani Handoko menjelaskan bahwa, prinsip GCG bersumber dari
kemampuan organisasi dalam mengaplikasikan prinsip-prinsip dan kaidah sistem
kendali manajemen (management control system) yang baik dan benar serta
berkaitan dengan standard operasional procedures (SOP) operasi yang didesain
dan digunakan secara tepat dan benar pula.
Dengan menjalankan Good Corporate Governance (GCG) yang baik
merupakan cerminan bahwa manajemen suatu lembaga keuangan/organisasi telah
mampu mendesain dan menerapkan sistem governance yang professional dan
proporsional.8

8
Ibid, 22-24.

Anda mungkin juga menyukai