Anda di halaman 1dari 13

Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation --- Volume 1, Nomor 2, Oktober 2018

ANALISA TERHADAP PENGEMBANGANGAN OBYEK WISATA DI


MATA MAHASISWA LUAR JAWA SEBAGAI WISATAWAN DI
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Wisnu Hadi

Jurusan Perhotelan Universitas Bina Sarana Informatika


wisnu.wsh@bsi.ac.id

ABSTRAK
Pengembangan pariwisata di wilayah Indonesia mempunyai tujuan untuk meningkatkan
pendapatan nasional dan daerah yang memiliki obyek wisata tersebut. Sebagai destinasi
wisata Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta selalu menjadi wilayah selalu menjadi tujuhan
wisatawan domestik dan internasional sehingga pertumbuhan wisatawan setiap tahun
meningkat seiring dengan munculnya obyek wisata baru sehingga menjadi alternatif
kunjungan setelah obyek wisata sudah ada. Sebagai kota pendidikan Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta mempunyai potensi mahasiswa dan pelajar yang belajar di wilayah ini
sebagai wisatawan yang selalu menggunakan waktunya untuk berkunjung sebagai wisatawan
ke berbagai obyek wisata yang dimiliki provinsi ini. Dalam penelitian yang bersifat deskriptif
kualitatif ini peneliti ingin mengetahui penilaian dari mahasiswa yang belajar di Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta tentang pengembangan wisata di berbagai obyek wisata di
wilayah ini yang mereka telah kunjungi. Mahasiswa luar jawa sebagai obyek penelitian
menilai bahwa pengembangan wisata sudah dinyatakan baik hal ini dikaitkan dengan
pelayanan dan kepuasaan selama mengunjungi obyek wisata di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Aspek sarana-prasarana yang ada di obyek wisata dinilai sudah baik, kemudian
aspek rasa aman dan nyaman juga dinyatakan memuaskan ditunjang dengan harga makanan,
tiket masuk, souvenir juga dijawab memuaskan. Mahasiswa luar jawa sebagai wisatawan
menyatakan sangat berkesan dan ini menjadi pengalaman positif baginya dan akan diceritakan
kepada orang lain sehingga menjadi referensi untuk kembali berkunjung ke obyek wisata di
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

ABSTRACT
Development of tourism in the territory of Indonesia has a purpose to increase national and
regional income that has these tourism objects. As a tourist destination in Yogyakarta Special
Region has always been a region always a destination for domestic and international tourists
so that the growth of tourists every year increases along with the emergence of new tourism
objects so that it becomes an alternative visit after the tourism object already exists. As a city
of education, the Special Region of Yogyakarta Province has the potential of students and
students studying in this region as tourists who always use their time to visit as tourists to
various tourism objects owned by the province. In this descriptive qualitative research
researchers want to know the assessment of students who study in Yogyakarta Special Region
Province about the development of tourism in various tourist attractions in this region that
they have visited. Students outside Java as the object of the study considered that the
development of tourism had been declared good. This was related to service and satisfaction
while visiting tourism objects in the Special Province of Yogyakarta. Aspects of existing
facilities in tourism objects are considered to be good, then aspects of security and comfort
are also satisfactorily supported by satisfying food prices, entrance tickets, souvenirs.

70
Wisnu Hadi: Analisa Terhadap Pengembangangan Obyek Wisata di Mata Mahasiswa Luar
Jawa Sebagai Wisatawan di Daerah Istimewa Yogyakarta

Students outside Java as tourists said it was very impressive and this became a positive
experience for him and will be told to others so that it becomes a reference for returning to
visit attractions in the Special Province of Yogyakarta.

PENDAHULUAN menimba ilmu di kota pendidikan sekaligus


Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai daerah kota Budaya yaiyu Yogyakarta.
tujuan wisata setelah kedua sebelum Pulau Obyek wisata di Yogyakarta sangatlah
Bali memiliki banyak destinasi wisata yang lengkap dari wisata alam pegunungan,
sangat popular secara nasional dan gunung api sampai wisata pantai yang
internasional. Era industri 4.0 ditandai membentang dari ujung barat Kabupaten
dengan strategi-strategi dari masing-masing Kulon Progo sampai timur di Kabupaten
daerah untuk mengenalkan obyek wisata Gunung Kidul. Wisata pendidikan dan
agar banyak dikunjungi wisatawan sejarah seperti keraton dan museum
khususnya wisatawan asing. Mereka menjadikan kota Yogyakarat sangat cocok
berlomba-lomba menawarkan keunggulan untuk wisata pendidikan dan sejarah.Setiap
masing-masing obyek wisata yang ada hari banyak informasi tentang obyek wisata
didaerahnya. baru terutama wisata alam menjadikan
Sebagai kota budaya dan kota pendidikan, referensi untuk berwisata semakin
Provinsi Yogyakarta selalu menjadi tujuan bertambah.
para pelajar untuk menimba ilmu di kota Keberhasilan pengelolaan wisata tidak hanya
yang mempunyai tempat bersejarah tergantung pada pemerintah daerah atau
sehingga menjadikan Yogyakarta sebagai propinsi, kabupaten/kota sampai desa namun
kota perjuangan dimasa revolusi masyarakatnya juga harus sadar bahwa
kemerdekaan Indonesia saat itu. Pemerintah pengembangan wisata yang dimilikinya juga
pusat dalam hal ini Kementerian Pariwisata dikelola bersama-sama. Kelompok sadhar
menjadikan Yogyakarta dengan berbagai wisata banyak tumbuh dan berkembang
obyek wisata yang ada sebagai bagian seiring dengan obyek wisata semakin
Kawasan Strategis Pariwsata Nasional banyak wisatawan yang berkunjung ke
(KSPN) dimana obyek-obyek wisata daerahnya. Kesan dan pesan dari wisatawan
meliputi Candi Borobudur, Candi baik wisata daerah, nasional dan
Prambanan dan Ratu Boko dan Keraton internasional setelah berkunjung menjadikan
Yogyakarta sehingga perlu dikembangkan penilaiaan tentang kepuasaan wisatawan
serta dipasarkan untuk menarik devisa terhadap faktor-faktor yang ada di obyek
negara nasional maupun daerah. wisata tersebut.
Strategi pemasaran selalu dilakukan oleh Seperti penilaiaan terhadap obyek wisata di
stakeholder yang ada di Yogyakarta dalam Yogyakara yang sudah dikunjungi para
hal ini pemerintah, masyarakat dan swasta, mahasiswa dari luar Yogyakarta khususnya
mereka selalu melakukan usaha untuk luar pulau Jawa menilai kesan dan pesan
mengenalkan obyek wisata yang ada dari factor-faktor yang menarik mereka
didaerah masin-masing. Peran media berkunjung di obyek wisata tersebut. Kesan
elektronik seperti internet sangat dan pesan tersebut menarik untuk dianalisis
memudahkan untuk mengenalkan obyek sebagai penelitian terhadap pengembangan
wisata yang selama ini belum terakses secara wisata yang ada di wilayah Yogyakarta.
nasional pelan-pelan menjadi terkenal secara Mahasiswa luar Yogyakarta menjadikan
nasional dan internasional. Faktor inilah obyek penelitian untuk menilai keadaan atau
yang menjadikan banyak pelajar dari luar kondisi wisata masing-masing tempat yang
Yogyakarta khususnya luar pulau Jawa ingin pernah dikunjungi.

71
Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation --- Volume 1, Nomor 2, Oktober 2018

LANDASAN TEORI kerabat atau rekan kerja, teman dan


Pariwisata lainnya.
Pariwisata jika diterjemahkan ke dalam 2. Keinginan Untuk Mendapatkan
berbagai bahasa didunia secara pengertian a. Kepuasaan batin (beristirahat,
sempit yaitu: “Perjalanan yang dilakukan mendapat pengalaman menarik)
bukan untuk komersil, tetapi untuk istirahat, b. Kepuasaan sosial (interaksi sosial yang
kesehatan, pemuasan hasrat mengetahui lebih baik, menambah teman)
tempat-tempat dan rakyat asing”. Dengan demikian seorang wisatawan
Sedangkan menurut Undang-undang memiliki motivasi berbeda-beda
Pemerintah Nomor 10 Tahun 2009 tentang (misalnya, ingin beristirahat dan
Kepariwisataan, bahwa pengertian beraktivitas disaat yang sama).
pariwisata adalah berbagai macam kegiatan Sehingga wisatawan dapat saja ingin
wisata dan didukung berbagai fasilitas serta melakukan berbagai macam kegiatan
layanan yang disediakan oleh masyarakat, di satu tempat saja.
pengusaha, pemerintah dan Pemerintah Potensi Wisata
Daerah. Sebuah potensi wisata akan menjadi daya
Menurut E.Guyer yang dikutip oleh tarik wisata, menurut Gamal Suwantoro
Pendit (1986) beliau merumuskan Pariwisata (1997) bahwa daya tarik wisata merupakan
sebagai arti modern bahwa Pariwisata adalah potensi yang menjadi pendorong kehadiran
gejala jaman sekarang, yang didasarkan atas wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata.
kebutuhan dan kesehatan dan pergantian Suatu daerah wisata agar menjadi daerah
hawa, penilaian yang sadar dan menumbuh tujuan wisata perlu dirancang secara
terhadap keindahaan alam, kesenangan dan professional sehingga menjadi potensi
kenikamatan alam semesta dan pada wisata yang prospeknya kedepan dapat
khususnya disebabkan oleh bertambahnya berkembang lebih maju dan besar. Obyek
pergaulan berbagai bangsa dan kelas dalam wisata akan menjadi daya tarik wisata
masyarakat manusia sebagai hasil apabila ada sumberdaya yang menimbulkan
perkembangan perniagaan, industri dan rasa senang, indah, nyaman dan bersih.
perdagangan serta penyempurnaan alat-alat Selain itu harus ada sarana-prasarana
pengangkutan. penunjang untuk melayani para wisayawan
Motivasi Wisata yang hadir serta mempunyai daya tarik
Motivasi atau dorongan dalam berwisata tinggi karena keindahaan alam berupa
dapat dikatakan sebagai keinginan untuk pegunungan, sungai, pantai, hutan adanya
melepaskan diri sehingga menjadi ciri khusus atau spesifikasi yang bersifat
pendorong untuk membuat orang melakukan langka, memiliki nilai khusus dalam bentuk
perjalanan di lingkungan baru. Menurut Iso atraksi kesenian, upacara dapat dan nilai
Ahola dalam Burton (1995) yang luhur yang terkandung dalam suatu obyek
merangkum pendapatnya bahwa pariwisata wisata.
merupakan kegiatan untuk melepaskan diri Obyek wisata
dari keadaan-keadaan sekitar dan keinginan Pengertian objek dan daya tarik wisata
untuk mencapai hal-hal tertentu seperti : menurut undang-undang Kepariwisataan
1. Keinginan Untuk Melepaskan Diri Nomor 9 Tahun 1990, yaitu Objek dan daya
Adapun kegiatan-kegiatannya untuk tarik wisata terdiri atas :
melepaskan diri meliputi : 1. Objek dan daya tarik wisata ciptaan
a. Dari lingkungan pribadi (masalah Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud
pribadi, kegagalan) keadaan alam, serta flora dan fauna.
b. Dari lingkungan antar manusia 2. Objek dan daya tarik wisata hasil karya
(sosial). Misalnya, hubungan dengan manusia yang berwujud museum,
peninggalan purbakala, peninggalan
72
Wisnu Hadi: Analisa Terhadap Pengembangangan Obyek Wisata di Mata Mahasiswa Luar
Jawa Sebagai Wisatawan di Daerah Istimewa Yogyakarta

sejarah, seni budaya, wisata agro, wisata dikembangkan sehingga potensi yang ada
tirta, wisata buru, wisata petualangan dapat digali sehingga pendapat daerahnya
alam, taman rekreasi, dan tempat hiburan. dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Dalam bukunya Marpaung (2002, hlm. warganya. Strategi pengembangan sangat
78) objek wisata adalah suatu bentukan atau diperlukan agar destinasi wisata dapat
aktivitas yang berhubungan, yang dapat menjadi lebih besar dan maju.
menarik minat wisatawan atau pengunjung Menurut Rangkuti (2003, hlm. 3),
untuk dapat datang kesuatu tempat/daerah menjelaskan tentang strategi pengembangan
tertentu. Selain itu Marpaung juga bahwa strategi merupakan kegiatan
menerangkan bahwa terdapat dua kategori perusahaan untuk mencari kesesuaian antara
objek wisata, yaitu : kekuatan-kekuatan internal perusahaan dan
1. Objek wisata alam kekuatan-kekuatan eksternal (peluang dan
2. Objek wisata sosial budaya ancaman) suatu pasar. Adapun kegiatannya
Pengertian Industri Pariwisata meliputi pengamatan secara hati-hati
Pariwisata bagi suatu negara telah terhadap persaingan, peraturan tingkat
menjadi industri yang menjadi andalan inflasi, siklus bisnis, keunggulan, dan
untuk pemasukkan pendapat negaranya harapan konsumen serta faktor-faktor lain
sehingga pemerintah menjadi pariwisata yang dapat mengidentifikasi peluang dan
sebagai bidang dalam prioritas ancaman.
pembangunannya Sedangkan menurut Yoeti (2005, hlm.
Setiap orang mendengar kata industri, 22) menyatakan bahwa dalam perencanaan
persepsi dari kebanyakan orang adalah suatu strategis suatu daerah tujuan wisata
bangunan pabrik dengan segala dilakukan analisis lingkungan dan analisis
perlengkapannya yang mempunyai cerobong sumber daya. Dengan demikina tujuan
asap dengan menggunakan mesin dan proses analisis ini tidak lain adalah untuk
produksinya. Demikianlah gambaran mengetahui dan menidentifikasi sumber
industri pada umumnya, tetapi industri daya utama, terutama mengenai kekuatan
pariwisata jauh berbeda dengan itu (Yoeti, (strength) dan kelemahan (weakness)
1996, hlm. 1). organisasi atau lembaga yang bertanggung
Pengertian dari industri pariwisata adalah jawab terhadap pengembangan pariwisata di
kumpulan usaha pariwisata yang saling daerah tujuan wisata tersebut.
terkait dalam menghasilkan barang / dan jasa
bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan pada METODE
penyelenggara pariwisata (Ismayanti, 2010, Penelitian masalah analisis penilaiaan
hlm. 19). Industri pariwisata dalam pengembangan obyek wisata dari
kumpulan dari berbagai macam perusahaan mahasiswa luar Jawa terhadap obyek wisata
yang secara bersama–sama menghasilkan yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta
barang dan jasa (goods and service) yang peneliti menggunakan metode diskriptif
dibutuhkan oleh wisatawan traveller pada kualitatif. Metode ini digunakan untuk
umumnya selama mereka melakukan mengetahui gambaran atau lukisan secara
perjalanan dari tempat asal ke tempat asal ke sistematis dan akurat mengenai fakta-fakta,
arah tujuannya. Industri pariwisata sifat-sifat serta hubungan antar fenomena
merupakan kegiatan bisnis yang yang diselidiki.
berhubungan langsung dengan kegiatan Sedangkan untuk analisa data peneliti
wisata sehingga tanpa keberadannya, menggunakan analisis disktiptif kualitatif
pariwisata tidak dapat berjalan dengan baik. yaitu dengan memberikan ulasan atau
interpretasi terhadap data yang diperoleh
Strategi Pengembangan Wisata sehingga menjadi lebih jelas dan bermakna
Suatu obyek wisata menjadi destinasi dengan sekedar angka-angka.
wisata yang selalu menarik maka perlu
73
Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation --- Volume 1, Nomor 2, Oktober 2018

Sedangkan teknik pengumpulan data dari dari data yang telah terkumpul kemudian
sumber data primer dan sekunder dimana dilakukan penarikan kesimpulan. Untuk
data primer adalah informasi yang diperoleh analisa data peneliti menggunakan metode
dari sumber-sumber primer yaitu yang asli, statistik deskriptif yang berbentuk tabel-
informasi dari tangan pertama atau tabel frekuensi. Data kualitatif dan
responden (Wardiyanta, 2006, hlm. 28). kuantitatif yang terkumpul ditabulasi,
Penggunaan data sekunder ini dapat diklasifikasi, diolah dan dianalisis kemudian
menguntungkan bagi penulis karena dapat diinterpretasikan untuk menentukan
menghemat waktu, tenaga dan dana. kesimpulan dari pengembangan obyek
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang wisata di wilayah Yogyakarta.
mendekati kebenaran maka digunakan
instrumen sebagai berikut: HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Wawancara langsung Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Metode wawancara adalah proses tanya memiliki keistimewaan dibandingkan
jawab dalam penelitian yang berlangsung provinsi yang lain dimana berdasarkan
secara lisan. Penulis melakukan wawancara bentang alam, wilayah Yogyakarta di
terhadap sejumlah mahasiswa yang telah kelompokkan menjadi empat satuan
satu tahun belajar atau kuliah di Yogyakarta fisiografi, yaitu satuan fisiografi Gunung
dan pernah berkunjung berbagai obyek Merapi, satuan fisiografi pegunungan selatan
wisata di wilayah Yogyakarta. atau pegunungan seribu, satuan fisiografi
pegunungan Kulon Progo dan satuan
2. Kuesioner fisiografi dataran rendah. Luas wilayah
Kuesioner merupakan alat pengumpulan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
data dengan membuat daftar pertanyaan adalah 3.185,80 km persegi meski luas
yang diisi oleh wisatawan yang mayoritas wilayah kecil namun potensi daerah yang
adalah mahasiswa yang telah berkunjung di ada didalamnya sangat besar. Dengan
berbagai obyek wisata di wilayah potensi wisata alam berupa gunung dan
Yogyakarta. lautan sangat menarik wisatawan dari dalam
3. Studi Pustaka dan luar Yogyakarta.
Studi Pustaka dilakukan untuk mencari Secara georafis, DIY diuntungkan
dan mendapatkan data-data yang bersifat dengan jarak lokasi wisata obyek wisata
teoritis dan berhubungan dengan penelitian yang mudah dijangkau oleh wisatawan
yang sedang dilakukan. Dengan mempelajari menggunakan sarana kendaraan bermotor.
literatur-literatur, dan sumber-sumber Selain itu Yogyakarta mempunyai banyak
lainnya dari internet yang berhubungan wisata minat-minat khusus yang ditawarkan
dengan penelitian. Pengumpulan data kepada wisatawan seperti wisata alam dan
kepustakaan dilakukan terhadap data dan wisata petualangan. Yogyakarta di ujung
informasi dalam bentuk buku, laporan hasil utara disuguhhi panorama Gunung Merapi
penelitian dan sumber lainnya. dengan ketinggian 9738 kaki dan masih aktif
Penelitian dilakukan kepada mahasiswa di dunia ini. Kemudian disisi selatan
yang kuliah di Yogyakarta dengan wisatawan dapat menyaksikan bentangan
menyebarkan angket di kampus atau laut selatan yang mempunyai panorama
perguruan tinggi mereka belajar untuk yang indah tidak duanya. Kemudian sisi
mengisi angket yang telah disediakan oleh timur Yogyakarta mempunyai potensi candi-
peneliti. Penelitian dilakukan selama 1 candi yang masih terpelihara dengan baik
Minggu pada Bulan Juli 2018 dan menjadi saksi sejarah peradaban budaya
Analisis data yang digunakan dalam pada jaman Mataram Hindu. Kompleks
penelitian ini adalah analisis deskriptif, candi Prambanan dan Ratu Boko sangat
kualitatif yang pengujiannya bertitik tolak

74
Wisnu Hadi: Analisa Terhadap Pengembangangan Obyek Wisata di Mata Mahasiswa Luar
Jawa Sebagai Wisatawan di Daerah Istimewa Yogyakarta

menarik wisatawan daerah dan nasional data sejumlah responden diatas maka dapat
serta internasional. dianalisis sebagai berikut :
Sejak tahun 2008 Provinsi Daerah Tabel 1. Data Karakteristik Mahasiswa
Istimewa Yogyakarta dicanangkan sebagai Keterangan Keterangan Frekuensi Persentase
kota Pariwisata berbasis budaya dimana Jenis Perempuan 41 91,1%
pengembangan pariwisata disesuaikan Kelamin Laki-Laki 4 8,8%
dengan potensi yang ada dan berpusat pada Total 45 100%
budaya yang selaras dengan sejarah dan Usia 18 Tahun 8 17,7%
budaya Keraton Yogyakarta Hadiningrat. 19 Tahun 29 64,4%
Pemerintah Yogyakarta telah melakukan 20 Tahun 7 15,5%
22 Tahun 1 2,2%
rencana untuk mendukung pelaksanaan
Total 45 100%
program ini dari pengembangan dan
peningkatan kuanitas serta kualitas fasilitas, Melihat tabel 1 bahwa responden
memperbanyak event-event wisata, seni dan sebagai wisatawan yang berkunjung di
budaya, sampai ke optimalisasi pemasaran beberapa obyek wisata di wilayah Daerah
program. Istimewa Yogyakarta rata-rata berusia 18
Potensi wisata yang dimiliki Provinsi tahun sebanyak 17,7% dan berusia 19 tahun
Yogyakarta menjadi daya tarik para pelajar sebanyak 64,4% dengan demikian usia
atau siswa yang ingin belajar di Yogyakarta tersebut maka usia anak-anak kuliah.
sehingga predikat kota Pendidikan melekat Kemudian mayoritas yang berkunjung
di kota ini. Jumlah mahasiswa yang dibeberapa obyek wisata tersebut merupakan
berjumlah ribuan tentu menjadi potensi wisatawan berjenis kelamin perempuan yaitu
wisatawan daerah yang dapat mengunjungi sebanyak 91,1% dari responden yang diteliti
daerah-daerah wisata di seluruh wilayah dan hanya 8,8% yang berjenis kelamin laki-
Yogyakarta. Inilah yang perlu dikelola laki.
dengan sebaik-baiknya agar mereka menjadi Dengan demikian mayoritas
orang bisa menjadi pemasar atau marketing wisatawan yang berkunjung di obyek wisata
ke saudara, teman-teman tempat daerah asal di wilayah Yogyakarta adalah mahasiswa
mereka kuliah/belajar. yang sedang menjalani pendidikan atau
1. Data Identitas Pengunjung Wisata di belajar di kampus di wilayah Yogyakarta.
Yogyakarta Jenis kelamin perempuan adalah responden
Penelitian yang melibatkan yang paling banyak.
mahasiswa/wi yang sedang studi di Tabel 2. Data Asal Daerah Mahasiswa
perguruan tinggi di wilayah Yogyakarta No Provinsi Frekuensi Persentase
sebagai responden untuk mengetahui analisis 1 Nusa Tenggara
8 17,7%
penilaian terhadap sejumlah obyek wisata Barat
2 Sulawesi Tengah 6 13,3%
saat atau pernah mereka kunjungi. Analisis
3 Sulawesi Selatan 5 11,1%
ini dapat mengetahui penilaian kualitas dan 4 Kalimantan Barat 7 15,5%
kuantitas obyek wisata yang ada di wilayah 5 Kalimantan Utara 1 2,2%
Yogyakarta yang telah dikembangkan oleh 6 Kalimantan
stakeholder yang ada di Yogyakarta 6 13,3%
Tengah
kemudian dinilai mereka sehingga respon 7 Riau 3 6,6%
kepuasaan pengunjung dapat diketahui. 8 Sumatera Barat 4 8,8%
Sampel penelitian dalam penelitian 9 Sulawesi Selatan 4 8,8%
yang bersifat analisis ini berjumlah 45 10 Maluku 1 2,2%
mahasiswa sebagai responden dimana Total 45 100%
mereka berasal dari berbagai daerah Sebagai obyek wisata yang bersifat
khususnya dari luar Yogyakarta. Dengan alam dan budaya membuat Provinsi
Yogyakarta banyak menjadi tujuan

75
Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation --- Volume 1, Nomor 2, Oktober 2018

wisatawan luar daerah dan menjadikan No Obyek Wisata Frekuensi Persentase


wilayah ini sebagai tempat untuk menimba Kragilan
ilmu karena kualitas pendidikan sudah 30 Sindupark 1 2,2%
diakui oleh masyarakat. Melihat tabel diatas 31 Keraton 1 2,2%
32 Imogiri 1 2,2%
bahwa obyel wisata yang dikunjungi oleh
33 Alun-alun Utara 1 2,2%
wisatawan yang berlatar belakang 34 Pantai depol 1 2,2%
mahasiswa yang kuliah di Yogyakarta 35 Gua Selarong 2 4,4%
kebanyakan dari daerah Nusa Tenggara 36 Hutang Pinus
Barat sebanyak 17,7 % saat dilakukan 2 4,4%
Pangger
penelitian. Data 15,5% wisatawan dari
Obyek wisata yang menjadi favorit
Kalimantan Barat serta 13,3% dari
para mahasiswa yang sedang berkuliah di
Kalimantan Tengah dan Sulawesi Tengah.
Yogyakarta adalah wisata alam dan wisata
Dengan demikian mahasiswa yang berasal
belanja serta wisata pedestrian. Dalam data
dari luar Jawa yang sedang berkuliah di
tersebut Pantai Parangtritis di Kabupaten
Yogyakarta merupakan potensi orang yang
Bantul masih menjadi incaran wisatawan
berwisata diberbagai obyek wisata di
untuk berkujung adapun datanya sebanyak
wilayah Yogyakarta.
40%. Kemudian kawasan malioboro juga
Tabel 3. Data Tentang Obyek Wisata menjadi faviorit mahasiswa sebagai
yang Pernah Dikunjungi wisatawan belanja dan kulineri yaitu
No Obyek Wisata Frekuensi Persentase sebanyak 37,7%. Dari data tersebut wajar
1 Candi Prambanan 9 20% kalau obyek wisata alam seperti laut masih
2 Hutan Pinus
Mangunan
16 35% menjadi favorit wisatawan untuk
3 Taman Sari 3 6,6% berkunjung. Letak Pantai Parangtritis yang
4 Gua Jepang 1 2,2% tidak jauh dari kota Yogyakarta ditunjang
5 Pantai Cemara 1 2,2% fasilitas jalan beserta aksesnya yang mudah
6 Pantai Indrayanti 3 6,6% dijangkau wajarlah menjadi obyek wisata
7 Kalibiru 1 2,2% yang selalu dikunjungi.
8 Waterpark Kawasan Malioboro juga masih
(Jogya Bay dan 1 2,2% menjadi tempat berkunjung mahasiswa
Balong)
sebagai wisatawan yang ingin jalan-jalan
9 Pantai Kukup 4 8,8%
10 Bukit Bintang 1 2,2%
atau berbelanja serta kulineri karena akses
11 Sungai Mudal 1 2,2% menuju relative dekat dengan tempat tinggal
12 Pantai Jengwok 1 2,2% atau pondokkan sekitar kampus mereka
13 Bukit Muju 1 2,2% sedang belajar di Yogyakarta.
14 Pantai Sepanjang 2 4,4% Kawasan wisata alam yang baru dan
15 Pantai Drini 2 4,4% masih bersih serta sejuk adalah wisata alam
16 Malioboro 17 37,7% Hutan Pinus Mangunan di Kecamatan
17 Tugu 2 4,4% Dlingo Kabupaten Bantul; Kawasan yang
18 Pantai Parangtritis 18 40% ada didaerah pegunungan seribu itu menjadi
19 Candi Sambisari 1 2,2%
favorit mahasiswa sebagai wisatawan yang
20 Candi Ijo 1 2,2%
21 Tebing Bresit 1 2,2%
senang dengan kawasan alam yang sejuk dan
22 Kaliadem 2 4,4% dingin. Data dari tabel 3 diatas bahwa
23 Blue Lagoo n 1 2,2% sebanyak 35% wisatawan yang telah
24 Alun-alun Selatan 1 2,2% berkunjung ditempat tersebut. Meski
25 Merapi park 2 4,4% dikawasan kecamatan Dlingo banyak obyek
26 Gumuk Pasir 2 4,4% wisata alam seperti kebun buah mangunan
27 Pantai Sundak 1 2,2% serta hutan pinus pager namun hutan pinus
28 Pantai Baron 2 4,4% Mangunana tetap menjadi favorit
29 Hutan Pinus 2 4,4% mahasiswa untuk berkunjung. Hal ini
76
Wisnu Hadi: Analisa Terhadap Pengembangangan Obyek Wisata di Mata Mahasiswa Luar
Jawa Sebagai Wisatawan di Daerah Istimewa Yogyakarta

dikarenakan akses jalan yang mudah serta Tabel 6. Data Tentang Kepuasaan
tidak jauh dari kampus mereka belajar. Terhadap Pemandangan Alam pada
Tabel 4. Data Tentang Sumber Informasi Obyek Wisata Dikunjungi
dari Obyek Wisata No Keterangan Frekuensi Persentase
No Asal Informasi Frekuensi Persentase 1 Ya Memuaskan 33 73,3%
1 Internet 22 48% Tidak
2 9 20,0%
Memuaskan
2 Teman 18 40%
3 Ragu-ragu 2 4,4%
3 Saudara 3 6,6%
Total 45 100%%
4 Masyarakat 1 2,2%
5 Kampus 1 2,2% Untuk data kepuasaan terhadap obyek
6 Ibu Kost 1 2,2% wisata terutama obyek wisata alam seperti
7 Asal Sekolah 1 2,2% pegunungan, pantai dan candi dinyatakan
Para mahasiswa yang berkunjung ke bahwa hampir 73% menyatakan puas
obyek wisata di Yogyakarta mendapat dengan keindahaan alam dilokasi obyek
informasi dari internet hal ini didapat dari wisata yang mereka kunjungi. Obyek wisata
48% responden mengatakan bahwa media hutan mangunan misalnya bahwa wisatawan
sosial dan internet sebagai sumber informasi senang dengan alamnya yang masih alami
dari obyek wisata yang akan dikunjungi. dan banyak spot untuk digunakan berfoto
Faktor teman atau sahabat juga menjadi ria. Kemudian pantai Parangtritis dan pantai
pengaruh orang untuk berkunjung ke suatu selatan lainnya juga dinilai alamnya masih
obyek wisata. Pada penelitian ini responden indah untuk dikunjunngi. Adapun data yang
dikalangan mahasiswa mengatakan bahwa menyatakan tidak puas dengan alam
40% wisatawan yang berkunjung di obyek pemandangannya hanya 20% hal ini
wisata di wilayah Yogyakarta dikarenakan mungkin obyek wisata yang dikunjungi
karena informasi teman yang telah suasananya sudah tidak alammi karena
berkunjung ke suatu obyek wisata tersebut. banyak pedagang atau gersang dan lain-lain.
Tabel 5. Data Tentang Frekuensi untuk Tabel 7. Data Tentang Kepuasaan Ada
Berkunjung Obyek Wisata dan Tidaknya Souvenir/Merchandise yang
No Keterangan Frekuensi Persentase Tersedia pada Obyek Wisata yang
1 1 19 42,2% Dikunjungi
2 2 7 15,5% No Keterangan Frekuensi Persentase
3 3 8 17,7% 1 Ya Memuaskan 39 86,6%
4 4 5 11,1% 2 Tidak
5 11,1%
5 5 1 2,2% Memuaskan
6 >5 1 2,2% 3 Ragu-ragu 0 100%
Total 45 100%%
Para mahasiswa yang melakukan
kunjungan ke obyek wisata di wilayah Setiap wisatawan apabila itu
Yogyakarta dihitung dalam jumlah mahasiswa yang berkunjung ke suatu obyek
kunjungan dinyatakan mereka baru pertama wisata pasti yang akan dicari adalah
kali berkunjung di suatu obyek wisata souvenir atau merchandise. Sebanyak 39%
tersebut. Hal ini diutarakan dari 19% mereka responden menyatakan bahwa souvenir yang
baru satu kali berkunjung. Kemudian ada ada di obyek wisata di wilayah Yogyakarta
17% menyatakan telah tiga kali berkunjung memuaskan artinya mereka mencari pernak-
serta 15% responden yang menyatakan dua pernik souvenir yang dibeli sebagai
kali berkunjung. Dengan demikian bahwa kenangan bahwa mereka telah berkunjung.
mahasiswa luar Yogyakarta yang menempuh Obyek wisata yang banyak souvenir
pendidikan di kota Yogyakarta hanya biasanya obyek wisata pantai. Responden
melakukan kunjungan ke obyek wisata rata- yang menyatakan tidak puas hanya 11,1%
rata 1-2 kali berkunjung. saja hal ini dikarenakan obyek wisata tidak

77
Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation --- Volume 1, Nomor 2, Oktober 2018

ada yang menjual souvenir. Hal ini mungkin jawa mengatakan puas dengan pelayanan
dikarenakan obyek wisata tersebut baru restaurant atau rumah makan hal dikatakan
dibuka atau belum dikenal dikalangan dari 75,5% dan hanya 8,8% yang
wisatawan seperti Hutan Pinus Kragilan atau menyatakan tidak puas mungkin
kalau pantai seperti pantai Jengwok atau dikarenakan faktor harga atau daftar menu
sepanjang di Kabupaten Gunung Kidul. makanan yang disajikan.
Tabel 8. Data Tentang Kepuasaan Tabel 10. Data Tentang Ketersediaan
Dengan Fasilitas yang Tersedia di Obyek Jalan Menuju Lokasi Obyek Wisata yang
Wisata Tersebut Mudah Ditempuh
Keterangan Fasiltas No Keterangan Frekuensi Persentase
No Frekuensi Persentase
di Obyek wisata 1 Ya Memuaskan 34 75,5%
1. Bangku Tempat Duduk 27 60% 2 Tidak Memuaskan 3 6,6%
2. Tempat Berbelanja 3 Ragu-ragu 7 15,5%
2 4,4%
Makanan Total 45 100%
3. Tempat Bermain Anak 1 2,2%
4. Tempat Parkir 7 15,5% Ketersediaan jalan menuju obyek
5. Spot Foto 3 6,6% wisata di wilayah Yogyakarta dinilai
6. Mushola 5 11,1% wisatwan sangat memuaskan hal ini yang
dikatakan oleh 75,5% responden. Hal ini
Sebuah obyek wisata akan dinilai baik disebabkan lokasi wisata yang relative dekat
jika ditunjang fasilitas yang lengkap untuk dengan kampus mereka belajar serta
memberi rasa nyaman bagi wisatawan. Pada pondokkan mereka tinggal. Untuk obyek
obyek wisata di wilayah Yogyakarta wisata alam yang jauh dan baru dibuka
beberapa fasilitas sudah dilengkapi untuk kadang dinilai tidak memuaskan menurut
memberi kenyaman wisatawan. Dalam 6,6% responden.
penelitian ini mahasiswa luar jawa memberi
penilaian untuk sarana-prasarana yang Tabel 11. Data Tentang Kualitas Jalan
mereka nilai baik sehingga memberi Menuju Lokasi Obyek Wisata yang
kenyamanan mereka seperti kepuasaan pada Dalam Kondisi Baik
tempat duduk atau bangku untuk santai No Keterangan Frekuensi Persentase
1 Ya Memuaskan 33 73,3%
menikmati pemandangan. Data respondeng
2 Tidak Memuaskan 3 6,6%
mengatakan ada 60% puas ada fasilitas 3 Ragu-ragu 8 17,7%
tempat duduk. Kemudian tempat parkir juga Total 45 100%
dinilai baik hal dikatakan 15,5% responden.
Tempat ibadah dinilai 11,1% responden juga Masalah kualitas jalan dikatakan
baik. Ketersediaan spot foto juga dinilai baik responden memuaskan 73,3% namun hanya
menurut 6,6% responden. 6,6% saja yang menyatakan tidak
memuaskan hal ini disebabkan obyek wisata
Tabel 9. Data Tentang Pernyataan alam yang masih baru dibuka dan jalannya
Kepuasan Dengan Pelayanan masih berbatu dan curam menuju lokasinya.
Restoran/Rumah Makan di Obyek Wisata
No Keterangan Frekuensi Persentase Tabel 12. Data Petunjuk Jalan yang
1 Ya Memuaskan 34 75,5% Tersedia Sepanjang Obyek Wisata
2 Tidak Memuaskan 4 8,8% No Keterangan Frekuensi Persentase
3 Ragu-ragu 7 15,5% 1 Ya Memuaskan 42 93,3%
Total 45 100% 2 Tidak Memuaskan 2 4,4%
3 Ragu-ragu 1 2,2%
Obyek wisata tanpa kulineri tidak Total 45 100%
lengkap, untuk itu obyek wisata di wilayah
Yogyakarta banyak sekali penawaran untuk Ketersediaan petunjuk jalan menuju
ketersediaan rumah makan atau kulineri. obyek wisata sangat berpengaruh terhadap
Wisatawan yang berasal dari mahasiswa luar kepuasaan wisatawan yang akan berkunjung

78
Wisnu Hadi: Analisa Terhadap Pengembangangan Obyek Wisata di Mata Mahasiswa Luar
Jawa Sebagai Wisatawan di Daerah Istimewa Yogyakarta

ke suatu obyek wisata di wilayah peneliti para mahasiswa yang menjadi


Yogyakarta. Wisatawan dari luar wisatawan daerah saat berkunjung ke suatu
Yogyakarta khususnya mahasiswa dari luar obyek wisata di wilayah Yogyakarta mereka
Jawa sangat berharap kepada pemerintah mengatakan merasa puas dengan faktor
propinsi dan kabupaten yang mempunyai kebersihan hal ini disampaikan oleh 75,5%
obyek wisata untuk selalu menyediakan responden. Sedangkan11,1% menyatakan
petunjuk informasi tempat obyek wisata tidak puas hal ini dikarenakan saat
khususnya petunjuk jalan menuju obyek wisatawan berkunjung disuatu obyek wisata
wisata. Dari tabel 12 bahwa wisatawan sarana prasarana kebersihan masih minim,
merasa puas tentang ketersediaan petunjuk biasanya di obyek wisata pantai.
jalan menuju obyek wisata hal ini menurut Tabel 15. Data Tentang Kepuasan
pernyataan 93,3% responden. Namun ada Dengan Keamanan Sekitar Obyek Wisata
4,4% yang merasa tidak puas, hal ini No Keterangan Frekuensi Persentase
dikarenakan ada obyek wisata baru seperti 1 Ya Memuaskan 39 86,6%
wisata alam pegunungan dan pantai. Dan 2 Tidak Memuaskan 1 2,2%
obyek wisata tersebut yang membuka 3 Ragu-ragu 5 11,1%
warga yang ada diobyek wisata tersebut dan Total 45 100%
petunjuk jalannya masih sederhana sehingga Banyak tidaknya wisatawan
membingungkan wisatawan yang akan berkunjung ke obyek wisata sangat
berkunjung. ditentukan oleh faktor keamanan yang ada di
Tabel 13. Data Tentang Keramahan obyek wisata tersebut. Kota Yogyakarta
Masyarakat Sekitar Obyek Wisata yang sudah dikenal dengan
No Keterangan Frekuensi Persentase keramahtamahnya menjadikan obyek wisata
1 Ya Memuaskan 41 91,1% dijadikan tujuan wisatawan domestic
2 Tidak Memuaskan 4 2,2% maupun internasional. Hal ini dinyatakan
3 Ragu-ragu 0 0% oleh 86,6% responden menyatakan puas
Total 45 100%
karena keamanan terhadap obyek wisata di
Kepuasaan wisatawan sangat wilayah Yogyakarta. Aman disini tidak
dipengaruhi oleh sambutan warga yang hanya aman dari gangguan dari kriminal
melayani dengan keramahaan dan siap namun aman dari resiko kecelakaan di obyek
membantu. Menurut 91,1% responden wisata seperti di pantai selatan wilayah
menyakatan kepuasaannya dengan faktor Bantul Kidul dan Bantul.
keramah-tamahan warga atai penduduk yang Tabel 16. Data Tentang Kepuasan
ada di lingkungan obyek wisata saat mereka Dengan Harga/Biaya yang Dikeluarkan
berkunjung dan hanya 2,2% saja yang Selama di Obyek Wisata
mengatakan tidak memuaskan. No Keterangan Frekuensi Persentase
Tabel 14. Data Tentang Kepuasan 1 Ya Memuaskan 38 84,4%
Kebersihan di Lingkungan Obyek Wisata 2 Tidak Memuaskan 4 8,8%
No Keterangan Frekuensi Persentase 3 Ragu-ragu 3 6,6%
1 Ya Memuaskan 34 75,5% Total 45 100%
2 Tidak Memuaskan 5 11,1% Ramai tidaknya suatu obyek wisata di
3 Ragu-ragu 6 13,3% wilayah Yogyakarta sangat ditentukan oleh
Total 45 100%
harga atau biaya yang dikeluarkan
Faktor kebersihan sangat berpengaruh wisatawan saat berkunjung di obyek wisata
terhadap kunjungan wisatawan karena akan tersebut. Ongkos biaya seperti tiket masuk,
memberi dampak kenyaman dan kepuasaan harga makan-minum, souvenir atau
saat berkunjung. Wajah suatu obyek wisata penggunaan sarana-prasarana sangat
akan selalu dinilai dari kebersihan dan diperhatikan oleh wisatawan seperti
kenyaman pengunjung wisata. Dari data kasusunya kalau wisatawan dari mahasiswa
79
Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation --- Volume 1, Nomor 2, Oktober 2018

yang berkunjung. Menurut data penelitian merasa puas dan mempunyai pengalaman
bahwa 84,4% respondeng menyatakan puas positif selama berkunjung ke suatu obyek
tentang harga atau biaya yang dikeluarkan wisata di wilayah Yogyakarta.
saat berkunjung, namun ada 8,8% Tabel 19. Data Tentang
menyatakan tidak puas dan 6,6 respondeng Merekomendasikan Obyek Wisata Ini
menyatakan ragu-ragu tentang hal tersebut. Kepada Orang Lain
Ketidakpuasaan disebabkan masih ada No Keterangan Frekuensi Persentase
penjual makanan yang memberi tariff mahal 1 Ya Memuaskan 43 95,5%
saat liburan sekolah atau akhir tahun, 2 Tidak Memuaskan 1 2,2%
biasanya di obyek wisata Malioboro. 3 Ragu-ragu 1 2,2%
Total 45 100%
Tabel 17. Data Tentang Kepuasan
Dengan Harga Makanan di Obyek Wisata Saat berkunjung ke berbagai obyek
No Keterangan Frekuensi Persentase wisata di wilayah Yogyakatya mahasiswa
1 Ya Memuaskan 32 71,1% yang berasal dari luar jawa karena
2 Tidak Memuaskan 9 20% memperoleh kepuasaan dan pengalamanan
3 Ragu-ragu 4 8,8% positifnya tentunya mereka akan
Total 45 100%
merekomendasikan ke orang lain. Sebanyak
Kepuasaan wisatawan khususnya 95,5% responden menyatakan akan
mahasiswa yang berkunjung ke suatu obyek merekomendasikan tentang obyek wisata
wisata di wilayah Yogyakarta menilai yang pernah mereka kunjungi ke orang lain.
tentang masalah makanan atau kulineri yang Tabel 20. Data Tentang Akan
selalu dicari selama berkunjung. Responden Mengunjungi Kembali Obyek Wisata Ini
mengatakan tentang harga makanan di Suatu Hari Nanti
obyek bagi mereka menyatakan memuaskan No Keterangan Frekuensi Persentase
hal dikatakan 71,1% responden. Dengan 1 Ya Memuaskan 43 95,5%
harga yang wajar mereka merasa puas. 2 Tidak Memuaskan 1 2,2%
Namun ada yang mengatakan tidak puas 3 Ragu-ragu 1 2,2%
sebanyak 20% responden, ini dikarenakan Total 45 100%
saat hari libur panjang ada obyek wisata Kepuasaan pengunjung dalam hal ini
yang menaikkan tariff tinggi. para mahasiswa luar jawa yang sedang
Tabel 18. Data Tentang Membicarakan kuliah di Yogyakarta ditandai dengan
Kepuasan dan Pengalaman Positif pernyataan tentang mereka berkeinginan
Selama di Obyek Wisata Ini Kepada kembali untuk mengunjungi obyek wisata
Orang Lain yang pernah mereka kunjungi. Pernyataan
No Keterangan Frekuensi Persentase tersebut dinyatakan oleh 95,5% respondeng
1 Ya Memuaskan 41 91,1% mereka suatu saat akan berkunjung kembali
2 Tidak Memuaskan 4 8,8% ke obyek wisata di wilayah Yogyakarta yang
3 Ragu-ragu 0 0% pernah mereka kunjungi.
Total 45 100%
Pengembangan pariwisata di Provinsi
Para mahasiswa luar jawa yang Daerah Istimewa Yogyakarta dari tahun ke
menjadi wisatawan di obyek wisata wilayah tahun mengalami kemajuan hal ini tampak
Yogyakarta mengatakan bahwa mereka pembangunan pariwisata disetiap daerah
merasa puas dan menjadikan pengalaman kabupaten/kota di wilayah provinsi ini
positif hidupnya selama kuliah di memberi hasil terhadap kunjungan
Yogyakarta. Hal ini dikatakan 91,1% wisatawan domestic maupun internasional.
responden mereka membicarakan kepuasaan Stratego pengembangan pariwisata yang
dan pengalaman positifnya selama didukung oleh pemerintah pusat, daerah
mengunjungi obyek wisata di Yogyakarta. serta swasta dan masyarakat membuat
Hanya 8,8% responden saja yang tidak pariwisata Provinsi Yogyakarta setiap tahun
80
Wisnu Hadi: Analisa Terhadap Pengembangangan Obyek Wisata di Mata Mahasiswa Luar
Jawa Sebagai Wisatawan di Daerah Istimewa Yogyakarta

mengalami peningkatan. Sebagai kota a. Fasilitas Pariwisata di obyek wisata di


budaya dan pendidikan kota Yogyakarta wilayah Yogyakarta sudah baik
setiap tahun selalu mengalami kenaikan b. Akses jalan menuju obyek wisata sudah
dalam penerimaan pelajar dan mahasiswa di nilai baik
yang ingin bersekolah di kota ini. Daya tarik c. Penunjuk jalan di lokasi obyek wisata
sebagai kota pendidikan ditunjang dengan sudah di nilai baik
kota budaya serta daerah destinasi wisata 3. Mahasiswa luar jawa yang kuliah di
menjadikan pelajar dan mahasiswa yang Yogyakarta sebagai wisatawan merasa
sedang belajar di kota ini menjadi asset puas terhadap pelayanan di lokasi obyek
berharga bagi pemerintah karena mereka wisata seperti pelayanan restoran,
adalah potensi wisatawan yang selalu akan keamanan dan kebersihan sehingga
berkunjung ke berbagai obyek wisata di wisatawan menjadi betah dan nyaman di
wilayah Yogyakarta. obyek wisata.
Potensi wisata di wilayah Yogyakarta 4. Mahasiswa luar jawa yang kuliah di
yang kaya dengan alam wisata seperti Yogyakarta sebagai wisatawan menilai
pantai, gunung dan sungai serta lain-lain harga makanan serta tiket atau tarif
menjadikan pemerintah selalu serius masuk obyek wisata di Wilayah
mengembangkan obyek wisata yang dimiliki Yogyakarta masih wajar artinya masih
masing-masing kabupaten/kota di wilayah terjangkau oleh mereka.
Yogyakarta. Wisatawan yang sering 5. Mahasiswa luar jawa yang kuliah di
berkunjung di wilayah Yogyakarta Yogyakarya sebagai wisatawan merasa
kebanyakan wisatawan pelajar atau mendapat pengalaman dan kesan yang
mahasiswa yang sering mengadakan studi positif dan akan merekomendasikan ke
banding kemudian dilanjutkan dengan orang lain untuk dapat berkunjung ke
berkunjung ke obyek wisata yang ada di Yogyakarta yang banyak obyek wisata.
wilayah Yogyakarta. Begitu juga wisatawan Dari kesimpulan diatas, maka peneliti
yang berasal dari mahasiswa atau pelajar menganjurkan sebagai saran-saran kepada
yang sedang duduk kuliah di Perguruan pemangku di wilayah Yogyakarta baik dari
Tinggi Swasta atau Negeri di wilayah Pemerintah, Swasta dan Masyarakat dalam
Yogyakarta sangat potensi menjadi asset mengembangkan obyek wisata di wilayah
untuk menumbuhkan ekonomi karena ada Yogyakarta untuk :
obyek wisata yang sudah atau belum 1. Selalu mempertahankan pelayanan ke
berkembang. wisatawan yang berkunjung di obyek
wisata di wilayah Yogyakarta secara
KESIMPULAN kuantitas dan kualitas sehingga mereka
Berdasarkan uraian diatas maka penelitian akan menilai kesan yang baik terhadap
tentang analisis penilaian mahasiswa luar pelayanan yang diberikan.
jawa sebagai wisatawan terhadap 2. Selalu memberikan pembinaan kepada
pengembangangan wisata di berbagai obyek stokeholder agar sadhar wisata harus
wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta dapat selalu dimunculkan dalam pelayanan
disimpulkan sebagai berikut : kepada wisatawan.
1. Mahasiswa luar jawa yang kuliah di 3. Selalu meningkatkan pengembangan
Yogyakarta sebagai wisatawan menjadi obyek wisata khususnya kegiatan
aset ekonomi untuk pertumbuhan pemasaran bahwa Yogyakarta selain kota
pariwisata di Yogyakarta. pendidikan dan budaya bahwa
2. Mahasiswa luar jawa yang kuliah di Yogyakarta sebagai destinasi wisata yang
Yogyakarta sebagai wisatawan menilai aman dan nyaman untuk selalu
pengembangan obyek wisata sudah baik dikunjungi.
hal ini dibuktikan dengan bahwa :

81
Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation --- Volume 1, Nomor 2, Oktober 2018

DAFTAR PUSTAKA Undang-Undang Kepariwisataan Nomor 9


Burton, R. (1995). Travel Geography. Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan.
London : Pitman Publishing Jakarta.
Gamal, Suwantoro. (1997). Dasar-Dasar Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit 10 Tahun 2009 Tentang
Andi. Kepariwisataan. Jakarta.
Ismayanti. (2010). Pengantar Pariwisata. Wardiyanta. (2006). Metode Penelitian
Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset.
Indonesia. Yoeti, Oka A. (1996). Pengantar Ilmu
Marpaung, Happy, (2002). Pengetahuan Pariwisata. Bandung: Angkasa.
Pariwisata Edisi Revisi. Bandung: Yoeti, Oka A. (2005). Perencanaan Strategi
Alfabeta. Pemasaran Daerah Tujuan Wisata.
Pendit, Nyoman, S. (1986). Ilmu Pariwisata. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
Jakarta: Pradnya Paramita.
Rangkuti. Freddy (2003). Analisis SWOT
Teknik Membedah Kasus Bisnis.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

82

Anda mungkin juga menyukai