Wisnu Hadi
ABSTRAK
Pengembangan pariwisata di wilayah Indonesia mempunyai tujuan untuk meningkatkan
pendapatan nasional dan daerah yang memiliki obyek wisata tersebut. Sebagai destinasi
wisata Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta selalu menjadi wilayah selalu menjadi tujuhan
wisatawan domestik dan internasional sehingga pertumbuhan wisatawan setiap tahun
meningkat seiring dengan munculnya obyek wisata baru sehingga menjadi alternatif
kunjungan setelah obyek wisata sudah ada. Sebagai kota pendidikan Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta mempunyai potensi mahasiswa dan pelajar yang belajar di wilayah ini
sebagai wisatawan yang selalu menggunakan waktunya untuk berkunjung sebagai wisatawan
ke berbagai obyek wisata yang dimiliki provinsi ini. Dalam penelitian yang bersifat deskriptif
kualitatif ini peneliti ingin mengetahui penilaian dari mahasiswa yang belajar di Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta tentang pengembangan wisata di berbagai obyek wisata di
wilayah ini yang mereka telah kunjungi. Mahasiswa luar jawa sebagai obyek penelitian
menilai bahwa pengembangan wisata sudah dinyatakan baik hal ini dikaitkan dengan
pelayanan dan kepuasaan selama mengunjungi obyek wisata di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Aspek sarana-prasarana yang ada di obyek wisata dinilai sudah baik, kemudian
aspek rasa aman dan nyaman juga dinyatakan memuaskan ditunjang dengan harga makanan,
tiket masuk, souvenir juga dijawab memuaskan. Mahasiswa luar jawa sebagai wisatawan
menyatakan sangat berkesan dan ini menjadi pengalaman positif baginya dan akan diceritakan
kepada orang lain sehingga menjadi referensi untuk kembali berkunjung ke obyek wisata di
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
ABSTRACT
Development of tourism in the territory of Indonesia has a purpose to increase national and
regional income that has these tourism objects. As a tourist destination in Yogyakarta Special
Region has always been a region always a destination for domestic and international tourists
so that the growth of tourists every year increases along with the emergence of new tourism
objects so that it becomes an alternative visit after the tourism object already exists. As a city
of education, the Special Region of Yogyakarta Province has the potential of students and
students studying in this region as tourists who always use their time to visit as tourists to
various tourism objects owned by the province. In this descriptive qualitative research
researchers want to know the assessment of students who study in Yogyakarta Special Region
Province about the development of tourism in various tourist attractions in this region that
they have visited. Students outside Java as the object of the study considered that the
development of tourism had been declared good. This was related to service and satisfaction
while visiting tourism objects in the Special Province of Yogyakarta. Aspects of existing
facilities in tourism objects are considered to be good, then aspects of security and comfort
are also satisfactorily supported by satisfying food prices, entrance tickets, souvenirs.
70
Wisnu Hadi: Analisa Terhadap Pengembangangan Obyek Wisata di Mata Mahasiswa Luar
Jawa Sebagai Wisatawan di Daerah Istimewa Yogyakarta
Students outside Java as tourists said it was very impressive and this became a positive
experience for him and will be told to others so that it becomes a reference for returning to
visit attractions in the Special Province of Yogyakarta.
71
Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation --- Volume 1, Nomor 2, Oktober 2018
sejarah, seni budaya, wisata agro, wisata dikembangkan sehingga potensi yang ada
tirta, wisata buru, wisata petualangan dapat digali sehingga pendapat daerahnya
alam, taman rekreasi, dan tempat hiburan. dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Dalam bukunya Marpaung (2002, hlm. warganya. Strategi pengembangan sangat
78) objek wisata adalah suatu bentukan atau diperlukan agar destinasi wisata dapat
aktivitas yang berhubungan, yang dapat menjadi lebih besar dan maju.
menarik minat wisatawan atau pengunjung Menurut Rangkuti (2003, hlm. 3),
untuk dapat datang kesuatu tempat/daerah menjelaskan tentang strategi pengembangan
tertentu. Selain itu Marpaung juga bahwa strategi merupakan kegiatan
menerangkan bahwa terdapat dua kategori perusahaan untuk mencari kesesuaian antara
objek wisata, yaitu : kekuatan-kekuatan internal perusahaan dan
1. Objek wisata alam kekuatan-kekuatan eksternal (peluang dan
2. Objek wisata sosial budaya ancaman) suatu pasar. Adapun kegiatannya
Pengertian Industri Pariwisata meliputi pengamatan secara hati-hati
Pariwisata bagi suatu negara telah terhadap persaingan, peraturan tingkat
menjadi industri yang menjadi andalan inflasi, siklus bisnis, keunggulan, dan
untuk pemasukkan pendapat negaranya harapan konsumen serta faktor-faktor lain
sehingga pemerintah menjadi pariwisata yang dapat mengidentifikasi peluang dan
sebagai bidang dalam prioritas ancaman.
pembangunannya Sedangkan menurut Yoeti (2005, hlm.
Setiap orang mendengar kata industri, 22) menyatakan bahwa dalam perencanaan
persepsi dari kebanyakan orang adalah suatu strategis suatu daerah tujuan wisata
bangunan pabrik dengan segala dilakukan analisis lingkungan dan analisis
perlengkapannya yang mempunyai cerobong sumber daya. Dengan demikina tujuan
asap dengan menggunakan mesin dan proses analisis ini tidak lain adalah untuk
produksinya. Demikianlah gambaran mengetahui dan menidentifikasi sumber
industri pada umumnya, tetapi industri daya utama, terutama mengenai kekuatan
pariwisata jauh berbeda dengan itu (Yoeti, (strength) dan kelemahan (weakness)
1996, hlm. 1). organisasi atau lembaga yang bertanggung
Pengertian dari industri pariwisata adalah jawab terhadap pengembangan pariwisata di
kumpulan usaha pariwisata yang saling daerah tujuan wisata tersebut.
terkait dalam menghasilkan barang / dan jasa
bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan pada METODE
penyelenggara pariwisata (Ismayanti, 2010, Penelitian masalah analisis penilaiaan
hlm. 19). Industri pariwisata dalam pengembangan obyek wisata dari
kumpulan dari berbagai macam perusahaan mahasiswa luar Jawa terhadap obyek wisata
yang secara bersama–sama menghasilkan yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta
barang dan jasa (goods and service) yang peneliti menggunakan metode diskriptif
dibutuhkan oleh wisatawan traveller pada kualitatif. Metode ini digunakan untuk
umumnya selama mereka melakukan mengetahui gambaran atau lukisan secara
perjalanan dari tempat asal ke tempat asal ke sistematis dan akurat mengenai fakta-fakta,
arah tujuannya. Industri pariwisata sifat-sifat serta hubungan antar fenomena
merupakan kegiatan bisnis yang yang diselidiki.
berhubungan langsung dengan kegiatan Sedangkan untuk analisa data peneliti
wisata sehingga tanpa keberadannya, menggunakan analisis disktiptif kualitatif
pariwisata tidak dapat berjalan dengan baik. yaitu dengan memberikan ulasan atau
interpretasi terhadap data yang diperoleh
Strategi Pengembangan Wisata sehingga menjadi lebih jelas dan bermakna
Suatu obyek wisata menjadi destinasi dengan sekedar angka-angka.
wisata yang selalu menarik maka perlu
73
Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation --- Volume 1, Nomor 2, Oktober 2018
Sedangkan teknik pengumpulan data dari dari data yang telah terkumpul kemudian
sumber data primer dan sekunder dimana dilakukan penarikan kesimpulan. Untuk
data primer adalah informasi yang diperoleh analisa data peneliti menggunakan metode
dari sumber-sumber primer yaitu yang asli, statistik deskriptif yang berbentuk tabel-
informasi dari tangan pertama atau tabel frekuensi. Data kualitatif dan
responden (Wardiyanta, 2006, hlm. 28). kuantitatif yang terkumpul ditabulasi,
Penggunaan data sekunder ini dapat diklasifikasi, diolah dan dianalisis kemudian
menguntungkan bagi penulis karena dapat diinterpretasikan untuk menentukan
menghemat waktu, tenaga dan dana. kesimpulan dari pengembangan obyek
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang wisata di wilayah Yogyakarta.
mendekati kebenaran maka digunakan
instrumen sebagai berikut: HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Wawancara langsung Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Metode wawancara adalah proses tanya memiliki keistimewaan dibandingkan
jawab dalam penelitian yang berlangsung provinsi yang lain dimana berdasarkan
secara lisan. Penulis melakukan wawancara bentang alam, wilayah Yogyakarta di
terhadap sejumlah mahasiswa yang telah kelompokkan menjadi empat satuan
satu tahun belajar atau kuliah di Yogyakarta fisiografi, yaitu satuan fisiografi Gunung
dan pernah berkunjung berbagai obyek Merapi, satuan fisiografi pegunungan selatan
wisata di wilayah Yogyakarta. atau pegunungan seribu, satuan fisiografi
pegunungan Kulon Progo dan satuan
2. Kuesioner fisiografi dataran rendah. Luas wilayah
Kuesioner merupakan alat pengumpulan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
data dengan membuat daftar pertanyaan adalah 3.185,80 km persegi meski luas
yang diisi oleh wisatawan yang mayoritas wilayah kecil namun potensi daerah yang
adalah mahasiswa yang telah berkunjung di ada didalamnya sangat besar. Dengan
berbagai obyek wisata di wilayah potensi wisata alam berupa gunung dan
Yogyakarta. lautan sangat menarik wisatawan dari dalam
3. Studi Pustaka dan luar Yogyakarta.
Studi Pustaka dilakukan untuk mencari Secara georafis, DIY diuntungkan
dan mendapatkan data-data yang bersifat dengan jarak lokasi wisata obyek wisata
teoritis dan berhubungan dengan penelitian yang mudah dijangkau oleh wisatawan
yang sedang dilakukan. Dengan mempelajari menggunakan sarana kendaraan bermotor.
literatur-literatur, dan sumber-sumber Selain itu Yogyakarta mempunyai banyak
lainnya dari internet yang berhubungan wisata minat-minat khusus yang ditawarkan
dengan penelitian. Pengumpulan data kepada wisatawan seperti wisata alam dan
kepustakaan dilakukan terhadap data dan wisata petualangan. Yogyakarta di ujung
informasi dalam bentuk buku, laporan hasil utara disuguhhi panorama Gunung Merapi
penelitian dan sumber lainnya. dengan ketinggian 9738 kaki dan masih aktif
Penelitian dilakukan kepada mahasiswa di dunia ini. Kemudian disisi selatan
yang kuliah di Yogyakarta dengan wisatawan dapat menyaksikan bentangan
menyebarkan angket di kampus atau laut selatan yang mempunyai panorama
perguruan tinggi mereka belajar untuk yang indah tidak duanya. Kemudian sisi
mengisi angket yang telah disediakan oleh timur Yogyakarta mempunyai potensi candi-
peneliti. Penelitian dilakukan selama 1 candi yang masih terpelihara dengan baik
Minggu pada Bulan Juli 2018 dan menjadi saksi sejarah peradaban budaya
Analisis data yang digunakan dalam pada jaman Mataram Hindu. Kompleks
penelitian ini adalah analisis deskriptif, candi Prambanan dan Ratu Boko sangat
kualitatif yang pengujiannya bertitik tolak
74
Wisnu Hadi: Analisa Terhadap Pengembangangan Obyek Wisata di Mata Mahasiswa Luar
Jawa Sebagai Wisatawan di Daerah Istimewa Yogyakarta
menarik wisatawan daerah dan nasional data sejumlah responden diatas maka dapat
serta internasional. dianalisis sebagai berikut :
Sejak tahun 2008 Provinsi Daerah Tabel 1. Data Karakteristik Mahasiswa
Istimewa Yogyakarta dicanangkan sebagai Keterangan Keterangan Frekuensi Persentase
kota Pariwisata berbasis budaya dimana Jenis Perempuan 41 91,1%
pengembangan pariwisata disesuaikan Kelamin Laki-Laki 4 8,8%
dengan potensi yang ada dan berpusat pada Total 45 100%
budaya yang selaras dengan sejarah dan Usia 18 Tahun 8 17,7%
budaya Keraton Yogyakarta Hadiningrat. 19 Tahun 29 64,4%
Pemerintah Yogyakarta telah melakukan 20 Tahun 7 15,5%
22 Tahun 1 2,2%
rencana untuk mendukung pelaksanaan
Total 45 100%
program ini dari pengembangan dan
peningkatan kuanitas serta kualitas fasilitas, Melihat tabel 1 bahwa responden
memperbanyak event-event wisata, seni dan sebagai wisatawan yang berkunjung di
budaya, sampai ke optimalisasi pemasaran beberapa obyek wisata di wilayah Daerah
program. Istimewa Yogyakarta rata-rata berusia 18
Potensi wisata yang dimiliki Provinsi tahun sebanyak 17,7% dan berusia 19 tahun
Yogyakarta menjadi daya tarik para pelajar sebanyak 64,4% dengan demikian usia
atau siswa yang ingin belajar di Yogyakarta tersebut maka usia anak-anak kuliah.
sehingga predikat kota Pendidikan melekat Kemudian mayoritas yang berkunjung
di kota ini. Jumlah mahasiswa yang dibeberapa obyek wisata tersebut merupakan
berjumlah ribuan tentu menjadi potensi wisatawan berjenis kelamin perempuan yaitu
wisatawan daerah yang dapat mengunjungi sebanyak 91,1% dari responden yang diteliti
daerah-daerah wisata di seluruh wilayah dan hanya 8,8% yang berjenis kelamin laki-
Yogyakarta. Inilah yang perlu dikelola laki.
dengan sebaik-baiknya agar mereka menjadi Dengan demikian mayoritas
orang bisa menjadi pemasar atau marketing wisatawan yang berkunjung di obyek wisata
ke saudara, teman-teman tempat daerah asal di wilayah Yogyakarta adalah mahasiswa
mereka kuliah/belajar. yang sedang menjalani pendidikan atau
1. Data Identitas Pengunjung Wisata di belajar di kampus di wilayah Yogyakarta.
Yogyakarta Jenis kelamin perempuan adalah responden
Penelitian yang melibatkan yang paling banyak.
mahasiswa/wi yang sedang studi di Tabel 2. Data Asal Daerah Mahasiswa
perguruan tinggi di wilayah Yogyakarta No Provinsi Frekuensi Persentase
sebagai responden untuk mengetahui analisis 1 Nusa Tenggara
8 17,7%
penilaian terhadap sejumlah obyek wisata Barat
2 Sulawesi Tengah 6 13,3%
saat atau pernah mereka kunjungi. Analisis
3 Sulawesi Selatan 5 11,1%
ini dapat mengetahui penilaian kualitas dan 4 Kalimantan Barat 7 15,5%
kuantitas obyek wisata yang ada di wilayah 5 Kalimantan Utara 1 2,2%
Yogyakarta yang telah dikembangkan oleh 6 Kalimantan
stakeholder yang ada di Yogyakarta 6 13,3%
Tengah
kemudian dinilai mereka sehingga respon 7 Riau 3 6,6%
kepuasaan pengunjung dapat diketahui. 8 Sumatera Barat 4 8,8%
Sampel penelitian dalam penelitian 9 Sulawesi Selatan 4 8,8%
yang bersifat analisis ini berjumlah 45 10 Maluku 1 2,2%
mahasiswa sebagai responden dimana Total 45 100%
mereka berasal dari berbagai daerah Sebagai obyek wisata yang bersifat
khususnya dari luar Yogyakarta. Dengan alam dan budaya membuat Provinsi
Yogyakarta banyak menjadi tujuan
75
Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation --- Volume 1, Nomor 2, Oktober 2018
dikarenakan akses jalan yang mudah serta Tabel 6. Data Tentang Kepuasaan
tidak jauh dari kampus mereka belajar. Terhadap Pemandangan Alam pada
Tabel 4. Data Tentang Sumber Informasi Obyek Wisata Dikunjungi
dari Obyek Wisata No Keterangan Frekuensi Persentase
No Asal Informasi Frekuensi Persentase 1 Ya Memuaskan 33 73,3%
1 Internet 22 48% Tidak
2 9 20,0%
Memuaskan
2 Teman 18 40%
3 Ragu-ragu 2 4,4%
3 Saudara 3 6,6%
Total 45 100%%
4 Masyarakat 1 2,2%
5 Kampus 1 2,2% Untuk data kepuasaan terhadap obyek
6 Ibu Kost 1 2,2% wisata terutama obyek wisata alam seperti
7 Asal Sekolah 1 2,2% pegunungan, pantai dan candi dinyatakan
Para mahasiswa yang berkunjung ke bahwa hampir 73% menyatakan puas
obyek wisata di Yogyakarta mendapat dengan keindahaan alam dilokasi obyek
informasi dari internet hal ini didapat dari wisata yang mereka kunjungi. Obyek wisata
48% responden mengatakan bahwa media hutan mangunan misalnya bahwa wisatawan
sosial dan internet sebagai sumber informasi senang dengan alamnya yang masih alami
dari obyek wisata yang akan dikunjungi. dan banyak spot untuk digunakan berfoto
Faktor teman atau sahabat juga menjadi ria. Kemudian pantai Parangtritis dan pantai
pengaruh orang untuk berkunjung ke suatu selatan lainnya juga dinilai alamnya masih
obyek wisata. Pada penelitian ini responden indah untuk dikunjunngi. Adapun data yang
dikalangan mahasiswa mengatakan bahwa menyatakan tidak puas dengan alam
40% wisatawan yang berkunjung di obyek pemandangannya hanya 20% hal ini
wisata di wilayah Yogyakarta dikarenakan mungkin obyek wisata yang dikunjungi
karena informasi teman yang telah suasananya sudah tidak alammi karena
berkunjung ke suatu obyek wisata tersebut. banyak pedagang atau gersang dan lain-lain.
Tabel 5. Data Tentang Frekuensi untuk Tabel 7. Data Tentang Kepuasaan Ada
Berkunjung Obyek Wisata dan Tidaknya Souvenir/Merchandise yang
No Keterangan Frekuensi Persentase Tersedia pada Obyek Wisata yang
1 1 19 42,2% Dikunjungi
2 2 7 15,5% No Keterangan Frekuensi Persentase
3 3 8 17,7% 1 Ya Memuaskan 39 86,6%
4 4 5 11,1% 2 Tidak
5 11,1%
5 5 1 2,2% Memuaskan
6 >5 1 2,2% 3 Ragu-ragu 0 100%
Total 45 100%%
Para mahasiswa yang melakukan
kunjungan ke obyek wisata di wilayah Setiap wisatawan apabila itu
Yogyakarta dihitung dalam jumlah mahasiswa yang berkunjung ke suatu obyek
kunjungan dinyatakan mereka baru pertama wisata pasti yang akan dicari adalah
kali berkunjung di suatu obyek wisata souvenir atau merchandise. Sebanyak 39%
tersebut. Hal ini diutarakan dari 19% mereka responden menyatakan bahwa souvenir yang
baru satu kali berkunjung. Kemudian ada ada di obyek wisata di wilayah Yogyakarta
17% menyatakan telah tiga kali berkunjung memuaskan artinya mereka mencari pernak-
serta 15% responden yang menyatakan dua pernik souvenir yang dibeli sebagai
kali berkunjung. Dengan demikian bahwa kenangan bahwa mereka telah berkunjung.
mahasiswa luar Yogyakarta yang menempuh Obyek wisata yang banyak souvenir
pendidikan di kota Yogyakarta hanya biasanya obyek wisata pantai. Responden
melakukan kunjungan ke obyek wisata rata- yang menyatakan tidak puas hanya 11,1%
rata 1-2 kali berkunjung. saja hal ini dikarenakan obyek wisata tidak
77
Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation --- Volume 1, Nomor 2, Oktober 2018
ada yang menjual souvenir. Hal ini mungkin jawa mengatakan puas dengan pelayanan
dikarenakan obyek wisata tersebut baru restaurant atau rumah makan hal dikatakan
dibuka atau belum dikenal dikalangan dari 75,5% dan hanya 8,8% yang
wisatawan seperti Hutan Pinus Kragilan atau menyatakan tidak puas mungkin
kalau pantai seperti pantai Jengwok atau dikarenakan faktor harga atau daftar menu
sepanjang di Kabupaten Gunung Kidul. makanan yang disajikan.
Tabel 8. Data Tentang Kepuasaan Tabel 10. Data Tentang Ketersediaan
Dengan Fasilitas yang Tersedia di Obyek Jalan Menuju Lokasi Obyek Wisata yang
Wisata Tersebut Mudah Ditempuh
Keterangan Fasiltas No Keterangan Frekuensi Persentase
No Frekuensi Persentase
di Obyek wisata 1 Ya Memuaskan 34 75,5%
1. Bangku Tempat Duduk 27 60% 2 Tidak Memuaskan 3 6,6%
2. Tempat Berbelanja 3 Ragu-ragu 7 15,5%
2 4,4%
Makanan Total 45 100%
3. Tempat Bermain Anak 1 2,2%
4. Tempat Parkir 7 15,5% Ketersediaan jalan menuju obyek
5. Spot Foto 3 6,6% wisata di wilayah Yogyakarta dinilai
6. Mushola 5 11,1% wisatwan sangat memuaskan hal ini yang
dikatakan oleh 75,5% responden. Hal ini
Sebuah obyek wisata akan dinilai baik disebabkan lokasi wisata yang relative dekat
jika ditunjang fasilitas yang lengkap untuk dengan kampus mereka belajar serta
memberi rasa nyaman bagi wisatawan. Pada pondokkan mereka tinggal. Untuk obyek
obyek wisata di wilayah Yogyakarta wisata alam yang jauh dan baru dibuka
beberapa fasilitas sudah dilengkapi untuk kadang dinilai tidak memuaskan menurut
memberi kenyaman wisatawan. Dalam 6,6% responden.
penelitian ini mahasiswa luar jawa memberi
penilaian untuk sarana-prasarana yang Tabel 11. Data Tentang Kualitas Jalan
mereka nilai baik sehingga memberi Menuju Lokasi Obyek Wisata yang
kenyamanan mereka seperti kepuasaan pada Dalam Kondisi Baik
tempat duduk atau bangku untuk santai No Keterangan Frekuensi Persentase
1 Ya Memuaskan 33 73,3%
menikmati pemandangan. Data respondeng
2 Tidak Memuaskan 3 6,6%
mengatakan ada 60% puas ada fasilitas 3 Ragu-ragu 8 17,7%
tempat duduk. Kemudian tempat parkir juga Total 45 100%
dinilai baik hal dikatakan 15,5% responden.
Tempat ibadah dinilai 11,1% responden juga Masalah kualitas jalan dikatakan
baik. Ketersediaan spot foto juga dinilai baik responden memuaskan 73,3% namun hanya
menurut 6,6% responden. 6,6% saja yang menyatakan tidak
memuaskan hal ini disebabkan obyek wisata
Tabel 9. Data Tentang Pernyataan alam yang masih baru dibuka dan jalannya
Kepuasan Dengan Pelayanan masih berbatu dan curam menuju lokasinya.
Restoran/Rumah Makan di Obyek Wisata
No Keterangan Frekuensi Persentase Tabel 12. Data Petunjuk Jalan yang
1 Ya Memuaskan 34 75,5% Tersedia Sepanjang Obyek Wisata
2 Tidak Memuaskan 4 8,8% No Keterangan Frekuensi Persentase
3 Ragu-ragu 7 15,5% 1 Ya Memuaskan 42 93,3%
Total 45 100% 2 Tidak Memuaskan 2 4,4%
3 Ragu-ragu 1 2,2%
Obyek wisata tanpa kulineri tidak Total 45 100%
lengkap, untuk itu obyek wisata di wilayah
Yogyakarta banyak sekali penawaran untuk Ketersediaan petunjuk jalan menuju
ketersediaan rumah makan atau kulineri. obyek wisata sangat berpengaruh terhadap
Wisatawan yang berasal dari mahasiswa luar kepuasaan wisatawan yang akan berkunjung
78
Wisnu Hadi: Analisa Terhadap Pengembangangan Obyek Wisata di Mata Mahasiswa Luar
Jawa Sebagai Wisatawan di Daerah Istimewa Yogyakarta
yang berkunjung. Menurut data penelitian merasa puas dan mempunyai pengalaman
bahwa 84,4% respondeng menyatakan puas positif selama berkunjung ke suatu obyek
tentang harga atau biaya yang dikeluarkan wisata di wilayah Yogyakarta.
saat berkunjung, namun ada 8,8% Tabel 19. Data Tentang
menyatakan tidak puas dan 6,6 respondeng Merekomendasikan Obyek Wisata Ini
menyatakan ragu-ragu tentang hal tersebut. Kepada Orang Lain
Ketidakpuasaan disebabkan masih ada No Keterangan Frekuensi Persentase
penjual makanan yang memberi tariff mahal 1 Ya Memuaskan 43 95,5%
saat liburan sekolah atau akhir tahun, 2 Tidak Memuaskan 1 2,2%
biasanya di obyek wisata Malioboro. 3 Ragu-ragu 1 2,2%
Total 45 100%
Tabel 17. Data Tentang Kepuasan
Dengan Harga Makanan di Obyek Wisata Saat berkunjung ke berbagai obyek
No Keterangan Frekuensi Persentase wisata di wilayah Yogyakatya mahasiswa
1 Ya Memuaskan 32 71,1% yang berasal dari luar jawa karena
2 Tidak Memuaskan 9 20% memperoleh kepuasaan dan pengalamanan
3 Ragu-ragu 4 8,8% positifnya tentunya mereka akan
Total 45 100%
merekomendasikan ke orang lain. Sebanyak
Kepuasaan wisatawan khususnya 95,5% responden menyatakan akan
mahasiswa yang berkunjung ke suatu obyek merekomendasikan tentang obyek wisata
wisata di wilayah Yogyakarta menilai yang pernah mereka kunjungi ke orang lain.
tentang masalah makanan atau kulineri yang Tabel 20. Data Tentang Akan
selalu dicari selama berkunjung. Responden Mengunjungi Kembali Obyek Wisata Ini
mengatakan tentang harga makanan di Suatu Hari Nanti
obyek bagi mereka menyatakan memuaskan No Keterangan Frekuensi Persentase
hal dikatakan 71,1% responden. Dengan 1 Ya Memuaskan 43 95,5%
harga yang wajar mereka merasa puas. 2 Tidak Memuaskan 1 2,2%
Namun ada yang mengatakan tidak puas 3 Ragu-ragu 1 2,2%
sebanyak 20% responden, ini dikarenakan Total 45 100%
saat hari libur panjang ada obyek wisata Kepuasaan pengunjung dalam hal ini
yang menaikkan tariff tinggi. para mahasiswa luar jawa yang sedang
Tabel 18. Data Tentang Membicarakan kuliah di Yogyakarta ditandai dengan
Kepuasan dan Pengalaman Positif pernyataan tentang mereka berkeinginan
Selama di Obyek Wisata Ini Kepada kembali untuk mengunjungi obyek wisata
Orang Lain yang pernah mereka kunjungi. Pernyataan
No Keterangan Frekuensi Persentase tersebut dinyatakan oleh 95,5% respondeng
1 Ya Memuaskan 41 91,1% mereka suatu saat akan berkunjung kembali
2 Tidak Memuaskan 4 8,8% ke obyek wisata di wilayah Yogyakarta yang
3 Ragu-ragu 0 0% pernah mereka kunjungi.
Total 45 100%
Pengembangan pariwisata di Provinsi
Para mahasiswa luar jawa yang Daerah Istimewa Yogyakarta dari tahun ke
menjadi wisatawan di obyek wisata wilayah tahun mengalami kemajuan hal ini tampak
Yogyakarta mengatakan bahwa mereka pembangunan pariwisata disetiap daerah
merasa puas dan menjadikan pengalaman kabupaten/kota di wilayah provinsi ini
positif hidupnya selama kuliah di memberi hasil terhadap kunjungan
Yogyakarta. Hal ini dikatakan 91,1% wisatawan domestic maupun internasional.
responden mereka membicarakan kepuasaan Stratego pengembangan pariwisata yang
dan pengalaman positifnya selama didukung oleh pemerintah pusat, daerah
mengunjungi obyek wisata di Yogyakarta. serta swasta dan masyarakat membuat
Hanya 8,8% responden saja yang tidak pariwisata Provinsi Yogyakarta setiap tahun
80
Wisnu Hadi: Analisa Terhadap Pengembangangan Obyek Wisata di Mata Mahasiswa Luar
Jawa Sebagai Wisatawan di Daerah Istimewa Yogyakarta
81
Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation --- Volume 1, Nomor 2, Oktober 2018
82