Anda di halaman 1dari 11

Pariwisata, Vol. 9 No.

2 September 2022

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


WISATAWAN DALAM PEMILIHAN
DESTINASI WISATA SEMASA PANDEMI
COVID-19
Ratih Dwi Astuti1, Diena M. Lemy2
1
Universitas Pelita Harapan, ratihdwi.astuti22@yahoo.com
2
Universitas Pelita Harapan, diena.lemy@uph.edu

ABSTRAK

Penelitian mengenai perilaku wisatawan dalam memilih destinasi pariwisata di masa


pandemi Covid-19, masih sangat jarang dilakukan. Hal ini penting, agar wisatawan tetap
dapat melakukan kegiatan wisata dengan aman dan nyaman di masa pandemi Covid-19 dan
memilih destinasi wisata yang sesuai dengan perilakunya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengkaji dan menganalisis faktor kepribadian wisatawan, sikap wisatawan, kondisi sosial-
ekonomi wisatawan, citra destinasi, fasilitas detinasi dan risiko kesehatan destinasi yang
memengaruhi perilaku wisatawan JABODETABEK terhadap pemilihan destinasi wisata di
masa pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan teknik survei dengan sampel yang
digunakan adalah masyarakat JABODETABEK yang pernah melakukan perjalanan wisata
di masa pandemi Covid-19. Uji analisis pada penelitian ini menggunakan metode SEM-
PLS dengan jumlah responden sebanyak 100 orang. Dari hasil penelitian diketahui terdapat
tiga faktor yang memengaruhi pemilihan destinasi wisata di masa pandemi Covid-19 yaitu
faktor kepribadian wisatawan, sikap wisatawan, dan citra destinasi.

Kata Kunci : Perilaku wisatawan; Pemilihan Destinasi; Pandemi Covid-19

ABSTRACT

The research of tourists behaviour in the selection of tourism destination during pandemic
Covid-19 is still very rarely done. This is important, so that tourists can still carry out
tourist activities safely and comfortably during the Covid-19 pandemic and choose tourist
destinations that are in accordance with their behavior. This research aims to study and
analyze of tourist personality factors, tourist attitude factors, tourist socio-economic
factors, destination image factors, destination facility factors, and destination health risk
factorsthat influencing JABODETABEK tourists behaviour in the selection of tourism
destination during Covid-19 pandemic. This is a survey research with a sample of
JABODETABEK tourists who have traveled during Covid-19 pandemic. The analysis test
in this study used SEM-PLS with a total of 100 respondents. In the results, there are three
factors that influence the choice of tourist destinations during Covid-19 pandemic, namely
the personality of tourists, tourist attitudes and the image of the destination.

Keywords: Tourists Behavior; Destination Choice; Pandemic Covid-19

PENDAHULUAN menyumbang devisa hingga 20 miliar


Pariwisata merupakan salah satu dolar AS (Sofia, 2019). Hal ini
sektor penggerak ekonomi yang utama disebabkan oleh adanya peran dari
dan penyumbang devisa terbesar di wisatawan yang melakukan perjalanan
Indonesia. Pariwisata Indonesia pada wisata. Jumlah wisatawan nusantara pada
tahun 2015 hingga 2019, mampu tahun 2015 hingga 2019 dapat mencapai

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 118
Pariwisata, Vol. 9 No. 2 September 2022

hingga 300 juta pengunjung pertahunnya. Pemilihan destinasi wisata,


Namu, hal itu berubah saat memasuki merupakan hasil dari proses keputusan
tahun 2020. perjalanan wisata. Keputusan perjalanan
Seperti yang diketahui, pada awal merupakan sebuah tindakan yang
Maret tahun 2020, Indonesia dilakukan oleh wisatawan ketika akan
digemparkan dengan masuknya pandemi melakukan sebuh perjalanan wisata.
Covid-19. Hal ini berdampak pada Dalam melakukan pemilihan destinasi
penurunan kondisi ekonomi sektor wisata, terdapat beberapa proses
pariwisata. Terjadinya penurunan jumlah keputusan perjalanan dan faktor-faktor
wisatawan akibat adanya pandemi yang dapat mempengaruhi diantaranya
Covid-19 sangat mempengaruhi kondisi kepribadian, sikap, kondisi sosial-
pariwisata. Penurunan jumlah wisatawan ekonomi, citra destinasi, fasilitas
tak hanya dikarenakan oleh adanya 3 destinasi, dan risiko kesehatan destinasi.
peraturan pemerintah tentang adanya Kepribadian
pembatasan mobilitas sosial, tetapi juga Kepribadian merupakan pola khas
disebabkan karena adanya perubahan seseorang dalam berpikir, merasakan,
perilaku dalam masyarakat yang lebih dan berperilaku positif yang relative
memperhatikan kondisi kesehatan dalam stabil dan dapat diperkirakan (Dorland,
melakukan aktifitas. Perubahan perilaku 2019). Menurut Gibran dalam Amri
masyarakat tersebut kemudian dirasa (2019), “Kepribadian adalah himpunan
memberikan pengaruh terhadap perilaku karakteristik, kecenderungan dan
wisatawan dalam melakukan pemilihan temperamen yang relatif stabil yang
destinasi wisata (Rezkisari, 2020). dibentuk secara nyata oleh faktor
Penelitian mengenai perilaku keturunan dan faktor sosial, budaya, dan
wisatawan masih sangat jarang lingkungan serta menentukan sifat umum
dilakukan, terlebih perihal perilaku dan perbedaan dalam pribadi seseorang”.
wisatawan semasa pandemi Covid-19. Dalam pariwisata, kepribadian dapat
Penelitian ini akan menekankan pada menjadi penentu untuk membentuk
perilaku wisatawan dalam memilih perilaku wisatawan dalam pemilihan
destinasi wisata semasa pandemi Covid- produk (destinasi wisata) (Swarbrooke &
19. Penelitian ini penting dilakukan agar Horner, 2004: 2014).
wisatawan tetap dapat melakukan Sikap
kegiatan wisata dengan aman dan Sikap merupakan kecenderungan
nyaman di masa pandemi Covid-19 dan untuk bertindak atas perasaan suka atau
memilih destinasi wisata yang sesuai tidak suka seseorang terhadap suatu
dengan perilakunya. Sedang untuk para objek psikologis (Ajzen & Fishbein,
pelaku usaha industri pariwisata dan para 2000: 2014). Menurut Newholm &
pemangku kepentingan dalam sektor Shawn (2007), “Sikap adalah pusat teori
pariwisata dapat mengetahui apa yang pengambilan keputusan wisatawan
diinginkan dan dibutuhkan oleh (2014). Sikap menentukan perilaku
wisatawan, serta mempersiapkan dan seseorang dalam hubungannya dengan
membuat strategi kebijakan yang tepat, stimulus manusia atau kejadian-kejadian
guna menarik wisatawan dan tertentu (Darmawan & Fadjarajani,
memulihkan kondisi ekonomi pariwisata. 2016)”.
Untuk itu, peneliti melakukan penelitian Kondisi Sosial-Ekonomi
dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Sosial-ekonomi menurut
yang Memengaruhi Perilaku Wisatawan Gunawan, et all (2016) adalah: “Segala
JABODETABEK dalam Pemilihan sesuatu yang berkaitan dengan
Destinasi Wisata di Masa Pandemi pemenuhan kebutuhan masyarakat,
Covid-19”. antara lain sandang, pangan, perumahan,
pendidikan, kesehatan, dan lain-lain.
KAJIAN LITERATUR Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
Pemilihan Destinasi Wisata dengan penghasilan”. Dalam faktor

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 119
Pariwisata, Vol. 9 No. 2 September 2022

sosial-ekonomi, kelompok referensi, yang terjadi pada saat ini, yaitu pandemi
keluarga, peran sosial dan status Covid-19.
ekonomi, dinilai mampu mempengaruhi Pandemi Covid-19 merupakan
perilaku pembelian (Ferinia et al, 2021). sebuah faktor resiko kesehatan yang
Citra Destinasi Wisata dapat mempengaruhi perilaku
Citra destinasi wisata adalah wisatawan. Pandemi Covid-19 telah
gambaran yang diberikan oleh tempat memberikan pengaruh terhadap
wisata yang dapat memberikan dampak perubahan perilaku individu, seperti
bagi minat wisatawan untuk kembali penggunaan masker ketika beraktivitas di
berkunjung ke objek wisata tersebut luar rumah, menjaga jarak antar individu,
(Listyawati, 2019; Qu et al, 2011). menghindari kerumunan atau tempat
Menurut Coban (2012), citra destinasi ramai, rajin mencuci tangan dengan
didapatkan dari hasil penilaian rasional sabun, dan sebagainya. Perubahan
atau citra kognitif (cognitive image) dan perilaku tersebut akan berpengaruh pula
penilaian emosional atau citra afektif terhadap perilaku wisatawan dalam
(affective image) dari destinasi itu sendiri pemilihan destinasi wisata.
(Hanif, Kusumawati, & Mawardi, 2016). Definisi Wisatawan
Fasilitas Destinasi Wisatawan menurut Undang-
Fasilitas adalah segala sesuatu Undang Republik Indonesia Nomor 10
yang sengaja disediakan oleh penyedia Tahun 2009 memiliki arti kegiatan
jasa untuk dipakai serta dinikmati oleh perjalanan yang dilakukan oleh
konsumen dengan tujuan untuk seseorang atau sekelompok orang dengan
memberikan tingkat kepuasan yang mengunjungi tempat tertentu untuk
maksimal (Kotler 2019). Menurut tujuan rekreasi, pengembangan pribadi,
Spillane (1994), fasilitas wisata atau mempelajari keunikan daya tarik
merupakan sarana dan prasarana yang wisata yang dikunjungi, dalam waktu
mendukung operasional objek wisata sementara (DPR RI, 2009). Sedangkan
untuk mengakomodasi segala kebutuhan dalam WTO (1999), “Tourist (or
wisatawan (Marhanah & Wahadi, 2016). overnight visitor): A visitor (domestic,
Risiko Kesehatan Destinasi inbound or outbound) is classified as a
Faktor resiko menjadi salah satu tourist (or overnight visitor), if his/her
faktor yang mempengaruhi perilaku trip includes an overnight stay, or as a
wisatawan dalam membuat keputusan same-day visitor (or excursionist)
perjalanan wisata. Dalam penelitian otherwise”, yang memiliki arti turis (atau
Yousaf, dkk (2018), terdapat lima faktor pengunjung semalam) adalah seorang
resiko dalam perjalanan wisata, yaitu pengunjung (baik domestik, dalam negeri
resiko peperangan dan politik, resiko atau mancanegara) yang jika
serangan politik, resiko criminal, resiko perjalanannya termasuk untuk menginap
bencana alam, dan resiko terhadap semalam (UNWTO, 2010).
kesehatan (Yousaf et al., 2018). Resiko- Wisatawan dibagi menjadi dua
resiko tersebut tentu menjadi ancaman kelompok besar, yaitu wisatawan
yang akan merugikan wisatawan. nusantara/domestik (domestic tourists)
Menurut Rittichainuwat & Chakraborty dan wisatawan mancanegara
(2009), persepsi risiko dapat saja berbeda (international tourists). Wisatawan
antar wisatawan dengan negara asal yang nusantara adalah seseorang yang
berbeda, tujuan akhir, usia, jenis kelamin melakukan perjalanan di wilayah teritori
dan tipologi perjalanan (Sigala, 2020). suatu negara, dalam hal ini Indonesia,
Namun, resiko-resiko itu tentu akan dengan lama perjalanan kurang dari 6
dihindari oleh setiap wisatawan ketika bulan dan bukan bertujuan untuk
melakukan kegiatan wisata. Wisatawan memperoleh penghasilan di tempat yang
akan memilih produk-produk wisata dikunjungi serta bukan merupakan
yang memiliki tingkat resiko paling perjalanan rutin, untuk mengunjungi
rendah (Chebli & Foued, 2020). Seperti obyek wisata komersial, dan atau

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 120
Pariwisata, Vol. 9 No. 2 September 2022

menginap di akomodasi komersial, dan Penurunan kondisi ekonomi


atau jarak perjalanan lebih besar atau tersebut membuat sistem ekonomi pada
sama dengan 100 (serratus) kilometer sektor pariwisata ikut berubah. Hal itu
pergi-pulang (Kementerian Pariwisata, dilakukan seiring dengan pembaruan
2017)”. strategi dan kebijakan yang dilakukan
Sedangkan wisatawan oleh pemerintah, lembaga, pebisnis, dan
internasional adalah setiap orang yang sebagainya (Sigala, 2020). Pembaruan
melakukan perjalanan ke negara selain strategi dilakukan untuk membangkitkan
dari tempat tinggalnya yang biasa tetapi kembali kondisi ekonomi. Pembaruan
di luar lingkungan biasanya untuk jangka dan kebijakan tersebut antara lain
waktu tidak lebih dari 12 bulan dan penetapan kebijakan untuk melakukan
tujuan utama kunjungannya adalah selain gerakan 3M yaitu memakai masker,
untuk melaksanakan suatu kegiatan yang mencuci tangan dengan sabun, menjaga
diberi imbalan dari negara yang jarak. Ada pula kebijakan dan
dikunjungi, dan yang menginap pembaruan strategi penetapan
setidaknya satu malam di akomodasi standarisasi kesehatan pada destinasi dan
kolektif atau pribadi di negara yang atraksi wisata, seperti membuat batasan
dikunjungi (UNWTO, 2006). jumlah pengunjung, mendaftar dan
Perilaku Wisatawan membuat sertifikasi kebersihan dan
Beberapa pendapat ahli mengenai kesehatan (CHSE) yang terakredtasi
pengertian dari perilaku wisatawan (Sigala, 2020).
Menurut Kotler dan Keller (2009), tourist Selain pembaruan kebijakan di
behaviour is study of how individuals, atas, adapula pembaruan mengenai
groups and organizations select, buy, sistem pelayanan. Perkembangan
use, and dispose of goods, services, teknologi pada pariwisata berkembang
ideas, or experiences to satisfy their melalui bentuk digitalisasi visual dan
needs and wants” (Suryadana, 2013). pembuatan aplikasi. Digitalisasi visual
Sedangkan menurut Ali Hasan (2008), dalam industri pariwisata berkembang
“perilaku wisatawan adalah respon semenjak terjadinya karantina wilayah
psikologis yang kompleks yang muncul (lockdown). Adapun program digitalisasi
dalam bentuk perilaku atau tindakan visual salah satunya yaitu wisata virtual,
yang khas secara perseorangan yang sebuah program wisata yang dilakukan
langsung terlibat dalam usaha secara daring (online) dengan
memperoleh dan menggunakan produk menggunakan video (Indrajaya, 2020).
serta menentukan proses pengambilan Selain wisata virtual, perkembangan
keputusan dalam melakukan pembelian teknologi dalam sektor pariwisata adalah
produk termasuk dalam melakukan dengan membuat program aplikasi.
pembelian ulang” (Suryadana, 2013). Aplikasi akan digunakan untuk
Dampak Pandemi Covid-19 Pada melakukan self check-in/out, melihat
Pariwisata menu restoran, melakukan pemesanan
Pandemi Covid-19 telah dan pembelian tiket, dan sebagainya.
memberikan dampak yang sangat besar Penelitian Relevan
kepada banyak sektor. Sektor pariwisata Penelitian yang relevan mengenai
menjadi salah satu yang mengalami analisis perilaku wisatawan sebenarnya
dampak kerugian sangat besar akibat dari sudah pernah dilakukan oleh beberapa
pandemi ini. Seperti yang diketahui, peneliti. Namun, penelitian relevan yang
sektor pariwisata merupakan salah satu mendasari penelitian perilaku wisatawan
penggerak ekonomi utama dan sebagai dampak dari pandemi Covid-19
penyumbang devisa negara terbesar di adalah Suprihatin (2020) dengan judul
Indonesia (Sofia, 2019). Namun, akibat “Analisis Perilaku Konsumen Wisatawan
terjadinya pandemi Covid-19, kondisi Era Pandemi Covid-19 (Studi Kasus
ekonomi pada sektor pariwisata Pariwisata di Nusa Tenggara Barat).
mengalami penurunan. Penelitian lain dilakukan oleh Sigala

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 121
Pariwisata, Vol. 9 No. 2 September 2022

(2020) dengan judul “Tourism and keputusan konsumen, ketertarikan


COVID-19: Impacts and Implications for pelanggan, ketertarikan dalam sebuah
Advancing and Resetting Industry and perkerjaan, penggunaan dalam fasilitas
Research”. kesehatan, manajemen sistem informasi
Kerangka Pemikiran dan sebagainya (Sekaran & Bougie,
Berdasarkan teori yang telah 2016). Survei mencakup penelitian-
diuraikan dapat dibentuk kerangka penelitian yang bertujuan untuk
pemikiran sebagai berikut: mengumpulkan informasi faktual guna
mendeskripsikan fenomena yang ada
(Suwartono, 2014).
Penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling yaitu teknik
pengambilan sampel data dengan sumber
tertentu (Helaludin & Wijaya, 2019).
Dalam penelitian ini sumber tertentu
yang dimaksud yaitu wisatawan yang
berdomisili di JABODETABEK dan
pernah melakukan perjalanan wisata di
Sumber : Pribadi (2022) masa pandemic Covid-19. Populasi
Gambar 1. Kerangka Pemikiran dalam penelitian ini adalah seluruh
wisatawan nusantara. Sedangkan sampel
Gambar di atas digunakan sebagai dasar yang akan diteliti adalah wisatawan
hipotesis bahwa faktor-faktor tersebut nusantara yang berada di sekitar wilayah
diduga memengaruhi perilaku wisatawan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan
dalam pemilihan destinasi wisata di masa Bekasi (JABODETABEK), dengan
pandemi Covid-19. Hipotesis pada kriteria responden yang akan diteliti
penelitian ini yaitu: adalah wisatawan yang melakukan
H1 : Kepribadian wisatawan berpengaruh perjalanan wisata pada masa pandemi.
terhadap perilaku wisatawan dalam Jenis data pada penelitian ini
pemilihan destinasi wisata. adalah data primer, yaitu data yang
H2 : Sikap wisatawan berpengaruh langsung diperoleh dari subjek yang
terhadap perilaku wisatawan dalam diteliti dan kemudian diolah (Rukajat,
pemilihan destinasi wisata 2018). Penggumpulan data ini
H3 : Kondisi sosial-ekonomi wistawan menggunakan kuesioner yang langsung
berpengaruh terhadap perilaku diberikan kepada subjek penelitian
wisatawan dalam pemilihan destinasi melalui link google form. Dalam
wisata penelitian ini, metode analisis data yang
H4 : Citra destinasi berpengaruh terhadap dilakukan yaitu Partial Least Square
perilaku wisatawan dalam pemilihan (PLS) dengan menggunakan aplikasi
destinasi wisata SmartPLS. PLS adalah metode analisis
H5 : Fasilitas destinasi berpengaruh yang bersifat soft modelling karena tidak
terhadap perilaku wisatawan dalam mengasumsikan data harus dengan
pemilihan destinasi wisata pengukuran skala tertentu, dengan begitu
H6 : Resiko kesehatan destinasi jumlah sampel yang dibutuhkan dapat
berpengaruh terhadap perilaku kecil (dibawah 100 sampel) (Ningsi,
wisatawan dalam pemilihan destinasi 2018).
wisata. Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas ini dilakukan dengan
METODE PENELITIAN merancang model pengukuran atau outer
Berdasarkan masalah yang akan model yaitu: a. Validitas Konvergen
diteliti, penelitian ini merupakan Menurut Chin (1998; 2015), validitas
penelitian survei. Survei biasa digunakan konvergen ditinjau dari nilai outer
untuk mencaritahu tentang pembuatan loadings dan Average Variance

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 122
Pariwisata, Vol. 9 No. 2 September 2022

Extracted (AVE) dimana nilai cut off pemilihan destinasi wisata (Y), dengan
value pada masing-masing nilai nilai sebesar 1,000; 2) Variabel
disyaratkan adalah 0,70, tetapi untuk kepribadian wisatawan (X1) memiliki
tahap awal nilai 0,50- 0,70 masih pengaruh terhadap pemilihan destinasi
dinyatakan lolos uji validitas konvergen. wisata (Y), dengan nilai sebesar 0,553; 3)
Tabel 1 Variabel fasilitas destinasi (X5) cukup
Hasil Perhitungan AVE berpengaruh terhadap pemilihan
destinasi wisata (Y), yaitu dengan nilai
sebesar 0,337; 4) Variabel sikap
wisatawan (X2) memiliki pengaruh yang
kecil terhadap pemilihan destinasi wisata
(Y), dengan nilai -0,692; 5) Variabel
risiko kesehatan destinasi (X6) memiliki
pengaruh yang cukup kecil terhadap
pemilihan destinasi wisata (Y), dengan
nilai -0,135; 6) Variabel kondisi sosial-
ekonomi wisatawan (X3) memiliki
Sumber: Pribadi (2022) pengaruh yang sangat kecil terhadap
Berdasarkan hasil perhitungan outer pemilihan destinasi wisata (Y) dengan
loadings dan Average Variance nilai -0,083.
Extracted, diketahui jika seluruh items
yang diuji dalam penelitian ini adalah
valid karena menghasilkan nilai AVE >
0,5.
Setelah mendapatkan data hasil uji
validitas, selanjutnya dilakukan uji
reliabilitas dengan melihat nilai dari
Alpha Cronbach. Variabel dapat
dikatakan reliabel apabila nilai Alpha
Cronbach > 0,7. Berikut adalah hasil
perhitungan nilai Alpha Cronbach: Sumber: SmartPLS Pribadi (2022)
Tabel 2 Gambar 2. Hasil Perhitungan Path
Hasil Perhitungan Alpha Chronbach Coefficients
Uji Hipotesis
Pengujian hipotesa dilakukan
dengan melihat nilai probabilitas dan
statistik. Kriteria penerimaan hipotesa
adalah ketika T-statistik > T-tabel dengan
P-value = > 0,05. Berikut adalah hasil
dari uji hipotesis berdasarkan
bootstrapping.
Berdasarkan kriteria dalam uji
Sumber: Pribadi (2022) signifikasi (probabilitas), jika nilai
Dari tabel di atas, diketahui jika semua probabilitas lebih besar dari tingkat
variabel dikatakan reliabel karena signifikasi 5% (>0,05), maka tidak terjadi
memiliki nilai Alpha Cronbach > 0,7. pengaruh antara variabel independent
terhadap variable dependen, atau H0
PEMBAHASAN diterima dan Ha ditolak. Namun jika nilai
Hasil Uji Path Coefficient probabilitas lebih kecil dari tingkat
Berdasarkan hasil analisis, nilai signifikasi 5% (<0,05), maka terjadi
Path Coefficients menunjukkan bahwa: pengaruh antara variabel independent
1) Variabel citra destinasi (X4) memiliki terhadap variable dependen, atau H0
pengaruh yang sangat besar terhadap ditolak dan Ha diterima.
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 123
Pariwisata, Vol. 9 No. 2 September 2022

Dalam pemilihan destinasi wisata,


Tabel 3 para responden menyatakan setuju pada
Hasil Uji Hipotesis pernyataan semasa pandemi lebih
memilih wisata di dalam negeri dan
memilih tempat dengan alam terbuka.
Semasa pandemi, pemerintah telah
membatasi mobilitas sosial sehingga
kegiatan berwisata sangat terbatas.
Pemilihan ruang terbuka juga menjadi
pilihan responden karena untuk
mencegah penularan Covid-19. Ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Chebli, et all (2020). Dalam
penelitiannya didapatkan hasil bahwa,
wisatawan di masa pandemi sangat
memperhatikan lingkungan, sehingga
jenis wisata seperti ecotourism dan
aktivitas luar ruangan akan banyak
Sumber: Pribadi (2022) berkembang. Hal ini menunjukkan
Berdasarkan hasil pada tabel 3, maka bagaimana kepribadian wisatawan dapat
dapat disimpulkan bahwa hanya tiga memengaruhi pemilihan destinasi wisata
faktor yang berhasil memengaruhi dimasa pandemi Covid-19.
perilaku wisatawan dalam memilih Terdapat Pengaruh Sikap Wisatawan
destinasi di masa pandemi Covid-19, Terhadap Pemilihan Destinasi Wisata
yaitu faktor kepribadian wisatawan, Berdasarkan hasil analisis
faktor sikap wisatawan, dan faktor citra penelitian ini, sikap wisatawan memiliki
destinasi. Hasil penelitian ini mendukung pegaruh yang positif terhadap pemilihan
penelitian sebelumnya yang dilakukan destinasi wisata. Sikap wisatawan sangat
oleh Chebli dkk (2020) yang menyatakan berpengaruh terhadap pemilihan
bahwa faktor kepribadian wisatawa, destinasi wisata dikarenakan, menurut
sikap wisatawan, dan citra destinasi Cooper (2010) sikap merupakan salah
berpengaruh positif dan signifikan satu faktor penentu keputusan perjalanan.
terhadap perilaku wisatawan dalam Proses keputusan perjalanan akan
memilih destinasi wisata. menghasilkan pemilihan destinasi wisata.
Uraian Pembahasan Jika melihat dari hasil penelitian,
Terdapat Pengaruh Kepribadian rata-rata responden setuju untuk lebih
Wisatawan Terhadap Pemilihan memilih berwisata ke tempat yang tidak
Destinasi Wisata diminati banyak orang. Seperti yang
Berdasarkan hasil analisis diketahui, dimasa pandemi Covid-19
penelitian ini, kepribadian wisatawan masyarakat dilarang untuk berkerumun
memiliki pegaruh yang positif terhadap atau harus menjaga jarak antar individu.
pemilihan destinasi wisata. Hal ini sesuai Hal ini dilakukan guna mencegah
dengan penelitian yang dilakukan oleh penyebaran penyakit Covid-19 dan demi
Lubis dan Kartikasari (2019). keamanan dan kenyamanan bersama. Itu
Kepribadian wisatawan sangat yang menyebabkan responden setuju
berpengaruh terhadap pemilihan pada pernyataan tersebut. Pernyataan itu
destinasi wisata dikarenakan, menurut juga sesuai dengan penelitian yang
Cooper (2010) kepribadian merupakan dilakukan oleh Chebli, et all (2020).
salah satu faktor penentu keputusan Dalam penelitiannya dikatakan bahwa,
perjalanan. Proses keputusan perjalanan berwisata ke tempat yang lebih tidak
akan menghasilkan pemilihan destinasi dikenal atau tidak diminati banyak orang
wisata. telah menjadi trend baru di masa
pandemi.

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 124
Pariwisata, Vol. 9 No. 2 September 2022

Tidak Terdapat Pengaruh Kondisi kemudian melakukan keputusan


Sosial-Ekonomi Wisatawan Terhadap perjalanan.
Pemilihan Destinasi Wisata Dalam salah satu pernyataan yang
Berdasarkan hasil penelitian di diberikan pada penelitian ini, responden
atas, kondisi sosial-ekonomi tidak setuju untuk lebih memilih tempat wisata
berpengaruh terhadap pemilihan yang dapat ditempuh dengan kendaraan
destinasi wisata. Jumlah responden yang umum tanpa harus berganti lebih dari 2x.
menyatakan tidak setuju mengenai Ini dilakukan untuk menghindari kontak
pekerjaan responden yang menjadi dengan orang yang berbeda-beda dan
hambatan untuk berwisata ke luar kota juga menghindari berada pada ruang
ataupun luar negeri di masa pandemi tertutup dalam waktu yang cukup lama.
bernilai lebih besar dari 50%. Masih Hal itu sesuai dengan penelitian yang
banyak responden dengan pekerjaannya dilakukan oleh Chebli, et all (2020) yang
yang ternyata tidak menjadi penghambat menyatakan bahwa, wisatawan dimasa
untuk dapat berwisata ke luar kota pandemi takut untuk berada dalam ruang
ataupun luar negeri. Adapula para yang sempit seperti dalam bus, perahu
responden yang tetap melakukan dan lain-lain yang mana tidak ada jarak.
kegiatan wisata ke luar kota atau luar Tidak Terdapat Pengaruh Fasilitas
negeri walaupun pekerjaannya melarang. Destinasi Terhadap Pemilihan
Pada pernyataan yang menyatakan Destinasi Wisata
bahwa responden lebih memilih tempat Berdasarkan hasil penelitian,
wisata yang murah saat pandemi, dalam fasilitas destinasi tidak berpengaruh
penelitian yang dilakukan oleh Chebli, et terhadap pemilihan destinasi wisata. Hal
all (2020), reponden menyatakan akan ini berbeda dengan penelitian yang
mengurangi biaya untuk kegiatan wisata dilakukan oleh Chebli, et all (2020).
dikarenakan daya beli yang menurun. Dalam penelitiannya dikatakan bahwa
Chebli dkk., juga mengatakan bahwa fasilitas destinasi berpengaruh terhadap
perilaku konsumen dalam waktu kedepan pemilihan destinsi wisata terutama pada
akan lebih memperhatikan kondisi masa pandemi Covid-19. Destinasi
keuangan seperti menabung, cara baru wisata yang memiliki fasilitas yang
menghabiskan uang dan lain sebagainya. sesuai dengan standar dimasa pandemi
Namun, hal ini tidak berpengaruh Covid-19, akan lebih dipilih wisatawan
terhadap wisatawan di JABODETABEK. daripada destinasi wisata yang tidak
Tidak hanya pada saat pandemi, saat memiliki fasilitas yang memadai.
kondisi normal pun responden akan Adapun hal yang membuat
memilih tempat atau destinasi wisata fasilitas tidak memengaruhi pemilihan
yang murah. destinasi wisata adalah karena terjadinya
Terdapat Pengaruh Citra Destinasi ketidak sesuaian antara keinginan dan
terhadap Pemilihan Destinasi Wisata realita pada lapangan. Responden lebih
Berdasarkan hasil penelitian di memilih destinasi wisata yang selalu
atas, citra destinasi berpengaruh terhadap mengingatkan dan menerapkan protokol
pemilihan destinasi wisata. Hal ini sesuai kesehatan. Akan tetapi, dalam
dengan penelitian yang dilakukan oleh pelaksanaannya, masih banyak
Chebli, et all (2020), yang menurutnya responden yang juga sering mengabaikan
semasa pandemi Covid-19 wisatawan protokol kesehatan dan marah atau
akan memperhatikan citra destinasi merasa tidak nyaman ketika ditegur
dalam melakukan perjalanan wisata. mengenai pelaksanaan protokol
Menurut Cooper (2010), citra destinasi kesehatannya. Pernyataan lainnya, yaitu
juga menjadi salah satu faktor keputusan responden memilih penginapan yang
perjalanan. Wisatawan yang akan baik dan memiliki standard kebersihan.
melakukan perjalanan wisata, biasanya Hal ini tidak hanya dipilih oleh
akan menimbang beberapa hal seperti responden pada saat pandemi saja, tapi
salah satunya adalah citra destinasi baru juga pada saat hari normal lainnya.

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 125
Pariwisata, Vol. 9 No. 2 September 2022

Pentingnya penginapan yang baik dan sebagai berikut: (1) Diketahui bahwa
memiliki standard kebersihan dapat hasil kepribadian wisatawan memiliki
membuat pengunjungnya jauh dari pengaruh yang positif dan signifikan
penularan penyakit seperti penyakit kulit, terhadap pemilihan destinasi wisata di
ataupun penyakit menular lainnya. Itu masa pandemi Covid-19; (2) Diketahui
sebabnya variabel ini tidak memiliki bahwa sikap wisatawan memiliki
pengaruh terhadap pemilihan destinasi pengaruh yang positif dan signifikan
wisata di masa pandemi Covid-19. terhadap pemilihan destinasi wisata di
Tidak Terdapat Pengaruh Risiko masa pandemi Covid-19; (3) Hasil
Kesehatan Destinasi Terhadap pengujian mengatakan bawah kondisi
Pemilihan Destinasi Wisata sosial-ekonomi wisatawan tidak
Mengetahui hasil penelitian di memiliki pengaruh yang positif dan
atas, risiko kesehatan destinasi tidak signifikan terhadap pemilihan destinasi
berpengaruh terhadap pemilihan wisata di masa pandemi Covid-19; (4)
destinasi wisata. Hal ini tidak sesuai Hasil pengujian mengatakan bahwa citra
dengan penelitian yang dilakukan oleh destinasi berpengaruh positif dan
Chebli, et all (2020). Chebli dkk., signifikan terhadap pemilihan destinasi
mengatakan bahwa, risiko kesehatan wisata di masa pandemi Covid-19; (5)
destinasi mempengaruhi wisatawan Hasil analisis menyatakan bahwa
dalam memilih destinasi wisata dimasa fasilitias destinasi tidak memiliki
pandemi Covid-19. Risiko kesehatan pengaruh yang positif terhadap pemilihan
destinasi ternyata bukan menjadi faktor destinasi wisata di masa pandemi Covid-
penting bagi wisatawan 19; (6) Hasil analisis menyatakan bahwa
JABODETABEK dalam melakukan risiko kesehatan destinasi tidak
keputusan perjalanan. berpengaruh positif dan signifikan
Pernyataan yang mendukung terhadap pemilihan destinasi wisata di
alasan risiko kesehatan destinasi tidak masa pandemi Covid-19.
memengaruhi pemilihan destinasi wisata Saran
adalah reponden memilih destinasi Berdasarkan kesimpulan di atas,
wisata yang memberikan jaminan maka saran dari peneliti sebagai berikut:
asuransi kesehatan dari tertularnya (1) Kepribadian wisatawan berpengaruh
Covid-19. Hal ini tentu diinginkan oleh terhadap pemilihan destinasi wisata di
responden atau wisatawan guna masa panndemi Covid-19, oleh karena
mendapat pengalaman liburan yang itu, penting bagi pelaku usaha wisata
aman, nyaman dan menyenangkan. Pada dapat memahami bagaimana kepribadian
hasil penelitian banyak responden yang wisatawan pada saat pandemi. Hal ini
menyetujui pernyataan ini, namun dalam juga berlaku untuk pemangku
penerapannya masih banyak destinasi kepentingan dalam menetapkan
wisata yang tidak dapat memberikan kebijakan guna menarik wisatawan dan
asuransi kesehatan terkait penularan membangkitkan kembali sektor ekonomi
Covid-19. Jikapun ada, pelaku usaha pariwisata di Indonesia; (2) Sikap
wisata telah menaikkan harga jualnya wisatawan berpengaruh terhadap
dan belum tentu responden atau pemilihan destinasi wisata di masa
wisatawan menginginkan atau pandemi Covid-19, saran dari peneliti
memerlukannya. Sehingga variabel ini adalah pelaku usaha pariwisata dapat
masih belum sesuai untuk memengaruhi memperkenalkan destinasi atau atraksi
pemilihan destinasi wisata bagi wisata baru yang sesuai dengan
wisatawan. kebutuhan wisatawan di masa pandemi.
Untuk pemangku kepentingan, dapat
PENUTUP menetapkan peraturan yang bijak agar
Kesimpulan kehidupan pariwisata di Indonesia dapat
Berdasarkan analisis yang telah tetap berjalan; (3) Citra destinasi
dilakukan, maka didapatkanlah hasil berpengaruh terhadap pemilihan

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 126
Pariwisata, Vol. 9 No. 2 September 2022

destinasi wisata di masa pandemi Covid- dengan-teknologi


19, hal ini tentu penting bagi pelaku Ismayanti. (2010). Pengantar pariwisata.
usaha wisata untuk dapat menjaga dan Jakarta: Grasindo. Diambil dari
meningkatkan citra destinasi dan juga https://books.google.co.id/books
membangun kepercayaan wisatawan ?id=Kzxaq1D5-
agar dapat menarik wisatawan datang RcC&pg=PA19&dq=pariwisata
berkunjung. Untuk pemangku +adalah&hl=en&sa=X&ved=2a
kepentingan, agar dapat menetapkan hUKEwjVndGS5PTuAhWN7X
peraturan dan tata kelola yang bijak guna MBHdeeAtkQ6AEwAHoECAE
menghidupkan kembali perekonomian QAg#v=onepage&q=pariwisata
pariwisata di Indonesia. adalah&f=false
Kementerian Pariwisata. (2017). Kajian
REFERENSI Data Pasar Wisatawan
Nusantara, 53(9), 1689–1699.
Chebli, A., & Ben Said, F. (2020). The Diambil dari
Impact of Covid-19 on Tourist https://www.kemenparekraf.go.i
Consumption Behaviour : A d/asset_admin/assets/uploads/m
Perspective Article. Journal of edia/pdf/media_1553500574_Pu
Tourism Management Research, blikasi_Kajian_Data_Pasar_Wis
7(2), 196–207. Diambil dari nus_2017.pdf
https://doi.org/10.18488/journal.
31.2020.72.196.207 Lubis, M. R. R., & Kartikasari, D. (2019).
Chebli, A., & Foued, B. S. (2020). The Analisis Perilaku Konsumen
Impact of Covid-19 on Tourist Yang Mempengaruhi Pemilihan
Consumption Behaviour : A Tempat Wisata Pantai Dendang
Perspective Article. Journal of Melayu Batam. Journal of
Tourism Management Research, Applied Business
7(2), 196–207. Diambil dari Administration, 3(1), 22–28.
https://doi.org/10.18488/journal. Diambil dari
31.2020.72.196.207 https://doi.org/10.30871/jaba.v3i
DPR RI, P. R. (2009). Undang-Undang 1.1286
Republik Indonesia No.10 Tahun Sigala, M. (2020). Tourism and COVID-
2009 (Vol. 2009). Diambil dari 19: Impacts and implications for
https://www.dpr.go.id/dokjdih/d advancing and resetting industry
ocument/uu/UU_2009_10.pdf and research. Elsevier, (January),
Helaludin, & Wijaya, H. (2019). 312–321. Diambil dari
ANALISIS DATA www.elsevier.com/locate/jbusre
KUALITATIF (SEBUAH s%0ATourism
TINJAUAN TEORI & Sofia, H. (2019). Lima Tahun
PRAKTIK). Diambil dari Mengantarkan Pariwisata
https://www.google.co.id/books/ Indonesia Jadi Sektor Utama
edition/Analisis_Data_Kualitatif Ekonomi. Antaranews.com.
_Sebuah_Tinjauan/lf7ADwAA Diambil dari
QBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=tekn https://www.antaranews.com/be
ik+purposive+sampling&pg=PA rita/1123250/lima-tahun-
64&printsec=frontcover mengantarkan-pariwisata-
Indrajaya, D. W. (2020). Peran indonesia-jadi-sektor-utama
Teknologi dalam Menghidupkan Suprihatin, W. (2020). Analisis Perilaku
Kembali Pariwisata di Indonesia. Konsumen Wisatawan Era
Diambil 10 April 2021, dari Pandemi Covid-19 ( Studi Kasus
https://www.goodnewsfromindo Pariwisata di Nusa Tenggara
nesia.id/2020/11/13/menghidupk Barat ). Jurnal Bestari, 19, 56–
an-pariwisata-di-indonesia- 66.

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 127
Pariwisata, Vol. 9 No. 2 September 2022

UNWTO. (2006). OECD Glossary of Universitas Negeri Jakarta. Saat ini,


Statistical Terms - International Ratih bekerja di Universitas Pertiwi
tourist Definition. Diambil 16 sebagai Dosen Tetap Fakultas Pariwisata
Maret 2021, dari dan Budaya.
https://stats.oecd.org/glossary/de
tail.asp?ID=6185 Prof. Dr. Diena M. Lemy, A.Par.,
UNWTO. (2010). International M.M., CHE adalah seorang akademisi
Recommendations for Tourism aktif di bidang Kepariwisataan. Dia telah
Statistics 2008. Diambil 13 mengabdikan dirinya untuk pendidikan
Maret 2021 dari tinggi pariwisata dengan menjadi dosen
https://unstats.un.org/unsd/publi di Universitas Pelita Harapan (UPH)
cation/Seriesm/SeriesM_83rev1 sejak tahun 1997. Dia ditunjuk untuk
e.pdf#page=21 menjadi Dekan pada Fakultas Pariwisata
Yousaf et al. (2018). Tourists’ sejak 2012. Prof. Diena juga aktif terlibat
motivations to travel: A dalam berbagai program Kementerian
theoretical perspective on the Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI
existing literature. Tourism and seperti: Destination Management
Hospitality Management, 24(1), Organization (DMO), Indonesia
197–211. Diambil dari Sustainable Tourism Council (ISTC),
https://doi.org/10.20867/thm.24. Sustainable Tourism Certification, dan
1.8 juga Pengembangan Kemitraan antara
Usaha Besar dengan UMKM di lima
BIODATA PENULIS Destinasi Super Prioritas (DSP). Prof.
Diena adalah Guru Besar bidang
Ratih Dwi Astuti, S.Pd., M.Par, lahir di Manajemen Jasa Kepariwisataan di UPH
Jakarta pada tanggal 22 Mei 1996. Ratih dan merupakan Guru Besar Bidang
memiliki latar pendidikan terakhir S2 Pariwisata ke-3 di Indonesia, dimana saat
Magister Pariwisata di Universitas Pelita ini baru terdapat 3 orang Guru Besar pada
Harapan. Sebelumnya, Ratih menempuh bidang ini.
pendidikan S1 Pendidikan Tata Boga di

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 128

Anda mungkin juga menyukai