Anda di halaman 1dari 9

POTENSI DAN PERMASALAHAN

PEMBANGUNAN PERTANIAN LAHAN


KERING DI PROVINSI NTT DAN
KEBUTUHAN TEKNOLOGI

• AYU SENSI LENAMA • CHRISTIN MISSA

• BERNARDINO R. PODHI • CAROLINA D. OCTAVIANY

• GERVANO D. JAYA
KONSEP PEMBANGUNAN
Sektor Pertanian di NTT sampai dengan saat ini masih menjadi Leading Sector
(sector andalan), oleh karena itu “Pembangunan Pertanian Berkelanjutan” yang bertumpu
pada potensi lahan kering beriklim kering perlu mendapat perhatian mengingat
sebagiannya merupakan lahan kritis dengan berbagai masalah dan hambatan. Pertanian
Berkelanjutan” adalah suatu konsep pemikiran masa depan atau pertanian yang berlanjut
untuk masa saat ini, saat yang akan datang dan selamanya. Artinya, pertanian tetap ada
dan bermanfaat bagi semuanya dan tidak menimbulkan bencana bagi semuanya. Dengan
kata lain, pertanian yang bisa dilaksanakan saat ini, saat yang akan datang dan menjadi
warisan yang berharga bagi anak cucu kita. Oleh karena itu, Pembangunan di Sektor
Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Peternakan dan Perikanan harus mampu
mengkonservasi tanah, air, tanaman, sumber genetik binatang, tidak merusak lingkungan,
secara teknis dapat diterapkan petani, secara ekonomis menguntungkan, dan secara
sosial dapat diterima dan secara ekologis tidak merusak lingkungan. Adapun ciri-ciri
“Pertanian Berkelanjutan” adalah:
a) Mantap secara ekologis
b) Secara ekonomis dapat berlanjut,
c) Adil,
d) Manusiawi
e) Luwes,
Problem Solution
Kekeringan di wilayah NTT Penggunaan IPTEK
Potensi Pertanian Lahan Kering Beriklim Kering di NTT
Pengembangan pertanian lahan kering di Indonesia masih
memiliki prospek yang baik karena belum dikelola secara
optimal dan luasnya mencapai 28,8 juta hektar (8% luas
wilayah dan 1,5 % luas lahan pertanian), dengan penyebaran
sebagai berikut:

a. Keterbatasan air.
b. Degradasi lahan akibat erosi.
c. Tingkat kesuburan tanah rendah.
d. Infrastruktur ekonomi tidak sebaik di daerah beriklim basah.
e. Lahan kering umumnya tersebar di daerah lereng dan perbukitan dengan
potensi erosi tinggi sehingga mengakibatkan degradasi kesuburan lahan.
f. Kondisi biofisik lahan kering tidak sebaik lahan sawah.
g. Petaninya umumnya miskin dan seringkali mengabaikan penerapan teknik
konservasi lahan secara berkelanjutan dalam usaha taninya.
h. Kualitas lahan dan penerapan teknolog terbatas, menyebabkan variabilitas
produksi pertanian relatif tinggi.
i. Persaingan dengan gulma.
j. Serangan hama.
k. Penggunaan jenis-jenis tanaman lokal dengan produksi rendah
Comparing Poetry: Poetic Devices

Problem Solution
Mercury is the closest planet Venus has a beautiful name
to the Sun and the smallest and the second planet from
one in the Solar System the Sun, it’s terribly hot
Potensi Pertanian Lahan Kering Beriklim Kering
• Pengembangan pertanian lahan kering di Indonesia masih memiliki prospek yang baik karena belum dikelola secara
optimal dan luasnya mencapai 28,8 juta hektar (8% luas wilayah dan 1,5 % luas lahan pertanian), dengan penyebaran
sebagai berikut:
1. Sumatra, 10,8 juta ha.
2. Kalimantan, 10,9 juta ha.
3. Sulawesi, 1,3 juta ha.
4. Papua, 5,7 juta ha.
5. Nusa Tenggara Timur, 92, 93 % dari total wilayah.
• Lahan beriklim kering di NTT
PERMASALAHAN PERTANIAN LAHAN KERING BERIKLIM DI NTT

Permasalahan yang dihadapi usaha pertanian di lahan kering beriklim kering sangat
kompleks yang berakibat rendahnya produktifitas. Beberapa permasalahan yang
dihadapi, antara lain:
a. Keterbatasan air.
b. Degradasi lahan akibat erosi.
c. Tingkat kesuburan tanah rendah.
d. Infrastruktur ekonomi tidak sebaik di daerah beriklim basah.
e. Lahan kering umumnya tersebar di daerah lereng dan perbukitan dengan potensi
erosi tinggi sehingga mengakibatkan degradasi kesuburan lahan.
f. Kondisi biofisik lahan kering tidak sebaik lahan sawah.
g. Petaninya umumnya miskin dan seringkali mengabaikan penerapan teknik
konservasi lahan secara berkelanjutan dalam usaha taninya.
h. Kualitas lahan dan penerapan teknolog terbatas, menyebabkan variabilitas
produksi pertanian relatif tinggi.
i. Persaingan dengan gulma.
j. Serangan hama.
k. Penggunaan jenis-jenis tanaman lokal dengan produksi rendah
KEBUTUHAN IPTEK UNTUK PENGELOLAAN LAHAN KERING
BERIKLIM KERING

a. Kebutuhan jenis-jenis tanaman yang tahan kekeringan dan


karakteristiknya.
b. Kebutuhan teknologi pengelolaan hara pada lahan keting
c. Kebutuhan teknologi pengendalian erosi pada lahan kering
d. Kebutuhan teknologi rehabilitasi dan reklamasi pada lahan kering
e. Kebutuhan teknologi pengelolaan bahan organik pada lahan kering
f. Kebutuhan teknologi konservasi dan hemat air di lahan kering
h. Kebutuhan pemuliaan tanaman
g. Kebutuhan teknologi untuk pengendalian gulma dan hama pada
lahan kering
i. Kebutuhan pola tanam yang sesuai untuk lahan kering beriklim
kering
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai