Anda di halaman 1dari 5

1.

Ekonomi Sumberdaya Alam dalam Pembangunan


a. Jelaskan hubungan pertumbuhan ekonomi dengan barang sumbedaya alam, hubungan
dengan persediaan sumberdaya alam beserta gambarnya.
b. Jelaskan dengan narasi hubungan tingkat pertumbuhan dan pencemaran dan hubungan
antara jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi, barang sumberdaya alam dan
lingkungan beserta gambarnya

2. Konservasi, Deplesi, dan Persediaan


a. Jelaskan tentang pengertian konservasi, deplesi, dan persediaan
b. Uraikan kaitan tentang konservasi dan investasi
c. Buat skema gambar tentang standar minimum yang aman untuk konservasi dan jelaskan
alurnya

3. Jelaskan dalam bentuk narasi masing-masing dari gambar kaitannya antara kemiskinan,
industrialisasi dalam pengambilan sumber daya alam (buat skema gambar)

4. Mengukur Kelangkaan, dan Konservasi Sumberdaya Alam


a. Coba sdr jelaskan latar belakang terjadinya kelangkaan sumberdaya alam
b. Coba sdr terangkan bagaimana metode atau cara pengukuran ekonomi terhadap
kelangkaan sumberdaya alam.

Jawaban
1. Ekonomi Sumberdaya Alam dalam Pembangunan
a. Semakin cepat pertumbuhan ekonomi akan semakin banyak barang sumber daya yang
diperlukan dalam proses produksi yang pada gilirannya akan mengurangi tersedianya
sumber daya alam yang ada di dalam bumi karena barang sumber daya itu harus diambil
dan tempat persediaan (stock) sumber daya alam. Jadi dengan semakin menggebunya
pembangunan ekonomi di negara yang sedang berkembang termasuk negara kita
Indonesia karena merasa tertinggal dari negara lain dan ingin menghilangkan adanya
kemiskinan di negara tersebut, maka akan berarti semakin banyak barang sumber daya
yang diambil dari dalam bumi dan semakin sedikitlah jumlah persediaan sumber daya
alam tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan ada hubungan yang positif antara
jumlah dan kuantitas barang sumber daya dan pertumbuhan ekonomi, tetapi sebaliknya
ada hubungan yang negatif antara pertumbuhan ekonomi dan tersedianya sumber daya
alam yang ada di dalam bumi. Di samping itu dengan pembangunan ekonomi yang
cepat yang dibarengi dengan pembangunan pabrik, akan tercipta pula pencemaran
lingkungan yang semakin membahayakan kehidupan manusia.
b. Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk berarti semakin banyak diperlukan
barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan penduduk tersebut. Peningkatan jumlah
barang dan jasa dengan sendirinya memerlukan lebih banyak barang sumber daya
sebagai salah satu faktor produksi yang akan diolah bersama faktor-faktor produksi lain
baik dalam industri pengolahan industri pertanian maupun industri jasa, yang sebagai
produk sampingannya adalah pencemaran lingkungan. Jadi terdapat hubungan yang
positif antara pembangunan ekonomi dan pencemaran lingkungan. Semakin giat
pembangunan ekonomi semakin tinggi pula derajat pencemaran lingkungan. Gambar
menunjukkan hubungan tersebut yaitu pada sumbu horizontal digambarkan tingkat
pertumbuhan ekonomi dan pada sumbu vertikal digambarkan tingkat pencemaran.
Apabila laju pertumbuhan ekonomi setinggi Y0% maka tingkat pencemaran lingkungan
setinggi P0 dan bila tingkat pertumbuhan ekonomi setinggi Y maka tingkat pencemaran
lingkungan setinggi P1. Jadi di satu pihak kegiatan produksi barang dan jasa
menghasilkan sesuatu yang berguna untuk meningkatkan kesejahteraan hidup
penduduk, tetapi di lain pihak karena adanya pencemaran lingkungan akan merupakan
faktor yang menekan kesejahteraan hidup penduduk. Oleh karena itu, sebelum suatu
proyek yang dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup penduduk
dilaksanakan, analisa dampak, lingkungan (ANDAL) sangat diperlukan.
Hubungan antara jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi, barang sumber daya,
barang sumber daya alam dan lingkungan dapat dilukiskan sebagai berikut . Dengan
berkembangnya jumlah penduduk, perekonomian harus lebih banyak menyediakan
barang dan jasa demi mempertahankan atau mempertinggi taraf hidup suatu bangsa.
Namun peningkatan produksi barang dan jasa akan menuntut lebih banyak produksi
barang sumber daya alam yang harus digali atau diambil dari persediaan sumber daya
alam. Sebagai akibatnya sumber daya alam menjadi semakin menipis. Di samping itu
pencemaran lingkungan semakin meningkat pula dengan semakin lajunya pertumbuhan
ekonomi. Jadi dengan pembangunan ekonomi yang menghasilkan pertumbuhan
ekonomi akan terjadi pula dua macam akibat yaitu di satu pihak memberikan dampak
positif bagi kehidupan manusia (ini berupa semakin tersedianya barang dan jasa dalam
perekonomian); dan di lain pihak terdapat dampak negatif bagi kehidupan manusia yang
berupa pencemaran lingkungan dan menipisnya persediaan sumber daya alam.
Pencemaran lingkungan menyebabkan timbulnya gangguan kesehatan dan kurang
nyamannya kehidupan, sedangkan berkurangnya persediaan sumber daya alam akan
mengurangi kemudahan dalam penyediaan barang dan jasa bagi pemenuhan kebutuhan
manusia. Oleh karena itu, pembangunan ekonomi haruslah bersifat pembangunan yang
berwawasan lingkungan dan tidak menguras sumber daya alam.

2. Konservasi, Deplesi, dan Persediaan


a. Gifford Pinchot mengartikan konservas sebagai penggunaan sumber daya alam untuk
kebaikan secara optimal, dalam jumlah yang terbanyak dan untuk jangka waktu yang
pahng lama. Lebih dari ltu konservasi diartikan sebagai pengembangan dan proteksi
terhadap sumber daya alam
Deplisi berasal dari kata “deplation”, yang suatu cara pengambilan sumber daya
alam secara besar-besaran. Deplisi ini merupakan implikasi paling awal yang terjadi
akibat penggunaan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan atau kepuasan
manusia
“Cadangan” adalah Sumberdaya Alam yang sudah kita ketahui “Identified” dan
bernilai ekonomis, Sumber daya alam bisa disebut cadangan jika sudah diketahui baik
dari segi jumlah atau besarnya deposit yang sudah terukur dalam satu satuan seperti ton,
dan telah diketahui manfaatnya.
b. Meskipun kedua pengertian ini seringkali dlgunakan secara agak membingungkan,
tetapi banyak ahli ekonomi menyetujui bahwa Investasi dan disinvestasi berkaitan
dengan perubahan nilai barang modal seseorang, perusahaan ataupun masyarakat
sebagai akibat dari perubahan dalam tingkat pendapatan maupun tmgkat konsumsi. Dan
bukan berhubungan dengan perubahan fisik karena penggunaan sumber daya alam.
Memang seringkali investasi menghasilkan adanya deplesi dan disinvestasi
menghasilkan konservasi. Sebagai misal karena adanya perubahan teknik produksi
maka terjadi Investasi yang bersifat meningkatkan produksi sehingga semakin banyak
menguras sumber daya alam (deplesi).
c. Standar minimum yang aman bagi konservasi dapat dicapai dengan menghindari daerah
kritis (critical zone), yaitu kondisi fisik yang karena ulah manusia akan berakibat tidak
ekonomis untuk menghentikan atau membalik tindakan deplesi. atau dengan kata lain
daerah kritis ini dirumuskan sebagai tindakan di bawah mana suatu penurunan dalam
aliran produksi barang sumber daya tidak dapat lagi dikembalikan secara ekonomis atas
dasar kondisi yang dapat dimengerti pada saat sekarang ini titik suatu standar minimum
aman (safe minimum standard) 14 sesungguhnya merupakan suatu landasan fleksibilitas
dalam melanjutkan pembangunan dalam masyarakat titik lebih praktis kiranya untuk
mendefinisikan standar minimum yang aman (safe minimum standard) sebagai suatu
tindakan konservasi yang dirancang untuk menghindari daerah kritis (critical zone).
Sebagai contoh dalam hal sumber daya tanah, suatu standar minimum yang aman
adalah penghindaran tingkat erosi yang maksimum, sedangkan dalam sumber daya
hutan berupa usaha menghindari tingkat kebakaran hutan yang maksimum, dan dalam
sumber daya air standar minimum yang berarti pencegahan pencemaran tertinggi
terhadap air minum. Kebijaksanaan konservasi sangat dikaitkan dengan kelompok
sumber daya alam yang memiliki daerah kritis, yaitu bila dengan dihancurkan
lingkungan habitatnya sumber daya alam itu akan punah, seperti pada ikan, tumbuh-
tumbuhan, air dan sebagainya.oleh karena itu suatu standar minimum nya aman sangat
berarti bagi kebijaksanaan konservasi, khususnya bagi sumber daya alam yang memiliki
daerah kritis.

3. Kegiatan ekonomi apapun membutuhkan input berupa sumber daya alam baik itu dalam
bentuk sudah diolah ataupun yang masih setengah jadi bahkan mentah untuk menghasilkan
output sesuai bidang dan jasa kegiatan yang dilakukan. Proses ekonomi tersebut tidaklah
hanya menghasilkan output dengan nilai tambah tetapi juga nilai kurang yaitu polusi, banyak
sekali masyarakat pengusaha yang melupakan hal ini, karena output yang kedua ini tidaklah
menguntungkan. Kegiatan ekonomi yang buta ini, tanpa disadari menimbulkan masalah
yang kompleks. Nilai kurang yang dianggap nol oleh masyarakat pengusaha tersebut sedikit
demi sedikit mengikis kemakmuran pendudukan disekitarnya sampai membawa mereka
semua baik itu penduduk dan masyarakat pengusaha kepada cekung kemiskinan

4. Mengukur Kelangkaan, dan Konservasi Sumberdaya Alam


a. Kelangkaan kondisi di mana kita tidak mempunyai cukup sumber daya untuk memuaskan
semua kebutuhan kita. Dengan singkat kata kelangkaan terjadi karena jumlah kebutuhan
lebih banyak dari jumlah barang dan jasa yang tersedia. Kelangkaan bukan berarti
segalanya sulit diperoleh atau ditemukan. Kelangkaan juga dapat diartikan alat yang
digunakan untuk memuaskan kebutuhan jumlahnya tidak seimbang dengan kebutuhan
yang harus dipenuhi.
b. Mengukut Langka atau tidak SDA
 Dengan melihat harga barang SDA dan nilai sewa ekonomis (economic rent)
 Melihat satuan biaya produksi barang SDA (Barnett dan Morse)
 Royalty (economic rent) maupun elatisitas subtitusi
 Barnett dan Morse setuju dengan pendapat Malthus dan Richardo bahwa
peningkatan produksi pertanian akan memerlukan dosis capital dan tenaga kerja
yang lebih banyak
 Fisher scarcity rent atau economic rent yaitu nilai satuan SDA yang masih ada di
dalam bumi, sebagai alat pengukur kelangkaan yang lain
Pengukuran Ekonomi Terhadap Kelangkaan Biaya Produksi
 Ekonomi klasik (Richardo) maupun neo klasik (Jevons) melihat peningkatan biaya
produksi berhubungan dengan semakin berkurangnya persediaan SDA
 Barnett dan Morse SDA secara ekonomis memang langka, dan makin langka
sehingga menganggu kehidupan manusia
Hipotesis Barnett dan Morse Kelangkaan SDA
 Bila biaya rill persatuan output meningkat terus selama periode pengambilan
 Biaya komoditi yang diambil relative lebih tinggi dari pada biaya produksi
komoditi lain
 Harga komoditi yang diambil relative lebih tinggi daripada harga komoditi lain
Harga Barang Sumberdaya Alam
 Makin mahal harga barang sumberdaya makin langka
 Rent adalah harga bayangan satuan barang sumberdaya dalam persediaan
 Bila tertarik pada kelangkaan maka rent lebih tepat sebagai alat ukurnya. Namun
bila mengetahui banyaknya pengorbanan dalam memperoleh SDA, maka harga
lebih tepat sebagai indikatornya karena harga sudah mencakup biaya produksi dan
rent
 V.K Smith menemukan bahwa laju penurunan harga barang sumberdaya itu
semakin kecil, ini menunjukkan keadaan sumberdaya semakin langka

Anda mungkin juga menyukai