Anda di halaman 1dari 12

Vitria Noor Fadhila

Ch 10 – The Environment and Development

10.1 Environment and Development: the Basic Issues

Economics and the Environment

Kegagalan pasar klasik menyebabkan terlalu banyak degradari ligkungan (KBBI: penurunan,
kemunduran, kemerosotan). Degradarsi lingkungan dapat mengurangi laju pembangunan
ekonomi dengan mengenakan biaya tinggi pada negara-negara berkembang melalui
pengeluaran terkait kesehataan dan pengurangan produktifitas sumber daya. Degradasi
lingkungan tersebut antara lain: tekanan populasi pada lahan marjinal, tdak ada akses sanitasi
dan air bersih. Perusakan hutan salah satu hal yang dapat menyebabkan degradasi lingkungan
melau pemanasan global melalu efek rumah kaca.

Sustainable Deveopment and Environmental Accounting

“Sustainability” mencerminkan perlunya keseimbangan yang cermat antara pertumbuhan


ekonomi dan pelestarian lingkungan. Konsep analisis ekonom untuk mempelajari sustainable
development menggunakan tiga alat: (1) menggunakan penilaian yang tepat untuk menfaat
sosial di masa depan, (2) memperhatikan kegagalan pasar, (3) menilai sda sebagai persediaan
modal bukan hanya aliran konsumsi. Pertumbuhan di masa depan dan kualitas hidup
tergantung pada kualitas lingkungan. Sehingga perlu adanya perhitungan lingkungan dalam
kebijakan pembangunan. NNI** = GNI - Dm - Dn - R – A dimana NNI adalah pendapatan nasional
yang berkelanjutan. Dm adalah depresiasi asset modal yang di produksi. Dn adalah depresi modal
lingkungan. R adalah pengeluaran yang diperlukan untuk memulihkan modal lingkungan. A adalah
pengeluaran yang diperlukan untuk mencegah perusakan modal lingkungan.

Environment Relationships to Population, Poverty, and Economic Growth

Population, resources, and the environment  melambatnya tingkat pertumbuhan


populasi akan membantu meringankan intensifikasi banyak masalah lingkungan.

Poverty and the environment  orang miskin merupakan korban utama dan dapat
juga sebagai agen degradari lingkungan.

Growth versus the environment?  karena orang miskin menyebabkan kerusakan


lingkungan, maka dengan meningkatkan status ekonomi termiskin akan memberikan
pengaruh positif terhadap lingkungan. Ketika pendapatan per kapita meningkat, polusi dan
bentuk-bentuk lain dari degradasi lingkungan pertama-tama akan naik dan kemudian jatuh
dalam pola U-terbalik.

Environment and Rural and Urban Development

Rural development and the environment  Peningkatan aksesibilitas input


pertanian kepada petani kecil dan pengenalan metode pertanian berkelanjutan akan
membantu menciptakan alternatif yang menarik untuk pola penggunaan sumber daya yang
merusak lingkungan saat ini. Investasi peningkatan lahan dapat sangat meningkatkan hasil
panen dari lahan pertanian dan membantu memastikan swasembada pangan di masa depan.

Urban development and the environment  populasi perkotaan terkadang melaju


dua kali lipat dari laju pertumbuhan nasional, sehingga mengakibatkan lingkungan perkotaan
memburuk lebih cepat daripada ukuran populasi perkotaan yang meningkat, dengan demikian
biaya lingkungan marginal dari penduduk akibatnya biaya lingkungan marginal dari
penduduk tambahan meningkat seiring waktu.

The Global Environment and Economy

Ketika total populasi dunia tumbuh dan pendapatan meningkat, degradasi lingkungan global
netto kemungkinan akan memburuk. Dengan menggunakan sumber daya secara lebih efisien,
sejumlah perubahan lingkungan sebenarnya akan memberikan penghematan ekonomi, dan
yang lainnya akan dicapai dengan biaya yang relatif kecil.

Natural Resource–Based Livelihoods as a Pathway Out of Poverty: Promise and


Limitations

Lebih dari setengah orang yang aktif secara ekonomi di negara berkembang bergantung pada
pertanian, perburuan, penangkapan ikan, atau kehutanan. Di banyak negara, orang miskin
telah kehilangan kendali atas beberapa sumber daya alam tradisional mereka, termasuk hutan,
ladang, dan daerah penangkapan ikan, karena pengaturan hak kepemilikan pribadi baru atau
pengelolaan lahan publik yang korup. Di negara-negara berkembang, banyak eksploitasi
sumber daya alam tidak berkelanjutan secara lokal dan telah terjadi dengan cara dan dalam
skala yang seringkali memintas orang miskin. Sebagian dari solusinya adalah “pemerintahan
yang pro-miskin,” dengan pemberdayaan yang tulus dari orang miskin dan komunitas mereka
untuk menegaskan hak-hak mereka.
The Scope of Domestic-Origin Environmental Degradation

Konsekuensi utama kesehatan dan produktivitas dari kerusakan lingkungan termasuk polusi
air dan kelangkaan, polusi udara, limbah padat dan berbahaya, degradasi tanah, deforestasi,
hilangnya keanekaragaman hayati, dan perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan
global. Diperkirakan bahwa lebih dari 60% orang termiskin yang tinggal di negara
berkembang berjuang untuk bertahan hidup di tanah marjinal pertanian. Kerugian tahunan
yang dihasilkan dalam produktivitas pertanian diperkirakan antara 0,5% dan 1,5% dari GNI
tahunan di seluruh dunia. Polutan melalui udara juga sangat merugikan kesehatan warga di
negara-negara berkembang.

Rural Development and the Environment: A Tale of Two Villages

A village in Sub-Sahana Africa  penduduk desa di Afrika sering menebang pohon


dan mengolahnya menjadi lahan marjinal, hal ini menyebabkan degradasi lingkungan
pastinya. Namun tak terpungkiri bahwa hidup mereka tidak terlepas dari fungsi-fungsi pohon
untuk kebutuhan makanan mereka.

A settlement near the amazon  Sebagian besar petani di sini adalah pendatang
baru, yang ditarik diimingi oleh pemerintah tentang kemakmuran dan tanah. Program ini
dirancang demi mengurangi kepadatan kota dan membendung arus pendatang dari desa ke
kota.

10.2 Gobal Warming and Climate Change: Scope, Mitigation, and Adaptation

Scope of the Problem

Pemanasan global kemungkinan akan menghadirkan tantangan lingkungan yang belum


pernah terjadi sebelumnya bagi negara berkembang. Negara-negara berkembang yang rata-
rata terdapat di daerah tropis, yang akan terkena dampak terbesar dar pemanasan global.
Karena semakin besat tingkat pemanasan, semakin besar prediki dampak pertanian dan air
global.

Mitigation

Banyak strategi telah diusulkan untuk mitigasi emisi, termasuk pengembangan “pasar
karbon,” pajak karbon, dan subsidi untuk mendorong kemajuan teknologi yang lebih cepat.
Startegi kebijakan menetapkan batasan jumlah jangka panjang pada gas rumah kaca di
atmosfer untuk menjaga dari bencana lingkungan. Dalam jangka pendek, kebijakan dapat
dirancang untuk membatasi beban ekonomi jika biaya pengurangan yang awalnya sangat
tinggi.

Adaption

Adaptasi terjadi dalam 2 bentuk adaptasi terencana (kebijakan) yang dilakukan pemerintah
dan adaptasi otonom (swasta) yang dilakukan langsung oleh rumah tangga, pertanian, dan
perusahaan dalam menanggapi perubahan iklim yang mereka alami atau antisipasi. Jika
adaptasi otonom meningkatkan manfaat marginal dari adaptasi yang direncanakan dan
sebaliknya, mereka dianggap sebagai pelengkap. Tetapi jika adaptasi otonom mengurangi
kebutuhan untuk adaptasi yang direncanakan dan sebaliknya, maka itu adalah pengganti.

10.3 Economic Models of Environmental Issues

Privately Owned Resources

Figure 10.2 menunjukkan bagamana pasar menentukan konsumsi optimal sumber daya alam
dengan memaksimalkan total manfaat bersih bagi masyarakat dri sumber daya, yang
merupakan perbedaaan antara total manfaat yang diperoleh dari sumber daya dan total biaya
bagi produsen yang menyediakannya

Common Property Resources

Teori neoklasik menunjukkan bahwa tanpa adanya kelangkaan sewa, ketidakefisienan akan
muncul. Menyelidiki kesalahan alokasi sumber daya di bawah system property bersama
dengan Figure 10.4, dimaa kurva tersebut menggambarkan hubungan natara nlai per unit
kerja pada sebidang tanah tertentu dan jumlah pekerja pekerja yang mengolahnya.

Public Goods and Bads: Regional Environmental Degradation and the Free-Rider
Problem

Public goods: entitas yang memberikan manfaat bagi semua individu secara bersamaan dan
utilitas tiap orang tidak mengurangi utilitas bagi orang lain.

Public bads: Entitas yang membebankan biaya pada kelompok individu secara bersamaan

Perbedaan yang paling jelas antara public good dan public bads adalah permintaan agregat
untuk sumber daya publik ditentukan dengan menjumlahkan kurva permintaan individu
secara vertikal, seperti pada Figure 10.5a, bukan secara horizontal, seperti halnya barang
pribadi seperti diilustrasikan dalam Figure 10.5b
Limitations of the Public-Good Framework

Mekanisme penetapan harga public adalah dengan mengetahui harga yang harus ditagihkan.
Orang tidak memiliki insentif untuk membocorkan berapa banyak mereka benar-benar
mendapat manfaat dari barang publik karena dengan melalaikan mereka dapat bebas naik
pada kontribusi orang lain dan menghindari membayar bagian penuh mereka. Suatu
pemerintah mungkin mampu mengurangi ketidakefisienan pasar, tetapi tidak mungkin untuk
dapat menghasilkan alokasi sumber daya yang sempurna karena kekurangan dalam informasi
yang tersedia untuknya.

10.4 Urban Development and the Environment

Environmental Problems of Urban Slums

Dalam beberapa hal, kehidupan di antara kaum miskin di daerah kumuh perkotaan mirip
dengan kehidupan kaum miskin di desa-desa. untuk nutrisi, perawatan medis, dan
pendidikan. Meskipun rata-rata, penduduk kota cenderung memiliki pendapatan yang lebih
tinggi, yang paling miskin sering berisiko lebih besar terkena kondisi lingkungan yang
berbahaya.

Industrialization and Urban Air Pollution

Tahap awal urbanisasi dan industrialisasi di negara-negara berkembang umumnya disertai


dengan meningkatnya pendapatan dan kondisi lingkungan yang memburuk. banyak negara di
berbagai tingkat pendapatan menunjukkan bahwa beberapa jenis polusi perkotaan cenderung
meningkat pertama kali dengan tingkat pendapatan nasional dan kemudian turun.

Problems of Congestion, Clean Water, and Sanitation

Dua faktor lingkungan terpenting yang memengaruhi kesehatan kaum miskin kota adalah
tidak tersedianya air bersih dan kurangnya sanitasi. pada tahun 2009, lebih dari satu miliar
orang masih tidak memiliki akses ke sumber air yang lebih baik, dan 1,5 miliar tidak
memiliki sanitasi yang lebih baik.

10.5 The Local and Global Costs of Rain Forest Destruction

Perubahan pola penggunaan lahan di negara-negara berkembang saat ini memberikan


kontribusi terbesar pada konsentrasi gas rumah kaca global. Diperkirakan bahwa
penggundulan hutan saja menyumbang sekitar 20% dari emisi karbon dioksida (CO2) di
seluruh dunia. Karena pohon mengkonsumsi karbon dioksida dan melepaskan oksigen selama
proses fotosintesis, hutan hujan tropis merupakan mekanisme penting di mana ekosistem
regenerasi sendiri. Pembabatan hutan hujan mengurangi daya serap lingkungan untuk CO2.
Selain itu, kepunahan yang semakin cepat menjadi ancaman berbahaya bagi keanekaragaman
hayati, dengan perkiraan 12% spesies burung dunia, 24% spesies mamalia, dan 30% spesies
ikan rentan atau dalam bahaya langsung akibatnya.

10.6 Policy Options in Developing and Developed Countries

What Developing Countries Can Do

Proper resource pricing  kebijakan penetapan harga pemerintah, termasuk subsidi, yang
dapat memperburuk kekurangan sumber daya atau mendorong metode produksi yang tidak
substainable.

Community involvement  program perbaikan kondisi lingkungan akan lebih


efektif jika bekerja sama dengan jaringan komunitas, memastikan bahwa desain program
konsisten dengan tujuan local dan nasional.

Clearer property rights and resource ownership  Legalisasi penguasaan lahan


dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat miskin dan meningkatkan investasi pertanian.

Programs to improve the economic alternatives of the poor  Dengan memberikan


peluang ekonomi pedesaan di luar rumah, pemerintah juga dapat menciptakan peluang
pekerjaan alternatif sehingga orang yang sangat miskin tidak dipaksa untuk mengolah lahan
marginal.

Raising the economic status of women  karena kegiatan sehari-hari mereka sendiri
sebagian besar dapat menentukan pola penggunaan sumber daya dan kemampuan mereka
untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka tergantung pada pengelolaan berkelanjutan
pasokan air dan bahan bakar.

Industrial emissions abatement policies  pembatasan polusi industry dengan


memberikan pajak emisi, izin emisi, ataupun kuota.

Proactive Stance toward Climate Change and Environmental Degradation 


membantu perkembangan ekonomi yang lebih tangguh dna mampu beradaptasi dengan
perubahan iklim.

How Developed Countries Can Help Developing Countries


Trade policies  mempermudah akses ekspor impor untuk negara berkembang untuk
menekan tingkat kemiskinan absolut.

Debt relief  memberi pinjaman/hutang dengan jumlah yang besar.

Development Assistance  investasi yang digunakna untuk mengurangi kemiskinna,


menyediakan layanan, dan mempromoasikan pola produksi yang berkelanjutan.

What Developed Countries Can Do for the Global Environment

Emission controls  mengontrol emisi dari polusi lingkungan hidup.

Research and development  melakukan penelitian terhadap polusi lingkungan

Import restrictions  pembatasan impor yang tidak diinginkan

Ch 11 – Development Policymaking and the Roles of Market, State, and


Civil Society

11.1 A Question of Balance

Dalam bab ini akan memeriksa peran dan keterbatasan pembuatan kebijakan perencanaan dan
pembangunan sseperti praktikkan di negara berkembang mempertimbangkan masalah transisi
ekonomi ke ekonomi pasar yang lebih kompetitif, dan mengajukan pertanyaan mendasar
tentang peran yang tepat dari negara dan bagaimana kegiatan ekonomi publik dan swasta
dapat melakukan yang terbaik dibuat saling mendukung.

11.2 Development Planning: Concepts and Rationale

The Planning Mystique

Perencanaan telah menjadi gaya hidup di kementerian-kementerian pemerintah, dan setiap


lima tahun atau lebih, rencana pembangunan terakhir diarak dengan gegap gempita.
Perencanaan nasional secara luas diyakini menawarkan mekanisme esensial dan mungkin
satu-satunya mekanisme kelembagaan dan organisasi untuk mengatasi hambatan utama
terhadap pembangunan dan untuk memastikan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan
berkelanjutan.

The Nature of Development Planning


Melibatkan upaya sengaja dari pihak pemerintah untuk untuk merumuskan keputusan tentang
bagaimana faktor-faktor produksi akan dialokasikan di antara berbagai penggunaan atau industri,
dengan demikian menentukan berapa banyak total barang dan

layanan akan diproduksi dalam satu atau lebih periode berikutnya.

Planning in Mixed Developing Economies

Ekonomi ini dicirikan oleh adanya pengaturan kelembagaan di mana beberapa sumber daya produktif
dimiliki dan dioperasikan secara pribadi dan beberapa lainnya dikendalikan oleh sektor publik. Sektor
swasta di negara-negara berkembang biasanya terdiri dari empat bentuk kepemilikan swasta
tradisional dan yang lebih baru muncul:

1. Sektor subsisten: pertanian swasta skala kecil dan toko kerajinan tangan yang produknya
dijual di pasar local
2. Usaha dan layanan komersial skala kecil milik perorangan atau keluarga
3. Perusahaan komersial menengah di bidang pertanian, industri, perdagangan, dan transportasi
yang dimiliki dan dioperasikan oleh pengusaha local.
4. Perusahaan manufaktur besar yang dimiliki bersama atau sepenuhnya milik asing, perusahaan
pertambangan, dan perkebunan, melayani terutama untuk asing pasar.
5. Perusahaan berbasis domestik yang relatif besar

The Rationale for Development Planning

Market failure  fenomena kegagalan pasar yang disebbakan ole ketidakseimbangan pasar
yang melemahkan fungsi ekonomi pasar.

Resource Mobilization and Allocation  negara berkembang tidak mampu membuang


sumber daya manusia yang terampil dan keuangan yang sangat terbatas pada usaha yang tidak
prosduktif.

Attitudinal or Psychological Impact  tujuan ekonomi dan sosial nasional dalam bentuk
rencana pembangunan spesifik dapat memiliki dampak sikap atau psikologis yang penting pada
populasi yang beragam dan sering terfragmentasi.

Foreign Aid  Perumusan rencana pembangunan yang terperinci sering kali merupakan
kondisi yang diperlukan untuk penerimaan bantuan asing bilateral dan multilateral

11.3 The Development Planning Process: Some Basic Models

Three Stages of Planning

Model perencanaan ekonomi keseluruhan dapat dibagi menjadi dua kategori dasar:
1. Model pertumbuhan agregat, yang melibatkan estimasi makroekonomi dari perubahan
terencana atau yang diperlukan dalam variabel ekonomi utama,
2. Input-output multisektor, akuntansi sosial, dan keseimbangan umum yang dapat dihitung
dapat dihitung

Aggregate Growth Models: Projecting Macro Variables

Model ekonomi formal yang menggambarkan pertumbuhan ekonomi dalam satu atau
beberapa sektor menggunakan sejumlah variabel terbatas.

Multisector Models and Sectoral Projections

Pendekatan yang jauh lebih canggih untuk perencanaan pembangunan adalah dengan
menggunakan beberapa varian model antarindustri atau input-output, di mana aktivitas sektor
industri utama ekonomi saling terkait melalui serangkaian persamaan aljabar simultan yang
mengekspresikan proses produksi spesifik atau teknologi masing-masing industry.

Project Appraisal and Social Cost-Benefit Analysis

Analisis kuantitatif keinginan relatif (profitabilitas) dari investasi sejumlah dana publik atau
swasta dalam proyek-proyek alternatif.

Basic concepts and methodology  menggunakan teori cost-benefit analysis, suatu alat
analisis ekonomi di mana biaya pribadi dan sosial aktual dan potensial dari berbagai
keputusan ekonomi ditimbang terhadap manfaat pribadi dan sosial yang aktual dan potensial.
3 langkah perhitungan profitabilitas sosial dari investasi:

1. Mentukan fungsi obyektif yang akan dimaksimalkan — biasanya, manfaat sosial netto
— dengan beberapa ukuran tentang bagaimana manfaat yang berbeda (mis., konsumsi
per kapita, distribusi pendapatan) dihitung dan berapa trade-off di antara keduanya.
2. Mengukur ukuran sosial dari nilai-nilai unit dari semua input dan output proyek.
Langkah-langkah sosial semacam itu sering disebut harga akunting atau bayangan
harga input dan output untuk membedakannya dari harga pasar aktual.
3. Memerlukan kriteria keputusan untuk mengurangi aliran manfaat sosial yang
diproyeksikan dan aliran biaya ke indeks, yang nilainya kemudian dapat digunakan
untuk memilih atau menolak proyek atau untuk memeringkatnya relatif terhadap
proyek-proyek alternatif.
Setting objective  Biasanya mengukur nilai sosial suatu proyek dalam hal sejauh mana
ia berkontribusi terhadap jaringan arus barang dan jasa masa depan dalam perekonomian —
yaitu, dengan dampaknya pada tingkat konsumsi masa depan

Computing Shadow Prices and Social Discount Rates  perhitungan atau estimasi
harga yang akan digunakan dalam menentukan nilai sebenarnya dari manfaat dan besarnya
biaya yang sebenarnya.

Choosing Projects: Some Decision Criteria  Setelah menghitung harga bayangan yang
relevan, memproyeksikan aliran waktu dari manfaat dan biaya yang diharapkan (termasuk
efek tidak langsung atau eksternal), dan memilih tingkat diskonto sosial yang sesuai,
perencana berada dalam posisi untuk memilih dari serangkaian proyek investasi alternatif
yang dianggap paling diinginkan.

Conclusions: Planning Models and Plan Consistency  proses memformulasikan


komprehensif dan detail rencan apembangunan sangat runit. Presentasi setidaknya
memberikan mekaniesme perencanaan untuk menunjukkan cara dimana agregat, input-
output, dan model perencanaan proyek digunakna untuk merumurkan secara konsisten dan
komprehensif.

11.4 Government Failure and Preferences for Markets Over Planning

Problems of Plan Implementation and Plan Failure

Penolakan luas terhadap perencanaan pembangunan komprehensif berdasarkan kinerja yang


buruk telah memiliki sejumlah hasil praktis, yang paling penting adalah adopsi di sebagian
besar negara berkembang dari ekonomi yang lebih berorientasi system pasar.

Theory vs practice  argumen ekonomi utama untuk perencanaan yang dijabarkan


sbelumnya seringkali ternyata didukung secara lemah oleh pengalaman perencanaan actual.

Deficiencies in Plans and Their Implementation  Rencana sering kali terlalu


ambisius. Mencapai terlalu banyak tujuan sekaligus tanpa pertimbangan bahwa beberapa
tujuan bersaing atau bahkan saling bertentangan.

Insufficient and Unreliable Data  Nilai ekonomi suatu rencana pembangunan


sangat tergantung pada kualitas dan keandalan data statistik yang menjadi dasar rencana
tersebut.
Unanticipated Economic Disturbances, External and Internal  Karena sebagian
besar negara berkembang memiliki ekonomi terbuka yang bergantung pada perubahan
perdagangan internasional, bantuan, arus masuk modal spekulatif "tajam", dan investasi asing
swasta, menjadi sangat sulit bagi mereka untuk terlibat dalam peramalan jangka pendek,
apalagi jangka panjang perencanaan.

Institutional Weaknesses  Kelemahan institusional dari proses perencanaan di


sebagian besar negara berkembang termasuk pemisahan lembaga perencanaan dari mesin
pengambilan keputusan sehari-hari pemerintah; kegagalan perencana, administrator, dan
pemimpin politik untuk terlibat dalam dialog berkelanjutan dan komunikasi internal tentang
tujuan dan strategi; dan transfer internasional praktik perencanaan kelembagaan dan
pengaturan organisasi yang mungkin tidak sesuai dengan kondisi setempat.

Lack of Political Will  Kinerja perencanaan yang buruk dan kesenjangan yang
lebar antara perumusan rencana dan implementasi rencana juga disebabkan oleh kurangnya
komitmen dan kemauan politik dari banyak pemimpin negara berkembang dan pembuat
keputusan tingkat tinggi.

Conflict, Postconflict, and Fragile States  Dalam kasus-kasus ekstrem, konflik


kekerasan atau kegagalan besar-besaran suatu negara untuk berfungsi secara bermakna telah
mengakibatkan kegagalan besar bahkan untuk tujuan-tujuan pembangunan yang paling
mendasar.

Government Failure

Pemerintah dapat memperbaiki kegagalan pasar, regulasi pemerintah dapat meningkatkan


efisinsi industry. Namun, peraturan yang dirancang dengan buruk dapat menghambat industry
yang baru muncul.

11.5 The Market Economy

Sociocultural Preconditions and Economic Requirements

Jelas bahwa reformasi pasar melibatkan lebih dari sekadar menghilangkan distorsi harga,
memprivatisasi perusahaan publik, dan menyatakan pasar bebas. Kemunduran reformasi
pasar di banyak ekonomi transisi bukanlah tindakan kecil yang disebabkan oleh tidak adanya
beberapa (atau banyak) prasyarat kelembagaan dan praktik pasar. Dengan demikian,
pemerintah memiliki batasan-batasan penting, dan begitu pula pasar, sebagaimana yang
ditinjau oleh tinjauan sebelumnya atas kegagalan pasar

11.9 Trends in Governance and Reform

Tackling the Problem of Corruption

Korupsi adalah Pengambilalihan sumber daya publik untuk keuntungan pribadi dan keperluan
pribadi lainnya melalui penggunaan dan penyalahgunaan kekuasaan atau pengaruh resmi.
Indeks korupsi secara teratur menilai insiden korupsi jauh lebih tinggi di negara berkembang
daripada di negara maju

Decentralization

Desentralisasi adalah enyerahan Kekuasaan Pemerintahan oleh Pemerintah Pusat kepada


daerah otonom berdasarkan Asas Otonomi.. decentralisasi telah menjadi tren jangka panjang
di negara-negara maju. Amerika Serikat, Kanada, dan Jerman memiliki kekuatan signifikan
di tingkat negara bagian dan lokal yang diabadikan dalam konstitusi mereka. Uni Eropa telah
melangkah - secara resmi, setidaknya - pada prinsip "subsidiaritas," yang berarti bahwa
keputusan yang layak dibuat di tingkat paling lokal.

Development Participation

Partisipasi itu sendiri adalah salah satu dari enam tujuan proyek, untuk "meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan pendidikan, dan dalam pengelolaan
kegiatan pendidikan." Peserta diharapkan untuk memainkan peran aktif dalam merekrut guru
dan siswa, menentukan kurikulum, membangun dan memelihara gedung sekolah, dan
membayar biaya seperti gaji guru.

Anda mungkin juga menyukai