Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KULIAH EKONOMI PEMBANGUNAN

MATERI “PEMBANGUNAN DAN LINGKUNGAN HIDUP”

Nama: MUSAFIDIN
Npm:19103160201184
Kelas:RA12 Publik malam
Prodi: EK.pembangunan
Soal:
1. Apakah pembangunan berkelanjutan merupakan sasaran yang bisa diterapkan dan layak
bagi negara? Apa yang menjadi hambatan dan trade-off yang mungkin timbul? Jelaskan
jawaban Anda.
2. Bagaimana kemiskinan bisa mengakibatkan kerusakan lingkungan? Bagaimana kalangan
miskin menjadi korban? Secara spesifik, berikan dua contoh tentang bagaimana
kalangan miskin terkadang merusak sumber daya alam tempat mereka bergantung.
Mengapa hal ini terjadi dan apa yang bisa dilakukan untuk mengeluarkan mereka dari
perangkap tersebut?
3. Jenis persoalan lingkungan apa yang sama-sama dialami oleh penduduk miskin desa dan
kota? Mengapa terdapat perbedaan dalam kondisi yang mereka hadapi?
4. Bagaimana pertumbuhan penduduk, kemiskinan dan tekanan lahan saling terkait?
Jelaskan bagaimana berbagai persoalan ini dapat menciptakan lingkaran kerugian.
5. Langkah apa yang dapat diambil pemerintah di negeri dunia ketiga/sedang berkembang
untuk mengurangi eksploitasi berlebihan atas sumber daya alam? Dampak apa yang
diberikan oleh kebijakan penetapan harga?
6. Mengapa perhatian lingkungan di negara-negara berkembang cenderung makin berfokus
pada permasalahan kota di masa mendatang? Bagaimana kondisi perkotaan terkait
dengan migrasi desa-kota?
7. Mengapa sasaran pembangunan ekonomi dan pertumbuhan yang berkelanjutan saling
menguatkan?
8. Apa biaya yang terkait dengan kerusakan lingkungan? Bagaimana biaya-biaya ini
mengurangi pertumbuhan ekonomi? Bagaimana dampaknya terhadap pembangunan?
9. Bagaimana negara-negara maju dapat berkontribusi pada penanggulangan persoalan
lingkungan global dan domestik? Berikan jawaban yang spesifik.
10. Bagaimana perubahan iklim akan berdampak pada negara-negara di Asia dan Afrika?
Kebijakan apa yang dapat dilakukan negara-negara berkembang dan maju untuk
mengatasi persoalan ini?
11. Bagaimana petani di negara-negara berkembang beradaptasi terhadap perubahan iklim
yang mereka alami?
12. Apakah mata pencaharian berbasis sumber daya alam itu dan bagaimana mata
pencaharian ini terancam?

Jawaban:

1. Ya, Pembangunan Berkelanjutan sangat layak untuk dilaksanakan, pembangunan yang


memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi masa
mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Pembangunan berkelanjutan
menyerukan upaya Bersama guna membangun masa depan yang inklusif, berkelanjutan
dan tangguh untuk manusia dan planet. Agar pembangunan berkelanjutan dapat dicapai,
penting untuk menyelaraskan tiga elemen inti: pertumbuhan ekonomi, inklusi sosial dan
perlindungan lingkungan hidup. Elemen-elemen ini saling terkait dan semuanya amat
penting untuk kesejahteraan diri individu dan masyarakat.

Berikut elemen yang menyokong Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang akan


mendorong aksi-aksi selama 15 tahun ke depan di bidang-bidang yang amat penting:
manusia, planet, kesejahteraan, perdamaian dan kemitraan.

1. Manusia, karena kita bertekad untuk mengakhiri kemiskinan dan kelaparan,dalam


segala bentuknya dan dimensinya, dan guna memastikan bahwa semua umat
manusia dapat memenuhi potensinya secara bermartabat dan dalam lingkungan
yang sehat.

2. Planet, untuk melindungi planet dari degradasi, termasuk melalui konsumsi dan

produksi yang berkelanjutan, mengelola sumber dayanya secara berkelanjutan dan


mengambil aksi-aksi penting terkait perubahan iklim, sehingga dapat memenuhi
kebutuhan generasi masa kini dan masa mendatang

3. Kesejahteraan, guna memastikan bahwa semua umat manusia dapatmenikmati


kehidupan sejahtera dan sepenuhnya dan bahwa kemajuan ekonomi, sosial dan
teknologi terjadi selaras dengan alam.

4. 4.Perdamaian, untuk mendorong masyarakat yang damai, adil dan inklusif serta
terbebas dari rasa takut dan kekerasan. Tidak akan ada pembangunan
berkelanjutan tanpa perdamaian dan tidak ada perdamaian tanpa pembangunan
berkelanjutan.

5. Kemitraan, untuk memobilisasi cara dan sarana yang diperlukan guna


melaksanakan Agenda ini melalui sebuah kemitraan global untuk pembangunan
berkelanjutan yang lebih kuat, berdasarkan semangat solidaritas global yang
diperkuat, terfokus pada kebutuhan yang paling miskin dan paling rentan dan
dengan partisipasi semua negara, semua pemangku kepentingan dan semua orang.
Dan,Salah satu masalah penting yang dihadapi dalam pembangunan ekonomi
Adalah bagaimana menghadapi trade-off antara pemenuhan kebutuhan pembangunan
disatu sisi dan upaya mempertahankan kelestarian lingkungan disisi lain
(Fauzi,2004).Pembangunan ekonomi yang berbasis sumber daya alam yang tidak
memperhatika aspek kelestarian lingkungan pada akhirnya akan berdampak negatif pada
lingkungan itu sendiri, karena pada dasarnya sumber daya alam dan lingkungan memiliki
kapasitas daya dukung yang terbatas. Dengan kata lain, pembangunan ekonomi yang
tidak memperhatikan kapasitas sumber daya alam dan lingkungan akan menyebabkan
permasalahan pembangunan dikemudian hari.

2. Sebab, mereka yang miskin dan kelaparan acapkali menghancurkan lingkungan


sekitarnya demi kelangsungan hidup. Mereka akan menebang hutan, ternaknya akan
menggunduli padang-padang rumput, mereka akan menggunakan lahan merginal secara
berlebihan.

Mengapa hal seperti ini akan terjadi? Tanpa sumber penghidupan yang memadai,
penduduk yang miskin sumberdaya akan tetap miskin. Mereka terpaksa memanfaatkan
secara berlebihan basis sumberdaya yang ada demi kelangsungan hidup mereka. Sasaran
yang paling dekat untuk memperoleh bahan pangan adalah hutan. Orang miskin itu
disebut dengan kelompok the struggling.

Berbicara tentang faktor penyebab kemiskinan ada banyak hal yang menjadi sumber
penyebab utama terjadinya kemiskinan, mulai dari permasalahan terbatasnya sumber
daya alam yang ada pada suatu wilayah, sampai pada rendahnya kapasitas SDM yang
dimiliki masyarakat sehingga tidak memiliki kemampuan, ide dan gagasan untuk
membuat usaha yang bisa menghasilkan untuk peningkatan kesejahteraannya, sehingga
walaupun sumber daya alam yang ada berlimpah tetapi kapsitas SDMnya rendah maka
sumber daya yang berlimpah tersebut tidak akan mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat pada suatu wilayah.

Contoh-contoh kerusakan lingkungan yang hingga kini tak dapat dihindarkan adalah
antara lain pencemaran udara akibat kemacetan lalu lintas, hilangnya hutan bakau di
wilayah pantai, penyusutan lahan basah, penyusutan RTH, penurunan muka tanah,
pencemaran air sungai dan air tanah.

Adapun lima langkah untuk menganggulangi kemiskinan yang bisa dilakukan meliputi :

1. Update Data Penduduk Target penerima Program Keluarga Harapan (PKH) yang
dianggarkan pemerintah selama pandemi adalah 10 juta keluarga dengan alokasi
anggaran Rp 37,4 triliun atau Rp 3,7 juta per tahun.

2. Integrasi Penyaluran Bansos Di banyak tempat, berbagai bentuk Bantuan Sosial yang
berbeda-beda jenis dan jumlahnya telah menimbulkan ketegangan sosial di sejumlah
daerah. Hal ini diperparah dengan basis data Bantuan Sosial, khususnya Data Terpadu
Kesejahteraan Sosial (DTKS), yang digunakan oleh pemerintah daerah yang belum
mencakup masyarakat yang sebelumnya tidak terdata namun kondisi ekonominya
memburuk selama pandemi.

3. Subsidi Administered Prices Mengurangi beban pengeluaran masyarakat khususnya


masyarakat miskin dan hampir miskin, terutama dengan menurunkan biaya-biaya yang
dikontrol pemerintah (administered prices).

4. Insentif Dibudang Pertanian, Peternakan dan Perikanan Meningkatkan insentif bagi


petani, peternak, dan nelayan melalui skema pembelian produk oleh pemerintah dan
perbaikan jalur logistik hasil pertanian, peternakan, dan perikanan perlu dilakukan
mengingat sektor tersebut terus berproduksi dan menghadapi minimnya serapan pasar.

5. Pengelolaan APBN Secara Cermat Meningkatnya intervensi pemerintah untuk


mengatasi pandemi tentunya berdampak pada peningkatan anggaran belanja pemerintah.
Meskipun terdapat ruang untuk memperlebar defisit, pemerintah dapat mengoptimalkan
realokasi anggaran yang telah disusun dan menerapkan beberapa kebijakan alternatif.

3. orang miskin di kota relatif lebih sulit kehidupannya bila dibanding dengan orang miskin
di perdesaan sebab sumber daya utama orang untuk memenuhi kebutuhan hidup di
perkotaan adalah uang. Selain itu, tingkat kepedulian masyarakat kota juga berbeda
dengan masyarakat desa, kesibukan dan tuntutan kebutuhan yang lebih banyak
berdampak pada sifat individualitas masyarakat kota yang lebih tinggi dari masyarakat
desa.

Di perdesaan, tanpa uang orang masih bisa makan dengan hasil kebun walaupun relatif
sedikit,Desa lebih memiliki daya dukung berupa memiliki sumber daya alam yang
melimpah dengan tanah yang relatif luas, pemenuhan kebutuhan akan ruang mungkin
tidak menjadi persoalan serius di perdesaan, sangat berbeda konsisinya dengan di
perkotaan.

Perbedaan antara lain: perdesaan seperti pendidikan sebagian besar SD, pekerjaan buruh
tetap/tidak tetap pertanian, kepemilikan rumah milik sendiri, ada pembagian ruangan
sesuai fungsinya, dan bahan bakar utama kayu.

sedangkan perkotaan bervariasi dari SD, SMP dan SMA; buruh tetap/tidak tetap non
pertanian, kepemilikan rumah sewa/kontrak, tidak ada pembagian ruangan sesuai fungsi
masing-masing ruangan, dan bahan bakar utama gas/listrik serta perbedaan partisipasi
sosial desa lebih tinggi keterlibatannya daripada perkotaan.

4. terlihat bahwa pertumbuhan penduduk diikuti oleh pergerakan kemiskinan, Malthus


mengungkapkan (Sutikno,2006:58) bahwa penduduk yang banyak akan menyebabkan
terjadinya kemiskinan karena menurutnya pertumbuhan penduduk berkembang menurut
deret ukur, sedangkan produksi pangan berkembang menurut deret hitung.

Sehingga laju pertumbuhan penduduk tidak akan terkejar oleh pertumbuhan makanan dan
mengupayakan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk, yang dirasa merupakan
salah satu faktor yang menyebabkan kemiskinan.

Padatnya penduduk suatu daerah akan menyebabkan ruang gerak suatu daerah semakin
terciut, dan hal ini disebabkan manusia merupakan bagian integral dari ekosistem,
dimana manusia hidup dengan mengekploitasi lingkungannya. Pertumbuhan penduduk
yang cepat meningkatkan permintaan terhadap sumber daya alam.

5. Eksploitasi sumber daya alam disarankan sebaiknya pada sumber daya alam yang
replaceable atau tergantikan sehingga ekosistem atau sistem lingkungan dapat
dipertahankan. Keberlajutan lingkungan: Sistem keberlanjutan secara lingkungan harus
mampu memelihara sumber daya yang stabil, menghindari eksploitasi sumber daya alam
dan fungsi penyerapan lingkungan. Konsep ini juga menyangkut pemeliharaan
keanekaraman hayati, stabilitas ruang udara, dan fungsi ekosistem lainnya yang tidak
termasuk kategori sumber-sumber ekonomi. Pergerakan harga sumberdaya alam dan hak
kepemilikan terhadap konsumsi dimasa mendatang harus ditentukan untuk menghindari
eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber daya alam masa kini.
Perencanaan pariwisata harus memberi perhatian yang besar pada kesempatan
mendapatkan pekerjaan, pendapatan dan perbaikan kesehatan masyarakat lokal yang
tercermin dalam kebijakan-kebijakan pembangunan. Pengelolaan dan pemanfaatan
sumber daya alam seperti tanah, air, dan udara harus menjamin akuntabilitas serta
memastikan bahwa sumber-sumber yang ada tidak dieksploitasi secara berlebihan
Beberapa implikasi dari eksploitasi sumber energi bagi ekonomi Lokal bisa
berdampak positif dan negatif karna penetapan harga antara lain:
1. memberikan sumbangan dana bagi hasil SDA terhadap penerimaan daerah;
2.mempekerjakan tenaga kerja lokal pada bidang tertentu sesuai keahlian yang ada;
3. meningkatkan produksi daerah (PDRB) dari sektor pertambangan dan penggalian serta
sektor energi, listrik, air dan gas;
4.menimbulkan dampak pelipatgandaan kegiatan (multiplier effect);
5. mengurangi kuantitas dan kualitas lingkungan dari SDA yang bersifat ’unrenewable’;
6.timbulnya dualisme dan enclave atas beroperasinya perusahaan multinasional;
7. perilaku masyarakat yang a priori dan anti partisipatif dalam pembangunan;
8. menimbulkan potensi kesenjangan pendapatan antar kelompok warga sekitar proyek
pembangunan.

6. Karena di perkotaan masih kurangnya sumber daya yang bisa mengatur tata kota, dan
orang desa masih beranggapan jika tinggal di kota lebihlah enak di bandingkan di desa
yang di pikirkannya di kota lebih mudah mencari pekerjaan yang tempat tinggal yang
sesuai keinginan,

Migrasi desa-kota : Kota akan semakin padat, semakin banyaknya bangunan bangunan
yang baru dan akan bisa menyebabkan kurangnya resapan air dan tata kelola kota yg akan
terus kurang baik jika tidak di benahi dan di imbangi dengan adanya DESA TO DESA
sehingga akan terbentuknya ekonomi ekonomi baru yang ada

Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa migrasi penduduk (dari desa ke kota)
merupakan faktor dominan yang menyebabkan tingginya pertumbuhan penduduk di
daerah perkotaan, khususnya kota menengah dan sedang, di Indonesia. Hal ini berdasar
pada asumsi bahwa jika laju pertumbuhan penduduk suatu kota di atas 2,5 persen
pertahun, maka faktor perpindahan (net migrasi positif) lebih berpengaruh daripada
pertumbuhan penduduk alami (Mamas 2000).

Hal ini pula yang menyebabkan pemerintah lebih berfokus pada permasalahan yang
terjadi didaerah perkotaan dibandingkan dengan permasalahan yang terjadi
didesa.Penyebab utama peningkatan penduduk perkotaan adalah migrasi masuk ke
wilayah perkotaan, termasuk perpindahan dari desa ke kota. Laju pertumbuhan penduduk
perkotaan di negara-negara berkembang secara keseluruhan adalah 2,5 persen, sementara
di negara-negara paling kurang berkembang sebesar 4 persen per tahun.

7. Dari sisi ekonomi Fauzi (2004), setidaknya ada tiga alasan utama (faktor) mengapa
pembangunan ekonomi harus berkelanjutan.

Faktor pertam, menyangkut alasan moral. Generasi kini menikmati barang dan
jasa yang dihasilkan dari sumber daya alam dan lingkungan, sehingga secara moral perlu
untuk memerhatikan ketersediaan sumber daya alam tersebut untuk generasi mendatang.
Kewajiban moral tersebut mencakup tidak mengekstraksi sumber daya alam yang dapat
merusak lingkungan, serta dapat menghilangkan kesempatan bagi generasi mendatang
untuk menikmati layanan serupa.

Faktor kedua, menyangkut alasan ekologi, Keanekaragaman hayati misalnya,


memiliki nilai ekologi yang sangat tinggi, oleh karena itu aktivitas ekonomi semestinya
tidak diarahkan pada kegiatan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan semata
yang pada akhirnya dapat mengancam fungsi ekologi.

Faktor ketiga, yang menjadi alasan perlunya memperhatikan aspek keberlanjutan


adalah alasan ekonomi. Alasan dari sisi ekonomi memang masih terjadi perdebatan
karena tidak diketahui apakah aktivitas ekonomi selama ini sudah atau belum memenuhi
kriteria keberlanjutan, seperti kita ketahui, bahwa dimensi ekonomi berkelanjutan sendiri
cukup kompleks, sehingga sering aspek keberlanjutan dari sisi ekonomi ini hanya dibatasi
pada pengukuran kesejahteraan antargenerasi(intergeneration welfare maximization).
8. Biaya lingkungan adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan berhubungan dengan
kerusakan lingkungan yang ditimbulkan dan perlindungan yang dilakukan. Biaya
lingkungan mencakup baik biaya internal (berhubungan dengan pengurangan proses
produksi untuk mengurangi dampak lingkungan) maupun eksternal (berhubungan dengan
perbaikan kerusakan akibat limbah yang ditimbulkan) (Susenohaji,2003)
1. Biaya pemeliharaan dan penggantian dampak akibat limbah dan gas buangan (waste
and emission treatment), yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memelihara,
memperbaiki, mengganti kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh limbah
perusahaan.
2. Biaya pencegahan dan pengelolaan lingkungan (prevention and environmental
management) adalah biaya yang dikeluarkan untuk mencegah dan mengelola limbah
untuk menghindari kerusakan lingkungan.
3. Biaya pembelian bahan untuk bukan hasil produksi (material purchase value of non-
product) merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan yang bukan hasil
produksi dalam rangka pencegahan dan pengurangan dampak limbah dari bahan baku
produksi.
4. Biaya pengelolaan untuk produk (processing cost of non-product output) ialah biaya
yang dikeluarkan perusahaan untuk pengolahan bahan yang bukan hasil produk.
5. Penghematan biaya lingkungan (environmental revenue) merupakan penghematan
biaya atau penambahan penghasilan perusahaan sebgai akibat dari pengelolaan
lingkungan.
dalam perpektif ini pembangunan memiliki dua hal utama, yakni, berkelanjutan
ekonomi makro dan ekonomi sektoral.
Berkelanjutan ekonomi makro, menjamin ekonomi secara berkelanjutan dan
mendorong efesiensi ekonomi melalui reformasi struktural dan nasional. Berkelanjutan
ekonomi sektoral untuk mencapainya;
a. sumber daya alam dimana nilai ekonominya dapat dihitung harus diperlakukan
sebagai kapital yang “tangible” dalam rangka akunting ekonomi;
b. koreksi terhadap harga barang dan jasa perlu diintroduksikan. Secara prinsip harga
sumber daya alam harus merefleksikan biaya ekstraksi/pengiriman, ditambah biaya
lingkungan dan biaya pemanfaatan.
Dampak nya sangat berpengaruh karena pembangunan juga sangat terhambat oleh
biaya biaya yang di keluarkan akibat dari penyalahgunaan alam yang sembarangan
9. Di negara maju sistem dan tata kelola sudah lah sangat berkembang pesat, bisa di
katakan sudah matang akan memikirkan lingkungan yang semakin tidak bagus, di negara
maju sistem dibuat untuk mencegah adanyanya permasalahan lingkungan yang
mengakibatkan rusaknya atau parahnya lingkungan akibat bebasnya pemakaian
lingkungan yang sembarang, negara maju sudah adanya teknologi yang membantu
pekerjaan manusia untuk mengawasi, dampak dampak lingkungan yang berbahaya,
teknologi negara maju lebih di andalakan karena semakin luasnya lingkungan yang di
perhatikan dan dampak yang semakin besar, jadi negara maju sudah lebih dulu
mengalamii dampak dampak lingkungan sehingga dapat bekerja keras untuk
memeperbaikinya.

10. Adaptasi perubahan iklim dapat diartikan sebagai bentuk response penyesuaian yang
dilakukan untuk mengatasi dampak perubahan iklim (UNISDR, UNDP, 2012).
Seharusnya negara berkembang asia - afrika bekerja sama membuat suatu visi misi atau
membuat organisasi yang mengatasnamakan keselamatan akibat perubahan iklim yang
terjadi, dengan di bentuknya ini akan dapat membuat perubahan atau dapat membuat
peraturan untuk negara negara tsb.

Perubahan iklim juga menjadi signifikan karena memiliki dampak kesehatan dan
sosial bagi masyarakat luas. Berbagai bencana alam yang terjadi tidak hanya
menyebabkan kematian, tapi juga meningkatkan potensi penyebaran berbagai penyakit
bagi masyarakat sekitar. Diare, malaria, kolera adalah jenis-jenis penyakit yang sering
menghinggapi negara-negara yang terkena bencana alam akibat kenaikan air laut dan
curah hujan. Hal ini dikarenakan dalam kondisi bencana, masyarakat sulit untuk
memperoleh air bersih dan fasilitas sanitasi serta kesehatan yang memadai.

Kebijakan yang dapat dilakukan negara-negara berkembang dan maju untuk


mengatasi persoalan ini.

 Masing-masing negara berupaya untuk mencapai tingkat emisi tertinggi (peaking)


global secepatnya. Masing-masing negara menyampaikan kontribusi penurunan
emisinya setiap 5 (lima) tahun sekali.

 Seluruh negara harus menyampaikan komitmen/kontribusi nasionalnya (applicable to


all), dan negara maju mendukung pelaksanaan komitmen negara berkembang
(diferensiasi).

 Kontribusi penurunan emisi harus meningkat setiap periode (progression), dan negara
berkembang perlu mendapatkan dukungan untuk meningkatkan ambisinya.
 Setiap negara didorong untuk mendukung pendekatan dan insentif positif untuk
aktivitas penurunan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan serta pengelolaan
hutan berkelanjutan (REDD+), termasuk melalui result-based payments.

 Mekanisme market dan non-market dapat digunakan oleh negara-negara dalam


rangka penurunan emisi.

Salah satu upaya yang sedang banyak dilakukan oleh negara-negara di dunia
adalah penanaman pohon, baik reforestasi atau aforestasi. Reforestasi adalah penanaman
pohon kembali di wilayah yang sebelumnya sudah tumbuh pohon, sedangkan aforestasi
adalah menanam pohon di wilayah yang sebelumnya belum ditanami pohon. Dengan
menanam pohon dalam jumlah besar, negara-negara tersebut berharap bisa menurunkan
suhu.

Meski pohon-pohon mampu untuk menyerap karbon dioksida, akan butuh waktu
sampai proses ini berlangsung secara efektif. Karena itu menanam pohon tidak bisa
dijadikan satu-satunya solusi untuk melawan perubahan iklim. Paul Leadley, seorang
profesor ekologi dari Universitas Paris-Saclay mengingatkan bahwa hal yang paling
penting adalah mencegah penggundulan hutan. Selain itu, ia juga menyarankan agar kita
lebih memperhatikan apa dan asal berbagai hal yang kita konsumsi, seperti
memperhatikan dari mana kopi kita berasal - apakah ada aksi penggundulan hutan yang
terlibat, atau membatasi emisi gas karbon, seperti dengan membeli tiket pesawat yang
memiliki jasa carbon compensation.

Vertical forest atau hutan vertikal adalah apartemen yang dinding luarnya
ditanami berbagai tanaman. Ide ini dicetuskan oleh seorang arsitek asal Italia, Stefano
Boeri. Menurutnya vertical forest ini bisa menjadi satu upaya untuk melawan perubahan
iklim. Selain berkontribusi untuk lingkungan, proyek ini juga bisa membantu mengatasi
urbanisasi. Hutan vertikal ini juga bisa meningkatkan keanekaragaman hayati. Lebih lagi,
tanaman yang ada di hutan vertikal ini bisa membantu menyerap karbon dioksida dan
debu, memproduksi oksigen dan berperan sebagai pelindung sinar matahari. Sampai saat
ini, hutan vertikal sudah ada di negara-negara seperti Italia, Cina dan nantinya di
Belanda.

Tentu selain upaya-upaya tersebut, masih banyak hal yang harus dilakukan untuk
bisa mencapai target penekanan suhu global sampai akhir abad ini.

11. Dalam sektor pertanian hal ini antara lain bisa dilakukan dengan cara pemanfaatan
informasi mengenai suhu dan curah hujan dalam menentukan waktu tanam dan
menentukan jenis tanaman yang sesuai, mempergunakan bibit yang tolerant (misalnya
terhadap kadar garam tinggi, tingkat ketersediaan air ), menggunakan cara pengolahan
lahan yang lebih baik, dll. Adopsi praktek pertanian ini lebih lanjut dipengaruhi oleh
fator ekternal seperti kemampuan petani memperoleh akses modal, akses terhadap
informasi dan pelatihan, termasuk persepsi petani mengenai perubahan iklim.
Petani dataran tinggi melakukan adaptasi terhadap terjadinya keragaman iklim melalui
bentuk-bentuk kolaborasi dengan membangun relasi sosial. Petani secara aktif
membangun pola relasi informal dalam melakukan adaptasi seperti dalam aktifitas
melakukan ekstensifikasi maupun intensifikasi pertanian. Relasi-relasi informal yang
muncul pada komunitas petani dilakukan dalam rangka mengamankan produksi pertanian
sekaligus menjaga kualitas kehidupan. Relasi informal dalam mengelola terjadinya
keragaman iklim ini terus dijaga meskipun terjadi perubahan skala produksi ke arah yang
lebih besar, meningkatnya formalisasi, maupun diversifikasi ekonomi.

Aksi-aksi adaptasi menghadapi perubahan iklim memiliki penggerak yang


bermacam macam mulai dari pembangunan ekonomi, pengurangan kemiskinan, serta hal-
hal yang berkaitan dengan pembangunan internasional, sektoral, daerah serta
perencanaan pembangunan melalui inisiatif lokal.

12. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang kaya akan sumber daya alamnya.
Dari Sabang sampai Merauke kita dapat dengan mudah menemukan kekayaan alam
Indonesia. Mulai dari kekayaan lautnya, hutannya, maupun hasil tambangnya. Saat ini
sudah banyak masyarakat yang mulai memanfaatkan kekayaan sumber daya alam untuk
dijadikan sumber mata pencahariannya. Salah satu bentuk usaha yang banyak digeluti
oleh masyarakat Indonesia yaitu UMKM ( Usaha Mikro Kecil Menengah).

UMKM mempunyai peran strategis dalam pembangunan nasional karena, melalui


UMKM yang ada di masyarakat saat ini, dapat membantu mengurangi bahkan
menurunkan angka pengangguran di Indonesia. UMKM dapat berjalan dengan baik di
masyarakat tentunya tidak terlepas dari pembinaan dan pengarahan yang dilakukan oleh
pemerintah. Saat ini UMKM tidak hanya bergerak di bidang kuliner, jasa ataupun
aksesoris saja tetapi sudah mulai menjajaki pengolahan hasil sumber daya alam.

Ancaman Kerusakan sumber daya alam dapat di sebabkan oleh manusia dan di
sebabkan oleh alam yaitu :

1.Kerusakan yang disebabkan oleh ulah manusia

 Vandalisme

Vandalisme atau kerusakan situs yang diakibatkan oleh ulah manusia di Situs Wadu
Pa’a terlihat pada sekitar dinding situs, relief-relief, dan ceruk-ceruk berupa corat-
coret di beberapa bagiannya. Ada juga corat-coret yang dilakukan dengan cara
menggoreskan benda tajam. Hal ini dapat dihindari dengan adanya pemahaman
kepada pengunjung mengenai kesadaran akan arti pentingnya tinggalan di Situs Wadu
Pa’a.
 Pelestarian yang salah

Yang dimaksud dengan pelestarian yang salah dalam hal ini adalah usaha pelestarian
(preservation) yang dilakukan dengan tujuan yang baik, tetapi dilakukan dengan tidak
berkoordinasi dengan pihak-pihak yang berwenang. Berkaitan dengan Situs Wadu
Pa’a, ada satu hal yang menggangu yaitu adanya sempadan (talud) yang dibangun
terlalu dekat dengan Situs Wadu Pa’a sektor I. Tujuan pembuatan sempadan (talud)
ini baik yaitu mencegah aliran air dari atas yang langsung menuju ke ceruk Situs
Wadu Pa’a. Jika dibiarkan terus menerus, aliran air ini lama kelamaan akan
menggerus ceruk dan pada akhirnya akan merusak relief yang ada. Untuk
menanggulanginya dibuatlah sempadan atau penahan air, sehingga air yang dari atas
tidak langsung mengenai ceruk, tetapi kemudian mengalir ke aliran yang sudah
disediakan. Tetapi di dalam prakteknya, karena tidak adanya koordinasi, bangunan
tambahan berupa sempadan (talud) yang seharusnya dibuat dengan aturan tertentu
dan jarak tertentu dari zona inti dibuat terlalu dengan dengan situs, dengan jarak
kurang lebih 1,5 meter dari atap ceruk. Hal ini akan mengganggu keaslian situs dan
melanggar aturan pembangunan ditiap zona dalam suatu situs cagar budaya.

2.Kerusakan yang disebabkan oleh alam

 Abrasi

Lokasi Situs Wadu Pa’a yang berada tepat di bibir pantai membuat situs ini rawan
terkena imbas abrasi air laut yang secara terus menerus mencapai batas paling luar
Situs Wadu Pa’a, sehingga membuat tanah di sekitarnya menjadi terkikis.

 Vegetasi

Mengingat banyaknya pepohonan besar yang tumbuh dekat relief Situs Wadu
Pa’a dikhawatirkan akarnya akan dapat mengganggu stabilitas tanah di sekitar
relief Situs Wadu Pa’a, yang nantinya akan berpengaruh terhadap kondisi relief-
relief Situs Wadu Pa’a secara langsung.

 Gempa Bumi

Kabupaten Bima merupakan wilayah yang cukup rentan terhadap bencana alam,
seperti misalnya gempa bumi. Hal ini juga dapat mengancam kelestarian Situs
Wadu Pa’a. Gempa yang terjadi berpotensi menimbulkan kerusakan secara
mekanis terhadap relief Situs Wadu Pa’a, karena bengaruh getaran yang cukup
besar.

 Fluktuasi Suhu
Fluktuasi suhu yang terjadi secara ekstrem, apalagi mengingat Situs Wadu Pa’a
berada di wilayah yang dekat dengan laut membuat butiran-butiran air yang
mengandung garam-garam terlarut dapat dengan mudah sampai ke bidang
permukaan relief Situs Wadu Pa’a. Penggaraman ini berpotensi menimbulkan
pelapukan secara fisis dan chemis yang akan menimbulkan keausan pada
permukaan bidang relief.

*Terimakasih*

Anda mungkin juga menyukai