Anda di halaman 1dari 3

Inflasi, Pengangguran, Kemiskinan

Inflasi, pengangguran dan kemiskinan merupakan tiga masalah yang tak kunjung teratasi di negara ini.
Ketiga masalah ini selalu menyita perhatian banyak kalangan, baik dari masyarakat hingga pemerintah.
Pemerintah pun telah mengupayakan yang terbaik untuk mengatasi masalah yang dianggap telah
berakar kuat di Indonesia ini. Namun ketiga masalah ini tidaklah mudah untuk diatasi. Inflasi,
pengangguran dan kemiskinan memiliki hubungan yang berkaitan satu sama lain. Jika pemerintah
mengatasi inflasi, maka akan berdampak pada meningkatnya pengangguran, kemudian jika
pengangguran meningkat maka akan berpengaruh pada meningkatnya tingkat kemiskinan di Indonesia.
Begitu pula sebaliknya apabila masalah pengangguran yang lebih difokuskan untuk diatasi maka inflasi
akan meningkat dan kemudian akan berdampak kepada meningkatnya kemiskinan. Bagaimana tidak
meningkatkan kemiskinan, apabila inflasi naik maka harga barang-barang umum pun akan naik
keseluruhan sehingga masyarakat yang dulunya dapat membeli barang dengan harga pada tingkat A
kemudian setelah adanya inflasi maka harga-harga akan mengalami kenaikan kemudian masyarakat
yang dulunya mampu membeli barang dengan harga A tidak mampu lagi membeli barang tersebut yang
kemudian membuat masyarakat mengganti barang lain yang harganya lebih murah. Dengan adanya
ketidakmampuan masyarakat untuk membeli suatu barang dengan harga A menandakan kemiskinan
sedang mengalami peningkatan.

Sesuai dengan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa inflasi dan pengangguran memiliki hubungan
yang negative. Di mana hubungan dan inflasi ini dapat diterangkan dengan menggunakan kurva Phillips.
Dalam kurva tersebut dijelaskan bahwa inflasi dan pengangguran tidaklah memiliki tingkat nilai yang
sama. Pasti selalu ada jarak antara kedua variable tersebut. Hubungan ini telah dijelaskan dalam artikel
saya mengenai kurva Phillips.

Banyak negara yang mengalami hal serupa seperti Indonesia. Dimana mereka juga mengalami ketiga
masalah di atas. Akan tetapi dalam setiap negara memiliki kebijakan yang berbeda satu dengan yang
lainnya. Dalam sebuah negara akan memfokuskan targetnya dalam mengatasi ketiga masalah tersebut.
Indonesia sendiri lebih memilih untuk focus terhadap laju inflasi. Hal ini bukan berarti bahwa di negara
ini tingkat pengangguran sudah terkendali dengan baik. Pengangguran yang ada di Indonesia masihlah
menjadi masalah yang serius dalam perekonomian Indonesia saat ini. lalu kenapa Indonesia memilih
untuk lebih terfokus pada laju inflasi?.

Seperti yang kita tahu, bahwa Indonesia merupakan suatu negara yang berkembang. Di dalam negara
berkembang tentu saja penduduk dengan perekonomian menengah ke bawah masihlah banyak
dijumpai. Kesejahteraan di negara ini relative lebih kecil dibandingkan negara maju. Kemiskinan ini tidak
hanya muncul karena adanya pengangguran dalam masyarakatnya. Banyak sekali masyarakat Indonesia
yang telah bekerja keras belum dapat mencukupi kebutuhan hidupnya. Oleh karena inilah Indonesia
lebih memilih untuk lebih terfokus menghadapi inflasi.

Inflasi merupakan hal yang menjadi momok menakutkan bagi masyarakat Indonesia. Kenaikan harga
barang dan jasa dapat memberikan pengaruh yang luar biasa terhadap keadaan hidup mereka. Karena
inflasi inilah banyak muncul permasalahan lainnya, mulai dari tindakan kriminal hingga keputusasaan
masyarakat itu sendiri. Dengan adanya pengendalian terhadap laju inflasi diharapkan hal-hal yang tidak
diinginkan dapat teratasi dengan baik. Jadi di sinilah alasan Indonesia lebih memilih mengendalikan
tingkat harga dalam negaranya dibandingkan dengan mengendalikan pengangguran yang bukan berarti
mengabaikan masalah yang satu ini.

Jika inflasi dapat terjaga dengan baik, maka akan memberikan dampak positif terhadap keadaan negara.
Tingkat harga yang stabil dapat meningkatkan tingkat konsumsi masyarakat yang kemudian dapat
memberikan dorongan terhadap tingkat investasi dalam negeri. Misalkan saja Indonesia memiliki tingkat
inflasi yang stabil sehingga membuat harga barang dan jasa menjadi stabil pula. Karena adanya harga
yang stabil, membuat masyarakat mampu membeli apa yang ia butuhkan sehingga terciptalah
kesejahteraan masyarakat. perekonomian yang baik ini dapat menjadi nilai positif di mata investor, yang
kemudian akan memberikan aliran modal dalam bentuk investasi yang dapat dikembangkan dalam
sector riil. Nah di sinilah masalah pengangguran akan dapat teratasi. Lapangan pekerjaan akan semakin
bertambah di dalam negeri karena adanya perkembangan dalam sector riil. Namun Indonesia tetaplah
harus focus terhadap laju inflasi yang akan terjadi.

Bank Indonesia sebagai bank sentral di negara Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam
mengatasi permasalahan ini. BI pun telah memberikan dan menjalankan kebijakan-kebijakan yang dapat
menekan laju inflasi. Suku bunga merupakan salah satu alat yang digunakan BI untuk memainkan laju
inflasi.

Dengan memainkan suku bunga acuan, BI dapat mengatasi laju inflasi tersebut. jika tingkat inflasi naik,
maka BI akan menjalankan kebijakan menaikkan tingkat suku bunga acuan. Dimana apabila suku bunga
acuan mengalami kenaikan maka bank-bank konvensional juga akan meningkatkan suku bunganya. Hal
ini yang kemudian dapat menekan agregat moneter atau perintaan akan uang. Masyarakat yang tadinya
cenderung menggunakan uangnya untuk konsumsi akan merubah hal tersebut, masyarakat akan
cenderung menyimpan uangnya di bank karena tergiur adanya bunga yang tinggi.

Tidak hanya itu, dengan menaiknya suku bunga acuan, maka tingkat diskonto juga akan mengalami
kenaikan. Hal ini yang kemudian akan menyebabkan dana cadangan bank meningkat. Bank-bank
konvensional yang tadinya mudah melakukan kredit ke BI akan menurun karena adanya tingkat diskonto
yang meningkat. Sehingga bank-bank tersebut memilih untuk menarik uang dari masyarakat demi
dijadikan GWM dalam bentuk saving. Dilihat dari kedua kebijakan tersebut dapat diketahui bahwa hal
yang dilakukan BI sebenarnya adalah mengurangi jumlah uang beredar di masyarakat. Memang benar
bahwa inflasi meningkat karena adanya jumlah uang beredar mengalami peningkatan yang kemudian
menyebabkan harga barang dan jasa mengalami kenaikan.

Selain adanya kebijakan yang diusung oleh BI, pemerintah sebagai aparat negara pun turut terjun untuk
mengatasi permasalahan tersebut. Pemerintah sebagai badan yang memiliki kewenangan telah
mempersiapkan target untuk mengatasi masalah-masalah tersebut yang berupa target inflasi, target
pengangguran dan target kemiskinan. Tingkat sasaran atau target yang telah ditetapkan pemerintah ini
telah dipertimbangkan melalui beberapa aspek, sehingga diharapkan tidak akan terjadi masalah-
masalah baru yang akan muncul.
Tidak hanya menetapkan target tingkat inflasi dan pengangguran, pemerintah juga menetapkan tingkat
kemiskinan yang ingin dicapai. Target pemerintah untuk mengatasi masalah satu ini ingin menurunkan
tingkat kemiskinan sebesar 9% hingga 10%. Sebenarnya masalah kemiskinan ini adalah masalah yang
muncul karena dampak dari adanya pengangguran dan inflasi yang cukup tinggi. Jadi jika pemerintah
dapat mengatasi masalah inflasi dan pengangguran dengan baik dan sesuai target maka pemerintah juga
akan lebih mudah mengatasi masalah kemiskinan ini. Kemiskinan merupakan masalah yang sangat
banyak di pengaruhi oleh beberapa faktor selain kedua masalah yang telah dijelaskan di atas, misalnya
seperti adanya nilai tukar yang lemah, pendapatan yang tidak merata, rendahnya tingkat pendidikan dan
masih banyak lagi faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kemiskinan tersebut.

Inflasi, pengangguran, kemiskinan, dan keadaan yang terjadi di dalam perekonomian misalnya yaitu
rendahnya nilai tukar, tidak meratanya pendapatan dan masih banyak lagi merupakan hal yang memiliki
hubungan sebab akibat. Di mana faktor pengangguran dapat meningkatkan kemiskinan, faktor
kemiskinan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat menurun, kesejahteraan masyarakat yang
rendah mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan dan masih banyak lagi masalah-masalah yang
mengalami hubungan tersebut. jika kita kaji secara satu per satu tidak akan ada habisnya permasalahan-
permasalahan tersebut. Jika kita salahkan pemerintah yang katanya tidak memberikan yang terbaik
untuk rakyatnya, menambah derita rakyatnya dan lain-lain, apakah itu semua dapat mengatasi masalah
yang ada di negara ini?. Dari penjelasan dan artikel yang telah dibahas di atas, kita seharusnya lebih
mengerti dan paham. Menjadi seorang aparat negara yang benar memang tidak semudah yang kita
bayangkan. Jika pemerintah tidak memiliki perhatian kepada rakyatnya lalu untuk apa semua kebijakan-
kebijakan yang telah mereka buat. Kebijakan yang ada di Indonesia seperti yang kita tahu sangat lah
beragam, baik dari kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia serta kebijakan fiscal yang
telah ditetapkan pemerintah.

Maka sebagai warga negara yang baik, kita haruslah dapat membangkitkan diri kita sendiri untuk
dapat keluar dari zona yang membuat negara kita tertinggal dari bangsa-bangsa lain. Harapan negara ini
ada di pundak mahasiswa, selain masih muda dan memiliki energy yang sangat kuat untuk dapat
diandalkan, mahasiswa juga memiliki wawasan lebih luas untuk dapat membaca keadaan negara ini. Jadi
dengan memahami keadaan yang ada di negara ini diharapkan mahasiswa tidak dengan mudah
terpengaruhi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Lebih baik jadilah diri kita sendiri.

Anda mungkin juga menyukai