Anda di halaman 1dari 4

Nama : Aulia Rahmah

Nim : 043007215
Tugas 1 Administrasi perpajakan

1. Sebutkanlah penggolongan tarif pajak yang anda ketahui serta jelaskan secara singkat
mengenai perbedaannya dan analisa dari masing-masing tarif tersebut apakah masih
cocok diterapkan dimasa sekarang serta sebutkan tarif yang sering digunakan dalam
penghitungan perpajakan di Indonesia !
2. Reformasi perpajakan saat ini sering dilakukan pemerintah diantaranya membuat sistem
administrasi perpajakan modern ? apakah reformasi perpajakan yang dilakukan
pemerintah efektif dalam meningkatkan penerimaan pajak di Indonesia ! jelaskan secara
ringkas beserta contohnya aplikasi dari sistem perpajakan yang ada saat ini!

JAWAB :
1). Penggolongan tarif pajak :
1. TARIF TETAP
Tarif pajak yang jumlah nominalnya tetap walaupun dasar pengenaan pajaknya
berbada/berubah sehingga jumlah pajak yang terutang disini selalu tetap.
Tarif pajak tetap atau yang nama lainnya tarif pajak regresif adalah tarif pajak yang
nominalnya tetap tanpa memerhatikan jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajaknya
(tidak berubah-ubah).

Tarif pajak tetap juga dapat diartikan sebagai tarif pajak yang akan selalu sama sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Contohnya, Bea Meterai dengan nilai Rp3000 dan
Rp6000.

Tapi, tarif bea meterai ini mulai 2021 berlaku meterai elektronik. Bea meterai terbaru
naik menjadi Rp10.000 dan merupakan single tarif.

2. TARIF PROGRESIF
Tarif pajak yang persentasenya semakin besar apabila dasar pengenaan pajaknya. Tarif
progresif sering pula disebut sebagai tarif berlapis karena terdiri atas beberapa tarif yang
meliputi berikut ini :
a) Tarif progresif – proporsional
b) Tarif pajak progresif – progresif
Tarif progresif-progresif adalah jenis tarif progresif yang kenaikan persentasenya
semakin besar atau persentase akan naik sebanding dengan dasar pengenaan pajaknya.
Di Indonesia, tarif pajak progresif ini diberlakukan untuk PPh WP individu (pribadi)
yakni:

 Penghasilan kena pajak (gaji) sampai Rp50.000.000, tarif pajaknya 5%


 Penghasilan kena pajak lebih dari Rp50.000.000 – Rp250.000.000, tarif pajaknya 15%
 Penghasilan kena pajak lebih dari Rp250.000.000 – Rp500.000.000, tarif pajakya 25%
 Penghasilan kena pajak di atas Rp500.000.000, tarif pajaknya 30%

c) Tarif pajak progresif – degresif


Tarif progresif-degresif adalah jenis tarif progresif yang kenaikan persentasenya
semakin menurun (degresif).

d) Tarif degresif
3. TARIF SEBANDING/PROPORSIONAL
Tarif persentase yang tetap terhadap berapun jumlah yang dikenakan pajaksehingga
besarnya pajak yang terulang proporsional tehadap besarnya nilai yang dikenakan pajak.
Jadi, dalam tarif sebanding besarnya tarif adalah tetap (dalam persentase tetap).
Berapapun besarnya objek pajak , maka dalam tarif sebanding akan dikenakan pajak
dengan persentase tetap tidak berubah karena perubahan obyeknya. Sedangkan kalau
dalam tarif tetap berarti pajaknya tetap.
Tarif pajak proporsional merupakan tarif yang persentasenya tetap meski terjadi
perubahan terhadap dasar pengenaan pajak.

Dengan begitu, seberapa besarnya jumlah objek pajak, persentasenya akan tetap.

Contohnya adalah PPN yang persentasenya 10% dan PBB dengan tarif 0,5%.

4. Tarif Pajak Degresif

Tarif pajak degresif ini kebalikan dari tarif pajak progresif.

Tarif pajak degresif adalah nilai persentasenya semakin kecil jika nilai objek yang
dikenai pajak semakin besar.

Atau, persentase tarif pajak akan semakin rendah ketika dasar pajaknya semakin
meningkat.

Dengan begitu apabila persentasenya semakin kecil, jumlah pajak terutang tidak ikut
mengecil.

Akan tetapi, bisa jadi lebih besar karena jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajaknya
semakin besar.
Ada tiga jenis tarif pajak degresif, yaitu:

 Tarif Degresif-Degresif

Tarif pajak degresif-degresif adalah jenis tarif degresif yang penurunan persentase
tarifnya semakin kecil.

 Tarif Degresif-Tetap

Tarif pajak degresif-tetap adalah jenis tarif degresif yang penurunan persentasenya tetap.

 Tarif Degresif-Progresif

Tarif pajak degresif-progresif adalah jenis tarif degresif yang penurunan persentase
tarifnya makin besar.

Di Indonesia sendiri, jenis tarif progresif pajak inilah yang diterapkan sebagai
metode pengenaan pajak penghasilan orang pribadi, tarif progresif dalam tarif ini
pemungutan pajaknya atas presentasenya akan naik sebanding dengan jumlah dasar
pengenaan pajaknya

2). Sistem administrasi perpajakan modern sendiri merupakan sistem adminstrasi perpajakan
yang terus mengalami penyempurnaan atau perbaikan kinerjanya, baik dari sisi internal maupun
eksternal institusi perpajakan yang tujuan untuk memberikan pelayanan pajak yang prima
sekaligus meningkatkan penerimaan pajak. Sistem administrasi perpajakan modern merupakan
wujud dari hasil reformasi perpajakan yang disempurnakan dan disesuaikan dengan kondisi
perpajakan di Indonesia secara menyeluruh di berbagai sektor administrasi pajak. Perkembangan
sistem administrasi pajak ini setidaknya memberikan beberapa pengaruh terhadap pelayanan
pajak. Reformasi perpajakan dimaksudkan untuk menciptakan administrasi perpajakan yang kuat
dan efisien melalui peningkatan kualitas layanan kepada Wajib pajak, kemudian pengawasan
yang efektif dan efisien untuk mencegah aggressive tax planning, yang semakin sopecited dan
memberikan kepastian dalam penegakan. Dalam jangka panjang, sistem administrasi perpajakan
modern yang terimplementasi secara optimal akan meningkatkan kepuasan terhadap wajib pajak.
Dengan pelayanan yang memuaskan dan pelaksanaan kewajiban perpajakan yang mudah
diharapkan berkorelasi positif terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak di Indonesia. Di Indonesia,
berlaku 3 jenis sistem pemungutan pajak, yakni:

- Self Assesment system.

Self assessment system adalah sistem pemungutan yang membebankan penentuan besaran pajak
yang harus dibayar oleh wajib pajak yang bersangkutan secara mandiri.

- Official Asssesment System


Official assessment system adalah sistem pemungutan pajak yang membebankan wewenang
dalam penentuan besaran pajak terutang fiskus maupun aparat perpajakan sebagai pemungut
pajak.

-Withholding Assesment System

Withholding system adalah sistem pemungutan yang memberikan otoritas kepada pihak ketiga
dalam penentuan besaran pajak terutang wajib pajak. Pihak ketiga yang dimaksud, bukan berasal
dari pemerintah maupun wajib pajak yang bersangkutan.

Sumber Referensi : BMP ADB14330 ADMINISTRASI PERPAJAKAN

Anda mungkin juga menyukai