DASAR TEORI
menggunakan
metode
tambang
terbuka
(open
pit)
dengan
Untuk memperkirakan dengan lebih teliti produksi alat muat dan alat angkut yang
digunakan untuk pemuatan dan pengangkutan material, maka perlu diperhatikan
beberapa faktor yang berpengaruh terhadap produksi alat-alat tersebut, antara lain:
17
Setiap macam material pada dasarnya memiliki sifat fisik yang berbeda-beda.
Oleh karena itu jenis material yang terdapat di suatu daerah tertentu dengan sifat
fisik tertentu harus diperhatikan agar tidak terjadi ketidaksesuaian dalam
penggunaan alat mekanis.
18
Berat jenis (density) material adalah suatu sifat yang dimiliki oleh setiap material.
Dimana kemampuan suatu alat untuk mendorong, mengangkat, dan melakukan
pekerjaan lainnya, akan sangat dipengaruhi oleh berat jenis material tersebut.
Bentuk material akan mempengaruhi produksi alat mekanis. Bentuk material yang
cenderung bulat akan memiliki gaya gesek lebih kecil dibandingkan material
dengan bentuk segi banyak (poligon). Hal ini akan berpengaruh pada kecepatan
material dalam menempati ruangan pada alat muat maupun alat angkut.
Merupakan suatu sifat material yang menentukan sukar atau mudahnya material
tersebut untuk dikoyak (ripped), digali (dig) atau dikupas (stripped). Nilai
kekerasan material biasanya diukur dengan mempergunakan ripper meter atau
seismic test meter dengan satuan m/detik, yaitu sesuai dengan satuan untuk
kecepatan gelombang seismik pada batuan.
19
Kondisi permukaan kerja akan sangat berpengaruh pada unjuk kerja alat. Kondisi
permukaan kerja yang baik akan menyebabkan alat muat dan alat angkut bekerja
secara maksimal, sehingga akan diperoleh cycle time yang cukup efektif. Kondisi
permukaan kerja yang baik adalah :
a. Kondisi dimana akan selalu tersedia material untuk diambil oleh alat muat.
Untuk mencapai kondisi demikian diperlukan alat pendukung seperti dozer
agar dapat selalu menyuplai material ke alat muat.
b. Kondisi dimana lokasi pemuatan diatur sedemikian rupa sehingga alat angkut
dapat secara efektif keluar masuk dan mengambil posisi yang tepat untuk
dimuat di lokasi pemuatan. Untuk mencapai maksud tersebut lokasi pemuatan
harus terus-menerus dipantau, bahkan bila perlu dilakukan perbaikan.
c. Kondisi dimana tinggi bench pada area pemuatan sejajar dengan tinggi bak
truk alat angkut, sehingga material yang diambil oleh alat muat (backhoe)
dapat optimal.
20
Suatu faktor yang menunjukkan seberapa bagian dari seluruh berat kendaraan
pada ban atau track yang dapat dipakai untuk mendorong atau menarik. Koefisien
traksi didefinisikan juga sebagai suatu faktor dimana jumlah berat kendaraan pada
ban atau track penggerak harus dikalikan untuk menunjukkan rimpull maksimum
antara ban atau track dengan permukaan jalur jalan tepat sebelum mengalami
selip.
a. Keadaan ban, yaitu keadaan dan macam bentuk kembangan ban tersebut.
Sedangkan untuk crawler track tergantung dari keadaan dan bentuk tracknya
b. Keadaan permukaan jalur jalan, yaitu basah atau kering, keras atau lunak,
bergelombang atau rata.
c. Berat kendaraan yang diterima roda penggeraknya.
Tabel 3.1 Koefisien traksi untuk berbagai macam keadaan jalur jalan
(Caterpillar, 2004a)
Material
Beton
Lempung kering
Lempung basah
Pasir kering
Pasir basah
Pit quarry
Kerikil
Salju
Es
Tanah kokoh
Tanah lepas
Batu bara
Ban karet
0,90
0,55
0,45
0,20
0,40
0,65
0,36
0,20
0,12
0,55
0,45
0,45
Track
0,45
0,90
0,70
0,30
0,50
0,55
0,50
0,27
0,12
0,90
0,60
0,60
21
3.1.4 Rimpull
Rimpull yaitu besarnya kekuatan tarik (pulling force) yang dapat diberikan oleh
mesin suatu alat mekanis kepada permukaan roda atau ban penggeraknya yang
menyentuh permukaan jalur jalan. Jika koefisien traksi cukup tinggi untuk
menghindari terjadinya selip, maka rimpull maksimum adalah fungsi dari tenaga
mesin (horse power) dan gear ratio (versnelling) antara mesin dengan roda
penggerak alat mekanis. Tetapi jika terjadi selip maka rimpull maksimum akan
sama dengan besarnya tenaga pada roda penggerak dikalikan koefisien traksi.
................................... (3.1)
Dimana:
RP = rimpull atau kekuatan tarik, lbs
HP = tenaga mesin, HP (horse power)
375 = angka konversi
= efisiensi mesin
V = kecepatan maksimum pada gigi tertentu, mph
22
P
RR
W
.................................... (3.2)
Dimana :
RR = tahanan gulir, lb/gross ton (%)
P
Besarnya RR dinyatakan dalam pounds (lbs) dari tractive pull yang diperlukan
untuk menggerakkan tiap gross ton berat kendaraan beserta muatannya pada jalur
mendatar dengan kondisi jalur jalan tertentu.
23
Tabel 3.2 Nilai tahanan gulir untuk berbagai macam kondisi jalan
(Caterpillar, 2004a)
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam rolling resistance, bahwa
nilai rolling resistance dapat bervariasi walaupun pada kondisi jalan yang sama
dan tingkat kekerasan yang sama. Hal ini disebabkan karena nilai rolling
resistance juga dipengaruhi oleh kondisi cuaca, hujan akan menyebabkan jalanan
menjadi becek, terutama jika jalan memiliki kekerasan yang kurang baik.
Sebaliknya jalan yang kering akan menyebabkan jalanan relative jadi lebih keras.
Hal lain yang dapat menyebabkan variasi nilai rolling resistance adalah kondisi
ban, pada kondisi perkerasan jalan yang baik maka tekanan ban yang tinggi akan
menghasilkan nilai rolling resistance yang lebih rendah dari pada tekanan ban
yang rendah. Namun pada kondisi perkerasan jalan yang kurang baik, tekanan ban
yang rendah menghasilkan rolling resistance lebih rendah daripada tekanan ban
yang tinggi.
24
Tahanan kemiringan adalah besarnya gaya berat yang melawan atau membantu
gerak kendaraan yang disebabkan oleh kemiringan jalur jalan yang dilaluinya.
Jika jalur jalan tersebut naik disebut kemiringan positif (plus slope) maka tahanan
kemiringan akan melawan gerak kendaraan (grade resistance), sehingga
memperbesar rimpull yang diperlukan. Sebaliknya, jika jalur jalan tersebut turun
disebut kemiringan negatif (minus slope) maka tahanan kemiringan akan
membantu gerak kendaraan (grade assistance), sehingga mengurangi rimpull
yang dibutuhkan.
................................. (3.3)
(Prodjosumarto, 1996)
25
3.1.7 Percepatan
a. Berat kendaraan, semakin berat suatu kendaraan maka akan semakin lama
waktu yang diperlukan untuk mempercepat kendaraan.
b. Semakin besar rimpull yang berlebih maka akan semakin cepat kendaraan
tersebut untuk mengalami percepatan. Sedangkan bila kelebihan rimpull tidak
ada, maka percepatan tidak akan terjadi, artinya kendaraan tersebut tidak dapat
dipercepat.
...................................... (3.4)
Dimana:
a = percepatan, ft/sec2
F = kelebihan rimpull, lbs
W = berat alat yang harus dipercepat, lbs
g = percepatan karena gaya gravitasi, 32.2 ft/sec2
26
1. Letak ramp
a. Akses yang baik ke lokasi pembuangan tanah penutup (timbunan).
Arah ramp searah dengan pergerakan tambang.
b. Topografi merupakan faktor penting. Pada umumnya letak ramp
berada pada topografi yang landai, karena akan sulit membuat
ramp pada daerah dengan topografi curam.
2. Lebar ramp
a. Tergantung pada lebar alat angkut, biasanya 3,5 4 kali lebar
dump truck terbesar.
b. Lebar jalan seperti diatas memungkinkan lalu lintas dua arah,
ruangan untuk dump truck yang akan menyusul, serta untuk
tanggul pengaman dengan lebar tertentu.
3. Kemiringan ramp
a. Kemiringan ramp didasarkan pada kemampuan alat untuk
mengatasi kemiringan tertentu secara optimal.
4. Panjang ramp
a. Jika ramp yang dihasilkan dengan penimbunan lembah lebih
panjang dibandingkan dengan memotong bukit, dan volume
material yang dipotong sedikit, sehingga dalam pengerjaannya
tidak
memakan
waktu
yang
lama
dibandingkan
dengan
27
Ketersediaan alat merupakan salah satu hal yang mempengaruhi produkivitas alat
muat maupun alat angkut. Ketersediaan alat merupakan faktor yang menunjukkan
kondisi
alat-alat
mekanis
yang
digunakan
dalam
melakukan
kegiatan
a.
.......................... (3.5)
Dimana :
W = Waktu yang dibebankan kepada operator suatu alat yang dalam kondisi
dapat dioperasikan, artinya tidak rusak. Waktu ini meliputi pula tiap
hambatan yang ada, seperti waktu istirahat yang terlalu lama, pindah
loading point, pelumasan, pengisian bahan bakar, keadaan cuaca,dll.
28
b.
........................ (3.6)
Dimana :
Standby hours atau jumlah jam kerja suatu alat yang tidak dapat
dipergunakan ketika alat tersebut tidak rusak (siap beroperasi),
meliputi hujan deras, tempat kerja belum siap, kerusakan pada
crusher, dll.
c.
............................ (3.7)
d.
.......................... (3.8)
29
Kondisi Manajemen
Kerja
Baik sekali
Baik
Sedang
Buruk
Baik sekali
0.84
0.81
0.76
0.70
Baik
0.78
0.75
0.71
0.65
Sedang
0.72
0.69
0.65
0.60
Buruk
0.63
0.61
0.57
0.52
penambangan
yang
meliputi
penggalian,
pemuatan,
dan
30
Di Indonesia hanya dikenal dua musim, yaitu musim hujan dan musim kering.
Yang sering menghambat pekerjaan adalah pada saat musim hujan, sehingga hari
kerja menjadi lebih pendek. Jika hujan sangat lebat, tanah kebanyakan menjadi
becek dan lengket, sehingga alat-alat tidak dapat bekerja dengan baik. Oleh karena
itu diperlukan sistem penyaliran (drainage) yang baik. Sebaliknya pada musim
kering (kemarau) akan timbul banyak debu yang dapat menghalangi pandangan
operator alat mekanis, sehingga pekerjaan dapat mengalami hambatan.
Ketinggian letak suatu daerah ternyata juga berpengaruh terhadap hasil kerja
mesin-mesin, karena mesin-mesin tersebut saat bekerja dipengaruhi oleh tekanan
dan temperatur udara luar. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa semakin rendah
tekanan udara maka akan semakin sedikit jumlah oksigen, hal ini dapat
mengakibatkan mesin-mesin tersebut tidak bekerja secara optimal. Berdasarkan
pengalaman, mesin akan mengalami kemerosotan tenaga akibat berkurangnya
tekanan, rata-rata adalah 3% dari HP di atas permukaan laut untuk setiap
kenaikan tinggi 1000 ft, kecuali 1000 ft yang pertama.
31
Waktu daur merupakan salah satu parameter produksi. Dengan asumsi kapasitas
bucket tetap, semakin kecil waktu daur maka produksi alat tersebut semakin tinggi
sedangkan semakin besar waktu daur maka produksi alat semakin rendah. Waktu
daur alat muat terdiri dari empat bagian, yaitu: waktu mengisi bucket (digging
time), waktu ayunan bermuatan (swing loaded), waktu membuang isi bucket
(dumping time), waktu ayunan kosong (empty swing), dan waktu tunda (delay
time).
CT(m) = Digging + Swing Loaded + Dumping + Empty Swing + Delay ....... (3.9)
Untuk memenuhi target produksi yang telah ditentukan, perlu diketahui kapasitas
bucket rata-rata untuk setiap alat besar sehingga dapat ditentukan alat muat mana
yang akan digunakan. Terdapat tiga jenis ukuran bucket yang harus
diperhitungkan dalam pemilihan alat muat, yaitu:
a. Kapasitas Batas Muatan Statis, yaitu kapasitas yang dapat membuat alat muat
terjungkit (static tipping load).
b. Kapasitas Peres (struck capacity), yaitu kapasitas atau volume material yang
dapat mengisi bucket rata hingga batas bibir bucket.
32
a. Kandungan
air,
dimana
dan
kemampuan
operator,
Faktor pengisian mangkuk alat muat (F) dapat dinyatakan sebagai perbandingan
volume nyata (Vn) dengan volume munjung teoritis (Vt), seperti yang dinyatakan
dalam persamaan:
.............................. (3.10)
Dimana :
F
33
.................... (3.11)
34
Waktu daur merupakan salah satu parameter produksi alat angkut, dimana waktu
daur alat angkut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :
............................. (3.12)
Dimana :
CT(a) = cycle time of haul unit (waktu edar alat angkut)
STL = spot time at loader (waktu mengambil posisi pemuatan)
LT
35
Waktu pemuatan (loading time) adalah waktu yang diperlukan oleh alat muat
untuk mengisi truk sampai berkapasitas munjung (heaped capacity). Rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut:
......... (3.13)
Waktu angkut isi dan kosong (load and empty travel time) dapat dirumuskan
sebagai berikut :
...... (3.14)
....... (3.15)
Dimana :
............ (3.16)
Dimana :
36
Jumlah pengisian bucket ke dalam alat angkut (n) dapat dirumuskan sebagai
berikut:
.............................. (3.17)
Sedangkan jumlah trip (Jt) yang dapat dilakukan alat angkut dalam waktu satu
jam adalah :
.............................. (3.18)
Dimana :
= Jumlah trip/jam
Pada dasarnya kombinasi effisiensi kerja alat angkut dan alat muat yang tertinggi
dipilih untuk dipakai. Untuk menyatakan keserasian (synchronization) kerja antara
alat muat dengan alat angkut dapat ditentukan dengan menghitung faktor
keserasian (match factor) melalui persamaan sebagai berikut :
............................ (3.19)
Dimana :
Na = Jumlah alat angkut
Nm = Jumlah alat muat
Ctm = Waktu memuat untuk alat muat (sekon)
Cta = Waktu edar alat angkut (sekon)
n
37
....................... (3.20)
................. (3.21)
3. Faktor keserasian = 1 , berarti alat muat dan alat angkut sama-sama sibuk
dalam waktu tertentu.
Nilai match factor terbaik adalah bernilai 1 tetapi sangat sulit tercapai, oleh sebab
itu nilai match factor diusahakan agar dapat mendekati 1.
38