Anda di halaman 1dari 1

Pada masa pemerintahan Sultan Malik as Saleh, Kesultanan Pasai mempunyai hubungan

dengan negara Tiongkok. Seperti yang disebutkan dalam sumber sejarah Dinasti Yuan,
pada 1282 duta Tiongkok bertemu dengan Menteri Kerajaan Sumatra di Quilan yang
meminta agar Raja Sumatra mengirimkan dutanya ke Tiongkok Pada tahun itu pula
disebutkan bahwa Kesultanan Sumatra mengirimkan dutanya yang bernama Sulaiman dan
Syamsuddin. Urutan para raja-raja yang memerintah Kesultanan Samudera Pasai, yaitu:
a) Sultan Malik as Saleh (696 H/1297 M).
b) Sultan Muhammad Malik Zahir (1297-1326), ia berhasil menyatukan Kerajaan Perlak
dengan Kerajaan Samudera Pasai.
c) Sultan Mahmud Malik Zahir (±1346-1383). d) Sultan Zainal Abidin Malik Zahir
(1383-1405). e) Sultan Nahrisyah (1405-1412).
f) Abu Zain Malik Zahir (1412).
g) Mahmud Malik Zahir (1513-1524). 2) Kehidupan ekonomi
Kehidupan ekonomi Kesultanan Samudera Pasai banyak dipengaruhi oleh aktivitas
perdagangan dan kedudukannya sebagai bandar pelabuhan. Terlebih karena didukung
oleh armada laut yang kuat, pengaruh Pasai semakin luas. Komoditas yang
diperdagangkan, antara lain lada, kapur barus, dan emas. Bukti yang menunjukkan
kemakmuran masyarakat Samudera Pasai sebagaimana diberitakan oleh Tome Pires bahwa
masyarakat Samudera Pasai sudah menggunakan mata uang emas yang disebut deureuham
(dirham). brad ponto
3) Kehidupan sosial budaya
Kehidupan bermasyarakat dan bernegara Kesultanan Samudera Pasai diatur dengan
aturan dan hukum-hukum Islam. Keberadaan agama Islam di Samudera Pasai sangat
dipengaruhi oleh perkembangan di Timur Tengah.
Hal itu terbukti dengan adanya perubahan aliran Syi'ah menjadi Syafii di Samudera
Pasai. Perubahan aliran tersebut ternyata mengikuti perubahan di Mesir. Pada saat
itu, di Mesir sedang terjadi pergantian kekuasaan dari Dinasti Fatimah yang
beraliran Syi'ah kepada Dinasti Mamluk yang beraliran Syafii. Aliran Syafii dalam
perkembangannya di Samudera Pasai menyesuaikan dengan adat istiadat setempat. Oleh
karena itu, kehidupan sosial masyarakatnya merupakan campuran atau perpaduan antara
Islam dengan adat istiadat setempat.
c. Kesultanan Malaka
Malaka dikenal sebagai pintu gerbang menuju Nusantara. Sebutan ini diberikan
mengingat peranannya sebagai jalan lalu lintas bagi pedagang-pedagang asing yang
berhak masuk dan keluar pelabuhan-pelabuhan Indonesia. Letak geografis Malaka
sangat menguntungkan, karena menjadi jalan antara Asia Timur dan Asia Barat. Letak
geografis tersebut membuat Malaka menjadi kerajaan yang berpengaruh atas daerahnya.
1) Kehidupan ekonomi
Setelah Malaka menjadi kerajaan Islam, para pedagang, mubalig, dan guru sufi dari
negeri Timur Tengah dan India makin ramai mendatangi Kota Bandar Malaka. Dari
bandar ini, Islam dibawa ke Pattani dan tempat lainnya di semenanjung, seperti
Pahang. Johor, dan Perlak
2) Kehidupan sosial dan politik
Pendiri Kesultanan Malaka adalah Parameswara sekitar tahun 1400. Setelah memeluk
Islam, Parameswara bergelar Muhammad Iskandar Syah. Menurut sejarah Melayu,
pengislaman Malaka berlangsung setelah Sri Maharaja, raja pengganti Parameswara,
berkenalan dengan Sayid Abdul Azis dari Jeddah, Arab. Setelah masuk Islam, Sri
Maharaja bergelar Sultan Muhammad Syah. Sebagian sejarawan bahkan beranggapan bahwa
ia merupakan raja Malaka yang pertama muslim. Pendapat lain menyatakan, Malaka
diislamkan oleh Samudera Pasai. Raja-raja yang memerintah Malaka setelah
Parameswara atau Muhammad Iskandar Syah adalah Sri Maharaja (1424-1444).

Anda mungkin juga menyukai