Anda di halaman 1dari 7

KLIPING KEWIRAUSAHAAN

MENANAN JAHE

Disusun Oleh :
Windi Mia Sari

Kelas : 7.5
Guru Pembimbing : Putri Utami, S.Pd

SMP NEGERI MEGANG SAKTI


TAHUN AJARAN 2020/2021
Cara Menanam Jahe
Jahe merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak dipergunakan oleh keluarga Indonesia
untuk campuran bahan makanan dan minuman hangat yang memiliki kandungan gizi tinggi.

Selain dipergunakan untuk bahan makanan dan minuman, jahe juga berfungsi sebagai bahan
baku obat-obatan, jamu tradisional, bahkan untuk kosmetik kecantikan bagi kaum hawa.

Sebagai tanaman yang memiliki rumpun berbatang semu, maka tanaman jahe memiliki famili
yang sama seperti tanaman kunyit, kencur, temulawak dan lengkuas.

Tanaman jahe digadang-gadang berasal dari Asia Pasifik yang tersebar luas dari India hingga ke
Cina. Di Indonesia sendiri terdapat 3 jenis varietas jahe yang paling banyak dijumpai di pasaran,
yakni jahe merah, jahe putih kecil, dan jahe putih besar. Ketiga jenis ini dibedakan dari
perbedaan morfologi pada ukuran dan warna kulit rimpang.

Menanam jahe memiliki banyak kelebihan, yakni tanaman jahe dapat ditanam di lokasi dan
media tanam yang tidak memiliki lahan luas, artinya bisa ditanam di pekarangan rumah kalian.
Perawatannya pun bisa dibilang tidaklah sulit, serta tanaman ini banyak dibutuhkan oleh pasar
sebagai salah satu bahan penting untuk dikonsumsi.

Selamat datang di Kutanam, inilah tahapan menanam jahe yang benar.

Tentukan Lokasi Tanam Tanaman Jahe


Hal pertama ketika kalian hendak menanam tanaman jahe ialah kalian harus mengetahui terlebih
dahulu apa sajakah syarat-syarat yang harus dipenuhi agar tanaman jahe dapat tumbuh
maksimal. Berikut ini adalah beberapa syaratnya:

 Tanaman Jahe tumbuh dengan maksimal di ketinggian 0 hingga 1700 mdpl di daerah
yang memiliki iklim tropis dan subtropis.
 Untuk daerah Indonesia sendiri yang memiliki iklim tropis, biasanya tanaman jahe
ditanam di ketinggian 200 hingga 600 mdpl
 Tanaman jahe sebaiknya ditanam di lokasi yang memiliki curah hujan tinggi yaitu di
kisaran angka 2500 hingga 4000 mm per tahun.
 Tanaman jahe dapat tumbuh subur di lokasi yang memiliki kelembapan udara yang
cukup tinggi yaitu 60 hingga 90 persen serta disarankan memiliki suhu optimum yang
berkisar antara 20 hingga 25 derajat celcius.
 Ketika tanaman jahe berusia 2,5 hingga 7 bulan atau lebih, tanaman ini memerlukan
pancaran sinar matahari secara langsung dengan intensitas cahaya yang masuk sebesar
70 hingga 100 persen.
 Disarankan di tempat yang terbuka namun diberi naungan agar memberikan pengaruh
yang cukup baik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jahe.
 Lokasi harus memiliki tanah yang subur, gembur dan banyak memiliki kandungan
bahan-bahan organik, serta memiliki tekstur tanah yang baik seperti bertekstur lempung
berpasir, tekstur tanah yang liat dan berpasir serta memiliki tekstur tanah laterik.
 Jenis tanah yang paling baik untuk ditanam tanaman jahe adalah tanah andosol, latosol
merah coklat dan pada lahan hutan yang baru dibuka.
 Kalian juga perlu memperhatikan tingkat keasaman dari tanah di lokasi penanamannya,
untuk tingkat keasaman tanah atau pH yang ideal berkisar di angka 6,8 hingga 7,4.
 Buatlah terasering atau sengkedan ketika lokasi lahan yang kalian pilih berada di daerah
pegunungan yang memiliki tingkat kemiringan lebih dari 3 persen.

Pembuatan sengkedan ini berguna sebagai upaya untuk mengurangi tingkat kecuraman di
kemiringan yang ekstrim. Karena lokasi penanaman tanaman jahe berada di lokasi yang sering
terkena hujan, sengkedan memiliki tujuan untuk menahan abrasi dan longsor terhadap tanah
yang diakibatkan oleh air hujan yang deras serta dapat memperbesar peluang penyerapan air
oleh tanah.

Mulai Pembibitan Tanaman Jahe

Demi menghasilkan produksi jahe yang maksimal dan berkualitas, maka diperlukan pemilihan
bibit tanaman jahe yang berkualitas pula, bibit yang berkualitas adalah bibit yang memenuhi
persyaratan mutu genetik, mutu fisiologik dan mutu fisik.

Yang dimaksud dengan mutu fisiologik ialah pemilihan persentase pertumbuhan tanaman yang
tinggi, untuk mutu fisik disini yang dimaksud ialah proses pemilihan bibit tanaman jahe yang
bebas hama dan penyakit.

Proses pembibitan tanaman jahe dilakukan secara vegetatif, artinya tanaman jahe ditanam
dengan menumbuhkan tunas-tunas yang ada pada rimpang jahe. Berikut syarat-syarat yang harus
dipenuhi agar bibit dapat tumbuh menghasilkan tanaman jahe yang berkualitas:

 Bibit harus berasal dari tanaman yang sehat dan terbebas dari segala macam penyakit dan
hama.
 Apabila bibit yang digunakan berasal dari tanaman jahe, maka bibitnya harus berasal dari
jahe yang dipanen pada usia 10 hingga 12 bulan.
 Kondisi dari rumpun induk tanaman jahe harus memiliki pertumbuhan yang normal,
kekar, dan tidak terserang hama ataupun penyakit.
 Ketika rimpang jahe hendak dijadikan bibit tanaman, maka haruslah memiliki kondisi
yang baik dengan memiliki ciri-ciri rimpang yang mulus, tidak ada bagian bibit yang
busuk, warna tidak pucat dan mengkilat, serta tidak terkena hama ataupun penyakit.

Kemudian setelah memilih bibit tanaman jahe terbaik yang akan kalian tanam, maka selanjutnya
persiapkan tempat untuk proses pembibitan sebelum nantinya dipindahkan ke lokasi
tanamnya.

Petani jahe biasa menggunakan dua teknin untuk tempat proses pembibitan, cara yang pertama
adalah teknik peti kayu dan cara yang kedua ialah teknik bedengan atau gundukan-gundukan
tanah.

Teknik Peti Kayu


Ini tahapan untuk teknik peti kayu:

1. Siapkan semacam peti atau tempat penampungan yang terbuat dari kayu.
2. Jemur terlebih dahulu rimpang tanaman jahe yang akan digunakan sebagai bibit, namun
perlu diingat, jangan jemur sampai terlalu kering.
3. Kemudian setelah dijemur, lakukan penyimpanan dalam durasi 1 hingga 1,5 bulan.
4. Setelah disimpan selama 1 sampai 1,5 bulan, kalian lakukan pematahan terhadap
rimpang tanaman jahenya hingga tiap jahe terpotong menjadi 3 hingga 5 mata tunas.
5. Setelah dipotong, masukan ke dalam wadah berisi campuran larutan fungisida serta zat
untuk melakukan pengatur pertumbuhan tanaman. Diamkan selama kurang lebih 1 menit,
6. Setelah 1 menit, keringkan kembali, lalu masukkan potongan tadi ke dalam peti kayu
yang telah dibuat.
7. Lakukan penyemaian dengan cara meletakkan potongan bibit pada bagian dasar,
kemudian pada lapisan atasnya letakkan abu gosok atau bisa juga menggunakan sekam
padi
8. Lakukan pelapisan tersebut secara bergantian hingga pada lapisan paling atasnya adalah
abu gosok atau sekam padi.
9. Kemudian setelah itu kalian tunggu 2 hingga 4 minggu, karena pada usia itu bibit jahe
sudah tumbuh tunas dan siap dipindahkan untuk ditanam pada lokasi penanaman.

Teknik Bedengan atau Gundukan-Gundukan Tanah

Jika sebelumnya penyemaian bibit dilakukan pada peti kayu, kali ini bibit tanaman jahe dapat
dilakukan dengan teknik bedengan. Ini tahapnya:

1. Buat rumah penyemaian sederhana dengan ukuran 10 × 8 meter untuk kapasitas


penanaman bibit sebanyak 1 ton.
2. Kemudian pada rumah penyemaian kalian buat semacam bedengan dari tumpukan jerami
yang memiliki ketebalan sebesar 10 cm.
3. Susun rimpang tanaman jahe pada bedengan jerami tersebut, lalu ditutup jerami, dan
diatasnya diberi rimpang kembali demikian seterusnya hingga terdapat 4 susunan lapis
rimpang dengan bagian atasnya berupa jerami.
4. Lakukan penyiraman yang dilakukan setiap hari, dan sebaiknya sesekali melakukan
penyemprotan dengan cairan fungisida agar tanaman terhindar dari serangan hama dan
penyakit.
5. Setelah menunggu waktu hingga 2 minggu, kalian perhatikan pada bagian rimpang
tersebut biasanya sudah muncul tunas. Kemudian, kalian perlu menyeleksi bibit mana
yang memiliki kualitas yang baik, jangan sampai ada bibit berkualitas buruk ikut
tertanam.
6. Kalian bisa melakukan seleksi pemilihan bibit dengan cara mematahkan bibit hingga
setiap potongan pada bibit terbentuk 3 hingga 5 mata tunas, dan memiliki berat dikisaran
40 hingga 60 gram.
7. Setelah terseleksi, masukkan kedalam suatu wadah berisi larutan fungisida, dan diamkan
selama 8 jam.
8. Jemur bibit dengan kisaran waktu 2 hingga 4 jam sebelum siap ditanam di lokasi
penanaman.

Olah Media Tanam Tanaman Jahe

Langkah selanjutnya setelah menentukan lokasi tanam dan menyiapkan bibit yang berkualitas
adalah melakukan proses pengolahan media tanam di lokasi penanaman.

Persiapan lahan tanam setidaknya memerlukan waktu 1 bulan sebelum bibit tanaman jahe
ditanam. Ikuti langkah-langkah berikut:

1. Pertama-tama kalian bersihkan lahan dari gulma rumput dan sisa-sisa bekas tanaman
sebelumnya.
2. Selanjutnya setelah dibersihkan, kalian bajak lahan tersebut dengan cara mencangkulnya
dengan kedalaman sekitar 25 hingga 35 cm.
3. Lahan yang telah dicangkul tadi kalian diamkan dan jemur terlebih dahulu selama kurang
lebih 1 minggu, sebelum kalian bajak dan cangkul untuk kedua kalinya untuk proses
penggemburan tanah.
4. Penggemburan tanah berguna untuk membuang racun yang mengendap di dalam tanah
dan membunuh kuman serta hama.
5. Apabila lokasi tempat penanaman memiliki sirkulasi drainase air tanah yang buruk,
kalian harus membuat bedengan karena bedengan berfungsi sebagai pembentuk aliran air
agar air tidak tergenang di tempat yang sama, karena air yang tergenang akan merusak
tanaman jahe.
6. Kalian buat bedengan dengan tinggi berkisar antara 20 hingga 30 cm, dengan lebar 80
hingga 100 cm, untuk panjang dari bedengan sendiri dikondisikan dengan penyesuaian
luas lahan yang digunakan.
7. Ketika kondisi tanah pada lokasi penanaman memiliki tingkat keasaman yang rendah,
maka kalian perlu melakukan proses pengapuran, karena ketika tingkat pH rendah maka
sebagian unsur hara terutama fosfor dan kalsium menjadi tidak tersedia atau sulit
terserap.
8. Pengapuran berfungsi sebagai penambah unsur kalium yang sangat diperlukan bagi
tanaman untuk mengeraskan bagian tanaman yang berkayu, merangsang pembentukan
bulu-bulu akar, mempertebal dinding sel buah serta merangsang pembentukan biji.
9. Ketika kondisi tanah memiliki tingkat pH dibawah angka 4 yang artinya tanah tersebut
sangat asam, maka kalian membutuhkan dolomit sebanyak 10 ton per hektar.

Tanam Tanaman Jahe


Langkah penting yang dilakukan selanjutnya ialah kalian lakukan proses penanaman tanaman
jahe. Bagaimana melakukannya?

1. Pertama-tama kalian buat lubang-lubang kecil sebagai media tanam tanaman jahe,
lubang-lubang tersebut disarankan memiliki ukuran kedalaman 3 hingga 7,5 cm.
2. Setelah lubang siap, lakukan proses penanaman dengan cara melekatkan bibit rimpang
jahe yang telah dipilih secara direbahkan, dan mata tunas dihadapkan keatas lalu
dimasukkan ke dalam lubang-lubang yang telah disiapkan.
3. Setelah itu bibit ditutup dengan menggunakan tanah dengan ketebalan kurang lebih 5 cm.
4. Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim penghujan tiba, karena bibit tanaman
jahe membutuhkan air yang cukup banyak di awal-awal masa pertumbuhannya.

Rawat Tanaman Jahe


Hal pertama yang dilakukan ketika merawat tanaman jahe yang telah ditanam ialah setelah
proses penanaman berumur 6 hingga 8 minggu kalian beri pupuk susulan yaitu pupuk TSP dan
KCL dengan dosis masing-masing sebanyak 125 kg per hektar. Taburkan pupuk ini ke sekeliling
tanaman dan usahakan tidak terkena batang atau rimpang jahenya.

Kemudian pupuk ditutup dengan menggunakan tanah. Kemudian untuk perawatan selanjutnya
ialah:

1. Lakukan proses penyulaman pada tanaman jahe yang tidak tumbuh dengan baik atau
bibit jahe yang mati.
2. Kemudian lakukan proses penyiangan, proses ini berguna untuk membersihkan areal
pertanaman dari rumput liar atau tanaman gulma pengganggu lainnya. Hal ini berguna
agar tanaman jahe dapat tumbuh maksimal.
3. Setelah itu kalian lakukan monitoring, hal ini berguna agar tanaman jahe terbebas dari
serangan hama ataupun penyakit, karena dalam monitoring kalian harus melakukan
pengamatan secara rutin untuk mengetahui bagaimana perkembangan pertumbuhan
tanaman jahe.

Panen Jahe
Langkah terakhir ketika kalian menanam tanaman jahe ialah kalian lakukan proses penanaman
tanaman jahe. Ciri tanaman jahe ketika sudah berada pada usia siap panen ialah sudah masuk
usia 4 bulan untuk jahe yang digunakan sebagai bahan penyedap masakan, dan usia 10 hingga
12 bulan untuk jahe yang akan dijual ke pasar.

Kemudian ciri berikutnya ialah warna daun yang berubah dari hijau menjadi kuning dan
semua batangnya telah mengering.

Untuk cara panen yang baik dan benar, pertama-tama yang kalian lakukan ialah bongkar tanah
di lokasi penanaman dengan sangat hati-hati menggunakan garpu atau cangkul, jangan sampai
mengenai rimpang jahenya.

Bersihkan tanah dan kotoran lain yang menempel pada rimpang, untuk selanjutnya kalian jemur
diatas papan atau daun pisang selama kira-kira 1 minggu. Tempat penjemuran harus terbuka,
tidak lembab, dan disebar (tidak ditumpuk).

Disarankan untuk memanen di awal musim kemarau, karena panen pada musim penghujan
justru akan merusak kualitas rimpang jahe itu sendiri.

Menanam tanaman jahe tidak sulit kan? Kalian bisa mencoba menanamnya asalkan kalian
memiliki tekad yang kuat serta komitmen yang tinggi, jangan setengah-setengah, karena apabila
tanaman jahe ditanam secara asal-asalan maka hasilnya menjadi tidak maksimal dan tidak ada
harganya ketika dijual.

Anda mungkin juga menyukai