Anda di halaman 1dari 17

PERKEMBANGAN KERAJAAN

ISLAM DI INDONESIA
(Kerajaan Islam di Sumatera)

Oleh:
Febri Kurniawan, S.Pd

SMA NEGERI 2 BONDOWOSO


2020
Terletak di daerah pantai timur pulau
Sumatera bagian utara.
Letaknya strategis dekat dengan Selat
Malaka.
Hasil bumi juga melimpah : Lada.
Bandar/pelabuhan dijadikan bandar
transito oleh pedagang Islam.

1. SAMUDERA PASAI
Letak Kerajaan
Samudera Pasai
Sumber Sejarah Samudera Pasai
1. Prasasti Minye Tujoh di Pasai dan batu-batu nisan kuno
berkaligrafi Arab di Komplek Makam Raja-Raja Samudera
Pasai
2. Mata uang emas (Dirham) peninggalan Kesultanan Pasai
yang memberi informasi nama Sultan yang sedang
memerintah dan tahun pemerintahan
3. Hikayat Raja2 Pasai – karangan Hamzah Fanzuri.

 Pada Prasasti Minye Tujoh, berangka tahun 1380M, selain


menyebutkan mangkatnya seorang raja Pasai, juga
menyebutkan bahwa kekuasaan Samudera Pasai pada
masa itu mencakupi wilayah Pasai dan Kedah, Malaysia.
Uang Dirham
Raja-raja yang memerintah Samudera Pasai
1. Nasimuddin al-Kamil (1238 M)
2. Sultan Malik al-Saleh (1267-1297 M)
3. Sultan Muhammad Malikul Zahir (1297-1326 M)
4. Sultan Ahmad Laidkudzahi
5. Sultan Zainal Abidin Malik al-Zahir (1383-1405 M)
6. Sultan Shalahuddin (1405-1412 M)

 Samudera Pasai mulai runtuh setelah muncul


Kerajaan Malaka sebagai pusat perdagangan di
Selat Malaka.
2. Kerajaan Malaka
Kesultanan Malaka (1402 - 1511) adalah sebuah
kesultanan yang didirikan oleh Parameswara, seorang
putra Melayu berketurunan Sriwijaya.
Ibu kota kerajaan ini terdapat di Melaka, yang terletak
pada Selat Malaka. Kesultanan ini berkembang pesat
menjadi sebuah entrepot dan menjadi pelabuhan
terpenting di Asia Tenggara pada abad ke-15 dan awal
16. Malaka runtuh setelah ibukotanya direbut oleh
Portugis pada tahun 1511.
Wilayah Kerajaan Malaka
Raja-Raja Malaka
• Parameswara (1402-1414)
• Megat Iskandar Syah (1414-1424)
• Sultan Muhammad Syah (1424-1444)
• Seri Parameswara Dewa Syah(1444-1445)
• Sultan Mudzaffar Syah (1445-1459)
• Sultan Mansur Syah (1459-1477)
• Sultan Alauddin Riayat Syah (1477-1488)
• Sultan Mahmud Syah (1488-1528)
3. Kerajaan Aceh
Kesultanan Aceh didirikan oleh Sultan Ali
Mughayat Syah pada tahun 1496.
Di awal-awal masa pemerintahannya
wilayah Kesultanan Aceh berkembang
hingga mencakup Daya, Pedir, Pasai,
Deli dan Aru.
Pada tahun 1528, Ali Mughayat Syah
digantikan oleh putera sulungnya yang
bernama Salahuddin yang kemudian
berkuasa hingga tahun 1537.
Kemudian Salahuddin digantikan oleh
Sultan Alauddin Riayat Syah al-Kahar
yang berkuasa hingga tahun 1568
Kesultanan Aceh mengalami masa
keemasan pada masa
kepemimpinan Sultan Iskandar
Muda (1607 - 1636).
Pada masa kepemimpinannya,
Aceh telah berhasil memukul
mundur kekuatan Portugis dari
selat Malaka.
Kejadian ini dilukiskan dalam La
Grand Encyclopedie bahwa pada
tahun 1582, bangsa Aceh sudah
meluaskan pengaruhnya atas
pulau-pulau Sunda (Sumatera,
Jawa dan Kalimantan) serta atas
sebagian tanah Semenanjung
Melayu.
Penyebab Kemunduran Kerajaan Aceh
• Tidak ada raja yang benar-benar cakap
mempertahankan kekuasaan Aceh yang
luas setelah Sultan Iskandar Muda wafat
• Timbulnya pertikaian antara bangsawan
dengan golongan ulama karena
perbedaan aliran agama
• Daerah-daerah kekuasaannya banyak yang
melepaskan diri
Uji Kompetensi

Jelaskan dampak jatuhnya Malaka ke tangan Portugis


tahun 1511 M bagi Indonesia pada bidang politik,
pemerintahan, ekonomi dan agama!

Anda mungkin juga menyukai