Anda di halaman 1dari 5

AKSIOLOGI ESSENSIALISME

Diajukan guna memenuhi tugas matakuliah Filsafat Ilmu Pendidikan


Dosen Pengampu: Dr. Mutrofin, M.Pd

Disusun oleh:
Febri Kurniawan, S.Pd
NIM. 190220303004

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN IPS


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
AKSIOLOGI ESSENSIALISME

Fungi aliran Esensialisme adalah untuk membina sikap jiwa untuk


menjunjung tinggi dan menyesuaikan diri terhadap hukum-hukum dan kebenaran
yang di temukan manusia . Hukum harus di pahami dalam konteks dan
kebudayaan. Sedangkan peranan aliran esensialisme adalah sebagai acuan guru
dalam menghadapi kebudayaan modern dan sebagai pemeliharaan kebudayaan
(warisan kebudayaan).
Pada bidang aksiologi, faktor peserta didik perlu dipandang sebagai agen
yang ikut menentukan hakikat nilai (Barnadib, 2002). Esensialisme didasari atas
pandangan humanisme yang merupakan reaksi terhadap hidup yang mengarah
pada keduniaan, serba ilmiah dan materialistis. Selain itu juga diwarnai oleh
pandangan-pandangan dari paham penganut aliran idealisme dan realisme. Tujuan
umum aliran esensialisme adalah membentuk pribadi bahagia di dunia dan akhirat
(Zuharini, 1992).
Aksiologi Idealisme, Para filsuf Idealisme sepakat bahwa nilai hakikatnya
diturunkan dari realitan absolut. Realitan absolut merupakan hal nyata yang benar-
benar ada yang bersifat mutlak. Karena itu nilai-nilai adalah abadi atau tidak
berubah. Dalam kehidupan sosial, kualitas spiritual seperti kesadaran cinta bangsa
dan patriotism merupakan nilai-nilai sosial yang perlu dijunjung tinggi, dan Hegel
menyimpulkan bahwa karena Negara adalah manifestasi Tuhan, maka wajib bagi
warga negara untuk setia dan menjunjung negara.
Aksiologi Realisme. Para filsuf realisme percaya bahwa standar nilai
tingkah laku manusia diatur oleh hukum alam, dan pada taraf yang lebih rendah
diatur melalui konvensi atau kebiasaan, adat istiadat di dalam masyarakat. Sejalan
dengan konsep di atas, bahwa moral berasal dari adat istiadat, kebiasaan, atau dari
kebudayaan masyarakat.
Aksiologi Aliran Essensialisme Dalam Pendidikan
1. Gerakan Back to Basic
Para kaum essensialisme mengungkapkan pendidikan disekolah harus bersifat
praktis dan logis atau sesuai kenyataan dan mudah dipahami oleh peserta
didik yang mempersiapkan untuk kehidupan peserta didik kedepannya.
Menurut filsafat essensialisme sekolah harus melatih dan mendidik peserta
didik untuk menerapkan budaya-budaya warisan yang lama yang telah
membuktikan kebaikkan-kebaikan pada kehidupan manusia.

2. Kurikulum
Kurikulum pada aliran essensialisme yaitu kurikulum yang berpusat pada
mata pelajaran. Pengusaan materi kurikulum tersebut merupakan dasar yang
esensialisme general education (filsafat, matematika, IPA, sejarah, bahasa,
seni dan sastra) yang diperlukan dalam hidup belajar dengan tepat berkaitan
dengan disiplin tersebut akan mampu mengembangkan pikiran (kemampuan
nalar) siswa.

3. Tujuan Pendidikan
Tujuannya adalah untuk meneruskan warisan budaya dan warisan sejarah
yang baik agar tidak hilang dan dapat diterapkan secara terus menerus untuk
peserta didik agar terbentuk peserta didik yang unggul. Selain itu tujuan
pendidikan esensialisme adalah mempersiapkan manusia untuk hidup, yaitu
sekolah member kontribusi yaitu dengan membuat sasaran pada mata
pelajaran yang memadai untuk mempersiapkan manusia terutama peserta
didik kedepannya.

4. Peranan Guru dan Sekolah


Guru merupakan orang yang mengusai ilmu pengetahuan, dan kelas berada
dibawah pengaruh dan pengawasan guru. Guru merupakan model untuk para
peserta didik, sebagai model contoh yang baik untuk ditiru oleh para peserta
didik. Peranan guru di sekolah bagi peserta didik adalah memelihara dan
menyampaikan warisan budaya dan sejarah pada generasi mellenial atau
peserta didik. Seperti mewariskan budaya disiplin yaitu guru harus jadi
panutan misalnya guru datang tidak terlambat, berpakaian yang rapi dan
sopan.

Penerapan Aliran Essensialisme Pada Kurikulum 2013


Secara aksiologi, aliran essensialisme tertuang dalam proses pembelajaran
pada Kurikulum 2013 yakni dalam bentuk Kompetensi Inti 1 tentang sikap
spiritual/keagamaan dan Kompetensi Inti 2 tentang sikap sosial yang terdapat
pada seluruh mata pelajaran. Peserta didik diharapkan dapat menjadi generasi
emas / unggul dengan memiliki sikap spriritual/keagamaan dan sikap sosial yang
baik berdasarkan nilai yang terkandung dalam agama yang dianut dan kebudayaan
yang dimiliki bangsa Indonesia. Nilai tersebut dapat diserap dan dipraktekkan
serta dilihat pada proses pembelajaran maupun di luar proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Barnadib, Imam. 2002. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Zuhairini, dkk. 1992. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai