Oleh:
KELOMPOK 2
KELAS XI-A2
SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
SAMUDERA PASAI
A. Letak Kerajaan
Kerajaan Samudra Pasai terletak di Kabupaten Lhoukseumawe, Aceh Utara, yang
berbatasan dengan Selat Malaka.Letak geografis kerajaan Samudera Pasai terletak di
Pantai Timur Pulau Sumatera bagian utara berdekatan dengan jalur pelayaran
internasional (Selat Melaka). Dengan posisi yang sangat strategis ini kerajaan Samudera
Pasai berkembang dengan cukup pesat dalam kehidupan ekonomi, politik, sosial dan
budaya.
7. Sultanah Nahrasiyah
Di antara tiga belas sultan ini, mungkin yang paling sering didengar nama Sultan
Mahmud Malik Az Zahir yang merupakan sultan ketiga. Bukan tanpa alasan, ini
dikarenakan di tangan sultan Sultan Mahmud Malik Az Zahir, Kerajaan Samudera Pasai
mencapai masa kejayaannya. Sultan ini juga yang mengenalkan mata uang dirham yang
berbentuk koin emas sebagai alat pembayaran di kerajaannya.
Pada masa kepemimpinannya, kerajaan ini menjalin hubungan yang erat dengan
kerajaan-kerajaan Islam di India dan Semenanjung Arab. Rempah-rempah seperti lada
menjadi salah satu komoditas yang diperdagangkan Samudera Pasai dengan kerajaan-
kerajaan ini.
1) Kehidupan Sosial
2) Kehidupan Sosial-Budaya
Dari catatan Ma Huan dan Tomé Pires, telah membandingkan dan menyebutkan
bahwa sosial budaya masyarakat Pasai mirip dengan Malaka, seperti bahasa, maupun
tradisi pada upacara kelahiran, perkawinan dan kematian. Kemungkinan kesamaan ini
memudahkan penerimaan Islam di Malaka dan hubungan yang akrab ini dipererat oleh
adanya pernikahan antara putri Pasai dengan raja Malaka sebagaimana diceritakan dalam
Sulalatus Salatin.
Kerajaan Samudera Pasai juga berkembang sebagai penghasil karya tulis yang
baik. Beberapa orang berhasil memanfaatkan huruf Arab yang dibawa oleh agama Islam
untuk menulis karya mereka dalam bahasa Melayu, yang kemudian disebut dengan
bahasa Jawi dan hurufnya disebut Arab Jawi. Selain itu juga berkembang ilmu tasawuf
yang diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu.
3) Kehidupan Ekonomi
Kehidupan ekonomi Kerajaan Samudra Pasai banyak dipengaruhi oleh, aktivitas
perdagangan karena letaknya yang strategis. Posisi geografis Samudra Pasai sangat
strategis karena berbatasan dengan Selat Malaka dan berada pada jalur perdagangan
internasional melalui Samudra Hindia antara Jazirah Arab, India, dan Cina.
Komoditas dari Kerajaan Samudra Pasai yang diperdagangkan, antara lain lada,
kapur barus, dan emas. Untuk kepentingan perdagangan sudah dikenal uang sebagai alat
tukar berupa mata uang elnas yang disebut deureuham atau dirham. Kerajaan Samudra
Pasai memiliki hegemoni (pengaruh) atas pelabuhan-pelabuhan penting di Pidie, Perlak,
dan daerah di ujung Pulau Sumatra.
4) Kehidupan Politik
D. Peninggalan-Peninggalan
1. Dirham
Deureuham, biasa diucapkan dengan Dirham, adalah mata uang yang secara resmi
digunakan dalam perdagangan di Kesultanan Samudera Pasai. Mata uang ini berupa
kepingan emas yang bertuliskan lafal tertentu dalam bahasa Arab (jawoe).
Dibuat dari 70% emas murni 18 karat tanpa campuran kimia kertas,berdiameter
10 mm dengan 0,6 gram setiap koinnya. Satu sisi dirham atau mata uang emas itu
tercetak tulisan Muhammad Malik Al-Zahir. Sementara di sisi lainnya tercetak tulisan
nama Al-Sultan Al-Adil.
2. Cakra Donya
Lonceng yang berupa mahkota besi berbentuk stupa buatan Cina tahun 1409 M.
Lonceng ini memilik tinggi 125 cm dan lebar 75 cm. Cakra sendiri memiliki arti poros
kereta, lambang-lambang Wishnu, matahari atau cakrawala. Sementara Donya berarti
dunia.
Surat yang ditulis oleh Sultan Zainal Abidin sebelum meninggal pada tahun 1518
Masehi atau 923 Hijriah. Surat ini ditujukan kepada Kapitan Moran yang bertindak atas
nama wakil Raja Portugis di India.
4. Stempel Kerajaan
Diduga milik Sultan Muhamad Malikul Zahir yang merupakan Sultan Kedua
Kerajaan Samudera Pasai, oleh tim peneliti sejarah kerajaan Islam. Stempel ini ditemukan
di Desa Kuta Krueng, Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara. Stempel ini
berukuran 2×1 centimeter, diperkirakan terbuat dari bahan sejenis tanduk hewan.
Dikenal juga sebagai Makam Teungku 44. Karena makam ini terdiri dari 44
makam ulama dari Kerajaan Samudera Pasai yang dibunuh akibat menentang dan
mengharamkan pernikahan raja dan putri kandungnya.
E. Penyebab Kemunduran
a) Faktor Internal
Pemimpin yang kurang cakap setelah Sultan Malik Al Tharir. Sultan Malik Al
Tharir adalah pembawa kejayaan Kerajaan Samudra Pasai. Sepeninggal Sultan Malik Al
Tharir, kerajaan berpindah pada penerusnya. Namun, karena kinerja yang kurang cakap,
Kerajaan Samudera Pasai terus mengalami kemunduran.
Terjadinya perebutan kekuasaan. Perebutan kekuasaan dan pemberontakan yang
terjadi pada zaman pemerintahan Sultan Zainal Abidin membuat kekuatan kerajaan ini
melemah. Pemberontakan ini sempat ditulis di dalam berita-berita Cina sumber sejarah
kerajaan ini.
b) Faktor Eksternal
Penyerangan dari Kerajaan Majapahit. Tekad Mahapatih Gajah Mada untuk
menyatukan seluruh wilayah Nusantara dalam sumpah Palapa membuat Majapahit juga
menyerang Samudra Pasai. Beberapa bagian kerajaan Samudra Pasai tidak dapat
dipertahankan dan akhirnya jatuh ke tangan Majapahit.
Kalah saing dengan Pelabuhan Malaka. Semenjak pusat perdagangan beralih ke
Selat Malaka, Pelabuhan Pasai mulai sepi dan mengalami kerugian, karena komoditas
utamanya yaitu lada batal untuk dikirim.
Penyerangan dari Portugis. Akhir riwayat dari kerajaan ini adalah penyerangan
Portugis yang memanfaatkan konflik internal yang terjadi. Kerajaan Samudra Pasai
runtuh sekitar tahun 1500 karena penyerangan ini.