Anda di halaman 1dari 10

KERAJAAN HINDU- BUDDHA DAN KERAAJA

MATA PELAJARAN IPAS

Nama: Aghitsna Alfir Rizki


Kelas : 4a
KERAJAAN HINDU – BUDDHA DI INDONESIA

1. Kerajaan Salakanagara
Kerajaan Salakanagara adalah salah satu kerajaan di Indonesia yang berdiri antara tahun 130-362
M. Salakanagara diyakini sebagai leluhur Suku Sunda, karena wilayah peradaban keduanya sama
persis. Pendiri Kerajaan Salakanagara adalah Dewawarman I yang memerintah antara 130-168 M
dengan gelar Prabu Darmalokapala Aji Raksa Gapura Sagara. Selama berdiri, Kerajaan Salakanagara
meliputi daerah Jawa bagian barat. Sayangnya, setelah berkuasa selama sekitar 232 tahun, Kerajaan
Salakanagara berada di bawah kuasa Kerajaan Tarumanegara.

Gambar Bangunan Peninggalan Kerajaan Salakanagara

2. Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara didirikan pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M. Pendiri Kerajaan
Tarumanegara adalah Maharesi Jayasingawarman dari India, yang datang ke Nusantara karena
kekacauan dan penjajahan oleh pasukan Maharaja Samudragupta dari Kerajaan Magada. Kerajaan
yang terletak di tepi Sungai Citarum, Jawa Barat ini mencapai puncak kejayaannya pada masa
pemerintahan Raja Purnawarman yang berkuasa antara 395-434 M. Di bawah kekuasaannya,
Kerajaan Tarumanegara berhasil berkuasa atas 48 daerah di Nusantara. Namun, kejayaan ini tidak
bertahan lama, karena Kerajaan Tarumanegara runtuh pada 669 M.

Gambar Bangunan Peninggalan Kerajaan Tarumanegara


3. Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai disebut-sebut sebagai kerajaan tertua di Nusantara. Bukti bahwa Kerajaan Kutai
merupakan kerajaan tertua didukung oleh temuan tujuh prasasti yang disebut Yupa. Pada Prasasti
Yupa tertulis nama Kudungga sebagai raja pertama yang berkuasa atas Kerajaan Kutai. Selain itu,
disebut pula bahwa Kudungga memiliki seorang putra bernama Aswawarman yang menjadi raja
kedua Kutai. Kerajaan Kutai mencapai masa emasnya di bawah kuasa Raja Mulawarman. Di bawah
pemerintahan Raja Mulawarman, kondisi ekonomi Kerajaan Kutai mengalami perkembangan pesat
dari sektor pertanian dan perdagangan berkat lokasinya yang strategis. Kerajaan Kutai runtuh pada
1635.

Gambar Peninggalan Bangunan Kerajaan Kutai

4. Kerajaan Kendan
Kerajaan Kendan merupakan salah satu kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang berdiri di Tatar
Sunda. Kerajaan Kendan didirikan oleh Resiguru Manikmaya pada 536 M, yang pusat
pemerintahannya terletak di wilayah Desa Nagreg Kendan dan Desa Citaman, Bandung, Jawa Barat.
Sejak kali pertama didirikan, Kerajaan Kendan berada di bawah naungan Kerajaan Tarumanegara.
Masa Kerajaan Kendan berakhir saat diperintah oleh Wretikandayun, yang lebih memilih mendirikan
kerajaan baru di Galuh.

Gambar Prasasti Peninggalan Kerajaan Kendan

5. Kerajaan Kalingga
Kerajaan Kalingga atau disebut juga Kerajaan Holing adalah kerajaan bercorak Hindu-Buddha di
Jawa yang berdiri pada abad ke-6 hingga abad ke-7 M. Kerajaan ini terletak di pantai utara Jawa
Tengah, antara Kabupaten Pekalongan dan Jepara. Kerajaan Kalingga mencapai puncak kejayaan
pada masa pemerintahan Ratu Shima yang berkuasa antara tahun 674 hingga 695 M. Salah satu bukti
keberadaan Kerajaan Kalingga adalah dari pendeta bernama Hwi-ning yang berkunjung ke Kerajaan
Kalingga pada 664 hingga 667 M.

Gambar Candi Peninggalan Kerajaan Kalingga


KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

1. Kerajaan Samudra Pasai


Kerajaan Samudra Pasai adalah kerajaan bercorak Islam pertama di Indonesia. Kerajaan ini
terletak di pantai utara Aceh, pada muara Sungai Psangan (Pasai). Di muara tersebut terdapat dua
kota, yaitu Samudra (agak jauh dari laut) dan Pasai yang merupakan kota di pesisir pantai.

Gambar Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai

2. Kerajaan Malaka
Letak kerajaan Malaka sangat strategis, yaitu berada di Semenanjung Malaya dan memiliki
pengaruh yang besar terhadap perkembangan kehidupan pemerintahan, kehidupan ekonomi, sosial,
dan budaya masyarakat. Raja pertama sekaligus pendiri kerajaan Malaka adalah Iskandar Syah.

Gambar Bangunan Peninggalan Kerajaan Malaka

3. Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh mencapai kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Pada masa
kejayaan Aceh, perekonomian Aceh mengalami perkembangan pada pertanian yang menghasilkan
lada. Peninggalan budaya dari kerajaan Aceh adalah tertanda dari kemajuan bidang sosial-budayanya,
yaitu tersusunnya suatu undang-undang tentang tata pemerintahan yang disebut dengan "Adat Makuta
Alam". Kemudian, munculnya ulama besar yang bernama Nuruddin Ar Raniri yang merupakan
pengarang buku sejarah Aceh dengan judul Bustanussalatin (Taman Segala Raja) menguraikan
tentang adat istiadat masyarakat Aceh dan ajaran agama Islam.
Gambar Masjid Raya Baiturrahman Peninggalan Kerajaan Aceh

4. Kerajaan Demak
Kerajaan Demak berkembang dari sebuah daerah yang bernama Bintoro yang merupakan daerah
bawahan dari Majapahit. Kehidupan budaya masyarakat Demak dapat terlihat dari peninggalan-
peninggalan kerajaan Demak. Masjid Agung Demak adalah karya besar para wali yang menggunakan
gaya asli Indonesia yaitu atapnya bertingkat tiga dan memiliki pendapa. Kemudian, peninggalan
selanjutnya adalah pintu Bledek. Pintu Bledek adalah pintu yang dilengkapi dengan pahatan yang
dibuat pada tahun 1466 oleh Ki Ageng Selo.

Gambar Masjid Agung Demak Peninggalan Kerajaan Demak

5. Kerajaan Gowa Tallo


Kerajaan Gowa dan Tallo merupakan dua kerajaan yang terletak di Sulawesi Selatan dan saling
berhubungan baik. Kedua kerajaan tersebut lebih dikenal dengan kerajaan Makassar. Pada sebuah
naskah lontar, kerajaan Makassar memiliki hukum perniagaan yang mengatur pelayaran dan
perniagaannya yang disebut dengan "Ade Allopiloping Bicaranna Pabbalu'e" pada sebuah naskah
lontar tentang hukum laut karya Amanna Gapa. Hasil budaya lainnya yang sampai sekarang menjadi
kebanggaan Indonesia adalah alat penangkap Ikan dan kapal Pinisi. Kemudian, di samping itu,
masyarakat kerajaan Makassar juga mengembangkan seni sastra yaitu Kitab Lontar.
Gambar Bangunan Peninggalan Kerajaan Gowa Tallo

6. Kerajaan Ternate dan Tidore


Kerajaan Ternate dan Tidore terletak di sebelah Pulau Halmahera (maluku Utara). Tanah Maluku
kerap disebut dengan "The Spicy Island" sebab kekayaannya akan rempah-rempah. Hasil kebudayaan
dari Kerajaan Ternate dan Tidore adalah perahu kora-kora.

Gambar Bangunan Peninggalan Kerajaan Ternate dan Tidore

7. Kerajaan Perlak
Kerajaan perlak terletak di Bukit Meuligou, Aceh. Sebelum menjadi sebuah kerajaan besar, negeri
Perlak telah mempunyai pemerintah meskipun sangat sederhana dan telah memiliki raja yang bergelar
Meurah. Beberapa sumber sejarah menyatakan bahwa kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah
Kerajaan Perlak. Hal ini didasarkan kitab Idharul Haqq karangan Abu Ishak Makarani Al Fasy dan
kitab Tazkirah Thabakat Jumu Sulthan As Salathin karangan Syekh Samsul Bahri Abdullah Al Asyi
yang kemudian disalin kembali oleh Said Abdullah Ibn Saiyid Habib Saifuddin pada 1275 H atas
suruhan Sultan Alaidin Mansyur Syah.
Kedua naskah tua tersebut menyatakan bahwa di Aceh telah berdiri kerajaan Perlak yang sudah
ada sejak abad ke-3 Hijriyah (pertengahan abad ke-9 Masehi). Selain itu pula, dari catatan Saiyid
Abdullah ibn Saiyid Habib Saifudin mengenai silsilah raja-raja Perlak dan Pasai.
Gambar Bangunan Peninggalan Kerajaan Perlak
REFERENSI

[1] Kompas.com. (2023). Rangkuman Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia. (Online). Tersedia:


https://www.kompas.com/stori/read/2023/09/11/200000979/rangkuman-kerajaan-hindu-buddha-
di-indonesia-?page=all (09 Januari 2023)

[2] Detik.com. (2023). Sejarah Kerajaan Islam di Indonesia dan Peninggalannya. (Online). Tersedia:
https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6494269/7-sejarah-kerajaan-islam-di-indonesia-dan-
peninggalannya (09 Januari 2023)

Anda mungkin juga menyukai