2. Bagaimana seorang Kepala Sekolah yang memiliki kematangan emosi merespon situasi stres
atau konflik di sekolah?
a. Menunjukkan reaksi impulsif dan kemarahan.
b. Mengatasi situasi dengan tenang dan memahami perasaan semua pihak.
c. Mengabaikan konflik untuk menghindari masalah.
d. Menyalahkan orang lain tanpa refleksi diri.
e. Menutup diri dari interaksi sosial.
3. Bagaimana kematangan spiritual seorang Kepala Sekolah dapat tercermin dalam kehidupan
sehari-hari?
a. Mengabaikan nilai-nilai spiritual dalam pengambilan keputusan.
b. Menghadapi tantangan dengan sikap bijaksana dan sabar.
c. Menilai keberhasilan hanya dari segi materi.
d. Menekankan pertumbuhan spiritual tanpa keseimbangan dengan aspek lainnya.
e. Mengutamakan kepentingan pribadi tanpa memperhatikan nilai-nilai spiritual.
5. Seorang Kepala Sekolah dengan orientasi berpusat pada peserta didik akan...
a. Mengutamakan kepentingan pribadi dan staf sekolah.
b. Fokus hanya pada pencapaian akademis tanpa memperhatikan perkembangan holistik
siswa.
c. Mengambil keputusan dengan mempertimbangkan kesejahteraan dan perkembangan
siswa.
d. Menilai siswa hanya berdasarkan hasil ujian.
e. Menyalahkan siswa atas kesulitan mereka tanpa memberikan dukungan.
8. Bagaimana kematangan emosi seorang Kepala Sekolah dapat memengaruhi kinerja guru?
a. Menciptakan lingkungan yang tidak stabil dan penuh konflik.
b. Mendorong kesejahteraan dan motivasi guru melalui dukungan emosional.
c. Menekankan kedisiplinan tanpa memperhatikan aspek emosional guru.
d. Mengabaikan kebutuhan emosional guru dalam pembelajaran dan pengembangan diri.
e. Memaksa guru untuk mengikuti kebijakan tanpa memahami perspektif mereka.
10. Bagaimana seorang Kepala Sekolah dapat menunjukkan tanggung jawabnya terhadap
kesejahteraan siswa?
a. Mengabaikan masalah kesejahteraan siswa di luar lingkungan sekolah.
b. Mendorong pola pikir kompetitif tanpa memperhatikan keseimbangan kehidupan.
c. Menyediakan sumber daya dan dukungan untuk kesejahteraan fisik dan mental siswa.
d. Menekankan hanya pada prestasi akademis tanpa memperhatikan perkembangan
emosional siswa.
e. Menyalahkan siswa atas masalah kesejahteraan mereka.