Anda di halaman 1dari 3

PENGELOLAAN TAMAN PURBAKALA BATU PAKE GOJENG

TINGKATKAN PARIWISATA SINJAI - SULAWESI SELATAN

Akhir Juni 2022 saya menyempatkan berkunjung ke Taman Purbakala Batu Pake Gojeng,
kebetulan ada acara keluarga yang saya hadiri di Sinjai. Sebagai keturunan orang Sinjai (saya tidak lahir di
Sinjai namun kedua orang tua orang Sinjai dan lahir di Sinjai), saya penasaran dengan keberadaan situs
prasejarah ini. Maka disempatkanlah berkunjung bersama keluarga.
Ke Batu Pake mengandalkan GoogleMap. Saya diarahkan GoogleMap dari Lappa-Gojeng melalui
Jalan Persatuan Raya-Jalan letjend Sukawati menanjak keperbukitan. Sampai dititik yang diarahkan
GoogleMap, saya sempat ragu apakah benar ini lokasi yang dimaksud?. Beberapa kendaraan roda dua
terparkir dipinggir jalan utama. Berharap mendapatkan jalan masuk ataupun tempat parkir yang
memadai dan mengarahkan saya ke Entrance, saya terus melaju. Karena tidak menemukan, saya akhirnya
berbalik arah ketitik yang ditunjukkan GoogleMap tadi, dengan kebingungan saya menghampiri pos dan
menanyai petugas perihal tempat memarkirkan kendaran. Saya diarahkan untuk memarkir kendaraan
dipinggir jalan seperti kendaraan lainnya, seketika saya paham bahwa kendaraan yang terparkir tersebut
adalah milik pengunjung. Saat memasuki kawasan ini saya mencoba mencari-cari papan informasi karena
kawasan semacam ini biasanya dilengkapi dengan berbagai papan informasi untuk memberikan edukasi
pengunjung. Setelah lama berkeliling melihat situasi sambil searching, Batu Pake Gojeng menyimpan
situs purbakala berupa batu-batu besar bercorak megalitikum yang tersebar di area ini. Ini adalah saksi
sejarah perkembangan manusia khususnya Kabupaten Sinjai. Jika diteliti lebih jauh, maka kemungkinan
akan ditemukan benang merah sejarah perkembangan manusia di Sulawesi Selatan.
Point yang ingin saya bagi adalah bahwa Taman Purbakala ini aset Pemerintah dan Masyarakat
Sinjai. Di sana tersimpan cerita cikal bakal lahirnya Kabupaten Sinjai, cerita Panrita Kitta leluhur
masyarakat Sinjai. Taman Purbakala ini sudah seharusnya direvitalisasi ataupun dilakukan redesain untuk
meningkatkan daya tarik kepariwasataan Kabupaten Sinjai. Dengan desain lanskap yang menonjolkan
identitas situs purbakala, management pengelolaan yang baik diharapkan mampu meningkatkan
kunjungan pariwisata Kabupaten Sinjai. Perlu dilakukan pengkajian dari sisi sosiologis, sejarah, budaya,
arkeologi, ekologi, ekonomi, dan lain sebagainya yang pada akhirnya menampilkan sebuah desain lanskap
taman purbakala dengan fasilitas yang baik, mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya
dengan berpegang pada prinsip pelestarian situs prasejarah dan lingkungan. Toraja memiliki wisata
budaya yang mendunia, Maros-Pangkep memiliki kawasan Geopark, Selayar memiliki pesisir dan taman
laut yang indah, Bulukumba punya Kajang dan Phinisi, Sinjai harus punya Taman Purbalaka yang memiliki
karakteristik budaya bugis Sinjai. Penulis yakin bahwa landasan tatanan kesopanan masyarakat
yakni Sipakatau  (Saling menghormati), serta menjunjung tinggi nilai-nilai konsep “Sirui Menre’ Tessirui
No'’ (saling menarik ke atas, pantang saling menarik ke bawah), mallilu sipakainge (bila khilaf saling
mengingatkan) lahir dari tatanan pemerintahan Kerajaan Batu Pa'ke yang kemudian diturunkan ke
persekutuan Tellulimpoe.
Kawasan ini sangat menarik jika di desain dengan baik, lanskapnya memiliki potensi untuk
dikembangkan dengan situs prasejarahnya. Berada diketinggian 125 mdpl, ditumbuhi berbagai
pepohonan yang membuat kawasn ini sangat sejuk. Pemandangan indah tercipta di puncak taman
prasejarah ini. Dipuncak kita dapat melihat kota Sinjai dan gugusan pulau Sembilan. Kawasan ini, pernah
dijadikan markas utama pengintaian kapal dan pesawat yang melintas dari teluk Bone oleh tentara
Jepang saat perang dunia kedua.
Keterlibatan banyak pihak khususnya masyarakat Sinjai sangat diharapkan untuk pengembangan
pariwisata. Taman Purbakala ini sangat berpotensi untuk dikembangkan guna menarik perhatian
masyarakat luas agar Sinjai menjadi salah satu prioritas kunjungan wisata di Sulawesi Selatan khususnya
wisata sejarah, budaya dan alam dalam satu kawasan. HIMAS harus menginisiasi hal ini dengan
mengawali berbagai diskusi dan seminar dalam rangka mengumpulkan bahan dan informasi terkait untuk
mencari ide dan gagasan yang dapat dituangkan dalam merevitalisasi Taman Purbakala Batu Pake Gojeng
serta diharapkan mampu menghasilkan Roadmap Pariwisata Kabupaten Sinjai. Kawasan ini harus menjadi
wisata utama di Sinjai karena literatur menyebutkan Batu Pake merupakan asal muasal Kabupaten Sinjai,
dengan pendukung yaitu wisata sejarah benteng Balannipa, wisata laut Pulau Sembilan, wisata
pelestarian lingkungan Hidup Mangrove Tongke-Tongke, dan lain sebagainya. Dengan potensi SDM yang
multidisiplin keilmuan dan multi profesi yang dimilikinya, HIMAS dapat berkolaborasi dengan Pemerintah
Daerah Sinjai mewujudkan tercapainya cita-cita tersebut. Masyarakat Sinjai dengan tagline Sinjai Bersatu
harus bersatu memberikan sumbangsih besar untuk pembangunan tanah leluhurnya serta mendorong
meningkatnya kesejahteraan masyarakat Sinjai secara Keseluruhan.

SINJAI BERSATU
Sirui Menre’ Tessirui No’

Makassar, 13 Juli 2022

Junardin Djamaluddin, SP., M.Si., IALI.


Ketua IALI (katan Arsitek Lanskap Indonesia) Sulsel 2022 - 2025
Pengurus Wilayah HIMAS (Himpunan Masyarakat Sinjai) Sulsel
Telp./WA : 082188884559

Anda mungkin juga menyukai