Anda di halaman 1dari 11

1.

Air Terjun Lembah Anai

Lembah Anai terbentang di sepanjang jalan Kota Padang ke Bukittinggi. Nama Lembah Anai banyak dipakai sebagai nama
rumah makan padang, lho. Ketika anda melewati jalan tersebut, akan anda jumpai sebuah air terjun dengan ukuran yang tak
terlampau besar (sedang saja) berlokasi di tepian jalan.

Selain menjadi salah satu destinasi wisata yang sering dikunjungi wisatawan karena lokasinya yang berbeda dengan
kebanyakan air terjun, pemandangan Lembah Anai sendiri memang mempesona dan memanjakan mata kita sepanjang
perjalanan.
Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan

Lokasi wisata ini adalah salah satu kebun binatang yang umurnya sudah tua. Dan merupakan kebun binatang satu-satunya
yang berada di Kota Sumatera Barat dengan koleksi beraneka macam satwa yang paling lengkap di Pulau Sumatera.

Pembangunan taman margasatwa ini awalnya dilakukan oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1900-an. Nama awal kebun
binatang ini adalah stormpark (kebun bunga). Tiket masuknya dibanderol seharga R 5.000,- ketika hari biasa dan Rp 8.000.-
pada hari libur.

Di kebun binatang atau taman margasatwa ini anak-anak pasti akan mendapatkan pengalaman yang takkan pernah mereka
lupakan, mereka dapat melihat satwa yang mungkin sebelumnya belum pernah dilihat. Selain itu, di lokasi wisata yang satu ini
ada beberapa museum yang tidak boleh anda lewatkan, diantaranya adalah museum zoologi dan aquarium dengan bentuk
bangunan seperti ikan. Untuk masuk ke dalam masing-masing museum tersebut, kita harus membayar tiket lagi sebesar Rp
1000,-.
Jam Gadang

Tempat wisata di Bukittinggi berikutnya adalah Jam Gadang. Tempat yang merupakan ikon atau simbol dari Kota Bukittinggi ini
tepat berdiri di tengah-tengah kota. Anda bisa pula naik ke gedung Jam Gadang ini. Dan obyek wisata ini identik dengan
Provinsi Sumatera Barat. Tidak lengkap rasanya kalau liburan ke Bukittinggi, Sumatera Barat akan tetapi tak berkunjung ke
sini.

Pemandangan seluruh kota Bukittinggi akan terlihat bila memasuki dan naik hingga ke atas Jam Gadang. Saat di pagi dan
siang hari akan terlihat banyak orang yang berlalu lalang, dan saat di malam hari pemandangan kota dengan lampu-lampu
yang terang menderang akan semakin membuat Bukittinggi lebih indah. Oh, ya, Jam Gadang ini berarti jam besar.
Rumah Adat Baanjuang Puti Bunsu

Obyek wisata yang satu ini berupa museum etnografi dengan bentuk yang unik yaitu rumah gadang. Lokasinya ada dalam
kawasan Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan. Ketika memasuki museumnya, anda dapat melihat beragam koleksi
museum yang terdiri dari benda sejarah dan budaya ranah minang.

Sebagai contoh antara lain perlengkapan pertanian, pakaian adat, tembikar, pelaminan minangkabau sampai dengan mata
uang kuno. Yang menarik adalah anda dapat mengambil foto ketika berada di pelaminan lengkap dengan pakaian adat
minangkabau. Nah, kalau kita melihat dari taman margasatwa, akan tampak sebuah jembatan yang menghubungkan lokasi ini
dengan Benteng Fort de Cock yang ada di seberangnya.
Benteng Fort de Cock

Tempat wisata Benteng Fort de Cock adalah sebuah benteng Belanda. Dahulu, benteng ini dipakai oleh tentara Belanda
sebagai benteng pertahanan ketika menghadapi perlawanan rakyat minangkabau. Terutama setelah perang paderi terjadi yaitu
pada 1821-1837.

Sekarang, bangunan benteng ini masih sama seperti sebelumnya. Benteng dengan ukuran sedang, tidak terlampau besar,
dengan tinggi 20 meter, memiliki cat putih dan hijau, dan pada keempat sudutnya terdapat meriam. Karena gedung yang tinggi
ini, jika menaiki ke atas benteng ini dapat melihat pemandangan sekitar yang penuh dengan pepohonan.
Janjang Ampek Puluah

Tempat wisata di Bukittinggi selanjutnya adalah Janjang Ampek Puluah. Janjang Ampek Puluah kalau dalam bahasa Indonesia
berarti tangga yang berjumah 40. Memang benar, lokasi yang satu ini berupa tangga yang jumlahnya ada 40. Fungsinya
adalah untuk menghubungkan antara pasar bawah serta pasar atas.

Tangga ini cukup unik dan menjadi banyak perhatian sebagain orang. Tangga yang berjumlah 40 ini cukup tinggi untuk melihat
ke kejauhan di sekitar pasar bukittinggi, oleh karenanya sering kali pengunjung yang datang berfoto di tengah anak buah
tangga
Pasar Bukittinggi

Ini bisa dibilang merupakan wisata belanja yang ada di Bukittinggi. Lokasi tepatnya Pasar ini adalah di belakang Jam Gadang.
Pasar Bukittinggi terbagi menjadi 3 bagian antara lain adalah pasar bawah, lereng, serta pasar atas. Masing-masing bagian
memiliki jenis benda yang dijual berbeda-beda.

Untuk pasar bawah, anda dapat jumpai banyak pedagang yang menjual beraneka macam sayur mayur beserta buah-buahan,
tak ketinggalan bumbu jadi yang dapat dipakai untuk membuat beragam jenis masakan padang yang enak. Bergeser ke pasar
lereng, anda akan jumpai banyak penjaja kuliner atau oleh-oleh khas dari Sumatera Barat, diantaranya adalah dadiah,
karakaliang, keripik balado, sampai dengan souvenir, semuanya tersedia.

Oh, ya, lokasi ini dinamai pasar lereng karena letaknya yang memang agak miring. Sementara untuk pasar atas sendiri, anda
akan lihat ada banyak penjual ikan, pakaian, sampai sulaman khas Padang. Nah, bagi anda yang suka berwisata belanja,
tempat ini sangat direkomendasikan. Jangan lupa, kalau berbelanja di sini anda harus memakai jurus tawar anda supaya
mendapatkan barang yang diinginkan dengan harga lebih murah
Museum Bung Hatta

Museum yang satu ini sesuai dengan namanya, pada jaman dahulu memang merupakan tempat tinggal atau rumah Bung
Hatta. Ketika memasuki museum, akan tampak banyak koleksi yang berupa benda-benda milik Bung Hatta. Diantaranya
adalah jam antik, kursi, meja, lemari, buku, sepeda, sampai dengan tempat tidur.

Jadwal buka museum Bung Hatta adalah setiap hari mulai pukul 08.00-16.00 (Senin-Jumat) dan pukul 09.00-14.00 (Sabtu-
Minggu). Diluar jadwal tersebut, masuk museum ini tidak akan membayar atau gratis. Bagi anda yang masih penasaran
dengan lokasi wisata satu ini, silakan kunjungi saat liburan ke Bukittinggi.
Tugu Pahlawan Tak Dikenal Bukittinggi
Suka . Cuit . Google+1 . Email . Cetak!

Tugu Pahlawan Tak Dikenal terletak tepat di seberang Taman Monumen Bung Hatta, di Jl. Jam
Gadang Bukittinggi, Sumatera Barat. Perlu sedikit berhati-hati ketika berjalan kaki menyeberangi
Jalan Jam Gadang menuju Tugu Pahlawan Tak Dikenal karena lalu lintas kendaraan yang cukup
ramai.

Tugu Pahlawan Tak Dikenal dibangun di tengah sebuah bidang bundar yang dihias tanaman, dengan ukiran wajah-wajah
raksasa bertaring dengan mata melotot yang dililit naga pada batang tugu yang mengerucut. Di puncaknya berdiri patung
pemuda memegang tongkat dengan gaya seorang konduktor.

Sebuah prasasti di samping tugu.

Prasasti ini yang menceritakan bahwa tugu dibangun untuk mengenang perlawanan para pahlawan yang namanya tak bisa
dikenali, yang menjadi korban dalam pergolakan yang terjadi pada Juni 1908 dalam menentang diberlakukannya sistem
pajak oleh Belanda yang diberlakukan sejak 1 Maret 1908, yang memberatkan rakyat.

Kutipan tulisan Muhammad Yamin yang berbunyi: “Pahlawan Tak Dikenal, mati luhur tak terkubur, memutuskan jiwa
meninggalkan nama, menjadi awan di angkasa, menjadi buih di lautan, semerbak harumnya di udara”.

Relief raksasa pada batang tugu yang tampaknya dimaksudkan untuk menggambarkan wajah angkara murka kolonial
Belanda dalam menguras kekayaan negeri dan membebani pajak kepada rakyat.

Kepala ular naga yang tengah menggigit mulut raksasa berada di bagian dasar tugu. Relief perjuangan digambarkan pada
dinding-dinding Tugu Pahlawan Tak Dikenal ini.

Seorang wanita tengah berjalan melintas di depan Tugu Pahlawan Tak Dikenal. Patung pemuda yang berdiri di puncak tugu
itu rupanya sebelumnya digambarkan tengah memegang bendera, namun diganti oleh tongkat konduktor setelah patung
aslinya tersambar petir.

Di sekeliling Tugu Pahlawan Tak Dikenal ini terdapat taman, dengan tempat duduk yang bisa digunakan untuk bersantai.
Pejalan juga bisa sejenak beristirahat di sekitar Tugu Pahlawan Tak Dikenal seperti seorang pengendara sepeda motor pada
foto di atas.
Nama-nama Danau di Indonesia

Inilah Nama-nama Danau di Indoensia Beserta Letaknya


 Danau Airhitam, terletak di Provinsi Sumatera Selatan
 Danau Ancueloot, terletak di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam
 Danau Anggi Giji, terletak di Provinsi Papua
 Danau Anggi Gita, terletak di Provinsi Papua
 Danau Bambenan, terletak di Provinsi Kalimantan Tengah
 Danau Bangkau, terletak di Provinsi Kalimantan Selatan
 Danau Batu Jai, terletak di Provinsi Nusa Tenggara Barat
 Danau Batu, terletak di Provinsi Bali
 Danau Bekuan, terletak di Provinsi Kalimantan Barat
 Danau Belida, terletak di Provinsi Kalimantan Barat
 Danau Biru, terletak di Provinsi Papua
 Danau Bitin, terletak di Provinsi Kalimantan Selatan
 Danau Bratan, terletak di Provinsi Bali
 Danau Buyan, terletak di Provinsi Bali
 Danau Cembulu, terletak di Provinsi Kalimantan Tengah
 Danau Danau, terletak di Provinsi Sulawesi Utara
 Danau Dendam Tak Sudah, terletak di Provinsi Bengkulu
 Danau Di Atas, terletak di Provinsi Sumatera Barat
 Danau Di Bawah, terletak di Provinsi Sumatera Barat
 Danau Dapacampat, terletak di Provinsi Jambi
 Danau Emas, terletak di Provinsi Bengkulu
 Danau Ganting, terletak di Provinsi Kalimantan Tengah
 Danau Gatel, terletak di Provinsi Kalimantan Tengah
 Danau Genali, terletak di Provinsi Kalimantan Barat
 Danau Jembawan, terletak di Provinsi Sumatera Selatan
 Danau Jempang, terletak di Provinsi Kalimantan Timur
 Danau Jepara, terletak di Provinsi Lampung
 Danau Kalimutu, terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur
 Danau Kawah Ijen, terletak di Provinsi Jawa Timur
 Danau Kawah Kelud, terletak di Provinsi Jawa Timur
 Danau Kenamful, terletak di Provinsi Kalimantan Tengah
 Danau Kerinci, terletak di Provinsi Sumatera Barat
 Danau Laut Realoih, terletak di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam
 Danau Laut Tawar, terletak di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam
 Danau Limboto, terletak di Provinsi Sulawesi Utara
 Danau Limut, terletak di Provinsi Kalimantan Tengah
 Danau Lindu, terletak di Provinsi Sulawesi Tengah
 Danau Linouw, terletak di Provinsi Sulawesi Utara
 Danau Lubuk Deling, terletak di Provinsi Sumatera Selatan
 Danau Mahalona, terletak di Provinsi Sulawesi Selatan
 Danau Maninjau, terletak di Provinsi Sumatera Barat
 Danau Matana, terletak di Provinsi Sumatera Selatan
 Danau Matur, terletak di Provinsi Kalimantan Tengah
 Danau Malintang, terletak di Provinsi Kalimantan Timur
 Danau Mepara, terletak di Provinsi Kalimantan Tengah
 Danau Moat, terletak di Provinsi Sulawesi Utara
 Danau Pacai, terletak di Provinsi Jawa Timur
 Danau Pangkalan, terletak di Provinsi Jawa Barat
 Danau Paninai, terletak di Provinsi Papua
 Danau Poso, terletak di Provinsi Sulawesi Tengah
 Danau Ranau, terletak di Provinsi Sumatera Selatan
 Danau Rawa Dano, terletak di Provinsi Jawa Barat
 Danau Rawa Kelindingan, terletak di Provinsi Jawa Timur
Selanjutnya saya bergerak ke arah Simpang Tembok. Di perempatan jalan berdiri sebuah patung
yang memiliki tinggi sekitar lima meter. Terlihat seorang pejuang sedang menunggang kuda sembari
menghunuskan Karih-nya (senjata tradisional Minangkabau) ke langit.

Tugu ini bernama Monumen Imam Bonjol. Monumen ini dibangun untuk memperingati perjuangan
Tuanku Imam Bonjol. Tuanku Imam Bonjol berasal dari Bonjol yang sangat taat memeluk agama
islam. Pengikut Tuanku Imam Bonjol bernama Kaum Paderi. Kaum Paderi sangat menentang sifat
Kaum Adat yang suka meminum minuman keras, berjudi, menyabung ayam, berkelahi dan
merampok. Pada tahun 1821-1837 terjadilah Perang Paderi yang dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol
melawan Kaum Adat yang dibantu oleh Belanda. Namun Kaum Paderi menang, bahkan perlawanan
sampai ke daerah Bukittinggi. Tuanku Imam Bonjol dibantu oleh Haji Sumanik, Haji Piobang, Haji
Miskin, dan lain-lain

Puas dengan Monumen Tuanku Imam Bonjol, saya melanjutkan perjalan ke arah Rumah Sakit
Achmad Muchtar (RSAM) Bukittinggi. Di pertigaan jalan persis di depan kantor Samsat lama terdapat
sebuah tugu berwarna putih kekuningan karena dimakan cuaca, berbentuk persegi panjang, dan
terletak di sebuah taman

Anda mungkin juga menyukai