Anda di halaman 1dari 3

Wisata Pantai Indrayanti

Pantai Indrayanti adalah salah satu tempat wisata pantai di Jogja yang sering
direkomendasikan pada wisatawan. Nama pantai Indrayanti sendiri sudah cukup dikenal di
kalangan wisatawan baik lokal ataupun manca negara.
Sama seperti tipikal pantai selatan di wilayah gunung kidul, pemandangan disini tidak kalah
indahnya. Bentang pantai yang cukup luas, pasir halus, dan laut biru lepas yang bersih.

Sejarah Pantai Indrayanti

Pantai ini memiliki latar belakang yang cukup unik. Kalau kita dengar namanya, rasanya
berbeda dengan pantai lain di daerah ini. Pantai lain biasanya menggunakan nama tempat,
sedangkan pantai yang satu ini berbeda.

Nama pantai Indrayanti sebetulnya bukan nama resmi. Nama ini di ambil dari nama restoran
Indrayanti yang berada tidak jauh dari sini.

Restoran ini cukup dikenal pengunjung, dan seolah menjadi landmark tempat ini. Akhirnya,
tanpa disengaja dari mulut ke mulut, tempat ini lebih dikenal dengan nama Pantai Indrayanti.
Nama Indrayanti sendiri diambil dari gabungan nama pemilik restoran; bapak Indra dan ibu
Yanti.

Nah, nama resmi yang digunakan oleh pemerintah untuk destinasi wisata ini adalah pantai
Pulang Sawal/pantai Pulang Syawal. Hanya saja, pengunjung dan penduduk setempat sudah
terlanjur mengenal tempat ini dengan nama pantai Indrayanti.

Meskipun pihak pemerintah lebih mengkampanyekan nama pantai pulang sawal, sejauh ini
tetap saja nama lama yang lebih melekat dikalangan pengunjung baik dari dalam ataupun luar
Jogja. Belum lagi pengaruh pengguna medsos yang lebih kenal tempat ini dengan nama
pantai indrayanti.

Dulu sempat terjadi polemik antara pihak pemerintah dan pengelola terkait penamaan tempat.
Tapi sepertinya tidak berlanjut lebih jauh.
Wisata Goa Pindul

Goa Pindul atau Gua Pindul adalah obyek wisata alam susur Gua bawah tanah, dengan aliran
sungai di sepanjang lorong, salah satu tempat wisata dengan kategori minat khusus di Jogja.

Cara menikmati obyek wisata ini adalah menyusurinya dengan peralatan khusus yaitu dengan
menggunakan ban dalam besar (tube) dan jaket pelampung,

Goa Pindul memiliki panjang kurang lebih 350 meter, penyusuran dapat ditempuh dengan
waktu normal 40-60 menit. Durasi waktu tergantung situasi, kondisi dan keinginan
pengunjung sendiri.

Lebar antar dinding rata-rata 4 meter, ketinggian dari permukaan air dengan dinding atas
sekitar 5 meter dan kedalaman air sungai sekitar 1-12 meter.

Namun ada salah satu zona sempit yang hanya dapat di lewati dengan 1 ban/tubing saja (akan
kami bahas di bawah), ini adalah alasan kenapa penyusuran goa pindul hanya menggunakan
ban, bukan sampan atau perahu karet. Oleh sebab itu wisata ini kami beri nama Cave Tubing
Pindul.

Goa Pindul memang mempunyai daya tarik keindahan dan keunikan tersendiri yang mungkin
tidak ada di antara goa-goa wisata yang lain, mempunyai beberapa mitos bebatuannya yang
bisa membuat perkasa dan juga awet muda. Mitos-mitos Gua Pindul ini seakan menjadi
pelengkap keindahan surga tersembunyi ini.
Di dalam penyusuran Goa Anda akan melihat beberapa ornamen batu stalagtit masih aktif
maupun sudah tidak aktif yang menghiasi Goa Pindul.

Ada juga batu yang disebut batu stalagmit Perkasa dan batu stalagtit Mutiara yang ada di
zona ke dua yaitu zona remang. Batu-batu tersebut mempunyai mitos-mitos unik
Wisata Malioboro

Malioboro adalah nama salah satu jalan yang berada di pusat kota Yogyakarta. Jalan
Malioboro adalah nama salah satu jalan dari tiga jalan di Kota Yogyakarta yang membentang
dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Secara keseluruhan
terdiri dari Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan Malioboro dan Jalan Jend. A. Yani. Jalan ini
merupakan poros Garis Imajiner Kraton Yogyakarta.
Asal nama jalan Malioboro sendiri berasal dari bahasa sansekerta malyabhara yang berarti
karangan bunga. Adapula beberapa ahli yang berpendapat asal kata nama Malioboro berasal
dari nama seorang kolonial Inggris yang bernama Marlborough yang pernah tinggal di Jogja
pada tahun 1811- 1816 M. Pemerintah Hindia Belanda membangun Malioboro sebagai
kawasan pusat perekonomian dan pemerintahan pada awal abad 19.
Malioboro mulai populer pada era kolonial (1790-1945). Ketika itu, pemerintah Belanda
membangun Benteng Vredeburg tahun 1790 di ujung selatan Jalan Malioboro. Belanda juga
membangun Dutch Club atau Societeit Der Vereneging Djokdjakarta (1822), The Dutch
Governor\\\'s Residence (1830), Javasche Bank, dan Kantor Pos.
Perkembangan Malioboro semakin pesat, ditambah dengan adanya perdagangan antara
pemerintah Belanda dengan pedagang Tionghoa. Hingga tahun 1887, Jalan Malioboro dibagi
dua setelah Stasiun Tugu Yogya dibangun.
Sejarah lainnya, Jalan Malioboro menjadi saksi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pernah
terjadi pertempuran hebat antara pejuang Tanah Air dengan pasukan kolonial Belanda yang
dikenal dengan peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949. Pasukan Merah Putih berhasil
menaklukkan kekuatan Belanda dan menduduki Yogyakarta setelah enam jam bertempur.

Anda mungkin juga menyukai