1. Pantai Permata
mengapa pantai di Kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan tersebut diberi nama Pantai
Permata. Padahal, tidak ada hubungannya nama itu dengan apa yang terdapat di pantai.
Mestinya, nama Sumber Penang yang lebih tepat. Mengingat, kawasan pertanian di utara jalan
Soekarno-Hatta atau di belakang kantor kelurahan hingga ke pantai itu, dari dulu bernama blok
Sumber Penang. Lantas kenapa diberi nama Pantai Permata.
Sudarno, warga Jalan Flamboyan, kelurahan setempat mengiyakan, kalau pantai yang sekarang
dikenal Pantai Permata tersebut masuk blok Sumber Penang. Disebutkan, nama Permata dipakai
setelah dirinya bersama pemerhati dan aktivis lingkungan berembuk untuk berkonsultasi. Ada
beberapa nama yang diajukan, termasuk Sumber Penang.
Namun, akhirnya disepakati nama Pantai Permata. Nama tersebut dipakai berdasarkan berbagai
pertimbangan.
Pantai Permata memiliki pemandangan sunset yang indah. Pantai yang terletak di Kelurahan
Pilang ini terbentuk karena erupsi Gunung Bromo pada tahun 2010 dengan panjang garis pantai
7 km. Di tempat ini, pengunjung dapat menikmati aneka pohon mangrove dan bakau, spot foto
dengan latar belakanga pohon cemara udang, area perkemahan, wisata mencari kerang, dan
juga cycling track.
Permata tersebut di antaranya berupa tanaman dan biota atau binatang laut. Disebutkan, ada
13 jenis tanaman yang tumbuh di pantai dan bibir pantai dan sekarang bertambah menjadi 39
jenis, belum masuk cemara udang. Seperti, Tinjang Lanang, Sai-sia, Api-api putih, Bogem,
Lindur, Sundur, Tinjang Wedok, Jeruji, Biduri, Jamaicensis, kambingan, Legundi dan Waru Laut.
Tanaman tersebut hasil penelitian dan pengamatan Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Probolinggo tahun 2015. Sedang menurut pengamatan atau observasi yang dilakukan
Sudarsono dan rekan, jumlah jenisnya bertambah yakni, 39 macam.
“Bertambah jumlahnya karena kami menanam beberapa jenis mangrove dan asosiasi. Jumlah
yang kami tanam, masih sedikit,” tukasnya.
Sedang untuk binatang laut yang hidup di pantai terdapat 25 jenis kerang dan 18 siput. Dan kini,
biota pantai tersebut kini belum dioptimalkan. Kalau dikelola dengan baik, maka selain bisa
dimakan dan dijual, binatang laut tersebut bisa dijadikan obyek wisata.
“Kan bisa digarap untuk wisata cari kerang dan tebalan, atau yang lain. Kami dulu pernah
mengantar warga Eropa ke pantai permata. Mereka senang saat diajak mencari kerang dan
tebalan. Ya, karena di sana tidak ada,” tandasnya.
Atas dasar itulah, sehingga nama Permata dikukuhkan sebegai nama Pantai Pilang. Disebutkan,
jika permata atau harta yang ada di pantai dikelola secara professional, maka akan
mendatangkan penghasilan.
“Ini modal untuk digali. Permata yang disimpan dikelola dengan baik. Pasti akan berdampak
ekonomi bagi warga,” pungkasnya.
3.Benteng Mayangan
Sejarah singkat, situs Benteng Mayangan Probolinggo adalah salah satu situs bangunan
bersejarah peninggalan Belanda. Situs benteng ini berada di Mayangan, Probolinggo yang mana
berada sekitar satu kilometer di sebelah selatan pelabutan tembaga. Benteng Mayangan ini
diperkirakan berdiri pada tahu 1743 yang mana pada saat itu VOC mulanya membangun
benteng ini untuk menjadi tempat atau pusat perdagangan hasil laut. Pada tahun 1768, Benteng
Mayangan yang awalnya menjadi pusat perdagagan berubah menjadi pusat pemerintahan
Kadipaten Banger dan merupakan tempat kelahiran Probolinggo. Namun hal ini tidak
berlangsung lama karena pada tahaun 1805 sampai tahun 1813 benteng ini kembali menjadi
pusat perdangan dan juga merupakan benteng pertahanan laut tentara Inggris. Seiring
berjalannya waktu, benteng ini sempat tidak berfungsi dan dibiarkan menjadi perkampungan
sekitar tahun 1942 dan berfungsi lagi sebagai markas dari pasukan tank Belanda tahun 1945
sampai 1950. Hingga pada tahun 2013 Benteng Mayangan ini mendapat perhatian dari
pemerintah Probolinggo dan dijadikan cagar budaya.
Saat ini benteng mayangan tetap eksis dan dijadikan situs peninggalan sejarah dan cagar budaya
yang sangat dijaga keasliannya oleh warga di sekitar benteng. Dari memperindah sekitar
komplek warga mayangan hingga merenovasi bangungan dari mengecat hingga perbaikan
bangunan namun tidak sampai mengubah keasliannya. Tidak hanya sebuah benteng yang
berdiri kokoh di desa Mayangan ini, akan tetapi ada juga sumur belanda, makam orang ingris,
kantor pos belanda yang sampai saat ini masih berdiri kokoh. Bangunan dari benteng sendiri
terdapat dua lantai yaitu di lantai pertama kita kan disuguhkan sebuah ruangan yang kurang
sekali pencahayaan dan juga balok - balok kayu yang masih kokoh di langit lantai satu sedangkan
di lantai dua terdapat dinding dan kayu yang masih kokoh meskipun terdapat kerusakan
dibeberapa sisi yang sangat memerlukan perbaikan. Pada lantai dua juga terdapat beberapa
jendela besar yang mana pada masa pemerintah kolonial Belanda digunakan untuk tempat
pengintaian. Benteng Mayangan Probolinggo terbuka untuk para wisatawan karena benteng
mayangan sangat unik, estetik, dan tidak lupa juga memiliki cerita sejarah.
4.Candi Jabung
Berlokasi di Probolinggo, terdapat Candi Jabung yang berwarna merah. Diketahui, candi ini
merupakan peninggalan Majapahit yang masih tersisa.
Candi Jabung yang terletak di Desa Jabung, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo Jawa
Timur, adalah salah satu destinasi wisata yang tak pernah surut dari pengunjung sampai saat ini.
seperti apa sejarah Candi Jabung ini?
Menurut sejarah, Candi Jabung dibangun pada tahun 1354 Masehi, tepatnya pada masa
kebesaran Kerajaan Majapahit. Dalam kitab Nagara Kertagama, Candi Jabung di kunjungi oleh
Raja Hayam Wuruk pada tahun 1359 Masehi. Berdasarkan dari kitab Pararaton, Candi ini
diperkirakan dibangun untuk tempat pemakaman Bhra Gundul salah seorang keluarga raja.Sidik
Widjanarko, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan mengatakan, situs
Candi Jabung terdiri dari dua bangunan yang terdiri atas satu bangunan utama dan satu
bangunan yang lebih kecil.
Yang menarik adalah material bangunan candi yang berupa batu bata merah berkualitas tinggi
yang kemudian diukir dalam bentuk relief. Struktur bangunan candi yang hanya dari bata merah
ini mampu bertahan ratusan tahun.
Candi utama ini terbuat dari batu merah dengan ukuran panjang 13,11 meter, lebar 9,58 meter
dan tinggi 15,58 meter. Ditinjau dari sudut arsitektur Candi Jabung sangat menarik, karena
bagian tubuhnya berbentuk bulat (silinder) yang berdiri di atas bagian kaki Candi bertingkat tiga
berbentuk persegi. Sedangkan bagian atapnya berbentuk stupa. Letak pintu bilik Candi berada
disebelah barat, maka Candi Jabung menghadap ke barat.
"Di sebelah Barat Daya halaman candi utama terdapat bangunan candi yang lebih kecil.
Fungsinya sebagai pelengkap bangunan induk Candi Jabung. Candi ini juga terbuat dari bahan
batu bata merah. Bangunan candi tersebut berukuran tiap-tiap sisi 2.55 meter dan tinggi 6
meter," tutur Sidik, Sabtu (20/5/2017)
Sidik, menambahkan pengunjung tidak boleh untuk naik dan masuk ke bangunan candi.
Mungkin ini demi alasan agar candi tidak cepat rusak.
Di sekitar Candi Jabung banyak sekali dijumpai pohon Maja dengan buahnya yang berwarna
hijau, berukuran sebesar melon, dan rasanya yang pahit. Jadi teringat asal-usul dan arti nama
Majapahit, yaitu buah Maja yang pahit.
Di lokasi Candi Jabung, pengunjung bisa mengetahui sejarah seluk beluk Candi Jabung dari
informasi yang terpampang di papan informasi di depan candi.
Dijelaskan bahwa pada tahun 1978, kondisi Candi tampak tak terurus, seluruh bangunan
ditumbuhi pohon dan rumput liar. Baru pada tahun 1980 Pemkab Probolinggo melakukan
pemugaran umtuk merenovasi dan menggantikan bagian yang rusak. Pada tahun 1987 setelah
pemugaran selesai, Candi Jabung sedah bisa dinikmati wisatawan.
Di Candi Jabung ini, belum ada tarif resmi atau tiket masuk untuk mengunjungi candi.
Pengunjung yang datang bisa langsung masuk ke halaman Candi setelah sebelumnya melapor
kepada petugas yang menjaga lokasi candi dan mengisi buku tamu.
5.Museum Probolinggo
Merupakan destinasi wisata yang menawarkan konsep sejarah dari Probolinggo, Museum ini
terletak di Jalan Suroyo No 7 Kota Probolinggo, jadi anda tidak akan sulit untuk menemukan
letak dari museum ini, karena akses menuju kesana yang sangat mudah dijangkau, baik oleh
wisatawan yang menggunakan kendaraan sendiri atau dengan menaiki kendaraan umum.
Museum ini mempunyai arsitektur bangunan yang khas peninggalan Belanda menjadikan
Museum ini sangat kental dengan suasana masa lampau. Bangunan Museum ini dulunya
merupakan sebuah Gedung Societiet Gebow Harmony yang difungsikan sebagai Ballroom
(Kamar Bola), yang artinya merupakan tempat berkumpulnya kaum priyayi Belanda, berdansa,
main billyard, berinteraksi, dll dan kemudian gedung ini dufungsikan sebagai Gedung Serba
Guna yang biasanya digunakan oleh masyarakat atau instansi di Probolinggo untuk melakukan
acara atau event – event tertentu. Disini anda dapat menjelajah Probolinggo dari zaman dahulu
hingga saat ini dengan memakan waktu hanya 30 menit.
Gedung ini pertama dibangun pada tahun 1814 yang mempunyai gaya bangunan Empire Style.
Denah simetris, beratap perisai, satu lantai, di serambi depan dan belakang terdapat pilar –
pilar, serta memiliki gevel di atas serambi. Bangunan ini terbagi menjadi beberapa serambi
antara lain serambi depan, ruang tengah, serambi belakang, serta sayap gedung yang terletak di
kanan dan kirinya.Bangunan museum ini menghadap ke barat dengan Serambi depan yang
merupakan sebuah ruang terbuka yang memiliki 6 buah kolom gaya doria. Dari serambi tersebut
terdapat 5 buah pintu. 3 buah merupakan pintu menuju ruang tengah, dan masing-masing pintu
menuju sayap gedung di kanan dan kiri ruangan atau serambi.