Puji dan syukur kami haturkan kepada Allah Subahanahu Wa Ta’ala yang sudah memberikan
kesempatan serta kesehatan sehingga tugas kliping Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)
tentang Kulon progo ini bisa tersusun pada waktunya.
Tujuan penyusunan kliping ini yaitu untuk memenuhi salah satu syarat tugas mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) . Kami menyadari bahwasanya kliping masih banyak
kekurangan dan kelemahan serta masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak untuk bisa memperbaiki serta
menyempurnakan penyusunan kliping kami ke depannya.
Akhir kata, saya ucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang sudah turun tangan
membantu penyusunan kliping ini mulai dari awal hingga akhir. Jika terdapat kekeliruan pada
kalimat ataupun kata, kami memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Sebelum terbentuknya Kabupaten Kulon Progo pada yanggal 15 Oktober 1951, wilayah
Kulon Progo terbagi atas dua kabupaten yaitu Kabupaten Kulon Progo yang merupakan wilayah
Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kabupaten Adikarta yang merupakan wilayah
Kadipaten Pakualaman.
Masing-masing kabupaten tersebut dipimpin oleh para Tumenggung. Menurut buku 'Prodjo
Kejawen' pada tahun 1912 Kabupaten Pengasih, Sentolo, Nanggulan dan Kalibawang digabung
menjadi satu dan diberi nama Kabupaten Kulon Progo, dengan ibukota di Pengasih. Bupati
pertama dijabat oleh Raden Tumenggung Poerbowinoto. Dalam perjalanannya, sejak 16
Februari 1927 Kabupaten Kulon Progo dibagi atas dua Kawedanan dengan delapan
Kapanewon, sedangkan ibukotanya dipindahkan ke Sentolo. Dua Kawedanan tersebut adalah
Kawedanan Pengasih yang meliputi kepanewon Lendah, Sentolo, Pengasih dan Kokap/sermo.
Kawedanan Nanggulan meliputi kapanewon Watumurah/Girimulyo, Kalibawang dan
Samigaluh.
Yang menjabat bupati di Kabupaten Kulon Progo sampai dengan tahun 1951 adalah sebagai
berikut:
1) RT. Poerbowinoto
2) KRT. Notoprajarto
3) KRT. Harjodiningrat
4) KRT. Djojodiningrat
5) KRT. Pringgodiningrat
6) KRT. Setjodiningrat
7) KRT. Poerwoningrat
Di daerah selatan Kulon Progo ada suatu wilayah yang masuk Keprajan Kejawen yang
bernama Karang Kemuning yang selanjutnya dikenal dengan nama Kabupaten Adikarta.
Menurut buku 'Vorstenlanden' disebutkan bahwa pada tahun 1813 Pangeran Notokusumo
diangkat menjadi KGPA Ario Paku Alam I dan mendapat palungguh di sebelah barat Sungai
Progo sepanjang pantai selatan yang dikenal dengan nama Pasir Urut Sewu. Oleh karena tanah
pelungguh itu letaknya berpencaran, maka sentono ndalem Paku Alam yang bernama Kyai
Kawirejo I menasehatkan agar tanah pelungguh tersebut disatukan letaknya. Dengan
satukannya pelungguh tersebut, maka menjadi satu daerah kesatuan yang setingkat kabupaten.
Daerah ini kemudian diberi nama Kabupaten Karang Kemuning dengan ibukota Brosot.
Sebagai Bupati yang pertama adalah Tumenggung Sosrodigdoyo. Bupati kedua, R. Rio
Wasadirdjo, mendapat perintah dari KGPAA Paku Alam V agar mengusahakan pengeringan
Rawa di Karang Kemuning. Rawa-rawa yang dikeringkan itu kemudian dijadikan tanah
persawahan yang Adi (Linuwih) dan Karta (Subur) atau daerah yang sangat subur. Oleh karena
itu, maka Sri Paduka Paku Alam V lalu berkenan menggantikan nama Karang Kemuning
menjadi Adikarta pada tahun 1877 yang beribukota di Bendungan. Kemudian pada tahun 1903
bukotanya dipindahkan ke Wates. Kabupaten Adikarta terdiri dua kawedanan (distrik) yaitu
kawedanan Sogan dan kawedanan Galur. Kawedanan Sogan meliputi kapanewon (onder
distrik) Wates dan Temon, sedangkan Kawedanan Galur meliputi kapanewon Brosot dan
Panjatan.
Bupati di Kabupaten Adikarta sampai dengan tahun 1951 berturut-turut sebagai berikut:
1) Tumenggung Sosrodigdoyo
2) R. Rio Wasadirdjo
3) RT. Surotani
4) RMT. Djayengirawan
5) RMT. Notosubroto
6) KRMT. Suryaningrat
Pada 5 September 1945 Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Pakualam VIII
mengeluarkan amanat yang menyatakan bahwa daerah beliau yaitu Kasultanan dan Pakualaman
adalah daerah yang bersifat kerajaan dan daerah istimewa dari Negara Republik Indonesia. Pada
tahun 1951, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Pakualam VIII memikirkan perlunya
penggabungan antara wilayah Kasultanan yaitu Kabupaten Kulon Progo dengan wilayah
Pakualaman yaitu Kabupaten Adikarto. Atas dasar kesepakatan dari Sri Sultan Hamengku
Buwono IX dan Sri Pakualam VIII, maka oleh pemerintah pusat dikeluarkan UU No. 18 tahun
1951 yang ditetapkan tanggal 12 Oktober 1951 dan diundangkan tanggal 15 Oktober 1951.
Undang-undang ini mengatur tentang perubahan UU No. 15 tahun 1950 untuk penggabungan
Daerah Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Adikarto dalam lingkungan DIY menjadi satu
kabupaten dengan nama Kulon Progo yang selanjutnya berhak mengatur dan mengurus rumah-
tanganya sendiri. Undang-undang tersebut mulai berlaku mulai tanggal 15 Oktober 1951.
Secara yuridis formal Hari Jadi Kabupaten Kulon Progo adalah 15 Oktober 1951, yaitu saat
diundangkannya UU No. 18 tahun 1951 oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia.
Selanjutnya pada tanggal 29 Desember 1951 proses administrasi penggabungan telah selesai
dan pada tanggal 1 Januari 1952, administrasi pemerintahan baru, mulai dilaksanakan dengan
pusat pemerintahan di Wates.
Nama-nama yang menjabat Bupati Kulonprogo sejak tahun 1951 sampai sekarang adalah
sebagai berikut :
1) KRT.Suryoningrat (1951-1959 )
3) KRT.Kertodiningrat (1963-1969)
4) R.Soetedjo (1969-1975)
5) R.Soeparno (1975-1980 )
7) Drs.H.Suratidjo (1991-2001)
Koordinat: 7°38'42" - 7°59'3" Lintang Selatan dan 110°1'37" - 110°16'26" Bujur Timur
Provinsi : D.I. Yogyakarta
- Kelurahan : 88
Wisata Kalibiru Kulon Progo ini memang merupakan wisata alam Kulon Progo yang
sedang populer akhir-akhir ini. Tentu saja berkat foto viewpoint pohon pinus yang beredar di
internet membuat wisata Kulon Progo yang satu ini dikujungi banyak orang.wisata alam
Kalibiru Kulon Progo terletak di Kecamatan Kokap. Para warga sekitar paham dengan potensi
alam Kalibiru sehingga mereka menjaga lokasi ekowisata ini dengan baik dan bersih. Kamu
bisa menikmati udara segar khas hutan sambil menikmati pemandangan Kulon Progo dari
viewpoint yang legendaris itu. Cukup dengan 3 ribu rupiash saja kamu bisa menikmati wisata
Kulon Progo Kalibiru. Duduk di viewpoint sambil menunggu sunset adalah salah satu kegiatan
yang menyenangkan disini.
2) Waduk Sermo
Saat kamu sedang aik duduk-duduk santai di viewpoint Kalibiru, kamu dapat melihat
wisata di Kulon Progo yang tak jauh dari Kalibiru yaitu Waduk Sermo. Disini kamu bisa
mengelilingi waduk dengan berkendara atau menyewa perahu sambil melihat hiajunya Bukit
Menoreh yang merupakan latar menakjubkan di Waduk Sermo. Wisata Kulon Progo yang satu
ini berada di Dusun Sermo, Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap. Sama seperti Kalibiru, harga
tiket masuk Waduk Sermo sangat murah, yaitu 2 ribu rupiah perorang dan seribu rupiah per
motor. Waduk Sermo adalah tempat favorit warga sekitar untuk memancing. Sekain sebagai
irigasi, warga juga bisa memelihara ikan di keramba apung. Jumlah keramba di Waduk Sermo
berkisar 100 keramba. Satu keramba menghasilkan 2,5 ton ikan air tawar tiap 4 bulan. Kamu
dapat menikmati wisata kuliner ikan bakar yang ditangkap langsung di Waduk Sermo, jadi
ikannya masih sangat segar. Selain ikan, kamu bisa membeli buah-bauahn yang dipetik dari
desa sekitar yang merupakan penghasil buah manggis, durian, dan buah-buahan laiinya.
3) Gunung Ijo
Wisata Kulon Progo Gunung Ijo berada di perbatasan antara Provinsi DIY dan Provinsi
Jawa Tengah, yaitu Kulon Progo dan Purworejo. Tepatnya berada di Desa Plampang,
Kecamatan Kokap, untuk daerah Kulon Progo, Yogyakarta dan di Desa Durensari, Kecamatan
Bagelan, untuk daerah Purworejo, Jawa Tengah. Gunung Ijo mempunyai ketinggian 1.000 mdpl
dan mrupakan puncak tertinggi di Perbukitan Menoreh. Lokasi Gunung Ijo agak tersembunyi
karena hal itu, menemukan Gunung Ijo agak sulit bagi para pengunjung. Tersedia 2 trek untuk
menuju Gunung Ijo, trek yang pendek namun jalannya jelek dan trek panjang dengan konsidi
jalan yang bagus. Apa yang bisa dilihat di Gunung Ijo? Kamu bisa melihat pemandangan di
semua penjuru Yogyakarta. Mulai dari Perbukitan Menoreh, Waduk Sermo, Wates, Kota Jogja,
pantai di daerah Parangtritis, pantai di daerah Bantul, Purworejo, bahkan Kebumen juga
Nampak dari Gunung Ijo.
4) Puncak Suroloyo
Wisata Kulon Progo Yogyakarta yang satu ini terletak di Perbukitan Menoreh. Di
Puncak Suroloyo, kamu bisa camping dan menikmati matahari terbit dan hamparan awan yang
keren. Kamu tak perlu mendaki gunung karena bisa mendapatkan pemandangan fantastis di
Pucak Suroloyo. Dari viewpoint, kamu bisa melihat Gunung Merapi, Gunung Sindoro, Gunung
Sumbing, dan Gunung Merbabu! Bahkan jika kamu sedang beruntung, kamu bisa melihatCandi
Borobudur jika sedang tidak tertutup oleh kabut. Untuk sampai ke Puncak Suroloyo, kamu
harus menaiki 290 anak tangga. Anggap saja sebagai olahraga guys!
Wisata alam di Kulon Progo yang dapat kamu nikmati selanjutnya adalah Kebun Teh
Nglinggo. Berfoto dengan pemandangan khas kebun the ala film My Heart serta hamparan
hutan pinus sekaligus pemandangan bukit disekitarnya tentunya membuat fotomu mendapatkan
banyak loves di Instagram! Kebun teh Nglinggo masih tergolong sebagai wisata Kulon Progo
Jogja yang masih baru. Kunjungi Kebun Teh Nglinggo di Dusun Nglinggo, Desa Pagerharjo,
Kecamatan Samigaluh.
Puncak Gunung Lanang adalah salah satuobjek wisata Kulon Progo terbaru dimana
kamu bisa melihat pemandangan hijau Jogja bagian paling barat. Kamu bisa melihat deburan
ombak Samudra Hindia di sebelah selatan dari Puncak Gunung Lanang. Sama seperti wisata
alam di Kulon Progo lainnya, untuk sampai ke Puncak Gunung Lananga, kamu harus menaiki
banyak tangga. Memang melelahkan tapi sepadan dengan pemandangan yang didapat. Jika
kamu memang tidak kuat sampai puncak juga tidak apa-apa. Ada 2 viewpoint sebelum puncak
yang juga mempunyai pemandangan yang menakjubkan. Kunjungi Gunung Lanang yang
berlokasi di Desa Jatimulyo. Untuk mencari lokasi ini, tanya saja dimana Kecamatan
Girimulyo.
7) Waduk Mini Kleco
Selain Waduk Sermo, ada juga Waduk Mini Kleco yang terletak di Dusun Ngesong,
Desa Giripurwo, Kecamatan Girimulyo. Walaupun tidak sebesar Waduk Sermo, namun
pemandangan di Waduk Mini Kleco ini sangat indah dan bisa melepas penatmu selama
perjalanan menuju ke waduk ini. Waduk Mini Kleco cocok untuk kamu yang tidak suka
keramaian karena memang belum banyak pengunjung, padahal pemandangan di sekita waduk
sangat indah lho. Karena masih sepi, maka belum banyak warung di Waduk Mini Kleco.
Sebaiknya kamu sudah bawa makanan jika ingin berkunjung kesini.
8) Goa Kiskendo
Jika ingin melihat stalagtit dan stalagmit di Gunung Kidul, kamu bisa mengunjungi Goa
Pindul. Namun jika infin melihat pemandangan alam yang sangat menawan tersebut di Kulon
Progo, kamu dapat mengunjungi Goa Kiskendo. Objek wisata Kulon Progo ini berada di Desa
Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo. Gugusan stalagtit dan stalagmite Goa Kiskendo dapat
membuatmu berdecak kagum saking indahnya. Menurut mitos, Goa Kiskendo adalah tempat
pertempuran antara Maesuro dan Lemusur melawan Sugriwo dan Subali. Kamu bisa melihat
kisah ini di relief yang terdapat di dinding goa.
9) Kedung Pedut
Jika kamu melihat peta wisata Kulon Progo terbaru, maka kamu dapat menemukan
Kedung pedut di peta tersebut. Wisata Kulon Progo air terjun ini masih relatif baru. Air tejun
alami ini memliki tiga kedung yang bertingkat-tingkat. Airnya jernih dan biru yang sangat indah
jika kamu berfoto underwater. Kedung Pedut beralamat di Desa Jatimulyo, Kecamatan
Girimulyo.
Air terjun ini juga dikenal sebagai air terjun perawan karena tingkat kejernihan air yang
membiru dari kejauhan dan dingin. Diving akan sangat menyenagkan disini karena kamu bisa
menemukan berbagai tanaman bunga beraneka macaM di dasar air terjun. Air Terjun Perawan
Sidoharjo mempunyai ketinggian sekitar 75 m. Menemukan Air Terjun perawan Sidoharjo
cukup sulit karena lokasinya memang tersembunyi dan belum banyak yang tahu. Tanyalah
kepada warga sekitar air terjun ini di Desa Sidoharjo, yang berada di Kecamatan Samigaluh.
Namanya memang sama dengan air terjun yang berada di Kabupaten Karanganyar, Jawa
tengah, namun Gorjogan Sewu yang satu ini terletak di Desa Beteng, Jatimulyo, Girimulyo,
Kulon Progo, Yogaykarta. Sama seperti Air Terjun Perawan Sidoharjo, Air Terjun Grojogan
Sewu masih sepi pengunjung. Air terjun ini sama indahnya seperti Air Terjun Perawan
Sidoharjo.
Menikmati pantai di sore hari memang paling pas di Pantai Trisik yang mempunyai
pemandangan yang mempesona. Kamu bisa mengunjungi konservasi penyu dan melihat
bermacam jenis burung yang wara-wiri di langit pantai ini. Burungnya pun unik-unik, ada
burung Layang-Layang Asia, Cerek Kernyut, Kedidi Leher Merah, Trinil Pantai, Trinil
Semak, Trinil Rawa, dan masih banyak lagi.
Pemandangan sunset di Pantai Congot sangat-sangat indah dibandingkan dengan pantai lain di
Kulon Progo. Terletak di Desa Jangkaran, Kecamatan Temon, pantai ini mudah diingat karena
letaknya berada di ujung barat Kabupaten Kulon Progo. Jalan menuju Pantai Congot cukup
bagus, jadi tidak ada masalah untuk akses menuju pantai yang mempunyai deretan pohon
kelapa yang ditanam dengan rapi di sekitar pantai.
Buat yang suka dengan binatang, pastikan kamu datang ke Wildlife Rescue Center. Tempat
ini adalah sebuah tempat dimana beberapa satwa liar yang hampir punah ditampung dan
diselamatkan. Dulunya tempat penampungan ini bernama Pusat Penyelamatan Satwa
Jogjakarta (PPSJ). Koleksi hewan yang ditampung dan dirawat dengan baik oleh Wildlife
Rescue Center ini kebanyakan adalah orangutan. Ada beberapa satwa liar yang saat ini
kondisinya sangat memprihatinkan. Wildlife Rescue Center sangat cocok dikunjungi untuk
study tour untuk anak sekolah. Disini sudah disedikan pelatihan outbond, fasilitas seminar,
eco-wisata serta akomodasi.
Untuk yang suka olahraga yang dapat memicu adrenalin diwajibkan untuk datang ke Arung
Jeram Sungai Progo. Tempat ini adalah salah satu tempat favorit bagi penyuka arung jeram di
Indonesia. Yang membuat Arung Jeram Sungai Progo disukai oleh banyak wisatawan adalah
karena arung jeram ini menyesuaikan dengan pengalaman pengunjung. Ada rute untuk
pemula, untuk lanjutan, hingga untuk profesional.
Para anak muda seperti anak kuliahan menjadikan Puncak Widosari sebagai tempat terbaik
untuk rekreasi dan camping. Di Puncak Widosari kamu akan disuguhkan dengan
pemandangan berupa formasi puncak unik yang dikelilingi oleh perkebunan hijau di
sekitarnya. Puncak Widosari berlokasi di Dusun Tritis, Desa Ngargosari, Kecamatan
Samigaluh. Sebelum sampai ke Puncak Widosari, kamu akan melewati kebun teh mungil
Tritis yang wajib mampir sebentar untuk berfoto!
Tempat wisata di Kulon Progo yang terakhir adalah Bendungan Ancol. Bendungan yang
berada di Dusun Pantog Wetan, Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang dulunya adalah
bendungan Vanderwick yang dibangun pada tahun 1994. Bendungan ini penuh dengan
material batu Gunung Merapi. Tempat ini sering dijadikan sebagai tempat rafting dan foto
pre-wedding.
25) Deso Boro, Banjarasri, Kalibawang, Kulon Progo Regency, Special Region of
Yogyakarta. – by instagram @wahyu_sbp
MAKANAN KHAS KULON PROGO
1.GEBLEK
Geblek merupakan makanan khas dari Kulon Progo yang paling khas. Makanan ini menjadi
semacam identitas yang menjadi pembeda antara Kulon Progo dan daerah lain. Geblek berasal
dari ketela pohon. Dengan proses tertentu, geblek menjadi semacam makanan yang unik
karena dipadu berbentuk lingkaran kecil dan dirantai menjadi tiga hingga empat buah. Kini
Geblek disaji dengan menu tempe benguk dan tempe kara.
2.CETHOT
Jajanan tradisional ini sebenarnya bukan khas begitu khas Kulon Progo namun lebih jajanan
pasar tradisional yang bisa di jumpai di Jawa maupun di Kulon Progo. Cethot biasanya
dijumpai bebarengan dengan makanna khas lain seperti Growol.
3.CENIL
Cenil merupakan jajanan tradisional beriikutnya yang jug dapat dijumpai di pasar tradisional.
Jajanan ini berwarna bulat dan kecil dengan bentuknya warna warni dan kenyal saat
dikunyah.
4.GROWOL
Adalah Growol, merupakan makanan khas dengan adonannya dari singkong namun tidak
begitu terkenal seperti makanan khas lainnya. Aroma khas Growol ini cukup menyengat
berbau ketela busuk sehingga bagi yang belum mencicipinya akan merasa jijik sebelum
mencoba. Namun jangan salah, Growol ini makanan lezat yang jika dicampur dengan parutan
kelapa akan Nampak gurih. Makanan khas ini tidak hanya dijumpai di Kulon Progo saja
namun juga di pasar tradisonal lain di pedesaan khususnya.
Tempe Bengok adalah makanan khas yang biasanya berukuran besar, namun di Kulon Progo
ini makanan dengan nama Benguk Santen berukuran kecil dengan paduannya santen kental.
Makanan tradisional ini menjadi favorit lho di Kulon Progo. Para pennjualnya biasanya
perempuan lansia di pinggir jalan bersama dengan Geblek dan tempee Kara saat menjelang
maghrib.
Adalah enting-enting Jahe yang telah tersohor di kawasan Kulon Progo. Kudapan yang
bercampur dengan gula, kelapa, kacang, wijen, dan juga panili ini menjadi oleh-oleh khas
Kulon Progo yang membuat perpaduan pedasnya jaeh juga manis dengan gurih rsa wijen.
7.PEYEK UNDUR-UNDUR
Ada lagi makanan khas Kulon Progo yang menjadi ciri khas termasuak ke dalam
makanan ringan. namanya Peyek Undur-Undur. Biasanya Peyek Undur-Undur ini ditemukan
di jajaran pantai Glagah. Rasa peyeknya gurih dan renyah. Bahan utamanya tentu undur-undur
pantai yang digoreng dengan tepung beras dengan campuran tepung Kanji. Untuk bumbunya
biasanya dicampur dengan kuah santan, bawang putih, ketumbar, garam, kencur, dan juga daun
jeruk. Kriuk deh ini peyek!
8.GULA SEMUT
Gula Semut adalah gula yang menjadi pembeda dari Gula Pasir dan Gula Merah pada
umumnya. Gua Semut ini memiliki hamparan seperti semut. Warnanya merah sama seperti
Gula Jawa dan sama-sama terbuat dari Nira Pohon Kelapa. Hanya saja ukurannya berebntuk
butiran kecil sepperti semut.
Salah satu kawasan pembuat Gula Semut ini ada di Hargotirto, Kecamatan Kokap, Kabupaten
Kulon Progo. Gula ini secara tradisional masih layak dijadikan sebagai oleh-oleh Kulon Progo.
Terlebih untuk mendapatkannya bisa langsung di dapat dari desa-desa tempat produksi.