SEJARAH BOYOLALI
MAKALAH DIBUAT GUNA MEMENUHI TUGAS UTS
B. RUMUSAN MASALAH
1. Sejarah Kabupaten Boyolali.
2. Sejarah dan latar belakang Umbul Pengging.
3. Nilai kebudayaan yang berada di Umbul Pengging.
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui Sejarah Kabupaten Boyolali.
2. Untuk mengetahui Sejarah dan latar belakang Umbul Pengging.
3. Untuk mengetahui nilai kebudayaan yang berada di Umbul
Pengging.
BAB II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH KABUPATEN BOYOLALI
Sejarah Kabupaten Boyolali menurut sumber yang otentik
tidak dapat ditemukan secara jelas asal muasal nama “Boyolali”
ditemukan pada awalnya. Sumber satu satunya yang ditemukan
adalah yang berasal dari cerita rakyat Kyai Ageng Pandanaran. Maka
sejauh ini Masyarakat lokal setempat menggunakan cerita yang
berasal dari Kyai Ageng Pandanaran sebagai sumber asal muasal
nama “Boyolali” tersebut.
Dikutip dari sumber e-book berjudul “The History Of
Boyolali METAL” didalam eksistensinya, Boyolali mengalami
beberapa fase perkembangan, yakni :
1. Sebagai tempat Benteng Renovatum.
Sumber bagi masa ini hanya terdapat di dalam Peta yang
dibuat dalam tahun 1830. Dalam tahun tersebut benteng itu sudah
ada. Begitu pula kota Boyolali juga sudah terlihat dalam peta itu.
Dari pernyataan ini, dapat disimpulkan paling tidak pada tahun 1830
kota Boyolali sudah ada, dan bahkan mungkin sebelum tahun itu
kota tersebut sudah ada hanya saja, wujudnya bagaimana dan apa
statusnya,belum jelas.
2. Masa Pos Tundan (12 Oktober 1840).
Pada tahun 1840, Boyolali jelas dijadikan Pos Tundan
dengan pembesar seorang Tumenggung (suatu gelar jabatan yang
setingkat dengan jabatan Bupati). Tugas dan kewajibannya adalah
menjaga keselamatan dan kelancaran lalu lintas barang dan surat,
serta jalan dan jembatan sepanjang jalan besar Boyolali-Ampel.
3. Masa Kabupaten Gunung atau Pulisi (5 Juni 1847).
Pada masa ini, berdasarkan Staatsblad (lembaran kertas/buku
yang berisi peraturan pemerintah pada masa kolonial Belanda dulu)
1847 No. 30 tanggal 5 Juni 1847, Boyolali ditetapkan sebagai
Kabupaten Gunung dengan Bupati yang bergelar Tumenggung,
dengan dibantu oleh Kliwon, Panewu dan Mantri Gunung (pada
masa itu). Tugas dan kewajibannya masih tetap melanjutkan tugas
Tumenggung, dan ditambah menjaga ketenteraman penduduk.
Tugasnya dalam bidang kepulisian atas dasar, Staatsblad 1854 No.
32 tanggal 18 April 1854 dan Staatsblad 1874 No. 209 tanggal 8
September 1874. Karena tugasnya, maka Kabupaten Gunung
Boyolali kemudian disebut Kabupaten Pulisi Boyolali. Batas
wilayahnya ditentukan, tugasnya diperluas dengan menciptakan
kemakmuran penduduk di daerahnya. Wilayah itu terbagi dalam
Distrik-Distrik dan Onder Distrik.
4. Masa Kabupaten Pangreh Praja (12 Oktober 1918).
Dasarnya adalah Rijksblad (peraturan hukum yang berlaku di
wilayah Kasultanan dan Pakualaman dengan persetujuan Pemerintah
Kolonial pada waktu itu) Surakarta tahun 1918 No. 23 dan No. 24,
tanggal 12 Oktober 1918. Abdi Dalem Gunung Pulisi yang terdiri
dari Bupati, Kliwon, Panewu dan Mantri diganti namanya menjadi
Abdi Dalem Pangreh Praja. Ini disebabkan selain berkewajiban di
bidang kepulisian juga bertugas dalam bidang pemerintahan.
Wilayahnya terbagi dalam Distrik, Onder Distrik dan Desa atau
Kelurahan. Jenis pangkat dan jabatan Abdi Dalem Pangreh Praja
ditentukan dalam Rijksblad Surakarta tahun 1924 No. 2 dan No. 19.
Berdasarkan Rijksblad Surakarta tahun 1928 No. 7 dan No. 14
sebutan bagi jabatan Panewu Distrik diganti dengan Wedana dan
Mantri Onder Distrik diganti namanya menjadi Asisten Wedana.
5. Masa Pemerintahan Otonom (sekarang).
Dasarnya adalah Undang-Undang No. 22 tahun 1948,
Undang-Undang No. 13 tahun 1950 tanggal 8 Agustus 1950,
Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1950 tanggal 14 Agustus 1950
yang mulai berlaku sejak tanggal 15 Agustus 1950. DPRD disahkan
pada tanggal 29 Desember 1950. Dengan dem ikian lengkaplah
persyaratan adanya Pemerintahan Daerah Otonom, yaitu ada Kepala
Pemerintahan, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, wilayah dan
rakyatnya seperti sekarang ini.
1. Umbul Temanten
2. Umbul Dudo
3. Umbul Ngabean
1. Umbul Temanten
Sesuai Namanya, Umbul Temanten dipercaya oleh
Masyarakat bahwa air yang berasal dari Umbul Temanten dapat
menyebabkan hubungan calon suami dan istri (Manten/Temanten)
menjadi semakin langeng. Mereka percaya bahwa air yang berasal
dari Umbul Temanten dapat memengaruhi hubungan pernikahan di
masa depan, seperti misalnya membuat hubungan mereka lebih
langgeng dan dapat mengurangi masalah yang akan datang di masa
depan
2. Umbul Dudo
Masyarakat setempat percaya bahwa air yang berasal dari
Umbul Dudo dapat berguna bagi karir dimasa tua atau dimasa depan
mereka. Dengan berendam di Umbul Dudo, maka akan dapat
melancarkan pekerjaan seseorang dan sehingga dapat memengaruhi
karir seseorang dimasa depan, sehingga menjadikan seseorang
tersebut sukses dimasa depan.
3. Umbul Ngabean
Sebagai tempat pemandian dan bersantai raja pada zaman
dulu, Umbul Ngabean diyakini Masyarakat setempat dapat untuk
membantu karir, membantu melancarkan rejeki, dan juga dapat
untuk menyembuhkan penyakit. Berbeda dengan umbul lainnya, di
Umbul Ngabean seseorang dapat menggunakan airnya untuk segala
keperluan. Hal ini dikarenakan, Masyarakat setempat mempercayai
air di Umbul Ngabean adalah air yang sakti dan berguna untuk
keperluan apapun, karena dulunya adalah merupakan tempat
pemandian Sang Raja.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan makalah diatas kita dapat menyimpulkan
bahwa, sejarah daerah adalah sejarah yang menggambarkan tentang
peristiwa maupun keadaan dalam suatu daerah dalam lingkup lokal
saja, artinya pada sejarah daerah ini kita mengkaji obyek-obyek yang
ada pada suatu daerah mulai dari asal-usul suatu daerah didirikan,
letak daerah yang memuat sejarah tadi, perkembangan dari masa ke
masa suatu daerah, sekaligus budaya dan adat tradisi yang masih
dilestarikan di dalamnya.
Daftar sumber :
1. Foto 2.1 Wawancara dengan narasumber Ibu Nurmila sebagai
penjaga gerbang atau pintu masuk Umbul Pengging, pada Minggu,
15 Oktober 2023.
2. E-book yang berasal dari website pemerintah lokal Boyolali, yang
berjudul “The History Of Boyolali METAL”
3. Website pemerintah : https://boyolali.go.id/