Anda di halaman 1dari 3

-1-

SEJARAH PENGHUNI PERTAMA BUTON DAN SEJARAH RAJA TOBE-


TOBE I LAPORO ANTONA SORONGA PADA KERAJAAN BUTON

Sesuai sejarah bahwa Kerajaan Buton Didirikan Pada Tahun 1332 M. Tersebutlah dalam
sejarah budaya Buton tentang manusia yang mula-mula Buton adalah orang besar dari
kedatangan orang -orang tersebut selalu berkelompok serta bertahap.
1. Kedatangan sipanjonga dan rombongannya adalah orang sakti berasal dari suku
Melayu di negeri pasai pada bulan sya'ban tahun 632 Hijriyah atau tahun 1234
masehi dengan nama perahunya bernama"Lakuleba" mendarat di Lakaliba pada
tahun 1236 Masehi. Membuat benteng yang dinamai "Tobe-tobe" dengan
benderanya disebut "longa-longa berwarna hitam putih. Bendera tersebut dinamai
"Sulaa" hingga nama tersebut diabadikan menjadi kelurahan Sulaa di wilayah
kecamatan Betoambari kemudian Sipanjonga meminta pembantu utamanya
sitamanajo mengajak kaumnya mencari daerah lain untuk mengembangkan
keturunannya kemudian rombongan kecil Sitamanajo sampai di teluk Bungi Todanga
kecamatan sekarang kecamatan Kapontori kemudian rombongan tersebut
melanjutkan perjalanannya di sebuah daratan tinggi sebelah timur laut dan
mengakhiri perjalanannya membuat perkampungan perkampungan serta benteng
pertahanan yang disebut "Lembelu"

2. Kedatangan Armada Simalui


Simalui bersama adiknya Sibaana serta pembantu-pembantu utamanya Sijawakati
asal daerahnya dari daerah bumbu Padang Pariaman Sumatera Barat tiba di Buton
pada bulan sya'ban tahun 634 Hijriyah atau tahun 1236 Masehi. Mendarat di daerah
"Kamaru" sambil mencari daerah pemukiman pertanian.
Kemudian rombongan kecil yang dipimpin sijawangkati menelusuri pantai tibalah di
suatu tempat dinamakan " Wa Suwemba" dan membuat perkampungan serta
membuat benteng pertahanan "Koncu" di wilayah Wabula.

Kemudian kedua rombongan tersebut sudah saling kenal serta saling mengunjungi
tempat dibuatlah kesepakatan mengadakan musyawarah diputuskan membuat
perkampungan dinamai "Batuyigagandangi" atau Lelemangura dan diabadikan
kampung tersebut menjadi makam Lakilaponto Sultan Murhum Raja kelima sultan
pertama Buton dan sebagai ketua bandara adalah Sipanjonga sambil berteriak
dengan bahasa sendiri "Welia" inilah asal kata "Wolio" dan diabadikan menjadi
kecamatan "Wolio". Sipanjonga tidak berketurunan dan tidak kawin sampai
meninggal.

Pada tahun 1298 Masehi Wakaka tiba di Buton bersama Muhammad Idrus, Dungku
Cangiyang, Sangria Riana. Wakaka bertapa di Lelemangura selama 13 tahun
-2-

sampai tahun 1311 masehi kemudian Sipanjonga, Sitamanajo, Simalui dan


Sijawangkati mengadakan musyawarah dan mengangkat Wakaka sebagai raja
Buton pertama pada tahun 1332 Masehi. Sumber lain mengatakan Wakaka dilantik
jadi raja pada tahun 1338 sampai 1376 Masehi.

Buton membuat pembagian wilayah:

1. Panca Patola alias Doengku menjadi raja muna pertama.


2. Dungku Sang Hiyang alias Dungkucangia diangkat menjadi raja tobe-tobe I
meliputi Buton bagian barat asal keturunanan Cia-Cia Laporo.
3. Raden Jutubun atau Baubesi menjadi raja Kamaru.
4. Kaudoro atau Sangria Riana menjadi pengawal raja.
5. Sipanjonga, Simalui, Sitamanajo, Sijawangkati, menjadi Patlimbona penasehat
raja.

Dalam pelantikan Raja dihadiri oleh 10 orang masing-masing:

1. Sipanjonga
2. Sitamanajo
3. Simalui
4. Sijawangkati
5. Dungku Cangia
6. Pancapatola
7. Kaudoro
8. Raden Jutubun
9. Raden Sibatara
10.

Orang tersebut diabadikan menjadi suatu adat dalam sejarah budaya Buton saat
pemutaran payung pelantikan Raja atau Sultan Buton dengan hitungan.
Ise, Jua, Talu, Apa, Lima, Ana, Pitu, Walu, Sio, Sapuluwaka, Ingkitamo La Ode.
Inilah asal nama La Ode. Berikut Dukucangian kawin dengan Wa Dawaho atau Wa
Pengasih atau Biasa disebut Wa Kuku dikaruniai anak 2 orang putri masing-masing.
1. Wa Ilucungi kawin dengan Bataraguru
2. Wa Sulalangai kawin dengan Tuan Maruju

Wa Ilucungi dengan Bataraguru memiliki tiga orang putra:

1. Tuan Raden
2. Tuan maruju
3. Raja Manguntu
-3-

Dari keturunan Raja Tobe-Tobe I menjadi kawin ganda di Wolio oleh kesultanan Buton
di luar dari permaisuri untuk diangkat menjadi Kolaki dan Parabela bagi orang Cia-Cia.
Tugas utama orang Cia-Cia Laporo adalah menjaga masjid Keraton Buton dan istana
kesultanan Buton pada tahun 1838 Masehi terbentuklah 72 Kadie, Tanah Buton Kadie
Laporo belum berpenghuni sedangkan penjaga masjid Keraton bertahun-tahun
mencari Sulu di perkampungan pada pembentukan undang-undang kerajaan zaman
Sultan ke-29. Masyarakat tersebut tidak turun hanya berpesan bahwa mana yang
sudah disepakati kerajaan kami ikut menyetujuinya atas kelalaian tersebut maka
diberikan sanksi yaitu diturunkan dari bangsawan menjadi Ana Lalaki atas
kekecewaannya maka masyarakat Cia-Cia Laporo keluar dari Keraton dan menempati
Kadie yang dinamakan "Kadie Laporo" juga dinamakan Antona Soronga karena
berasal dari keturunan Raja Tobe-Tobe I. Sebagai Kamoumou'se atau istri-istri silir di
kesultanan Buton.

Dungku Cangia atau Raja Tobe-Tobe I berasal dari Cina Islam Hoe-Hoe Kaum Tar-
Tar Kubilaikam. Dungku Cangia dan Sangria Riana adalah Panglima perang Pasukan
Jaya Katwang setelah mengalahkan Kerajaan Singosari pada Tahun 1284 Masehi.
Kemudian melarikan diri dan bertemu dengan Wakaka, Muhammad Idrus di Johor
Selanjutnya bersama-sama menumpangi sebuah bahtera/perahunya bernama
“Magela Heins” kepunyaan Dungku Cangian meninggalkan istana Pasai. Dalam
Perjalanannya tanpa tujuan maka terdamparlah Wakaka Muhammad Idrus Dungku
Cangia dan Sangria Riana di pulau Buton. Adapun berangkatnya Wakaka dari Johor
Karena menolak lamaran Raja Persia Bernama “Baidul Hasan” ingin melamar Wakaka
Raja Buton pertama, Nama Asli Wakaka “Musyarafatul Izzatih Al Fakhriy bergelar
Quraisy Fakhriy.

Keturunan dari Bany Hasyim dari Imam Khusain binti Sitti Fatimah Azzahara binti Nabi
Muhammad SAW. Sitti Fatimah Azzahara bersuamikan Syadina Ali.

SELESAI.

Sorong, 31 Juli 2023


PENYUSUN

H. IRFAN LD. HABIBU


PURNABAKTI POLRI

Anda mungkin juga menyukai