DINAS PERTANIAN
Jln Jendral Sudirman No. 15 Penancangan - Serang
TELAAHAN STAF
Nomor : ...................................
Lampiran : 1 berkas
Tujuan : Memperoleh penjelasan dan kepastian hukum mengenai kedudukan Kelompok Tani
( Poktan), apakah Kelompok Tani (Poktan) termasuk Kelompok Masyarakat atau
termasuk Organisasi Kemasyarakatan ( Ormas)
Sehingga Program Hibah untuk Kelompok Tani dapat dilaksanakan kembali.
Pengertian : Kelompok Tani
Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan
Pemberdayaan Petani
BAB I
Pasal 3 : “Petani adalah warga Negara Indonesia perseorangan dan / atau keluarganya yang
melakukan usaha tani di bidang tanaman pangan, holtikultura, perkebunan dan /
atau peternakan”
Pasal 10 : “Kelompok Tani adalah kumpulan Petani/Peternak/Pekebun yang dibentuk
atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan social/ekonomi,
sumberdaya, kesaman komoditas, dan keakraban untuk meningkatkan serta
mengembangkan usaha anggota”
Kondisi saat ini :
Adanya keraguan dalam memahami peraturan perundang undangan terkait kegiatan hibah
yang bersumber dari APBN/APBD yang disalurkan untuk Kelompok Tani (Poktan) . Apakah
kedudukan Kelompok Tani termasuk ke dalam Kelompok masyarakat (Pokmas) atau
termasuk ke dalam Ormas.
Akibatnya seluruh kegiatan Belanja Hibah untuk masyarakat Kelompok Tani pada semua
Bidang (Bidang Ketahanan Pangan, Pertanian, Perkebunan, perikanan dan bidang
Peternakan ) di lingkungan Dinas Pertanian Kota Serang pada tahun anggaran 2018
mengalami pergeseran / kegiatan tersebut nihil..“Kondisi ini sangat merugikan kelompok
Tani.
1
I. Persoalan 1. Terjadinya keraguan pemahaman pada semua bidang di lingkungan
Dinas pertanian atas kegiatan belanja hibah untuk masyarakat yang
disalurkan pada kelompok tani pada tahun anggaran 2018. Apakah
Kelompok Tani itu termasuk Kelompok masyarakat (Pokmas) atau
termasuk Ormas
Jika kedudukan Poktan termasuk pada Ormas, maka salah satu syarat
memperoleh hibah adalah harus berbadan hukum.
Jika kedudukan Poktan termasuk pada kelompok masyarakat
(Pokmas ), maka dalam penyaluran hibah tidak mempersyaratkan
berbadan hukum.
2
Kemasyarakatan (Ormas) menurut landasan legal formilnya,
6. Hingga diperoleh pemahaman yang benar dan menyakinkan terhadap
kedudukan kelompok Tani (Poktan), maka semua program kegiatan
belanja hibah di lingkungan Dinas pertanian Kota Serang dari
APBD , akan terus dihilangkan ( Nihil).
Kondisi ini sangat merugikan petani, juga bertentangan dengan
undang undang perlindungan petani serta tidak sesuai dengan
Indikator Kinerja utama Dinas pertnian, yakni untuk melindungi dan
meningkatkan produksi petani dan kesejahteraan petani .
3
- Bab III Pasal 7 angka (1) dan angka (2)
IV. Analisis Dasar Penerima hibah untuk Kelompok Masyarakat Petani (Poktan)
Hukum :
dibedakan atau berbeda dengan Organisasi Kemasyarakatan
(Ormas)
1.
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2013 Tentang
Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
Pengertian Ayat 3 : Petani adalah warga negara Indonesia perseorangan
POKTAN
dan/atau beserta keluarganya yang melakukan Usaha
Tani di bidang tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, dan/ataupeternakan.
Ayat 10 : Kelompok Tani adalah kumpulan Petani/peternak/
pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan,
kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, sumber
daya, kesamaan komoditas, dan keakraban untuk
meningkatkan serta mengembangkan usahaanggota.
2. PERPRES RI Nomor 16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang dan
Jasa Pemerintah.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Presiden ini, yang dimaksud dengan:
Tata cara Ayat 23 : Pengadaan Barang/Jasa melalui Swakelola yang
kegiatan
selanjutnya disebut Swakelola adalah cara memperoleh
pengadaan
barang/ Jasa barang/jasa yang dikerjakan sendiri oleh
Melalui Pokmas
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah, Kementerian/
Lembaga/Perangkat Daerah lain, organisasi
kemasyarakatan, atau kelompok masyarakat.
Pengadaan Ayat 24 : Organisasi Kemasyarakatan yang selanjutnya disebut
barang / Jasa Ormas adalah organisasi yang didirikan dan dibentuk
melalui Ormas oleh masyarakat secara sukarela berdasarkan kesamaan
aspirasi, kehendak, kebutuhan, kepentingan, kegiatan,
dan tujuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan
demi tercapainya tujuan Negara Kesatuan Republik
4
Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
Pokmas Ayat 25 : Kelompok Masyarakat adalah kelompok masyarakat
dibedakan yang melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa dengan
dengan Ormas dukungan anggaran belanja dariAPBN/APBD
BAB IV
PERENCANAAN PENGADAAN
Perencanaan Pengadaan
Pasal 18
Ayat 5 : Perencanaan pengadaan melalui Swakelola meliputi:
a. penetapan tipe Swakelola;
b. penyusunan spesifikasi teknis/KAK;dan
c. penyusunan perkiraan biaya/Rencana
Anggaran Biaya(RAB).
Tipe Swakelola Ayat 6 : Tipe Swakelola sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
huruf a terdiri atas:
a. Tipe I yaitu Swakelola yang direncanakan,
dilaksanakan, dan diawasi oleh
Kementerin/Lembaga/PerangkatDaerah penanggung
jawab anggaran;
b. Tipe II yaitu Swakelola yang direncanakan dan
diawasi oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat
Daerah penanggung jawab anggaran dan
dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat
Tipe III, Daerah lain pelaksanaan Swakelola;
swakelola oleh
Ormas c. Tipe III yaitu Swakelola yang direncanakan dan
diawasi oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat
Daerah penanggung jawab anggaran dan
Tipe IV , dilaksanakan oleh Ormas pelaksana Swakelola;atau
swakelola oleh
Pokmas d. Tipe IV yaitu Swakelola yang direncanakan oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah
penanggung jawab anggaran dan/atau berdasarkan
usulan Kelompok Masyarakat, dan dilaksanakan
serta diawasi oleh Kelompok Masyarakat pelaksana
Swakelola.
BAB V
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA
Persiapan Swakelola
Pasal 23
Ayat 3 : Penetapan Penyelenggara Swakelola dilakukan sebagai
5
berikut:
a. Tipe I Penyelenggara Swakelola ditetapkan oleh
PA/KPA;
b. Tipe II Tim Persiapan dan Tim Pengawas ditetapkan
oleh PA/KPA, serta Tim Pelaksana ditetapkan oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah lain
Pelaksanaan
pelaksana Swakelola;
Swakelola oleh
Ormas. c. Tipe III Tim Persiapan dan Tim Pengawas ditetapkan
oleh PA/KPA serta Tim Pelaksana ditetapkan oleh
Pelaksanaan
pimpinan Ormas pelaksana Swakelola;atau
Swakelola oleh
Pokmas d. Tipe IV Penyelenggara Swakelola ditetapkan oleh
pimpinan Kelompok Masyarakat pelaksana
Swakelola.
3. PERMENTAN RI nomor 67/PERMENTAN/SM.050/12/2016
TENTANG PEMBINAAN PETANI
Pasal 1
Kelembagaan Ayat 1 : Kelembagaan Petani ditumbuhkembangkan dari, oleh,
Kelompok Tani
dan untuk petani guna memperkuat dan memperjuangkan
kepentingan petani.
Ayat 2 : Kelembagaan Petani sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terdiriatas:
a. Kelompok tani;
b. gabungan kelompok tani;
c. asosiasi komoditas pertanian;dan
d. dewan komoditas pertanian nasional.
4. PERMENDAGRI Nomor 13 tahun 2018 tentang Perubahan Ke Tiga
Atas Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 23 tahun 2011 tentang
Pedoman Pemberian Hib ah Dan Bantuan Sosial Yang Bersumber
dari APBD :
Pasal 4
Lembaga Ayat 1 : Pemerintah Daerah dapat memberikan Hibah kepada:
Penerima Hibah
d). badan, lembaga, dan organisasi kemasyarakatan yang
berbadan hukum Indonesia.
Pasal 6
Hibah untuk Ayat 5 : Hibah kepada badan dan lembaga sebagaimana
Kelompok
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf d diberikan
masyarakat/
Pokmas
6
kepada badan danlembaga:
c). yang bersifat nirlaba, sukarela bersifat sosial
kemasyarakatan berupa kelompok
masyarakat/kesatuan masyarakat hukum adat
sepanjang masih hidup dan sesuai dengan
perkembangan masyarakat, dan keberadaannya diakui
oleh pemerintah pusat dan/atau Pemerintah Daerah
melalui pengesahan atau penetapan dari pimpinan
instansi vertikal atau kepala satuan kerja perangkat
daerah terkait sesuai dengan kewenangannya.
Hibah untuk Ayat 6 : Hibah kepada organisasi kemasyarakatan yang
Ormas
berbadan hukum Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (1) huruf d diberikan kepada
organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum
yayasan atau organisasi kemasyarakatan yang berbadan
hukum perkumpulan, yang telah mendapatkan
pengesahan badan hukum dari kementerian yang
membidangi urusan hukum dan hakasasi manusia sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 7
Persyaratan Ayat 1 : Hibah kepada badan dan lembaga sebagaimana
penerima hibah dimaksud dalam Pasal 6 ayat (5) diberikan dengan
badan dan persyaratan paling sedikit:
lembaga
a. memiliki kepengurusan di daerahdomisili;
masyarakat
bukan Ormas b. memiliki keterangan domisili dari lurah/kepala
desa setempat atau sebutan lainnya;dan
c. berkedudukan dalam wilayah administrasi
Pemerintah Daerah dan/atau badan dan lembaga
yang berkedudukan di luar wilayah administrasi
Pemerintah Daerah untuk menunjang pencapaian
sasaran program dan kegiatan Pemerintah Daerah
pemberiHibah.
Persyaratan Ayat 2 : Hibah kepada organisasi kemasyarakatan sebagaimana
penerima hibah dimaksud dalam Pasal 6 ayat (6) diberikan dengan
untuk Ormas persyaratan paling sedikit:
a. telah terdaftar pada kementerian yang membidangi
urusan hukum dan hak asasi manusia paling
7
singkat 3 (tiga) tahun, kecuali ditentukan lain oleh
peraturan perundang-undangan;
b. berkedudukan dalam wilayah administrasi
Pemerintah Daerah yang bersangkutan;dan
c. memiliki sekretariat tetap di daerah yang
bersangkutan.
8
sekurang-kurangnya 3 tahun, kecuali ditentukan lain
oleh peraturanperundang-undangan;
b. berkedudukan dalam wilayah administrasi dan/atau
memiliki wilayah kerja di Kota Serang:
c. memiliki sekretariat tetap.
V. Kesimpulan
1. Kelompok tani ( Poktan) bukan bagian /bukan termasuk dari Ormas.
( Jawaban Akan tetapi Kelompok Tani (Poktan) adalah bagian / termasuk ke
terhadap
dalam kelompok masyarakat. (Pokmas)
Pertanyaan
Dasar) 2. Maka , Persyaratan Penerima hibah dari Pokmas berbeda dengan
Penerima hibah Ormas
Hibah untuk Kelompok masyarakat dalam hal ini Poktan , tidak
mempersyaratkan berbadan hukum,
Sedangkan hibah untuk Ormas wajib/ mempersyaratkan
berbadan hukum
Serang, September 2018
9
TELAAH STAFF
PENJELASAN KEDUDUKAN KELOMPOK TANI SELAKU PENERIMA HIBAH
YANG BERSUMBER DARI APBN/APBD DI LINGKUNGAN DINAS PERTANIAN
KOTA SERANG
(MENURUT PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU)
10
Surat pengantar Kadis
Telaah staf tentang kedudukan Kelompok Tani selaku penerima hibah dari APBN/APBD
11
12