Anda di halaman 1dari 39

KATA PENGANTAR

Laporan Kegiatan Seksi Kesehatan Hewan & Kesehatan Masyarakat


Veteriner (Keswan & Kesmavet) Tahun 2020 merupakan hasil kegiatan yang
telah dilaksanakan pada tahun tersebut sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA) Dinas Pertanian Kota Serang Tahun Anggaran 2020 dan
Kegiatan yang berkaitan dengan Tugas Pokok dan Fungsi. Kegiatan tersebut
mengacu pula kepada Renstra Dinas Pertanian, agar pada pelaksanaannya
dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan.
Kegiatan Seksi Kesehatan Hewan & Kesehatan Masyarakat Veteriner
Tahun 2020 saat pandemi Covid-19 mengalami perubahan baik dalam bentuk
anggaran maupun kegiatan, pertemuan pembinaan yang biasanya dilakukan
dihilangkan walapun demikian diharapkan target kegiatan dapat tercapai, tidak
seluruhnya tupoksi Seksi Keswan dan Kesmavet tercantum pada DPA Kegiatan
Pemeliharaan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak, terlepas dari itu
Seksi Keswan & Kesmavet tetap melaksanakan kegiatan tupoksi lainnya.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan memberi arah bagi
pelaksanaan kegiatan berikutnya. Kami sadari masih banyak kekurangannya,
oleh karena itu saran dan masukan yang baik sangat kami harapkan sehingga
dapat memperbaiki kegiatan yang selanjutnya.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar -
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu menyumbangkan pikiran
dan tenaganya dalam pelaksanaan kegiatan di Seksi Keswan dan Kesmavet,
semoga Allah SWT, senantiasa memberikan jalan yang terbaik kepada kita
semua didalam melaksanakan tugas dan pengabdian kepada Agama, Nusa,
Bangsa dan Negara.

Serang, Desember 2020


Kepala Seksi Keswan & Kesmavet,

IRWIN SOPYANUDIN, S.Pt


NIP. 19810602 200902 1 003
DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2. Kedudukan, Tugas dan Fungsi ................................................... 2
1.3. Program dan Kegiatan ........................... .................................... 3
1.4. Capaian dan Hasil Kegiatan ........................................................ 3

II. PELAKSANAAN ................................................................................... 4


2.1. Pelaksanaan Kegiatan DPA ......................................................... 4
2.2. Pelaksanaan Kegiatan Lainnya ................ ................................... 7

III. MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH ......................................... 31


3.1. Masalah ……………….................................................................. 31
3.2. Pemecahan Masalah ................................ ................................... 32

IV. KESIMPULAN DAN SARAN ………………........................................... 33


V. PENUTUP …………………..……………….......................... ................. 34

LAMPIRAN ................................................................................. ................ 35

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kesehatan hewan (KESWAN) adalah segala sesuatu yang berkaitan
dengan hewan yang sehat, lingkungan budidaya yang sehat dan produk hasil
hewan/ ternak yang sehat untuk dikonsumsi manusia dan hewan. Hewan sehat
adalah hewan yang tidak sakit dengan status kesehatannya adalah bebas dari
penyakit baik yang bersifat menular ataupun tidak (metabolic disease), bebas
dari penyakit yang bersifat zoonosis (dapat menular kemanusia), Kesehatan
Masyarakat Veteriner (KESMAVET) adalah segala urusan yang berusuhan
dengan bahan-bahan yang berasal dari hewan yang secara langsung atau tidak
langsung mempengaruhi kesehatan manusia (PP Nomor 95 Tahun 2012
tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan Hewan), tidak
mengandung bahan-bahan yang dapat merugikan kesehatan manusia yang
mengunakan food animal sebagai bahan pangan dan hewan sehat akan
mampu berproduksi dengan optimum dalam bentuk daging, susu, telur, wol,
tenaga kerja dan sebagainya.
Laporan Kegiatan tahun anggaran 2020 Seksi Keswan dan Kesmavet,
disusun berdasarkan pasal 3 Undang – Undang Nomor 3 Tahun 1999,
menyebutkan bahwa asas-asas umum meliputi asas kepastian hukum, asas
penyelenggaraan negara, asas keterbukaan, asas proporsionalitas dan asas
akuntabilitas. Undang-Undang menjelaskan bahwa asas akuntabilitas, adalah
asas yang menentukan bahwa setiap hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan
pemerintah harus dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat atau
rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara, sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Laporan Kegiatan ini juga disusun berdasarkan Peraturan Presiden nomor
29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah bahwa
setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan negara,
berkewajiban mempertanggung jawabkan tugas pokok dan fungsinya serta

1
kewenangan pengelolaan sumber daya dan kebijakan yang dipercayakan
kepadanya berdasarkan tolok ukur perencanaan strategis.
Laporan Kegiatan Seksi Keswan dan Kesmavet Tahun Anggaran 2020 ini
merupakan rangkuman kegiatan yang dilaksanakan selama satu tahun
anggaran, yaitu dari bulan Januari 2020 sampai dengan 31 Desember 2020.

1.2. Kedudukan, Tugas dan Fungsi


Berdasarkan Peraturan Walikota Serang Nomor 22 Tahun 2017 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas
Pertanian, Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner
mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Bidang
Peternakan yang berkenaan dengan kesehatan hewan dan kesehtan
masyarakat veteriner.
Dalam pelaksanaan Uraian tugasnya Seksi Kesehatan hewan dan
kesehatan masyarakat Veteriner memiliki fungsi meliputi :
a. melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Kesehatan Hewan dan
Kesehtan Masyarakat Veteriner berdasarkan tugas, permasalahan dan
regulasi sebagai bahan penyusunan Rencana Strategis serta Rencana
Kerja dan Anggaran Dinas;
b. melakukan penyiapan bahan penyusunan konsep kebijakan, pedoman
dan petunjuk teknis yang berkaitan dengan kesehatan hewan dan
kesehtan masyarakat veteriner;
c. melakukan koordinasi penyiapan dan pelaksanaan pembinaan dan
pemberian bimbingan teknis di kesehatan hewan dan kesehatan
masyarakat veteriner;
d. melakukan penyusunan bahan petunjuk teknis pembinaan dan evaluasi
teknis pengembangan alat mesin kesehatan hewan dan kesehatan hewan
dan kesehatan masyarakat veteriner;
e. melakukan penyusunan bahan petunjuk teknis pembinaan dan evaluasi
teknis, serta pengawasan peredaran dan penggunaan obat hewan,
vaksin, sera dan sediaan biologis;

2
f. melakukan penyusunan bahan petunjuk teknis pembinaan dan evaluasi
teknis pengembangan obat hewan, vaksin, sera dan sediaan biologis;
g. melakukan penyusunan bahan petunjuk teknis pembinaan dan evaluasi
teknis pengembangan kesehatan hewan, kesmavet dan kesejahteraan
hewan;
h. melaksanakan penyusunan konsep kebijakan, pedoman, petunjuk teknis
dan pengawasan yang berkaitan dengan pencegahan dan pengendalian
penyakit hewan;
i. melaksanakan pemrosesan dan pemberian keterangan kesehatan hewan
dan keterangan kesehatan produk hewan;
j. mengadakan kegiatan pengamatan, penyidikan, dan epidemiologi
terhadap penyakit hewan;
k. melaksanakan pelayanan dan pengawasan kesehatan hewan dan
kesehatan masyarakat veteriner;
l. melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kegiatan
Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehtan Masyarakat Veteriner; dan
m. melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.

1.3. Program dan Kegiatan


Seksi Keswan dan Kesmavet membantu Bidang Peternakan dalam
pelaksanaan Program Peningkatan Produksi Dan Bina Usaha Peternakan
dengan Kegiatan Pemeliharaan Kesehatan Dan Pencegahan Penyakit Menular
Ternak.

1.4 Capaian dan Hasil Kegiatan


Capaian dan Hasil yang ingin dicapai pada Kegiatan Pemeliharaan
Kesehatan Dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak. Seksi Keswan dan
Kesmavet pada Tahun Anggaran 2020 adalah terpeliharanya kesehatan hewan
dan Kesehatan masyarakat veteriner di Kota Serang dengan capaian
penanganan kasus penyakit hewan 100% diharpakan dapat tercapai dengan
pengadaan obat – obatan dan sarana dan prasarana penunjang kegiatan serta
pelaksanaan pengawasan dan pembinaan kegiatan keswan dan kesmavet.

3
BAB II
PELAKSANAAN

2.1. Pelaksanaan Kegiatan DPA


2.1.1 Ruang Lingkup Kegiatan
Berdasarkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Ruang lingkup
kegiatan Pemeliharaan Kesehatan Dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak.
Seksi Keswan dan Kesmavet pada Tahun Anggaran 2020, secara umum
meliputi :
1. Pengadaan obat - obatan hewan
2. Pengadaan bahan laboratorium untuk sampel hewan
3. Belanja pengambilan dan uji sampel PAH (Pangan Asal Hewan)
4. Mengadakan Pertemuan Koordinasi Pengawasan Ante/Post Mortem
Hewan Kurban.
5. Mengadakan Pertemuan Public Awareness Keswan/Kesmavet
6. Pengawasan, Pembinaan dan Monitoring Kesehatan Hewan dan
Kesehatan Masyarakat Veteriner.
Dengan rincian anggaran sebagai berikut :

4
2.1.2 Refocusing Anggaran Kegiatan
Adanya wabah covid-19 berdampak adanya pengalihan anggaran /
refocusing di setiap kegiatan untuk penanganan covid-19 sesuai Peraturan
Walikota Serang Nomor 58 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kota Serang Tahun Anggaran 2020, kegiatan Pemeliharaan
Kesehatan Dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak yang semula
anggaranya berjumlah Rp 117.000.000,- berubah menjadi Rp. 98.985.000,-
dengan rincian sebagai berikut :
Kode
No Uraian Anggaran
Rekening
1 2 3 4
1 5.2.1.01.02 Honorarium Tim Pengadaan Barang dan Jasa 770,000
2 5.2.2.02.04 Belanja Bahan Obat - obatan 35,698,500
3 5.2.2.02.07 Belanja Bahan Percontohan/Simulasi/Pameran -
4 5.2.2.02.10 Belanja Bahan Baku Tanda Uji 5,300,000
5 5.2.2.02.15 Belanja Bahan Laboratorium/Reagent 15,200,000
6 5.2.2.03.19 Belanja Jasa Pemeriksaan Laboratorium 13,250,000
7 5.2.2.06.01 Belanja Cetak 15,000,000
8 5.2.2.06.03 Belanja Cetak Spanduk -
9 5.2.2.11.02 Belanja Makan dan Minum Rapat -
10 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah 10,766,500
11 5.2.2.27.01 Belanja Jasa Narasumber/Penceramah -
12 5.2.2.29.02 Uang Saku Non PNS -
13 5.2.2.29.05 Uang Tenaga Kerja Lepas 3,000,000
Jumlah 98,985,000

Dengan refocusing anggaran ada beberapa kegiatan pertemuan


dihilangkan karena akan berpotensi menyebabkan penyebaran wabah covid-
19, dengan dihilangkan pertemuan tersebut, khusunya pada kegiatan
pengawasan hewan kurban dilakukan dengan membuat surat edaran ke DKM
di Kota Serang, hal ini tentunya akan sangat berpengaruh terhadap respon
yang dihasilkan, sehingga tetap mengharuskan pengawsan saat ante/post
mortem hewan kurban, yang dilakukan pada lapak penjualan hewan kurban
dan tempat pemotongan hewan kurban.
5
2.1.3. Realisasi Anggaran Kegiatan
Realisasi Anggaran Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit
Menular Ternak Tahun Anggaran 2020 sebesar Rp. 98.955.000,- atau 99,97 %
dengan rincian sebagai berikut :

Kode
No Uraian Anggaran Realisasi Sisa
Rekening
1 2 3 4 5 7
1 5.2.1.01.02 Honorarium Tim Pengadaan Barang dan Jasa 770,000 770,000 -
2 5.2.2.02.04 Belanja Bahan Obat - obatan 35,698,500 35,698,500 -
3 5.2.2.02.07 Belanja Bahan Percontohan/Simulasi/Pameran - - -
4 5.2.2.02.10 Belanja Bahan Baku Tanda Uji 5,300,000 5,300,000 -
5 5.2.2.02.15 Belanja Bahan Laboratorium/Reagent 15,200,000 15,200,000 -
6 5.2.2.03.19 Belanja Jasa Pemeriksaan Laboratorium 13,250,000 13,250,000 -
7 5.2.2.06.01 Belanja Cetak 15,000,000 15,000,000 -
8 5.2.2.06.03 Belanja Cetak Spanduk - -
9 5.2.2.11.02 Belanja Makan dan Minum Rapat - -
10 5.2.2.15.01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah 10,766,500 10,736,500 30,000
11 5.2.2.27.01 Belanja Jasa Narasumber/Penceramah - -
12 5.2.2.29.02 Uang Saku Non PNS - -
13 5.2.2.29.05 Uang Tenaga Kerja Lepas 3,000,000 3,000,000 -
Jumlah 98,985,000 98,955,000 30,000

2.1.4. Belanja Bahan Obat - Obatan dan Bahan Laboratorium / Reagent


Kegiatan Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular
Ternak, pada teriwulan II melakukan pengadaan obat – obatan dalam rangka
pemenuhuan kebutuhan pelayanan kesehatan hewan di Puskeswan Kota
Serang, pengadaan obat – obatan sebesar Rp. 35.698.500 dan bahan
laboratorium/reagent yaitu pengadaan alat uji cepat (rapid test) untuk pengujian
identitas (Babi) dan Rapid Test pengujian Flu Burung/AI (Avian Influeza).
Sebesar Rp. 13.250.000,-. Pengadaan tersebut dilakukan secara Penunjukan
Langsung (PL) oleh PPK Dinas Pertanian yang dilakanakan oleh CV.
Khaghievea Berkah selama 14 hari, telah diselesaikan dengan baik dan telah
sesuai dengan spesifikasi yang diminta oleh PPK. Dalam pengadaan ini telah
mengefesinkan anggaran sebanyak Rp. 1.764.500,- dari pagu anggaran
sebelumnya.

6
2.2. Pelaksanaan Kegiatan Lainnya
Kegiatan lainnya yang dilaksanakan seksi keswan dan kesmavet
merupakan pelaksanaan tugas dan fungsi seksi keswan dan kesmavet dalam
membantu terlaksananya tugas pokok dan fungsi bidang peternakan Dinas
Pertanian Kota Serang.
Seksi Keswan dan kesmavet secara global mempunyai tupoksi membantu
kepala bidang peternakan dalam melakukan penyiapan bahan penyusunan
kebijakan, pelaksanaan, dan pemberian bimbingan teknis serta pemantauan
dan evaluasi di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner
Kegiatan – kegiatan lainnya yang dilaksanakan pada tahun 2020 sesuai dengan
tupoksi seksi keswan kesmavet antara lain :
1. Penerbitan SK Walikota Dokter Hewan Berwenang dan Otoritas
Veteriner.
Dalam rangka melaksanakan pasal 68b angka 4 dan 5 Undang-Undang
Nomor 41 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, maka perlu
menetapkan Keputusan Walikota Tentang Penunjukan Nama – Nama
Dokter Hewan pada Dinas Pertanian Kota Serang Dalam Rangka
Penyelenggaraan Kesehatan Masyarakat Veteriner, serta Pejabat
Otoritas Veteriner diangkat berdasarkan kompetensinya sebagai Dokter
Hewan Berwenang, mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun
2017. Seksi Keswan Kesmavet telah menyelesaikan amanat yang telah
diatur pada undang – undang dan peraturan pemerintah dengan terbitnya
SK Walikota Serang :
 Nomor : 524.3 /Kep.178-Huk/2020 Tentang Penunjukan Dokter
Hewan Berwenang Pada Dinas Pertanian Kota Serang Dalam
Rangka Penyelenggaraan Kesehatan Hewan Dan Kesehatan
Masyarakat Veteriner.
 Nomor : 524.3/Kep.179-Huk/2020 Tentang Pengangkatan Pejabat
Otoritas Veteriner Tingkat Kota Serang
Dengan terbitnya surat keputusan tersebut, dokter hewan
berwenang/pemerintah dan pejabat otoritas veteriner telah legal secara
7
hokum, sehingga memberikan keleluasaan dan kenyamanan dalam
melakukan tindakan atau penangulangan dalam rangka pencegahan dan
pengendalian kegiatan kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat
veteriner.

2. Pembinaan dan Pendampingan Audit NKV (Nomor Kontrol Veteriner)


Sesuai dengan Peraturan menteri pertanian (Permentan) nomor 11 Tahun
2020, tentang Sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner Unit Usaha Produk
Hewan. Sertifikat Nomor Kontrol Veteriner yang selanjutnya disebut
Nomor Kontrol Veteriner (NKV) adalah sertifikat sebagai bukti tertulis yang
sah telah dipenuhinya persyaratan higiene dan sanitasi sebagai jaminan
keamanan produk hewan pada unit usaha produk hewan. Unit Usaha
adalah suatu tempat untuk menjalankan kegiatan memproduksi,
menangani, mengedarkan, menyimpan, menjual, menjajakan,
memasukkan, dan/atau mengeluarkan hewan dan produk hewan secara
teratur dan terus menerus untuk tujuan komersial.
Pelaksanaan dan tata cara penerbitan di atur di permentan di atas, salah
satunya kewenangan dalam penerbitan NKV adalah pejabat Otoritas
Veteriner Provinsi, Dinas daerah kabupaten/kota sebagai Pembina
wilayah sehingga unit usaha bisa diarahkan untuk memperoleh NKV.
Di Kota Serang di Tahun 2020 ini telah dilakukan audit NKV di beberapa
Unit Usaha Produk Hewan antara lain :

1. PT. Rekso Nasional Food (McD Ciceri Serang)


Alamat : Jl. A Yani RT/RW. 002/006, Kel. Sumur Pecung
Kec. Serang Kota Serang.
Nomor NKV : CS 3673040 – 020
Level : I

8
2. PT. Everbright (Gudang Susu)
Alamat : Link. Kelanggaran RT 001/002, Kel. Unyur, Kec.
Serang Kota Serang, Provinsi Banten.
Nomor NKV : ID 3673040 – 176
Level : II

Peninjauan Gudang susu PT. Everbrigt (Produk Susu Foyu)

3. PT. Pusaka Walet Natural Indonesia (Pengolahan Sarang Walet)


Alamat : Kel. Unyur, Kec. Serang Kota Serang, Provinsi
Banten.
Nomor NKV : UCSBW-3671020-002
Level : I

Audit NKV Usaha Pencucian Sarang Burung Walet

9
4. Pengolahan Telur Asin “ASMARA” (Pembinaan)
Alamat : Link. Simangu RT 01/004, Kel. Pageragung, Kec.
Walantaka Kota Serang, Provinsi Banten.
Jenis Usaha : Pengolahan Telur Asin Ternak Bebek
Jumlah Produksi : 500 – 1.000 Butir/minggu

Pembinaan NKV pelaku usaha Telur Asin “ASMARA”)

5. RPH-R Trondol (Pendampingan Pembinaan Ditjen Kesmavet RI)


Alamat : Jl. Raya Warung Jaud, Kel. Trondol, Kec. Serang
Kota Serang, Provinsi Banten.
Jenis Usaha : Rumah Potong Ruminansia Besar
Jumlah Produksi : 15 – 20 Ekor/hari

Pembinaan NKV RPH-R Trondol Kota Serang)

10
3. Pengawasan dan Pengambilan Sampel Pangan Asal Hewan (PAH).
Pangan asal hewan berupa daging, telur, dan susu merupakan protein
hewani yang mengandung asam amino essensial yang tidak dapat diganti
dengan protein nabati atau protein sintetis lainnya, sehingga sangat
bermanfaat bagi pertumbuhan, kesehatan, dan mencerdaskan. Namun
demikian, pangan asal hewan merupakan bahan pangan yang mudah
rusak dan memiliki potensi bahaya bagi makhluk hidup dan lingkungan
karena mudah tercemar secara fisik, kimiawi, dan biologis sehingga dapat
membahayakan keselamatan hidup manusia, hewan, tumbuhan dan
lingkungan serta mengganggu ketentraman batin masyarakat termasuk
kehalalan. Kekhawatiran masyarakat terhadap jaminan keamanan pangan
asal hewan yang beredar di masyarakat senantiasa ada, dan bisa
menurun atau meningkat sesuai kondisi perkembangan berita di
lapangan. Kriteria pangan asal hewan yang berkualitas baik adalah
aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH) yang berarti bahan tersebut harus
bebas dari kontaminasi bahan berbahaya dan mempunyai nilai gizi yang
cukup tinggi, serta memberikan keamanan bagi konsumen. Aman berarti
tidak mengandung penyakit dan residu, serta unsur lain yang dapat
menyebabkan penyakit dan mengganggu kesehatan manusia. Sehat
berarti mengandung zat-zat yang berguna dan seimbang bagi kesehatan
dan pertumbuhan tubuh. Utuh berarti tidak dicampur dengan bagian lain
dari hewan tersebut atau dipalsukan dengan bagian dari hewan lain. Halal
berarti disembelih dan ditangani sesuai dengan syariat agama Islam.

Pengawasan Daging Beku dan Daging Segar di Pasar Rau

11
Pada Tahun 2020 Seksi Keswan dan Kesmavet dan UPTD Puskeswan
dan Kesmavet, telah melaksanakan pengawasan dan pembinaan Pangan
Asal Hewan, yang dilakukan di Pasar Tradisonal (Pasar Rau dan Pasar
Lama), Pasar Modern (Hypermart, Giant Extra dan Transmart Carrefour)
dan RPH-R Trondol, telah mengambil sampel sebanyak 30 sampel yang
terdiri dari :
 Daging Ayam 10 Sampel (pengujian yang dilakukan, TPC,
Salmonella, Residu Antibiotik dan E.Coli).
 Daging Sapi 10 Sampel (pengujian yang dilakukan, TPC dan Residu
Antibiotik).
 Daging Sapi 10 Sampel pemotongan di RPH-R Trondol (pengujian
yang dilakukan, TPC dan E.Coli).
Kemudian sampel dibawa ke laboratorium UPTD Pelayanan dan
Pengujian Veteriner Dinas Pertanian Provinsi Banten untuk dilakukan
pengujian.

Pengawasan dan Pembelian Sampel PAH di Pasar Rau

Pengawasan dan Pembelian Sampel PAH di Pasar Modern/Supermarket

12
Selain pengujian melalui Laboratorium UPTD PPV Dinas Pertanian
Provinsi Banten, Seksi Keswan & Kesmavet bersama UPTD Puskeswan
melakukan pengujian formalin dan pengujian spesies (pemeriksaan
kontaminasi kandungan daging babi pada PAH).
Pengujian Sampel Formalin dan Spesies Tahun 2020
Jml Pengujian
No Jenis PAH Asal Sampel
Sampel Formalin Spesies
1 Daging Ayam Pasar Rau 5 Negatif
2 Daging Ayam Pasar Taman Sari 5 Negatif
3 Daging Ayam Pasar Lama 3 Negatif
4 Daging Sapi Pasar Rau 5 Negatif
5 Daging Sapi Pasar Taman Sari 5 Negatif
6 Daging Sapi Pasar Lama 3 Negatif
7 Usus Ayam Pasar Rau 5 Negatif
8 Usus Ayam Pasar Taman Sari 3 Negatif
9 Bakso Pasar Rau 10 Negatif Negatif

Pengujian Sampel Formalin dan Spesies di UPTD Puskeswan & Kesmavet

Pengujian – pengujian diatas menggunakan alat uji Test kit Macherey


Nagel MN 91328 Quantofix Formaldehyde (untuk pengujian formalin) dan
Test Kit kesmavet untuk uji spesiesnya dengan Xema pork test kit.
Selama Tahun 2020 tidak ditemukan PAH yang mengandung formalin
maupun yang mengandung daging babi dalam pengawasan PAH di Kota
Serang. Selain melakukan pengawasan dan pengambilan sampel PAH
13
secara berkala, seksi keswan dan kesmavet menugaskan petugas
pendataan palaku usaha PAH, dengan memiliki tugas sebagai penyuluh
higene dan sanitasi pada pelaku usaha PAH khususnya di pasar
tradisional, diharpkan dengan adanya petugas yang melakukan
pendataan dan pengawasan dapat memperbaiki kualitas PAH yang lebih
baik. (data pendataan terlampir)

Petugas Pendataan dan pengawasan Unit Usaha PAH

4. Pendataan dan Pengawasan Unit Usaha Obat Hewan


Berdasarkan amanat UU Nomor 18 tahun 2009 Juncto UU Nomor 41
tahun 2014 tentang Perubahan atas UU Nomor 18 tahun 2009 tentang
Peternakan dan Kesehatan Hewan Pasal 50 Ayat 3 yang menyatakan
bahwa Pembuatan, penyediaan, peredaran, pengujian obat hewan harus
dilakukan di bawah pengawasan otoritas veteriner dan Peraturan Menteri
Pertanian Nomor 74/Permentan/Ot.140/12/2007 tentang Pengawasan
Obat Hewan Pasal 7 ayat 2, maka Pemerintah Daerah Kota Serang

14
sesuai dengan kewenangannya melakukan pengawasan peredaran obat
hewan.
Dengan dasar hal tersebut dan maraknya obat hewan illegal (tidak
terdaftar) dan kada luarsa, serta penggunaan obat hewan yang tidak
terkontrol, Seksi Keswan dan Kesmavet Dinas Pertanian Kota Serang
melakukan pengawasan peredaran obat hewan di pet shop dan Poultry
Shop yang ada di wilayah Kota Serang.

Poultry Shop dan Pet Shop di Kota Serang

Pengawasan obat hewan harus terus dilakukan, karena apabila tidak tepat
dapat memberikan kerugian bagi penggunanya yaitu hewan, manusia dan
lingkungannya. Kerugian bagi pengguna berupa pemborosan biaya dan
waktu serta tujuan pengobatan tidak tercapai. Dampak bagi hewannya
antara lain dapat menyebabkan resistensi, keracunan dan kematian.
Sedangkan bahaya bagi manusia dan lingkungan antara lain residu,
resistensi kuman, dan pencemaran lingkungan.
Sebagai usaha untuk menekan kerugian – kerugian yang dapat
ditimbulkan akibat kondisi tersebut ditengah arus perdagangan yang
meningkat dengan banyaknya pet shop dan poultry shop sebagai pihak
yang ikut menyediakan kebutuhan akan obat hewan dalam rangka
penanggulangan penyakit hewan, maka Dinas Pertanian Kota Serang
membentuk petugas pengawas unit usaha obat hewan sangat fokus pada
tugas pengawasan obat hewan tersebut.

15
Pengawasan ini sangat penting dilakukan karena penggunaan obat –
obatan dalam usaha peternakan hampir tidak dapat dihindarkan karena
ternak harus berproduksi secara optimal.

Petugas Pendataan dan pengawasan Unit Usaha Obat Hewan

Petugas juga memberikan informasi kepada pemilik selaku penjual obat


hewan tentang tata cara penyimpanan obat hewan. Pengawasan
dilakukan agar mencegah terjadinya berbagai bentuk penyimpangan mutu
atau kualitas obat hewan. Kegiatan monitoring juga dilakukan untuk
melihat apakah obat yang beredar adalah obat yang legal (teregistrasi)
dan memang obat dengan jenis obat yang bebas diperjual belikan tanpa
harus menggunakan resep dokter hewan.
Hasil dari kegiatan ini diharapkan peredaran obat hewan yang tidak
memenuhi standar dan telah telah kadaulwarsa dapat terkendalikan
sehingga hewan masyarakat terbebas dari penyakit yang disebabkan oleh
obat yang tidak memenuhi kriteria untuk beredar di pasaran.

16
5. Kegiatan Vaksinasi Rabies Bersama dengan UPTD. Puskeswan dan
Kesmavet
Rabies adalah penyakit akibat virus yang ditularkan melalui air liur hewan
yang terinfeksi virus rabies. Penyebaran penyakit ini terjadi melalui gigitan
cakaran, atau air liur yang masuk melalui luka atau lapisan mukosa.
Penyakit ini merupakan penyakit Zoonosis yaitu penyakit yang dapat
menular ke manusia. Hewan penular Virus rabies adalah: anjing, kucing,
musang, kera / monyet, dan kelelawar.
Saat hewan pembawa rabies menggigit manusia, virus mulai menyerang
dengan memasuki pembuluh darah dan menyebar di dalam tubuh.
Setelah itu, secara perlahan virus akan mencapai otak dan
menggandakan diri dengan cepat. Hal itu kemudian menjadi pemicu
terjadinya peradangan berat pada otak dan saraf tulang belakang.
Peradangan ini bisa berisiko dan berpotensi menyebabkan kematian pada
orang yang terinfeksi.

Anjing, Musang dan Kucing adalah salah satu Hewan Penular Rabies

Berkaitan dengan pencegahan penyakit rabies tersebut, Tim Vaksinasi


Rabies (UPTD. Puskeswan dan Kesmavet dan Seksi Keswan dan
Kesmavet) melaksanakan vaksinasi rabies pada HPR (Hewan Penular
Rabies) di Kota Serang. Tim Vaksinasi Rabies terdiri dari : Kepala UPTD
Puskeswan dan Kesmavet (drh. Ratna Suryaningrum, MM), Kepala Seksi
Kesehatan Hewan dan Kesmavet (Irwin Sopyanudin, S.Pt), Kepala UPTD
RPH Trondol (drh. Yance Ixwantoro), Petugas Medik dan Paramedik

17
Veteriner (drh. Aldila Nutriana, drh. Nurmaulida Hasanah, Anto Setiawan,
A.Md dan Fatmawati, S.Si).

Tim Vaksinasi Rabies

Pelaksanaan vaksinasi rabies di Kota Serang dilaksanakan dengan cara


mendatangi satu persatu rumah warga dan membuat beberapa
titik/tempat terdekat dengan rumah-rumah pemilik HPR sehingga pemilik
HPR tidak terlalu jauh membawa HPRnya untuk di vaksinasi. Sehubungan
dengan kondisi pandemi covid – 19, pelaksanaan vaksinasi dilakukan
dengan menerapkan protokol Kesehatan. Vaksinasi berjalan lancar,
pemilik HPR sangat antusias melakukan vaksinasi pada HPR nya.

18
Pada kesempatan tersebut, disampaikan bahwa pelaksanaan vaksinasi
rabies rutin setiap tahun dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Kota Serang
tanpa dipungut biaya apapun (gratis), diharapkan pemilik HPR untuk
selalu melakukan vaksinasi rabies pada HPR nya untuk mencegah
penularan penyakit rabies, karena penyakit rabies ini sangat berbahaya
dapat menyebabkan kematian pada manusia, dihimbau juga agar setiap
HPR peliharaannya terutama anjing, untuk memeliharanya di dalam
kandang tidak dibiarkan berkeliaran.
Pada akhir kegiatan tak lupa diingatkan juga jika terjadi kasus gigitan
oleh HPR (Anjing, Kucing, musang, monyet) agar segera melaporkan
Dinas Pertanian Kota Serang, Kepada pemilik HPR yang tidak sempat
melakukan vaksinasi pada saat kegiatan vaksinasi rabies dilaksanakan,
dapat menghubungi petugas di Puskeswan. Kami menyadari dengan
segala keterbatasan di masa pandemi covid – 19, kegiatan vaksinasi ini
belum optimal dilaksanakan, semoga kedepan dapat lebih baik lagi dalam
pelaksanaannya.

6. Pengambilan sampel obex sapi import untuk uji bebas BSE di BBVet
Subang Kementan RI

Penyakit sapi gila atau Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE) memiliki


sinonim Mad cow dan sapi gila merupakan penyakit syaraf pusat sapi
berupa kelainan degenerasi sel syaraf sapi dewasa hingga jaringan otak
mengalami perubahan mirip spons (spongiform), Penyakit ini tidak
ditularkan dari seekor sapi terinfeksi ke sapi lain yang sehat. Sapi yang
terinfeksi BSE disebabkan oleh konsumsi bahan pakan yang mengandung
“Prion” yaitu molekul protein tubuh hewan yang telah berubah konfigurasi
asam amino dan menyebabkan kerusakan pada susunan syaraf pusat
individu yang terinfeksi. Individu yang terinfeksi ditandai dengan
perubahan tingkah laku mulai dari ketakutan hingga bentuk agresif,
hilangnya koordinasi, tidak mampu bangun, dan diikuti dengan kematian.

19
BBVet Subang Kementan RI, berdasarkan tugas dan fungsi pokok
sebagai pelaksana penyidikan, pengujian veteriner dan pengembangan
teknik serta metoda penyidikan dan pengujian veteriner, meminta
pengambilan sampel otak sapi impor yang di potong di RPH untuk
pengujian penyakit BSE. Seksi keswan dan kesmavet bersama UPTD
Puskeswan melakukan pengambilan sampel obex tersebut sebanyak 60
sampel. Hasil dari pengujian yang dilakukan BBVet Subang tidak
ditemukan penyakit BSE pada ternak sapi impor yang ada di RPH-R
trondol (data hasil pengujian terlampir).

Petugas pengambil sampel obex

7. Respon Penyakit Zoonosis


Penyakit zoonosis adalah jenis penyakit yang penularannya berasal dari
hewan ke manusia atau sebaliknya. Contoh zoonosis yang penularannya
berasal dari hewan ke manusia salah satunya adalah Avian Influenza (AI)/
flu burung, Rabies, Flu Burung, Antraks, Leptospirosis, Pes dan
sebagainya bersifat sporadis sehingga diperlukan respon cepat agar
setiap kejadian tidak meluas.
Respon cepat terhadap laporan Penyakit Hewan Menular Strategis
(PHMS) tidak bisa hanya dilakukan oleh pihak bidang kesehatan hewan,
tetapi adanya kolaborasi yang bersinergi antara bidang kesehatan hewan
dan bidang kesehatan manusia serta bidang kesehatan lingkungan,
dengan tujuan yang sama yaitu kesehatan manusia, hewan dan
lingkungan dengan istilah One Health.

20
One Health ini merupakan aktivitas global yang penting berdasarkan
konsep bahwa kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan atau
ekosistem bersifat saling bergantung satu sama lain atau interdependen.
Sehingga tenaga profesional yang bekerja dalam satu lingkup area
tersebut, dapat memberikan pelayanan yang terbaik dengan cara, saling
berkolaborasi untuk mencapai pemahaman yang lebih baik. Dimana
dalam hal ini mengenai semua factor yang terlibat dalam penyebaran
penyakit, kesehatan ekosistem, serta kemunculan patogen baru dan agen
zoonotik, juga kontaminan dan toksin lingkungan yag dapat menyebabkan
morbiditas dan mortalitas substansial, serta berdampak pada
pertumbuhan sosioekonomik, termasuk pada Negara berkembang.
Karena peran dan pengaruh onehealth sangat penting bagi masyarakat,
lingkungan maupun makhluk hidup lainnya.
Bidang Kesehatan Hewan/Dinas Pertanian dan Bidang Kesehatan
Manusia/Dinas Kesehatan di Kota Serang sudah menjalin hubungan yang
baik, khusunya penanganan kasus penyakit zoonosis, saling memberikan
laporan dan bekerjasama agar kejadian tidak meluas atau tidak
menularkan khusunya pada manusia.
Tahun 2020 Dinas Pertanian Seksi Keswan dan Kesmavet menerima
laporan gigitan HPR sebagai berikut :
LOKASI JENIS HASIL
NO NAMA KORBAN UMUR (THN) ALAMAT TGL PENGGIGITAN
LUKA HPR KARANTINA
1 Rohmat 40 Kel Margaluyu Kec. Kasemen 27 Maret 2020 Kaki kanan Anjing Sehat

Ling. Kemang Kel. Serang Kec.


2 Matin alhadist 35 14 Oktober 2020 kaki kiri Anjing Sehat
Serang
Komp. Korem Cilaku Blok G1
3 Helda Febriana Pakpahan 20 22 Agustus 2020 Tangan Kiri Anjing Sehat
No. 17, Kel. Curug, Kec. Curug

Seksi Keswan dan Kesmavet bersama UPTD. Puskeswan melakukan


investigasi ke lokasi kasus gigitan HPR (korban dan HPR) untuk mencari
data kronologis kasus gigitan HPR secara detail (pemilik HPR, status
vaksinasi HPR, system pemeliharaan, silsilah/asal usul HPR, tingkah laku
HPR, lokasi gigitan, tanggal kejadian) dan data lainnya yang diperlukan.

21
Serta melakukan karantina hewan selama 14 hari untuk memastikan
hewan tersebut apakah memiliki penyakit rabies.

Petugas respon terhadap gigitan HPR di Kel. Margaluyu Kec. Kasemen

Selain gigitan HPR di Tahun 2020 juga ada laporan kematian unggas
yang dicurigai Flu Burung. Seksi Keswan dan Kesmavet bersama UPTD.
Puskeswan melakukan investigasi ke lokasi kasus untuk mencari data
kronologis kematian unggas secara detail dan melakukan uji cepat / rapid
test pada bangkai unggas untuk memasikan apakah unggas tersebut mati
karena flu burung.

Petugas respon terhadap kasus kematian ayam kampong di Kel Cipocok Jaya

Tahun 2020 laporan kasus kematian unggas menurun, hal ini bisa
disebabkan masyarakat tidak lagi melaporkan setiap kejadian kematian
unggas dan sudah dianggap tidak berbahaya, sehingga tetap dibutuhkan
petugas dalam public awearness kepada masyarakat.

22
8. Koordinasi lalu lintas hewan dan PAH di Balai Karantina Kelas II
Cilegon
Kota Serang sebagai ibu Kota Provinsi Banten yang letaknya merupakan
jalur lalu lintas antar pulau jawa dan Sumatra, seiring meningkatnya lalu
lintas hewan maupun PAH (Pangan Asal Hewan) sehingga perlu adanya
koordinasi antar steakholder di bidang pengawasan kesehatan hewan dan
kesehatan masyarakat veteriner, hal ini untuk menjamin keamanan PAH
dan resiko masuknya penyakit hewan, khusunya penyakit zoonosis, untuk
itu Dinas Pertanian Kota Serang Bidang Peternakan mengadakan
kunjungan koordinasi ke Balai Karantina Kelas II Cilegon, dalam rangka
peningkatan koordinasi lalu lintas ternak/hewan dan adanya dugaan
pemasokan daging celeng di wilayah Kota Serang, dengan adanya
koordinasi diharapkan jalinan hubungan kerja lebih meningkat sehingga
dapat mewujudkan tujuan bersama adanya pengawasan yang
berkesinambungan.

Koordinasi ke Balai Karantina Kelas II Cilegon

9. Pengeluaran surat keterangan ijin peraktek dokter hewan


Pada hakekatnya upaya kesehatan, termasuk kesehatan hewan,
merupakan tanggungjawab bersama. Oleh sebab itu Pemerintah perlu
mengatur penyelenggaraan pelayanan kesehatan hewan, termasuk
pelayanan jasa medik veteriner sebagai bagian integral dari system
kesehatan hewan nasional untuk sebesar-besarnya kesejahteraan
manusia, derajat kesehatan hewan, serta keharmonian pelestarian
lingkungan.

23
Berdasarkan amanat UU Nomor 18 tahun 2009 Juncto UU Nomor 41
tahun 2014 dan permentan nomor 3 tahun 2019 tentang pelayanan jasa
medik veteriner, bahwa tenaga kesehatan hewan yang melakukan
pelayanan kesehatan hewan wajib memiliki surat izin praktik kesehatan
hewan yang dikeluarkan oleh bupati/walikota disertai dengan surat
permohonan dan sertifikat kompetensi dari organisasi profesi kedokteran
hewan.
Oleh karena itu Dinas Pertanian Bidang Peternakan Seksi Keswan dn
Kesmavet sebagai dinas teknis membantu memberikan surat keterangan
dalam permohonan surat ijin praktek dokter hewan.

Kunjungan ke lokasi pemohon ijin praktek dokter hewan mandiri

10. Pengawasan dan Pemeriksaan Hewan Kurban


Pelaksanaan kurban Hari Raya IduI Adha 1441 H (2020 M) telah diatur
dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 114/Permentan/
PD.410/9/2014 tentang Pemotongan Hewan Kurban. Mengingat saat ini
dalam situasi bencana nonalam wabah Corona Virus Disease (COVID-19)
dihimbau agar kegiatan kurban memperhatikan protokol kesehatan untuk
pencegahan penularan atau penyebaran COVID-19 yang telah ditetapkan
oleh Pemerintah maupun pemerintah daerah sesuai dengan petunjuk
pada Surat Edaran Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kementrian Pertanian RI Nomor : 008/SE/PK.320/F/06/2020 dan Surat
Edaran dari Dinas Pertanian Provinsi Banten Nomor : 524/876-
Distan/2020 tentang Pelaksanaan Kegiatan Kurban dalam Situasi Wabah
Bencana Nonalam Corona Virus Desease (Covid-19).

24
Pemerintah Kota Serang melalui Dinas Pertanian Bidang Peternakan telah
membuat Surat Edaran Nomor 524/568 - Distan/VI/2020 TENTANG
PELAKSANAAN KEGIATAN KURBAN DALAM SITUASI WABAH
BENCANA NONALAM CORONA VIRUS DISEASE (COVID-19)
Dalam upaya jaminan keamanan dan kelayakan daging kurban serta
untuk menjaga hewan qurban agar sehat dan bebas dari penyakit hewan
menular serta daging hewan qurban aman, sehat, utuh dan halal (ASUH).
Dinas Pertanian Kota Serang melakukan langkah – langkah sebagai
berikut :
 Membuat Surat edaran kurban yg telah di sebar ke DKM, Kecamatan,
Dewan Mesjid Indonesia (DMI) & MUI Kota serang.
 Pembuatan tim pemeriksaan & pengawasan hewan kurban di lapak
penjualan sebanyak 4 Tim (dengan jumlah personil 19 orang).
 Pembuatan Media Informasi, brosur, leaflet kurban & kalung sehat
untuk penandaan hewan kurban yang sehat.
 Koordinasi pengawasan dengan Distan provinsi Banten & PDHI
Banten untuk menambah wilayah pemeriksaan.
 Pembuatan tim pemeriksaan & pengawasan pemotongan hewan
kurban.

Alur Pemeriksaan Hewan Kurban oleh Tim Kesehatan Hewan

25
Pemeriksaan Hewan Kurban oleh Tim Kesehatan Hewan di Lapak Penjualan

DATA JUMLAH LAPAK DAN HEWAN KURBAN TERPERIKSA

900 829 829

800 717
JUMLAH HEWAN KURBAN

700 LAPAK
600 558
SAPI
481
500 KERBAU
400 DOMBA
300 215 KAMBING
179 172
200 115
137
101
62 62
100 31 22 25 36 21 34 26
17 13 7 8 7 2 0 18 12 2
0
SERANG CIPOCOK JAYA CURUG TAKTAKAN WALANTAKA KASEMEN

KECAMATAN

26
Hasil pemeriksaan kesehatan hewan di lapak penjualan menemukan hal –
hal sebagai berikut :
 Sakit Mata : 47 ekor pada ternak domba.
 Orf/bewel : 22 ekor pada ternak domba dan 11 ekor pada ternak
kambing.
 Kaki Pincang : 1 ekor pada ternak domba (akibat transportasi).
 Luka luar : 1 ekor pada ternak sapi.
 Pilek/flu : 3 ekor pada ternak kambing.
 Radang Penis : 1 ekor pada ternak domba.
 Cacat/Mata buta : 1 ekor pada ternak domba.
 Pada Domba Umur kurang dari 1 thn ± ada 65 ekor pada Sapi Kurang
dari 2 Tahun ± ada 17 ekor
Secara keseluruhan hasil pemeriksaan kesehatan hewan di lapak
penjualan hewan kurban dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Tidak ditemukan penyakit hewan yang dapat menular ke manusia
(zoonosis) seperti antrax.
b. Hewan Kurban Yang Sakit Telah di Obati dan Dipisahkan untuk tidak
dijual sebelum Sehat Kembali.
c. Secara Mayoritas Hewan Kurban yang di Jual di Kota Serang, Layak
dan SEHAT untuk dijadikan Hewan Kurban.
d. Dengan Keterbatasan SDM, tidak Semua Lapak Penjualan Hewan
Kurban dapat terperiksa.

Pemotongan hewan kurban pada umumnya masih dilakukan secara


tradisional, serba darurat, apa adanya, dan kurang memperhatikan aspek
higiene- sanitasi, kesejahteraan hewan, dan kesehatan lingkungan serta
aspek zoonosis. Tingginya kesadaran dan niat berkurban penduduk
Muslim di Indonesia menyebabkan jumlah pemotongan hewan kurban
setiap tahunnya meningkat yang diikuti dengan munculnya tempat-tempat
pemotongan hewan darurat seperti halaman masjid, halaman sekolah,
pinggir jalan, lapangan, dan tempat-tempat terbuka lainnya.
Dalam upaya jaminan keamanan dan kelayakan daging kurban pada
pelaksanaan Hari Raya Idul Adha 1441 H/2020 M serta untuk menjaga
hewan qurban agar sehat dan bebas dari penyakit hewan menular serta

27
daging hewan qurban aman, sehat, utuh dan halal (ASUH), dalam
Siatuasi Wabah Bencana Nonalam Covid-19, Pengawasan Pelaksanaan
Penyembelihan hewan kurban Dinas Pertanian Kota Serang melalui
Bidang Peternakan, UPTD. Keswan & Kesmavet, UPTD. RPH Terondol
dan bekerjasama dengan Dinas Pertanian Provinsi Banten, PDHI
cabang Banten I, Para penyuluh pertanian melaksanakan
pemantauan/pengawasan pemotongan kurban di mesjid dan lingkungan
yang berdekatan dengan domisili masing-masing.
Pelaksanaan kurban pada tahun 2020 berbeda seperti tahun-tahun
sebelumnya. Pasalnya, pelaksanaan pada tahun ini berada di tengah
pandemi Covid-19 dengan mempertimbangkan situasi new normal. Pada
masa new normal ini, masyarakat harus patuh terhadap protokol
kesehatan untuk melakukan tindakan pencegahan. Misalnya rajin cuci
tangan pakai sabun, atau menggunakan hand sanitizer, menerapkan etika
batuk/pakai masker, meningkatkan daya tahan tubuh, menjaga jarak dan
menghindari kerumunan. Langkah – langkah pemtongan masa pandemi
telah tercantum Surat Edaran Nomor 524/568 - Distan/VI/2020.

28
Tim Pengawasan Hewan Kurban dari Distan Prov. Banten dan PDHI Banten I

Hasil pengawasan hewan kurban di tempat pemotongan menemukan


hal – hal sebagai berikut :
 Pelaksanaan kurban sebagian besar belum memperhatikan hygiene
sanitasi sesuai standar kesmavet dan kesrawan.
 Perobohan sapi/kerbau sebagian besar masih dilakukan tanpa
memperhatikan kesrawan (masih melakukan penarikan ekor, dan
membanting hewan saat pelaksanaan perobohan hewan kurban).
 Ditemukan cacing hati (fasciola hepatica) pada hewan kurban,
domba 26 ekor, kambing 2 ekor, sapi 13 ekor dan kerbau 2 ekor.
 Hemoragi (Pendarahan) pada paru – paru hewan kurban, sapi 3
ekor dan domba 2 ekor.
 Pneumonia (Radang Paru) pada Sapi 1 ekor dan domba 2 ekor.

Tim Pengawasan Hewan Kurban saat pemeriksaan di lokasi pemotongan

29
Tim Pengawasan melaksanakan supervisi pemeriksaan dokumen
kesehatan hewan, melakukan pemeriksaan sebelum (ante mortem)
pemotongan, setelah (post mortem) pemotongan, mengawasi
penyembelihan dan penanganan daging serta jeroan hasil pemotongan
hewan kurban selama Hari Raya Kurban.

DATA JUMLAH PEMOTONGAN HEWAN KURBAN YANG TERLAPORKAN

Kesimpulan hasil pengawasan hewan kurban di lokasi pemotongan hewan


kurban sebagai berikut :
1. Tidak ditemukan penyakit hewan yang dapat menular ke manusia
(zoonosis) pada bagian daging dan organ lainya.
2. Daging Hewan Kurban Aman di Konsumsi, organ (Hati dan Paru-paru)
yang terdapat penyakit, telah di musnahkan oleh tim kesehatan dan
telah diinformasikan kepada Panitia Kurban.
3. Data pemotongan merupakan data yang terlaporkan, untuk
pengawasan di lokasi pemotongan hanya sekitar 30 persen , yang
dilakukan oleh Distan Kota Serang, Distan Provinsi Banten dan
Relawan PDHI Banten.

30
BAB III
MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH

3.1 Masalah
Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi Seksi Kesehatan
Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Bidang Peternakan Dinas
Pertanian Kota Serang, perlu didukung dengan sarana dan prasarana yang
layak dan memadai, sehingga mudah untuk menyelesaikan pekerjaan yang
menjadi tugas rutin sesuai dengan tupoksi. Beberapa masalah yang di hadapi,
antara lain :
1. Belum adanya staf Seksi Keswan dan Kesmavet;
2. Terbatasnya database kasus penyakit atau roadmap yang akan dilakukan
dalam rangka pembebabasan penyakit atau kegiatan kesehatan
masyarakat veteriner;
3. Perlu adanya perbaikan tolak ukur penanganan dan pencegahan penyakit
ternak sebagai indikator kegiatan karena tidak bisa tergambarkan dan
terhitung secara kuantitatif;
4. Terbatasnya personil di lapangan yang bisa membantu untuk pelaksanaan
respon laporan penyakit atau pemantauan pada saat Hari Raya Idul
Qurban terutama yang berlatar belakang teknis kesehatan hewan;
5. Adanya pandemi covid-19 dan recofusing anggaran sehingga adanya
pengurangan anggaran yang menyebabkan kegiatan peningakatan
pengetahuan kepada masyarakat tidak bisa direalisasikan dan adanya
pengurangan kegiatan pengawasan dan pencegahan penyakit menural
ternak
6. Pelaksanaan kegiatan Pemeliharaan Kesehatan Dan Pencegahan
Penyakit Menular Ternak, yang bersumber dari APBD Kota Serang Tahun
Anggaran 2020 belum sesuai dengan rencana operasional kegiatan,
khususnya dalam pengadaan barang dan jasa karena keterlambatan
dalam pemilihan rekanan/pihak ketiga;

31
3.2 Pemecahan Masalah
Memperhatikan beberapa masalah dalam lingkup Seksi Keswan dan
Kesmavet Bidang Peternakan Dinas Pertanian Kota Serang seperti tersebut
diatas, rencana dalam pemecahan masalah tersebut adalah :
1. Koordinasi dengan urusan kepegawaian untuk penempatan staf yang
pada Seksi Keswan dan Kesmavet;
2. Validasi database yang ada, dengan kebutuhan dalam rangka
pembebabasan penyakit atau kegiatan kesehatan masyarakat veteriner;
3. Koordinasi dengan bidang terkait, sehingga tidak berpengaruh terhadap
IKU Dinas Pertanian Kota Serang;
4. Jika penambahan personil blm bisa dilakukan, langkah birikutnya adalah
dengan peningkatan kerjasama dengan steakholder bidang keswan dan
kesmavet yang lainya;
5. Peningkatan KIE kepada masyarakat melalui media digital maupun
elektronik;
6. Tim pengadaan barang dan jasa harus menghilangkan adanya unsur
kepentingan dalam penunjukan langsung sehingga pengadaan barang
dan jasa bisa tepat waktu.

32
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dan saran yang dapat diberikan sebagai upaya tindak lanjut
Seksi Keswan dan Kesmavet pada program kegiatan Tahun Anggran 2021 dan
selanjutnya adalah sebagai berikut :
1. Dengan keterbatasan personil di seksi keswan dan kesmavet, langkah
yang dapat diambil dengan peningkatan koordinasi yang intensif dengan
petugas teknis keswan dan kesmavet di internal dinas misalnya (UPTD.
Puskeswan & Kesmavet, UPTD. RPH-R) dan lintas sektoral, baik yang di
Provinsi maupun Pusat.
2. Mengadakan FGD (Focus Group Discussion) dengan bidang terkait dalam
mengadakan validasi database penyakit yang ada dan penentuan
roadmap seksi keswan dan kesmavet sehingga indicator capaian kegiatan
akan lebih terarah dan terukur.
3. Melakukan kerjasama dan koordinasi dengan bidang ketahanan pangan
tingkat kota serang maupun provinsi, sehubungan dengan pengawasan
produk pangan dan non pangan asal hewan, serta pembinaan Nomor
Kontrol Veteriner (NKV);
4. Melakukan pembentukan dan pembinaan kader keswan dan kesmavet
pada kelompok ternak atau masyarakat untuk membantu
penanganan/laporan kejadian kasus penyakit hewan/ternak.
5. Melakukan pembinaan atau monitoring terhadap surat keterangan
perijinan, pengawasan dan koordinasi dengan dokter hewan yang
melakukan praktek mandiri, pemilik kios obat/petshop, poultry shop,
kelompok ternak dan pelaku usaha PAH dalam rangka menjaga dan
meningkatkan mutu produk pangan asal hewan yang Aman, Sehat, Utuh
dan Halal (ASUH) di pasaran serta pencegahan kasus penyakit menular
ternak.

33
BAB V
PENUTUP

Laporan Kegiatan Seksi Keswan dan Kesmavet Tahun 2020, merupakan


Laporan Hasil Kegiatan yang telah dilaksanakan dari Kegiatan Pemeliharaan
Kesehatan Dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak yang telah ditentukan
pada umumnya dapat direalisaikan sepenuhnya serta pelaksanaan tupoksi
lainnya.
Diharapkan dari hasil evaluasi laporan tersebut, seksi keswan dan
kesmavet dapat merencanakan keberlanjutan program prioritas (spesifikasi
lokasi) dalam pembangunan peternakan dan kesehatan hewan di Kota Serang.
Oleh karenanya, perlu kerjasama dan koordinasi yang baik antara petugas
secara intern Dinas Pertanian Kota Serang maupun dengan instansi terkait,
serta dukungan dana dan sarana/prasarana yang memadai dalam rangka
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
Kami menyadari dari pencapaian – pencapaian kegiatan tersebut masih
bayak kekurangannya sehingga perlu adanya evaluasi menyeluruh untuk
perbaikan dan peningkatan pada kegiatan kerja tahun selanjutnya. Laporan ini
merupakan bahan pertanggung jawaban pelaksanaan kegiatan yang telah
dilaksanakan sebagai acuan indikator pelaksanaan kinerja seksi keswan dan
kesmavet Bidang Peternakan Dinas Pertanian Kota Serang.
Kami Ucapkan Terimaksih kepada pihak yang telah membantu
terlaksananya kegiatan pada seksi keswan dan kesmavet tahun 2020 :
1. Bidang Peternakan (Kepala Bidang Peternakan, Seksi Produksi Peternakan dan
Bina Usaha Peternakan beserta jajarannya).
2. UPTD. Puskeswan dan Kesmavet Kota Serang.
3. UPTD. Rumah Potong Hewan Terondol Kota Serang.
4. Fungsional Pengawas Bibit Ternak.
5. PHL – Dokter Hewan dan Penyuluh Pertanian/Peternakan.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala dan keberkahan atas apa
yang kita kerjakan.

34
LAMPIRAN

35

Anda mungkin juga menyukai