Anda di halaman 1dari 27

i

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

POS PAK CAMAT (Posyandu Penentu Angka Kecukupan Gizi Balita


Terintegrasi Timbangan IoT)

BIDANG KEGIATAN
PKM KARSA CIPTA

Diusulkan oleh:

Muhammad Ikrar Dharda Muharrik NIM.17182016 Angkatan 2017


Muhamad Solahudin NIM.17184047 Angkatan 2017
Dede Kurtubi NIM. 16173028 Angkatan 2016

UNIVERSITAS NUSA PUTRA


SUKABUMI
2018
ii
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Perumusam Masalah ................................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 3
1.4 Luaran yang Diharapkan .......................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Kartu KMS .............................................................................................. 4
2.2 Timbangan .............................................................................................. 3
2.2.1 Timbangan Analog……………………………………………… . 4
2.2.2 Timbangan Digital ……………………. ........................................ 5
2.3 Strain Gauge ............................................................................................ 5
2.4 Modul HX711 .......................................................................................... 5
2.5 Sensor HC-SR04...................................................................................... 5
2.6 NodeMCU ESP6288................................................................................ 5
2.7 Internet of Things (IoT) ........................................................................... 6
2.8 Web Server .............................................................................................. 6

BAB 3 METODE PELAKSANAAN


3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan .............................................................. 7
3.2 Alat dan Bahan ......................................................................................... 7
3.3 Proses Perancangan dan Pembuatan ........................................................ 7
3.4 Tahap Pelaksanaan dan Uji Coba............................................................. 7

BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Anggaran Biaya ....................................................................................... 9
4.2 Jadwal Kegiatan....................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10


LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing ................... 12
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ................................................. 16
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksanadan Pembagian Tugas...... 20
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana .......................................... 21
Lampiran 5. Gambaran Teknologi ............................................................... 22
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU) adalah kegiatan kesehatan dasar
yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas
kesehatan[1]. Konsep Posyandu berkaitan erat dengan keterpaduan. Keterpaduan
yang dimaksud meliputi keterpaduan dalam aspek sasaran, aspek lokasi kegiatan,
aspek petugas penyelenggara, aspek dana dan lain sebagainya[2]. Posyandu
dipandang sangat bermanfaat bagi masyarakat namun keberadaannya di
masyarakat kurang berjalan dengan baik, oleh karena itu pemerintah mengadakan
revitalisasi posyandu[3]. Revitalisasi posyandu adalah upaya pemberdayaan
posyandu untuk mengurangi dampak dari krisis ekonomi terhadap penurunan
status gizi dan kesehatan ibu dan anak [4]. Untuk mengetahui status gizi anak
diperlukan peran aktif dari seorang ibu untuk memeriksakan anaknya di posyandu.
Posyandu direncanakan dan dikembangkan oleh kader bersama Kepala
Desa dan LKMD (Seksi Kesehatan KB dan PKK) dengan bimbingan Tim
Pembina LKMD Tingkat Kecamatan. Jenis kegiatan Posyandu dikenal dengan
Panca Krida Posyandu[5]. Dalam pelayanan Posyandu dilakukan dengan sistem 5
meja yaitu; Tahap 1 : Pendaftaran, Tahap 2 : Penimbangan bayi dan anak balita,
Tahap 3 : Pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat), Tahap 4 : Penyuluhan
perorangan, Tahap 5 : Pelayanan oleh tenaga professional meliputi pelayanan KIA
(Kesehatan Ibu dan Anak), KB (Keluarga Berencana), imunisasi dan pengobatan,
serta pelayanan lain sesuai kebutuhan setempat[5].
Jadi dalam perencanaan dan pengembangan posyandu harus dibimbing
oleh Tim Pembina LKMD Tingkat Kecamatan yang penyelenggaraannya
dilakukan oleh seluruh stakeholder mulai dari tingkat kecamatan, desa dan RW
serta RT. Adapun keberhasilan posyandu tergambar melalui cakupan SKDN
dimana (S) merupakan seluruh jumlah balita di wilayah kerja posyandu, (K)
jumlah balita yang memiliki KMS, (D) balita yang di timbang, (N) balita yang
berat badannya naik. Pemantauan pertumbuhan balita di suatu wilayah K/S
cakupan program >80% dikatakan baik < 80% kurang, D/S partisipasi > 80%
dikatakan baik < 80% kurang, N/D keadaan pertumbuhan balita > 80% dikatakan
baik < 80% kurang[6]. Untuk mengetahui indikator keberhasilan D dan N dengan
cara melakukan penilaian status gizi yang mengacu pada standar antropometri.
Antropometri berasal dari kata antropos yang artinya tubuh dan metros
yang berarti ukuran. Antropometri adalah ukuran tubuh. Parameter pengukuran
antrometri adalah lingkar kepala, berat badan, tinggi/panjang badan, perubahan
berat badan, rasio berat/tinggi, lebar siku[7].
2

Menurut standar WHO, status gizi balita dinilai menurut 3 indeks, yaitu
Berat Badan menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), Berat
Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) [8]. Dengan mengikuti standar WHO,
untuk mendapatkan status gizi balita diperlukan dua parameter pengukuran
antropometri yaitu Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB).
Beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya
terkait status gizi balita dengan menggunakan metode antropometri dan metode z-
score sebagai berikut:
Tri Hamdani, penelitian yang telah dilakukannya membuat alat yang
bersifat ekonomis dan efisien, serta mempunyai fungsi utama yaitu untuk
mempermudah suatu pekerjaan kader posyandu. Sistem Alat ukur berat badan,
tinggi badan dan suhu badan di posyandu yang didukung dengan tampilan data
angka yang muncul di android untuk mempermudah kader posyandu dalam
melihat atau mengamati data angka pada bayi di posyandu. Perancangan alat yang
telah dibuatnya terdiri dari arduino uno sebagai pengolah data, sensor load cell
(berat), sensor ultrasonik (tinggi) dan sensor ds18b20 (suhu), kemudian data
angka hasil pembacaan berkomunikasi serial menggunakan bluetooth hc-05
selanjutnya ditampilkan pada aplikasi smartphone android dalam bentuk data
angka[9].
MO Fitri, telah melakukan penelitian untuk memonitor perkembangan
status gizi anak dan balita secara digital dengan menggunakan metode atropometri
berbasis android. Perancangan sistemnya menggunakan metode antropometri
dengan indeks antropometri yang digunakan yaitu berat badan menurut umur
(BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut tinggi badan
(BB/TB). Hasil penelitiannya berupa aplikasi untuk memonitor perkembangan
status gizi secara digital mobile dengan menggunakan metode Antropometri.
Manfaatnya yaitu dapat memberikan informasi saran sesuai dengan
perkembangan status gizi dan umur dari bayi dan balita[7].
Gunawan juga telah melakukan penentuan status gizi balita dalam aplikasi
menggunakan metode Z-score yang merupakan standar deviasi unit yang
direkomendasikan oleh organisasi kesehatan dunia World Health Organizaion
(WHO). Status Gizi yang dijadikan sebagai parameter penelitiannya yaitu berat
badan berdasarkan umur, tinggi badan berdasarkan umur, dan berat badan
berdasarkan tinggi badan. Aplikasi yang telah dibuatnya menggunakan bahasa
pemograman Java dengan bantuan spring boot framework, hibernate, dan MySQL
sebagai databasenya. Aplikasi tersebut bagi orang tua akan mempermudah dalam
memantau pertumbuhan anaknya menjadi lebih baik tanpa harus mempunyai
kemampuan dalam menghitung z-score secara manual[10].
3

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalahannya adalah
bagaimana membuat alat ukur massa badan dan tinggi badan anak balita di
posyandu yang terintegrasi secara online dengan menggunakan metode z-score
dalam penentuan informasi status gizi pada anak balita.

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan timbangan digital yang terdiri
dari pengukuran massa dan tinggi badan anak yang terintegrasi secara IoT dengan
database online sebagai perekaman data, serta memberikan informasi langsung
status gizi anak baik untuk orang tua atau petugas posyandu serta steakholder
terkait seperti dinas kesehatan guna mendapatkan hasil informasi gizi anak balita
dari posyandu-posyandu secara real time.

1.4 Luaran yang Diharapkan


Dapat digunakan untuk pemetaan status gizi balita di Indonesia jika setiap
posyandu telah dilengkapi jaringan internet dan telah menggunakan produk dari
penelitian ini.

1.5 Manfaat Penelitian


1. Bagi Masyarakat
a. Memberikan informasi langsung mengenai status perkembangan anaknya
melalui website atau aplikasi android hanya dengan mengingat username
dan password saja.
b. Tidak perlu takut karena kehilangan data di KMS akibat sobek atau buku
KIA hilang, karena data anak sudah terekam pada database.
c. Tidak perlu pengetahuan khusus dalam menghitung Z-Score secara
manual karena secara otomatis diketahui status gizi anaknya.
2. Bagi Petugas Posyandu
a. Mempermudah dalam pengukuran massa dan tinggi badan balita
b. Tidak perlu mencatat data secara manual
c. Tidak perlu menghitung z-score secara manual.
d. Status gizi balita langsung terbaca, maka mempermudah dalam
penyampaian atau pemberian penyuluhan perorangan.
e. Tidak perlu membuat rekapan data secara manual untuk laporan.
3. Bagi Instansi Kesehatan Pemerintah
a. Mendapatkan data langsung dari lapangan secara real time
b. Mempermudah dalam pemetaan status gizi balita berdasarkan data
posyandu
c. Mempermudah dalam pembuatan perencanaan renstra dan renop dalam
pembuatan anggaran terkait gizi balita.
4

.BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Dua faktor yang menyebabkan tidak efektifnya waktu saat penimbangan


balita di Posyandu. Faktor pertama, masih banyaknya pelayanan penimbangan di
posyandu oleh kader dengan menggunakan timbangan analog atau timbangan
dacin. Faktor kedua, lama pencatatan pada KMS oleh kader serta melakukan
perhitungan secara manual atau menggunakan kalkulator guna mendapatkan nilai
z-score sebagai status gizi balita. Dua faktor tersebut menambah tidak efektif
waktu dalam melakukan penimbangan di posyandu guna mendapatkan status gizi
anak balita[11].
Pembuatan timbangan digital di posyandu sudah banyak dilakukan yang
terintegrasi dengan berbagai bahasa pemrograman, dan terintegrasi jaringan.
Namun belum adanya hasil visualisasi yang terintegrasi antara timbangan digital
dengan server online berbasis IoT yang bisa diakses dimanapun[7,8,9].
Berdasarkan hal tersebut, perlu dibuat sebuah sistem penimbangan digital di
posyandu yang terintegrasi jaringan baik secara kabel atau nirkabel (WiFi) dengan
server online sehingga dapat di akses dimanapun selama ada koneksi internet
untuk mengetahui status gizi balita.

2.1 Kartu KMS


Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat kurva
pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut
umur. Kegiatan pemantauan di Indonesia telah dilaksanakan tahun 1974 melalui
penimbangan bulanan di posyandu dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat
(KMS)[12].

2.2 Timbangan
Timbangan adalah suatu alat ukur untuk menentukan massa suatu benda
dengan memanfaatkan gravitasi yang bekerja pada benda tersebut[13]. Timbangan
yang ada saat ini ada dua jenis, yaitu timbangan analog atau dacin dan timbangan
digital.

2.2.1 Timbangan Analog


Timbangan analog atau timbangan dacin adalah balok atau beam lurus
dengan lengan-lengan yang panjangnya tidak sama, bekerja dengan massa
penyeimbang yang digeser di sepanjang lengan untuk menyeimbangkan beban
dan untuk menunjukkan berat, tentunya massa penyeimbang ini harus dikalibrasi
terlebih dahulu[14].
5

2.2.2 Timbangan Digital


Arti digital berasal dari bahasa yunani yaitu, kata Digitus yang berarti jari
jemari. Jumlah jari-jemari kita adalah 10, dan angka 10 terdiri dari angka 1 dan 0.
Digital merupakan penggambaran dari suatu keadaan bilangan yang terdiri dari
angka 0 dan 1 atau off dan on (bilangan biner)[15]. Timbangan digital, yaitu jenis
timbangan yang dapat bekerja secara elektronik dan otomatis dengan input arus
listrik dan indikatornya berupa angka digital yang ditunjukkan pada layar
LCD[16]. Sensor Strain Gauge (Load cell) adalah komponen utama pada sistem
timbangan digital[17].

2.3 Strain Gauge


Strain Gauge adalah suatu komponen yang terbuat dari foil grid. Cara
kerja dari Strain Gauge yaitu saat Strain Gauge mendapat tarikan maka akan
menyebabkan perubahan panjang pada kawat tipis penyusunnya sehingga
menyebabkan bertambahnya resistansi yang dihasilkan, perubahan resistansi
inilah yang akhirnya dimanfaatkan sebagai patokan perubahan pada sensor beban
(Load Cell)[14].

2.4 Modul HX711


HX711 adalah modul timbangan yang memiliki Prinsip kerja menguatkan
perubahan tegangan yang terukur pada sensor load cell dan mengkonversinya ke
dalam besaran listrik melalui rangkaian yang ada. HX711 presisi 24-bit analog-
todigital converter (ADC) yang didesain untuk sensor timbangan digital (weight
scales) yang terkoneksi dengan sensor jembatan (bridge sensor).Modul melakukan
komunikasi dengan mikrokontroller[18].

2.5 Sensor HC-SR04


Sensor Ultrasonic module HC-SR04 adalah suatu device atau modul
yang berfungsi untuk mengukur jarak dengan cara memancarkan sinyal
ultrasonik. Modul HC-SR04 ultrasonic memiliki range atau mengukur jarak
2cm - 400 cm, kisaran akurasi mencapai 3mm[19].

2.6 NodeMCU ESP6288


Modul WiFi NodeMCU adalah firmware interaktif berbasis LUA
Espressif ESP8622 Wifi SoC. NodeMCU merupakan platform IoT open source
dan pengembangan kit yang menggunakan bahasa pemrograman LUA atau bisa
dengan memakai sketch dengan arduino IDE untuk membantu para pengembang
untuk membuat prototype produk IoT. Melalui modul ini memungkinkan sebuah
mikrokontroler dapat melakukan transfer data dengan perantara jaringan WiFi
[20].
6

2.7 Internet of Things (IoT)


Internet of Things atau IoT adalah arsitektur terdiri darihardware
khusus, sistem software, Web API, protocol yang bersama membuat
lingkungan yang mulus dimana divais embedded pintar dapat terkoneksi ke
internet semisal data sensor dapat diakses dan sistem control dapat digerakkan
melalui internet. Divais dapat terhubung ke internet menggunakan berbagai
cara seperti Ethernet, WIFI, Bluetooth, dan sebagainya. Divais mungkin
juga tidak teknokesi dengan internet secara langsug, namun dikelompokkan
dalam kluster (sebagai contoh jaringan sensor) dan terhubung ke base
station (terhubung ke internet)[21]

2.8 Web Server


Server web adalah sebuah perangkat lunak server yang berfungsi
menerima permintaan HTTP atau HTTPS dari klien yang dikenal dengan
browser web dan mengirimkan kembali hasilnya dalam bentuk halaman-
halaman web yang umumnya berbentuk dokumen HTML. Server HTTP Apache
atau Server Web/WWW Apache adalah server web yang dapat dijalankan di
banyak sistem operasi (Unix, BSD, Linux, Microsoft Windows dan Novell
Netware serta platform lainnya) yang berguna untuk melayani dan
memfungsikan situs web. Protokol yang digunakan untuk melayani fasilitas
web/www ini menggunakan HTTP[22].
7

BAB 3
TAHAP PELAKSANAAN

3.1 Tempat dan Waktu


Program ini dilaksanakan di posyandu Anggrek beralamat Kp.Cibeureum
Ds.Sukaraja KM.01 RT.03/06 dan perancangan serta perakitan sistem hardware
dan software dilaksanakan di laboratorium elektronika.

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan pada penelitin ini terdapat pada lampiran 2.

3.3 Desain Penelitian


Desain penelitian menggunakan penelitian pengembangan (research and
development) untuk menghasilkan produk alat ukur massa dan tinggi badan secara
IoT terintegrasi server online guna mendapatkan status gizi anak balita, serta
mengkaji keefektifan produk tersebut. Untuk analisis kebutuhan, diambil dari
survey lapangan dan untuk menguji kinerja produk dilakukan pengujian
menggunakan metode black box, serta keefektifan produk dilakukan di lapangan.

3.4 Proses Perancangan dan Pembuatan


a. Persiapan Umum
Tahapan ini dilakukan studi literatur dan survey lapangan ke
posyandu. Kegiatan yang dilakukan yaitu menyiapkan kebutuhan data
dilapangan serta alat dan bahan yang dibutuhkan.

b. Rancangan Desain
Rancangan desain sistem beserta modul timbangan digital beserta
seluruh perangkat yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Desain sistem dan elektronik secara keseluruhan

3.5 Tahap Pelaksan dan Uji Coba


Dalam Pelaksanaannya program ini dibagi kedalam 6 tahap yaitu
meliputi tahap persiapan umum termasuk survey ke lapangan (Posyandu),
8

pembuatan alat, pengujian alat, perancangan ulang alat, penerapan alat, dan
evaluasi.
a. Persiapan Umum
Persiapan umum meliputi survey lapangan dan persiapan
administratif, pembuatan instrumen monitoring dan evaluasi program, dan
persiapan lain yang bertujuan untuk lebih menata pelaksanaan program
supaya dapat terlaksana dengan baik.
b. Pembuatan
Pada tahap ini, pembuatan alat dilakukan dalam empat tahap yaitu
meliputi pembelian komponen (komponen elektronik maupun komponen
unit box timbangan), perakitan hardware secara keseluruhan, dan
pembuatan program secara software. Kemudian dilakukan
instalasi/perakitan dalam satu produk timbangan. Finishing yaitu
merapikan dan memperindah tampilan dari alat yang telah dibuat.
c. Pengujian
Pengujian dilakukan pada alat secara dua tahap. Pada tahap pertama
pengujian dilakukan terhadap komponen pembentuk alat seperti kinerja
sensor massa dengan mengguankan kalibrator batu timbangan dan sensor
tinggi dengan kalibrator menggunakan penggaris, serta mengukur output
dari regulator tegangan pada power supply dengan volt meter. Pengujian
tahap kedua dilakukan terhadap unit timbangan digital yang telah
dirangkai menjadi satu-kesatuan dengan WiFi beserta server dengan
menggunakan metode black box untuk menguji semua sistem supaya
berjalan dengan baik. Pembagian tahap pengujian ini dilakukan untuk
lebih mempermudah pemecahan masalah yang mungkin terjadi.
d. Perancangan Ulang
Tahap ini bertujuan untuk memberikan desain alat yang lebih baik
dari desain sebelumnya jika ada masalah. Pada tahapan ini dapat dilewati
jika pada pengujian pertama tidak didapat masalah yang berarti dari alat.
e. Penerapan
Pada tahap ini satu unit perangkat timbangan siap untuk diterapkan
di posyandu guna menggantikan timbangan lama dan mengefektifkan
waktu pelayanan 5 meja di posyandu guna mendapatkan status gizi pada
anak balita setelah dilakukan pengukuran yang meliputi massa dan tinggi
badan.
f. Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui ketercapaian tujuan dari
program yang dilaksanakan. Evaluasi dilakukan dengan cara diskusi satu
kelompok dan juga dosen pembimbing serta kader dan praktisi kesehatan
anak dilapangan.
9

BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Penggunaan anggaran yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebesar
Rp.12,435,000,-
Tabel 4.1 .Ringkasan Anggaran Biaya Kegiatan
No. Jenis Pengeluaran Biaya
1. Peralatan Penunjang (25%) Rp. 3,108,750
2. Bahan Habis Pakai (35%) Rp. 4,352,250
3. Perjalanan (20%) Rp. 2,487,000
4. Laporan, meterai, dokumentasi, komunikasi, Rp. 2,487,000
publikasi (20%)
Jumlah Rp 12,435,000

4.2 Jadwal Kegiatan

Tabel 4.2. Jadwal Rencana Kegiatan


Bulan
No Jenis Kegiatan 1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Perencanaan
kegiatan dan
survey
2 Desain Rangkaian
3. Pembuatan
Rangkaian
elektronik
4. Pembuatan box
timbangan
5. Instalasi
timbangan digital
6. Mencari Settingan
yang tepat
7. Finishing
8. Evaluasi Program
9. Penyusunan
Laporan
10

DAFTAR PUSTAKA

[1] Maisya, Iram Barida, and Gurendro Putro. 2011. "Peran Kader dan Klian
Adat dalam Upaya Meningkatkan Kemandirian Posyandu di Provinsi Bali
(Studi Kasus di Kabupaten Badung, Gianyar, Klungkung dan Tabanan)."
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan 14.1 Jan (2011).
[2] Susana, Erni, and Junianto Tjahjo Darsono. 2017. "PROGRAM
PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENINGKATKAN KAS
POSYANDU DI KOTA MALANG." Difusi Iptek 2.2.
[3] Lilis Lisnawati, S., and M. Keb. 2014. "ANALISIS FAKTOR KINERJA
KADER POSYANDU MENUJU REVITALISASI POSYANDU DI
WILAYAH PUSKESMAS SINGAPARNA DESA CIKUNIR 2013."
JURNAL KESEHATAN BIDKESMAS RESPATI 2.5. pp.1-11.
[4] Tristanti, Sendhi, Nurnaningsih Herya Ulfah, and Tisnalia Merdya
Andiastanti. 2018. "PENGARUH TINGKAT KEPUASAN
PEMANFAATAN (UTILITY) POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI
BALITA (0-5 TAHUN) PADA PUSKESMAS PANDANWANGI KOTA
MALANG." Preventia: The Indonesian Journal of Public Health 1.2.
[5] DEWI, Ni Luh Ayu Padma. 2018. HUBUNGAN PENGETAHUAN
DENGAN PARTISIPASI IBU BALITA KE POSYANDU DAN STATUS
GIZI BALITA DI DESA PED KECAMATAN NUSA PENIDA
KABUPATEN KLUNGKUNG PROVINSI BALI. PhD Thesis. JURUSAN
GIZI.
[6] LEGI, Nonce N., et al. 2015.”Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan
Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Ranotana Weru”. Jurnal
GIZIDO, 7.2: 429-436.
[7] Fitri, Mega Orina, 2018, "Aplikasi Monitoring Perkembangan Status Gizi
Anak dan Balita Secara digital dengan Metode Antropometri Berbasis
Android." Jurnal INSTEK (Informatika Sains dan Teknologi) 2.1, pp.81-90.
[8] Kesehatan, Kementerian, 2017, "Buku Saku Pemantauan Status Gizi Tahun
2017." Jakarta. Kementerian Kesehatan.
[9] Cahyono, Tri Hamdani Agung, and Eko Agus Suprayitno,2018, "ALAT
UKUR BERAT BADAN, TINGGI BADAN DAN SUHU BADAN DI
POSYANDU BERBASIS ANDROID." Elinvo (Electronics, Informatics, and
Vocational Education) 3.1, pp.31-38.
[10]Gunawan, Gunawan, 2018,"PENENTUAN STATUS GIZI BALITA
BERBASIS WEB MENGGUNAKAN METODE Z-SCORE." Infotronik:
Jurnal Teknologi Informasi dan Elektronika 3.2, pp.118-123.
[11]Widodo, Agus, and Bana Handaga,2013,"EFEKTIVITAS PEMANTAUAN
PERTUMBUHAN BALITA BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI
TERHADAP KINERJA SISTEM INFORMASI GIZI DI DINAS
KESEHATAN KABUPATEN SUKOHARJO." Profesi (Profesional Islam):
Media Publikasi Penelitian 10.01.
[12]Rahayu, Ana Putri, Yudhy Dharmawan, and Djoko Nugroho,
2018,"HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU BALITA DENGAN
PEMANFAATAN DATA KARTU MENUJU SEHAT (KMS) DALAM
BUKU KIA (STUDI KASUS PUSKESMAS KEDUNGMUNDU KOTA
11

SEMARANG TAHUN 2016)." Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) 6.1,


pp.103-109.
[13]Mulyanto, Arif Eko, Rubijanto Juni Pribadi, and Solechan Solechan,
2013,"ANALISA PENGGUNAAN TEMPURUNG KELAPA UNTUK
MENINGKATKAN KEKERASAN BAHAN PISAU TIMBANGAN MEJA
DENGAN PROSES PACK CARBURIZING." Prosiding SNST Fakultas
Teknik 1.1.
[14]Apriawan, Dimas Yoga, and Lusia Rakhmawati, 2018, "Alat Ukur Panjang
Dan Berat Badan Balita Untuk Menentukan Kategori Status Gizi Berbasis
Arduino Uno." Jurnal Teknik Elektro 7.01.
[15]Aji, Rustam,2016,"DIGITALISASI, ERA TANTANGAN MEDIA (Analisis
Kritis Kesiapan Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Menyongsong Era
Digital)." Islamic Communication Journal 1.1.
[16]WAHYUDI, WAHYUDI, ABDUR RAHMAN, and MUHAMMAD
NAWAWI, 2017, "Perbandingan Nilai Ukur Sensor Load Cell pada Alat
Penyortir Buah Otomatis terhadap Timbangan Manual." ELKOMIKA: Jurnal
Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika 5.2
pp.207.
[17]Afdali, Muhammad, Muhammad Daud, and Raihan Putri,2017, "Perancangan
Alat Ukur Digital untuk Tinggi dan Berat Badan dengan Output Suara
berbasis Arduino UNO." ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik
Telekomunikasi, & Teknik Elektronika 5.1: 106.
[18]Kurniawan, Andris, and Bambang Suprianto,2018, "RANCANG BANGUN
SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA INKUBATOR BAYI
BERBASIS PID DAN LABVIEW 2014." JURNAL TEKNIK ELEKTRO
7.3.
[19]AK, Shihabudin Achmad Muhajir,2016,"Sistem Monitoring Tempat Parkir
Dengan Sensor Ultrasonik Berbasis Arduino Uno Pada Cibinong City Mall."
Prosiding SENIATI Book-2.
[20]Wicaksono, Mochamad Fajar, and Ahmad Saeful Rahman,2018, "Backup
Security Pada Gedung Perkantoran Berbasis Arduino Dan Android." Seminar
Nasional Komputer dan Informatika.
[21]Sulistyanto, Muhammad Priyono Tri, et al.,2015, "Implementasi IoT (Internet
of Things) dalam pembelajaran di Universitas Kanjuruhan Malang."
SMARTICS Journal 1.1, pp.20-23.
[22] Purnama, Benni,2017,"Arsitektur Teknologi Webserver Berbasis Mini Pc
Dengan Raspberry Pi." Jurnal Media Processor 9.3,pp.281-285.
12
13
14
15
16

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Peralatan Penunjang

Harga
Justifikasi Kuanti Jumlah
Material Satuan
Pemakaian tas (Rp)
(Rp)
Bor Listrik Pengeboran casing 1 Unit Rp. 590.000 Rp.590.000
timbangan

Gerinda Pemotongan besi 1 Buah Rp. 250.000 Rp.250.000


rangka body
timbangan

Cutter Pemotongan selang 1 Buah Rp. 10.000 Rp.10.000

Gunting Pemotongan kabel 1 Buah Rp.25.000 Rp.25.000

Atraktor Pembersih tinol yang 1 Buah Rp. 20.000 Rp.20.000


kurang sempurna

Lem Tembak/ Perekat load cell dan 1 Buah Rp. 25.000 Rp.25.000
Glue Gun sensor jarak pada
badan timbangan

Tang Jepit Memasang strain 1 Buah Rp.88.750 Rp.88.750


gage ke badan
timbangan

Mini Drill Melubangi PCB 1 Buah Rp. 45.000 Rp.45.000

Multimeter Pengukur arus dan 1 buah Rp. 215.000 Rp.215.000


tegangan

Batu Timbangan Kalibrasi massa pada 5 Buah Rp.85.000 Rp.425.000


100 g load cell orde 100 g

Batu Timbangan Kalibrasi massa pada 1 Buah Rp.75.000 Rp.75.000


500 g load cell orde 500 g

Batu Timbangan Kalibrasi massa pada 10 Rp.40.000 Rp.400.000


1000 g load cell orde 1000 g buah

Batu timbangan Kalibrasi massa pada 5 buah Rp. 90.000 Rp.450.000


10Kg load cell orde 10 kg

Alat Ukur Jarak Kalibrasi Jarak Pada 1 buah Rp.490.000 Rp. 490.000
100M sensor HC-SR04

SUB TOTAL (Rp) 3.108.750


17

2. Bahan Habis Pakai

Material Justifikasi Kuantit Harga Jumlah


Pemakaian as Satuan (Rp)
(Rp)
Isi ulang Glue Perekat Body 1 Pack Rp.65.000 Rp.65000
Gun Timbangan

Sensor Load Cell Sensor Pengukur 8 buah Rp.45.000 Rp. 360000


50 kg massa

Sensor Ultrasonic Sensor Pengukur 2 buah Rp. 25.000 Rp.50000


HCsr04 jarak

NodeMCU Microkontroller 2 Buah Rp. 65.000 Rp.130000


Esp6288

Modul HX711 Modul ADC 24 Bit 2 buah Rp.15.000 Rp.30000


Mengubah tegangan
ke bit

Kabel Pelangi 20 Kabel jumper male 1 set Rp.25.000 Rp.25000


pin to female

Kabel Pelangi 20 Kabel jumper male 1 set Rp.25.000 Rp.25000


pin to male

Kabel Pelangi 20 Kabel jumper female 1 set Rp.25.000 Rp.25000


pin to female

PCB DOT Matrix Dudukan 1 buah Rp.15.000 Rp.15000


IC Microcontroller

Lcd 16x4 Blue Display hasil 1 buah Rp.550.000 Rp.550000


White 16 X 4 I2c pengukuran
Iic Murah

Modul Mpr121 Keypad untuk input 1 buah Rp.105.000 Rp.105000


4x3 I2c nomor anak
Capacitive Touch
Keypad

Lem Akrilik Lem untuk badan 1 buah Rp.175.000 Rp.170250


timbangan

ACRYLIC 5 MM Bahan badan 1 lembar Rp1.075.00 Rp.1.075.00


– 4 x 8 BIRU 5 timbangan 0 0
MM, L (122cm x
244cm)
18

Batang Rangka timbangan 6 batang Rp.60.000 Rp.120.000


alumunium

Busa Lembaran Dasar timbangan 1 lembar Rp. 60.000 Rp.360.000


D24 - Ukuran tempat tidur anak
125 cm x 100 cm

Kain kulit imitasi Pembungkus 2 lembar Rp.60.000 Rp.120.000


timbangan
(60x140)cm

Siku alumunium Penguat sambungan 1 batang Rp.45.000 Rp.45.000


40x40x4x300 badan timbangan

baut dan mur Merekatkan 100 buah Rp.1.000 Rp.100.000


(8mm) sambungan badan
timbangan

Sekrup 6mm Merekatkan sensor 100 buah Rp.900 Rp.90.000


load cell ke rangka

Roda kaki Roda pada 4 buah Rp.43.000 Rp.172.000


springbed timbangan untuk
pergerakan

Sewa Cloud Penyimpanan data 1 paket Rp.60.000 Rp.720.000


Hosting dan hasil pengukuran per tahun
Domain 2GB secara online

SUB TOTAL (Rp) 4.352.250

3. Perjalanan

Harga
Material Justifikasi Perjalanan Kuantitas Jumlah (Rp)
Satuan (Rp)
Perjalanan ke Membawa Produk 4 Kali Rp. 453.000 Rp. 1.812.000
tempat badan Ke Tempat Uji
metrologi Test massa timbangan
kab Sukabumi

Akomodasi Perjalanan Membeli 15 Kali Rp.45.000 RP. 675.000


Alat dan Bahan

SUB TOTAL (Rp) 2.487.000


19

4. Lain-lain

Justifikasi Harga
Material Kuantitas Jumlah (Rp)
Perjalanan Satuan (Rp)
Kesekretariatan Membuat Proposal Rp 300.000
dan Laporan

Test Massa Mengetahui hasil 4 Kali Rp. 500.000 Rp 2.000.000


Timbangan massa timbangan
menggunakan alat
ukur massa standar
di badan metrologi

Lain Lain Rp 187000

SUB TOTAL (Rp) 2.487.000


Total (Keseluruhan) (Rp) 12.435.000
20

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas


Alokasi
Program
No Nama/NIM Bidang Ilmu Waktu Uraian Tugas
Studi
(jam/minggu)
1 Muhammad D3 Teknik Arus Kuat 30 Jam/ -Bertanggung
Ikrar Elektronika Minggu jawab pada
Dharda semua proses
Muharrik penelitian
-Mengkoordinir
Anggota
-Membuat
sistem
timbangan dan
alat ukur tinggi
badan
-Membuat Unit
Timbangan
-Melaksanakan

2 Muhamad Teknik TKJ 30 Jam/ -Mencatat


Solahudin Informatika Minggu Semua Data
Riset
-Membuat dan
menyusun
pelaporan
-Membuat
Program
Mikrokontroler
dan membuat
pemrograman
di website
memakai PHP
dan Jquery

3 Dede Teknik 30 Jam/ -Mengelola


Kurtubi Mesin Minggu Keuangan
-Membuat
Badan
timbangan
mulai dari
rangka sampai
casing
1
2

Lampiran 5. Gambaran Teknologi yang akan Diterapkembangkan

1. Gambaran Sistem Secara Keseluruhan

2. Gambar Skema Rangkaian

Komponen yang digunakan:


1. Power Supply ACOutput: 5V, 2A
2. Microcontroller, NodeMCU ESP6288 Lolin V.3
3. Modul ADC, HX711
4. Sensor Jarak Ultrasonik, HC-SR04P
5. Sensor Massa, Load Cells Half-Bridge 50 Kg.
6. LCD 16x4
7. Keypad 4x4
3

3. Use Case Diagram Skenario Penimbangan balita


4

4. Perancangan Prototipe Timbangan

Anda mungkin juga menyukai