Anda di halaman 1dari 16

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Birokrasi Abdiana Ilosa, S.Ap. MPA

“KESEHATAN”

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5:


1. ACHMAD CHOLID LUBIS (12170514796)
2. AFRIAN NINGSIH SUGANDA (12170524155)
3. DAFFA AHMAD ISKANDAR (12170511989)
4. FERLINDA INTAN YUNISADIKA (12170523582)
5. GLADIS KURNIA NINGSIH (12170520299)
6. SALSABILA SEPTIANI (12170521943)

3C ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
TAHUN 2022

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rasa cinta dan kasih sayang kedalam
sanubari setiap kehidupan yang tidak akan pernah terkikiskan oleh gejolaknya zaman sehingga
dengan rasa cinta dan kasih sayangnya lah membawa kita kepada pemikiran-pemikiran yang
slalu diridhoinya yang berupa penyusunan makalah ini yang berjudul “KESEHATAN” sesuai
dengan harapan yang kita inginkan.

Sholawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi kita, Nabi Besar
Muhammad SAW, karena dengan berkat perjuangan beliau kita dapat terangkis dari alam
jahiliyah menuju alam kemahiran, sehingga kita dapat menikmati ilmu yang dengan baik seperti
apa yang kita rasakan sekarang ini.

Melihat kemanpuan kami yang kurang, kami yakin dalam makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan, maka dari itu, kami sangat butuh saran dan kritik yang bersifat membangun
yang mampu membawa kami kepada kesempurnaan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................1
A. Menteri Kesehatan........................................................................................................................1
B. Dinas Kesehatan............................................................................................................................1
C. Rumah Sakit...................................................................................................................................7
KESIMPULAN........................................................................................................................................12

iii
PEMBAHASAN
A. Menteri Kesehatan
Menteri Kesehatan adalah kementerian yang membidangi urusan kesehatan.
Kementerian Kesehatan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden,
Kementerian Kesehatan dipimpin oleh Menteri yang bernama Budi Gunadi Sadikin yang
menjabat sejak Desember 2020.

Kementerian Kesehatan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan


pemerintahan bidang kesehatan untuk membantu pemerintahan negara.

Dalam melaksanakan tugas, Kementerian Kesehatan menyelenggarakan fungsi:

1. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan


masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan, dan
kefarmasian dan alat kesehatan;
2. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemeberian dukungan
administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian
Kesehatan;
3. Pengelolaan barang milik negara yan menjadi tanggung jawab Kementerian
Kesehatan;
4. Pelaksanaan pengembangan dan pemberdayaan sumber manusia di bidang
kesehatan;
5. Pelaksanaan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia di bidang
kesehatan serta penengelolaan tenaga kesehatan;
6. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Kesehatan; dan
7. Pelaksanaan dukungan substansi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan
Kementerian Kesehatan.

B. Dinas Kesehatan
Dinas kesehatan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang kesehatan
yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah. Dinas kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan
daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan.

iv
Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan di Kota Pekanbaru

Berdasarkan Peraturan Walikota Pekanbaru Nomor 93 Tahun 2016 Tentang


Kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja Dinas Kesehatan Kota
Pekanbaru sebagai perpanjangan tangan dari Walikota Pekanbaru mempunyai tugas dan
kewajiban membantu Walikota melaksanakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
Tugas pokok Dinas Kesehatan adalah melaksanakan urusan rumah tangga pemerintah
daerah dan tugas pembantuan di bidang kesehatan. Pembentukan dan Susunan Organisasi
Perangkat Daerah Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru dan tugasnya terdiri dari :

1. Kepala OPD Dinas


Kepala OPD Dinas Kesehatan mempunyai tugas membantu Walikota dalam
melaksanakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan dan tugas pembantuan
lainnya. Kepala OPD Dinas Kesehatan dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi sebagai berikut.
a. Penyusunan program dan anggaran OPD Dinas.
b. Pengelolaan keuangan OPD Dinas.
c. Perencanaan dan perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang- undangan dan petunjuk atasan sebagai
pedoman dalam pelaksanaan tugas.
d. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
kesehatan.
e. Perencanaan, penyusunan, perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
kesehatan.
f. Pengkoordinasian dan pengawasan semua urusan bidang kesehatan serta
penyelenggaraan urusan ketatausahaan OPD Dinas.
g. Pelaksanaan penerapan kebijakan di bidang kesehatan.
h. Pembinaan unit pelaksana teknis OPD Dinas dalam lingkup tugasnya.
i. Penyelenggaraan urusan penatausahaan OPD Dinas sesuai dengan
kewenangannya.
j. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan
tugas dan fungsinya

v
2. Sekretaris
Sekretaris mempunyai tugas merencanakan, menyusun, merumuskan dan
melaksanakan program kerja Sekretariat berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Sekretaris dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan koordinasi penyusunan program dan anggaran OPD Dinas
Kesehatan Kota Pekanbaru.
b. Perencanaan, penyusunan, perumusan dan pelaksanaan serta pengoordinasian
pelaksanaan program reformasi birokrasi.
c. Penyelenggaraan kegiatan administrasi umum dan kepegawaian, pengelolaan
keuangan, penatausahaan aset dan perlengkapan serta penyusunan program.
d. Pengkoordinasian dan pelaksanaan pelayanan dan pengaturan rapat OPD
Dinas, upacara serta keprotokolan.
e. Pengkoordinasian, pembinaan, perumusan laporan tahunan dan evaluasi setiap
bidang sebagai pertanggungjawaban.
f. Pengkoordinasian dan pembinaan pemeliharaan kebersihan, ketertiban dan
keamanan kantor dan lingkungannya, kendaraan OPD Dinas serta
perlengkapan gedung kantor.
g. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
3. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai tugas membantu
sebagian Tugas Kepala OPD Dinas dalam melaksanakan sub urusan pencegahan
dan pengendalian penyakit. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud adalah menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan, perumusan dan pelaksanaan program kerja bidang pencegahan
dan pengendalian penyakit berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan petunjuk atasan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.
b. Perumusan kelengkapan bahan dalam rangka menyusun, mengiventarisir
pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian penyakit menular,

vi
pencegahan pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa dan
surveilans dan imunisasi.
c. Pemantauan dan pengendalian pelaksanaan program pencegahan dan
pengendalian penyakit menular,
d. Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa dan
surveilans dan imunisasi.
e. Pengkoordinasian pelaksanaan kerjasama lintas program dan lintas sektoral
dalam rangka pembinaan, pengawasan terhadap program pencegahan dan
pengendalian penyakit menular, pencegahan dan pengendalian penyakit tidak
menular dan kesehatan jiwa dan surveilans dan imunisasi.
f. Perumusan upaya pelaksanaan pengendalian, pembinaan, pengawasan
terhadap program pencegahan dan pengendalian penyakit menular,
pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa dan
surveilans dan imunisasi.
g. Perumusan sistem pelaporan dari hasil yang dicapai dalam pelaksanaan
pengendalian, pembinaan, pengawasan program pencegahan dan pengendalian
penyakit menular, pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan
kesehatan jiwa dan surveilans dan imunisasi.
h. Perumusan bahan dan petunjuk teknis dalam pelaksanaan pengendalian,
pembinaan, pengawasan program pencegahan dan pengendalian penyakit
menular, pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan
jiwa dan surveilans dan imunisasi.
i. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
4. Kepala Bidang Sumber Daya
Bidang Sumber Daya mempunyai tugas membantu sebagian Tugas Kepala
OPD Dinas dalam melaksanakan sub urusan sumber daya. Bidang Sumber Daya
dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud adalah menyelenggarakan
fungsi sebagai berikut.

vii
a. Penyusunan, perumusan dan pelaksanaan program kerja bidang sumber daya
kesehatan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan petunjuk
atasan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.
b. Perumusan, penyusunan, penginventarisasian, pemantauan pelaksanaan
program kerja sumber daya kesehatan.
c. Perumusan penyusunan rencana kebutuhan upaya peningkatan pelayanan
sarana dan prasarana fisik, Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan dan
Kefarmasian dan Alkes.
d. Perumusan penyusunan rencana dan pengadaan kebutuhan sarana dan
prasarana kesehatan.
e. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Bidang Sumber Daya terdiri dari:
1) Seksi Sarana dan Prasarana Fisik
2) Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan
3) Seksi Farmasi dan Alat Kesehatan
5. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat
Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas membantu sebagian Tugas
Kepala OPD Dinas dalam melaksanakan sub urusan kesehatan masyarakat.
Bidang Kesehatan Masyarakat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
adalah menyelenggarakan fungsi sebagai berikut.
a. Perumusan kebijakan di seksi promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat, kesehatan keluarga dan gizi, kesehatan lingkungan, kesehatan
kerja dan olahraga.
b. Pelaksanaan kebijakan di seksi promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat, kesehatan keluarga dan gizi, kesehatan lingkungan, kesehatan
kerja dan olahraga.
c. Penyusunan standar, prosedur dan kriteria di seksi promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat, kesehatan keluarga dan gizi, kesehatan
lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga.

viii
d. Pemberian bimbingan teknis di seksi promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat, kesehatan keluarga dan gizi, kesehatan lingkungan, kesehatan
kerja dan olahraga.
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di seksi promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat, kesehatan keluarga dan gizi, kesehatan
lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga.
f. Pelaksanaan administrasi di bidang kesehatan masyarakat.
g. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.

Bidang Kesehatan Masyarakat terdiri dari :

1) Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat


2) Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
3) Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga
6. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan
Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas membantu sebagian tugas
Kepala OPD Dinas dalam melaksanakan sub urusan pelayanan kesehatan. Bidang
Pelayanan Kesehatan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud adalah
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut.
a. Penyusunan, perumusan dan pelaksanaan program kerja bidang pelayanan
kesehatan.
b. Pengkoordinasian pelaksanaan kerjasama lintas program dan lintas sektoral
dalam rangka pembinaan, pengawasan terhadap sarana kesehatan dan jaminan
kesehatan masyarakat.
c. Pelaksanaan fasilitasi perijinan dan rekomendasi terhadap usulan perijinan
sarana kesehatan.
d. Penyusunan dan perumusan peningkatan mutu pelayanan kesehatan terhadap
sarana kesehatan.
e. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.

Bidang Pelayanan Kesehatan terdiri dari :

ix
1) Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Jaminan Kesehatan
2) Seksi Perizinan dan Peningkatan Mutu
3) Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan

C. Rumah Sakit
1. Pengertian Rumah Sakit
Rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan
pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan
penelitian. (PERMENKES RI Nomor 159b/MEN.KES/PER/II1988)
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (UU Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009)
2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Tugas rumah sakit yaitu melaksanakan pelayanan kesehatan dengan
mengutamakan kegiatan penyembuhan penderitaan dan pemulihan keadaan cacat
badan jiwa yang dilaksanakan secara terpadu dengan upaya peningkatan dan
pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.
Rumah sakit juga mempunyai beberapa fungsi, yaitu sebagai berikut.
a. Penyedia dan penyelenggara pelayanan medik, penunjang medik, rehabilits,
pencegahan dan peningkatan kesehatan.
b. Penyedia temoat pendidikan atau latihan tenaga kesehatan.
c. Tempat penelitian dan pengembangan teknologi bidang kesehatan.
3. Jenis-Jenis Rumah Sakit
a. Rumah Sakit Berdasarkan Kepemilikan
1) Rumah Sakit Pemerintah
Rumah sakit pemerintah diselenggarakan oleh Departemen
Kesehatan, Pemerintah Daerah, ABRI, dan Departemen lan seperti
BUMN.
2) Rumah Sakit Swasta
Rumah Sakit Swasta adalah Rumah Sakit yang dikelola oleh badan
hukum. Rumah sakit swasta besar biasanya dimiliki oleh lembaga
keagamaan, perusahaan, ataupun perorangan. Model manajemennya

x
adalah birokrasi. dengan tujuan profit yang berbentuk perseroan terbatas
atau persero, jika tidak ada keuntungan, maka rumah sakit akan tutup atau
hanya jalan ditempat. Ada beberapa komponen yang harus dicarikan
manajamen rumah sakit jika ingin tetap berjalan, yaitu sebagai berikut
 Biaya operasional sebuah rumah sakit swasta diperoleh dari
pendapatan rutin rumah sakit karena tidak ada subsidi yang
diterima secara rutin setiap bulannya. Mulai dari CS sampa
direktur utama, gajinya diperoleh dari pendapatan rumah sakit.
 Biaya pemeliharaan dan pengembangan rumah sakit swasta swasta
ditanggung sendiri oleh manajemen. Manajemen harus mencari
dana agar semua peralatann dan gedung yang mereka punya dapat
dipelihara dengan baik.
b. Rumah Sakit Berdasarkan Kriteria
1) Rumah Sakit Kelas A
Rumah sakit kelas A harus memiliki fasilitas dan kemampuan pelayanan
medik paling sedikit 4 medik spesialis dasar, 5 spesialis, dan sarana prasarana
serta peralatan rumah sakit tipe A harus memenuhi standar yang ditetapkan
oleh Menteri. Selain itu, peralatan radiologi dan kedokteran nuklir harus
memenuhi standar sesuai dengan ketentuan Undang-Undang.
Contoh rumah sakit type A adalah Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr
Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, DKI Jakarta; dan RS Jiwa Tampan,
Pekanbaru, Riau.
2) Rumah Sakit Kelas B
Untuk Rumah Sakit kelas B, setidaknya disediakan fasilitas dan
kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 spesialis dasar, 4 spesialis
penunjang medik, 8 spesialis lainnya, dan 2 spesialis dasar.
Masyarakat yang mendapat rujukan ke Rumah Sakit kelas B bisa
mendapatkan fasilitas seperti pelayanan medik umum, pelayanan gawat
darurat, pelayanan medik spesialis dasar, pelayanan spesialis penunjang
medik, pelayanan spesialis lain, pelayanan medik spesialis gigi mulut,

xi
pelayanan medik sub spesialis, pelayanan keperawatan dan kebidanan,
pelayanan penunjang klinik, serta pelayanan penunjang non klinik.
Contoh rumah sakit type B adalah RSUD Arifin Achmad, Pekanbaru, Riau
3) Rumah Sakit Kelas C
Rumah sakit kelas C lebih membatasi pelayanan mediknya yang mana
paling sedikit menyediakan 4 medik spesialis dasar dan 4 spesialis penunjang
medik.
Disini masyarakat bisa menikmati pelayanan medik umum, gawat darurat,
medik spesialis dasar, spesialis penunjang medik, medik spesialis gigi mulut,
keperawatan dan kebidanan, serta pelayanan penunjang klinik dan non klinik.
Contoh rumah sakit tipe C : RSUD Madani
4) Rumah Sakit Kelas D
Pada rumah sakit kelas D sedikitnya tersedia 2 pelayanan medik spesialis
dasar, dengan fasilitas dan kemampuan pelayanan yang meliputi pelayanan
medik umum, gawat darurat, medik spesialis dasar, keperawatan dan
kebidanan, serta pelayanan penunjang klinik dan non klinik.
Contoh rumah sakit tipe D: RS Umum Universitas Riau
Antara rumah sakit pemerintah dan swasta yang membedakan hanyalah
kepemilikannya namun struktur, tipe, dan tupoksinya tetaplah sama.

4. Kerjasama antara BPJS Kesehatan dan Rumah Sakit


Banyak rumah sakit yang bekerjasama dengan BPJS, tetapi kita harus mengetahui
informasi untuk mendapatkan kases dan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan. Sebagai
peserta BPJS wajib mengetahui tipe-tipe rumah sakit yang sudah dijelaskan diatas agar
dapat memilih dengan tepat rumah sakit yang sesuai dengan pemeriksaan dan fasilitas
yang dibutuhkan.
System pelayanan BPJS Kesehatan juga memiliki jenjang, yang artinya setiap
tindakan perlu adanya rujukan untuk mendapatkan pelayanan medis tertentu.
Jenjang untuk faskes terdiri dari:
1. Faskes tingkat 1 yang meliputi puskesmas, klinik, praktik dokter, dan rumah sakit
kelas D

xii
2. Faskes tingat 2 yang merupakan lanjutan faskes 1 dengan rujukan rumah sakit
kelas C dan B
3. Faskes tingkat 3 yang meliputi rumah sakit kelas A dengan fasilitas yang lebih
lengkap.

Setiap WNI dan WNA yang telah bekerja di Indonesia selama minimal 6 bulan
wajib menjadi anggota BPJS Kesehatan. System kesehatan mengedepankan iuran sesuai
dengan kelasnya masing-masing yaitu sebagai berikut.

a. Kelas 1
Peserta BPJS Kesehatann kelas 1 wajib membayar iuran sebesar
Rp. 150.000,00/orang perbulannya. Peserta kelas ini akan mendapatkan
fasilitas ruang inap dengan jumlah paling sedikit yaitu 2-4 orang.
b. Kelas 2
Peserta BPJS Kesehatan wajib memayar iuran sebesar Rp. 100.000,00/orang
perbulannya. Peserta kelas 2 akan mendapatkan fasilitas ruang rawat inap
dengan jumlah paling sedikit yaitu 3-5 orang.
c. Kelas 3
Peserta BPJS Kesehatan wajib membayar iuran sebesar Rp. 42.000,00/orang
perbulannya, plus mendapatkan bantuan iuran dari pemerintah pusat sebesar
Rp. 7000,00/orang perbulannya. Adapun fasilitas yang didapatkan peserta
kelas 3 yaiutu ruang rawat inap dengan jumlah pasien paling sedikit yaitu 4-6
orang.
Dan JKN yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan juga memiliki tiga segmen
kepesertaan :
1. Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) yang membayar iuran tiap bulan
sesuai kelas yang dipilih.
2. Pekerja Penerima Upah (PPU) untuk pegawa negeri atau swasta yang iuran
bulanannya dipotong dari gaji peserta. Bagi peserta PPU seperti ASN, TNI,
POLRI, dan pekerja swasta, besaran iuran sebesar 5%, dengan rincian 4%
dibayarkan perusahaan dan 1% dibayarkan peserta.

xiii
3. Penerima Bantuan Iuran (PBI) didapat secara gratis oleh pemerintah dan
iurannya perbulanya dibayarkan oleh pemerintah.

xiv
xv
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa dalam struktur organisasi kesehatan yaitu yang pertama adalah
presiden, di mana presiden ini sebagai pemimpin suatu negara. Yang kedua ada menteri
kesehatan yang bertanggung jawab kepada presiden yang bertugas menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang kesehatan untuk membantu presiden. Yang selanjutnya, yang ketiga yaitu
Dinas Kesehatan yang merupakan pelaksana otonomi daerah di bidang kesehatan yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala daerah. Selanjutnya unit yang
berkaitan dengan kesehatan yaitu rumah sakit sebagai sarana upaya kesehatan yang
menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta rumah sakit bekerja sama dengan BPJS
Kesehatan.

xvi

Anda mungkin juga menyukai