Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan pembangunan nasional sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945

alinea 4 adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakan program pembangunan nasional secara

berkelanjutan, terencana dan terarah. Bagian integral dan terpenting dalam pembangunan

nasional adalah pengbangunan kesehatan.Tujuan dari diselenggarakannya pembangunan

kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh

semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,

dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingjgimya, sebagai infestasi bagi pembangunan sumber daya

manusia yang produktif secara social dan ekonomis. Keberhasilan pembangunan kesehatan

sangat ditentukan oleh kesinambungan antara upaya program dan sektor serta kesinambungan

dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan.

Program pembangunan kesehatan pada periode 2015-2020 adalah program Indonesia

sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat upaya

kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan

pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran pokok rencana pembangunan jangka menengah

nasional Tahun 2015-2020 adalah : (1) meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu dan anak;

(2) meningkatkan pengendalian penyakit; (3) meningkatkan akses dan mutu pelayanan

1
kesehatan dasar dan rujukan terutama didaerah terpencil, tertinggal dan perbatsan; (4)

meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan universal melalui kartu Indonesia sehat dan

kualitas pengelolaan SJSn Kesehatan; (5) terpenuhinya tenaga kesehatan, obat dan vaksin,

serta; (6) meningkatkan responsivitas sistem kesehatan.

Dalam mewujudkan peningkatan derajat kesehatan seluruh masyarakat Indonesia,

maka pemerintah Indonesia membentuk suatu struktur pemerintah yang bergerak dibidang

kesehatan dimulai dari tingkat pusat hingga tingkat kabupaten/kota. Dinas kesehatan

mempunyai tugas pokok yaitu merencanakan, melaksanakan, mengarahkan, mengawasi dan

mengendalikan di bidang kesehatan sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah. Fungsi dinas

kesehatan adalah menyediakan bahan perumusan perencanaan/program dan kebijaksanaan

teknis dibidang kesahatn, menyelenggarakn pembinaan promosi kesehatan dan jaminan

pelayanan kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan, pencegahan pemberantasan penyakit

dan penyehatan lingkungan, kesehatan keluarga, farmasi, makana dan minuman serta tenaga

kesehatan dan melaksanakan tugas-tugas yang terkait dengan kesehatan sesuai dengan

ketetapan kepala daerah.

Pembangunan kesehatan di Kota Jayapura secara umum bertujuan untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi : meningkatkan sumber daya manusia,

meningkatkan kualitas hidup masyarakat, memperpanjang usia harapan hidup, mengkatkan

kesejahteraan keluarga dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat. Dalam

pelaksanaan pembangunan kesehatan di Kota Jayapura, upaya yang telah dilaksanakan

melibatkan semua komponen masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya.

2
Keberhasilan pembangunan suatu daerah, salah satunya dapat dilihat dari Pencapaian

Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dimana untuk mencapai IPM tersebut, salah satu

komponen utama yang mempengaruhinya yaitu, indikator status kesehatan selain pendidikan

dan pendapatan perkapita. Dengan demikian pembangunan kesehatan merupakan salah satu

upaya-upaya utama untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang pada gilirannya

mendukung percepatan pembangunan nasional.

3
BAB II

GAMBARAN PELAYANAN SKPD

DINAS KESEHATAN KOTA JAYAPURA

2.1 Kedudukan
Dinas Kesehatan Kota Jayapura merupakan Dinas Daerah Pemerintah Kota

Jayapura yang dibentuk berdasarkan Persturan Daerah Kota Jayapura Nomor 10

Tahun 2008 Tanggal 20 Agustus 2008 Tentang Pembentukan Susunan Organisasi

dan Tata kerja Dinas Daerah Kota Jayapura dan Peraturan Walikota Jayapura Nomor

29 Tahun 2008 Tanggal 20 Agustus 2008 Tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah

Kota Jayapura Nomor 10 Tahun 2008 Tenteng Pembentukan susunan Organisasi dan

Tata kerja Dinas Daerah Kota Jayapura dan unsur pelakanaan urusan daerah dibidang

kesehatan berdasarkan kewenangan yang dimiliki pemerintah daerah sesuai dengan

ketentuan peraturan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang berada

dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui sekertaris daerah

2.2 Tugas Pokok Fungsi dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jayapura Nomor 10 Tahun 2008 Tanggal 20

Agustus 2008 Tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata kerja Dinas

Daerah Kota Jayapura dan Peraturan Walikota Jayapura Nomor 29 Tahun 2008

Tanggal 20 Agustus 2008 Tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Jayapura

Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata kerja

Dinas Daerah Kota Jayapura dengan tugas pokok melaksanakan sebagian urusan

pemerintahan daerah berdasarkan atas otonomi dan tugas pembantuan dibidang

4
kesehatan. Dalam melaksanakan tugas pokok terrsebut, Dinas Kesehatan Kota

Jayapura menyelenggarakan fungsi:

1. Perumusan kebijakan teknis dibidang kesehatan,

2. Penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang

kesehatan,

3. Pembinaan dan Pelaksanaan Tugas di bidang kesehatan

4. Pengaturan, pengawasan dan pemberian perijinan dibidang kesehatan

5. Pelaksanan pelayanan teknis Ketatausahaan Dinas

6. Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi

7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

Tugas Pokok Dinas Kesehatan adalah melaksanakan kewenangan desentrali-sasi dibidang

kesehatan dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Walikota. Untuk

menyelenggarakan tugas tersebut Dinas Kesehatan mempunyai fungsi:

1. Pembinaan umum di bidang kesehatan meliputi pendekatan peningkatan (promotif),

pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif), pemulihan (rehabilitatif) berdasarkan

kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Walikota Jayapura

2. Pembinaan teknis di bidang upaya pelayanan kesehatan dasar dan upaya pelayanan

kesehatan rujukan berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Menteri

Kesehatan,

3. Pembinaan Operasional sesua kebiaksanaan yang ditetapkan oleh Walikota Jayapura.

a. Sekretaris mempunyai tugas pokok melaksanakan perencanaan informas

kesehatan, keuangan, umum dan kepegawaian, serta koordinasi dan pelaksanaan

5
tugas-tugas dan bidang Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, sekretaris

menyelengarakan fungsi:

 Penyusunan program kerja dan anggaran

 Penyelenggaraan ketatausahaan, meliputi urusan rumah tangga,

kepegawaian, hukum dan organisasi, hubungan masyarakat

 Penyelenggaraan urusan keuangan dan perlengkapan meliputi urusan

perbendaharaan, akuntani, venfikasi, ganti rugi, tindak lanjut LHP dan

perlengkapan

b. Sub Bagian Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan

perencanaan dan pelaporan dengan penjabaran tugas sebagai berikut:

 Menyiapkan bahan kebijakan teknis dibidang perencanaan dan pelaporan

lingkup dinas

 Mengkoordinasikan penyusunan perencanaan dan pelaporan,

 Melaksanakan penyusunan bahan perencanaan metputi rencana strategis

(renstra), rencana kerja tahunan (renja) den perencanaan dinas lainnya

 Melaksanakan penyusunan bahan pelaporan meliputi Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instalasi Pemeriniah (LAKIP) bahan penyusunan

Laporan Keterangan Penanggungawaban (LKPI) Walikota lingkup dinas

dan laporan dinas lainnya,

 Membina penyelenggaraan fungsi perencanaan dan pelaporan dinas,

 Melaksanakan tugas lain yang diberikan sesuai susunan tugas.

c. Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan

administrasi keuangan dan perbendaharaan, dengan penjabaran tugas sebagai

beriku :

6
 Menyusun bahan kebijakan teknis dibidang pentatausahaan keuangan

lingkup dinas,

 Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Kegiatan Anggaran (RKA)

dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA),

 Menyusunan rencana kebutuhan anggaran rutin dinas

 Melaksanakan penatausahaan keuangan dinas,

 Melaksanakan pembinaan perbendaharaan,

 Menyusun laporan keuangan dinas, meliputi Laporan Realisasi Anggaran

(LRA), neraca catatan atas laporan keuangan, laporan keuangan tahunan

dan berkala, serta laporan keuangan lannya,

 Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai tugas.

d. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan

pengolaan urusan umum dan kepegawaian, dengan penjabaran tugas sebagai

berikut:

 Menyusun bahan kebijakan teknis dibidang umum den kepegawaian

lingkup dinas,

 Melaksanakan penatausahasan surat-menyurat,

 Menyelenggarakan urusan rumah tangga dinas,

 Melaksanakan pengadaan barang dan inventaris serta pengelolaan aset

dinas,

 Melaksanakan pelayanan administrasi kepegawaian,

 Melaksanakan penyusunan data dan informasi kepegawaian ,

 Menyuapkan bahan pembinaan kepegawaian

 Melaksananakan tugas kehumasan organisasi dan tatalaksana

7
 Melaksanakan tugas lainnya yang atas sesuai tugas

Dalam pencapaian tugas dan fungsi tersebut, Kepala Dinas Kesehatan

Kota Jayapura dibantu oleh keempat bidang dan kesekertariatan yang

mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Bidang pelayanan Kesehatan

a. Pemyelenggaraan upaya kesehatan dasar, termasuk kesehatan

komunitas, meliputi :

 Pemantauan status gizi anak

 Pemberian makanan tambahan kepad balita

 Penimbangan balita berkala

 Pemeriksaan kesehatan ibu dan anak

b. Penyelenggaraan upaya kesehatan rujukan, meliputi :

 Melakukan koordinasi dengan pihak rumah sakit umum dan

swasta

c. Penyelenggaraan upaya kesehatan khusus, meliputi:

 Kesehatan jiwa

 Kesehatan mata

 Kesehatan kerja

 Kesehatan haji

 Kesehatan gigi dan mulut

 Kesehatan lansia

8
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Standar Pelayanan Minimal

Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah ketentuan

tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak

diperoleh setiap warga secara minimal. Standar pelayanan minimal SPM disusun sebagai alat

Pemerintah dan Pemerintahan Daerah untuk menjamin akses dan mutu pelayanan dasar

kepada masyarakat secara merata dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib. Standar

pelayanan minimal memiliki nilai yang sangat strategis bagi pemerintah (daerah) maupun

bagi masyarakat (konsumen), adapun nilai strategis itu adalah sebagai berikut:

1. Bagi pemerintah daerah

Standar pelayanan minimal dapat dijadikan sebagai tolak ukur (benchmark) dalam penentuan

biaya yang diperlukan untuk membiayai penyediaan pelayanan.

2. Bagi masyarakat

Standar pelayanan minimal dapat dijadikan sebagai acuan mengenai kualitas dan kuantitas

suatu pelayanan publik yang disediakan oleh pemerintah (daerah). Manfaat standar

pelayanan bagi masyarakat adalah agar warga masyarakat di daerah memiliki jaminan untuk

memperoleh pelayanan yang dapat memenuhikebutuhan minimalnya maka pemerintah pusat

perlu membuat kebijakan dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang harus dipenuhi oleh

daerah.

Melalui SPM pemerintah dapat menjamin warga dimanapun mereka bertempat

tinggal untuk memperoleh jenis dan mutu pelayanan yang minimal sama seperti yang

9
dirumuskan dalam standar pelayanan minimal (SPM). Menurut Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik, Standar pelayanan adalah tolak

ukur yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian

kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam

rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan terukur.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor. 65 Tahun 2005, Standar

pelayanan mengatur aspek input (masukan), process (proses), output (hasil) dan/atau manfaat.

Input penting untuk distandarisasi karena kuantitas dan kualitas dari input pelayanan berbeda-

beda antar daerah. Hal ini sering menyebabkan ketimpangan antar daerah. Standar proses

pelayanan juga penting untuk diatur. Standar proses dirumuskan untuk menjamin pelayanan

publik di daerah memenuhi prinsip-prinsip penyelenggaraan, prinsip-prinsip penyelenggaraan

layanan meliputi transparan, non-partisipan, efisien dan akuntabel. Standar output pelayanan

sangat penting diatur. Standar output dapat digunakan untuk menilai apakah sudah memenuhi

standar yang telah ditetapkan atau belum. Penentuan standar output harus memperhatikan

tujuan dan nilai yang ingin diwujudkan dalam penyelenggaraan layanan dan juga kapasitas

yang dimiliki setiap daerah.

Jenis Pelayanan Minimal yaitu

No Jenis Pelayanan Dasar Penerima Layanan Dasar Pernyataan Standar


Dasar
1 Pelayanan Kesehatan Ibu Ibu Hamil Setiap Ibu hamil
Hamil mendapatkan
pelayanan ante natal
sesuai standar
2 Pelayanan kesehatan ibu Ibu bersalin. Setiap ibu bersalin
bersalin mendapatkan
pelayanan persalinan
sesuai standar
3 Pelayanan kesehatan bayi Bayi baru lahir. Setiap bayi baru lahir

10
baru lahir mendapatkan
pelayanan kesehatan
sesuai standar
4 Pelayanan kesehatan balita Balita. Setiap balita
mendapatkan
pelayanan kesehatan
sesuai standar.
5 Pelayanan kesehatan pada Anak pada usia pendidikan Setiap anak pada usia
usia pendidikan dasar dasar. pendidikan dasar
mendapatkan
skrining kesehatan
sesuai standar
6 Pelayanan Kesehatan pada Warga Negara Indonesia usia Setiap Warga Negara
Usia produktif 15 s.d 59 tahun Indonesia isia usia 13
s.d 59 tahun
mendapatkan
skrining kesehatan
sesuai standar
7 Pelayanan kesehatan pada Warga Negara Indonesia usia Setiap Warga Negara
usia lanjut 60 Tahun ke atas. Indonesia usia usia
60 tahun ke atas
mendapatkan
skrining kesehatan
sesuai standar
8 Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi Setiap penderita
Penderita Hipertensi hipertensi
mendapatkan
pelayanan sesuai
standar
9 Pelayanan kesehatan Penderita Diabetes Melitus Setiap penderita
penderita Diabetes Melitus Diabetes Melitus
mendapatkan
pelayanan kesehatan
sesuai standar.
10 Pelayanan Kesehatan orang Orang dengan gangguan jiwa Setiap orang dengan
dengan gangguan jiwa berat (ODGJ) berat gangguan jiwa
(ODGJ) berat
mendapatkan
pelayanan kesehatan
sesuai standar.
11 Pelayanan kesehatan orang Orang dengan TB. Setiap orang dengan
dengan TB TB mendapatkan

11
pelayanan kesehatan
sesuai standar.
12 Pelayanan kesehatan orang Orang berisiko terinfeksi Setiap orang
dengan risiko terinfeksi HIV HIV (ibu hamil, pasien TB, beresiko terinfeksi
pasien IMS, waria/transgend HIV(ibu hamil,
er, pengguna napza, dan pasien TB, pasien
warga binaan lembaga IMS,
pemasyarakatan waria/transgender,
pengguna napza, dan
warga binaan
lembaga
pemasyarakatan)
mendapatkan
pemeriksaan HIV
sesuai standar

3.2 Situasi Derajat Kesehatan Kota Jayapura

Keberhasilan pembangunan kesehatan dapat dilihat dari berbagai indikator yang

digunakan untuk memantau derjat kesehatan sekaligus sebagai evaluasi keberhasilan

pelaksanaan program.Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-

faktor tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan juga

ketersediaan sarana prasarana kesehatan, melainkan juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi,

pendidikan, sosial, keturunan, dan faktor lainnya. Pada prinsipnya pembangunan kesehatan

telah menunjukan suatu keberhasilan dengan meningkatnya derajat kesehatan masyarakat,

walaupun masih dijumpai berbagai masalah dan hambatan yang akan mempengaruhi

pelaksanaan pembangunan kesehatan. Untuk mengidentifikasi masalah tersebut perlu

dilakukan analisis situasi dan kecenderungan dimasa yang akan datang.

12
3.2.1 Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Kematian bayi merupakan indikator yang biasanya digunakan untuk menentukan

derajat kesehatan masyarakat.Oleh karena itu banyak upaya kesehatan yang dilakukan dalam

rangka menurunka angka kejadian kematian bayi. Di Kota Jayapura angka kejadian kematian

neonates pada tahun 2016 adalah 3/1000 kelahiran hidup, angka kematian balita pada tahun

2016 adalah 1,6/1000 kelahiran hidup. Berbagai faktor dapat menyebabkan kematian bayi.

Kematian bayi sangat dipengaruhi oleh pelayanan kesehatan. Selain itu, perbaikan kondisi

ekonomi yang tercermin dengan pendapatan masyarakat yang meningkat juga dapat

berkontribusi melalui perbaikan gizi yang dapat berdampak pada daya tahan terhadap infeksi

penyakit.Angka kematian bayi di Kota Jayapura dari tahun ke tahun cenderung mengalami

penurunan. Berdasarkan angka proyeksi dari dinas kesehatan Kota Jayapura. AKB pada

tahun 2008 sebesar 25,18 per 1000 kelahiran, menurun menjadi 21,0 per 1000 kelahiran

hidup pada tahun 2016.

Kematian ibu juga menjadi salah satu indikator penting dalam menetukan derajat

kesehatan masyarajt. Kematian menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu

penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk

kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan masa nifas. Kasus

kematian maternal tahun 2016 di Kota Jayapura sebanyak 10/6209.

3.2.2 Status Gizi

Prevalensi kurang energi total (gizi kurang dan gizi buruk) terjadi penurunan dari

5,7% tahun 2008 menjadi 3,4% pada tahun 2012. Bila dibandingakan dengan target

pencapaian program perbaikan gizi (RPJM) tahun 2015 sebesar 20% dan target MDGs untuk

Indonesia sebesar 8,5%.

13
Pemantauan status gizi balita dilakukan secara rutin di Posyandu.Penimbangan rutin

di posyandu menunjukan 394 balita yang mengalami gizi kurang dan 235 yang mengalami

gizi buruk. Balita dengan gizi kurang diberikan penyuluhan pada ibu balita dan makanan

tambahan berupa biskuit dan susu formula bagi balita dari keluarga miskin.

Penaggulangan kasus balita dengan gizi buruk pada tahun 2016 dilakukan dengan

pemberian PMT yang pendanaannya melalui dana APBD Kota Jayapura dan APBD Provinsi

Papua. PMT yang dibelrikan berupa pemberian susu, biskuit MP-ASI. Dari jumlah kasus

yang di bantu hampir semuanya mengalami perbaikan gizi.

3.3 Situasi Upaya Kesehatan Kota Jayapura

Upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu upaya kesehatan masyarakat dan

upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang

dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit dan memulihkan

kesehatan perorangan. Situasi pelayanan kesehatan masyarakat Kota Jayapura dapat

diuraikan sebagai berikit :

1. Pelayanan kesehatan dasar

a. Program kesehatan Ibu dan Anak

Bertujuan untuk memantau secara berkesinambungan pelayanan kesehatan ibu

hamil mulai dari ANC sampai persalinannya serta kesehatan anaknya.

Pemantauan yang dilakukan adalah pemantauan K1, K4, deteksi resti, kunjungan

neonates, persalinan oleh tenaga kesehatan dan persalinan yang di tolong dukun.

b. Pengukuran BB balita

14
Salah satu cara penentuan status gizi balita dan tingkat partisipasi masyarakat

terhadap posyandu adalah menggunakan indikator SKDN.

c. Penjaringan Kesehatan Siswa

Kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UJS) di Kota Jayapura diantaranya adalah

melakukan screening pada anak baru masuk sekolah dan melakukan penyuluhan

kesehatan.

d. Program usia lanjut

Pelayanan terhadap usia lanjut terbagi atas dua yaitu Pra Usila untuk usia 45-59

tahun dan Usila untuk pasien yang berusia diatas 60 tahun.

e. Program kesehatan gigi

Program pelayanan kesehatan gigi dilaksanakan berupa pelayanan klinik di

Puskesmas.

f. Pelayanan kesehatan dengan kemampuan gawat darurat

Puskesmas di Kota Jayapura berjumlah 13 puskesmas yang tersebar disemua

distrik. Diantara 13 puskesmas tersebut ada 1 puskesmas yang mempunyai

fasilitas dan pelayanan rawat inap yaitu puskesmas Koya Barat.

g. Penyuluhan kesehatan

Penyuluhan kesehatan dilakukan dengan dua cara yaitu penyuluhan kelompok

dan penyuluhan masa.

2. Akses mutu pelayanan kesehatan

a. Jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar

Penduduk Kota Jayapura tahun 2016 sebanyak 275.694 jiwa. Penduduk yang

mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan Pra bayar berupa askeskin

sebanyak 102.612 jiwa (39,2%). Masyarakat miskin pada tahun 2016

15
mendapatkan pelayanan jamkesnas berjumlah 93.967 jiwa, untuk rawat inap 780

jiwa.

b. Kunjungan puskesmas

Kunjungan puskesmas pada tahun 2016 sebanyak 316.141 kunjungan terdiri dari

kunjungan rawat jalan.

3. Kesehatan lingkungan

a. Rumah sehat

b. Rumah atau bangunan yang diperiksa jentik nyamuk aedes

c. Jenis sarana air bersih yang digunakan

d. Kepemilikan sarana sanitasi dasar

e. Tempat umum dan pengelolaan makanan sehat

f. Institusi yang dibina kesehatan lingkungannya

16
BAB IV
LAPORAN KEGIATAN

4.1 Nama Kegiatan

Kepaniteraan Klinik Madya SMF Ilmu Kesehatan Masyarakat

4.2 Tujun Kegiatan

Mengetahui gambaran profil kesehatan kota Jayapura serta Gambaran

struktur dan tata kerja Dinas Kesehatan Kota Jayapura

4.3 Waktu dan Tempat Kegiatan

Waktu : 8 – 9 APRIL 2021

Tempat : Dinas Kesehatan Kota Jayapura

4.4 Jenis Kegiatan

Pembelajaran dengan penyajian materi oleh narasumber

Jadwal Kegiatan Dinas Kesehatan Kota Jayapura

No Hari/Tanggal/Waktu Materi Narasumber Keterangan

1 Kamis, 8 APRIL Kesehatan Masuk


2021 keluarga dan Bpk. Enos,
09.00-10.30 WIT M.Kes
Gizi
`11.00-12.00 WIT Promosi Bpk. Victor Masuk
Kesehatan & Hendrik,
S.KM
Optimalisasi
GERMAS

2. Jumat, 9 APRIL Sistem Masuk


2021 pengawasan Bpk. Luky
8.40-10.00 WIT obat dan bahan B, S.Farm,
habis pakai Apt
10.30-11.00 WIT Surveilans Bpk Masuk

17
Epidemiologi Adrianus
Bunga,
SKM

11.00-12.00 WIT Pencegahan Ibu. Ivani Masuk


Pengobatan Elisabeth
dan penyakit Korwa
Menular (P2P) M.Kes
13.00-14.30 WIT Standar Masuk
Pelayanan drg. Juliana
kesehatan Napitupulu
Mayarakat
(YANKES)
14.30-15.00 WIT Kesehatan Masuk
Lingkungan, Ibu.
kesehatan Sarmina, M,
kerja dan Kes
olahraga

18
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

 Faktor derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh faktor ekonomi,


pendidikan, lingkungan social, keturunan dan factor lainnya.
 Standar pelayanan minimal harus dikerjakan oleh setiap Puskesmas umtuk
tercapainya SDM yang sehat dan unggul.
 Obat pelayanan kesehatan dasar yang banyak digunakan terdapan dalam
formularium nasional
 Surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus
menerus terhadap penyakit-penyakit atau masalah kersehatan dan kondisi
yang mempengaruhinya

19

Anda mungkin juga menyukai