PENDAHULUAN
alinea 4 adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
berkelanjutan, terencana dan terarah. Bagian integral dan terpenting dalam pembangunan
kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
manusia yang produktif secara social dan ekonomis. Keberhasilan pembangunan kesehatan
sangat ditentukan oleh kesinambungan antara upaya program dan sektor serta kesinambungan
sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat upaya
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan
nasional Tahun 2015-2020 adalah : (1) meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu dan anak;
(2) meningkatkan pengendalian penyakit; (3) meningkatkan akses dan mutu pelayanan
1
kesehatan dasar dan rujukan terutama didaerah terpencil, tertinggal dan perbatsan; (4)
meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan universal melalui kartu Indonesia sehat dan
kualitas pengelolaan SJSn Kesehatan; (5) terpenuhinya tenaga kesehatan, obat dan vaksin,
maka pemerintah Indonesia membentuk suatu struktur pemerintah yang bergerak dibidang
kesehatan dimulai dari tingkat pusat hingga tingkat kabupaten/kota. Dinas kesehatan
mengendalikan di bidang kesehatan sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah. Fungsi dinas
dan penyehatan lingkungan, kesehatan keluarga, farmasi, makana dan minuman serta tenaga
kesehatan dan melaksanakan tugas-tugas yang terkait dengan kesehatan sesuai dengan
kesejahteraan keluarga dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat. Dalam
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
2
Keberhasilan pembangunan suatu daerah, salah satunya dapat dilihat dari Pencapaian
Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dimana untuk mencapai IPM tersebut, salah satu
komponen utama yang mempengaruhinya yaitu, indikator status kesehatan selain pendidikan
dan pendapatan perkapita. Dengan demikian pembangunan kesehatan merupakan salah satu
upaya-upaya utama untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang pada gilirannya
3
BAB II
2.1 Kedudukan
Dinas Kesehatan Kota Jayapura merupakan Dinas Daerah Pemerintah Kota
dan Tata kerja Dinas Daerah Kota Jayapura dan Peraturan Walikota Jayapura Nomor
Kota Jayapura Nomor 10 Tahun 2008 Tenteng Pembentukan susunan Organisasi dan
Tata kerja Dinas Daerah Kota Jayapura dan unsur pelakanaan urusan daerah dibidang
Agustus 2008 Tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata kerja Dinas
Daerah Kota Jayapura dan Peraturan Walikota Jayapura Nomor 29 Tahun 2008
Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata kerja
Dinas Daerah Kota Jayapura dengan tugas pokok melaksanakan sebagian urusan
4
kesehatan. Dalam melaksanakan tugas pokok terrsebut, Dinas Kesehatan Kota
kesehatan,
7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
kesehatan dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Walikota. Untuk
2. Pembinaan teknis di bidang upaya pelayanan kesehatan dasar dan upaya pelayanan
Kesehatan,
5
tugas-tugas dan bidang Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, sekretaris
menyelengarakan fungsi:
perlengkapan
lingkup dinas
beriku :
6
Menyusun bahan kebijakan teknis dibidang pentatausahaan keuangan
lingkup dinas,
berikut:
lingkup dinas,
dinas,
7
Melaksanakan tugas lainnya yang atas sesuai tugas
komunitas, meliputi :
swasta
Kesehatan jiwa
Kesehatan mata
Kesehatan kerja
Kesehatan haji
Kesehatan lansia
8
BAB III
PEMBAHASAN
tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak
diperoleh setiap warga secara minimal. Standar pelayanan minimal SPM disusun sebagai alat
Pemerintah dan Pemerintahan Daerah untuk menjamin akses dan mutu pelayanan dasar
kepada masyarakat secara merata dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib. Standar
pelayanan minimal memiliki nilai yang sangat strategis bagi pemerintah (daerah) maupun
bagi masyarakat (konsumen), adapun nilai strategis itu adalah sebagai berikut:
Standar pelayanan minimal dapat dijadikan sebagai tolak ukur (benchmark) dalam penentuan
2. Bagi masyarakat
Standar pelayanan minimal dapat dijadikan sebagai acuan mengenai kualitas dan kuantitas
suatu pelayanan publik yang disediakan oleh pemerintah (daerah). Manfaat standar
pelayanan bagi masyarakat adalah agar warga masyarakat di daerah memiliki jaminan untuk
perlu membuat kebijakan dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang harus dipenuhi oleh
daerah.
tinggal untuk memperoleh jenis dan mutu pelayanan yang minimal sama seperti yang
9
dirumuskan dalam standar pelayanan minimal (SPM). Menurut Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik, Standar pelayanan adalah tolak
ukur yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian
kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam
pelayanan mengatur aspek input (masukan), process (proses), output (hasil) dan/atau manfaat.
Input penting untuk distandarisasi karena kuantitas dan kualitas dari input pelayanan berbeda-
beda antar daerah. Hal ini sering menyebabkan ketimpangan antar daerah. Standar proses
pelayanan juga penting untuk diatur. Standar proses dirumuskan untuk menjamin pelayanan
layanan meliputi transparan, non-partisipan, efisien dan akuntabel. Standar output pelayanan
sangat penting diatur. Standar output dapat digunakan untuk menilai apakah sudah memenuhi
standar yang telah ditetapkan atau belum. Penentuan standar output harus memperhatikan
tujuan dan nilai yang ingin diwujudkan dalam penyelenggaraan layanan dan juga kapasitas
10
baru lahir mendapatkan
pelayanan kesehatan
sesuai standar
4 Pelayanan kesehatan balita Balita. Setiap balita
mendapatkan
pelayanan kesehatan
sesuai standar.
5 Pelayanan kesehatan pada Anak pada usia pendidikan Setiap anak pada usia
usia pendidikan dasar dasar. pendidikan dasar
mendapatkan
skrining kesehatan
sesuai standar
6 Pelayanan Kesehatan pada Warga Negara Indonesia usia Setiap Warga Negara
Usia produktif 15 s.d 59 tahun Indonesia isia usia 13
s.d 59 tahun
mendapatkan
skrining kesehatan
sesuai standar
7 Pelayanan kesehatan pada Warga Negara Indonesia usia Setiap Warga Negara
usia lanjut 60 Tahun ke atas. Indonesia usia usia
60 tahun ke atas
mendapatkan
skrining kesehatan
sesuai standar
8 Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi Setiap penderita
Penderita Hipertensi hipertensi
mendapatkan
pelayanan sesuai
standar
9 Pelayanan kesehatan Penderita Diabetes Melitus Setiap penderita
penderita Diabetes Melitus Diabetes Melitus
mendapatkan
pelayanan kesehatan
sesuai standar.
10 Pelayanan Kesehatan orang Orang dengan gangguan jiwa Setiap orang dengan
dengan gangguan jiwa berat (ODGJ) berat gangguan jiwa
(ODGJ) berat
mendapatkan
pelayanan kesehatan
sesuai standar.
11 Pelayanan kesehatan orang Orang dengan TB. Setiap orang dengan
dengan TB TB mendapatkan
11
pelayanan kesehatan
sesuai standar.
12 Pelayanan kesehatan orang Orang berisiko terinfeksi Setiap orang
dengan risiko terinfeksi HIV HIV (ibu hamil, pasien TB, beresiko terinfeksi
pasien IMS, waria/transgend HIV(ibu hamil,
er, pengguna napza, dan pasien TB, pasien
warga binaan lembaga IMS,
pemasyarakatan waria/transgender,
pengguna napza, dan
warga binaan
lembaga
pemasyarakatan)
mendapatkan
pemeriksaan HIV
sesuai standar
faktor tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan juga
ketersediaan sarana prasarana kesehatan, melainkan juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi,
pendidikan, sosial, keturunan, dan faktor lainnya. Pada prinsipnya pembangunan kesehatan
walaupun masih dijumpai berbagai masalah dan hambatan yang akan mempengaruhi
12
3.2.1 Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
derajat kesehatan masyarakat.Oleh karena itu banyak upaya kesehatan yang dilakukan dalam
rangka menurunka angka kejadian kematian bayi. Di Kota Jayapura angka kejadian kematian
neonates pada tahun 2016 adalah 3/1000 kelahiran hidup, angka kematian balita pada tahun
2016 adalah 1,6/1000 kelahiran hidup. Berbagai faktor dapat menyebabkan kematian bayi.
Kematian bayi sangat dipengaruhi oleh pelayanan kesehatan. Selain itu, perbaikan kondisi
ekonomi yang tercermin dengan pendapatan masyarakat yang meningkat juga dapat
berkontribusi melalui perbaikan gizi yang dapat berdampak pada daya tahan terhadap infeksi
penyakit.Angka kematian bayi di Kota Jayapura dari tahun ke tahun cenderung mengalami
penurunan. Berdasarkan angka proyeksi dari dinas kesehatan Kota Jayapura. AKB pada
tahun 2008 sebesar 25,18 per 1000 kelahiran, menurun menjadi 21,0 per 1000 kelahiran
Kematian ibu juga menjadi salah satu indikator penting dalam menetukan derajat
kesehatan masyarajt. Kematian menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu
penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk
kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan masa nifas. Kasus
Prevalensi kurang energi total (gizi kurang dan gizi buruk) terjadi penurunan dari
5,7% tahun 2008 menjadi 3,4% pada tahun 2012. Bila dibandingakan dengan target
pencapaian program perbaikan gizi (RPJM) tahun 2015 sebesar 20% dan target MDGs untuk
13
Pemantauan status gizi balita dilakukan secara rutin di Posyandu.Penimbangan rutin
di posyandu menunjukan 394 balita yang mengalami gizi kurang dan 235 yang mengalami
gizi buruk. Balita dengan gizi kurang diberikan penyuluhan pada ibu balita dan makanan
tambahan berupa biskuit dan susu formula bagi balita dari keluarga miskin.
Penaggulangan kasus balita dengan gizi buruk pada tahun 2016 dilakukan dengan
pemberian PMT yang pendanaannya melalui dana APBD Kota Jayapura dan APBD Provinsi
Papua. PMT yang dibelrikan berupa pemberian susu, biskuit MP-ASI. Dari jumlah kasus
Upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang
dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan
Pemantauan yang dilakukan adalah pemantauan K1, K4, deteksi resti, kunjungan
neonates, persalinan oleh tenaga kesehatan dan persalinan yang di tolong dukun.
b. Pengukuran BB balita
14
Salah satu cara penentuan status gizi balita dan tingkat partisipasi masyarakat
melakukan screening pada anak baru masuk sekolah dan melakukan penyuluhan
kesehatan.
Pelayanan terhadap usia lanjut terbagi atas dua yaitu Pra Usila untuk usia 45-59
Puskesmas.
g. Penyuluhan kesehatan
Penduduk Kota Jayapura tahun 2016 sebanyak 275.694 jiwa. Penduduk yang
15
mendapatkan pelayanan jamkesnas berjumlah 93.967 jiwa, untuk rawat inap 780
jiwa.
b. Kunjungan puskesmas
Kunjungan puskesmas pada tahun 2016 sebanyak 316.141 kunjungan terdiri dari
3. Kesehatan lingkungan
a. Rumah sehat
16
BAB IV
LAPORAN KEGIATAN
17
Epidemiologi Adrianus
Bunga,
SKM
18
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
19