Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Sejarah Sastra Budaya
Sunda Dosen Pengampu: Dr. Usman Supendi, M.Pd.
Oleh:
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Simpulan ........................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara besar yang membentang dari Sabang
sampai Merauke yang memiliki beribu-ribu pulau, keanekaragam
kekayaan, menjadikan masyarakat Indonesia yang hidup di berbagai pulau
itu mempunyai ciri dan coraknya masing-masing perbedaan ciri dan corak
ini tidak hanya terjadi antarpulau juga antardaerah. Di Indonesia ada
kurang lebih 60 tempat kampung adat, di Jawa Barat sendiri terdapat
Kampung Naga, Baduy, Ciptagelar, Pulo, Dukuh dll
Dalam makalah ini, penulis akan membahasa salah satu kampung
adat di Jawa Barat yaitu, Kampung Dukuh. Kampung Dukuh sangat unik,
dan masih memegang budaya lokal yg sangat kental. Seperti di kampung-
kampung adat lain, masyarakat di Kampung Dukuh sangat teguh
memegang adat dan tradisi leluhurnya. Di kampung ini, penghuninya
hidup jauh dari kemewahan dan menerapkan pola hidup sederhana seperti
diwariskan oleh leluhurnya dari generasi ke generasi. Oleh karena tidak di
sangsikan lagi, jika di kampung ini tidak ditemukan jaringan listrik dan
alat-alat elektronik seperti radio dan televisi.
Kampung Dukuh merupakan sebuah desa dengan suasana alam dan
tradisi yang begitu khas. Masyarakat Kampung Dukuh mempunyai
pandangan hidup yang berdasarkan Mazhab Imam Syafii. Landasan
budaya tersebut berpengaruh pada bentukan fisik desa tersebut serta adat
istiadat masyarakat setempat. Penjelasan lebih lanjut mengenai Kampung
Dukuh akan dijelaskan dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat
dibuat perumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Sejarah Kampung Dukuh?
1
2. Seperti apa geografis wilayah Kampung Dukuh?
3. Seperti apa Adat Istiadat dan Kebudayaan Kampung Dukuh?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan diatas, tujuan penyusunan makalah ini
adalah untuk:
1. Mengetahui bagaimana Sejarah Kampung Dukuh
2. Mengetahui seperti apa geografis wilayah Kampung Dukuh
3. Mengetahui seperti apa Adat Istiadat dan Kebudayaan Kampung
Dukuh
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
d. Sistem perkawinan
Sistem perkawinan masyarakat Kampung Dukuh menganut sistem
perkawinan bebas yang sesuai dengan ajaran islam. Aturan di kampung
dukuh memperbolehkan masyarakatnya untuk menikah dengan siapa aja
yang dicintainya asalkan tidak bertentangan dengan ajaran islam. Warga
Kampung dukuh bisa menikah dengan warga di luar kampung dukuh
begitu juga sebaliknya.
PENUTUP
A. Simpulan
Dalam kisah tradisi yang dipercayai masyarakat setempat bahwa
yang berjasa sebagai pendiri Kampung Dukuh adalah Syekh Abdul
Jalil. Menurut cerita pada abad ke-17, Rangga Gempol II yang saat itu
menjadi Bupati Sumedang yang berada di bawah kekuasaan Mataram,
menghadap penguasa Mataram dan mohon agar menunjuk seorang
hakim/penghulu/kepala agama pengganti yang telah meninggal. Sultan
mengatakan bahwa penghulu pengganti tidak usah dicari jauh-jauh karena
orang tersebut ada di pedesaan Pasundan. Rangga Gempol II kemudian
mencari orang yang dimaksud dan akhirnya bertemu dengan Syekh Abdul
Jalil
Luas Geografis keseluruhan Kampung Dukuh seluas 10 hektar
yang tediri dari 7 hektar bagian dari Kampung Dukuh Luar, 1 hektar
bagian dari Kampung Dukuh Dalam dan sisanya merupakan lahan kosong
atau lahan produksi. Di dalam Kampung Dukuh juga terdapat area yang
disebut dengan wilayah Karomah yang merupakan tempat dimana Makam
Syekh Abdul Jalil. Di dalam kawasan Kampung Dukuh terdapat 42 rumah
dan bangunan Mesjid. Dengan 40 Kepala keluarga serta jumlah penduduk
172 orang untuk Kampung.
Masyarakat Kampung Dukuh memiliki sistem kemasyarakatan
yang sudah tertata dengan baik dan berjalan sejak ratusan tahun yang lalu.
Hal ini terbukti dengan berjalannya sistem organisasi sosial yang ada di
masyarakat Kampung Dukuh dan tidak pernah berubah dari masa ke masa
dan masih berjalan sampai saat ini dan akan datang. Sistem organisasi
sosial yang mereka gunakan menganut sistem kokolotan yang berasaskan
pada ajaran islam selain berpola budaya berlandaskan religi yang sangat
kuat, juga berpandangan hidup berlandas pada sufisme dengan berpedman
pada Mazhab Imam Syafii
18
DAF TAR PUSTAKA
Sofianto, Kunto. 2001. Garut Kota Intan. Sejarah Lokal Garut Sejak Zaman
Kolonial Belanda Hingga Masa Kemerdekaan. Bandung: Alqaprint
Jatinangor
Warjita. 2000. Kabupaten Garut dalam Dimensi Budaya. Garut: Forum Kajian
Penggagas dan Pengembangan Pendidikan