NIM : 03040221096 Mata Kuliah : Studi Teks Sejarah Bahasa Lokal (B)
ASAL-USUL DESA JATIREJO
Desa Jatirejo adalah salah satu desa yang terletak di wilayah Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi DI Yogyakarta. Yang terletak di pusat kecamatan, pemerintah menggabungkan 3 kelurahan yaitu : Kelurahan Lendah, Kelurahan Sumberejo dan Kelurahan Dalangan menjadi satu Kelurahan dengan nama Kelurahan Jatirejo, sehingga pada tanggal 14 februari ditetapkan sebagai hari jadi Desa Jatirejo. Seiring perkembangan jaman sebutan kelurahan diganti menjadi sebutan Desa.
Gambar 1 : Website Resmi Desa Jatirejo
Menurut cerita desa tersebut, dari website resmi yang diatas belum memiliki informasi sumber data yang lengkap atau belum cukup jelas. wilayah yang memiliki letak cukup strategis di pusat Pemerintahan Kapanewon Lendah, secara geografis Kalurahan Jatirejo dilalui oleh Jalan Provinsi dan Jalan Kabupaten. Yang mana keberadaan jalan tersebut sangat bermanfaat bagi kegiatan perekonomian. Di samping itu, jalan tersebut juga memperlancar transportasi sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Kecamatan Lendah terletak di sebelah selatan dari Wates ibu kota Kabupaten Kulon Progo, berbatasan dengan Kec Galur di sebelah selatan, Kec Panjatan di sebelahdL barat, Kec Sentolo di sebelah utara dan Kab Bantul di sebelah timur. Luas wilayah Kecamatan Lendah 3.559,19 Ha terdiri dari 6 desa, 62 dusun, 115 RW dan 346 RT. Keenam desa tersebut adalah Desa Wahyuharjo, Bumirejo, Jatirejo, Sidorejo, Gulurejo dan Ngentakrejo. Keenam desa tersebut masuk kategori desa swakarsa. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kec Lendah tahun 2009 sebesar Rp. 1.793.969.000,- dengan PAD terbesar Desa Bumirejo sebesar Rp. 423.680.000,- dan terkecil Desa Sidorejo Rp. 207.601.000. Jumlah penduduk Lendah sebanyak 13.064 KK atau 41.140 jiwa terdiri dari 11.213 KK/20.372 jiwa laki-laki dan 1.851 KK/20.768 jiwa perempuan. Jumlah penduduk miskin sebanyak 3.450 KK dengan jumlah jiwa 10.612 jiwa atau 35,83 % dari jumlah penduduk total. Mata pencaharian utama penduduk adalah petani dengan luas lahan pertanian sawah 1.244 ha dengan produksi padi 8.013 ton atau produktivitasnya 64,41 Kwintal/Ha. Begitu juga dengan kondisi tanah yang relatif datar dan subur sehingga sangat menunjang produktifitas pertanian. Saat ini berubah lagi menjadi sebutan Kalurahan. Setelah penggabungan menjadi Desa Jatirejo, wilayahnya dibagi menjadi 10 Pedukuhan yaitu : Pedukuhan Kutan, Pedukuhan Botokan, Pedukuhan Lendah, Pedukuhan Sumberejo, Pedukuhan Jatirejo, Pedukuhan Jimatan, Pedukuhan Jatisari, Pedukuhan Bonosoro, Pedukuhan Wonogiri, Pedukuhan Tegalsari. Di Yogyakarta, terdapat banyak sunan yang makamnya menjadi tempat ziarah. Beberapa di antaranya adalah : Sunan Kalijaga, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Muria, Sunan Kudus, Sunan Gunung Jati, Sunan Giri. Di wilayah Kalurahan Jatirejo terdapat 3 potensi wisata yang sedang dikembangkan yaitu : Bukit Cubung, Makam Kyai Landoh di Padukuhan Lendah dan Makam Ki Ageng Panggung di Padukuhan Kutan. Dengan adanya pengembangan wisata tersebut diharapkan dapat mendukung peningkatan ekonomi masyarakat sekitar.
Gambar 2 : Makam Kyai Landoh
Kyai Landoh adalah nama lain dari Syech Jangkung, beliau adalah karib Sultan Agung yang bertugas untuk menyebarkan agama Islam di wilayah pantai selatan. Banyak versi cerita tentang Syech Jangkung, antara lain di Kudus, Palembang, Cirebon, Mesir dan wilayah yang lain, tetapi akhir hidup Syekh Jangkung ada di Desa Jatirejo, di sanalah beliau dimakamkan. Selama menyebarkan agama Islam di daerah tersebut Syech Jangkung sangat dihormati dan disegani karena kesaktiannya dan sifat-sifat baik beliau, yang paling menonjol adalah suka menolong dan menyembuhkan orang sakit. Gambar 3 : Makam Ki Ageng Panggung Ki Ageng Panggung atau Kyai Panggung juga ada di daerah Tegal Jawa Tengah. Ditambah lagi dengan sepak terjang Beliau dalam menjalankan ajaran agama Islam masih menjadi perdebatan di masyarakat. Makam beliau ada di atas bukit bersebelahan dengan sungai Progo yang pemandangannya sangat indah, di Padukuhan Kutan RT: 06 Desa Jatirejo Kecamatan Lendah Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi makam tidak jauh dari pusat keramaian, kurang lebih 1,5 KM arah timur Kantor Kecamatan Lendah atau 1 KM arah utara dari Pasar Brosot. Pangeran Panggung yang kemudian bergelar Kyai Ageng Jalasutra dimakamkan atas kehendak Sultan Agung. Pemakamannya disertai dengan upacara kehormatan (pakurmatan ageng) yang dihadiri oleh wakil Kanjeng Sultan Agung.Adapun lokasi makam Jalasutra tersebut di wilayah Kecamatan Piyungan arah tenggara kota Yogyakarta,sejauh kira-kira 25 Km. Tidak ada informasi yang akurat tentang siapa ke-dua orang yang dimakamkam di situ.
Gambar 4 : Situs Kraton Yogyakarta
Keraton Yogyakarta adalah salah satu destinasi wajib yang harus dikunjungi ketika berlibur ke Jogja. Dari segi bangunan keraton Yogyakarta merpakan salah satu contoh arsitktur istana jawa yang terbaik, yang memiliki balairung mewah serta pavilion yang luas. Keraton Yogyakarta Hadiningrat berdiri tahun 1755 oleh Sultan Hamengku Buwono I beberapa bulan setelah Perjanjian Giyanti. Lokasi kraton konon adalah bekas pesangrahan yang bernama Garjitawati. Pesangrahan ini digunakan sebagai tempat istirahat para iring iringan jenazah raja raja mataram yang akan di makamkan di Imogiri. Dalam kehidupan keraton, sultan adalah orang nomor satu sebagai wakil tuhan dari bumi yang berkuasa dalam militer dan keagamaan. Jadi Sosok Sultan sangatlah dianggap sakral begitu pula dengan semua kegiatan yang dilakukanya. Setiap ruangan keraton juga memiliki kesakralan tersendiri. Kegiatan sultan lebih banyak dilakukan di Kemandhungan dimana pada pelataran ini berada di Bangsal Pancaniti.