Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ISLAM DAN BUDAYA JAWA

SEJARAH ASAL-USUL DESA GAJIHAN

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah Islam dan Budaya Jawa

Dosen Pengampu Anang Haris Himawan, S.Ag, M.Pd

Disusun Oleh :

ALBA FIRMANUDIN

PRODI HUKUM PIDANA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN MAS SAID SURAKARTA

TAHUN 2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah lokal mengandung suatu pengertian, bahwa suatu peristiwa yang
tidak terjadi hanya meliputi suatu desa dan tidak menyebar ke daerah lainnya.
Sejarah tentang suatu desa memuat suatu awal tempat tersebut seperti asa-usul
daerah yang bersangkutan sampai kepada perkembangan daerah itu pada masa
berikutnya. Setiap wilayah di Indonesia memiliki karakter tersendiri. Hal ini
di sebabkan karena masing-masing wilayah di Indonesia terbentuk melalui
sejarah panjang yang berbeda-beda. Demikian juga kebudayaan, merupakan
produk dari proses sejarah yang panjang.oleh karena itu sejarah lokal
merupakan hal yang sangat kompleks yang memiliki banyak aspek dari
keseluruhan pengalaman kolektif masa lalu meliputi aspek sosial budaya,
ekonomi, agama, dan sebagainya dalam suatu wilayah tertentu. Sejarah lokal
yang identik dengan cerita rakyat sampai sekarang masih berkebang terus dan
penyebarannya secara turun temurun oleh masyarakat. Tetapi masih banyak
cerita rakyat yang belum terdeteksi maupun tersimpan dalam bentuk tulisan
maupun kajian. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di daerah biasanya dikenang
dan diingat dalam bentuk nama. Nama tersebut biasanya diambil dari nama
peristiwa,orang, binatang, tumbuhan dan sebagainya. Oleh karena berbagai
alasan diatas, penulis ingin meneliti, menelaah dan merekap sejarah lokal di
Dukuh Gajihan desa Pandeyan. Penelitian ini oleh penulis diberi judul Asal-
Usul Nama Desa Gajihan. Sejarah Kota Klaten, ada dua versi yang menyebut
tentang asal muasal nama Klaten. Versi pertama mengatakan bahwa Klaten
berasal dari kata kelati atau buah bibir. Kata kelati ini kemudian mengalami
disimilasi menjadi Klaten. Klaten sejak dulu merupakan daerah yang terkenal
karena kesuburannya. Versi kedua menyebutkan Klaten berasal dari kota
Melati. Kata Melati kemudian berubah menjadi Mlati. Berubah lagi jadi kata
Klati, sehingga memudahkan ucapankata Klati berubah menjadi kata Klaten.
Versi ke dua ini atas dasar kata-kataorangtua sebagaimana dikutip dalam buku
Klaten dari Masa ke Masa yang diterbitkan Bagian Ortakala Setda Kab.
Daerah Kabupaten Klaten semulaadalah bekas daerah swapraja Surakarta.
Kasunanan Surakarta terdiri daribeberapa daerah yang merupakan suatu
kabupaten. Setiap kabupaten terdiriatas beberapa distrik. Susunan penguasa
kabupaten terdiri dari Bupati, Kliwon, Mantri Jaksa, Mantri Kabupaten,
Mantri Pembantu, Mantri Distrik, Penghulu, Carik Kabupaten angka 1 dan 2,
Lurah Langsik, dan Langsir.Susunan penguasa Distrik terdiri dari Pamong
Distrik (1 orang), Mantri Distrik (5), Carik Kepanawon angka 1 dan 2 (2
orang), Carik Kemanten 5orang), Kajineman (15 orang).
1.1.1. LETAK GEOGRAFIS KOTA KLATEN
Secara geografis Kabupaten Klaten terletak diantara 110 030'-110045'Bujur
Timur dan 7030'-7o45' Lintang Selatan. Luas wilayah kabupaten
Klatenmencapai 665,56 km2. Di sebelah timur berbatasan dengan kabupaten
Sukoharjo. Di sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten Gunung
kidul(Daerah Istimewa Yogyakarta). Di sebelah barat berbatasan dengan
kabupatenSleman (Daerah Istimewa Yogyakarta) dan di sebelah utara
berbatasan dengan kabupaten Boyolali. Menurut topografi kabupaten Klaten
terletak diantara gunung Merapidan pegunungan Seribu dengan ketinggian
antara 75-160 meter diatas permukaan laut yang terbagi menjadi wilayah
lereng Gunung Merapi dibagian utara areal miring, wilayah datar dan wilayah
berbukit di bagian selatan. Ditinjau dari ketinggiannya, wilayah kabupaten
Klaten terdiri dari dataran dan pegunungan, dan berada dalam ketinggian yang
bervariasi, yaitu 9,72% terletak di ketinggian 0-100 meter dari permukaan air
laut. 77,52% terletak di ketinggian 100-500 meter dari permukaan air laut dan
12,76% terletak di ketinggian 500-1000 meter dari permukaan air laut.
Keadaan iklim Kabupaten Klaten termasuk iklim tropis dengan musim hujan
dan kemarau silih berganti sepanjang tahun, temperatur udara rata-rata 28-30 o
Celsius dengan kecepatan angin rata-rata sekitar 153 mm setiap bulannya
dengan curah hujan tertinggi bulan Januari (350mm) dan curah hujan
terrendah bulan Juli (8mm).Ditinjau dari datarannnya wilayah Kabupaten
Klaten terbagi menjadi 3 wilayah, letak Kabupaten Klaten yang diapit gunung
merapi dan pengunungan seribu mempunyai ketinggian berkisar 75 – 2.911
meter diatas permukaan air laut, sehingga secara garis besar keadaan lapangan
terbagi dalam 3 wilayah : Wilayah yang berada dikaki Gunung Merapi,
meliputi kecamatan kecamatan Manisrenggo, Karanganom, Kemalang,
Jatinom dan Tulung. Wilayah relatif datar berada di bagian tengah Kabupaten
Klaten meliputi Kecamatan Klaten Tenggah, Klaten Utara, Klaten Selatan,
Klaten Utara,Kalikotes Ngawen, Kebonarum, Wedi, Jogonalan, Prambanan,
Gantiwarno, Delanggu, Wonosari, Juwiring, Ceper, Pedan, Karangdowo,
Trucuk, Cawas, Karanganom dan Polanharjo Wilayah berbukit dan
bergelombang yang merupakan wilayah bagian selatan Kabupaten Klaten
meliputi Kecamatan Bayat dan sebagian Kecamatan Gantiwarno.
1.1.2. KECAMATAN DAN DESA
Kabupaten Klaten terdiri atas 26 kecamatan, yang dibagi lagi atas 391 desa
dan 10 kelurahan. Ibukota kabupaten ini adalah Klaten, yang sebenarnya
terdiri atas tiga kecamatan yaitu Klaten Utara, Klaten Tengah, dan Klaten
Selatan. Kota Administratif Klaten kembali menjadi bagian dari wilayah
Kabupaten Klaten. Kecamatan di Klaten meliputi :
1.Bayat 2.Cawas 3.Ceper 4.Delanggu 5.Gantiwarno 6.Jatinom 7.Jogonalan
8.Juwiring 9.Kalikotes 10.Karanganom 11.Karangdowo 12.Karangnongko
13.Kebonarum 14.Kemalang 15.Klaten Utara 16.Klaten Tengah 17.Klaten
Selatan 18.Manisrenggo 19.Ngawen 20.Pedan 21.Polanharjo 22.Prambanan
23.Trucuk 24.Tulung 25.Wedi 26.Wonosari

Penelitian ini oleh penulis diberi judul Asal-Usul Nama Desa gajihan. Penulis
ingin meneliti asal-usul nama Desa Daleman, karena penulis ingin mengetahui
dan membaginya pada pembaca. Serta selama ini belum ada yang meneliti
ataupun menganalisisnya. Banyak masyarakat di Indonesia yang tidak memahami
dan mengetahui sejarah lokal yang ada didaerahnya masing-masing.

B. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Desa Gajihan
2. Untuk mengetahui adat istiadat yang turun-temurun
C. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan kepada sejarah lokal di Indonesia
2. Menambah pengetahuan dan informasi tentang asal-usul nama Desa
Gajihan.

BAB II

ISI

2.1.1. Asal Usul Desa Daleman


Berdasarkan penuturan para pini sepuh yang saat itu masih hidup adalah
Terdapat 3 versi terkait situs Gajahan yang kemudian menjadi nama dukuh
Gajihan, yaitu pertama dikaitkan dengan kedatangan Sultan Hadiwijaya yang
saat mau berperang ke mataram, Sultan Hadiwijoyo yang punya tunggangan
khusus gajah ditengah perjalanan dari pajang bersinggah di tempat tersebut
untuk menambatkan tunggangan gajah, kemudian para punggawa dan prajuri
mesanggrah di tempat yang sekarang dengan nama dukuh kerajan, versi
kedua adalah tempat tersebut di jadikan tempat untuk menambatkan gajah
tunggangan Sultan Agung Mataram ketika mengunjungi Kyai Ageng Gribik
di Jatinom.Versi ketiga dikaitkan ada patung candi yang mirip gajah , Dewa
Ganesa. Situs Gajahan yang kemudian menjadi nama Dukuh Gajihan itu dari
peristiwa bersejarah ketika Sultan Hadiwijoyo dari Pajang beserta bala
tentara hendak berperang ke Mataram Islam dengan rajanya Panenbahan
Senopati, saat itu tunggangan Sultan Hadiwijaya berupa Gajah di tambatkan
di daerah itu, sementara Sultan Hadiwijaya besarta bala prajuritnya
mesanggrah di tempat yang sekarang menjadi nama dukuh Kerajan.
2.1.2. Pemerintahan Desa Daleman
1. Struktur Organisasi
Gambar 3.1 Bagan Struktur organisasi
BPD KEPALA DESA

KEPALA DESA BPD


Pada saat peneliti mendapatkan data gambar bagan struktur pemerintahan Desa
Daleman, pemangku jabatan bagian kaur umum dan perencanaan telah meninggal
dunia, maka terjadi kekosongan pada struktur tersebut seperti yang terlihat pada
SEKRETARIS
bagan struktur pemerintahan desa diatas.
KAUR PE
2.1.3. Demografi
a. Batas-batas wilayah
Sebelah utara : Desa kiringan KAUR KEUANGAN
Sebelah timur : Desa Krajan
Sebelah selatan : Desa Soropaten KASI
PEMERINTAHAN
Sebelah barat : Desa Puluhan
SEKRETARIS DESA
b. Orbitasi
KASI KESTA
i. Jarak ke ibukota kecamatan terdekat : 2 km
ii. Jarak ke ibuibukota kabupate : 11 km
c. Jumlah KADUS II
KADUS I penduduk berdasarkan jenis kelaminjenis
1. Kepala Keluarga : 1.068 KK
2. Laki-laki : 1.937 orang
3. Perempuan : 1.938 orang

KAUR KESEJAHTERAAN

2.1.4. Adat Istiadat di Desa Gajihan


1. Bersih Desa
Bersih desa merupakan tradisi turun temurun dalam kebudayaan
masyarakat. Di jawa khususnya, ritual bersih desa telah dilakukan
berabad-abad lamanya. Ritual bersih desa di jawa merupakan wujud
bersatunya manusia dengan alam. Ritual Bersih Desa dapat didefinisikan
sebagai wujud rasa syukur warga sebuah desa atas berkat yang diberikan
Tuhan kepada masyarakat desa, baik dari hasil panen, kesehatan, dan
kesejahteraan yang telah diperoleh selama setahun dan juga sebagai
permohonan akan keselamatan dan kesejahteraan warga desa untuk satu
tahun mendatang. Ritual Bersih Desa sendiri biasanya dilaksanakan satu
kali dalam setahun setelah musim panen tiba dan tradisi ini telah
dilakukan secara turun-temurun dari zaman nenek moyang. Hari
pelaksanaanya pun tidak sembarangan ditentukan, melainkan ada hari-hari
tertentu di dalam kalender Jawa yang merupakan hari sakral untuk
melaksanakan Ritual Bersih Desa. Berbagai kegiatan dilaksanakan mulai
dari mengadakan kenduri, mengirim sesaji yang diperuntukkan untuk
danyang desa atau bahkan menggelar tradisi jawa seperti pertunjukan
wayang. Di desa Gajihan kecamatan Tulung kabupaten Klaten warga
bersama perangkat desa mengadakan ritual bersih desa berupa kenduri
2. Gotong Royong
BAB III

A. Kesimpulan
● Situs Gajahan yang kemudian menjadi nama Dukuh Gajihan itu dari peristiwa
bersejarah ketika Sultan Hadiwijoyo dari Pajang beserta bala tentara hendak
berperang ke Mataram Islam dengan rajanya Panenbahan Senopat.
● Terdapat 3 versi terkait situs Gajahan yang kemudian menjadi nama dukuh
Gajihan.
● Adat istiadat di desa Gajihan yaitu: Bersih desa, Gotong royong dan Kenduri

B. Saran
Dalam adanya makala ini, penulis berharap kepada pembaca agar bisa mengetahui
bagaiman asal mula cerita nama Desa Gajihan, maka jika ada kata atau tuilisan kami
yang salah, kami sebagai penulis mohon maaf, untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak yang berkomentar merupakan suatu hal yang berharga dansangat berarti bagi
kami.

LAMPIRAN

Wawancara Situs Gajihan

Anda mungkin juga menyukai