Anda di halaman 1dari 15

Kebudayaan Kabupaten Oku Selatan

kelompok 15

NAMA :

 DEA AMANDA

 CINDY WULANDARI

NIM : PO7124323029

PO7124323030

TINGKAT : 1A

Dosen Pembimbing : Surti Anggraeni , S.kep.,M.Kes

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

PRODI DIII KEBIDANAN MUARA ENIM


TAHUN AJARAN 2023/2024

Kata Pengantar

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang melimpahkan rahmat


dan hidayahNya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah “kebudayaan kabupaten oku selatan”. Selawat berserta salam kami
sanjungkan kepangkuan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa
kita dari alam kecerobohan ke alam berilmu pengetahuan seperti yang kita
rasakan sekarang.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan,baik
secara langsung maupun tidak langsung .
Kami juga menyadari bahwa tugas makalah ini masih banyak kekurangan
baik dari segi isi, maupun dari segi penulisan, untuk itu kami mengharapkan
kritikan dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan tugas
makalah ini .Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Daftar Isi

Kata Pengantar2
Daftar Isi3
BAB 14
PENDAHULUAN4
1.1 Latar Belakang4
1.2 Tujuan4
BAB II5
PEMBAHASAN5
2.1 suku daerah oku selatan5
2.1.1 rumah adat8
2.1.2 tari daerah8
2.2 makanan khas daerah9
2.2.1 objek-objek bersejarah 11
2.2.2 kain khas oku selatan13
BAB III14
PENUTUP14
A.Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA14
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebudayaan adalah segala hal yang terkait dengan seluruh aspek
kehidupan manusia, yang dihayati dan dimiliki bersama. Di dalam kebudayaan
terdapat kepercayaan, kesenian dan adat istiadat. Kata kebudayaan memiliki kata
dasar ‘budaya’ yang berarti pikiran, akal budi, hasil. Menurut ilmu Antropologi
yang disampaikan oleh Koentjaraningrat (1985), Kebudayaan adalah seluruh
kemampuan manusia yang didasarkan pada pemikirannya, tercermin pada
perilaku dan pada benda-benda hasil karya mereka, yang diperoleh dengan cara
belajar. Dengan demikian kebudayaan merupakan ciptaan manusia

1.2 Tujuan

makalah ini dibuat untuk membahas tentang kebudayaan


yang ada di kabupaten oku selatan dan mampu mempelajari
kebudayaan dan adat istiadat yang ada di kabupaten oku
selatan.
BAB II
PEMBAHASAN

1.sejarah oku selatan

Ogan Komering Ulu Selatan (OKU Selatan) adalah kabupaten di Provinsi Sumatra Selatan,
Indonesia. ibu kota kabupaten ini terletak di Kecamatan Muaradua. Kabupaten Ogan
Komering Ulu Selatan merupakan hasil pemekaran dari wilayah Kabupaten Ogan Komering
Ulu yang diresmikan dengan UU No.37 Tahun 2003 tanggal 18 Desember 2003. Kabupaten
ini diresmikan pada 16 Januari 2004 di Muara Dua, ibu kota kabupaten OKU Selatan.

Kabupaten OKU Selatan yang terdiri dari 19 Kecamatan, terletak di ujung selatan dari
Provinsi Sumatera Selatan. Kabupaten OKU Selatan berbatasan beberapa Kabupaten
Provinsi tetangga yaitu; Kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung disebelah Timur dan
Kabupaten Lampung Barat disebelah Tenggara, serta Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu di
sebelah Selatannya. Sedangkan Kabupaten se-Provinsi Sumatera Selatan yang berbatasan
dengan Kabupaten OKU Selatan adalah Kabupaten Muaraenim di sebelah Barat, Kabupaten
Ogan Komering Ulu di sebelah Utara dan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur di sebelah
Timur Laut.

2.Suku dan Budaya di OKU Selatan

Kabupaten OKU Selatan dengan slogan “Serasan Seandanan” yang berarti satu kata/
mufakat dan Saling Urus/ Gotong Royong, berada diantara Jurai adat besar yaitu Jurai adat
Lampung yang dikenal dengan Rumpun Seminungnya yang berslogan “Sai Bumi Ghua
Jughai” yang berarti satu tempat dua adat dan Jurai adat Semende dan Pasemah dengan
Rumpun Dempo nya dengan slogan “Pasemah Panjang, Semende Libagh” yang dapat
diartikan penyebaran mereka jauh dan meluas.. Dengan berada di irisan kedua rumpun
budaya tersebut maka terjadilah percampuran budaya dan memiliki banyak suku yang
berdomisili dalam wilayah administratif Kabupaten OKU Selatan. Setiap suku tersebut
terpengaruh oleh kedua rumpun adat budaya tersebut diatas.

Rumpun Seminung mempengaruhi Suku – suku, diantaranya :


Suku Daya, persebaran di kecamatan Muaradua, Kecamatan Buana Pemaca terutama di
Kecamatan Buay Rawan, Kecamatan Buay Sandang Aji, , Kecamatan Buay Runjung,
Kecamatan Runjung Agung.

Marga Ranau, Persebaran di Kecamatan Muaradua, Terutama di Kecamatan Banding Agung,


Kecamatan Buay Pematang Ribu Ranau Tengah dan Kecamatan Warkuk Ranau Selatan.

Suku Komering, persebaran di Kecamatan Muaradua, dan terutama banyak di Kecamatan


Buana Pemaca dan Kecamatan Simpang.

Rumpun Dempo mempengaruhi Suku – suku, diantaranya :

Suku Ogan, hampir menyebar di seluruh kecamatan, terutama di kecamatan Buay Pemaca.

Suku Kisam di kecamatan Muaradua, dan terutama di Kecamatan Muaradua Kisam,


Kecamatan Kisam Tinggi dan Kecamatan Kisam Ilir.

Suku Semende di kecamatan Muaradua, Terutama di Kecamatan Pulau beringin, ,


Kecamatan Ulu Danau, Kecamatan Sungai Are dan Kecamatan Mekakau Ilir.

Di Kabupaten OKU Selatan terdapat satu sub suku yang unik, dan memiliki percampuran
adat istiadat Rumpun Seminung dan Rumpun Dempo yaitu Marga Haji yang persebarannya
berada terutama di Kecamatan Tiga Dihaji, serta terdapat di Kecamatan Buay Sandang Aji,
Kecamatan Buay Rawan dan Kecamatan Simpang.

Suku Basemah yakni Suku Kisam dan Semende merupakan dua dari enam Suku berjumlah
besar yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS) yang telah hidup rukun
secara berdampingan dalam waktu yang cukup lama.

Adapun enam suku atau etnis yang besar di OKU Selatan meliputi Suku Daya, Suku Ranau,
Suku Kisam, Suku Semende, Suku Haji dan Suku Ogan dan diikuti oleh Suku Jawa, Suku
Padang dan suku-suku lainnya.

Kendati demikian, banyak orang-orang dari luar daerah menganggap antara suku Kisam dan
Semende merupakan suku yang sama. Hal itu dikarenakan kemiripan bahasa sehari-hari
yang digunakan oleh kedua suku/etnis ini.

Ia menjelaskan perbedaan mendasar Suku Kisam dan Semende terletak pada adat budaya
tunggu tubang atau pewaris kekuasan dalam sebuah keluarga.

Kalau suku Semende Tunggu Tubang berada pada anak perempuan tertua, sedangkan pada
suku Kisam yang menjadi Tunggu Tubang adalah anak laki laki sebagaimana budaya dan Adat
di Besemah.

"Suku Semende dan Kisam di OKU Selatan adalah perpindahan dari Jurai Besemah baik yg
berasal dari Pagaralam dan Lahat (Tanah Besemah) maupun pindahan dari eks Marga
Semende Darat di Wilayah Kabupaten Muaraenim,"tambahnya.

Selain itu penyampaian bahasa atau Logat yang digunakan sehari-hari dari kedua Suku ini.
Bahasa Suku Kisam lebih tegas atau dianggap lebih kasar sementara logat bahasa Suku
Semende lebih halus.

Kemudian perbedaan dari Suku Kisam, kata 'Ndiw' memiliki arti sebagai menakut-nakuti
orang lain.

Sedangkan untuk tutur bahasa yang menunjukan sebagai kata bentuk kekaguman, heran,
terkejut dan kecewa menggunakan katan 'Nduk'.
3.Rumah adat oku selatan

Rumah Ulu merupakan rumah tradisional masyarakat Ogan Komering Ulu. Pembangunan
Rumah Ulu dilakukan secara gotong-royong oleh masyarakat setempat. Salah satu wilayah di
Ogan Komering Ulu yang masih memiliki Rumah Ulu adalah Desa Betung Kecamatan
Semendawai Barat.

Secara umum, rumah ulu mempunyai bentuk dasar denah segi empat yang terdiri dari
garang di bagian paling depan.Pada bagian tengah terdiri dari sengkar bawah dan sengkar
atas.Selain itu, pada rumah ulu terdapat seperti sebuah plafond tetapi hanya berada pada
sebagian ruangan yang bernama pagu hantu.Pagu hantu digunakan untuk tempat
penyimpanan barang atau bahan makanan.

5.Tari adat oku selatan

Tari Putri Bekhusek memiliki makna kebahagiaan seorang putri yang bermain di atas tanah
Ogan Komering Ulu (OKU). Tanah Ogan Komering Ulu (OKU) diberkahi dengan segala macam
anugerah mulai dari lanskap alam yang indah dan asri, serta hasil alam yang berlimpah,
Tarian ini dilakukan untuk mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh alam Ogan Komering
Ulu (OKU) dengan riang gembira dan penuh syukur.
Penari Tari Bekhusek menggunakan pakaian adat Ogan Komering Ulu (OKU). Penari
menggunakan baju anan panjang dan rok panjang.

Busana tersebut dilengkapi kain khas Ogan Komering Ulu (OKU) yaitu kain kawai kanduk
dengan warna cerah, lengkap dengan berbagai aksesoris dan hiasan khas daerah Ogan
Komering Ulu (OKU). Properti yang digunakan oleh penari Putri Bekhusek adalah ikat kepala,
kipas, selendang dan payung.

Pada zaman dahulu, Tari Putri Bekhusek ini digunakan untuk menyambut tamu-tamu
penting yang datang dari luar daerah.

6.Makanan khas oku selatan

1. Perkedel Bayam Kukus


Perkedel bayam kukus merupakan salah satu Kuliner dan Makanan Khas Baturaja yang telah
dikenal banyak orang dan sekarang dapat ditemui di beberapa wilayah lainnya di Sumatera
Selatan. Perkedel ini diolah dengan bahan utamanya, yaitu kentang, yang dicampur dengan
daun bayam yang telah dicincang halus, sehingga daun bayam tersebut tidak akan merusak
cita rasa yang dimiliki oleh perkedel ini.

2. Sambal Ranggam

Sambal Ranggam, atau sering disebut pula dengan sambal jok-jok, merupakan salah satu
makanan khas kabupaten OKU yang dikenal oleh banyak orang. Secara umum, sambal ini
merupakan sambal mentah dengan berbahan dasar ranggam, yaitu tomat kecil, yang
dipadukan dengan terasi.

3.Keripik Pare

Keripik ini dibuat dengan bahan dasar pare. Walaupun buah pare dikenal dengan rasanya
yang pahit, namun rasa pahitnya akan hilang ketika menjadi keripik dan memiliki tekstur
yang renyah dan menggoyang lidah. Keripik ini biasa dikonsumsi dengan menggunakan
bumbu balado, tepung beras, dan penyedap-penyedap lainnya sebagai penambah rasa.

4. Pepes Tempoyak
Tempoyak atau tempuyak adalah masakan yang menggunakan buah durian yang
difermentasi. Tempoyak dapat langsung dilahap sebagai teman menyantap nasi. Namun,
tempoyak dapat juga diolah lagi menjadi masakan, yaitu dijadikan sambal, gulai, pepes, dan
lain-lain.Pepes tempoyak ini adalah salah satu Kuliner dan Makanan Khas Baturaja yang
mudah ditemukan di kabupaten OKU. Pepes ini dimasak dengan menggunakan ikan patin
sebagai tambahan nutrisi untuk tubuh.

5. Keripik Mumbai Ciko

Keripik Mumbai Ciko ini merupakan cemilan yang dapat ditemukan di kabupaten OKU.
Keripik ini dibuat dengan bahan terigu, sagu, daun seledri, telur, udang rebon, bawang putih,
penyedap rasa, dan minyak goreng. Rasanya yang renyah dan nikmat membuat cemilan ini
cocok sekali dinikmati bersama keluarga di rumah. Keripik ini dapat dibuat di rumah maupun
dibeli dengan murah.

7.objek-objek bersejarah di oku selatan

1.Tugu Monpera Area Ranau

yang terletak di Simpang Tiga Kelurahan Simpang Sender Kecamatan Buay Pematang Ribu
Ranau Tengah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. Tugu ini dibangun tahun 1977 dan
diresmikan oleh Gubernur Asnawi Mangku Alam. Tugu ini merupakan salah satu dari sejarah
bahwa adanya perlawanan terhadap penjajah Jepang. Ada tiga pejuang inti dalam
perjuangan ini yakni Abi Sujak Berlian, KH. Ibrahim dan Akhmal. Ketiga pejuang ini berperan
penting dalam mengusir penjajah Jepang di daerah tersebut.

2.Candi Batu Kebayan/Candi Jepara

Kondisi lingkungan candi merupakan daerah yang subur dan dekat dengan sumber air,
karena terletak di pinggir Danau Ranau, Sungai Perli dan Sungai Sahulan, pegunungan dan
dataran yang tinggi. Desa Jepara merupakan daerah perbukitan yang ditandai dengan
permukaan tanah yang bergelombang dengan kontur pokok miring dan merendah ke arah
Barat yaitu ke arah Danau Ranau. Secara astronomi lokasi berada di koordinat sumbu X
04049’38,8” dan Y 103058’57,8” dan berada di elevasi 636 m.

Lokasi sekarang dikelilingi oleh pagar kawat berduri, nampak diatas permukaan tanah
sebaran bata candi yang tidak beraturan. Batu candi terbuat dari batu kapur, fondasi
berdenah empat persegi panjang, ukuran: panjang 9 meter dan lebar 8 meter. Pada fondasi
candi terlihat pelipit sisi genta dan padma. Di sekitarnya tampak juga panil-panil batu yang
diduga bagian dari kaki candi, panil tersebut empat persegi namun diatas panil tidak berhias
(polos). Sistem penyambungan batu menggunakan sistem batu takuk, arah hadap candi
timur laut.

3.Rumah Adat Saibatin Marga Ranau

adalah rumah keraton tertua yang ada di ranau, tepatnya di Desa Jepara Kabupaten Ogan
Komering Ulu Selatan. Rumah adat ini dibuat oleh Pangeran Singajuru pada abad ke 15. Pada
awalnya rumah ini dibangun di Desa Jepara Tua. Tetapi pada tanggal 18 April 1926 terjadi
kebakaran hebat yang menghanguskan rumah tersebut. Setelah itu rumah adat dibangun
kembali mendekati sumber air. Rumah adat ini dijadikan tempat tingal keturunan Pangeran
Singajuru, digunakan untuk acara-acara adat seperti musyawarah adat dan sebagainya. Di
rumah ini terdapat benda-benda bersejarah berupa barang-barang pusaka diantaranya
piagam, keris, gelang, kopiah dan lain-lain.
4.Sementara Danau Ranau

merupakan danau tektonik terbesar kedua di Sumatera setelah Danau Toba di Propinsi
Sumatera Utara. Danau ini memiliki potensi dalam bidang ekonomi yakni perdagangan dan
wisata, bidang sosial dan bidang budaya. Bagi masyarakat di Ogan Komering Ulu Selatan
danau ini telah menjadi bagian dalam perjalanan sejarah kehidupan masyarakat.

8. Kain khas oku selatan

Adalah Kain Kawai Kanduk ini adalah sebuah kekayaan seni dan budaya serta wastra yang
asli berasal dari Suku Daya (bukan Suku Dayak di Kalimantan) serta kerap dipakai dan
ditemukan juga di Suku-suku Rumpun Seminung lainnya seperti Suku Ranau dan Suku Aji

.Di ambil dari akar Suku Kata Bahasa Daya, Ka Wai atau Ke Sungai dan Kanduk dari asal kata
Nduk artinya Ibu atau Nganduk artinya prosesi adat pengantin perempuan membersihkan
diri. Maka kain atau seragam Kawai Kanduk, sejatinya adalah dua buah kain yang digunakan
pengantin khususunya perempuan yang baru menikah untuk membersihkan diri di aliran
sungai sebagai simbol pembersihan diri.

Kain Kanduk adalah kain yang digunakan di kepala pengantin sedangkan Kain Kawai adalah
kain yang dikenakan di badan pengantin.

Dalam perkembangannya Kain Kawai Kanduk ini dijadikan sebagai seragam kebesaran untuk
pengantin laki-laki dan perempuan pada adat Suku Daya.
Terkait motif dan pemakaian bahan banyak menggunakan bordiran benang emang dengan
motif bunga-bunga serta salur-salur khas Suku Daya, warna aslinya lebih condong ke warna
emas, warna merah marun, dan hitam yang melambangkan kebijaksanaan dan keberanian

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Kebudayaan merupakan salah satu warisan budaya dari pada nenek moyang yang sampai
sekarang masih dilestarikan oleh masyarakat. Begitu juga halnya dengan masyarakat
Kabupaten oku selatan yang sangat banyak memilki hasil kebudayaan dari masyarakat oku
itu sendiri. Rumah ulu merupakan warisan budaya dari para leluhur yang sudah memberikan
kreatifitas untuk sebuah pengenalan sekelompok masyarakat. Kita ketahui budaya adalah
suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Ogan_Komering_Ulu_Selatan
https://pagaralampos.disway.id/amp/646205/wajib-diketahui-ini-perbadaan-suku-kisam-
dan-semende https://id.m.wikipedia.org/wiki/Rumah_Ulu
https://disperkim.okuselatankab.go.id/2021/10/07/rumah-adat-sebagai-kearifan-lokal-di-
kabupaten-oku-selatan/ http://kikomunal-indonesia.dgip.go.id/index.php/jenis/1/ekspresi-
budaya-tradisional/29763/tari-putri-bekhusek#:~:text=Tari%20Putri%20Bekhusek
%20merupakan%20tarian,OKU https://klikoleholeh.com/oleh-oleh-khas-ogan-komering-ulu-
selatan/ https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbsumbar/objek-objek-bersejarah-di-oku-
selatan/ https://www.kompasiana.com/amp/adrian42207/605aa4bdd541df1de0653272/
kain-kawai-kanduk-khas-oku-selatan-yang-mempesona

Anda mungkin juga menyukai