Anda di halaman 1dari 35

LAMPIRAN HASIL OBSERVASI

Toponimi Desa Rumbuk

Di susun oleh :
Kelompok: 2
1. Raden Mukti Darma Wangsa (E1C020149)
2. Rahmat Ilyyin Firrizqi (E1C020150)
3. Ramla Febrianti (E1C020152)
4. Raodatul jannah(E1C020153)
5. Ratna Suci (E1C020154)

Kelas: 4F
Dosen pengampu: Dr. Saharudin, S.S., M.A
Mata kuliah : Antropolinguistik
Lampiran 1. Pedoman Observasi

PEDOMAN OBSERVASI

Dalam pengamatan (observasi) yang dilakukan adalah untuk mengetahui sejarah


penamaan Desa Rumbuk beserta nama-nama dusun dan gubuknya.

A. Tujuan :
Untuk memperoleh informasi mengenai sejarah dan makna toponimi di Desa Rumbuk
Kecamatan Sakra berdasarkan deskripsi asal nama, mendeskripsikan kategorisasi toponimi
desa berdasarkan aspek penamaannya serta mengidentifikasi nilai-nilai budaya yang
terkandung dalam toponimi Desa Rumbuk.

B. Aspek yang diamati :


1. Sejarah desa, dusun, dan gubuk
2. Penamaan desa, dusun, dan gubuk.
3. Budaya-budaya yang ada di Desa Rumbuk
4. Mitos-mitos
5. Fasilitas umum
6. Jumlah penduduk
Lampiran 2. Pedoman Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA

Sekertaris Desa Rumbuk

A. Tujuan :
Untuk mengetahui sejarah dan profil Desa Rumbuk.
B. Pertanyaan panduan :
Sekertaris Desa Rumbuk
a. Identitas Diri
1) Nama :
2) Jabatan :
3) Agama :
4) Pekerjaan :
5) Alamat :
b. Pertanyaan penelitian
1. Bagaimana sejarah Desa Rumbuk?
2. Bagaimana keadaan geografis desa, mata pencaharian masyarakat, fasilitas umum dan
kehidupan sosial, budaya maupun agama?
PEDOMAN WAWANCARA

Kadus-kadus yang ada di Desa Rumbuk

A. Tujuan :
Untuk mengetahui sejarah penamaan dusun dan gubuk yang ada di Desa Rumbuk:

B. Pertanyaan panduan :

 Identitas diri :
- Kadus dusun Dasan Kebon - Kadus dusun Kuang Utik
 Nama : Syafi’I Ahmad 1) Nama : Sukardi
 Jabatan : Kadus 2) Jabatan : Kadus
 Agama : Islam 3) Agama : Islam

- Kadus dusun nurmujahidin - Kadus dusun Kuang Derek


1. Nama : M. Hubayyi 1) Nama : Afriliadi
2. Jabatan : Kadus 2) Jabatan : Kadus
3. Agama : Islam 3) Agama : Islam

- Kadus dusun Tanah Lumpur - Kadus dusun Teming Indah


1. Nama : Akmaluddin 1) Nama : Sahrul Hirwan
2. Jabatan : Kadus 2) Jabatan : Kadus
3. Agama : is;lam 3) Agama : Islam

- Kadus dusun Tanah Gadang I - Kadus dusun Rejeng Jaya


1) Nama : Suciandi 1) Nama : Satria Jaya
2) Jabatan : Kadus 2) Jabatan : Kadus
3) Agama : Islam 3) Agama : Islam

- Kadus dusun Tanah Gadang II - Kadus dusun Pancuran/pancoran


1) Nama : M. Fikri Rosadi 1) Nama : Nasipudin
2) Jabatan : Kadus 2) Jabatan : Kadus
3) Agama : Islam 3) Agama : Islam

- Kadus dusun Tangga Lisung - Kadus dusun Pancuran/pancoran


1) Nama : Marjuan Baru
2) Jabatan : Kadus 1) Nama : Agus Satriawan
3) Agama : Islam 2) Jabatan : Kadus
3) Agama : Islam
 Pertanyaan Penelitian :
1) Apakah alasan diberi nama dusun dan gubuk ini?

2) Siapakah tokoh yang memberi nama dusun dan gubuk ini?

3) Apakah mata pencaharian dusun dan gubuk ini?

4) Apakah tradisi yang dilakukan dusun dan gubuk ini?

5) Apakah mitos yang ada di dusun dan gubuk ini?

6) Berapakah jumlah penduduk di dusun ini?

7) Wilayah apa saja yang berbatasan dengan dusun dan gubuk ini?
Lampiran 3. Analisis Data Hasil Wawancara

ANALISIS DATA HASIL WAWANCARA

1. SEJARAH DESA RUMBUK

Sekitar Tahun 1817 masehi Mahapatih dari Kerajaan Selaparang singgah di Desa Rumbuk
dalam perjalanan pulang dari medan peperangan melawan bangsa penjajah yang mana pada
waktu itu peperangan terjadi dimana-mana di pulau Lombok. Beberapa lama kemudian
karena merasa betah tinggal disini Mahapatih bersama beberapa pengikutnya akhirnya
memutuskan menetap dan membuka pemukiman disekitar wilayah kekadusan Pancuran Desa
Rumbuk Kecamatan Sakra.

Mahapatih adalah merupakan keturunan Raja Selaparang yang memimpin dengan penuh
keberanian dan bijaksana, sehingga sangat disegani oleh rakyatnya saat itu. Ada beberapa
peninggalan yang merupakan bukti sejarah yang mana peninggalan tersebut masih ada
sampai saat ini di Desa Rumbuk. Peninggalan tersebut sejenis senjata yang dipergunakan
berperang melawan bangsa penjajah seperti : Keris Sekala Rau, Ramban Pria, Kala Jengking,
dll.

Penamaan Desa Rumbuk


Menurut sejarah bahwa asal mula nama Desa Rumbuk adalah tanah gadang selaparang
yang dipimpin oleh keturunan dari Raja Selaparang. Pada saat kepemimpinan Raja
Selaparang kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban berkembang dengan baik sehingga
banyak orang dari luar desa belajar disini. Program-program yang dilaksanakan oleh
pemimpin selalu mendapat dukungan dari rakyat sehingga berjalan dengan baik dan kian hari
kian bertambah kemajuan yang dicapai Atau dalam bahasa sasak disebut dengan
kata Berombok sehingga melihat kondisi seperti itu dan berharap tetap berkesinambungan
para sesepuh masyarakat pada waktu itu sepakat merubah nama Tanah Gadang Selaparang
menjadi Rumbuk (Rombok) yang artinya bertambah. Penamaan kata rumbuk diharapkan
bahwa apapun yang menjadi keinginan, cita-cita dan harapan masyarakat Rumbuk menjadi
kenyataan dan semakin lama semakin bertambah atas ridho dari Allah SWT. Sehingga
dengan demikian sampai saat ini semangat ingin maju dari masyarakat
Rumbuk tetap terinspirasi dan termotivasi dari kata Rumbuk (Rombok) dan perlu diketahui
bersama bahwa Kata Rumbuk mempunyai singkatan sebagai berikut :
R : Rakyat

U : Umum

M : Mati-matian
B : Berjuang (belajar)

U : Untuk

K : Kemakmuran, Kesuksesan dan Kebahagian.

Jadi dengan demikian kata Rumbuk mempunyai singkatan : Rakyat Umum mati-matian
berjuang (berikhtiar) untuk kemakmuran, kesuksesan dan kebahagiaan.

Desa Rumbuk merupakan desa yang cukup tua di wilayah Kecamatan Sakra Kabupaten
Lombok Timur. Wilayah Desa Rumbuk sebelum diadakan pemekaran yang dilaksanakan
sekitar Tahun 1969 mempunyai wilayah meliputi Desa Kabar, dan Desa Rumbuk. Sejak
terjadinya pemekaran Desa, maka untuk meningkatkan pelayanan pemerintahan,
Pembangunan dan kemasyarakatan telah dibentuk wilayah kekeliangan sebanyak 5 wilayah
kekeliangan yang dipimpin oleh seorang keliang, masing-masing wilayah kekeliangan itu
antara lain :

1. Kekeliangan Letok
2. Kekeliangan Seran
3. Kekeliangan Pancuran
4. Kekeliangan Tanah Gadang
5. Kekeliangan Dasan Kebon

Sejalan dengan lajunya tingkat pertumbuhan penduduk dan perkembangan sosial ekonomi
masyarakat maka dalam upaya meningkatkan pelayanan Pemerintah kepada masyarakat pada
Tahun 1983 sesuai dengan PERDA Kabupaten Lombok Timur Nomor : 7 Tahun 1981 istilah
kekeliangan dirubah menjadi Dusun dengan tujuan meningkatkan fungsi dan peranannya
sebagai sebuah pemerintahan di bawah Pemerintah Desa.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka semua Wilayah kekeliangan dikembangkan menjadi
10 buah Wilayah kekadusan yang mana setiap kekadusan di pimpin oleh seorang kepala
dusun (Kadus) masing-masing wilayah kekadusan tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Kekadusan Letok
2. Kekadusan Seran
3. Kekadusan Pancuran
4. Kekadusan Tanah Gadang
5. Kekadusan Tanah Lumpur
6. Kekadusan Dasan Kebon
7. Kekadusan Moyot
8. Kekadusan Kuang Derek
9. Kekadusan Gelumpang dan
10. Kekadusan Embung Sempait
Sejalan dengan perkembangan dan pertumbuhan penduduk dan sesuai dengan aspirasi
(keinginan) masyarakat maka pada Tanggal 15 Maret 2010 berdasarkan Peraturan Bupati
Lombok Timur Nomor 18 Tahun 2010 Desa Rumbuk di mekarkan menjadi 2 (dua) Desa
yaitu Desa Rumbuk (Induk) dan Desa Persiapan Rumbuk Timur.

Dengan demikian sejak Peraturan Bupati tersebut mulai berlaku maka di Desa Rumbuk
(induk) terjadi perubahan wilayah Dusun dan struktur kelembagaan yang ada di Desapun ikut
berubah. Desa Rumbuk terbagi menjadi 6 Dusun yaitu : Dusun Pancuran, Tanah Gadang,
Tanah Lumpur, Dasan Kebon, Moyot dan Kuang Derek.

Pada Tahun 2011 Desa Rumbuk kembali dimekarkan sesuai dengan Peraturan Bupati
Lombok Timur Nomor 54 Tahun 2011 menjadi tiga Desa yaitu Desa Rumbuk (Induk) Desa
Rumbuk Timur dan Desa Moyot. Sejalan dengan itu jumlah Dusun juga terjadi perubahan
menjadi 5 Dusun yaitu :

1. Dusun Pancuran
2. Dusun Tanah Gadang
3. Dusun Tanah Lumpur
4. Dusun Dasan Kebon dan
5. Dusun Kuang Derek

Pada Tahun 2019 Desa Rumbuk mekar Kepala Wilayah menjadi 7 Kekadusun Yaitu :

1. Dusun Pancuran
2. Dusun Tanah Gadang
3. Dusun Tanah Lumpur
4. Dusun Dasan Kebon
5. Dusun Kuang Derek
6. Dusun Pancuran Baru
7. Dusun Tanah Gadang II
8. Dusun Tangga Lisung
9. Dusun Rejeng Jaya
10. Dusun Kuang Utik
11. Dusun Teming Indah
12. Dusun Nurmujahidin

Pejabat Kepala Desa

Sebelum terjadinya pemekaran dan berlakunya Undang-Undang Pemerintah Desa,


Jabatan Kepala Desa diangkat berdasarkan penunjukan secara tradisional oleh tokoh-tokoh
adat setempat kepada seorang yang dianggap mampu dan dipercaya untuk memimpin
masyarakat.
Pejabat Kepala Desa diangkat secara tradisional mulai dari Pejabat Kepala Raden
Tapak Siring dan Terakhir adalah Jero Kali yang menjabat dari Tahun 1946 sampai dengan
Tahun 1966. Adapun pejabat-pejabat kepala desa yang diangkat secara tradisional itu antara
lain sebagai berikut :

1. Raden Tapak Siring


2. Raden Ansari
3. Raden Rim
4. Raden Lapsari
5. Raden Mayani
6. Raden Made Jero Djariah
7. Raden Aria Jero Arnawa
8. Raden Jero Idrat
9. Raden Jero Pasiring
10. Raden Jero Kali

Pengangkatan Kepala Desa secara demokratis atau melalui pemilihan langsung dimulai sejak
Tahun 1967 adapun pejabat kepala Desa Rumbuk yang dipilih secara demokratis mulai dari
pejabat H. Abdul Wahab sampai sekarang. Adapun nama-nama pejabat kepala Desa Rumbuk
yang dipilih secara demokratis antara lain sebagai berikut :

1. Abdul Wahab (1966 -1976)


2. H.M. Amin Saleh (1976 – 1981)
3. M. Aminollah (1981 – 1986)
4. M. Amin Saleh (1986 – 1994)
5. Moh. Aris (1994 – 2002)
6. Amrullah (2002 – 2003)
7. Suriadana (2003 – 2014)
8. Pjs. Alwi Jupri (2014-2017)
9. Suhirman (2017-2023)
2. LETAK DESA

Desa Rumbuk terletak di wilayah Kecamatan Sakra dengan luas wilayah 321,46 Ha yang
memiliki penduduk sebanyak 7626 jiwa, rata-rata penyebaran kepadatan penduduk mencapai
21,5 jiwa/Ha , jumlah Kepala Keluarga (KK) 2189 dan jarak tempuh dari ibukota Kecamatan
sepanjang 3 Km, dari Ibukota Provinsi sepanjang 50 Km, letak Desa Rumbuk di ketinggian
100 – 200 dari permukaan laut dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Desa Presak
Sebelah Selatan : Desa Montong Tangi
Sebelah Barat : Desa Moyot
Sebelah Timur : Desa Rumbuk Timur
Dari luas wilayah 321,46 Ha tersebut Desa Rumbuk terbagi menjadi 12 wilayah Dusun yang
terdiri dari wilayah Dusun Pancuran, Dusun Tanah Gadang, Dusun Tanah Lumpur, Dusun
Dasan Kebon, Dusun Kuang Derek, Dusun Teming Indah, Dusun Rejeng Jaya, Dusun Kuang
Utik, Dusun Pancuran Baru, Dusun Nurmujahidin, Dusun Tangga Lisung dan Dusun Tanah
Gadang II.
Jarak orbitasi Desa Rumbuk dengan pusat-pusat Pemerintahan cukup dekat sehingga dapat
dilalui oleh kendaraan, baik kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat sepanjang
musim, baik pusat pemerintahan Tingkat Kecamatan, Kabupaten maupun Provinsi.

3. KEADAAN GEOGRAFIS

Secara geografis Desa Rumbuk memiliki wilayah yang cukup subur untuk pertanian dan
strategis untuk usaha perdagangan (bisnis). Desa rumbuk merupakan daratan rendah dengan
ketinggian 100-200 m dari permukaan laut, curah hujannya berkisar antara 1000-1.500
mm/th, sedangkan suhu udara berkisar antara 32-350 C. Letak wilayah desa Rumbuk berada
3 km dari pusat pemerintahan Kecamatan, 7 km dari ibu kota Kabupaten dan 55 km dari ibu
kota Provinsi Nusa Tenggara Barat ( NTB).

4. MATAPENCAHARIAN

Masyarakat desa rumbuk tidak jauh beda dengan masyarakat Lombok timur pada
umumnaya, mereka memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara bekerja sebagai petani,
buruh tani, pengusaha, PNS dan lain sebagainya. Matapencaharian masyarakat desa rumbuk
yang mendominasi adalah Pertanian dan Pengusaha ikan laut. System pertanian di desa
rumbuk biasanya bejalan dalam dua musim yaitu musim tanam padi ( pada musim hujan
“taon”) dan musim tanam tembakau ( pada musim panas “balit”). Sedangkan pengusaha ikan
laut yang lebih di kenal dengan usaha ( pindang rumbuk ), usaha pengolahan ikan ini mulai
di jalankan sejak Negara Indonesia belum merdeka sampai sekarang. Dalam jangka waktu
yang begitu panjang terjadi proses perubahan pengolahan seiring dengan perkembangan
zaman yang semula pengolahan di lakukan dengan cara yang sangat sederhana, dan dengan
menggunakan peralatang yang masih tradisional.

Latar belakang munculnya aktivitas pengolahan ikan (pindang) di Desa Rumbuk

Dilihat dari awal terbentuknya usaha pengolahan hasil tangkapan laut menurut informasi
dari orang – orang terdahulu desa Rumbuk, sebelum tahun 1935 masyarakat sudah mulai
menekuni usaha ini. Latar belakang keberadaan usaha pengolahan hasil tangkapan laut di
Desa Rumbuk yang di peroleh ilmunaya dari keluarga terdahulu yang bergerak khusus dalam
bidang pengolahan ikan laut (pindang) untuk menunjang kebutuhan hidup keluarga. Dengan
keberhasilan tersebut, generasi atau keturunan mereka tetap mempertahankan usaha
pengolahan dan perdagangan hasil olahan ikan laut (pindang), khususnya bagi keluarga yang
perempuan, karena kaum perempuanlah yang pantas menjajakan atau menjualnya di pasar,
sedangkan kaum laki-laki cukup hanya membantu pengolahan di rumah. Sebelum
pengolahan ikan di lakukan oleh para pengusaha di Desa Rumbuk, tempat pengolahan di
pusatkan di tempat pendaratan ikan (TPI) Tanjung Luar Kecamatan Keruak Kabupaten
Lombok Timur yang di bangun oleh pemerintah pada tahun 1980, tujuannya untuk
memudahkan pembinaan pada para pengusaha dan untuk mengurangi polusi (bau yang tidak
sedap).
Dusun – dusun yang ada di desa rumbuk

1. Dusun Dasan Kebon

Kadus : Syafi’I Ahmad

Dasan Kebon adalah salah satu dusun yang ada di Desa Rumbuk yang secara geografis
terletak di perbukitan. Menurut sejarah bahwa Dusun Dasan Kebon dulunya adalah area
perkebunan yang dimana hanya baru terdapat beberapa rumah dan sisanya adalah kebun.
Kata dasan sendiri berarti perbukitan kecil dan kata kebon sendiri berarti kebun, jadi dasan
kebon itu berarti ‘kebun yang berlokasi di perbukitan’. Dari sinilah asal mula penamaan
Dusun Dasan Kebon. Nama tokoh yang pertama kali memberikan nama Dasan Kebon ini
adalah Amak Patah atau Amak Milasih.
Di dusun ini tidak terdapat gubuk karena dusun ini barusaja mengalami pemekaran wilayah

Jumlah Kepala Keluarga (KK) adalah 474 dan 1704 jiwa yang terbagi dalam 4 Rukun
Tetangga (RT) dimana RT 01 terdiri dari 164 KK dan 599 jiwa; RT 02 terdiri dari 89 KK dan
331 Jiwa; RT03 terdiri dari 139 KK dan 492 jiwa; dan RT 04 terdiri dari 82 KK dan 275 jiwa.
Dimana penduduknya sendiri merupakan penduduk asli.

Kebiasaan yang dilakukan masyarakatnya adalah Selakaran pada malam jumat bagi laki-
laki dan Hiziban pada malam sabtu bagi perempuan dan tradisi ini dilakukan satu kali
seminggu.
Mitos : Di sungai permik ada berbentuk kali ,tapi masyrakat sekitar tidak
mempercayainya, malahan orang luar yang mempercayainya. (Kemalik) Nama sumur di
sungai permik. Kebanyakan yang datang ke sungai itu ialah orang – orang luar seperti orang
keruak dan sakra. Orang luar mempercayai bahwa air sungai itu untuk pengobatan, tapi
sebaliknya orang sekitar yang tidak mempercayainya.

Batas wilayah
Utara : berbatasan langsung dengan Sungai Permit
Selatan : berbatasan langsung dengan Dusun Nurmujahidin
Barat : berbatasan langsung dengan Desa Presak
Timur : berbatasan langsung dengan Dusun Tangga Lisung

2. Dusun Tangga Lisung

Kadus : Marzoan
Dusun tangga lisung merupakan salah satu dusun yang ada di desa Rumbuk yang
merupakan hasil pemekaran dari dusun Tanah Gadang 1. Secara geografis terletak di
perbukitan dan berbatasan langsung dengan Dasan Kebon. Kata “tangga” sendiri
merupakatan kepanjangan dari tanah gadang, dan kata lisung itu sendiri adalah sejenis timba
berukuran 1 meter yang di keramatkan. Dari sinilah asal penamaan Tangga lisung. Alasan di
berikan nama Tangga lisung ialah karena tidak ingin melupakan asal muasaal dusun tersebut
yang merupakan hasil pemekaran dari Tanah Gadang dan ingin mengagngkat salah satu
tempat yang di keramatkan yakni Timba Lisung. Nama tokoh yang memberikan nama
Tangga lisung ini adalah Sulaiman, Suhaedi, dan M. mawardan.

Dusun Tangga lisung terbentuk pada tahun 2019 dengan Jumlah Kepala Keluarga
(KK) mencapai 75 dan 276 jiwa. Yang dimana penduduknya merupakan penduduk asli.
Bahasa yang di gunakan yakni bahasa rumbuk. Di dusun ini terdapat satu gubuk yang
bernama Kampung Bukit. Di namakan Kampung Bukit karena kampung ini terletak di atas
bukit.

Mitos : Adanya Timba lisung dan Timba Merdani yang di percayai sebagai tempat
pengobatan
Batas wilayah
Utara : berbatasan langsung dengan Dusun tanah lumpur
Selatan : berbatasan langsung dengan Dasan kebon
Bar\Lat : berbatasan langsung dengan Sungai
Timur : berbatasan langsung dengan Jalan lingkungan

3. Dusun Tanah Lumpur

Kadus : Akmaluddin

Tanah Lumpur merupakan salah satu dusun dari Desa Rumbuk, yang secara geografis
terletak di sebrang jalan raya yang berbatasan langsung dengan tangga lisung. Alasan diberi
nama “Tanah Lumpur" karena pada zaman dahulu di dusun tersebut dipenuhi oleh banyak
lumpur. Dulu sekurang – kurangnya orang tidak bisa masuk karena dusun ini penuh dengan
lumpur. Adapun tokoh yang memberikan nama Tanah Lumpur ialah Amak Patah.

Jumlah penduduk yang ada di dusun ini sebanyak 196 Kepala Keluarga (KK) dan 704
jiwa yang dimana dusun ini terbagi menjadi 2 Rukun Tetangga (RT). RT 01 terdiri dari 118
KK dan 418 jiwa; dan RT 02 terdiri dari 77 KK dan 283 jiwa. Warganya merupakan
penduduk asli dan rata – rata mata pencahariannya yakni Pedagang. Kebiasaan warga Dusun
ini ialah selakaran bagi laki-laki pada malam senin dan hiziban bagi perempuan pada malam
jumat. Tradisi ini dilakukan satu kali seminggu.
Di dusun ini terdapat satu gubuk yang bernama Kampung Bagek Ronjang. Kata bagek
artinya ‘asam’ sedangkan kata Ronjang itu sendiri dalam bahasa rumbuk artinya bukit atau
perbukitan. Jadi dapat di simpulkan alasan di berikan nama Bagek Ronjang karena kampung
tersebut terletak di perbukitan dan terdapat banyak pohon asam yang tumbuh di
sekitarnya.

Mitos : adanya Makam Syeh Baghdad.


Kenapa makam tersebut dikatakan Makam Syeh Baghdad? Singkat cerita dari salah satu
warga bahwa dulu ada perantau yang bernama Syeh Baghdad dari arab yang menunggang
kuda, lalu melewati makam tersebut. Tidak di sangka-sangka orang(perantau) itu beserta
kudanya tiba-tiba menghilang di makam itu. Sehingga makam tersebut dinamakan Makam
Syeh Baghdad. Dan waktu kemarin di Makam Syeh Baghdad tersebut, ada kejadian anak
muda yang lewat makam itu, lalu saat pemuda itu lewat dia melihat asap di salah satu makam,
dia ketakutan dan langsung pergi meninggalkan makam tersebut. Setelah itu pemuda tersebut
trauma melewati makam itu, dan saat itu juga salah satu keluarga pemuda tersebut memberi
tahu keluarga yang punya makam berasap itu. Lalu pihak keluarga mengadakan zikiran dan
doa dikuburan tersebut. Dan tak terdengar lagi kejanggalan aneh di makam tersebut dari
warga yang melewati makam itu.

Bahasa yang digunakan : bahasa sasak / bahasa rumbuk

Batas wilayah
Utara : berbatasan langsung dengan Dusun Tangga Lisung.
Selatan :
Barat :
Timur : berbatasan langsung dengan Dusun Tanah Gadang 2

4. Dusun Tanah Gadang 1


Kadus : Suciandi
Tanah gadang merupakan salah satu dusun di Desa Rumbuk, yang secara geografis
terletak diantara Dusun Pancuran dan Dusun Dasan Kebon. Kata ‘gadang’ berarti luas, jadi
tanah gadang berarti ‘tanah yang luas’ dan pada zaman dulu dusun ini di jadikan sebagi
lumbung padi karena memiliki tanah yang luas. Lumbung merupakan tempat warga tanah
gadang untuk menumbuk padi. gadang berarti tempat orang menumbuk padi atau di sebut
juga lumbung padi. Begitulah asal mula di sebut dusun tanah gadang. Nama tokoh yang
menamai dusun ini ialah Nek Reangse.
Mata pencaharian : Petani
Di dusun ini terdapat satu gubuk yang bernama Kampung Slewat . kata slewat di ambil dari
bahasa sumbawa yang artinya ‘ melewati, melalui, hanya lewat’. Dinamakan Kampung
Selewat karena kampung tersebut sedikit penduduknya dan tidak berkembang.

Tradisi : Botong kekep,poposan,maleman atau malam lailatul qadar,bubur abang,bubur


putih(dilakukan pada saat acara tertentu)

Tanah gadang salah satu kadus yang pertama di desa rumbuk yang di mana warganya
merupakan penduduk asli. Tanah gadang memiliki jumlah penduduk sebanyak 156 Kkdan
530 jiwa.

Batas wilayah
Utara : barbatasan langsung dengan Sungai
Selatan : barbatasan langsung dengan Tanah gadang II
Barat : barbatasan langsung dengan Dasan kebon
Timur : barbatasan langsung dengan Dusun pancoran

5. Dusun Tanah Gadang 2

Kadus : Muh. Fikri Rosadi

Dusun Tanah Gadang 2 merupakan dusun hasil pemekaran dari tanah gadang 1.
Penamaan Tanah Gadang 2 juga karena tidak mau melepaskan asal muasal dari dusun
tersebut yang merupakan hasil dari pemekaran. Di dusun ini yang menjadi induk adanya
pembuatan aik pindang yang di mana di lakukan setiap hari dan itu dilakukan turun temurun.
Di dusun ini juga terdapat masjid besar Desa Rumbuk yang bernama Masjid Jami’ Al
- Wasilah Desa Rumbuk yang terletak di perempatan jalan utama yakni di Jalan Sangapati.
Tanah Gadang Dua merupakan hasil pemekaran dari dusun sebelumnya oleh Karena itu
dusun ini tidak memiliki gubuk.

Tanah gadang 2 memiliki jumlah penduduk sebanyak 132 KK dan 415 jiwa yang di mana
penduduknya merupakan pendatang dari dusun dusun lainnya.

Batas wilayah
Utara : berbatasan langsung dengan Tanah gadang I
Selatan : berbatasan langsung dengan Tanah Lumpur
Barat : berbatasan langsung dengan Tanah Lumpur
Timur : berbatasan langsung dengan Dusun Pancoran Baru
6. Dusun Rejeng Jaya

Kadus : Satria Jaya

Dusun Rejeng Jaya juga merupakan salah satu dusun hasil pemekaran dari dusun Kuang
Derek. Alasan diberi nama “Rejeng Jaya” : karena rejeng artinya ‘tanah yang keras atau
tanah batu / batu rejeng’ dan jaya artinya ‘berhasil’ jadi Rejeng Jaya berarti tanah yang selalu
berhasil. Dan kata jaya ini juga diambil dari nama tokoh pembuat nama dusun yaitu Satria
Jaya. Penamaaan dusun ini berdasarkan harapan masyarakat agar dusun yang baru terbentuk
ini bisa menjadi dusun yang jaya dan berhasil.

Di dusun ini terdapat dua gubuk yang bernama Karang Rejeng dan Karang Selan.
Karang berarti kampung dan rejeng artinya ‘tanah yang keras atau tanah batu / batu rejeng’.
Jadi dinamakan Karang Rejeng karena kampung ini terletak di atas tanah rejeng. Kata selan di
ambil dari bahasa sumbawa yang berarti ‘pasir’. Jadi dinamakan Karang Selan karena di
kampung tersebut terdapat banyak pasir.

Mata pencaharian : Petani

Dusun Rejeng Jaya memiliki jumlah penduduk sebanyak 161 KK dan total penduduk
sebanyak 609 jiwa.

Warganya penduduk pendatang

Batas wilayah
Utara : berbatasan langsung dengan Pancoran Baru
Selatan : berbatasan langsung dengan Sungai
Barat : berbatasan langsung dengan Kuang Baru
Timur : berbatasan langsung dengan Kuang Derek

7. Dusun Pancuran

Kadus : Nasipudin

Dusun Pancuran merupakan salah satu dusun yang ada di Desa Rumbuk. Alasan
diberikan nama pancuran adalah karena pada zaman dahulu di dusun tersebut ada pancoran /
pancuran yang terletak di pinggir sungai, airnya berasal dari dusun tanah lumpur tepatnya di
pohon beringin yang ada disana. Dulu air dari pancuran tersebut di percayai oleh masyarakat
setempat dapat menyembuhkan penyakit jika diminum dan digunakan untuk mandi. Adapun
keadaan pancurannya sekarang sudah diperbaiki, dibuatkan tempat penampungan airnya dan
di atasnya sudah terdpat mushola. Karena perubahan geografis dan dibentuknya permukiman
baru dari tahun ke tahun pancuran yang awalnya terletak di pinggiran sungai sekarang
terletak di tengah permukiman warga tepatnya di bawah musholayang ada di dusun ini.
Nama Tokoh : leluhur dusun pancoran
Mata pencaharian : Petani
Tradisi : Selakaran setiap malam jumat

Mitos : Adanya pancoran laki dan pancoran perempuan yang di percayai sebagai tempat
pengobatan.
Warganya penduduk asli
Bahasa yang digunakan : Bahasa sasak/ bahasa Rumbuk

Dusun pancuran memiliki jumlah penduduk sebanyak 286 KK dn 990 jiwa yang dimana
terdiri dari dua RT yakni RT 01 yang memeiliki jumlah penduduk sebanyak 168 KK dan 582
jiwa; dan RT 02 sebanyak 116 KK dan 116 Jiwa.
Di dusun ini terdapat satu gubuk yang bernama Kampung Sehat. Menurut keterangan
warga sekitar Kampung Sehat dulu namanya yaitu Perluasan, setelah agak berkembang
orang - orang di sana menamakannya Kampung Sehat karena alasannya lingkungannya
masih bersih dan asri serta udaranyan masih terjaga dengan baik sehingga mengandung
harapan agar semua warganya hidup sehat dengan lingkungan yang masi bersih dan asri.

Batas wilayah
Utara : berbatasan langsung dengan Setanggur selatan
Selatan : berbatasan langsung dengan Jalan raya abdurrahman
Barat : berbatasan langsung dengan Jalan raya dan sungai
Timur : berbatasan langsung dengan Dusun Sireng

8. Dusun Pancuran Baru


Kadus : Agus Satriawan
Dusun Pancuran baru merupakan hasil pemekaran dari dusun Pancuran. Penamaan dusun
Pancuran Baru juga tidak lepas dari penamaan Dusun pancuran. Alasan diberi nama
pancoran baru : Sama dengan Pancoran karena pada zaman dahulu didusun tersebut ada
pancoran dipinggir sungai, airnya berasal dari dusun tanah lumpur di pohon beringin. Dan
baru karena dusun pancoran tersebut baru terbentuk.

Di dusun ini terdapat empat gubuk yang bernama Kampung Pasar, Kampung Baru,
Kampung Kembang Sari dan Kampung Muhajirin. Dinamakan Kampung Pasa karena dulu di
kampung ini terdapat pasar kecil yang letaknya di belakang masjid, dan pasar tersebut
selalu ribut atau bising oleh penjual dan pembeli. Dinamakan Kampung Baru karena dulu
kampung ini pernah kebakaran sampai habis, semua rumah warga dilahap api sehingga tdk
ada satupun yang tersisa. Dari peristiwa tersebut terbentuklah kampung yang baru dan
diberi nama Kampung Baru. Dinamakan Kampung Kembang Sari, pertama kata kembang berarti
‘bunga’ dan kata sari adalah ‘benang sari’. Benang sari adalah
bagian bunga yang fungsinya sebagai alat reproduksi jantan pada bunga. Karena dulu
penduduk kampung ini sedikit hanya satu dua orang, agar cepat berkembang dan berseri
maka kampung ini di beri nama Kampung Kembang Sari oleh tetua dulu. Dinamakan
Kampung Muhajirin karena banyak masyarakat luar kampung yang datang berhijrah ke
kampung ini. Menurut istilah muhajirin adalah sebutan untuk para pengikut Nabi
Muhammad yang hijrah meninggalkan Mekkah, dalam rangka menjaga keimanan mereka
dan menyelamatkan diri dari penindasan penduduk Mekkah, yang menentang dakwah
Islam di kota tersebut. Dulu sebelum diberi nama muhajirin, kampung ini bernama
Kampung Montong Perigi karena ada bukit kecil yang berbatu.

Nama Tokoh : Leluhur dusun pancoran


Mata pencaharian : Bertani dan buruh tani
Mitos : Pada zaman dahulu dusunnya angker, banyak ular karena terdapat banyak bambu.
Bahasa yang digunakan : Bahasa rumbuk
Dusun Pancuran Baru memiliki jumlah penduduk sebanyak 345 KK dan total jumlah
penduduk 1169 jiwa yang di mana terbagi dalam tiga RT diantaranya RT 01 dengan
penduduk sebanyak 117 KK dan total penduduk 365 jiwa; RT 02 sebanyak 107 KK dan total
penduduk 314 jiwa; dan RT 03 sebanyak 129 KK dan total penduduk sebanyak 458 jiwa.

Batas wilayah
Utara : berbatasan langsung dengan Tanah Gadang I
Selatan : berbatasan langsung dengan Kuang Derek
Barat : berbatasan langsung dengan Tanah Gadang II
Timur : berbatasan langsung dengan Rumbuk Timur

9. Dusun Nurmujahidin

kadus : Muhammad Hubaibi


Merupakan pemekaran dari dusun dasan Kebon
Kadus : M. Hubayyi
Sebelum di berikan nama Nurmujahidin nama dusun ini pertama kali adalah ‘Jabalain’
dikarenakan di apit oleh dua gunung. Kedua, ‘Jabalail’ yang artinya diantara dua gelap, dan
pada akhirnya dinamakan Nurmujahidin yang berarti ‘cahaya pejuang’. Kata nur berarti
‘cahaya’ sedangkan mujahidin berarti ‘pejuang’. Penamaan dusun ini mengandung harapan
masyarakat untuk sama – sama berjuang menuju cahaya (kesuksesan). Nama Tokoh yang
memberikan nama dusun ini ialah Hj. Rahmat Hidayat
Di dusun ini tidak terdapat gubuk karena dusun ini merupakan hasil pemekaran dari Dusun
Dasan Kebon.
Mata pencaharian : wiraswasta
Tradisi : Begawe dan dilakukan diacara tertentu
Mitos : Pada zaman dahulu dusunnya angker, ada ular yang tidak memiliki kepala dan ekor.

Warganya penduduk asli


Bahasa yang digunakan : Bahasa sasak
Dusun Nurmujahidin mempunyai jumlah penduduk sebanyak 67 KK dan total jumlah
penduduk sebanyak 234 jiwa.

Batas wilayah
Utara : SDN 4 Rumbuk
Selatan : Kantor desa rumbuk
Barat : Parit orong jaleran
Timur : Bangunan, persawahan

10. Dusun Kuang Derek

Kadus : Apriliadi
Alasan diberi nama Kuang Derek karena pada zaman dahulu didusun tersebut penuh
dengan raok (lumpur). Dulu orang surabaya dan selayar kalo mereka pergi ke pasar masbagik
untuk menjual sapi mereka. Terlebih dahulu sapi yang mereka jual harus dikuangkan dulu
(atau dilumpurkan) baru dijual, dan derek artinya bawah karena dusun tersebut berada
dibawah dan diatasnya desa rumbuk. Ada seorang pemuda yang bernama Raden ia pemilik
Kuang Derek di Rumbuk tersebut. Saat itu Raden meyuruh prajuritnya untuk ke derek atau
ke bawah untuk kemudian mengkuangkan sapi - sapi tersebut sebelum di jual ke pasar
masbagik. Sehingga daerah tersebut dinamakan Kuang Derek. Begitulah cerita singakat
dusun kuang derek. Adapun nama tiokoh yang menamai dusun ini adalah H. Arsad, Abdullah.

Di dusun ini terdapat tiga gubuk yang bernama Karang Daya, Karang Bak, dan Karang
Bo. Karang diambil dari bahasa sumbawa yang berarti kampung, sedangkan kata daya berarti
utara. Jadi arti penamaan Karang Daya adalah kampung yang terletak di bagian utara Dusun
Kuang Derek. Kata bak diambil dari bahasa sumbawa yang artinya ‘bawah’ jadi Karang Bak
berarti kampung yang terletak di bagian bawah Dusun Kuang Derek. Kata bo diambil dari
bahasa sumbawa yang artinya ‘atas ’ jadi Karang Bo berarti kampung yang terletak di bagian
atas Dusun Kuang Derek.
Mata pencaharian : Petani
Tradisi : Nyongkolan, mituk, nyiwak, nyatus.
Mitos : Adanya jampi

Warganya penduduk pendatang


Bahasa yang digunakan : Bahasa sumbawa dan bahasa sasak / rumbuk
Dusun Kuang Derek mempunyai jumlah penduduk sebanyak 102 KK dan total penduduk
sebanyak 364 jiwa.

Batas wilayah
Utara : Rumbuk timur
Selatan : Kuang baru
Barat : Kuang utik
Timur : Desa montong tangi

11. Dusun Kuang Utik

Kadus : Sukardi
Dusun Kuang Utik merupakan salah satu dusun di Desa Rumbuk. Alasan diberi nama
“Kuang Utik” karena pada zaman dahulu terdapat kubangan atau lubang tempat berkembang
biaknya brutik (baiawak) dan dahulu terdapat banyak biawak didusun tersebut. Kata “kuang”
sendiri berarti kubangan atau lubang, sedangkan “utik” adalah nama binatang yaitu berutik
atau biawak. Nama tokoh yang memberikan nama dusun Kuang Utik adalah Papuk Rapi’iin.

Di dusun ini terdapat satu gubuk yang bernama Kampung Montong Yak. Dinamakan
kampung montong yak karena kata Montong bisa diartikan sebagai ‘Bukit’ Kata Yak
berarti ‘keluarga’ Jika disatukan menjadi Bukit Keluarga. Bukit Keluarga disini maksudnya
dalam arti didalam kampung tersebut masih serumpun dalam konsep keluarga. Yang mana
masyarakat disana (montong yak) masih ada hubungan keluarga (serumpunlah) Dari
sinilah kenapa dinamakan sebagi kampung montong yak.

Mata pencaharian : Petani


Tradisi : Begawe, sorong serah, mituk, nyiwak, nyatus, dulang mulur.

Mitos : Adanya timba telu (telaga tiga) yang dipercaya sebagai tempat pengobatan,
pesugihan dan ilmu kebal.
Terkenal dengan sesiong

Warganya kebanyakan pendatang


Bahasa yang digunakan : Bahasa sasak

Dusun Kuang Utik memiliki jumlah penduduk : 300 KK dan 700 jiwa
Batas wilayah
Utara : berbatasan langsung dengan Kuang Berora
Selatan : berbatasan langsung dengan Dusun Nurmujahidin
Barat : berbatasan langsung dengan Heler (gilingan)
Timur : berbatasan langsung dengan Dusun Kuang Derek

12. Dusun Teming Indah

Kadus : Sahrul Hirwan


Dusun teming indah Merupakan pemekaran dari kuang derek. Alasan diberi nama Teming
Indah karena Daerah tersebut terdapat Teming. Teming itu sendiri berasal dari bahasa
rumbuk yaitu tebing. Dan jika berdiri di tebing tersebut orang-orang akan melihat dusun itu
terlihat indah. Begitulah sejarah singkat kenapa dikatakan dusun teming indah. Nama tokoh
yang memberikan nama Dusun Teming Indah adalah Satria Jaya

Di dusun ini terdapat satu gubuk yang bernama Repok Indah. secara bahasa Repok
artinya pedalaman, jadi repok indah berarti pedalaman yang indah. karena gubuk disana
cukup asri atau alami.

Mata pencaharian :Buruh tani.


Mitos : Adanya makam jepun di daerah tersebut,katanya juga ketika kita berdoa di makan
jepun agar cepat dapat jodoh,doa tersebut akan terkabul.
Bahasa :sumbahwa dan sasak/rumbuk
Dusun Teming Indah di mekarkan pada tahun 2019 bersamaan dengan dusun Rejeng Jaya,
Tangga Lisung, Pancuran baru Dan lainnya. Dusun Teming Indah memiliki jumlah penduduk
sebanyak 67 KK dan total penduduk sebanyak 223 jiwa.
Batas wilayah :
Utara : berbatasan langsung degan Rumbuk timur
Selatan : berbatasan langsung degan Kuang baru
Barat : berbatasan langsung degan Kuang derek.

Timur : berbatasan langsung degan Montong Tani


5. DATA POPULASI PENDUDUK PER WILAYAH
Wilayah RW RT Nama Kepala/Ketua KK L+P L P
1 DASAN KEBON SYAFI'I AHMAD 477 1704 845 859

- 01 AQ.TONI 164 599 294 305

02 SUKMAN HADI 89 331 156 175

03 RUSMAN EFENDI 139 492 255 237

04 SAHDAN 82 275 137 138

2 TANGGA LISUNG MARZOAN 75 276 133 143

- 01 SUKARDI 75 276 133 143

3 TANAH LUMPUR AKMALUDDIN 196 704 339 365

AWALUDDIN
- 01 118 418 206 212
AMIN
02 SUHAILI 77 283 132 151
TANAH GADANG MUH. FIKRI
4 132 415 207 208
2 ROSADI

- 01 NASRUL HAKKI 128 407 202 205

TANAH GADANG
5 SUCIANDI 156 530 266 264
1

M. SUANDI
- 01 156 530 266 264
BAHTIAR

6 REJENG JAYA SATRIA JAYA 161 609 314 295

- 01 RANTAI INDAH 160 606 312 294


7 PANCURAN BARU AGUS SATRIAWAN 354 1169 574 595

- 01 NAJAMUDIN 117 365 169 196

02 SYAMSUDDIN 107 341 181 160

MUHAMMAD
03 129 458 221 237
SALMAN

8 PANCURAN NASIPUDDIN 286 990 500 490

- 01 HERMAN 168 582 280 302

02 JUNAIDI HARID 116 400 215 185

9 KUANG DEREK APRILIADI 102 364 191 173

- 01 MUHTADIN 102 364 191 173

DUSUN MUHAMMAD
10 67 234 118 116
NURMUJAHIDIN HUBAIBI
- 01 67 234 118 116
DUSUN KUANG
11 SUKARDI 300 700 0 0
UTIK
- 01 0 0 0 0
02 0 0 0 0

12 TEMING INDAH SAHRUL HIRWAN 67 223 115 108

ABDUL
- 01 67 223 115 108
AZIZURRAHMAN
TOTAL 2073 7218 3602 3616

6. DATA PENDUDUK BERDASARKAN JENIS KELAMIN


Kode Kelompok Jumlah
n %
1 Laki – laki 3814 50,01%
2 Perempuan 3812 49, 99%
Jumlah 7626 100,00%
Belum mengisi 0 0,00%
Total 7626 100,00%

7. DATA PENDUDUK BERDASARKAN UMUR


Kode Kelompok Jumlah
n %
1 Di bawah 1 tahun 18 0,24%
2 2 s/d 4 tahun 212 2,78%
3 5 s/d 9 tahun 671 8,80%
4 10 s/d 14 tahun 695 9,11%
5 15 s/d 19 tahun 675 8,85%
6 20 s/d 24 tahun 713 9,35%
7 25 s/d 29 tahun 616 8,08%
8 30 s/d 34 tahun 674 8,84%
9 35 s/d 39 tahun 699 9,17%
10 40 s/d 44 tahun 596 7,82%
11 45 s/d 49 tahun 500 6,56%
12 50 s/d 54tahun 430 5,64%
13 55s/d 59 tahun 308 4,04%
14 60 s/d 64 tahun 297 3,89%
15 65 s/d 69 tahun 186 2,44%
16 70 s/d 74 tahun 131 1,72%
17 Di atas 75 tahun 147 1,93%
Jumlah 7568 99,24%
Belum mengisi 58 0,76%
Total 7626 100,00%

8. DATA PENDIDIKAN
Kode Kelompok Jumlah
N 
1 TIDAK / BELUM SEKOLAH 2031 26,63 
2 BELUM TAMAT SD/SEDERAJAT 1223 16,04 
3 TAMAT SD/ SEDERAJAT 1119 14,67
4 SLTP/ SEDERAJAT 1215 15,93
5 SLTA / SEDERAJAT 1552 20,35%
6 DIPLOMA I / II 54 0,71%
7 AKADEMI / DIPLOMA III/S. MUDA 57 0,75%
8 DIPLOMA IV / STRATA I 359 4,71%
9 STRATA II 11 0,14%
JUMLAH 7621 99,93%
BELUM MENGISI 5 0,07%
TOTAL 7626 100,00%

9.FASILITAS UMUM YANG ADA DI DESA RUMBUK

No Nama Masjid Alamat


1 MASJID RUMBUK Jl. Sangapati, Rumbuk, Kec. Sakra, Kabupaten Lombok
Timur, Nusa Tenggara Bar. 83671
2 MASJID JAMI’ AL – WASILAH Jl. Sangapati, Rumbuk, Kec. Sakra, Kabupaten Lombok
Timur, Nusa Tenggara Bar. 83671
3 MASJID BABUL JANNAH Dusun Kuang Utik, Rumbuk, Kec. Sakra, Kabupaten
Lombok Timur, Nusa Tenggara Bar. 83671
4 MASJID NURUL YAKIN Dusun Kuang Utik, Rumbuk, Kec. Sakra, Kabupaten
Lombok Timur, Nusa Tenggara Bar. 83671
5 MASJID AT – TAQWA Dusun Kuang Derek, Rumbuk, Kec. Sakra, Kabupaten
Lombok Timur, Nusa Tenggara Bar. 83671

No Nama Jalan Keterangan


1. Jl. Sangapati, Rumbuk, Kec. Sakra, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Bar. Jalan
83671 kabupaten
2. Jl. Hasanuddin, Rumbuk, Kec. Sakra, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Jalan
Bar. 83671 kabupaten
3. Jl. Jurusan Pademare - Paokmotong, Rumbuk, Kec. Sakra, Kabupaten Lombok Jalan
Timur, Nusa Tenggara Bar. 83671 kabupaten

10. Kebudayaan Desa Rumbuk

 Sorong serah adalah acara bayar maskawin atau serah terima waktu nikahan yang dilakukan
dengan cara adat. Sorong serah merupakan suatu prosesi adat yang dilakukan oleh pihak
keluarga calon mempelai laki-laki terhadap pihak keluarga calon mempelai perempuan dalam
suatu upacara pernikahan dalam masyarakat Sasak.
 Bubur Abang, sering di kaitkan dengan hari sial, contohnya jangan bepergian, membangun,
rumah,dan masyarakat di desa Rumbuk yang banyak bekerja keluar negri memilih untuk tidak
berangkat pada hari/tanggal yang di sebut bubur Abang,,bahkan orang menikah pun tidak di
sarankan.
 Bubur petak/putih/putek, kebalikan dari bubur Abang,atau di anggap sebagai hari
keberuntungan/bagus. Bubur petak dan bubur abang, riitual ini biasanya bisa dijumpai antara
tanggal 1 hingga 10 Muharram dalam kabisat penanggalan Islam.
 Maleman merupakan tradisi setiap malam pada tanggal ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadan.
Maleman pada masyarakat Sasak ditandai dengan menyalakan Dile Jojor/Jojor lilit (lampu jojor).
 Begawe adalah kegiatan bahu-membahu untuk melancarkan acara atau hajatan mulai dari
persiapan hingga acara selesai. Kegiatan begawe biasanya dilakukan oleh kalangan keluarga,
kerabat, tetangga hingga warga dusun dari Epen Gawe (orang yang memiliki acara). Tidak hanya
acara merarik (pernikahan) yang menggunakan tradisi ini, tetapi acara-acara seperti nyunatang
(sunatan/khitanan), ngurisang (aqiqah), bahkan mate (kematian) menggunakan tradisi begawe.
 Boteng kekep adalah kegiatan pengumpulan senjata – senjata yang mempunyai khadam.

Kekep merupakan suatu budaya yang sangat kuat dari papu balo di tanah gadang dan jarang di
lakukan. Dan baru di lakukan lagi 2 tahu yang lalu tepat pada 1 muharam. Kata “boteng”
memiliki arti mendirikan dan “kekep” yaitu tempat yang di sakralkan yang memang di liputi oleh
selang purih atau kain putih.

 Poposan adalah tempat orang sunatan yang di buat seperti panggung yang di bangun dari pohon
pinang.
Lampiran 4. Catatan Lapangan

CATATAN LAPANGAN I

Tanggal :9 Maret 2022


Waktu : 09.00 – 11.00
Tempat : Kantor Desa Rumbuk
Kegiatan : Observasi Awal

Deskripsi :
Pada hari ini peneliti datang ke kantor desa Rumbuk yang beralamat di Kecamatan Sakra
Lombok Timur. Tujuan peneliti adalah mengadakan observasi awal untuk mendapatkan
informasi mengenai sejarah dan profil desa Rumbuk. Peneliti menuju ke ruang kepala desa dan
bertemu dengan aparat desa yang ada disana, penelitipun mengutarakan maksud dan tujuan
peneliti datang ke kantor desa. Namun peneliti belum bisa diizinkan untuk melakukan tujuan
dan maksudnya untuk datang ke kantor desa, peneliti di minta untuk memberikan surat izin
dari kampus, akan tetapi peneliti tidak membuat surat izin tersebut. Sehingga peneliti kembali
lagi untuk meminta surat izin dari kampus di dosen pengampu mata kuliah Antropolinguistik.

CATATAN LAPANGAN II

Tanggal : 16 Maret 2022


Waktu : 09.00 – 10.30
Tempat : Desa Rumbuk
Kegiatan : Mengurus surat izin penelitian dan pengamatan keadaan SD N
Gejayan
Deskripsi :
Pada hari ini peneliti datang dengan membawa surat izin penelitian untuk tujuan dan
maksud peneliti ke kantor desa Rumbuk. Setelah sampai di kantor desa, peneliti bertemu
dengan sekdes dan beberapa aparat desa. Dan peneliti menyerahkan surat izin penelitian di
sekdes karena kepala desa pada saat itu tidak berada di tempat sehingga peneliti dianjurkan
untuk bertemu dengan sekdes dan sekali lagi peneliti kembali mengutarakan tujuan dan maksud
datang ke kantor desa Rumbuk, sekdes pun memberikan izin untuk mengadakan penelitian
Setelah mendapatkan penjelasan yang cukup dari sekdes dan aparat desa serta diberikan
kesempatan melihat-lihat situasi dan keadaan kantor desa kemudian peneliti pamit dan akan
datang lagi untuk
mengadakan penelitian di desa Rumbuk setelah mendapatkan surat izin penelitian dari pihak
kepala desa.

CATATAN LAPANGAN III

Tanggal : 26 Maret 2022


Waktu : 08.00 – 16.30
Tempat : Desa Rumbuk
Kegiatan : Wawancara di 6 dusun di Desa Rumbuk
Deskripsi :
Pada hari ini peneliti mendatangi beberapa dusun yang ada di Desa Rumbuk. Dusun yang
pertama peneliti datangi adalah kadus dusun Dasan Kebon. Kadus dusun Dasan Kebon
menyambut kedatangan peneliti dengan sangat baik dan ramah. Kemudian
peneliti dipersilahkan melakukan penelitian. Setelah dipersilahkan peneliti mulai melakukan
observasi dengan mewawancarai kadus dusun Dasan Kebon dan mengamati keadaan
lingkungan fisiknya. Setelah mendapatkan penjelasan yang cukup peneliti pamit pergi ke kadus
dusun lainnya. Dusun kedua yang peneliti datangi adalah dusun Nurmujahidin. Dusun ketiga
adalah dusun Tangga Lisung. Dusun keempat adalah dusun Tanah Lumpur. Dusun kelima
adalah dusun Tanah Gadang I. Dusun keenam adalah dusun Tanah Gadang II. Di semua dusun
tersebut peneliti disambut dengan ramah dan baik oleh kadus-kadus dusun tersebut, kemudian
peneliti mengutarakan tujuan dan maksudnya untuk mewawancarai kadus-kadus dusun
tersebut. Setelah melakukan observasi di 6 dusun tersebut, peneliti mengakhiri penelitiannya
dan kembali lagi melakukan observasi esok harinya.

CATATAN LAPANGAN IV

Tanggal : 27 Maret 2022


Waktu : 09.00 – 16.00
Tempat : Desa Rumbuk
Kegiatan : Wawancara di 6 dusun di Desa Rumbuk
Deskripsi :
Pada hari ini peneliti kembali datang untuk melakukan penelitian. Peneliti kembali
melanjutkan wawancara di 6 dusun lagi. Dusun yang pertama di datangi adalah dusun Kuang
Utik. Dusun kedua adalah dusun Rejeng Jaya. Dusun ketiga adalah dusun Teming Indah. Dusun
keempat adalah dusun Kuang Derek. Dusun kelima adalah dusun Pancuran/pancoran. Dusun
keenam adalah dusun Pancuran/pancoran Baru. Sama seperti sebelumnya ketika peneliti
melakukan wawancara, peneliti di sambut dengan ramah dan baik oleh semua kadus-kadus
dusun tersebut dan peneliti mendapatkan penjelasan yang cukup dari masing-masing kadus
tersebut. Dengan berakhirnya wawancara di 6 dusun di Desa Rumbuk hari ini, maka peneliti
mengucapkan terima kasih dan berpamitan pergi.
Lampiran 5. Dokumentasi

poto wawancara yang dilakukan di Dusun dasan


kebon pada hari Sabtu 26 Maret 2022

p
oto wawancara yang dilakukan di Dusun tanah
gadang 1 pada hari Sabtu 26 Maret 2022
poto wawancara yang dilakukan di Dusun
nurmujahidin pada hari Sabtu 26 Maret 2022

poto wawancara yang dilakukan Dusun tanah mencicipi aik pindang khas Desa Rumbuk
lumpur pada hari Sabtu 26 Maret 2022
poto wawancara yang dilakukan di Dusun tanah
gadang 2 pada hari Sabtu 26 Maret 2022

poto wawancara yang dilakukan di Dusun Kuang


utik pada hari 27 Maret 2022 poto wawancara yang dilakukan di Dusun teming
indah pada hari Sabtu 27 Maret 2022
poto wawancara yang dilakukan di Dusun Kuang
derek pada hari Sabtu 27 Maret 2022

poto wawancara yang dilakukan di Dusun


pancuran baru pada Sabtu 27 Maret 2022
poto wawancara yang dilakukan di Dusun
poto wawancara yang dilakukan di Dusun tanggal pancuran baru pada hari Sabtu 27 Maret 2022
lisung pada hari Sabtu 27 2022

Masjid babul jannah kuang utik


Masjid JAM'I AL WASILAH DESA RUMBUK
Masjid Rumbuk

Masjid nurul yakin kuang utik

Anda mungkin juga menyukai