Di susun oleh :
Kelompok: 2
1. Raden Mukti Darma Wangsa (E1C020149)
2. Rahmat Ilyyin Firrizqi (E1C020150)
3. Ramla Febrianti (E1C020152)
4. Raodatul jannah(E1C020153)
5. Ratna Suci (E1C020154)
Kelas: 4F
Dosen pengampu: Dr. Saharudin, S.S., M.A
Mata kuliah : Antropolinguistik
Lampiran 1. Pedoman Observasi
PEDOMAN OBSERVASI
A. Tujuan :
Untuk memperoleh informasi mengenai sejarah dan makna toponimi di Desa Rumbuk
Kecamatan Sakra berdasarkan deskripsi asal nama, mendeskripsikan kategorisasi toponimi
desa berdasarkan aspek penamaannya serta mengidentifikasi nilai-nilai budaya yang
terkandung dalam toponimi Desa Rumbuk.
PEDOMAN WAWANCARA
A. Tujuan :
Untuk mengetahui sejarah dan profil Desa Rumbuk.
B. Pertanyaan panduan :
Sekertaris Desa Rumbuk
a. Identitas Diri
1) Nama :
2) Jabatan :
3) Agama :
4) Pekerjaan :
5) Alamat :
b. Pertanyaan penelitian
1. Bagaimana sejarah Desa Rumbuk?
2. Bagaimana keadaan geografis desa, mata pencaharian masyarakat, fasilitas umum dan
kehidupan sosial, budaya maupun agama?
PEDOMAN WAWANCARA
A. Tujuan :
Untuk mengetahui sejarah penamaan dusun dan gubuk yang ada di Desa Rumbuk:
B. Pertanyaan panduan :
Identitas diri :
- Kadus dusun Dasan Kebon - Kadus dusun Kuang Utik
Nama : Syafi’I Ahmad 1) Nama : Sukardi
Jabatan : Kadus 2) Jabatan : Kadus
Agama : Islam 3) Agama : Islam
7) Wilayah apa saja yang berbatasan dengan dusun dan gubuk ini?
Lampiran 3. Analisis Data Hasil Wawancara
Sekitar Tahun 1817 masehi Mahapatih dari Kerajaan Selaparang singgah di Desa Rumbuk
dalam perjalanan pulang dari medan peperangan melawan bangsa penjajah yang mana pada
waktu itu peperangan terjadi dimana-mana di pulau Lombok. Beberapa lama kemudian
karena merasa betah tinggal disini Mahapatih bersama beberapa pengikutnya akhirnya
memutuskan menetap dan membuka pemukiman disekitar wilayah kekadusan Pancuran Desa
Rumbuk Kecamatan Sakra.
Mahapatih adalah merupakan keturunan Raja Selaparang yang memimpin dengan penuh
keberanian dan bijaksana, sehingga sangat disegani oleh rakyatnya saat itu. Ada beberapa
peninggalan yang merupakan bukti sejarah yang mana peninggalan tersebut masih ada
sampai saat ini di Desa Rumbuk. Peninggalan tersebut sejenis senjata yang dipergunakan
berperang melawan bangsa penjajah seperti : Keris Sekala Rau, Ramban Pria, Kala Jengking,
dll.
U : Umum
M : Mati-matian
B : Berjuang (belajar)
U : Untuk
Jadi dengan demikian kata Rumbuk mempunyai singkatan : Rakyat Umum mati-matian
berjuang (berikhtiar) untuk kemakmuran, kesuksesan dan kebahagiaan.
Desa Rumbuk merupakan desa yang cukup tua di wilayah Kecamatan Sakra Kabupaten
Lombok Timur. Wilayah Desa Rumbuk sebelum diadakan pemekaran yang dilaksanakan
sekitar Tahun 1969 mempunyai wilayah meliputi Desa Kabar, dan Desa Rumbuk. Sejak
terjadinya pemekaran Desa, maka untuk meningkatkan pelayanan pemerintahan,
Pembangunan dan kemasyarakatan telah dibentuk wilayah kekeliangan sebanyak 5 wilayah
kekeliangan yang dipimpin oleh seorang keliang, masing-masing wilayah kekeliangan itu
antara lain :
1. Kekeliangan Letok
2. Kekeliangan Seran
3. Kekeliangan Pancuran
4. Kekeliangan Tanah Gadang
5. Kekeliangan Dasan Kebon
Sejalan dengan lajunya tingkat pertumbuhan penduduk dan perkembangan sosial ekonomi
masyarakat maka dalam upaya meningkatkan pelayanan Pemerintah kepada masyarakat pada
Tahun 1983 sesuai dengan PERDA Kabupaten Lombok Timur Nomor : 7 Tahun 1981 istilah
kekeliangan dirubah menjadi Dusun dengan tujuan meningkatkan fungsi dan peranannya
sebagai sebuah pemerintahan di bawah Pemerintah Desa.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka semua Wilayah kekeliangan dikembangkan menjadi
10 buah Wilayah kekadusan yang mana setiap kekadusan di pimpin oleh seorang kepala
dusun (Kadus) masing-masing wilayah kekadusan tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Kekadusan Letok
2. Kekadusan Seran
3. Kekadusan Pancuran
4. Kekadusan Tanah Gadang
5. Kekadusan Tanah Lumpur
6. Kekadusan Dasan Kebon
7. Kekadusan Moyot
8. Kekadusan Kuang Derek
9. Kekadusan Gelumpang dan
10. Kekadusan Embung Sempait
Sejalan dengan perkembangan dan pertumbuhan penduduk dan sesuai dengan aspirasi
(keinginan) masyarakat maka pada Tanggal 15 Maret 2010 berdasarkan Peraturan Bupati
Lombok Timur Nomor 18 Tahun 2010 Desa Rumbuk di mekarkan menjadi 2 (dua) Desa
yaitu Desa Rumbuk (Induk) dan Desa Persiapan Rumbuk Timur.
Dengan demikian sejak Peraturan Bupati tersebut mulai berlaku maka di Desa Rumbuk
(induk) terjadi perubahan wilayah Dusun dan struktur kelembagaan yang ada di Desapun ikut
berubah. Desa Rumbuk terbagi menjadi 6 Dusun yaitu : Dusun Pancuran, Tanah Gadang,
Tanah Lumpur, Dasan Kebon, Moyot dan Kuang Derek.
Pada Tahun 2011 Desa Rumbuk kembali dimekarkan sesuai dengan Peraturan Bupati
Lombok Timur Nomor 54 Tahun 2011 menjadi tiga Desa yaitu Desa Rumbuk (Induk) Desa
Rumbuk Timur dan Desa Moyot. Sejalan dengan itu jumlah Dusun juga terjadi perubahan
menjadi 5 Dusun yaitu :
1. Dusun Pancuran
2. Dusun Tanah Gadang
3. Dusun Tanah Lumpur
4. Dusun Dasan Kebon dan
5. Dusun Kuang Derek
Pada Tahun 2019 Desa Rumbuk mekar Kepala Wilayah menjadi 7 Kekadusun Yaitu :
1. Dusun Pancuran
2. Dusun Tanah Gadang
3. Dusun Tanah Lumpur
4. Dusun Dasan Kebon
5. Dusun Kuang Derek
6. Dusun Pancuran Baru
7. Dusun Tanah Gadang II
8. Dusun Tangga Lisung
9. Dusun Rejeng Jaya
10. Dusun Kuang Utik
11. Dusun Teming Indah
12. Dusun Nurmujahidin
Pengangkatan Kepala Desa secara demokratis atau melalui pemilihan langsung dimulai sejak
Tahun 1967 adapun pejabat kepala Desa Rumbuk yang dipilih secara demokratis mulai dari
pejabat H. Abdul Wahab sampai sekarang. Adapun nama-nama pejabat kepala Desa Rumbuk
yang dipilih secara demokratis antara lain sebagai berikut :
Desa Rumbuk terletak di wilayah Kecamatan Sakra dengan luas wilayah 321,46 Ha yang
memiliki penduduk sebanyak 7626 jiwa, rata-rata penyebaran kepadatan penduduk mencapai
21,5 jiwa/Ha , jumlah Kepala Keluarga (KK) 2189 dan jarak tempuh dari ibukota Kecamatan
sepanjang 3 Km, dari Ibukota Provinsi sepanjang 50 Km, letak Desa Rumbuk di ketinggian
100 – 200 dari permukaan laut dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Desa Presak
Sebelah Selatan : Desa Montong Tangi
Sebelah Barat : Desa Moyot
Sebelah Timur : Desa Rumbuk Timur
Dari luas wilayah 321,46 Ha tersebut Desa Rumbuk terbagi menjadi 12 wilayah Dusun yang
terdiri dari wilayah Dusun Pancuran, Dusun Tanah Gadang, Dusun Tanah Lumpur, Dusun
Dasan Kebon, Dusun Kuang Derek, Dusun Teming Indah, Dusun Rejeng Jaya, Dusun Kuang
Utik, Dusun Pancuran Baru, Dusun Nurmujahidin, Dusun Tangga Lisung dan Dusun Tanah
Gadang II.
Jarak orbitasi Desa Rumbuk dengan pusat-pusat Pemerintahan cukup dekat sehingga dapat
dilalui oleh kendaraan, baik kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat sepanjang
musim, baik pusat pemerintahan Tingkat Kecamatan, Kabupaten maupun Provinsi.
3. KEADAAN GEOGRAFIS
Secara geografis Desa Rumbuk memiliki wilayah yang cukup subur untuk pertanian dan
strategis untuk usaha perdagangan (bisnis). Desa rumbuk merupakan daratan rendah dengan
ketinggian 100-200 m dari permukaan laut, curah hujannya berkisar antara 1000-1.500
mm/th, sedangkan suhu udara berkisar antara 32-350 C. Letak wilayah desa Rumbuk berada
3 km dari pusat pemerintahan Kecamatan, 7 km dari ibu kota Kabupaten dan 55 km dari ibu
kota Provinsi Nusa Tenggara Barat ( NTB).
4. MATAPENCAHARIAN
Masyarakat desa rumbuk tidak jauh beda dengan masyarakat Lombok timur pada
umumnaya, mereka memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara bekerja sebagai petani,
buruh tani, pengusaha, PNS dan lain sebagainya. Matapencaharian masyarakat desa rumbuk
yang mendominasi adalah Pertanian dan Pengusaha ikan laut. System pertanian di desa
rumbuk biasanya bejalan dalam dua musim yaitu musim tanam padi ( pada musim hujan
“taon”) dan musim tanam tembakau ( pada musim panas “balit”). Sedangkan pengusaha ikan
laut yang lebih di kenal dengan usaha ( pindang rumbuk ), usaha pengolahan ikan ini mulai
di jalankan sejak Negara Indonesia belum merdeka sampai sekarang. Dalam jangka waktu
yang begitu panjang terjadi proses perubahan pengolahan seiring dengan perkembangan
zaman yang semula pengolahan di lakukan dengan cara yang sangat sederhana, dan dengan
menggunakan peralatang yang masih tradisional.
Dilihat dari awal terbentuknya usaha pengolahan hasil tangkapan laut menurut informasi
dari orang – orang terdahulu desa Rumbuk, sebelum tahun 1935 masyarakat sudah mulai
menekuni usaha ini. Latar belakang keberadaan usaha pengolahan hasil tangkapan laut di
Desa Rumbuk yang di peroleh ilmunaya dari keluarga terdahulu yang bergerak khusus dalam
bidang pengolahan ikan laut (pindang) untuk menunjang kebutuhan hidup keluarga. Dengan
keberhasilan tersebut, generasi atau keturunan mereka tetap mempertahankan usaha
pengolahan dan perdagangan hasil olahan ikan laut (pindang), khususnya bagi keluarga yang
perempuan, karena kaum perempuanlah yang pantas menjajakan atau menjualnya di pasar,
sedangkan kaum laki-laki cukup hanya membantu pengolahan di rumah. Sebelum
pengolahan ikan di lakukan oleh para pengusaha di Desa Rumbuk, tempat pengolahan di
pusatkan di tempat pendaratan ikan (TPI) Tanjung Luar Kecamatan Keruak Kabupaten
Lombok Timur yang di bangun oleh pemerintah pada tahun 1980, tujuannya untuk
memudahkan pembinaan pada para pengusaha dan untuk mengurangi polusi (bau yang tidak
sedap).
Dusun – dusun yang ada di desa rumbuk
Dasan Kebon adalah salah satu dusun yang ada di Desa Rumbuk yang secara geografis
terletak di perbukitan. Menurut sejarah bahwa Dusun Dasan Kebon dulunya adalah area
perkebunan yang dimana hanya baru terdapat beberapa rumah dan sisanya adalah kebun.
Kata dasan sendiri berarti perbukitan kecil dan kata kebon sendiri berarti kebun, jadi dasan
kebon itu berarti ‘kebun yang berlokasi di perbukitan’. Dari sinilah asal mula penamaan
Dusun Dasan Kebon. Nama tokoh yang pertama kali memberikan nama Dasan Kebon ini
adalah Amak Patah atau Amak Milasih.
Di dusun ini tidak terdapat gubuk karena dusun ini barusaja mengalami pemekaran wilayah
Jumlah Kepala Keluarga (KK) adalah 474 dan 1704 jiwa yang terbagi dalam 4 Rukun
Tetangga (RT) dimana RT 01 terdiri dari 164 KK dan 599 jiwa; RT 02 terdiri dari 89 KK dan
331 Jiwa; RT03 terdiri dari 139 KK dan 492 jiwa; dan RT 04 terdiri dari 82 KK dan 275 jiwa.
Dimana penduduknya sendiri merupakan penduduk asli.
Kebiasaan yang dilakukan masyarakatnya adalah Selakaran pada malam jumat bagi laki-
laki dan Hiziban pada malam sabtu bagi perempuan dan tradisi ini dilakukan satu kali
seminggu.
Mitos : Di sungai permik ada berbentuk kali ,tapi masyrakat sekitar tidak
mempercayainya, malahan orang luar yang mempercayainya. (Kemalik) Nama sumur di
sungai permik. Kebanyakan yang datang ke sungai itu ialah orang – orang luar seperti orang
keruak dan sakra. Orang luar mempercayai bahwa air sungai itu untuk pengobatan, tapi
sebaliknya orang sekitar yang tidak mempercayainya.
Batas wilayah
Utara : berbatasan langsung dengan Sungai Permit
Selatan : berbatasan langsung dengan Dusun Nurmujahidin
Barat : berbatasan langsung dengan Desa Presak
Timur : berbatasan langsung dengan Dusun Tangga Lisung
Kadus : Marzoan
Dusun tangga lisung merupakan salah satu dusun yang ada di desa Rumbuk yang
merupakan hasil pemekaran dari dusun Tanah Gadang 1. Secara geografis terletak di
perbukitan dan berbatasan langsung dengan Dasan Kebon. Kata “tangga” sendiri
merupakatan kepanjangan dari tanah gadang, dan kata lisung itu sendiri adalah sejenis timba
berukuran 1 meter yang di keramatkan. Dari sinilah asal penamaan Tangga lisung. Alasan di
berikan nama Tangga lisung ialah karena tidak ingin melupakan asal muasaal dusun tersebut
yang merupakan hasil pemekaran dari Tanah Gadang dan ingin mengagngkat salah satu
tempat yang di keramatkan yakni Timba Lisung. Nama tokoh yang memberikan nama
Tangga lisung ini adalah Sulaiman, Suhaedi, dan M. mawardan.
Dusun Tangga lisung terbentuk pada tahun 2019 dengan Jumlah Kepala Keluarga
(KK) mencapai 75 dan 276 jiwa. Yang dimana penduduknya merupakan penduduk asli.
Bahasa yang di gunakan yakni bahasa rumbuk. Di dusun ini terdapat satu gubuk yang
bernama Kampung Bukit. Di namakan Kampung Bukit karena kampung ini terletak di atas
bukit.
Mitos : Adanya Timba lisung dan Timba Merdani yang di percayai sebagai tempat
pengobatan
Batas wilayah
Utara : berbatasan langsung dengan Dusun tanah lumpur
Selatan : berbatasan langsung dengan Dasan kebon
Bar\Lat : berbatasan langsung dengan Sungai
Timur : berbatasan langsung dengan Jalan lingkungan
Kadus : Akmaluddin
Tanah Lumpur merupakan salah satu dusun dari Desa Rumbuk, yang secara geografis
terletak di sebrang jalan raya yang berbatasan langsung dengan tangga lisung. Alasan diberi
nama “Tanah Lumpur" karena pada zaman dahulu di dusun tersebut dipenuhi oleh banyak
lumpur. Dulu sekurang – kurangnya orang tidak bisa masuk karena dusun ini penuh dengan
lumpur. Adapun tokoh yang memberikan nama Tanah Lumpur ialah Amak Patah.
Jumlah penduduk yang ada di dusun ini sebanyak 196 Kepala Keluarga (KK) dan 704
jiwa yang dimana dusun ini terbagi menjadi 2 Rukun Tetangga (RT). RT 01 terdiri dari 118
KK dan 418 jiwa; dan RT 02 terdiri dari 77 KK dan 283 jiwa. Warganya merupakan
penduduk asli dan rata – rata mata pencahariannya yakni Pedagang. Kebiasaan warga Dusun
ini ialah selakaran bagi laki-laki pada malam senin dan hiziban bagi perempuan pada malam
jumat. Tradisi ini dilakukan satu kali seminggu.
Di dusun ini terdapat satu gubuk yang bernama Kampung Bagek Ronjang. Kata bagek
artinya ‘asam’ sedangkan kata Ronjang itu sendiri dalam bahasa rumbuk artinya bukit atau
perbukitan. Jadi dapat di simpulkan alasan di berikan nama Bagek Ronjang karena kampung
tersebut terletak di perbukitan dan terdapat banyak pohon asam yang tumbuh di
sekitarnya.
Batas wilayah
Utara : berbatasan langsung dengan Dusun Tangga Lisung.
Selatan :
Barat :
Timur : berbatasan langsung dengan Dusun Tanah Gadang 2
Tanah gadang salah satu kadus yang pertama di desa rumbuk yang di mana warganya
merupakan penduduk asli. Tanah gadang memiliki jumlah penduduk sebanyak 156 Kkdan
530 jiwa.
Batas wilayah
Utara : barbatasan langsung dengan Sungai
Selatan : barbatasan langsung dengan Tanah gadang II
Barat : barbatasan langsung dengan Dasan kebon
Timur : barbatasan langsung dengan Dusun pancoran
Dusun Tanah Gadang 2 merupakan dusun hasil pemekaran dari tanah gadang 1.
Penamaan Tanah Gadang 2 juga karena tidak mau melepaskan asal muasal dari dusun
tersebut yang merupakan hasil dari pemekaran. Di dusun ini yang menjadi induk adanya
pembuatan aik pindang yang di mana di lakukan setiap hari dan itu dilakukan turun temurun.
Di dusun ini juga terdapat masjid besar Desa Rumbuk yang bernama Masjid Jami’ Al
- Wasilah Desa Rumbuk yang terletak di perempatan jalan utama yakni di Jalan Sangapati.
Tanah Gadang Dua merupakan hasil pemekaran dari dusun sebelumnya oleh Karena itu
dusun ini tidak memiliki gubuk.
Tanah gadang 2 memiliki jumlah penduduk sebanyak 132 KK dan 415 jiwa yang di mana
penduduknya merupakan pendatang dari dusun dusun lainnya.
Batas wilayah
Utara : berbatasan langsung dengan Tanah gadang I
Selatan : berbatasan langsung dengan Tanah Lumpur
Barat : berbatasan langsung dengan Tanah Lumpur
Timur : berbatasan langsung dengan Dusun Pancoran Baru
6. Dusun Rejeng Jaya
Dusun Rejeng Jaya juga merupakan salah satu dusun hasil pemekaran dari dusun Kuang
Derek. Alasan diberi nama “Rejeng Jaya” : karena rejeng artinya ‘tanah yang keras atau
tanah batu / batu rejeng’ dan jaya artinya ‘berhasil’ jadi Rejeng Jaya berarti tanah yang selalu
berhasil. Dan kata jaya ini juga diambil dari nama tokoh pembuat nama dusun yaitu Satria
Jaya. Penamaaan dusun ini berdasarkan harapan masyarakat agar dusun yang baru terbentuk
ini bisa menjadi dusun yang jaya dan berhasil.
Di dusun ini terdapat dua gubuk yang bernama Karang Rejeng dan Karang Selan.
Karang berarti kampung dan rejeng artinya ‘tanah yang keras atau tanah batu / batu rejeng’.
Jadi dinamakan Karang Rejeng karena kampung ini terletak di atas tanah rejeng. Kata selan di
ambil dari bahasa sumbawa yang berarti ‘pasir’. Jadi dinamakan Karang Selan karena di
kampung tersebut terdapat banyak pasir.
Dusun Rejeng Jaya memiliki jumlah penduduk sebanyak 161 KK dan total penduduk
sebanyak 609 jiwa.
Batas wilayah
Utara : berbatasan langsung dengan Pancoran Baru
Selatan : berbatasan langsung dengan Sungai
Barat : berbatasan langsung dengan Kuang Baru
Timur : berbatasan langsung dengan Kuang Derek
7. Dusun Pancuran
Kadus : Nasipudin
Dusun Pancuran merupakan salah satu dusun yang ada di Desa Rumbuk. Alasan
diberikan nama pancuran adalah karena pada zaman dahulu di dusun tersebut ada pancoran /
pancuran yang terletak di pinggir sungai, airnya berasal dari dusun tanah lumpur tepatnya di
pohon beringin yang ada disana. Dulu air dari pancuran tersebut di percayai oleh masyarakat
setempat dapat menyembuhkan penyakit jika diminum dan digunakan untuk mandi. Adapun
keadaan pancurannya sekarang sudah diperbaiki, dibuatkan tempat penampungan airnya dan
di atasnya sudah terdpat mushola. Karena perubahan geografis dan dibentuknya permukiman
baru dari tahun ke tahun pancuran yang awalnya terletak di pinggiran sungai sekarang
terletak di tengah permukiman warga tepatnya di bawah musholayang ada di dusun ini.
Nama Tokoh : leluhur dusun pancoran
Mata pencaharian : Petani
Tradisi : Selakaran setiap malam jumat
Mitos : Adanya pancoran laki dan pancoran perempuan yang di percayai sebagai tempat
pengobatan.
Warganya penduduk asli
Bahasa yang digunakan : Bahasa sasak/ bahasa Rumbuk
Dusun pancuran memiliki jumlah penduduk sebanyak 286 KK dn 990 jiwa yang dimana
terdiri dari dua RT yakni RT 01 yang memeiliki jumlah penduduk sebanyak 168 KK dan 582
jiwa; dan RT 02 sebanyak 116 KK dan 116 Jiwa.
Di dusun ini terdapat satu gubuk yang bernama Kampung Sehat. Menurut keterangan
warga sekitar Kampung Sehat dulu namanya yaitu Perluasan, setelah agak berkembang
orang - orang di sana menamakannya Kampung Sehat karena alasannya lingkungannya
masih bersih dan asri serta udaranyan masih terjaga dengan baik sehingga mengandung
harapan agar semua warganya hidup sehat dengan lingkungan yang masi bersih dan asri.
Batas wilayah
Utara : berbatasan langsung dengan Setanggur selatan
Selatan : berbatasan langsung dengan Jalan raya abdurrahman
Barat : berbatasan langsung dengan Jalan raya dan sungai
Timur : berbatasan langsung dengan Dusun Sireng
Di dusun ini terdapat empat gubuk yang bernama Kampung Pasar, Kampung Baru,
Kampung Kembang Sari dan Kampung Muhajirin. Dinamakan Kampung Pasa karena dulu di
kampung ini terdapat pasar kecil yang letaknya di belakang masjid, dan pasar tersebut
selalu ribut atau bising oleh penjual dan pembeli. Dinamakan Kampung Baru karena dulu
kampung ini pernah kebakaran sampai habis, semua rumah warga dilahap api sehingga tdk
ada satupun yang tersisa. Dari peristiwa tersebut terbentuklah kampung yang baru dan
diberi nama Kampung Baru. Dinamakan Kampung Kembang Sari, pertama kata kembang berarti
‘bunga’ dan kata sari adalah ‘benang sari’. Benang sari adalah
bagian bunga yang fungsinya sebagai alat reproduksi jantan pada bunga. Karena dulu
penduduk kampung ini sedikit hanya satu dua orang, agar cepat berkembang dan berseri
maka kampung ini di beri nama Kampung Kembang Sari oleh tetua dulu. Dinamakan
Kampung Muhajirin karena banyak masyarakat luar kampung yang datang berhijrah ke
kampung ini. Menurut istilah muhajirin adalah sebutan untuk para pengikut Nabi
Muhammad yang hijrah meninggalkan Mekkah, dalam rangka menjaga keimanan mereka
dan menyelamatkan diri dari penindasan penduduk Mekkah, yang menentang dakwah
Islam di kota tersebut. Dulu sebelum diberi nama muhajirin, kampung ini bernama
Kampung Montong Perigi karena ada bukit kecil yang berbatu.
Batas wilayah
Utara : berbatasan langsung dengan Tanah Gadang I
Selatan : berbatasan langsung dengan Kuang Derek
Barat : berbatasan langsung dengan Tanah Gadang II
Timur : berbatasan langsung dengan Rumbuk Timur
9. Dusun Nurmujahidin
Batas wilayah
Utara : SDN 4 Rumbuk
Selatan : Kantor desa rumbuk
Barat : Parit orong jaleran
Timur : Bangunan, persawahan
Kadus : Apriliadi
Alasan diberi nama Kuang Derek karena pada zaman dahulu didusun tersebut penuh
dengan raok (lumpur). Dulu orang surabaya dan selayar kalo mereka pergi ke pasar masbagik
untuk menjual sapi mereka. Terlebih dahulu sapi yang mereka jual harus dikuangkan dulu
(atau dilumpurkan) baru dijual, dan derek artinya bawah karena dusun tersebut berada
dibawah dan diatasnya desa rumbuk. Ada seorang pemuda yang bernama Raden ia pemilik
Kuang Derek di Rumbuk tersebut. Saat itu Raden meyuruh prajuritnya untuk ke derek atau
ke bawah untuk kemudian mengkuangkan sapi - sapi tersebut sebelum di jual ke pasar
masbagik. Sehingga daerah tersebut dinamakan Kuang Derek. Begitulah cerita singakat
dusun kuang derek. Adapun nama tiokoh yang menamai dusun ini adalah H. Arsad, Abdullah.
Di dusun ini terdapat tiga gubuk yang bernama Karang Daya, Karang Bak, dan Karang
Bo. Karang diambil dari bahasa sumbawa yang berarti kampung, sedangkan kata daya berarti
utara. Jadi arti penamaan Karang Daya adalah kampung yang terletak di bagian utara Dusun
Kuang Derek. Kata bak diambil dari bahasa sumbawa yang artinya ‘bawah’ jadi Karang Bak
berarti kampung yang terletak di bagian bawah Dusun Kuang Derek. Kata bo diambil dari
bahasa sumbawa yang artinya ‘atas ’ jadi Karang Bo berarti kampung yang terletak di bagian
atas Dusun Kuang Derek.
Mata pencaharian : Petani
Tradisi : Nyongkolan, mituk, nyiwak, nyatus.
Mitos : Adanya jampi
Batas wilayah
Utara : Rumbuk timur
Selatan : Kuang baru
Barat : Kuang utik
Timur : Desa montong tangi
Kadus : Sukardi
Dusun Kuang Utik merupakan salah satu dusun di Desa Rumbuk. Alasan diberi nama
“Kuang Utik” karena pada zaman dahulu terdapat kubangan atau lubang tempat berkembang
biaknya brutik (baiawak) dan dahulu terdapat banyak biawak didusun tersebut. Kata “kuang”
sendiri berarti kubangan atau lubang, sedangkan “utik” adalah nama binatang yaitu berutik
atau biawak. Nama tokoh yang memberikan nama dusun Kuang Utik adalah Papuk Rapi’iin.
Di dusun ini terdapat satu gubuk yang bernama Kampung Montong Yak. Dinamakan
kampung montong yak karena kata Montong bisa diartikan sebagai ‘Bukit’ Kata Yak
berarti ‘keluarga’ Jika disatukan menjadi Bukit Keluarga. Bukit Keluarga disini maksudnya
dalam arti didalam kampung tersebut masih serumpun dalam konsep keluarga. Yang mana
masyarakat disana (montong yak) masih ada hubungan keluarga (serumpunlah) Dari
sinilah kenapa dinamakan sebagi kampung montong yak.
Mitos : Adanya timba telu (telaga tiga) yang dipercaya sebagai tempat pengobatan,
pesugihan dan ilmu kebal.
Terkenal dengan sesiong
Dusun Kuang Utik memiliki jumlah penduduk : 300 KK dan 700 jiwa
Batas wilayah
Utara : berbatasan langsung dengan Kuang Berora
Selatan : berbatasan langsung dengan Dusun Nurmujahidin
Barat : berbatasan langsung dengan Heler (gilingan)
Timur : berbatasan langsung dengan Dusun Kuang Derek
Di dusun ini terdapat satu gubuk yang bernama Repok Indah. secara bahasa Repok
artinya pedalaman, jadi repok indah berarti pedalaman yang indah. karena gubuk disana
cukup asri atau alami.
AWALUDDIN
- 01 118 418 206 212
AMIN
02 SUHAILI 77 283 132 151
TANAH GADANG MUH. FIKRI
4 132 415 207 208
2 ROSADI
TANAH GADANG
5 SUCIANDI 156 530 266 264
1
M. SUANDI
- 01 156 530 266 264
BAHTIAR
MUHAMMAD
03 129 458 221 237
SALMAN
DUSUN MUHAMMAD
10 67 234 118 116
NURMUJAHIDIN HUBAIBI
- 01 67 234 118 116
DUSUN KUANG
11 SUKARDI 300 700 0 0
UTIK
- 01 0 0 0 0
02 0 0 0 0
ABDUL
- 01 67 223 115 108
AZIZURRAHMAN
TOTAL 2073 7218 3602 3616
8. DATA PENDIDIKAN
Kode Kelompok Jumlah
N
1 TIDAK / BELUM SEKOLAH 2031 26,63
2 BELUM TAMAT SD/SEDERAJAT 1223 16,04
3 TAMAT SD/ SEDERAJAT 1119 14,67
4 SLTP/ SEDERAJAT 1215 15,93
5 SLTA / SEDERAJAT 1552 20,35%
6 DIPLOMA I / II 54 0,71%
7 AKADEMI / DIPLOMA III/S. MUDA 57 0,75%
8 DIPLOMA IV / STRATA I 359 4,71%
9 STRATA II 11 0,14%
JUMLAH 7621 99,93%
BELUM MENGISI 5 0,07%
TOTAL 7626 100,00%
Sorong serah adalah acara bayar maskawin atau serah terima waktu nikahan yang dilakukan
dengan cara adat. Sorong serah merupakan suatu prosesi adat yang dilakukan oleh pihak
keluarga calon mempelai laki-laki terhadap pihak keluarga calon mempelai perempuan dalam
suatu upacara pernikahan dalam masyarakat Sasak.
Bubur Abang, sering di kaitkan dengan hari sial, contohnya jangan bepergian, membangun,
rumah,dan masyarakat di desa Rumbuk yang banyak bekerja keluar negri memilih untuk tidak
berangkat pada hari/tanggal yang di sebut bubur Abang,,bahkan orang menikah pun tidak di
sarankan.
Bubur petak/putih/putek, kebalikan dari bubur Abang,atau di anggap sebagai hari
keberuntungan/bagus. Bubur petak dan bubur abang, riitual ini biasanya bisa dijumpai antara
tanggal 1 hingga 10 Muharram dalam kabisat penanggalan Islam.
Maleman merupakan tradisi setiap malam pada tanggal ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadan.
Maleman pada masyarakat Sasak ditandai dengan menyalakan Dile Jojor/Jojor lilit (lampu jojor).
Begawe adalah kegiatan bahu-membahu untuk melancarkan acara atau hajatan mulai dari
persiapan hingga acara selesai. Kegiatan begawe biasanya dilakukan oleh kalangan keluarga,
kerabat, tetangga hingga warga dusun dari Epen Gawe (orang yang memiliki acara). Tidak hanya
acara merarik (pernikahan) yang menggunakan tradisi ini, tetapi acara-acara seperti nyunatang
(sunatan/khitanan), ngurisang (aqiqah), bahkan mate (kematian) menggunakan tradisi begawe.
Boteng kekep adalah kegiatan pengumpulan senjata – senjata yang mempunyai khadam.
Kekep merupakan suatu budaya yang sangat kuat dari papu balo di tanah gadang dan jarang di
lakukan. Dan baru di lakukan lagi 2 tahu yang lalu tepat pada 1 muharam. Kata “boteng”
memiliki arti mendirikan dan “kekep” yaitu tempat yang di sakralkan yang memang di liputi oleh
selang purih atau kain putih.
Poposan adalah tempat orang sunatan yang di buat seperti panggung yang di bangun dari pohon
pinang.
Lampiran 4. Catatan Lapangan
CATATAN LAPANGAN I
Deskripsi :
Pada hari ini peneliti datang ke kantor desa Rumbuk yang beralamat di Kecamatan Sakra
Lombok Timur. Tujuan peneliti adalah mengadakan observasi awal untuk mendapatkan
informasi mengenai sejarah dan profil desa Rumbuk. Peneliti menuju ke ruang kepala desa dan
bertemu dengan aparat desa yang ada disana, penelitipun mengutarakan maksud dan tujuan
peneliti datang ke kantor desa. Namun peneliti belum bisa diizinkan untuk melakukan tujuan
dan maksudnya untuk datang ke kantor desa, peneliti di minta untuk memberikan surat izin
dari kampus, akan tetapi peneliti tidak membuat surat izin tersebut. Sehingga peneliti kembali
lagi untuk meminta surat izin dari kampus di dosen pengampu mata kuliah Antropolinguistik.
CATATAN LAPANGAN II
CATATAN LAPANGAN IV
p
oto wawancara yang dilakukan di Dusun tanah
gadang 1 pada hari Sabtu 26 Maret 2022
poto wawancara yang dilakukan di Dusun
nurmujahidin pada hari Sabtu 26 Maret 2022
poto wawancara yang dilakukan Dusun tanah mencicipi aik pindang khas Desa Rumbuk
lumpur pada hari Sabtu 26 Maret 2022
poto wawancara yang dilakukan di Dusun tanah
gadang 2 pada hari Sabtu 26 Maret 2022