Anda di halaman 1dari 9

HASIL KEGIATAN TENTANG DEMOGRAFI DAN SEJARAH KOTA KACE

Laporan ini untuk memenuhi tugas mata kuliah komunitas

Dosen pengampu :
Ns. Jun Absa, S.Kep

Disusun Oleh :
1. Finda Yesiana (171440108)
2. Nur Rahmadhina (171440117)
3. Shinta Nirwana (171440127)

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES
PANGKALPINANG
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat-Nya , penulis dapat menyelesaikan laporan ini yang berjudul “HASIL
KEGIATAN TENTANG DEMOGRAFI DAN SEJARAH KOTA KACE”. Laporan
ini disusun dalam rangka untuk memenuhi salah satu syarat untuk memenuhi mata
kuliah keperawatan komunitas . Dalam proses menyusun laporan ini penulis banyak
mendapatkan dukungan, bimbingan, dan masukan dari berbagai pihak yang sangat
membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
Penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan, baik dari isi maupun cara
penulisan . Dengan demikian penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun, serta harapan penulis semoga laporan ini bisa bermanfaat
untuk pembaca, dan semoga allah membalas apa yang telah Bapak/ibu serta rekan-
rekan semua berikan kepada penulis selama ini

Pangkalpinang ,30 Agustus 2019

Penulis
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR .......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................
A. Latar Belakang ........................................................................................................
B. Tujuan Penulisan .....................................................................................................
C. Rumusan Masalah ...................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................
A. Definisi ...................................................................................................................
B. Etiologi ...................................................................................................................
C. Klasifikasi ..............................................................................................................
D. Manifestasi Klinis ..................................................................................................
E. Patofisiologi ...........................................................................................................
F. Penatalaksanaan .....................................................................................................
G. Asuhan Keperawatan Teoritis pada .......................................................................
BAB III PENUTUP ...........................................................................................................
A. Kesimpulan .............................................................................................................
B. saran ........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Menurut Philip M. Hauser & Dudley Duncan demografi merupakan suatu


studi mengenai jumlah, distribusi teritorial, dan komposisi penduduk serta
perubahan-perubahannya dan sebab-sebab terjadinya perubahan.

Demografi adalah ilmu tentang penduduk yang mempelajari secara statistik


dan matematik tentang penduduk dan perubahan-perubahannya sepanjang masa
melalui 5 komponen demografi.

Lima komponen dari demografi antara lain ; Fertilitas ( pertumbuhan


manusia ), Mortalitas ( Angka kehilangan jumlah manusia), Perkawinan ( persatuan
atau menyatu ), Migrasi ( perpindahan ) baik Transmigrasi ( perpinahan dari
masyarakat kota ke desa ), Urbanisasi ( perpindahan dari masyarakat desa ke kota ),
maupun Imigran ( masyarakat yang bepindah dari suatu negara ke negara lain ), dan
mobilitas sosial (kegiatan yang dilaksanakan di desa tersebut).

Peraturan pemerintah RI. No. 27 Tahun 1994 tentang pengelolaan


perkembangan kependudukan ( PK ) semua hal yang berkaitan dengan jumlah,
pertumbuhan, komposisi dan struktur yang menyangkut politik, ekonomi, sosial,
budaya, agama, serta lingkungan penduduk tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah dari desa Kace ?

2. Bagaimana demografi dari desa Kace ?

C. Tujuan

1. Menjelaskan bagaimana sejarah dari desa Kace ?

2. Menjelaskan bagaimana demografi dari desa Kace ?

BAB II
PEMBAHASAN
Pada hari Jum’at tanggal 30 Agustus 2019, kelompok kami mendatangi desa
Kace untuk wawancara dengan kepala desa Kace, namun pada hari itu sedang ada
kegiatan rutin tahunan desa Kace yakni pawai. Saat kami meminta arahan dari salah
seorang warga pribumi, bapak tersebut mengatakan agar kami kembali lagi ke desa
Kace pada malam hari, lalu kami pun pulang dan kembali lagi pada malam hari
pukul 19.10. Kami mendatangi rumah bapak kepala desa secara langsung
berdasarkan arahan dari warga setempat. Namun ternyata pada malam itu sedang ada
hajatan dirumah bapak kepala desa. Kami pun sempat berbincang-bincang dengan
beliau. Diketahuilah bahwa nama beliau Rosmin Yunus. Namun dikarenakan sedang
ada hajatan, dan kami pun tidak enak hati untuk mengganggu acara beliau maka isi
dari perbincangan kami adalah menjelaskan tujuan kami dan kontrak waktu untuk
besok wawancara. Kami pun harus kembali lagi keesokan harinya. Pukul 09.15 kami
kembali mendatangi desa Kace. Bertemu kembali dengan bapak Rosmin Yunus
untuk mewawancarai beliau, dan didapatkanlah data-data sebagai berikut:

A. Sejarah dari Desa Kace


Asal usul nama kace
Kacang kratok,kacang jawa atau kekara ( Phaseolus lunatus ) adalah sejenis
kacang-kacangan dari suku Fabaceae ( Leguminosae ). Semula di Indonesia
dikembangkan sebagai tanaman penutup tanah, kacang kratok kemudian juga dipanen
bijinya, biji yang muda, polong yang muda, pucuk dan kecambahnya, sebagai bahan
makanan manusia maupun ternak.
Di beberapa daerah, kacang yang tumbuh menjalar atau memanjat ini dikenal
dengan nama-nama seperti kacang mas, roay, kara, kratok, gribig, saru, dan kacang
merah. Di Malaysia disebut kacang jawa, kacang cina, atau kekara kratok. Di Filipina
sibatse simaron, patani, zabache. Di Thailand tua rachamat dan Vietnam disebut
daungu. Namun di daerah Bangka Belitung dikenal dengan nama kacang “KATJE”.
Sejarah mengungkapkan bahwa berdasarkan cerita leluhur desa, pada masa itu
tumbuh subur kacang katje ini disekitar pekarangan rumah warga desa. Kacang katje
ini memiliki daun dan buah yang bermanfaat bagi warga desa sehingga sering
dimanfaatkan sebagai sayuran untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kacang katje
ini bagi warga melambangkan kesuburan dan bermanfaat bagi banyak orang (bernilai).
Oleh karena itu, katje dijadikan nama Desa oleh para leluhur terdahulu. Seiring waktu
nama katje pun di ganti menjadi Kace , namun tetap tidak merubah sejarah dan makna
dari katje
Sejarah pemerintah desa Batu Belubang.
Periodik masa pemerintahan desa Batu Belubang
1. Pada zaman penjajahan Belanda
Pemimpin desa Kace pada saat itu dinamakan Gegading. Gegading yang pertama
memerintah di desa katje adalah Kek Libet, selain Kek Libet, katje dipimpin oleh
Maridon Hutagalung Bin Jalaludin Hutagalung. Karena satu permasalahan
pajak pada masa itu, Maridon terbunuh di Bukit Kerbau, yang mana
pembunuhnya hingga sekarang belum terungkap. Oleh sebab itu Bukit Kerbau
dinamakan Bukit Maridon. Setelah masa pemerintahan Maridon diganti oleh H.
Matnor yang merupakan gegading terakhir.
2. Pada masa kemerdekaan
Pemerintah tingkat pedesaan dari gegading digantikan kelurahan, lurah Katje yang
pertama kali adalah H. Marzuki bin H. Arsyad yaitu dari tahun 1945-1967.
Setelah kepemimpinan H. Marzuki, kemudian dilanjutkan Bujang bin Sa’i pada
tahun 1967-1984, yang merupakan lurah terakhir desa Katje. Pada sekitar tahun
1970-an ejaan bahasa Indonesia mengalami perubahan. Oleh sebab itu kelurahan
Katje diubah menjadi kelurahan Kace. Pada pertengahan tahun 1984 kelurahan
diganti pedesaan. Setelah itu akhirnya Kace menjadi Desa. Kepala desa yang
pertama kali adalah Sakwin bin Djani , ia digantikan Armada bin Saok dari
tahun 1991-1999. Setelah itu Armada Saok digantikan oleh Rusmin bin Yunus
dari tahun 1999-2008, dari tahun 2008-2018 desa kace dipimpin oleh Sarbani H.
Sahak. Selanjutnya dari 2018 sampai 2019 Kace dipimpin oleh Jalaludin.
Namun Jalaludin mecalonkan diri menjadi anggota DPD sehingga sekarang
digantikan oleh Rusmin bin Yunus , yang dipilih warga sebagai pemimpin
sementara desa kace sebelum dilakukannya pemilihan.
B. Demografi Desa Kace
1. Fertilitas (pertumbuhan manusia)
Menurut buku profil desa kace 2018 jumlah penduduk ditahun 2018 adalah
1710 laki-laki dan 1.496 perempuan, jadi untuk jumlah penduduk keseluruhan di
tahun 2018 ada 3.240 jiwa. Jumlah kepala keluarga didsa kace tahun 2018 1473
kk laki-laki dan 202 kk perempuan sehingga jumlahnya menjadi1675 kk
sedangkan jumlah kepala keluarga tahun lalu 1441 kk laki-laki dan 191 permpuan
sehingga didapatkan jumlah 1632 kk dan prsentasi perkembangan untuk jumlah
keluarga yang ada di desa kace adalah 2,22% kk laki-laki dan 5,75% kk wanita.
2. Mortalitas
Untuk angka kehilangan jumlah penduduk pada tahun 2018 angka mortalitas
masyarakat di desa batu belubang terdapat 9 laki-laki dan 6 perempuan.
Perkawinan
Jumlah kepala keluarga didesa batu belubang tahun 2018 1473 kk laki-laki
dan 202 kk perempuan sehingga jumlahnya menjadi 1675 kk sedangkan jumlah
kepala keluarga tahun lalu 1441 kk laki-laki dan 191 permpuan sehingga
didapatkan jumlah 1632 kk dan prsentasi perkembangan untuk jumlah keluarga
yang ada di desa kace adalah 2,22% kk laki-laki dan 5,75% kk wanita.
3. Migrasi (perpindahan)
Warga negara asing yang tinggal di desa batu belubang . Terdapat berbagai etnis
di desa batu belubang diantaranya :
a. Batak, terdapat 2 orang laki-laki dan 2 orang perempuan.
b. Melayu, dari etnis melayu terdapat 76 laki-laki dan 84 perempuan
c. Minang, terdapat 1 orang laki-laki
d. Betawi, terdapat 1 orang laki-laki
e. Jawa, 3 0rang laki-laki dan 3 orang perempuan
f. Afrika, 2 orang laki-laki
g. Amerika, 2 orang perempuan
h. Air mati, 1 orang laki-laki
i. Melayu asa, 1 orang perempuan
j. Melayu ban, 2567 orang laki-laki 2464 orang perempuan
k. Melayu del, 3 orang laki-laki dan 3 orang perempuan
l. Melayu sem, 1 orang perempuan
4. Mobilitas Sosial
Menurut bapak Samsir selaku Direktur Bundes Desa Batu Belubang beliau
mengatakan bahwa kegiatan sosial yang ada di desa kace antara lain seperti :
jumat bersih, gotong royong bersama remaja masjid, lomba dalam rangka
memperingati hari kemerdekaan desa batu belubang ini pula memiliki sebuah
pelayanan masyarakat yang membantu meningkatkan kesehatan masyarakat di
desa tersebut dengan menyediakan posyandu anggur, posyandu mangga,
poskesdes batu belubang, dan juga terdapat posbindu tempat peayanan lansia
untuk emningkatkan kesehatan masyarakat tersebut. Kegiatan yang ada tersebut
selalu berjalan dengan rutin setiap bulannya.
5. Agama desa kace
Menurut buku Profil desa batu belubang mencakup berbagai agama yang saling
menguatkan antar pemeluk masing-masing walapun mayoritas agama di desa batu
belubang ini adalah agama islam, serta untuk agama lain terdapat agama kristen,
dan agama katholik. Dengan adanya perbedaan agama tersebut masyarakat desa
batu belubang dapat saling menghormati antar perbedaan dan saling menyatukan.
6. Kebudayaan di desa kace
Menurut hasil wawancara kami bersama Direktur Bundes bapak Samsiar, bahwa
masyarakat masih menggunakan adat kebudayaan yang lama ,terutama acara
nganggung untuk memperingati 1 muharram, sedekah ruah yang masih dijalankan,
juga terdapat beberapa kebudayaan yang unik di desa kace di antaranya lebaran
dalam memperingati nisfu sya’ban (ruah kubur), dan lebaran saat Maulid nabi
Muhammad SAW. Selain itu , di desa batu belubang juga terdapat kegiatan
memberikan bantuan bagi masyarakat yang mengalami musibah terutama
kematian.
Pak Samsir pun berkata “ untuk desa batu belubang ini yang paling fanatik dari
masyarakatnya yang berbeda agama ini adalah sebuah kekeluargaan yang
harmonis dan tentram.
6. Pendidikan penduduk desa batu belubang
Menurut bapak Samsiar, selaku Direktur Bundes desa batu belubang, bahwa
pendidikan yang ada di desa batu belubang ini rata-rata mayoritasnya bersekolah,
pendidikan yang ada berupa paud anggur, Tk anggur, SD 10, terdapat sekolah
madrasah serta terdapat smp 2 Pangkalan baru. Di desa batu belubang ini masih
terdapat kekurangan pendidikan yaitu belum terdapat SMA ( sekolah menengah
atas), untuk lanjutannya dari SMP (sekolah menengah pertama) mereka
bersekolah di desa lain, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk menjadi suatu
hambatan bagi mereka untuk bersekolah dan memperoleh sebuah pendidikan.
Dulu, masyarakat ini masih enggan untuk menyekolahkan tinggi pendidikan
anaknya, karena memikirkan sebuah biaya tetap untuk sekrang sudah mulai
berkembang dan mulai tinggi peningkatannya mengenai pendidikan, mereka bisa
menyekolahkan tinggi anak-anaknya dengan bebrapa jalur yaitu jalur beasiswa
yang bakal menuntun orang-orang yang mau berpendidikan tinggi dan menggapai
sebuah cita-citanya menjadi generasi yang lebih baik.
7. Mata pencaharian masyarakat
Menurut bapak Samsiar, dikarenakan desa batu belubang merupakan desa yang
dekat dengan laut , maka masyarakat desa batu belubang memiliki mata
pencaharian mayoritas sebagai pelaut, adapula yang bekerja sebagai petani Dan
dapat dilihat disepanjang jalan desa batu belubang ada beberapa masyarakat yang
membuka toko baik toko sembako maupun toko bangunan dan sebagainya.
8. Pelayanan kesehatan
Menurut bapak Samsir, di desa batu belubang ini terdapat sebuah tempat
pelayanan yaitu puskesmas, dimana di desa ini pula terdapat posyandu, poskesdes,
dan posbindu, ketiga pelayanan ini saling bekrja sama dengan pihak puskesmas
dimana tujuannya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat desa batu belubang.
Posbindu sebagai pemeriksaan lansia ini dilakukan dalam satu bulan 2 kali
dilakukan, untuk pemeriksaan sebuah penyakit yang tidak diketahui dan
meningkatkan kesehatan.

9. Tempat wisata
Menurut bapak Samsir, di desa batu belubang ini terdapat tempat wisata yang
sering dikunjungi masyarakat yang berupa pantai yang dinamakan dengan “pantai
tapak antu”, dimana nama pantai tapak antu tersebut asal muasalnya terdapat
sebuah telapak besar di batu tersebut, sehingga sampai sekarang telapak itu masih
ada dan di jadikan tempat wisata yang bernama pantai tapak antu. Jarak tempat
wisata ini berkisah kurang lebih sekitar 100 km, dan dibentuk pada tahun 2013
yang sampai sekarang masih ramai dikunjungi.

Anda mungkin juga menyukai